Disusun Oleh:
Titis Sofi Hanifa H1E114229
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada umat-Nya. Atas berkat-Nya pula penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Sifat dan Susunan
Atmosfer” ini tepat pada waktunya. Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kesehatan Lingkungan. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Nopi Stiyati Prihatni ST., MT. selaku dosen mata kuliah Teknologi Konservasi
Lingkungan
Saya menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena
itu, saya selaku penulis sekaligus penyusun mengharapkan kritik, saran, bimbingan serta
nasihat yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan saya semoga
makalah ini bermanfaat bagi saya tersendiri serta bagi pembaca dalam meningkatkan
pengetahuan dan prestasi belajar.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Lahan basah adalah wilayah daratan yang digenangi air atau memiliki kandungan
air yang tinggi, baik permanen maupun musiman. Ekosistemnya mencakup rawa, danau,
sungai, hutan mangrove, hutan gambut, hutan banjir, limpasan banjir, pesisir, sawah,
hingga terumbu karang. Lahan ini bisa ada di perairan tawar, payau maupun asin, proses
pembentukannya bisa alami maupun buatan. Lahan basah memiliki keunikan tersendiri
dan khas dibanding sumberdaya lahan lainnya. Lahan basah pada umumnya merupakan
wilayah yang sangat produktif dan mempunyai keanekaragaman yang tinggi, baik
keanekaragaman hayati maupun non hayati, sehingga diyakini bahwa lahan basah
merupakan salah satu sistem penyangga kehidupan yang sangat potensial.
Salah satunya yaitu sungai. Sungai adalah aliran air yang besar dan
memanjang yang mengalir secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir
(muara) dan biasanya dibuat oleh alam. Sungai biasanya bisa dilayari. Sungai
memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, seperti sebagai pengendali
banjir, sebagai pengairan lahan pertanian, sebagai mata pencaharian bagi nelayan,
sebagai sarana transportasi, sebagai tempat untuk mendapatkan air, dan
sebagainya.
Untuk mengetahui maksud dan fungsi dari lahan basah serta inventaris sungai
Balangan Kalimantan Selatan yang termasuk dari bagian lahan basah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. . Lahan basah pesisir dan lautan, terdiri dari 11 tipe antara lain terumbu karang
dan estuari.
2. Lahan basah daratan, terdiri dari 20 tipe antara lain sungai dan danau.
3. Lahan basah buatan, terdiri dari 9 tipe antara lain tambak dan kolam pengolahan
limbah
Tiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia, dan biologi,
seperti tanah, air, spesies tumbuhan dan hewan, serta zat hara. Proses yang terjadi antar-
komponen dan di dalam tiap komponen membuat lahan basah dapat mengerjakan
fungsi-fungsi tertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat memiliki tanda
pengenal khas pada skala ekosistem. Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah
yang merupakan lahan yang subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi
menjadi lahan-lahan pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan,
maupun sebagai wilayah transmigrasi. Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak
kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah seperti buaya, kura-kura,
biawak, ular, aneka jenis kodok, dan berbagai macam ikan hingga ke ratusan
jenis burung dan mamalia, termasuk pula harimau dan gajah.
Secara garis besar fungsi dan manfaat lahan basah terhadap manusia dan
lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Pengisian kembali air tanah, yang terutama dijalankan oleh dataran banjir, rawa air
tanah danau, lahan gambut dan hutan rawa.
2. Pelepasan air tanah
3. Penambatan sedimen, bahan beracun dan hara
4. Rekreasi dan turisme
5. Pengendalian banjir, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali sistem
pantai terbuka (Dijalankan Oleh semua bentuk lahan basah).
6. Pengukuran garis tepilaut (shoreline) dan pengendalian erosi, yang terutama
dijalankan oleh estuari, kewasan mangrove, sistem pantai terbuka, dataran banjir dan
rawa air tawar.
7. Ekspor biomassa, yang dijalankan oleh semua bentuk lahan basah, kecuali lahan
gambut.
8. Perlindungan terhadap badai dan pematah angin, yang terutama dijalankan oleh
estuary kawasan mangrove, sistem pantai terbuka dan hutan rawa.
9. Pengukuhan iklim mikro, yang terutama dijalankan oleh kawasan mangrove, dataran
banjir, rawa air tawar, danau dan hutan rawa
2.2 Fungsi Lahan Basah pada Daerah Aliran Sungai
Perannya dilihat dari kuantitas yang cukup dan seimbang yaitu, lahan basah dapat
diibaratkan sebagai spoon (busa) raksasa, yakni pada musim hujan, dia akan menyerap air
dan jika terjadi kelebihan maka air tersebut akan dialirkan menjadi air tanah (Ground
water). Pada musim kering air dari lahan basah akan dikeluarkan untuk dimanfaatkan.
Sementara itu dari segi kualitas air, peran dari lahan basah adalah menahan atau
menyaring sampah-sampah baik yang mengadung racun untuk dan pada saat air tersebut
keluar maka akan menjadi air murni (Aquatic). Dari segi sedimentasi yang dibawa oleh
run off, maka lahan basah juga menahan unsur-unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh
tanaman, juga menahan endapan agar tidak terbawa oleh arus sungai yang akan
menyebabkan pendangkalan.
a) Sub lapisan tanah di wilayah Kabupaten Balangan rata-rata terdiri dari lempung
merah berbatu;
b) Dari hasil analisa saringan, lempung ini sedikit bercampur dengan kira-kira
21,2% pasir. Rata-rata harga koefisien kohesi (c) berkisar antara 0,80-0,85
kg/cm², Sedangkan sudut geser dalamnya (Æ) antara 16-18,5°; dan
c) Dari hasil sondir dapat diinterpretasikan bahwa tanah keras berada 8,2 meter di
bawah permukaan tanah.
Tanaman yang dapat tumbuh di sebantaran sungai balangai yaitu kelapa, bamboo,
pohon rumbia, pohon pidada. Di setiap lokasi begitu banyak bambu yang tumbuh
misalnya didaerah dekat dengan aliran sungai, tebing-tebing ataupun di pinggir pinggir
danau. Jika kita perhatikan pertumbuhan bambu begitu cepat berkembang di daerah
daerah yang dingin dan agak lembab. Tanaman bambu di Indonesia ditemukan mulai dari
dataran rendah sampai pegunungan. Pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka
dan daerahnya bebas dari genangan air. Tanaman bambu hidup merumpun, mempunyai
ruas dan buku.
Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah
lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m
dpl. Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu
yang luas. Dari rimpangnya muncul daun-daun majemuk menyirip khas palma, tegak atau
hampir tegak, menjulang hingga 9 m di atas tanah. Panjang tangkainya 1-1,5 m; dengan
kulit yang mengkilap dan keras, berwarna hijau pada yang muda gabus, memiliki akar
rimpang yang panjang dan bercabang-cabang; tinggi tajuk 10 m atau lebih dan diameter
batang mencapai 60 cm. Daun-daun besar, majemuk menyirip, panjang hingga 7 m,
dengan panjang anak daun lk. 1.5 m; bertangkai panjang dan berpelepah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan
air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau
seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke
dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan
gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau
atau asin. Perlunya memperhatikan lahan basah didalam pengelolaan DAS, karena tanpa
lahan basah pengelolaan DAS akan semakin kompleks yakni, akan banyak peningkatan
genangan air, yang pada akhirnya menyebabkan banjir, jika dalam jumlahnya besar,
penurunan kualitas air, dan kerusakan habitat baik tumbuhan dan hewan.
Balangan adalah sebuah sungai (batang air) yang melintasi dan mengalir di wilayah
Kabupaten Balangan . sungai balangan memiliki panjang 30 KM, lebar 50 M, kedalaman
rata-rata 3,5 M. Tanaman yang dapat tumbuh di sebantaran sungai balangai yaitu kelapa,
bamboo, pohon rumbia, pohon pidada. Perikanan yang dapat dikembangkan di kabupaten
Balangan sepanjang aliran sungai Balangan Komoditas yang dikembangkan oleh
masyarakat setempat yaitu ikan patin, mas dan nila. Perikanan budi daya yang akan
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor adalah ikan
betutu yang terdapat di kecamatan Paringin (Baruh Bahinu Dalam)
3.2 Saran
Wetlands merupakan kunci didalam pengelolaan yang optimal dari suatu DAS,
sebagai pelindung yang cukup penting bagi ekosistim - ekosistim yang ada didalam
wilayah DAS tersebut. Alam mampu me-restore sendiri (secara alami), asalkan didukung
oleh aktitas manusia yang tetap memperhatikan daya dukung lingkungan
DAFTAR PUSTAKA