Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN SISTEM KONTROL

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Ahmad Trio Ikhsan (05021381823076)
2. Duanti Milta Duari (05021381823075)
3. Geovani Delfiero (05021381823087)
4. Heru Yanto (05021381823074)
5. Muhammad Gilang Andrala (05021381823069)
6. Rapi Agustri (05021381823077)
7. Siti Kukuh Salsabila (05021381823060)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1................................................................................................................... Latar
Belakang................................................................................................... 1
1.2................................................................................................................... Tujua
n................................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1. Suhu......................................................................................................... 3
2.2. Kelembaban Udara.................................................................................. 4
2.3. Pengukuran.............................................................................................. 5
2.4. Termometer............................................................................................. 5
2.5. Hygrometer.............................................................................................. 5
2.6. Higrometer Termometer ......................................................................... 5
2.7. Sensor SHT11.......................................................................................... 5
BAB 3 METODOLOGI................................................................................ 7
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................. 7
3.2. Cara Kerja................................................................................................ 7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 8
4.1. Hasil......................................................................................................... 11
4.2. Pembahasan............................................................................................. 11
BAB 5 PENUTUP......................................................................................... 13
5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 13
5.2. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14
LAMPIRAN...................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada keseharian dalam beraktivitas seseorang membutuhkan tempat atau
ruangan yang nyaman agar dapat berkonsentrasi pada suatu bidang yang
dikerjakannya. Salah satu faktor kenyamanan dalam beraktifitas pada suatu
ruangan ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana proses tersebut
dilakukan. Suhu dan kelembaban udara ruangan dinilai sangat mempengaruhi
kelancaran proses tersebut. Pemantauan suhu dan kelembaban udara mempunyai
peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya
pada sistem peringatan dini, prakiraan cuaca, maupun pengontrolan suatu proses.
Contohnya dalam bidang industri pangan maupun pertanian, pemantauan suhu
dan kelembaban udara pada sangatlah penting untuk dilakukan dalam menjaga
mutu suatu produksi tersebut maupun sistem pertanian. Kemudian, pemantauan
suhu dan kelembaban udara di rumah kaca juga diperlukan karena suhu dan
kelembaban udara merupakan faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sektor pangan merupakan bagian strategis dari pembangunan nasional.
Pemantapan ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan pembangunan sektor
pertanian, karena menyangkut unsur ketersediaan pangan yang merupakan hasil
dan usaha peningkatan produksi pertanian. Upaya ini pernah tercapai dengan
program swa sembada pangan nasional. Pada hakikatnya semua jenis bahan
makanan secara alami telah mengandung sejumlah besar mikroorganisme yang
terdiri dari bakteri, ragi dan jamur yang datang melalui udara, tanah maupun
kontaminasi lainnya. Mampu tidaknya mikroorganisme tersebut tumbuh dan
berkembang tergantung pada faktor lingkungan, faktor ligkungan tersebut dapat
berasal dari suhu dan kelembaban udara pada tempat bahan makanan/bahan hasil
pertanian tersebut di simpan. Pola penyimpanan bahan pangan ditingkat petani
umumnya masih sederhana, dengan kondisi gudang yang kurang memperhatikan
syarat-syarat gudang penyimpanan seperti letak gudang, kodisi ruangan
penyimpanan, kondisi bangunan, serta sistem penumpukan barang yang akan
disimpan. Penyimpanan adalah suatu cara pengamanan bahan yang selalu
berkaitan dengan waktu. Suhu, kelembaban dan kadar air merupakan unsur iklim
mikro yang sangat berpengaruh terhadap proses penyimpanan hasil pertanian.
Ketiga faktor tersebut dapat dijadikan penentu keberhasilan penyimpanan atau
baik buruknya kualitas penyimpanan suatu bahan pertanian.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi suhu.
2. Untuk mengetahui definisi kelembaban udara.
3. Untuk mengetahui definisi pengukuran.
4. Untuk mengetahui definisi termometer.
5. Untuk mengetahui definisi hygrometer.
6. Untuk mengetahui definisi higrometer termometer.
7. Untuk mengetahui definisi Sensor SHT11.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung
menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi
maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Suhu
menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa
getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu
benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, satuan suhu adalah Kelvin (K).
Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Panas atau kalor adalah
energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI untuk panas adalah juole.
Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda
memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau
molekul penyusunnya. Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda.
Ketika dua benda dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar
energi internal sampai suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang
disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar. Suhu merupakan ukuran atau
derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu di definisikan sebagai
suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau lebih yang
berada dalam kesetimbangan termal. Jika panas dialirkan pada suhu benda, maka
suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas.
Akan tetpi hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu tidak merupakan
suatu konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas
dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacity)
yang dimiliki oleh benda penerima tersebut. Suatu benda yang dalam keadaan
panas dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang
dalam keadaan dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah. Perubahan suhu
benda, baik menjadi lebih panas atau menjadi lebih dingin biasanya diikuti dengan
perubahan bentuk atau wujudnya (Supu, 2016).
Perubahan suhu selama penyimpanan dapat diukur dengan menggunakan
termometer, pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer bola
basah dan termometer bola kering pada suhu lingkungan. Tinggi rendahnya
perubahan suhu yang terjadi pada siang hari selain di pengaruhi oleh intensitas
matahari, juga dipengaruhi oleh konstruksi bangunan yang menggunakan seng
sebagai atap dan dinding. Dimana kita tahu bahwa seng dapat meghantarkan
panas yang diterimanya dan meneruskanya ke tempat yang panasnya kurang
sehingga mencapai keseimbangan kondisi udara (panas). Selain cepat
menghantarkan panas, seng juga cepat membuang panas yang diterimanya agar
kondisi udara di sekitar seng yang menerima panas maupun yang membuang
panas untuk mendapatkan kondisi udara (panas) yang seimbang (Hadi, 2013).

2.2 Kelembaban Udara


Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang
disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh
temperatur. Jika tekanan uap parsial sama dengan tekanan uap air yang jenuh
maka akan terjadi pemadatan. Secara matematis kelembaban relatif (RH)
didefinisikan sebagai presentase perbandingan antara tekanan uap air parsial
dengan tekanan uap air jenuh. Kelembaban dapat diartikan dalam beberapa cara.
Relative Humidity secara umum mampu mewakili pengertian kelembaban
(Indarwati, 2019).
Kelembaban merupakan jumlah uap air yang terkandung dalam udara.
Berdasarkan fungsinya kelembaban berperan penting di bidang perkebunan dan
pertanian karena menjadi faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman. Dan juga
sebaliknya, kelembaban yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Kondisi kelembaban yang berlebihan dapat menyebabkan produktifitas
kerja manusia cenderung menurun karena keadaan yang tidak nyaman seperti
terlalu dingin atau terlalu panas. Suhu nyaman thermal untuk orang Indonesia
berada pada rentang suhu 22,8°C - 25,8°C dengan kelembaban 70% jika lebih dari
itu dapat berdampak negatif pada kehidupan, karena jika derajat kelembaban
udara (RH) diatas 70% maka bakteri dan mikroorganisme mudah berkembangbiak
sehingga mengganggu kesehatan manusia (Yohana, 2017).
Kelembaban lingkungan ruangan sangat berpengaruh pada efektivitas
kegiatan atau bahkan dalam pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang terlalu
panas atau terlalu lembab, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh dan dapat
menyebabkan keletihan terlalu dini sedangkan pada lingkungan yang terlalu
dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat motorik
tubuh yang disebabkan oleh timbulnya kekakuan fisik tubuh (Izzatul, 2016).
Kelembaban relatif atau kelembaban nisbi didefinisikan sebagai perbandingan
antara tekanan parsial uap air yang di udara dengan tekanan uap jenuh pada suhu
yang sama. yang secara langsung dapat digunakan dengan penelitian cukup tinggi
sling psychometric dan hygrometer. Pengukuran kelembaban udara di dalam
ruangan dan di luar ruangan dilakukan dengan menggunakan hygrometer yang
diukur 5 kali sehari pada waktu yang telah ditentukan. Pengukuran tersebut
dilakukan minimum 3 kali ulangan dengan kondisi hari yang sama yaitu hari yang
cerah. Salah satu cara untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban
relatif, yaitu perbandingan antara tekanan uap air aktual (yang terukur) dengan
tekanan uap air pada kondisi jenuh. Kelembaban udara dinyatakan dalam satuan
persen. Kelembaban udara juga dapat diketahui dari Psychometric chart atau
Psychometric calculate dengan menggunakan data suhu bola basah dan suhu bola
kering. Kelembaban udara ruangan dipengaruhi oleh suhu ruang penyimpanan,
semakin tinggi suhu ruang penyimpanan maka kelembaban udara pada ruang
penyimpanan tersebut akan menjadi rendah karena aktivitas air dalam udara
sedikit dan juga intensitas cahaya matahari yang diterima ruangan cukup tinggi,
begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah suhu ruang penyimpanan maka
kelembaban udara pada ruang penyimpanan semakin tinggi yang disebabkan oleh
aktivitas air dalam udara tinggi dan intensitas cahaya matahari yang diterima
gudang sangat sedikit. (Hadi, 2013).

2.3 Pengukuran
Pengukuran adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke dalam
bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran. Pemberian
angka tersebut, dalam praktek dapat dicapai dengan membandingkan alat tersebut
yang dianggap sebagai standar atau membandingkan besaran yang diukur dengan
sebuah skala yang telah diterai atau dikalibrasi. Hasil pengukuran tergantung pada
alat yang dipergunakan sebagi perbandingan penunjukkan seseorang yang
melakukan pengukuran dan cara melaksanakan pengukuran. Kesalahan pada
pengukuran perlu diperhatikan karena tidak ada hasil pengukuran yang benar-
benar tepat dengan mempelajari error kesalahan dapat dikurangi. Dengan
melakukan proses pengukuran yang benar, maka hal tersebut dapat meminimalisir
kesalahan dalam hasil pengukuran, sehinggan memperoleh hasil pengukuran yang
benar dan akurat (Muhammad, 2016).

2.4 Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo
yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Termometer
merupakan salah satu alat ukut suhu yang sudah sering kita temui. Termometer ini
bekerja dengan memanfaatkan perubahan-perbahan sifat termometrik suatu benda
ketika benda tersebut mengalami perubahan suhu. Perubahan sifat termometrik
suatu benda ini menunjukkan adanya perubahan suhu benda, dan dengan
melakukan kalibrasi atau penetralan tertentu terhadap sifat termometrik yang
teramati dan terukur, maka nilai suhu benda dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Tidak semua sifat termometrik benda yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
termometer. Artinya, perubahan sifat termometrik terhadap perubahan suhu harus
bersifat tetap atau linier, sehingga peneraan skala termometer dapat dibuat lebih
mudah dan termometer tersebut nantinya juga dapat digunakan untuk mengukur
suhu secara teliti. Untuk dapat mengkuantitatifkan hasil dari pengukuran suhu
dengan menggunakan termometer maka diperlukan angka-angka dan skala-skala
tertentu. Penetapan skala yang terpenting adalah penetapan titik tetap bawah dan
titik tetap atas sebagai titik acuan pembuatan skala-skala dalam termometer.
Untuk penetapan titik tetap bawah sebuah termometer pada umumnya dipilih titik
beku air murni pada tekanan normal, yaitu suhu campuran antara es dan air murni
pada tekanan normal. Sedangkan penetapan titik tetap atas sebuah termometer
umumnya dipilih titik didih air murni, yaitu suhu ketika air murni mendidih pada
tekanan normal. Satuan pengukurannya yang paling sering digunakan dalam
termometer adalah derajat Celcius (Supu, 2016).

2.5 Hygrometer
Hygrometer merupakan alat untuk mengukur kelembaban udara. Hygrometer
berasal dari bahasa Yunani yaitu hugros yang berarti lembab dan metreo berarti
mengukur. Sedangkan thermohygro adalah sebuah alat untuk mengukur suhu
udara dan kelembaban, baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Ada
beberapa jenis hygrometer, misalnya hygrometer titik jenuh. Cara kerjanya
berdasarkan suhu titik jenuh udara pada saat kondensasi contohya hygrometer
listrik, bekerja berdasarkan pertambahan panjang rambut jika udara makin
lembab. Bertambah panjangnya rambut ini digunakan untuk menggeserkan jarum
penunjuk skala, sehingga kelembaban udara dapat diketahui. Satuan pengukuran
untuk Hygrometer adalah Persentase (Indarwati, 2019).

2.6 Higrometer Termometer


Higrometer Termometer adalah sebuah alat yang menggabungkan antara
fungsi termometer dengan higrometer yaitu alat untuk mengukur suhu udara dan
kelembaban, baik di ruang tertutup ataupun di luar ruangan. Ukurannya beragam,
ada yang sedikit lebih besar dari korek gas, ada pula yang seukuran telepon
genggam. Pada umumnya kita lebih mengenal termometer daripada higrometer,
karena fungsinya sebagai pengukur suhu sering dipakai dalam dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan higrometer relatif jarang terdengar bagi orang awam
karena ia hanya berguna untuk mengukur kelembaban udara baik di dalam
maupun di luar ruangan. Alat higrometer termometer ini dapat dipakai untuk
mengukur suhu udara dan kelembaban baik di ruang tertutup maupun diluar
ruangan. Dengan adanya higrometer termometer yang dilengkapi dengan
penyimpanan data, user dapat melihat suhu dan kelembaban ruangan pada saat itu
dan data-data suhu dan kelembaban akan tersimpan rapi di dalam SD card tanpa
harus mencatat namun akan tetap bisa terpantau. (Amalia, 2015).

2.7 Sensor SHT11


Sensor suhu dan kelembaban SHT11 merupakan modul sensor suhu dan
kelembaban relatif dari Sensirion. Modul ini dapat digunakan sebagai alat
pengindera suhu dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu dan kelembaban
ruangan maupun aplikasi pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan.
Mengukur suhu dari -40°C hingga +123,8°C dan kelembaban relatif dari 0% RH
hingga 100% RH. (Amalia, 2015).
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 09 maret 2020 pukul
15.00 WIB – 16.00 WIB
Praktikum dilaksanakan di ruang RKC 1105 di Fakultas pertanian,
Universitas Negri Sriwijaya.

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari alat higrometer termometer yaitu :
1. Letakkan ujung sensor ke benda yang akan di ukur.
2. Catat nilai In, Out dan Rh.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Saku Jaket Normal Max Min

1 In 28,9°C 33,5°C 27,6°C

2 Out 31,6°C 35,7°C 20,4°C

3 Rh 63% 88% 59%

No Sepatu Normal Max Min

1 In 28,9°C 33,5°C 27,6°C

2 Out 31,8°C 35,7°C 20,4°C

3 Rh 65% 88% 59%

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu praktikum Instrumensasi dan Sistem kontrol
dimana pada praktikum kali ini para praktikan melakukan percobaan dengan
menggunakan alat yang bernama higrometer termometer dimana alat ini adalah
alat yang mempunyai dua indikator pengukuran yaitu termometer dan higrometer.
Dimana yang telah kita ketahui termometer sendiri berfungsi untuk mengukur
suhu pada suatu ruangan, sedangkan higrometer berfungsi untuk mengukur
kelembaban pada suatu ruangan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa higrometer
termometer berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban di suatu tempat baik
itu indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar ruangan). Proses pengukuran
dengan menggunakan alat higrometer termometer terdapat dua skala yang satu
menunjukan tempatur dan yang satu lagi menunjukkan kelembaban. Higrometer
termometer terbagi menjadi dua jenis yaitu higrometer termometer analog dan
higrometer termometer digital. Higrometer Termometer digital menunjukkan
suhu dan kelembaban dengan angka yang jelas seperti jam tangan digital,
sedangkan higrometer termometer analog dapat menunjukkan suhu dan
kelembaban dengan jarum jam, Pada praktikum kali ini praktikum menggunakan
thermometer hygrometer digital clock HTC-2 .Alat ini sendiri berbentuk kotak
berwarna putih dan bagian pinggir layar berwarna hitam dan mempunyai kabel
dengan ujung sensor dan layar untuk memperlihatkan hasil dari suhu yang akan di
lihat suhu dan kelembapannya, yang di mana kemudian para praktikan
melakukan percobaan dengan 2 (dua) benda dimana atau objek dimana pada
praktikum ini di bagi menjadi beberapa kelompok dimana dalam satu kelompok
terdiri dari 7 orang mahasisawa dimana pada praktikum kali ini seperti biasanya
para praktikan melakukan percobaan dengan tugas masing masing dimana ada
yang melakukan percobaan, ada yang melihat hasil, ada yang mencatat hasil dan
juga ada yang melakukan sesi dokomentasi. Pada praktikum dengan
menggunakan thermometer hgyrometer kelompok kami yaitu kelompok 2 dan
menguji dua benda dimana benda atau objek yang kami uji tersebut adalah Saku
jaket dan juga sepatu . Dari ke dua benda yang akan di uji ini yang pertama di uji
yaitu saku jaket, saku jaket yang di gunakan yaitu saku jaket kelompok kami
sendiri yaitu teman kelompok kami yang bernama Heru Yanto, yang kemudian di
dapatkan hasil pertama yaitu In yang mendapatkan hasil Normal sebesar 28,9℃
dan mendapat hasil maksimum 33, 5 ° C dan hasil minimum27,6 ° C . Kemudian di
lakukan percobaan ke dua masih menggunakan saku jaket yang kemudian di
dapatkan Out dengan hasil Normal sebesar 31,6℃ hasil maximum sebesar 35,7℃
dan hasil minimum 20,4℃ dimana hasil In dan Out sangat jelas perbedaan
suhunya secara signifikan kemudian hasil Rh% dimana didapatkan hasil Normal
sebesar 63% hasil maksimum sebesar 88% dan hasil minimum sebesar 59%. Lalu
kemudian di lanjutkan dengan percobaan dengan menggunakan percobaan
selanjutnya atau percobaan ke 2 yaitu dengan menggunakan sepatu, dimana sepatu
yang di gunakan yaitu sepatu olahraga yang tertutup yang di gunakan oleh
kelompok kami sendiri yaitu Rapi Agustri yang kemudian di lakukan percobaan
ke satu dan mendapatkan hasil In dimana suhu normal yaitu sebesar 28,9℃ dan
kemudian mendapat hasil maksimum sebesar 33,5℃ kemudian hasil minimum
sebesar 27,6℃. Kemudian percobaan selanjutnya yaitu untuk mendapatkan hasil
keluaran atau Out 31,8℃hasil maksimum 35,7℃ dan di dapatkan hasil minimum
sebesar 20,4℃ kemudian uji ke tiga dengan menggunakan alat yang sama yaitu
untuk melihat hasil Rh% dimana kemudian di dapatkan hasil normal sebesar 65%
hasil maximum sebesar 88% dan hasil minimum sebesar 59%. Maka dapat di
simpulkan bahwa kedua benda yang menjadi objek penelitian ini mempunyai suhu
normal yang sama dan juga hasil dari In, Out dan juga Rh% yang sama dapat di
lihat dari hasil dari percobaan pertama dan kedua dimana nilai normal, maksmum
dan juga nilai minimum dua benda yang menjadi objek penelitian ini tidak
terdapat perbedaan sama sekali baik pada penelitian dengan menggunakan saku
jaket dan juga menggunakan sepatu orahraga, jadi percobaan kami ini hanya
menguji objek dengan alat thermometer hygrometer di indoor atau di dalam
ruangan saja. Pada praktikum ini alat atau objek yang di uji tiap perkelompok
berbeda beda dimana kelompok kelompok lainnya menggunakan objek suhu
tubuh dan ada juga yang menggunakan objek yang lainnya di karnakan para
asisten tidak menentukan objek yang ingin di lakukan pengujian oleh para
praktikum, karena pada praktikum ini para asisten membebaskan objek apa saja
yangingin di lakukan percobaan oleh para mahasiswa yang ingin melakukan
praktikum atau pengujian.
Pada praktikum kali ini kami menggunakan alat hygrometer thermometer
yang digunakan untuk mengetahui perbandingan suhu lingkungan dan suhu yang
akan diukur. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container)
penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry
box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan mencegah pertumbuhan
jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Berdasarkan suhu titik jenuh
udara pada saat kondensasi contohya hygrometer listrik, bekerja berdasarkan
pertambahan panjang rambut jika udara makin lembab. Bertambah panjangnya
rambut ini digunakan untuk menggeserkan jarum penunjuk skala, sehingga
kelembaban udara dapat diketahui. Untuk penggunaannya dengan meletakkan di
tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya.
Skala kelembaban biasanya ditandai dengan % (persen) dan suhu dengan derajat
Celcius. Satuan pengukuran untuk Hygrometer adalah Persentase (%). Prinsip
kerja dari Hygrometer yaitu dengan menggunakan dua Thermometer.
Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang
kedua untuk mengukur suhu udara jenuh atau lembab (bagian bawah
Thermometer diliputi kain atau kapas yang basah). Cara membacanya juga sama,
bias dilihat pada raksa pada termometer yang satu untuk mengukur kelembaban
dan yang lainnya mengukur suhu. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran
dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang
berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipas alat tersebut
dengan secarik kertas atau kipas. Bagian-bagian dari hygrometer thermometer
diantaranya yaitu layar LCD, tombol mode, tombol memory, dan tombol adjust.
Pada layar LCD terdapat In, Out dan jam atau RH. In adalah untuk mengetahui
suhu lingkungan dan Out adalah untuk mengetahui suhu yang diukur. Adapun
kegunaan dari tombol mode yaitu untuk mengubah kelembaban ataupun jam,
tombol memory digunakan untuk mengkonversi Celcius ataupun Fahrenheit dan
minimal ataupun maksima, dan yang terakhir tombol adjust digunakan untuk
mengatur jam.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu :
1. Higrometer termometer memiliki ketelitian yang tinggi sehingga cocok
digunakan untuk mengukur suhu suatu benda.
2. Karena memiliki sensor yang terletak diluar sehingga memudahkan higrometer
termometer untuk mengukur suhu dan kelembaban ditempat yang susah
dijangkau.
3. Higrometer termometer dapat mengukur suhu dan kelembaban sekaligus.
4. Semakin tinggi kelembaban udara, semakin banyak uap air terkandung
didalamnya sehingga suhu menjadi lebih dingin.
5. Adanya perbedaan hasil pengukuran pada benda yang sama karena kepekaan
alat ukur.

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu sebaiknya dilakukan penambahan alat
yang digunakan untuk praktikum, agar praktikum terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Aziza, Hanifah Rahmi Fajrin, Agus Susilo Wibowo. 2015.


Thermohygrometer With Data Storage For Monitoring Operatie Kamer.
Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah.
Hadi Purnama. 2013. Keterkaitan Suhu Dan Kelembaban Udara Ruang
Penyimpanan Terhadap Kadar Air Jagung Pada Bangunan Penyimpanan
(Studi Kasus Pada Gudang K.U.D. Di Desa Pringgasela Kecamatan
Pringgasela). Nusa Tenggara Barat : Universitas Mataram.
Indarwati Sri, Sri Mulyo Bondan Respati Dan Darmanto. 2019. Kebutuhan Daya
Pada Air Conditioner Saat Terjadi Perbedaan Suhu Dan Kelembaban. Jurnal
Momentum. 15(1) : 91-95.
Izzatul Hannif Islam. 2016. Sistem Kendali Suhu Dan Pemantauan Kelembaban
Udara Ruangan Berbasis Arduino Uno Dengan Menggunakan Sensor
DHT22 Dan Passive Infrared (PIR). Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal). 5 : 1-6.
Muhammad. 2016. Pengukuran Dengan Multimeter. Palembang : Politeknik
Negri Sriwijaya.
Supu. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material Yang
Berbeda. Jurnal Dinamika. 7(1) : 62-73.
Yohana Eflita, Bambang Yuniantoa, Ade Eva Dianab. 2017. Simulasi Distribusi
Temperatur Dan Kelembaban Relatif Ruangan Dari Sistem Dehumidifikasi
Menggunakan Computational Fluids Dynamics (CFD). Jurnal Rotasi.
19(1) : 1-11.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai