Anda di halaman 1dari 5

Review/Comment Jurnal :

TEKNIK PENGOLAHAN AIR BERSIH


DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT (DOWNFLOW)
YANG BERSUMBER DARI SUNGAI MUSI
(Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang-Prabumulih KM. 32 Indralaya,Sumatera Selatan)

Abstrak Jurnal yang berjudul sistem pengolahan air bersih dengan sistem saringan
pasir lambat (down flow) yang bersumber dari sungai musi ini berisikan
tentang cara pengolahan air bersih secara sederhana yang dilakukan
dengan alat alat yang sederhana pula guna memperoleh kualitar air yang
bersih. Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan dua Bahasa
yaitu Bahasa inggris (Bahasa Internasional) dan Bahasa Indonesia. Secara
keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topik bahasan yang
dibahas dalam jurnal ini, yang mana menurut saya pembaca menjadi
mudah memahami jurnal.
Pendahuluan Pada bagian ini peneliti menegaskan bahwa air bersih merupakan
kebutuhan utama dalam keberlangsungan semua mahluk hidup dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementrian lingkungan Hidup (KLH)
pada tahun 2014 bahwa 70 – 75 % sungai di 33 provinsi Indonesia telah
tercemar yang salah satunya adalah sungai musi. Pada bagian ini pula
peneliti ingin menjelaskan bahwa salah satu metode alternatif sederhana
yang tentunya relatif murah dan yang dapat di gunakan untuk memperoleh
air bersih adalah down fall system. Ini merupakan suatu metode pemurnian
air dengan menggunakan media pasir yang telah diayak. Pada bagian ini
pula peneliti ingin mengetahui/menganalisa kualitas air sungai musi yang
meliputi kekeruhan,pH, bau dan rasa. Peneliti juga ingin mengetahui
efektivitas dari ketebalan pasir, kualitas pasir yang digunakan serta waktu
yang dibutuhkan untuk memperoleh air bersih dengan mengunakan sistem
pasir lambat (SPL). Menurut saya, sejauh ini bahasa yang digunakan oleh
penulis sangat sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.
Tinjauan Dalam jurnal ini peneliti berusaha menjabarkan apa saja yang menjadi
Pustaka persyaratan air bersih menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO yang
meliputi dua syarat yaitu syarat fisik yang meliputi kekekuhan, bau dan rasa
dan syarat bakteriologi yang meliputi bakteri dan virus. Dan salah satu
metode pengolahan yang dapat dapat mengurangi semua faktor - faktor
fisik dan dan bakteriologi tersebut adalah dengan menggunakan filtrasi
SPL.
Metode Langkah - langkah yang dilakukan oleh peneliti merupakan yaitu sebagai
penelitian berikut:
1. Melakukan pengujian kualitas Air Sungai Musi Palembang sebelum
filtrasi untuk mendapatkan data awal bau, rasa, pH dan kekeruhan
air. Pengujian dilakukan di Laboratorium Dasar Bersama Universitas
Sriwijaya
2. Melakukan pengujian berat jenis pasir untuk menentukan apakah
pasir memenuhi persyaratan sebagai pasir saringan. Berat Jenis
yang diperolehantara 2,55 gr/cm3 - 2,65 gr/cm3 (SNI 3981-2008).
3. Melakukan Analisa Butiran Pasir dengan menggunakan ayakan No.
4, 8, 16, 40, 50, 60, 100. Analisa dilakukan untuk mencari ukuran
efektif dan koefisien keseragaman media filter pasir Sungai Musi.
Menentukan ketebalan pasir penyaring yaitu 60 cm – 100 cm (SNI
3981-2008), penelitian ini menggunakan 3 variasi ketebalan pasir
penyaring yaitu 60 cm, 65 cm dan 70 cm.
4. Pembuatan Alat Pengolahan Air Sistem Pasir Lambat (SPL) sesuai
dengan SNI 3981:2008.
5. Melakukan Filtrasi Air Sungai Musi Palembang dengan Alat
Pengolahan Air Sistem Pasir Lambat yang telah dibuat
menggunakan dengan 3 variasi ketebalan pasir penyaring yaitu 60
cm, 65 cm dan 70 cm.
6. Melakukan penghitungan debit, kecepatan serta waktu yang
diperlukan sistem SPL dalam mengolah air menjadi air bersih.
7. Melakukan pengujian kualitas Air Sungai Musi Palembang setelah
filtrasi di Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya.
Hasil dan Penulis membagi sub pokok bahasan menjadi empat bagian, yaitu :
pembahasan 1. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Musi yang meliputi bau,
rasa, pH dan kekeruhan.
2. Hasil Pemeriksaan Kualitas Pasir yang meliputi Hasil Pemeriksaan
Berat Jenis Pasir Sungai dan Pemeriksaan Analisa Saringan Pasir
3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Setelah Filtrasi.
4. Hasil Pemeriksaan Waktu yang diperlukanpada Sistem Saringan
Pasir Lambat (SPL)
Dalam sub pokok bahasan diatas penulis menjelaskan dengan sangat rinci
bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan, metode yang di pakai, serta
penyajian hasil yang lengkap (tabel / grafik) Pembahasan yang dilakukan
oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca.
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan menjelaskan bahwa
denggan menggunakan pengelolaan SPL maka akan diperoleh air yang
bersih serta berkurangnya pH air sehingga air dapat layak digunakan
namun masih belum diketahui apakah air tersebut dapat diminum langsung
atau tidak.
Kekuatan Te Teori dan model analisis yang diguakan cukup tepat serta bahasa yang
Penelitian digunakan oleh peneliti mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh
pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami.
Kelemahan Dalam jurnal ini ada hal yang menurut saya menjadi kelemahan sehingga
penelitian menjadi kurang relevan yaitu pada kajian teori dan metode penelitian.
Dalam penelitian ini tidak di sebutkan apakah setelah dilakukan filtrasi
faktor bakteriologi air juga dapat berkurang atau tidak serta kurangnya
variabel penelitian seperti COD dan BOD nya. Di samping itu pada
penelitian ini masih belum diketahui juga apakah bau dan rasa juga dapat
berkurang setelah dilakukan penyaringan sebab air yang di gunakan
tidaklah berbau dan berasa.
BAGAIMANAKAH JIKA DI APLIKASIKAN UNTUK SUNGAI KAHAYAN DI KALIMANTAN
TENGAH?

Pada ulasan jurnal di atas telah dikatakan bahwa salah satu cara untuk memperoleh
air bersih adalah dengan menggunakan alternatif sederhana saringan pasir lambat. Namun
Bagaimana jika metode pengolahan tersebut di aplikasikan pada sungai kahayan di
jalimantan tengah?
Sungai Kahayan merupakan salah satu sungai besar yang memiliki panjang lebih
kurang 600 km. Sungai ini melalui 2 kabupaten dan 1 kota yaitu Kota Palangka Raya yang
merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Tengah. Khususnya di Kecamatan Pahandut, Kota
Palangka Raya Sungai Kahayan ini sangat bermanfaat besar bagi masyarakat. Mengingat
sungai ini merupakan salah sumber air bagi warga Kota Palangka Raya dan tidak sedikit
masyarakat yang berada di tepian sungai memanfaatkan langsung air sungai ini untuk
kebutuhan hidup sehari-hari.
Sungai Kahayan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kegiatan baik untuk
pertanian, peternakan, perindustrian, penambangan, perikanan tangkap dan budidaya,
transportasi dan pemukiman. Selain dapat menimbulkan dampak positif juga dampak negatif
yaitu sebagai tempat terakumulasinya berbagai macam limbah. Aktivitas yang dilakukan
masyarakat ditepian Sungai Kahayan yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai, antara
lain kegiatan perikanan dengan menggunakan keramba, kegiatan industri, sarana
transportasi, kegiatan pemanfaatan air untuk MCK (Mandi Cuci Kakus), penambangan emas
tanpa ijin yang berada dibagian hulu dan lain sebagainya.
Limbah merkuri pada DAS Kahayan kandungannya 4,218 miligram per liter.
Sementara itu, di DAS Kecamatan Sebakul dengan kadar tercemar limbah merkuri sebesar
1,298 miligram per liter, untuk 2012. Sementara di DAS Kahayan, kosentrasi merkuri tinggi
antara 2,966 hingga 4,687 mikro gram per liter ditemukan di Bawan, Tanjung Sanggalang,
Tumbang Rungan, Jembatan Kahayan, Jabiren, dan Pulang Pisau.
Menurut saya, Pengaplikasian metode tersebut tidaklah terlalu efektif mengingat
bahwa di sungai kahayan notabene sudah tercemar oleh berbagai macam kegiatan manusia
seperti penambangan liar dan yang lainnya. Sebab metode yang digunakan tersebut hanya
berpengaruh nyata pada tingkat kekeruhanan, bau dan rasa saja (dari penelitian lain) dan
masih belum diketahui apakah juga dapat mengurangi kandungan merkuri dan bahan bahan
berbahaya lainnya atau tidak.
REFERENSI :

Susila Nyata. 2015. Dampak Pencemaran Air Sungai Kahayan pada Usaha Budidaya Ikan
Karamba di Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangkaraya. Palangkaraya

Darmasetiawan. 2001. Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air, Bandung: Yayasan
Suryono.

http://radaronline.co.id/2014/06/06/mari-selamatkan-sungai-kahayan-dari-pencemaran-
limbah-dan-merkuri/

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html

Anda mungkin juga menyukai