Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN UNIT 4 (300-400 MW) PLTU 3 BANTEN

DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

Disusun Oleh:
Faisal Farabi (5213415042)
Nur Arif Majid (5213415052)
LATAR BELAKANG
Guna memenuhi kebutuhan energi listrik untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi regional dan kecukupan suplai listrik di wilayah DKI Jakarta dan
Provinsi Banten serta sejalan dengan “Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(RUPTL) tahun 2012‐2021”, maka PT PLN (Persero) merencanakan untuk
membangun PLTU Lontar Unit #4 (Coal Fired Steam Power Plant) berkapasitas
300 – 400 MW, yang merupakan pengembangan dari PLTU 3 Banten yang sudah
ada saat iniberkapasitas 3 x 315 MW.
3

LOKASI
Pembangunan PLTU Unit #4
(1 x 300 ‐ 400 MW) berada
pada sisi timur área PLTU (3 x
315 MW) eksisting dalam
hamparan lahan sekitar 20 ha,
yang secara administrasi
berada di Desa Lontar,
Kecamatan Kemiri, Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten
4

LUAS PENGGUNAAN LAHAN PLTU 3 BANTEN


Kebutuhan Batubara
Konsumsi batubara untuk Pengembangan Unit #4 (1 x
300 – 400 MW) dihitung dari hasil Simulasi “Siklus Gate”.
Dari hasil simulasi dapat diperoleh estimasi konsumsi batubara
untuk empat unit pembangkit listrik seperti yang ditunjukkan
pada Tabel di bawah ini.

Kebutuhan Air Proses


Air baku untuk Pengembangan unit #4 (1 x 300‐400
MW) akan dipasok dari air laut melalui proses
desalinasi. Jumlah air laut yang akan digunakan sekitar
48.600 m3/jam ( 48,6 ton/jam) untuk sistem air
pendingin dan sekitar 60 m3/jam untuk system air
pembangkit
6

SISTEM K3
Standar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja akan mengikuti Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor : Per‐ 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3, Disamping peraturan

tersebut di atas, standar K3 lainnya yang akan diterapkan sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia adalah :
• SNI 19‐0231‐1987: Kegiatan Konstruksi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• SNI 19‐1953‐1990: Bongkar Muat (Pelabuhan), Pedoman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
• SNI 19‐3993‐1981: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tentang
Keselamatan Kerja Las Busur Listrik
• SNI 19‐3994‐1981: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
• SNI 19‐3995‐1995: Pedoman K3 Pada Pembangkit Listrik
7

BATAS WILAYAH STUDI


8

BATAS PROYEK
Batas proyek guna menetapkan ruang dan horizon waktu studi Adendum ANDAL,
RKL‐RPK kegiatan Pengembangan Unit #4 (1 x 300‐400 MW) PLTU 3 Banten (3 x 315 MW)
diterapkan berdasarkan batas batas fisik Iahan yang digunakan meliputi batas lahan tapak
PLUT sebesar 133.003 ha.
• Utara : Laut jawa
• Timur : Tambak Penduduk
• Barat : Tambak Penduduk-S. Cimanceuri
• Selatan : Ruas Jalan Kronjo-Permukiman
9

BATAS EKOLOGI
dispersi penyebaran suhu air di perairan Pantai Laut Jawa, dominan ke arah utara sejauh
± 1 km dari outlet limbah cair PLTU dan ± 1,0 Km ke arah timur, akan membatasi batas
wilayah studi ekologi perairan.

BATAS SOSIAL
Batas sosial kehidupan masyarakat di sekltar PLTU 3 Banten ditandai oleh peluang kerja
dan peluang usaha yang diciptakan oleh kegiatan PLTU 3 Banten secara berkelanjutan.
Ruang tersebut mencakup desa‐desa dimana tapak proyek PLTU berada di kecamatan Kemiri
yaitu: Desa Lontar dan Desa Karanganyar.
DAMPAK DAN EVALUASI
No Kegiatan Prakonstruksi Dampak Evaluasi
1 Penyampaian informasi kepada Persepsi positif dan Negatif Penyampaian informasi rencana
masyarakat sekitar dan instansi masyarakat pembangunan PLTU Unit #4 dilakukan untuk
terkait rencana pembangunan Unit memperoleh saran masukan dari
#4 masyarakat dan instansi terkait
No. Kegiatan Konstruksi Dampak Evaluasi
1 Mobilisasi tenaga Kerja Kesempatan Kerja dan Alokasi tenaga kerja lokal sesuai
persepsi positif masyarakat kemampuan dan kebutuhan

Pengoperasian basecamp Penurunan kualitas air laut, • Basecamp akan dilengkapi toilet
biota perairan dan sanitasi portable,
lingkungan • Sampah dipilah menjadi organik dan
anorganik
• Sampah dikumpulkan ke TPS secara
periodik

2 Kegiatan mobilisasi alat dan Bangkitan lalu lintas darat Prosedur mengacu SK Dirjen Perhubungan
material kerja melalui jalur darat Darat No.: SK.726/AJ.307/DRJD/ 2004 dan
(ruas jalan Kronjo) berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan,
Kegiatan mobilisasi alat melalui - Frekuensi mobilisasi 1 – 2 trip perbulan
jalur laut
DAMPAK DAN EVALUASI
No. Kegiatan Konstruksi Dampak Evaluasi
4 Pekerjaan sipil Penurunan kualitas air Pengerukan perluasan jetty dilakukan setelah
Perpanjangan/penigkata laut pemasangan dinding alur sehingga TSS tidak
n kapasitas jetty menyebar
Pembangunan cerobong Gangguan Kawasan Pembangunan mengacu surat rekomendasi
keselamatan operasional Dirjen perhubungan udara
penerbangan AU.929/DTBU.129/II/2007
(KKOP)
5 Pekerjaan Mekanikal Resiko K3 Standar yang digunakan mengacu SNI dan SI
Elektrikal
6 Pembangunan Kualitas udara dan Menggunakan dengan tingkat kebisingan dan
Infrasutuktur penunjang kebisingan emisi memenuhi standar

Landscaping: RTH dan Biota darat dan Menggunakan tanaman yang berpotensi
taman Kesehatan lingkungan menyerap polutan udara, air, dan tanah

7 Commissioning Kualitas udara, intensitas Pengujian keragaan sistem pembangkit dan


kebisingan, kualitas air system penanganan emisi dan limbah
DAMPAK DAN EVALUASI
No. Kegiatan Operasi Dampak Evaluasi
1 Penerimaan tenaga kerja Kesempatan Kesempatan kerja merupakan hal yang
tambahan kerja diharapkan masyarakat
2 Pembangunan cerobong Penurunan Penurunan udara pada saat loading-unloading
kualitas udara pada arah angina dominan
Bangunan Jetty Perubahan pola Penggunaan pelindung pantai pada area yang
arus, abrasi, dan rawan abrasi, dan revegtasi pada area
sedimentasi tersedimentasi
3 Operasional Turbin Penurunan -
kualitas udara

4 Sistem penggunaan air Penurunan Unit desalinasi menggunakan filtrasi


kualitas air laut

5 Pembuangan limbah bahan dari Penigkatan suhu Sistem menggunakan sirkulasi cooling tower
condenser air laur
DAMPAK DAN EVALUASI
No. Kegiatan Operasi Dampak Evaluasi

6 Penanganan abu (fly & bottom Penurunan Pengelolaan abu menggunakan EP, abu
ash) Kualitas udara dimanfaatkan pihak ketiga sebagai bahan baku

7 Operasi waste water treatment Penurunan -


plant (WWTP) kualitas air laut
dan tambak
8 Penanganan limbah B3 & minyak Penurunan Pengelolaan limbah B3 yang dilengkapi izin KLH
kualitas air laut
9 Operasi sanitary waste Penurunan Limbah diolah di sanitary sewage treatment
treatment plant (SSTP) kualitas air laut (SSTP)

10 Penanganan sampah domestik Penurunan Sampah diangkut ke TPA dan berkoordinasi


sanitasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan
lingkungan
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai