Anda di halaman 1dari 18

ANALISA KONVERSI ENERGI PADA PEMBANGKIT STEAM UNTUK PROSES

ENERGI DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT II DUMAI-RIAU

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

Oleh :

DWIKI IMANNUSA
11655101176

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... I-1


1.1 Latar Belakang...................................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. I-2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... I-2
1.4 Batasan Masalah ................................................................................................... I-2
BAB II SASARAN DAN MANFAAT ................................................................. II-1
2.1 Sasaran ................................................................................................................ II-1
2.2 Manfaat ............................................................................................................... II-2
BAB III PT. PERTAMINA .................................................................................... III-1
3.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan .......................................................................... III-1
3.2 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. III-3
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................................... III-3
3.4 Tugas dan Fungsi Masing-Masing Bagian ........................................................ III-3
BAB IV TEORI .......................................................................................................... IV-1
4.1 Pengertian PLTG ............................................................................................... IV-1
4.2 Komponen pada PLTG ...................................................................................... IV-1
4.3 Prinsip Kerja PLTG ........................................................................................... IV-2
BAB V LANGKAH KERJA ................................................................................... V-1
5.1 Pengenalan Perusahaan....................................................................................... V-1
5.2 Survei Lapangan ................................................................................................. V-1
5.3 Studi Literatur ..................................................................................................... V-1
5.4 Pengumpulan Data .............................................................................................. V-1
5.5 Penyusunan Laporan .......................................................................................... V-2
DAFTAR PUSTAKA

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 PLTG/MG Balai Pungut ................................................................................ III-2


3.2 Struktur Organisasi PT. PLN Sektor Pembangkitan Pekanbaru ............................ III-3

ii
BAB I
Latar Belakang

1.1 Latar Belakang


Energi memiliki peran yang sangat krusial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
bahkan di dunia industri kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan.
Kebutuhan energi terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kegiatan
pembangunan ekonomi suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Sumber energi yang
terkandung di Indonesia diyakini belum mampu dimaksimalkan secara sempurna untuk
memenuhi kebutuhan energi nasional, hal ini mengakibatkan masih adanya daerah-
daerah di Indonesia yang belum dialiri energi secara total. Pengolahan kekayaan
sumber daya energi yang ada di Indonesia dengan baik dan tepat akan menghasilkan
energi yang cukup bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

I-1
BAB II
SASARAN DAN MANFAAT

2.1. Sasaran
2.1.1. Bagi Mahasiswa
Sasaran kerja praktek ini bagi mahasiswa antara lain adalah :
a. Dapat memahami berbagai aspek perusahaan seperti: aspek teknik, organisasi,
ekonomi, persediaan dan sebagainya.
b. Mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke dunia profesinya setelah menamatkan
pendidikan di Jurusan Teknik Elektro.
c. Mahasiswa mengenal dan mempelajari tingkah laku (attitude), kemampuan
berkomunikasi (Communication Skill), dan kerjasama (teamwork) yang diperlukan
dalam mengembangkan interpersonal skill (human relation) di dunia kerja.

2.1.2. Bagi Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau


Sasaran kerja praktek bagi jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau antara lain adalah :
a. Sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku
b. Menjalin komunikasi produktif antara jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau
degnan dunia kerja
c Menjalin kerja sama perusahaan dengan jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau.

2.1.3. Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek (KP)


Sasaran kerja praktek bagi institusi tempat kerja praktek antara lain adalah :
a. Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan di bidang
pendidikan.
b. Memberi peluang pada perusahaan dalam merekrut pegawai yang sesuai dengan
tuntutan, secara efektif dan efisien
c. Laporan kerja praktek dapat di jadikan bahan usulan atau masukan dalam
pemecahan masalah-masalah di perusahaan

I-1
d. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang melakukan
kerja praktek.

2.2. Manfaat
Adapun Pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan memberi beberapa manfaat sebagai
berikut:
a. Mahasiwa dapat megaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang di peroleh di bangku
perkuliahan.
b. Mampu menganalisa permasalahan yang terjadi dan mencari penyelesaian masalah
untuk perbaikan.
c. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai dunia perusahaan.
d. Memperoleh pengalaman mengenai kondisi kerja sehingga mampu beradaptasi dengan
dunia kerja.

I-1
BAB III
PT PERTAMINA (PERSERO)

3.1 Profil Perusahaan


3.1.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU II Dumai
Pembangunan kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai dilaksanakan mulai 20 April
1969 atas dasar persetujuan “Turn Key Project” yaitu hasil kerjasama Pertamina dengan
Far East Sumitomo Sloye Kaisha (Kontraktor Jepang), kilang ini dikukuhkan dalam surat
keputusan Ditektur Utama PT Pertamina (Persero) Nomor 334/ Kps/ DM/ 1967.
Unit pertama yang didirikan adalah Crude Distilation Unit (CDU/ 100) yang selesai
pada Juni 1971. Pada tanggal 14 Agustus 1971 kilang ini menjalani uji coba dan
diresmikan oleh Presiden R.I Soeharto pada 9 September 1971 dengan nama “Kilang Putri
Tujuh”. Unit ini dirancang untuk mengolah minyak mentah jenis Sumatera Light Crude
(SLC) dengan kapasitas 100.000 barrel/hari. Produk yang dihasilkan dari kilang ini antara
lain: Naphtha, Kerosene, Solar/ Automotive Diesel Oil (ADO), Bottom Product berupa
55% volume Low Sulphur Wax Residu (LSWR) untuk diekspor ke Jepang dan Amerika
Serikat.
Pada tahun 1972 dilakukan perluasan Kilang Putri Tujuh untuk mendapatkan produk
lainnya berupa Premium dan Mogas Component dengan mendirikan Plant atau Unit
Proses: Hydrocarbon Unit, Naphtha Rerun Unit (NRU), Platforming Unit, dan Mogas
Component Blending Plant.
Karena perkembangan ekonomi dalam negeri yang makin meningkat, maka
kebutuhan BBM pun semakin tinggi. Untuk mengurangi ketergantungan BBM ke luar
negeri, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk membangun kilang baru yang
berfungsi untuk mengolah LSWR menjadi bahan bakar yang siap pakai. Kilang baru ini
diberi nama Hydrocracker unit bertujuan untuk mengolah residu hasil dari topping unit
(CDU) pada Kilang Putri Tujuh dan Kilang Sei. Pakning.
Pada tanggal 12 November 1979 berdasarkan surat keputusan Dirjen Migas No.
0731/ Kpts/ DM/ 1979 dibentuk tim studi pengembangan kilang yang terdiri dari unsur-
unsur Dirjen Migas dan pertamina yang mengkaji dan melakukan studi untuk
kemungkinan dilakukannya perluasan Kilang Putri Tujuh. Dengan berpedoman kepada
Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 55/ Kpts/ Pertam/ 1980, tim
pengkaji merekomendasi untuk pelaksanaan proyek tersebut.

I-1
Pada tahun 1980 ditandatangani perjanjian lisensi dan proses disain untuk kilang
antara Pertamina dan Universal Oil Production (UOP) Amerika Serikat sebagai pemegang
hak paten. Selanjutnya pada tanggal 27 April 1981, kontrak proyek perluasan kilang
Dumai ditandatangani antara Pertamina dan Technicas Reunicas Centunion (TRC) Spanyol
sebagai kontraktor pertama proyek dan sub kontraknya adalah Daelimdan Hyundai serta
beberapa perusahaan dalam negeri.
Perluasan kilang Dumai diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 16 februari 1984.
Tabel 1. Unit-Unit Pengolahan di RU II Dumai
No Nama Proses Unit
1 High Vacum Unit 110
2 Delayed Coker Unit 140
3 Coke Calcining Unit 170
4 Distillate Hydrotreater Unit 220
5 Naphtha Hydrotreating Unit 200
6 Platforming Unit 300
7 CCR Platforming Unit 310
8 Hydrocracker Unibon 211/ 212
9 Hydrogen Plant Unit 701/ 702
10 Amine & LPG Recovery Unit 410
11 Sour Water Stripper Unit 840
12 Fasilitas Penunjang Operasi Kilang (Utilities)
13 Fasilitas Tanki Penimbun dan Dermaga Baru
Dengan beroperasinya Kilang Pertamina RU II Dumai, saat ini telah memproduksi
beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) diantanya: Premium, Jet-Petroleum Grade C,
Aviation Turbine fuel, Kerosene, Automotive Diesel Oil, sedangkan produk non-BBMnya
berupa LPG dan Calsined Coke.
Selain produk di atas, juga diproduksi Jet Pertoleum Grade 5 (JP-5), yang digunakan
sebagai bahan bakar pesawat tempur jenis F-16, yang produksinya tergantung permintaan
dalam dan luar negeri.
Seiring dengan kebutuhan bahan bakar minyak nasional yang semakin tinggi, pada
tahun 1992 dilakukan beberapa modifikasi peralatan kilang sehingga kapasitas olah kilang
Pertamina RU II Dumai dinaikkan menjadi 120.000 Barrel/ hari.

I-1
Pada tahun 2007 dilakukan kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan untuk
membangun kilang Lube Base Oil yang tujuannya untuk memanfaatkan produk bottom
Hydrocracking Unit dan memperoleh produk bahan baku minyak pelumas sehingga kilang
ini lebih menguntungkan.
Bahan baku yang diolah oleh kilang Pertamina RU II Dumai adalah minyak mentah
produksi PT. Chevron Pasific Indonesia yang dihasilkan dari ladang minyak Duri (Duri
Crude) dan Minas (Minas Crude) dengan perbandingan 85% volume Minas Crude dan
15% volume Duri Crude. Sedangkan Kilang RU II Sei. Pakning yang menjadi satu sistem
integrasi dengan kilang yang ada di Dumai, mengolah minyak mentah jenis Handil dan
Lirik Crude yang merupakan produksi dari Pertamina Unit Eksplorasi Produksi (UEP) II
Lirik Riau dengan kapasitas desain 50.000 barrel perhari. Dan untuk proses selanjutnya
dikirim ke Dumai via tanker atau kapal laut.

3.2 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) RU II Dumai

3.2.1 Visi
a) Menjadi kilang minyak dan petrokimia yang kompetitif di Asia Tenggara.

3.2.2 Misi
a) Melakukan usaha dibidang pengolahan minyak bumi dan petrokimia yang dikelola
secara profesional dan kompetitif berdasarkan tata nilai 6C (clean,competition,
confident, costumer focus, commercial, capable) untuk memberikan nilai tambah
lebih tinggi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan lingkungan.

I-1
3.3 Struktur Organisasi

3.4 Tugas dan Fungsi Masing-Masing Bagian


3.4.1 Manager Engineering and Development
Engineering bertugas dan bertanggung jawab mengkoordinir rencana kerja/
anggaran, melakukan audit dan administrasi kontrak, memberi saran/ rekomendasi dalam
upaya mengatasi masalah operasi dan pengembangan guna tercapainya target-target
pengolahan secara efektif dan efisien, serta mengkoordinasi pembinaan pegawai di
lingkungan operasi.

3.4.2 Manager Procurement


Procurement bertugas dan bertanggung jawab atas kelancaran operasi pelabuhan
khususnya minyak, operasi perkapalan tanker-tanker, transportasi produk kilang dan
peralatan telekomunikasi. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap kontrak-kontrak.

3.4.3 Manager Reliability


Reliability bertanggung jawab terhadap kehandalan kilang. Bagian ini
mengendalikan seluruh kegiatan bagian inspeksi Unit Reliabilitas yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan evaluasi
pemeriksaan, penguji peralatan stationary, memberikan saran/ rekomendasi dalam rangka
meyakinkan kondisi layak operasi peralatan kilang dan peralatan penunjang lainnya di PT.

I-1
Pertamina (Persero) RU II Dumai sesuai dengan standar/ code dan peraturan pemerintah
yang berlaku.

3.4.4 Manager General Affairs


General Affairs berfungsi dan bertanggung jawab atas pembinaan sumber daya
manusia dan fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, serta layanan jasa
manajemen yang meliputi, fungsi organisasi dan tata laksana, personalia, kesehatan,
hukum, hubungan kepemerintahan, masyarakat dan security.

3.4.5 Manager Healt Safety Environmental


Healt Safety Environmental (HSE) bertanggung jawab atas ditaatinya Undang-
Undang Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tugas pokoknya yaitu mencegah
dan menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan.

3.4.6 Coordinator Operational Perfomance Improvement


Operational Performance Improvement bertugas mengawasi seluruh operasional
terhadap penyimpangan dan mengembalikan/ meluruskan penyimpangan tersebut ke visi
dan misi Pertamina RU II Dumai.

3.4.7 Senior Manager Operation and Manufacturing


Manager Operation and manufacturing dipimpin oleh seorang Senior Manager
Operation and Manufacturing. Bagian ini bertugas dan bertanggung jawab atas kegiatan
pengolahan minyak mentah menjadi produk serta pemeliharaan peralatan-peralatan
produksi dan engineering.
Eselon ini membawahi bidang-bidang sesuai dengan fungsi masing-masing yaitu :
A. Bidang Production Dumai
Bidang ini berfungsi sebagai pelaksana kegiatan operasi pengolahan minyak
mentah menjadi produk-produk BBM dan Non BBM, sesuai dengan rencana kerja
secara optimal, efektif, dan efisien.
Bidang production Dumai dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh
seorang Manager Production Dumai yang bertanggung jawab atas kelancaran
pengoperasian kilang Pertamina RU II Dumai.

I-1
Dalam melaksanakan tugasnya, bidang kilang dibagi atas 5 bagian masing-
masing dikepalai oleh seorang kepala bagian dengan tugas dan tanggung jawab secara
khusus, yaitu :
a) Hydro Skimming Complex (HSC)
HSC bertugas sebagai penyelenggara kegiatan operasi pengolahan BBM dan
Non BBM untuk mendapatkan hasil yang optimum dan On Spec sesuai
dengan rencana kerja pengolahan, yang meliputi area : Crude Distilation Unit,
Naptha Rerun Unit, Hydrobon Platforming Unit, Naptha Hydro Cracker,
Platforming CCR.
b) Hydro Cracker Complex (HCC)
HCC bertanggung jawab untuk mengoperasikan kilang-kilang unit proses
seperti : Hydro Cracker Unibon, Hydrogen Plant, Anime, LPG Recovery,
Sour Water Stripper, dan Nitrogen Plant.
c) Heavy Oil Complex (HOC)
HOC bertanggung jawab mengoperasikan kilang unit proses seperti : High
Vacum unit, Delayed Coke Unit, Calciner Unit, dan Distilled Hydro Treater
Unit.
d) Oil Movement
Bidang ini bertugas menyelenggarakan kegiatan operasi penerimaan,
pencampuran (blending), penimbunan (tangki), dan penyaluran minyak bumi (crude
oil), produk dan barang-barang setengah jadi, pengaturan pengapalan BBM maupun
Non BBM ke tanker, serta mengelola buangan minyak (slop) dan sarana limbah.
e) Utilities
Utilities bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan operasi. Utilities
dalam penyediaan tenaga uap, air industri, air pendingin, air minum, udara
bertekanan, listrik, serta melaksanakan pengendalian kualitas dan kuantitas bahan-
bahan dan produk utilities.
f) Laboratory
Bertanggung jawab atas kualitas minyak yang dihasilkan dari proses
dan memberikan saran-saran agar operasi berjalan optimum, control spesifikasi
produk dan kualitas unit proses.

I-1
B. Manager Production Sel.Pakning
Bidang ini berfungsi sebagai pelaksana kegiatan operasi pengolahan minyak mentah
menjadi produk-produk BBM dan Non BBM area Sei. Pakning, sesuai dengan rencana
kerja secara optimal, efektif dan efisien.

C. Manager Refinery Planning dan optimization


Eselon ini bertanggung jawab terhadap perencanaan crude untuk di produksi dan
penjadwalan pemakaian crude untuk diproduksi.

D. Manager Maintenance Execution


Bidang ini dibagi menjadi 5 bagian yang masing-masing dikepalai oleh seorang
kepala bagian :
a) Maintenance Area 1
Bagian ini berfungsi dalam perencanaan koordinasi dan pengawasan
dari pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan, dan modifikasi seluruh peralatan
instrument, stationary mekanik dan listrik untuk menunjang operasi kilang yang
handal, ekonomis, dan efisien sesuai dengan ketentuan-ketentuan perusahaan yang
berlaku.
b) Maintenance Area 2
Bagian ini bertanggung jawab terhadap pemeliharaan pruduksi dari
unit-unit proses, peralatan mekanikan non rotating (stationary) equipment dan
rotating equipment, serta peralatan sipil pada unit-unit proses HSC dan HCC.
c) Maintenance Area 3
Bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan produksi dari unit-unit proses
meliputi peralatan sipil pada unit proses power utilities HDC, utilities excisting,
sebagian oil movement serta penyediaan air bersih dari sungai rokan sampai
dengan kilang.
d) Workshop
Workshop merupakan sarana penunjang untuk melaksanakan perencanaan,
koordinasi dan pengawasan atas kegiatan perbaikan suatu peralatan mechanical
yang mengalami kerusakan.

I-1
e) General Maintenance
General Maintenace yang mempunyai tugas untuk memelihara dan
memperbaiki fasilitas-fasilitas umum yang ada disekitar kilang.

E. Manager Maintenance Planning dan Support


Bidang yang bertugas sebagai pelaksanaan pemeliharaan pengolahan minyak serta
melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

F. Manager Area Pangkalan brandan


Bidang ini bertugas sebagai pelaksana kegiatan operasi pengolahan minyak mentah
menjadi produk-produk BBM dan Non BBM area pangkalan brandan, sesuai dengan
rencana kerja secara optimal, efektif dan efisien.

G. Manager Turn/Around
Eselon ini bertanggung jawab terhadap memperbaiki alat yang rusak ataupun
mengecek keadaan peralatn yang ada.
3.4.8 Manager HR Area/ Business Partner RU II
Eselon ini bertanggung jawab terhadap penggajian karyawan, hubungan industri dan
kesejahteraan karyawan. Disamping itu juga bertanggung jawab terhadap kesehatan
karyawan dan organisasi serta prosedur-prosedurnya.

3.4.9 Manager IT RU Dumai Area


Eselon ini bertugas dan bertanggung jawab atas kelancaran komunikasi dan sistem
komputer serta pengawasan peralatan-peralatan komunikasi.

3.4.10 Manager Keuangan Pengolahan Region-I


Bertanggung jawab terhadap pengolaan tata usaha keuangan dalam rangka
menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan, yang meliputi :
a. Pelaksanaan kebijakan keuangan perusahaan yang telah ditetapkan direksi
sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Mengevaluasi, menganalisis dan mengkonsolidasi seluruh rencana kerja
Laporan keuangan perusahaan, antara lain berupa neraca rugi/laba dan
laporan keuangan / managemen lainnya.

I-1
3.4.11 Director of Pertamina Hospital Dumai
Bertanggung jawab di bidang Kesehatan dan Keselamatan bagi karyawan pertamina.

3.4.12 Manager SPI Daerah I


Bertanggung jawab memeriksa keuangan dan kemungkinan terjadinya
penyimpangan di pertamina.

3.5 Makna PT. Pertamina (Persero)


.

Makna dari logo Pertamina :


1. Warna biru memiliki arti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
2. Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
3. Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
Simbol grafis memiliki arti:
1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk senantiasa
bergerak ke depan, maju dan progresif. Simbol ini juga mengisyaratkan huruf “P”
yakni huruf pertama dari Pertamina.
2. Tiga elemen berwarna melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala yang
merupakan bentuk Negara Indonesia.

I-1
BAB IV
TEORI

I-1
BAB V
LANGKAH KERJA

Langkah kerja dalam pelaksanaan kerja praktek “Analisa Konversi Energi Pada
Pembangkit Steam Untuk Proses Energi di PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II
Dumai-Riau”, meliputi beberapa tahapan yaitu:

5.1 Pengenalan Perusahaan


Pada pengenalan perusahaan ini terdapat beberapa kegiatan, yaitu:
a. Pengenalan perusahaan dan bagian – bagiannya.
b. Pengenalan aturan- aturan perusahaan.
c. Pengenalan alat – alat safety dan yang digunakan.

5.2 Survei Lapangan


Survei lapangan ini merupakan salah satu kegiatan yang pertama kali dilakukan
diarea kerja yaitu dilokasi kerja bersama pembimbing lapangan, dimana disini pembimbing
memperkenalkan area kerja, peraturan-peraturan perusahaan, alat-alat yang menjadi
pembahasan, dan juga menjelaskan alat-alat safety yang digunakan pada saat melakukan
pekerjaan di lapangan. Kita harus mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan guna untuk menjaga keselamatan dan keamanan kerja.

5.3 Studi Literatur


Studi literatur adalah bagian dari langkah yang penulis gunakan untuk mendapatkan
teori-teori yang akan dibahas dalam penelitian. Dengan cara mempelajari referensi-
referensi melalui jurnal maupun data yang telah diberikan oleh perusahaan.

5.4 Pengumpulan Data


Kegiatan pengumpulan data langsung terjun bersama pembimbing Kerja Praktek
(KP) di lapangan untuk memperkenalkan semua area cakupan perusahaan dan bagian
bagian dari sistem kerja dan gangguan pada turbin. Dengan cara observasi dan mengambil
gambar beberapa komponen dari turbin serta dengan melakukan wawancara atau tanya
jawab dengan pembimbing Kerja Praktek (KP).

I-1
5.5 Penyusunan Laporan
Kegiatan penyusunan laporan dilakukan pada minggu-minggu terakhir Kerja Praktek (KP).
Penyusunan laporan dilakukan berdasarkan wawancara dengan pembimbing lapangan dan
melalui referensi dari jurnal maupun data perusahaan. Selanjutnya melakukan penyusunan
laporan sesuai dengan format yang telah ditetapkan pada Panduan Kerja Praktek AC 04 Jurusan
Teknik Elektro UIN Suska Riau.

I-1

Anda mungkin juga menyukai