Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi
Oleh :
DWIKI IMANNUSA
11655101176
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ii
BAB I
Latar Belakang
I-1
BAB II
SASARAN DAN MANFAAT
2.1. Sasaran
2.1.1. Bagi Mahasiswa
Sasaran kerja praktek ini bagi mahasiswa antara lain adalah :
a. Dapat memahami berbagai aspek perusahaan seperti: aspek teknik, organisasi,
ekonomi, persediaan dan sebagainya.
b. Mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke dunia profesinya setelah menamatkan
pendidikan di Jurusan Teknik Elektro.
c. Mahasiswa mengenal dan mempelajari tingkah laku (attitude), kemampuan
berkomunikasi (Communication Skill), dan kerjasama (teamwork) yang diperlukan
dalam mengembangkan interpersonal skill (human relation) di dunia kerja.
I-1
d. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang melakukan
kerja praktek.
2.2. Manfaat
Adapun Pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan memberi beberapa manfaat sebagai
berikut:
a. Mahasiwa dapat megaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang di peroleh di bangku
perkuliahan.
b. Mampu menganalisa permasalahan yang terjadi dan mencari penyelesaian masalah
untuk perbaikan.
c. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai dunia perusahaan.
d. Memperoleh pengalaman mengenai kondisi kerja sehingga mampu beradaptasi dengan
dunia kerja.
I-1
BAB III
PT PERTAMINA (PERSERO)
I-1
Pada tahun 1980 ditandatangani perjanjian lisensi dan proses disain untuk kilang
antara Pertamina dan Universal Oil Production (UOP) Amerika Serikat sebagai pemegang
hak paten. Selanjutnya pada tanggal 27 April 1981, kontrak proyek perluasan kilang
Dumai ditandatangani antara Pertamina dan Technicas Reunicas Centunion (TRC) Spanyol
sebagai kontraktor pertama proyek dan sub kontraknya adalah Daelimdan Hyundai serta
beberapa perusahaan dalam negeri.
Perluasan kilang Dumai diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 16 februari 1984.
Tabel 1. Unit-Unit Pengolahan di RU II Dumai
No Nama Proses Unit
1 High Vacum Unit 110
2 Delayed Coker Unit 140
3 Coke Calcining Unit 170
4 Distillate Hydrotreater Unit 220
5 Naphtha Hydrotreating Unit 200
6 Platforming Unit 300
7 CCR Platforming Unit 310
8 Hydrocracker Unibon 211/ 212
9 Hydrogen Plant Unit 701/ 702
10 Amine & LPG Recovery Unit 410
11 Sour Water Stripper Unit 840
12 Fasilitas Penunjang Operasi Kilang (Utilities)
13 Fasilitas Tanki Penimbun dan Dermaga Baru
Dengan beroperasinya Kilang Pertamina RU II Dumai, saat ini telah memproduksi
beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) diantanya: Premium, Jet-Petroleum Grade C,
Aviation Turbine fuel, Kerosene, Automotive Diesel Oil, sedangkan produk non-BBMnya
berupa LPG dan Calsined Coke.
Selain produk di atas, juga diproduksi Jet Pertoleum Grade 5 (JP-5), yang digunakan
sebagai bahan bakar pesawat tempur jenis F-16, yang produksinya tergantung permintaan
dalam dan luar negeri.
Seiring dengan kebutuhan bahan bakar minyak nasional yang semakin tinggi, pada
tahun 1992 dilakukan beberapa modifikasi peralatan kilang sehingga kapasitas olah kilang
Pertamina RU II Dumai dinaikkan menjadi 120.000 Barrel/ hari.
I-1
Pada tahun 2007 dilakukan kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan untuk
membangun kilang Lube Base Oil yang tujuannya untuk memanfaatkan produk bottom
Hydrocracking Unit dan memperoleh produk bahan baku minyak pelumas sehingga kilang
ini lebih menguntungkan.
Bahan baku yang diolah oleh kilang Pertamina RU II Dumai adalah minyak mentah
produksi PT. Chevron Pasific Indonesia yang dihasilkan dari ladang minyak Duri (Duri
Crude) dan Minas (Minas Crude) dengan perbandingan 85% volume Minas Crude dan
15% volume Duri Crude. Sedangkan Kilang RU II Sei. Pakning yang menjadi satu sistem
integrasi dengan kilang yang ada di Dumai, mengolah minyak mentah jenis Handil dan
Lirik Crude yang merupakan produksi dari Pertamina Unit Eksplorasi Produksi (UEP) II
Lirik Riau dengan kapasitas desain 50.000 barrel perhari. Dan untuk proses selanjutnya
dikirim ke Dumai via tanker atau kapal laut.
3.2.1 Visi
a) Menjadi kilang minyak dan petrokimia yang kompetitif di Asia Tenggara.
3.2.2 Misi
a) Melakukan usaha dibidang pengolahan minyak bumi dan petrokimia yang dikelola
secara profesional dan kompetitif berdasarkan tata nilai 6C (clean,competition,
confident, costumer focus, commercial, capable) untuk memberikan nilai tambah
lebih tinggi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan lingkungan.
I-1
3.3 Struktur Organisasi
I-1
Pertamina (Persero) RU II Dumai sesuai dengan standar/ code dan peraturan pemerintah
yang berlaku.
I-1
Dalam melaksanakan tugasnya, bidang kilang dibagi atas 5 bagian masing-
masing dikepalai oleh seorang kepala bagian dengan tugas dan tanggung jawab secara
khusus, yaitu :
a) Hydro Skimming Complex (HSC)
HSC bertugas sebagai penyelenggara kegiatan operasi pengolahan BBM dan
Non BBM untuk mendapatkan hasil yang optimum dan On Spec sesuai
dengan rencana kerja pengolahan, yang meliputi area : Crude Distilation Unit,
Naptha Rerun Unit, Hydrobon Platforming Unit, Naptha Hydro Cracker,
Platforming CCR.
b) Hydro Cracker Complex (HCC)
HCC bertanggung jawab untuk mengoperasikan kilang-kilang unit proses
seperti : Hydro Cracker Unibon, Hydrogen Plant, Anime, LPG Recovery,
Sour Water Stripper, dan Nitrogen Plant.
c) Heavy Oil Complex (HOC)
HOC bertanggung jawab mengoperasikan kilang unit proses seperti : High
Vacum unit, Delayed Coke Unit, Calciner Unit, dan Distilled Hydro Treater
Unit.
d) Oil Movement
Bidang ini bertugas menyelenggarakan kegiatan operasi penerimaan,
pencampuran (blending), penimbunan (tangki), dan penyaluran minyak bumi (crude
oil), produk dan barang-barang setengah jadi, pengaturan pengapalan BBM maupun
Non BBM ke tanker, serta mengelola buangan minyak (slop) dan sarana limbah.
e) Utilities
Utilities bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan operasi. Utilities
dalam penyediaan tenaga uap, air industri, air pendingin, air minum, udara
bertekanan, listrik, serta melaksanakan pengendalian kualitas dan kuantitas bahan-
bahan dan produk utilities.
f) Laboratory
Bertanggung jawab atas kualitas minyak yang dihasilkan dari proses
dan memberikan saran-saran agar operasi berjalan optimum, control spesifikasi
produk dan kualitas unit proses.
I-1
B. Manager Production Sel.Pakning
Bidang ini berfungsi sebagai pelaksana kegiatan operasi pengolahan minyak mentah
menjadi produk-produk BBM dan Non BBM area Sei. Pakning, sesuai dengan rencana
kerja secara optimal, efektif dan efisien.
I-1
e) General Maintenance
General Maintenace yang mempunyai tugas untuk memelihara dan
memperbaiki fasilitas-fasilitas umum yang ada disekitar kilang.
G. Manager Turn/Around
Eselon ini bertanggung jawab terhadap memperbaiki alat yang rusak ataupun
mengecek keadaan peralatn yang ada.
3.4.8 Manager HR Area/ Business Partner RU II
Eselon ini bertanggung jawab terhadap penggajian karyawan, hubungan industri dan
kesejahteraan karyawan. Disamping itu juga bertanggung jawab terhadap kesehatan
karyawan dan organisasi serta prosedur-prosedurnya.
I-1
3.4.11 Director of Pertamina Hospital Dumai
Bertanggung jawab di bidang Kesehatan dan Keselamatan bagi karyawan pertamina.
I-1
BAB IV
TEORI
I-1
BAB V
LANGKAH KERJA
Langkah kerja dalam pelaksanaan kerja praktek “Analisa Konversi Energi Pada
Pembangkit Steam Untuk Proses Energi di PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit II
Dumai-Riau”, meliputi beberapa tahapan yaitu:
I-1
5.5 Penyusunan Laporan
Kegiatan penyusunan laporan dilakukan pada minggu-minggu terakhir Kerja Praktek (KP).
Penyusunan laporan dilakukan berdasarkan wawancara dengan pembimbing lapangan dan
melalui referensi dari jurnal maupun data perusahaan. Selanjutnya melakukan penyusunan
laporan sesuai dengan format yang telah ditetapkan pada Panduan Kerja Praktek AC 04 Jurusan
Teknik Elektro UIN Suska Riau.
I-1