Anda di halaman 1dari 40

Laporan Kerja Praktek I

PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya pemakaian kertas menyebabkan kebutuhan pulp (bubur kayu)
dan kertas meningkat. Hal ini juga menuntut tingginya kapasitas produksi industri
pulp dan kertas, khususnya di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi di
bidang mesin dan proses, dibutuhkan tenaga ahli yang memiliki potensi dan
integritas tinggi dalam memenuhi permintaan pasar untuk menghasilkan produk
berkualitas baik.
Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas (TPP) merupakan salah satu
program studi di Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) sebagai lembaga
perguruan tinggi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan
memiliki ilmu pengetahuan dibidang industri pulp dan kertas.
Selain mendapatkan ilmu dari proses belajar mengajar selama perkuliahan,
mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori dibidang industri pulp dan
kertas yang diwujudkan dalam Program Kerja Praktik .
Sebagai produk setengah jadi, pulp merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan berbagai jenis kertas. Menghasilkan pulp dengan kualitas baik adalah
target setiap pabrik pulp, termasuk PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (PT
LPPPI). Dikenal sebagai salah satu produsen pulp terbesar di Indonesia, PT
LPPPI menjadi tujuan bagi mahasiswa melaksanakan Kerja Praktik.
Dalam pelaksanaan Kerja Praktik terdapat tugas khusus untuk
mengembangkan potensi mahasiswa sehingga diharapkan siap menghadapi dunia
industri setelah menyelesaikan proses pendidikan.

1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui Kerja Praktik ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan serta wawasan industri pulp dan kertas
secara langsung sebagai aplikasi teori di lapangan.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

b. Untuk mengetahui secara langsung faktor kondisi yang mempengaruhi


kegiatan produksi pulp.
c. Untuk melakukan pertukaran informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi
mahasiswa dan pihak industri yang dituju.

1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami sistem produksi dan gambaran nyata industri
pulp dan kertas sebagai pengalaman dalam pengaplikasian teori.
b. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan teknologi industri pulp dan
kertas di Indonesia sehingga siap mengahadapi dunia industri.
c. Mahasiswa dapat berdiskusi dengan pihak industri dan menganalisa
berbagai permasalahan yang ada di lapangan sehingga menjadi bahan
masukan bagi industri terkait.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kerja Praktik I dilaksanakan oleh penulis di :
Nama Perusahaan : PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry
Alamat Pabrik : Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi,
Indonesia
Tanggal : 1 Juli sampai dengan 29 Juli 2019

1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktik


Ruang lingkup pelaksanaan Kerja Praktik ini terdiri dari:
a. Pemahaman proses pemutihan pulp secara umum.
b. Pendalaman beberapa uji analisa Condensate dan air Fresh water di
laboraturium seksi R/D.
c. Analisa beberapa Control range sebagai tugas khusus Kerja Praktik di
seksi R/D.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

1.6 Metode Kerja Praktik


Adapun metode pelaksanaan dan penyusunan laporan Kerja Praktik pada
PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Penulis melakukan diskusi dan tanya jawab dengan pembimbing dan
karyawan selama Kerja Praktik berlangsung.
b. Observasi lapangan
Penulis mengunjungi unit atau departemen terkait untuk mengamati dan
mempelajari proses produksi pulp dan aspek-aspek lainnya serta
mengambil data untuk diolah dan dianalisis.
c. Studi kepustakaan
Penulis memelajari berbagai buku, jurnal, dan artikel terkait proses
pembuatan pulp sebagai referensi selama pelaksanaan kegiatan Kerja
Praktik.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan


Penulisan laporan Kerja Praktik ini terbagi atas , yaitu :
a. BAB 1 Pendahuluan
Dimulai dengan bab pertama yang memuat latar belakang, tujuan,
manfaat, tempat dan waktu pelaksanaan, ruang lingkup Kerja Praktik,
metode Kerja Praktik, dan sistematika penulisan laporan.
b. BAB 2 Profil PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry
Terdiri dari sejarah dan perkembangan perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi, produk dan pemasaran, serta penghargaan
dan sertifikasi.
c. BAB 3 Tinjauan Pustaka
Pada bab tiga akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan
dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumbernya berupa
bahan baku, dan proses pembuatan pulp.
d. BAB 4 Deskripsi Proses
Pada bab empat akan memuat proses produksi pulp di PT Lontar Papyrus
Pulp & Paper Industry yang terdiri dari pengolahan bahan baku,
pemasakan, pencucian dan penyaringan, pemutihan, pembentukan

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

lembaran pulp, serta pengolahan bahan kimia penunjang seperti chemical


plant, dan chemical recovery plant. Bab ini juga menjelaskan sistem
pengolahan limbah di PT LPPPI.
e. BAB 5 Utilitas
Bab lima akan menjelaskan sistem utilitas yang berisi tentang unit-unit
pendukung proses produksi PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry
seperti unit pengolahan air, penyediaan steam dan pembangkit tenaga
listrik.
f. BAB 6 Tugas Khusus (Optimasi Penggunaan Clean Condensate Dari
Evaporator Plant (Ve#3) Pada Pemutihan Pulp Tahap Do)
Pada bab enam akan membahas mengenai tugas khusus kegiatan Kerja
Praktik yang terdiri dari pendahuluan, dasar teori, metodologi, data dan
pembahasan, serta kesimpulan dan saran.
g. BAB 7 Penutup
Bab tujuh merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan
saran mengenai permasalahan yang penulis angkat terkait pengamatan
selama pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik I.

BAB 2
PROFIL PT LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

2.1 Profil Perusahaan

PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (PT. LPPPI) didirikan di
Republik Indonesia pada tanggal 13 Februari 1974 berkedudukan di Provinsi
Jambi, Sumatera bagian selatan, berjarak 100 kilometer dari selat Malaka yang
membelah pulau Sumatera Indonesia dan Negara Singapura. PT. Lontar Papyrus
Pulp and Paper Industry memulai kegiatan usaha produksi pada tahun 1976 dan
didirikan diatas lahan seluas 1.150 Ha, PT. LPPPI merupakan salah satu dari
beberapa perusahan yang bergerak dibidang usaha produksi pulp, tissue dan
chemical dalam perusahaan induk Asia Pulp and Paper (APP) yang berpusat di
Singapura. PT. LPPPI mulai memproduksi buburan kertas (pulp) pada tahun 1994
dan tissue pada tahun 1998. PT. Wira Karya Sakti (WKS) dan PT. Lontar Papyrus
Pulp and Paper Industry merupakan salah satu pengelola HTI (Hutan Tanaman
Industri) dan produsen pulp tepadu dalam grup APP yang memulai produksi pulp
perdana pada tanggal 6 Juni 1994, sehingga tanggal tersebut ditetepkan sebagai
hari ulang tahun PT. LPPPI dan PT. WKS.

Pada tahun 1975 berdiri PT, WKS berkedudukan di Pekanbaru, Riau yang
bergerak di bidang pengusahaan hutan yang kemudian di ambil alih oleh grup
Sinarmas pada tahun 1990-an dengan masuknya tiga anak perusahaan yaitu PT.
Puri Nusa Eka Persada, PT. Publisitas Perdana dan PT. Pangkalan Usaha Maju.
Usahanya difokuskan pada usaha pembangunan Hutan Tanaman Industri untuk
penyediaan bahan baku pembuatan bubur kertas dan industri pulp.

Grup Sinarmas sendiri mulai mengadakan usaha dibidang perdagangan


sejak kurang lebih 20 tahun yang lalu, dan saat ini menjadi kelompok usaha yang
bergerak dalam berbagai bidang usaha dan berkembang pesat di empat divisi
utama, yaitu divisi bubur kertas, perkebunan, jasa keuangan dan real estate.
Keberadaan PT. WKS – LPPPI saat itu memulai sejarahnya tahun 1975 sejak
pendirian PT. Wirakarya di Padang, Sumatera Barat 11 Oktober 1975.

Pada tahun 1992 dimulai pembangunan pabrik pulp dan pulp MC #1 mulai
start up pada bulan juni 1994 dengan hasil produksi komersial dimulai bulan

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Desember 1994. Pada tanggal 1 Maret 1995 PT. WKS dibagi menjadi dua, dimana
untuk pengelolaan hutan tetap dilaksanakan oleh PT. WKS, sedangkan untuk
pengolahan kayu dipabrik dibentuk perusahaan baru yang dikenal dengan nama
PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (PT. LPPPI). Yang mana nama ini
berasal dari sebuah pabrik kertas milik grup Sinarmas di Langsa, Aceh Timur
yaitu PT. Lontar yang berdiri sejak tahun 1977 dengan kapasitas produksi kertas
7.500 ton per tahun.

PT. LPPPI berpusat di desa Tebing Tinggi, Kec. Tebing Tinggi, Kab.
Tanjung Jabung Barat, Jambi. Perusahaan yang sudah berdiri selama 25 tahun ini
telah melakukan langkah-langkah maju untuk kepuasan pelanggan akan kualitas
produk dan telah diadopsi sistem pengolahan mutu dengan diperoleh sertifikat
untuk Quality Management System. Sertifikat yang telah diperoleh PT. Lontar
Papyrus Pulp and Paper Industry:

1. ISO 9002:1994 No. Q5778 pada tanggal 24 Oktober 1995, kemudian


diganti dengan;
2. ISO 9001:2000 No. ID05/0533 tanggal 25 Oktober 2007 atas hasil audit
dari badan sertifikasi SGS Yarsely dari Inggris, kemudian diganti dengan;
3. ISO 9001:2000 No. ID05/0533 tanggal 20 Oktober 2010 atas hasil audit
dari badan sertifikasi SGS Yarsely dari Inggris, kemudian diganti dengan;
4. ISO 9001:2008 No. Certificate ID05/0533 tanggal 24 Oktober 2013 valid
sampai 24 September 2016
5. Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 11
Desember 2008 dengan No: 00170049211208 sebagai jaminan produk
halal kepada konsumen.

Sedangkan untuk kepedulian akan lingkungan telah diterima sertifikat:

1. ISO 14001:1996 No. E10032 tanggal 17 juni 1997, diganti dengan;


2. ISO 14001:2004 No. GB97/10683 pada tanggal 19 Agustus 2006, diganti
dengan;
3. ISO 14001:2004 No. GB97/10683 pada tanggal 19 Agustus 2009 dan
valid sampai dengan 19 Agustus 2012.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

4. ISO 14001:2004 No. ID97/10683 pada tanggal 19 Agustus 2015 dan valid
sampai dengan 19 Agustus 2018
5. Untuk manajemen dan kepedulian tentang sumber daya energi, PT. LPPPI
telah mendapatkan sertifikat ISO 50001:2011 (Energy Management
System) No. TW14/90006 pada tanggal 30 April 2017
6. Penghargaan Industri hijau dan penghargaan PROPER dari kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7. Penghargaan Zero Accident (nihil kecelakaan) dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi

Dalam upaya membuktikan bahwa produk-produk yang dihasilkan


bersumber dari Hutan Lestari dengan kata lain tidak merusak lingkungan, PT.
LPPPI juga meraih beberapa sertifikat sistem Lacak Balak Hasil Hutan antara
lain:

1. Certificate Non-Controversial Wood Manufacturing Enterprise untuk


aktivitas Purchase of Non-Controversial Wood from Verified
Forestplantation, Process and Sales of Non-Controversial Plantation
Wood Pulp (PEFC-Chain of Custody) pada tanggal 04 November 2014
dan valid sampai 04 November 2019.
2. LEI-CoC (Indonesian Ecolabelling Institute std 5001) pada tanggal 30
Agustus 2014 valid sampai 29 Agustus 2019
3. SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu/PHPL) pada 17 agustus 2015
valid sampai 16 Agustus 2018
4. OHSAS 18001:2007 (Sistem Manajemen K3) No. ID 15/03191 pada 30
April 2015 valid sampai 30 April 2018.

Kapasitas produksi pulp PT. LPPPI saat ini sebesar 3.100 ADT/hari
dengan menggnakan metode pemasakan sulfat (Kraft) yang bahan bakunya
berasal dari PT. Wira Karya Sakti dan beberapa Supplier lainnya berupa Acacia
(Mangium, Crassicarpa) dan Eucalyptus. Pulp yang dihasilkan telah melalui
proses pemutihan (bleaching) dengan menggunakan metode (ECF – Elemental
Chlorine Free). Pada tanggal 28 Maret 1998 PT. LPPPI mulai mengoperasikan
pabrik tisu dengan memproduksi tisu jumbo roll jenis toilet tissue, facial tissue,
napkin, dan kitchen towel tissue.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

2.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Gambar 2.1 Peta Lokasi Pabrik

Lokasi PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry memiliki pabrk yang
berkedudukan di desa Tebing Tinggi yang berjarak sekitar 135 km dari Kota
Jambi.

Gambar 2.2 Tata Letak Pabrik

PT. LPPPI berdiri diatas lahan seluas 251.218 heltar dengan tata letak
yang sistematis dan tersusun rapi.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Menjadi produsen bubur kertas (pulp) dan tissue nomor satu di


dunia dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi
memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham,
karyawan dan masyarakat.

b. Misi
 Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia
 Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru
serta penerapan efisiensi pabrik.
 Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.
 Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan
operasional.

2.4 Manajemen Perusahaan


2.4.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. LPPPI berbentuk garis alir kekuasaan dengan


tanggung jawab bertumpu pada setiap tingkatan manajemen. Dimana
keseluruhannya berada dalam satu wadah dan aktivitas, yang mana satu dengan
yang lainnya dituntut suatu kerjasama yang baik dan didukung oleh disiplin yang
tinggi.

Gambar 1.3 Skema organisasi Pt. Lontar papyrus pulp and paper indutry

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Struktur Organisasi di Technical Departement (TED) PT. LPPPI terdiri


dari Quality Control (QC) dan Research Development (RD).

 Unit QC : menganalisa sample produksi pulp final product harian


PT. LPPPI serta melakukan monitoring incoming Bahan Baku Serpih
(BBS).
 Unit RD : melakukan studi riset pengembangan produk dan trial
skala laboratorium dan monitoring plant trial terhadap bahan kimia
baru yang digunakan di proses PT. LPPPI, kalibrasi Equipment,
fasilitas lab dan pulp final product support, Research and problem
solving, Environmental and Consignment test.
Skema struktur organisasi R&D

2.4.2 Tenaga Kerja

Berdasakan data bulan januari 2017, jumlah tenaga kerja PT. LPPPI total
2344 orang dan terdiri dari Tenaga Kerja Indonesia (pribumi) dan Tenaga Kerja
Asing.

2.4.3 Waktu Kerja

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Berdasarkan waktu kerjanya, karyawan dapat dibedakan menjadi


karyawan reguler dan karyawan shift.

1. Jam kerja Reguler

Karyawan yang termasuk reguler adalah mereka yang tidak terlibat


dalam kegiatan produksi secara langsung maupun pengamanan pabrik dan
biasanya karyawan tingkat staf ke atas. jam kerja karyawan reguler adalah
sebagai berikut

 Hari Senin sampai Jumat : 07.00 sampai 17.00 WIB


 Hari Sabtu dan Minggu : libur

2. Jam Kerja Shift


Jam kerja shift berlaku bagi karyawan yang terlibat langsung dalam
kegiatan produksi dan pengamanan pabrik. Jam kerja shift dapat diatur
sebagai berikut:
 Shift pertama : 07.00 sampai 15.00 WIB
 Shift kedua : 15.00 sampai 23.00 WIB
 Shift ketiga : 23.00 sampai 07.00 WIB
 Hari Sabtu, Minggu dan hari libur tetap masuk kerja.

Pengaturan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan kesepakatan kerja


bersama yang telah disahkan oleh pemerintah dalam suatu badan organisasi,
karyawan PT. LPPPI bekerja selama delapan jam satu hari dan 40 jam satu
minggu, kelebihan waktu kerja dihitung sebagai lembur.

2.4.4 Kesejahteraan dan Jaminan Sosial Pekerja

Untuk menunjang kesejahteraan karyawan beserta keluarganya,


perusahaan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dikelola oleh suatu
yayasan. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia antara lain:

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

1. Perumahan dan Mes Karyawan

Perusahaan menyediakan mes yang berlokasi di dekat pabrik sebagai


tempat tinggal karyawan sehingga memudahkan mereka untuk bekerja.
Selain itu terdapat komplek perumahan KPR bagi karyawan PT. LPPPI
yang membawa serta keluarganya.

2. Sekolah

Perusahaan juga membangun sekolah untuk putra dan putri karyawan yang
terdiri dari tingkat playgroup, TK, SD, SMP, dan SMA yang bertempat di
area komplek perumahan pabrik.

3. Transportasi

Untuk mempermudah transportasi bagi karyawan dan keluarga karyawan,


perusahaan menyediakan armada bus untuk antar jemput karyawan, dan
bus untuk transportasi dari Tebing Tinggi ke Jambi dan dari Tebing Tinggi
ke Tungkal Ulu.

4. Klinik kesehatan

Perusahaan juga memperhatikan masalah kesehatan bagi karyawan, yaitu


dengan membangun sebuah klinik kesehatan yang berada di dekat lokasi
pabrik dengan pelayanan IGD 24 jam.

5. Tempat peribadatan

Untuk sarana peribadatan bagi karyawan dan keluarganya perusahaan


membangun mesjid dan gereja bagi karyawan dan penduduk sekitar lokasi
pabrik.

6. Sarana Olahraga dan rekreasi

Sebagai tempat hiburan bagi karyawan dan keluarganya, perusahaan


menyediakan fasilitas-fasilitas olahraga, diantaranya lapangan sepak bola,

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

lapangan tenis, lapangan bola voli, lapangan basket, kolam renang dan
gedung serbagua

Adapun jaminan sosial yang tersedia antara lain:

1. Asuransi

Perusahaan menyediakan pula asuransi bagi karyawan. Setiap karyawan


ditanggung asuransinya 24 jam selama jam kerja oleh asuransi JPK
(Jaminan Pelayanan Kesehatan) yang dikelola sendiri oelh PT. LPPPI.

2. Bank

Untuk melayani kebutuhan perbankan karyawan di lokasi PT. LPPPI


terdapat Bank Sinarmas dengan mesin ATM sebanyak delapan unit.

3. Seragam

Perusahaan memberikan pakaian seragam, sepatu kerja, serta alat-alat


keselamatan kerja.

4. Serikat pekerja

Di dalam masa kerja karyawan perusahaan dapat bergabung dengan serikat


pekerja yang merupakan wadah penampung aspirasi karyawan yaitu
Serikat Pekerja Demokrat (SPD).

2.4.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja PER No. 5/MEN/1996, yang


pada intinya menetapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan, demi kesejahteraan
hidup untuk meningkatkan produksi serta produktivitas kerja nasional. Sasaran
pokok dari kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah:

1. Keselamatan bagi setiap tenaga kerja yang berkaitan dengan mesin, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

2. Menjaga tempat kerja dan lingkungan kerja agar sehat, bersih dan nyaman.
3. Cara-cara melakukan pekerjaan dengan mengumandangkan “safety first”
pada saat masuk dan keluar kerja.

Jenis-jenis bahaya di tempat kerja, seperti:

 Bahaya gas atau cairan dari zat kimia dimana zat-zat tersebut beracun atau
mudah terbakar.
 Aliran listrik dengan tegangan tinggi.
 Debu-debu di sekitar tempat kerja yang dapat mengganggu pernapasan.
 Kebisingan yang melebihi ambang batas.
 Mesin-mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga menimibulkan
bahaya mekanis.
 Peledakan yang dapat terjadi pada temperatur dan tekanan tinggi sehingga
menimbulkan keledakan dan kebakaran.
 Penerapan K3 yang kurang sehingga menimbulkan kecelakaan kerja.
 House keeping yang kurang baik sehingga menyebabkan tempat kerja yang
kotor dan tata letak aat yang tidak teratur. Semuanya itu dapat
menyebabkan kelelahan dan kejenuhan di tempat kerja.

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.


LPPPI ditangani oleh seksi Industrial Safety (I/S) yang berada dibawah General
Affair Departement (GAD). Dalam pelaksaanaannya, PT. LPPPI mendapatkan
sertifikat SMK3 dengan bendera emas (zero accident) dengan No:
K3.01.01.01.0022.2003 pada tanggal 2 Januari 2001, kemudian diperbaharui
dengan No: 000481/SE/2006 pada tanggal 2 Januari 2007, diperbaharui kembali
dengan No. Kep. 83/Men/V/2010 pada tanggal 4 Mei 2010 juga bendera emas.
Sertifikat ini dikeluarkan oleh Sucofindo.

2.5 Produk dan Pemasaran

Adapun produk utama yang dihasilkan di PT. Lontar Papyrus Pulp and
Paper Industry, yaitu:

2.5.1 Pulp

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Pulp mempunyai arti bubur, dalam hal ini yaitu buburan kayu. Pulp
merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kertas yang berasal dari
serat (selulosa dan hemiselulosa). Kapasitas produksi PT. LPPPI saat ini mencapai
3.100 ADT/hari atau 1.364.000 ton per tahun. Pulp ini dapat dibuat menjadi kertas
budaya, kertas industri dan lain-lain.

2.5.2 Tissue

Pabrik kertas tissue pertama di Jambi dan milik APP ini mulai beroperasi
dan beroperasi dan beroperasi. Pada tahun 2014 single line tissue berkapasitas
produksi 80.000 ton/tahun. Kertas yang di produksi berupa tissue dengan empat
jenis produk yaitu toilet tissue, facial tissue, napkin tissue, kitchen towel.
Sebagian besar produksi tissue dipasarkan ke luar negeri, disamping itu juga
untuk konsumsi dalam negeri. Negara-negara pelanggan tissue produksi Lontar
Papyrus diantaranya Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Australia, Bahrain,
Tiongkok, Yunani, India, Italia, Kuwait, Malaysia, Selandia Baru, Kep. Reunion,
Arab Saudi, Singapura dan Taiwan.

2.5.3 Bahan Kimia

Disamping memproduksi chip, pulp dan tissue, PT. LPPPI juga


memproduksi bahan kimia seperti NaOH cair, HCl, O2, dan ClO2. PT. Lontar
Papyrus memproduksi pulp dari jenis kayu hardwood dengan menggunakan
metode kimia sulfat (proses kraft). Bahan kimia utama untuk ekstraksi serat
selulosa dan membuang bahan pengotor terutama lignin digunakan white liquor
(NaOH + Na2S), O2, NaOH, H2O2, dan SO2. Semua bahan kimia untuk proses
produksi pulp putih diproduksi sendiri kecuali untuk peroksida. Sebagai bahan
hasil sampingan proses pembuatan bahan kimia tersebut juga diproduksi HCl,
CaO, N2, dan H2.

2.5.4 Pendistribusian Produk

Pendistribusian produk untuk pemasaran dan kebutuhan pelanggan


dilakukan melalui darat dan laut. Pemesanan dalam jumlah besar dilakukan

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

melalui pelabuhan milik sendiri dengan panjang dermaga 346 m yang telah
dibangun sejak 1992 dan kembang tahun 1995 dan 1996. Untuk kelancaran
bongkar muat di pelabuhan, aktivitas ini didukung oleh beberapa alat berat seperti
Crane, Forklift, Loader, Excavator, dan Reach Stacker.

Untuk pengiriman ke pelanggan dalam jumlah besar baik pulp, tissue


maupun produk bahan kimia pemuatan dilakukan dengan kapal pontoon dan
dilakukan pemuatan kembali ke kapal besar di Muara Sungai Batanghari (menuju
Laut China Selatan). Produk pulp telah diekspor ke berbagai negara diantaranya
ke Tiongkok, Korea, India, Singapura Italia dan sebagian lagi dipasarkan di dalam
negeri.

BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Bahan Baku


3.1.1 Jenis Bahan Baku
Pulp tersusun dari serat-serat yang berasal dari tumbuhan seperti kayu
(wood), bukan kayu (non wood), atau kertas bekas (secondary fiber) . Kualitas
pulp ditentukan oleh jenis bahan baku yang digunakan dan akan memengaruhi
penggunaan pulp seperti kertas dan tissue. Kayu (wood) sebagai bahan baku pulp
terdiri dari dua kelompok yaitu softwood dan hardwood.
a. Softwood

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Kayu berdaun jarum (softwood) merupakan tanaman kayu jenis


gymnosperma. Sering disebut kayu jarum karena memiliki daun
menyerupai jarum. Jenis pohon ini selalu hijau sepanjang tahun dan tidak
menggugurkan daunnya pada musim kemarau (evergreen), seperti Pinus
sp (tusam), Agathis sp (dammar), Araucaria sp, dan cemara.
Softwood tersusun lebih dari 90 % sel trakeid yang panjang, kuat,
dan meruncing. Kertas yang paling kuat terbuat dari pulp kimia berbahan
kayu softwood yang disebut Needle Bleached Kraft Pulp (NBKP).

b. Hardwood
Tanaman ini memiliki daun lebar (hardwood), umumnya
menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti Albazia falcatera,
Euclyptus sp, Acacia mangium, Gmelina sp dan Antochehalus candabia.
Pulp kimia yang berbahan kayu jenis angiosperma ini disebut dengan Leaf
Bleached Kraft Pulp (LBKP).
Hardwood memiliki struktur yang lebih kompleks dibanding
softwood. Serat hardwood lebih pendek dan lebih tipis yang memberikan
formasi kertas lebih baik dibanding serat softwood.
Serat hardwood membentuk kertas dengan opasitas tinggi dan
permukaan cetak yang halus. Dibanding softwood, hardwood mengandung
lebih sedikit lignin sehingga lebih mudah dalam proses bleaching untuk
mencapai brightness yang tinggi.

c. Bahan Bukan Kayu (non wood)


Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat
untuk bahan baku pulp, baik itu yang berasal dari rumput-rumputan, perdu
berbatang basah, dan tanaman berkayu lunak. Tanaman ini dapat berasal
dari hasil pertanian atau hasil perkebunan.
Berdasarkan sumber serat, tumbuhan bukan kayu dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
- Serat kulit batang : jute, rami , kenaf, haramay

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

- Serat daun : manila, abaca, sisal, palm, nenas


- Serat bulu biji : kapas, kapuk, sabut kelapa sawit
- Serat rerumpunan : merang, jerami, baggase, bambu, gelaga

d. Secondary Fiber
Untuk melestarikan lingkungan dan meminimalisir penggunaan
kayu sebagai bahan baku pulp, maka kertas bekas (secondary fiber) dapat
menjadi alternatif yang ekonomis. Secondary fiber ini bisa diperoleh dari
berbagai jenis kertas bekas seperti, HVS, kertas koran, majalah, kardus,
dan lain-lain.

3.1.2 Karakteristik dan Sifat Fisik Bahan Baku


Kualitas chip yang digunakan dalam pulping adalah faktor yang penting
dalam kualitas akhir pulp. Faktor-faktor kualitas chip yang perlu diperhatikan
adalah:

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

a. Panjang serat (L)


Panjang serat menjadi salah satu faktor penentu kekuatan fisik
pulp. Semakin panjang seratnya makan kekuatan sobek, tarik, retak, dan
lipatnya semakin kuat. Hal ini dikarenakan serat tersebut akan memiliki
daya ikat yang kuat dan titik tangkap antar seratnya semakin luas. Selain
itu pada proses pencucian dan penyaringan untuk serat panjang akan lebih
cepat dan mudah di drainase, namun sifat formasi serat panjang akan
memberikan sifat yang kasar.

a. Diameter serat (D)


Diameter serat adalah penampang melintang dari serat suatu
tanaman, dan untuk melihatnya diperlukan mikroskop dengan pembesaran
tertentu. Serat yang berdinding tebal akan menghasilkan permukaan yang
kasar dan bulky (ruah) dan sulit digiling, sehingga dapat meningkatkan
kekuatan sobek namun menurunkan kekuatan tarik, lipat, dan retaknya.
Serat berdinding tipis dan diameter besar akan mudah collaps
(menggepeng) saat pebentukan lembaran. Serat ini akan memiliki ikatan
antar serat yang kuat sehingga kekuatan retak dan tariknya tinggi.

b. Bilangan runkle (2W/L)


Rungkle merupakan perbandingan antara tebal dinding serat
dengan diameter lumen serat. Serat dengan bilangan rungkle rendah akan
membentuk lembaran kertas dan ikatan serat lebih baik. Selain itu rungkle
yang kecil akan menghasilkan lembaran yang transparan dengan ikatan
serat yang kuat.

c. Massa jenis
Massa jenis kayu adalah besaran perbandingan antara berat kering
kayu dengan berat air yang bervolume sama dengan kayu. Parameter
massa jenis digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang bisa
diperoleh pada setiap volume kayu.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Salah satu pengaruh massa jenis terhadap proses pembuatan pulp


adalah saat proses chipping. Jika massa jenis terlalu tinggi maka kayu akan
sulit untuk dicacah dan menaikkan konsumsi energi untuk chipping.
Rendemen hasil pemasakan juga dipengaruhi oleh massa jenis, karena
pengaruh terhadap volume serpih dalam digester.

d. Kadar air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam contoh kayu dengan berat contoh semula yang dinyatakan dalam
persen dan diukur pada kondisi sandar. Dalam proses pemasakan, kadar air
digunakan untuk menghitung rasio perbandingan chip larutan bahan kimia
pemasak.
Kadar air mempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa
number, dan kualitas pulp. Jika moisture terlalu rendah, maka akan
mempersulit dalam menghasilkan chip. Level kadar air sebaiknya dalam
range 40%-50%.

3.1.3 Komposisi Kimia Bahan Baku


Komposisi kimia kayu terdiri dari:
a. Selulosa (C6H10O5)n
Selulosa adalah polimer tidak bercabang, merupakan subunit
glukosa yang disintesis dan disimpan ke dinding oleh enzim kompleks
(selulosa synthase) di membran plasma.
Struktur molekul selulosa berupa polimer D-Glukosa Anhydrid
yang berikatan melalui ikatan β-1-4 Glukosidik. Selulosa dalam kayu
memiliki derajat polimerisasi sekitar 3500, sedangkan selulosa dalam
bleached pulp mempunyai derajat polimerisasi sekitar 600-1500.
Berdasarkan panjang rantainya, selulosa terbagi ke dalam tiga
bagian, yaitu:
- α-selulosa yaitu selulosa rantai panjang dengan derajat polimerisasi
antara 600-1500 dan tidak larut dalam larutan NaOH 17,5%.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

- β-selulosa yaitu selulosa rantai pendek dengan derajat polimerisasi


antara 15-90 dan larut dalam NaOH 17,5%, tapi dapat mengendap kija
dinetralkan.
- γ-selulosa yaitu selulosa rantai pendek dengan derajat polimerisasi <15,
larut dalam asam dan NaOH 17,5%.

Rantai selulosa yang lebih pendek akan menghasilkan pulp yang


encer. Selama pemasakan pulp dalam digester, derajat polimerisasi akan
turun pada suatu derajat tertentu. Penurunan derajat polimerisasi tidak
boleh terlalu banyak, sebab akan memendekkan rantai selulosa dan
membuat pulp menjadi tidak kuat.

b. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah polimer bercabang yang terbentuk dari gula
sebagai komponen utamanya. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang
tersusun dari lima unit gula yang berbeda seperti:
- Hexosa : Glukosa, Manosa dan Galaktosa
- Pentosa : Xylosa dan Arabinosa

Hemiselulosa memilki derajat polimerisasi lebih kecil dari 300..


Rantai hemiselulosa lebih pendek dari rantai selulosa. Hemiselulosa
bersifat hidrofilik (mudah menyerap air) dari pada selulosa. Hemiselulosa
akan memberikan fibrilasi yang lebih baik dan meningkatkan kualitas
kertas. Namun penyerapan air terlalu banyak justru mengurangi kekuatan
kertas.
c. Lignin
Lignin merupakan suatu senyawa dengan berat molekul tinggi,
polimer tanaman tidak larut, yang memiliki struktur kompleks dan
bervariasi. Unit molekul dasar lignin adalah fenil propane dan merupakan
polimer tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga
menjadi kaku.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila kandungan


lignin sedikit mungkin karena sifatnya yang kaku, rapuh dan hirofobik.
Pemasakan dengan bahan kimia dan proses pemutihan (bleaching) akan
menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan.

d. Ekstraktif dan Mineral


Komponen kimia ini terdapat di luar serat seperti dalam rongga sel,
pembuluh, parenkhim, intraseluler dan jaringan lainnya. Keduanya
merupakan bahan non organik.
Ekstrakif meliputi resin, asam lemak, wax, senyawa fenol dan
unsur lain. Ekstraktif dapat mengonsumsi bahan alkali yang tinggi dan
menghambat delignifikasi dan mengurangi rendemen pulp.
Bahan mineral yang terlalu banyak didalam bahan baku akan
mengganggu proses, seperti pisau mesin yang cepat tumpul dan
menyebabkan kerak pada mesin.
Pada proses pembuatan pulp, diinginkan sebanyak mungkin
selulosa dan hemiselulosa dalam jumlah normal. Sementara lignin,
ekstraktif, dan mineral merupakan komponen yang dihilangkan.

3.2 Proses Pembuatan Pulp


Prinsip pembuatan pulp adalah penghilangan lignin (delignifikasi) yang
terkandung dalam bahan baku atau pemisahan serat dari bahan baku yang
mengandung serat. Pulp dapat dibuat dengan bermacam-macam metoda yang
berbeda berdasarkan perlakuan yang diberikan terhadap bahan baku dan kualitas
serta kuantitas rendemen pulp yang ingin dibuat. Pemilihan jenis proses
pembuatan pulp tergantung pada jenis spesies kayu hardwood atau softwood yang
tersedia dan penggunaan akhir dari pulp yang diproduksi.

3.2.1 Proses Mekanis


Proses mekanis adalah proses pebuatan pulp dengan cara memberikan aksi
mekanis terhadap bahan baku dengan sedikit atau tanpa adanya perlakuan awal

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

dengan bahan kimia dan panas. Sifat-sifat pulp mekanis umumnya menghasilkan
rendemen yang tinggi karena lignin tidak dihilangkan atau hanya sebagian saja
dihilangkannya. Selain itu seratnya bersifat kaku dan lebih pendek karena
sebagian besar putus oleh aksi mekanis.
Pulp mekanis sulit diputihkan dan jika dibuat lembaran akan
menghasilkan kertas yang bersfat bulky dan memiliki opasitas
(ketidaktransparanan) yang baik. Sifat bulky dapat memberikan efek bantalan
dalam lembaran sehingga mempunyai sifat mudah menyerap tinta dan sifat cetak
yang baik. Harga pulp mekanis umumnya rendah karena proses pembuatannya
yang sederhana.
Pembuatan pulp mekanis dapat dilakukan dengan dua car, yaitu sistem
grinding (penggerindaan) dan refining (penggilingan). Dari kedua cara tersebut
didapat proses pembuatan pulp mekanis yang bervariasi, diantaranya Stone
Ground Wood (SGW), Refiner Mechanical Pulp (RMP), Thermo Mechanical
Pulp (TMP), dan Chemi Thermo Mechanical Pulp (CTMP).

3.2.2 Proses Semimekanis/Semikimia (hybrid)


Proses pembuatan pulp semi mekanis dilakukan dengan menggunakan
bahan kimia dan aksi mekanis. Pembuatan pulp hybrid ini dibagi menjadi dua
tingkat. Awalnya serpih kayu diproses dengan bahan kimia yang tidak erlalu
banyak untuk melunakkan ikatan antar serat selulosa dan menghilangkan lignin,
kemudian dilanjutkan dengan perlakuan mekanis dengan cara penggilingan untuk
memisahkan serat-seratnya.
Rendemen dan sifat-sifat pulp hybrid merupakan intermediate pulp kimia
dan mekanis. Pulp ini cocok digunakan untuk lapisan tengah kertas karton
gelombang. Pembuatan pulp dengan cara ini ada beberapa macam diantaranya,
Neutralsulfite Semi Mechanical (NSSC), proses asam sulfit, proses bisulfit, dan
proses semikimia kraft.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

3.2.3 Proses Kimia


Prose pembuatan pulp kimia adalah melarutkan lignin yang mengikat serat
selulosa satu sama lain dengan menggunakan reaksi kimia dengan sedikit atau
tanpa aksi mekanis. Lignin diupayakan larut semaksimal mungkin, namun hal ini
menyebabkan rendemennya rendah (40 sampai 50%), karena sebagian
holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) ikut terdegredasi.
Secara umum kualitas pulp kimia lebih baik dari proses mekanis karena
serat yang dihasilkan lebih utuh, panjang, fleksibel, dan kuat sehingga formasi
yang terbentuk lebih baik, teratur, rata, dan opasitas yang lebih rendah. Pulp kimia
lebih mudah diputihkan karena kandungan lignin sisa pemasakan lebih sedikit.
Proses pembuatan pulp kimia dibagi menjadi dua yaitu proses alkali yang terdiri
dari proses soda dan proses sulfat (kraft)serta proses asam yaitu proses sulfit.
Salah satu proses kimia yang umum digunakan adalah proses sulfat. White
Liqour merupakan bahan kimia pemasak dengan metode sulfat (kraft) dalam
bentuk aqueous solution, dimana kandungannya terdiri dari NaOH, Na2S,
Na2SO4, Na2CO3). White Liquor digunakan untuk mengurangi kandungan lignin
dalam digester dan juga untuk ekstraksi selulosa. Variabel-variabel yang
digunakan untuk mengontrol cooking adalah waktu, temperatur, dan alkali charge.
Efektivitas normal alkali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam
drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi
yang dibutuhkan. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka
delignifikasi, dan mengurangi yield.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

BAB 4
DESKRIPSI PROSES

Proses pembuatan pulp di PT LPPPI dilakukan secara kimia dengan


menggunakan metode kraft. Cairan pemasak yang digunakan adalah white liquor
yang mengandung NaOH dan Na2S. Adapun pembuatan pulp ini dimulai dari
pembuatan bahan baku untuk mengubah kayu gelondongan menjadi chip,
pemasakan chip di digester menjadi pulp, pencucian dan pemutihan pulp,
pengeringan dan pembentukan lembaran pulp, serta penyimpanan.

4.1 Pembuatan Pulp


4.1.1 Pengolahan Bahan Baku
Proses pembuatan pulp dimulai dari persiapan bahan baku di unit wood
preparation (W/P). Kayu gelondongan dari HTI dimasukkan kedalam drum
barker yaitu bejana silinder dengan panjang 28,5 m dan diameter 5,5 m yang
berputar dengan kecepatan rata-rata 5,8 rpm. Tujuan proses debarking adalah
untuk memisahkan sapwood dengan kulit kayu.
kemudian kayu dicacah menjadi chip dengan ukuran standar (chip
standard) menggunakan chipper. Selanjutnya chip tersebut memasuki vibrating
screen untuk memisahkan chip yang berukuran standar dengan yang tidak
memenuhi ukuran standar sebagai berikut:
a. Chip standard (accept chip)
- Panjang : 10-25 mm
- Lebar : 10-25 mm
- Tebal : 5-8 mm
b. Lebih besar dari standard (over size)
c. Lebih kecil dari standard (fine size)
d. Debu (dust)

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

4.1.2 Proses Pemasakan (Cooking)


Chip yang berasal dari chip yard diumpankan kedalam chip buffer yang
terdapat pada ujung belt conveyor. Kemudian chip masuk melalui bagian atas
IMPBIN dan diukur laju alir chipnya menggunakan chipmeter. IMPBIN
merupakan vessel yang memiliki tekanan sama dengan tekanan atmosfer serta
memiliki fungsi presteaming sekaligus fungsi impregnasi. Selanjutnya chip akan
memasuki digester untuk proses pemasakan.
Pemasakan chip dilakukan pada digester jenis Cooking CompactTM.
Digester ini terdiri dari top separator dan screen section yang bekerja dengan
metoda coccurent (searah) dan terdapat juga zona washing yang dilakukan secara
counter current, metoda pemasakannya cenderung pada suhu yang rendah tapi
dengan waktu yang cenderung lebih lama.

4.1.3 Proses Pencucian dan Penyaringan


a. Deknoting
Setelah tahap pemasakan, pulp masih mengandung knot (mata
kayu) yang belum masak. Knot ini disaring menggunakan Knotter dan
dikembalikan lagi ke digester plant. Pemishan knot dilakukan dalam tiga
tahap untuk pemisahan yang efisien. Dengan tujuan untuk mengurangi
kandungan serat sekecil mungkin terbawa pada pemishan tahap ketiga
(reject dari coarse screen).

b. Screening
Screening dilakukan dalam empat tahap yaitu primary screening,
secondary screening, teriary screening, dan quartinery screening. Pada
primary screening sebagian besar shive adalah reject, tetapi dalam
pemisahan masih banyak serat yang terikut. Agar tidak banyak fiber atau
serat yang terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary
sereening) disaring lagi pada tahap kedua (secondary sereening).
Reject dari tahap kedua ini akan disaring lagi pada tahap ketiga (tertiary
screening) dan terakhir reject dari tahap ketiga disaring ke tahap keempat

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

(quartinery screening) sebelum dikeluarkan dari sistem melaui reject


press.

c. Brown stock washing


Plup yang dihembus (blown) dari digester, masih bercampur
dengan sebagian cairan pemasak yang mengandung sisa bahan kimia
pemasak dan juga lignin yang terlarut dalam kayu. Kotoran-kotoran yang
terlarut dalam pulp tersebut dicuci di brown stock yang dilakukan secara
berlawanan arah (counter current), dimana air panas hanya digunakan
sebagai pencuci pada tahap akhir dari rantai pencucian. Selepas dari blow
tank dan screening room, pencucian brown stock telah mengalami dua
tahapan, tahapan pertama di hi-heat washing zone dan digester
continous dan kemudian didalam presure diffuser. Tahap ketiga atau tahap
terakhir dari pencucian brown stock adalah dewatering press sebelum
O2 reaktor.
Pada dewatering press, pulp di press untuk mencapai konsentrasi
sekitar 10% setelah itu pulp diencerkan dengan filtrat dari first oxigen
press pada screw dilution sehingga konsentrasinya menjadi 12%. Alkali
yang digunakan untuk delignifikasi ditambahkan bersama dengan cairan
pengencer.

d. O2 Delignification
Proses dilignifikasi oksigen merupakan proses pre-bleaching yang
berguna untuk mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum
mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami proses dilignifikasi
oksigen maka bilangan kappa berkurang ±10. Adapun fungsi delignifikasi
oksigen adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal di tahap
pemutihan dan dalam waktu yang bersmaan dapat menurunkan dampak
terhadap lingkungan.
Proses delignifikasi oksigen berlangsung pada konsistensi medium
dengan suhu sekitar 100oC dan tekanan reactor 4 sampai 5 bar, sedangkan

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

bahan kimia yang dipakai adalah oksigen dan alkali, salah satunya yaitu
NaOH atau white liquor oksidasi. Sebelum masuk ke reactor, pulp
dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reactor, dimana
waktu yang dibutuhkan (retention time) menurut waktu yang dirancang
adalah satu jam. Untuk mencegah waktu singkat didalam reactor yang
disebabkan chanelling, maka aliran yang merata dan stabil di dalam
reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga konsentrasi
pulp sekitar 10%.

4.1.4 Proses Pemutihan


Proses pemutihan di PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry terdiri
dari 2 line, dimana line 1 yang terdiri dari tahap CD-EOP-DI-D2 masih
menggunakan proses konvensional atau proses non EFC (Elementary chlorine
free) yaitu proses pemutihan dengan menggunakan senyawa chlor (Cl2),
sedangkan untuk line 2 tahapan yang digunakan adalah D0-EOP-DI yang
merupakan proses EFC dimana menggunakanChlorin dalam bentuk senyawa lain
yaitu Chlordioksida sehingga dapat menurunkan tingkat pencemaran.
Proses pemutihan pada line 1 memiliki urutan-urutan yang terdiri dari
tahapan berikut:
a. Tahap pemutihan (C+D), yaitu menggunakan Cl2 dan ClO2 yang berfungsi
untuk mengikat kandungan lingnin dalam pulp.
b. Tahap ekstraksi (EOP), yaitu menggunakan NaOH, O2, H2O2 yang
berfungsi untuk mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam
pulp serta mempertahankan ikatan sellulosa.
c. Tahap pemutihan kembali (D1 dan D2), yaitu menggunakan ClO2 yang
berfungsi untuk mengikat kandungan lignin dalam pulp.

Sedangkan pada line 2 memiliki tahapan sebagai berikut:


a. Tahap pemutihan D0, yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk
mengikat kandungan lignin dalam pulp.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

b. Tahap ekstraksi (EOP), yaitu menggunakan NaOH, O2, HO2 yang


berfungsi untuk mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam
pulp serta mempertahankan ikatan sellulosa.
c. Tahap pemutihan kembali (D1), yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi
untuk mengikat kandungan lignin dalam pulp.

4.1.5 Pembentukan Lembaran Pulp


Pulp yang telah diputihkan selanjutnya dikirim ke unit pulp machine
(M/C) untuk membentuk pulp sheet (lembaran) dengan proses kerja sebagai
berikut:
a. Screening, merupakan tahap penyaringan dan membentuk serat yang lebih
homogen tanpa ada pengontor yang halus maupun kasar.
b. Dewatering, merupakan tahap pengurangan kadar air yang terdiri dari dua
tahap yaitu DWP dan HDP.
c. Drying, merupakan tahap pengeringan lembaran pulp dengan
menggunakan steam atau uap panas.
d. Pulp cutting dan Bale Handling merupakan tahap akhir proses pulp
machine disini dilakukan pemotongan dan pengemasan.

4.2 Pengolahan Bahan Kimia Penunjang


4.2.1 Chemical Plant
Untuk proses pembuatan pulp diperlukan bahan-bahan kimia yang
diproduksi oleh PT LPPPI di Chemical Plant. Chemical Plant terdiri dari lima
unit yaitu Chlorine Diokside Plant, Sulphur Diokside Plant, Oksigen Plant, Brine
Treatment Plant, dan Chlor Alkali Plant.
a. Chlorine Dioxide Plant (ClO2 Plant)
Chlorine dioxide merupakan reaksi reduksi NaClO3 (Natrium Klorat)
dengan HCl dari campuran NaClO3 dan NaCl. Reaksinya sebagai berikut:
- Elektrolisa Klorat:
NaCl(s) + 3H2O(l)  NaClO3(l) + 3H2
- Generasi ClO2:
NaClO3(l) + 2HCl  NaCl(l) + ClO3(l) + ½Cl2(g) + H2O(l)
- Sintesis HCl
H2(g) + Cl2(g)  2HCl(l)
Tahapan produksi ClO2 liquid adalah:
- Proses elektrolisa dari bahan sodium klorida (NaCl) menghasilkan

sodium klorat (NaClO3) dan H2, alat yang digunakan disebut electrolizer.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

- Pendinginan dan penyaringan NaClO3.


- Produksi ClO2 dari NaClO3 dan HCl di Chematis Generator.
- Pengabsorbsian gas ClO2 yang dihasilkan generator menjadi cairan.
- Penyimpanan ClO2 liquid di storage tank.

b. Sulphur Dioxide Plant (SO2)


Sulfur dicairkan di dalam melter dengan memakai alat pemanas
steam. Sulfur akan mencapai suhu 113°C dan tetap dipanaskan pada suhu
140°C kemudian sulfur cair dibakar untuk menghasilkan gas SO 2 adalah
140°C. Selanjutnya dilakukan pendinginan dan penyaringan, gas SO2
diserap di SO2 absorption tower memakai treated water sebagai media
penyerap. Larutan SO2 ditansfer ke dalam storage tank yang diisolasi
untuk menjaga temperatur tetap dingin.

c. Oxygen Plant (O2)


Udara dihisap kedalam air stack, dan melalui auto rolling air filter
kotoran dan debu yang terdapat dalam udara dibersihkan oleh centrifugal
air compressor. Tekanannya dinaikkan menjadi 0,6 MPa kemudian
diteruskan ke Freon unit sehingga temperaturnya turun menjadi 5°C.
Embun yang terkandung di dalam udara kemudian dipisahkan ke water
separator lalu masuk ke M.S adsorber untuk memisahkan ClO2 dan CnHm
yang terkandung didalamnya kemudian dikirim ke lower column sehingga
akan terkondensasi. Udara yang terkondensasi dikirim ke upper column
untuk memisahkan N2 dan O2. Gas N2 terbentuk di bagian atas sedangkan
liquid O2 terbentuk di bagian bawah dengan kemurnian 99,6%. Sebagian
liquid O2 dimasukkan ke Liquid O2 storage tank sebagai hasil produksi dan
sebagian lagi disirkulasi.

d. Brine Treatment Plant


Brine treatment plant berfungsi untuk menghilangkan zat pengotor
yang terdapat dalam garam seperti kalsium, magnesium, dan sulfat. Air
garam digunakan sebagai umpan ke Chlor Alkali Plant. Brine treatment
terdiri dari dua bagian yaitu primary dan secondary treatment. Primary
treatment terdiri dari brine saturator, purification reaction, dan filter.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Sedangkan secondary treatment terdiri dari ion exchanger yang digunakan


sebagai proses terakhir pada pemurnian garam.
Operasi pada brine treatment dimulai dengan melarutkan garam
pada saturator dengan menggunakan demind water pada suhu 60 sampai
65°C dan penambahan steam (T=50°C). Hasil dari saturator dikirim ke
purification untuk mengendapkan zat pengotor dan penyempurnaan reaksi.
Kemudian ditambahkan floculant dengan tujuan untuk menggumpalan zat
pengotor dan memisahkan brine dan slurry. Slurry dialirkan ke press filter
untuk memisahkan filtrate dengan sludge.
Larutan garam selanjunya dikirim ke ion exchanger untuk
menangkap kation-kation yang tersisia didalam garam dengan
menggunakan resin. Kemudian larutan garam yang sudah murni dialirkan
ke brine storage tank.

e. Chlor Alkali Plant


Larutan garam murni dari storage tank dialirkan ke sel elektrolisa,
dimana arus AC (bolak balik) dirubah menjadi DC (searah). Larutan
garam dengan konsentrasi 290 sampai 310 gpl diumpankan bersama
NaOH 32% ke dalam elektrolisa sehingga dihasilkan gas klor dan klorin
depleted di kutub positif, dan di kutub negatif dihasilkan NaOH dan H 2.
NaOH yang dihasilkan memiliki konsentrasi 32% dengan temperatur
90°C, lalu didinginkan sampai temperature 75°C. NaOH ini disimpan
dalam storage tank.
Gas H2 dikirim ke H2 treatment. Gas klor (Cl2) yang dihasilkan
didinginkan di cooler lalu di cuci di washing tower, kemudian didinginkan
kembali di Cl2 cooler lalu dikeringkan dalam drying tower dengan cara
dikontakkan dengan H2SO4. Gas kering di kompres di Cl2 compressor,
selanjutnya diubah ke dalam bentuk cairan di liquifer dan dikirimkan ke
storage tank. Sedangkan Cl2 depleted dikirim ke Dechlorination treatment.
Reaksi:
2NaCl(s) + 2H2O(l)  Cl2(g) + 2NaOH

4.2.2 Chemical Recovery Plant


Chemical Recovery Plant terdiri dari empat tahap yaitu evaporator,
recovery boiler, recaustisizing plant, dan lime kiln plant.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

a. Evaporator
Berfungsi untuk memekatkan Weak Black Liquor (WBL) yang
merupakan filtrate dari proses washing, mengandung 93% air dan 17%
solid, kandungan air yang banyak inilah yang nanti akan dikurangi lewat
pemanasan. Sistem evaporasi yang digunakan adalah Multiple Effect
Evaporator. Umpan dan steam dialirkan berlawanan arah. Hasil dari
evaporator ini berupa Heavy Black Liquor (HBL) yang mengandung lebih
dari 60% solid dan digunakan sebagai bahan bakar pada recovery boiler.

b. Recovery Boiler
Fungsi dari recovery boiler antara lain:
- Menguapkan dan mengeringkan black liquor yang akan dibakar.
- Mereduksi Na2SO4 dan senyawa-senyawa natrium, sulfur, oksigen

lainnya yang terkandung dalam black liquor menjadi Na2S (Natrium


Sulfida).
- Memindahkan lelehan (smelt) ke dalam smelt dissolving tank. Smelt
kemudian diencerkan dengan weak white liquor dan menjadi green
liquor yang selanjutnya akan dipompakan ke proses recaustisizing.
- Panas yang dihasilkan dari pembakaran dimanfaatkan untuk
menghasilkan steam yang nantinya digunakan ke proses termasuk
sebagai pembangkit tenaga listrik.

c. Recaustisizing Plant
Fungsi recaustisizing adalah mengubah Sodium karbonat (Na2CO3)
menjadi Sodium hidroksida (NaOH) dan memisahkan macam-macam
impurities dari furnace atau lime kiln. Proses ini menghasilkan white
liquor sebagai larutan pemasak chip pada digester.
White liquor yang dihasilkan di recovery boiler (R/B) direaksikan
dengan kapur (CaO). Green liquor yang berasal dari R/B tersebut
mempunyai kandungan Total Alkali Aktif (TAA), sehingga cairan pemasak
akan mempunyai mutu yang baik. Tahapan recaustisizing process antara
lain:
- Penjernihan green liquor dengan menggunakan green liquor clarifier.
- Green liquor yang telah jernih direaksikan dengan kapur (CaO) menjadi

white liquor di dalam slaker.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

- White liquor dijernihkan dengan cara memisahkan lumpur kapur


(CaCO3) dan selanjutnya siap digunakan sebagai cairan pemasak.
Lumpur kapur dari sisa reaksi rekaustisasi dan batu kapur dibakar
untuk memperoleh kembali kapur (CaO) di lime kiln. Pembakaran
dilakukan dengan Rotary Lime Kiln. Batu kapur atau lime mud dipecah
kecil-kecil dan dikeringkan kemudian didistribusikan ke seluruh
permukaan lime kiln dan dipanaskan. CaCO3 menjadi CaO selanjutnya
didinginkan untuk dikirimkan ke lime bin untuk dilanjutkan ke slaker.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

BAB 5
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DAN UTILITAS

5.1 Pengolahan Limbah


Seperti pada umumnya, limbah yang dihasilkan oleh PT LPPPI terbagi
menjadi 3 jenis yaitu padat, cair, dan gas. pengolahan masing-masing jenis juga
berbeda.
5.1.1 Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair dilaksanakan berdasarkan IPLC (Izin Pembuangan
Limbah Cair) yang dikeluarkan oleh Bupati Tanjung Jabung Barat, Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2014 tentang baku mutu limbah cair
bagi industri dan Peraturan Gubernur Jambi No. 27 Tahun 2007 mengenai baku
mutu lingkungan daerah Provinsi Jambi.
Air limbah yang dihasilkan oleh PT LPPPI mencapai 75.000 m3 setiap
harinya. Limbah cair ini berasal dari proses pencucian pulp, clean condensate dari
boiler, proses pembuatan tissue, dan lain sebagainya. Kapasitas Instansi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) di PT LPPPI mencapai 110.000 m3 hari. Optimasi
sistem IPAL dilakukan dengan:
a. Primary treatment: bar screen, equalization tank, primary clarifier A & B,
buffer and distribution tank, cooling tower.
b. Secondary treatment: aerated lagoon, secondary clarifier A & B
c. Sludge treatment and removal: thicker clarifier, sludge storage tank, belt
filter press.
d. Pembuatan kolam ikan dan kebun percontohan sebagai control biologis.

Secara kimia, pengolahan limbah menggunakan bahan kimia seperti urea


(NH2CONH2), HCl 32%, NaH2POH, dan NaOH 45%. Bakteri juga digunakan
untuk pengolahan secara biologis seperti Euglena viridis, Ceratium sp,
Paramecium caudatum, Rotifera, Flafelates, Ciliates, dan Filamentous.
Pengawasan ritun terhadap limbah cair terolah dilaksanakan setiap hari dan
dipantau lagi oleh pemerintah Provinsi Jambi setiap tiga bulan sekali termasuk
bagian hulu dan hilir Sungai Tungkal.
5.1.2 Pengolahan Limbah Padat
Pengelolaan limbah padat dilaksanakan dengan sistem yang terpadu dan
terarah sekaligus memberikan nilai ekonomis:
a. Sistem penggunaan pembali (reused)

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Potongan kayu dan kulit kayu yang tidak dimasak digunakan sebagai
bahan bakar di Multifier Boiler, dan hasil akhir penyaringan pulp dijadikan
bahan tambah pembuatan tissue. Pasir yang tidak digunakan lagi diolah
menjadi batako dan digunakan di internal pabrik. Kemudain sludge cake
dari hasil samping pengolahan cair dijadikan uji coba sebagai pupuk
kompos untuk HTI dan penggunaan lainnya.

b. Sistem landfill
Sisa produksi yang berbentuk padatan seperti dregs, screen reject, ash,
grits, dan lumpur garam ditimbun pada lahan khusus (landfill) untuk
menghindari pencemaran lingkungan.

c. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk limbah domestik


Limbah yang berasal dari kantor dan rumah tangga ditimbun pada lokasi
yang jauh dari sumber air masyarakat. Setelah dua minggu, limbah
tersebut ditimbun dengan ketebalan 15 sampai 20 cm.

d. Sistem pembakaran
Limbah padat domestik yang habis dibakar seperti, kayu palet bekas,
bambu, kain lap, dan serbuk gergaji bekasi dibakar. Sisa abu hasil
pembakaran ditimbun pada landfill.

e. Limbah padat yang dapat dijual


Limbah padat lainnya diseleksi dan dijual kembali seperti drum bekas,
besi, pipa bekas, baterai bekas, dan ban bekas.
5.1.3 Pengolahan Limbah Gas
Untuk menurunkan kemungkinan terjadi pencemaran udara dari kegiatan
yang ada di pabrik, dilakukan pengontrolan dan perbaikan-perbaikan seperti
modifikasi dan penambahan alat untuk mencapai baku mutu emisi gas buang yang
ditetapkan oleh pemerintah. Modifikasi yang dilakukan antara lain:
a. Optimasi efisiensi penangkapan debu oleh Electrostatic Precipitator (EP)
dengan perawatan rutin.
b. Melakukan penambahan system scrubber di Smelt Dissolving Tank dan
stack chemical making sekaligus perawatan dengan cermat.
c. Pemasangan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) di recovery
boiler, multifier boiler, dan recaustisizing.
d. Melakukan pembakaran NCG di Lime Kiln.

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

e. Penambahan ESP pada recovery boiler.


f. Pemantauan secara ritun terhadap gas emisi dalam lingkungan pabrik dan
pemantaun udara ambient pada area dalam dan luar pabrik.

5.1.4 Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)


PT LPPPI telah mendapat izin resmi penyimpanan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (limbah B3) melalui Kepala Bapedal nomor:
012/BAPEDAL/02/1999. Gudang penyimpanan tersebut dirancang sesuai dengan
Kep.No.01BAPEDAL/09/1995 dengan tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan danpengumpulan limbah B3. Simbol dan label limbah B3 diatur
dalam Kep.No.05/BAPEDAL/09/1995. setelah jumlah limbah mencapai volume
tertentu atau setiap enam bulan sekali, limbah b3 tersebut dikirim ke PT Prasada
Pamunah Limbah Industri (PT PPLI) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, sesuai
dengan perjanjian kontrak antara keduanya.

5.2 Unit Pengolahan Air


Industri pulp dan paper membutuhkan air dalam jumlah yang besar seperti
proses penyucian pulp, pengenceran stock dalam pembuatan tissue, dan lain-lain.
Sumber air PT LPPPI yaitu Sungai Pengabuan dan Sungai Tungkal yang berjarak
tidak jauh dari lokasi pabrik. Air sungai tidak langsung dapat digunakan sehingga
diolah terlebih dahulu untuk menyesuaikan kandungan air dengan proses yang
berjalan di pabrik.
Pengolahan air di PT LPPPI menghasilkan untreated water (air tanpa
pengolahan), treated water (air bersih), dan pure water (air murni).
5.2.1 Untreated Water
a. Bar Screen
Air yang berasal dari sungai (raw water) disaring menggunakan bar
screen untuk menyaring padatan yang terbawa aliran.

b. Filtrasi

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Air yang sudah disaring ditambahkan dengan klorin yang berperan sebagai
desinfektan. Setelah itu air di filtrasi dan menghasilkan untreated water

5.2.2 Treated Water


a. Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel organik didalam air
sehingga membentuk flok kecil. Flokulasi adalah proses pengumpulan
flok-flok kecil hasil koagulasi untuk memisahkan padatan terlarut dari
dalam air. Bahan kimia yang digunakan sebagai koagulan dan flokulan
adalah Na Hypo, Alum, dan NaOH.

b. Sedimentasi
Flok yang sudah terbentuk ditambahkan polymer untuk mempermudah
proses sedimentasi (pengendapan). Air kemudian dialirkan ke modul tube
untuk mengurangi flok-flok yang naik ke permukaan air. NaOH juga
ditambahkan untuk menaikkan pH air sebelum masuk ke tahapan
selanjutnya.
c. Gravity Filter
Media filter yang digunakan dalam proses ini adalah: batu, pasir, kerikil,
carnet, dan karbon aktif. Hasil penyaringan ini yang dinamakan treated
water. Sebagian air ini di kirim ke header yang digunakan untuk keperluan
proses, dan sebagian lagi dikirim ke treated water storage tank.

5.2.3 Pure Water


a. AC Tower (Active Carbon Tower)
Air yang berasal dari treated water storage tank dialirkan menuju AC
Tower disaring menggunakan karbon aktif untuk menghilangkan bau yang
terkandung didalam air

b. Kation Tower

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

Kation-kation didalam air disaring menggunakan resin Tulsion T 42


sehingga air tidak mengandung kation.

c. Demind Tower
Pada tahap ini oksigen yang terkandung didalam air dihilangkan dengan
fan yang meniupkan udara.

d. Anion Tower
Air kemudian disaring menggunakan resin Amberlite IRA 458 untuk
mengikat anion-anion di dalam air.

e. Mix Polyzer Tower (MP Tower)


Kandungan anion dan kation yang masih tersisa didalam air dihilangkan
lagi dengan penambahan resin Amberlite 1200 H dan Amberlite IRA 910
C1. Hasil pengolahan ini yang kemudian dinamakan pure water dan
disebar ke seluruh unit pabrik.
5.3 Penyediaan Steam dan Pembangkit Tenaga Listrik
Untuk menjalankan semua unit yang ada di pabrik, PT LPPPI membentuk
unit penyediaan steam dan pembangkit tenaga listrik yang memadai.
5.3.1 Penyediaan Steam
Uap panas (steam) digunakan untuk proses pengeringan pulp dan tissue,
serta untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik. Steam
dihasilkan oleh boiler yang berasal dari pembakaran bahan organik pada black
liquor. Bahan bakar lain yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah kulit
kayu (bark), batu bara, dan LNG.

5.3.2 Pembangkit Tenaga Listrik


Steam dari boiler dialirkan untuk menggerakkan lima unit turbin, tiga unit
dengan kapasitas masing-masing 15 MW dan dua unit lainnya berkapasitas
masing-masing 20 MW. Total kebutuhan energi listrik kurang lebih 130 MW yang
digunakan untuk keperluan:
a. Proses yang berjalan di pabrik

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20
Laporan Kerja Praktek I
PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry

b. Penerangan di pabrik, kantor, jalan, perumahan karyawan, dan fasilitas


umum perusahaan
c. Keperluan bengkel dan lain-lain

Institut Teknologi dan Sains Bandung


20

Anda mungkin juga menyukai