BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya pemakaian kertas menyebabkan kebutuhan pulp (bubur kayu)
dan kertas meningkat. Hal ini juga menuntut tingginya kapasitas produksi industri
pulp dan kertas, khususnya di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi di
bidang mesin dan proses, dibutuhkan tenaga ahli yang memiliki potensi dan
integritas tinggi dalam memenuhi permintaan pasar untuk menghasilkan produk
berkualitas baik.
Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas (TPP) merupakan salah satu
program studi di Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) sebagai lembaga
perguruan tinggi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan
memiliki ilmu pengetahuan dibidang industri pulp dan kertas.
Selain mendapatkan ilmu dari proses belajar mengajar selama perkuliahan,
mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori dibidang industri pulp dan
kertas yang diwujudkan dalam Program Kerja Praktik .
Sebagai produk setengah jadi, pulp merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan berbagai jenis kertas. Menghasilkan pulp dengan kualitas baik adalah
target setiap pabrik pulp, termasuk PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (PT
LPPPI). Dikenal sebagai salah satu produsen pulp terbesar di Indonesia, PT
LPPPI menjadi tujuan bagi mahasiswa melaksanakan Kerja Praktik.
Dalam pelaksanaan Kerja Praktik terdapat tugas khusus untuk
mengembangkan potensi mahasiswa sehingga diharapkan siap menghadapi dunia
industri setelah menyelesaikan proses pendidikan.
1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui Kerja Praktik ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan serta wawasan industri pulp dan kertas
secara langsung sebagai aplikasi teori di lapangan.
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami sistem produksi dan gambaran nyata industri
pulp dan kertas sebagai pengalaman dalam pengaplikasian teori.
b. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan teknologi industri pulp dan
kertas di Indonesia sehingga siap mengahadapi dunia industri.
c. Mahasiswa dapat berdiskusi dengan pihak industri dan menganalisa
berbagai permasalahan yang ada di lapangan sehingga menjadi bahan
masukan bagi industri terkait.
BAB 2
PROFIL PT LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY
PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (PT. LPPPI) didirikan di
Republik Indonesia pada tanggal 13 Februari 1974 berkedudukan di Provinsi
Jambi, Sumatera bagian selatan, berjarak 100 kilometer dari selat Malaka yang
membelah pulau Sumatera Indonesia dan Negara Singapura. PT. Lontar Papyrus
Pulp and Paper Industry memulai kegiatan usaha produksi pada tahun 1976 dan
didirikan diatas lahan seluas 1.150 Ha, PT. LPPPI merupakan salah satu dari
beberapa perusahan yang bergerak dibidang usaha produksi pulp, tissue dan
chemical dalam perusahaan induk Asia Pulp and Paper (APP) yang berpusat di
Singapura. PT. LPPPI mulai memproduksi buburan kertas (pulp) pada tahun 1994
dan tissue pada tahun 1998. PT. Wira Karya Sakti (WKS) dan PT. Lontar Papyrus
Pulp and Paper Industry merupakan salah satu pengelola HTI (Hutan Tanaman
Industri) dan produsen pulp tepadu dalam grup APP yang memulai produksi pulp
perdana pada tanggal 6 Juni 1994, sehingga tanggal tersebut ditetepkan sebagai
hari ulang tahun PT. LPPPI dan PT. WKS.
Pada tahun 1975 berdiri PT, WKS berkedudukan di Pekanbaru, Riau yang
bergerak di bidang pengusahaan hutan yang kemudian di ambil alih oleh grup
Sinarmas pada tahun 1990-an dengan masuknya tiga anak perusahaan yaitu PT.
Puri Nusa Eka Persada, PT. Publisitas Perdana dan PT. Pangkalan Usaha Maju.
Usahanya difokuskan pada usaha pembangunan Hutan Tanaman Industri untuk
penyediaan bahan baku pembuatan bubur kertas dan industri pulp.
Pada tahun 1992 dimulai pembangunan pabrik pulp dan pulp MC #1 mulai
start up pada bulan juni 1994 dengan hasil produksi komersial dimulai bulan
Desember 1994. Pada tanggal 1 Maret 1995 PT. WKS dibagi menjadi dua, dimana
untuk pengelolaan hutan tetap dilaksanakan oleh PT. WKS, sedangkan untuk
pengolahan kayu dipabrik dibentuk perusahaan baru yang dikenal dengan nama
PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (PT. LPPPI). Yang mana nama ini
berasal dari sebuah pabrik kertas milik grup Sinarmas di Langsa, Aceh Timur
yaitu PT. Lontar yang berdiri sejak tahun 1977 dengan kapasitas produksi kertas
7.500 ton per tahun.
PT. LPPPI berpusat di desa Tebing Tinggi, Kec. Tebing Tinggi, Kab.
Tanjung Jabung Barat, Jambi. Perusahaan yang sudah berdiri selama 25 tahun ini
telah melakukan langkah-langkah maju untuk kepuasan pelanggan akan kualitas
produk dan telah diadopsi sistem pengolahan mutu dengan diperoleh sertifikat
untuk Quality Management System. Sertifikat yang telah diperoleh PT. Lontar
Papyrus Pulp and Paper Industry:
4. ISO 14001:2004 No. ID97/10683 pada tanggal 19 Agustus 2015 dan valid
sampai dengan 19 Agustus 2018
5. Untuk manajemen dan kepedulian tentang sumber daya energi, PT. LPPPI
telah mendapatkan sertifikat ISO 50001:2011 (Energy Management
System) No. TW14/90006 pada tanggal 30 April 2017
6. Penghargaan Industri hijau dan penghargaan PROPER dari kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7. Penghargaan Zero Accident (nihil kecelakaan) dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
Kapasitas produksi pulp PT. LPPPI saat ini sebesar 3.100 ADT/hari
dengan menggnakan metode pemasakan sulfat (Kraft) yang bahan bakunya
berasal dari PT. Wira Karya Sakti dan beberapa Supplier lainnya berupa Acacia
(Mangium, Crassicarpa) dan Eucalyptus. Pulp yang dihasilkan telah melalui
proses pemutihan (bleaching) dengan menggunakan metode (ECF – Elemental
Chlorine Free). Pada tanggal 28 Maret 1998 PT. LPPPI mulai mengoperasikan
pabrik tisu dengan memproduksi tisu jumbo roll jenis toilet tissue, facial tissue,
napkin, dan kitchen towel tissue.
Lokasi PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry memiliki pabrk yang
berkedudukan di desa Tebing Tinggi yang berjarak sekitar 135 km dari Kota
Jambi.
PT. LPPPI berdiri diatas lahan seluas 251.218 heltar dengan tata letak
yang sistematis dan tersusun rapi.
b. Misi
Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia
Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru
serta penerapan efisiensi pabrik.
Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.
Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan
operasional.
Gambar 1.3 Skema organisasi Pt. Lontar papyrus pulp and paper indutry
Berdasakan data bulan januari 2017, jumlah tenaga kerja PT. LPPPI total
2344 orang dan terdiri dari Tenaga Kerja Indonesia (pribumi) dan Tenaga Kerja
Asing.
2. Sekolah
Perusahaan juga membangun sekolah untuk putra dan putri karyawan yang
terdiri dari tingkat playgroup, TK, SD, SMP, dan SMA yang bertempat di
area komplek perumahan pabrik.
3. Transportasi
4. Klinik kesehatan
5. Tempat peribadatan
lapangan tenis, lapangan bola voli, lapangan basket, kolam renang dan
gedung serbagua
1. Asuransi
2. Bank
3. Seragam
4. Serikat pekerja
1. Keselamatan bagi setiap tenaga kerja yang berkaitan dengan mesin, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya.
2. Menjaga tempat kerja dan lingkungan kerja agar sehat, bersih dan nyaman.
3. Cara-cara melakukan pekerjaan dengan mengumandangkan “safety first”
pada saat masuk dan keluar kerja.
Bahaya gas atau cairan dari zat kimia dimana zat-zat tersebut beracun atau
mudah terbakar.
Aliran listrik dengan tegangan tinggi.
Debu-debu di sekitar tempat kerja yang dapat mengganggu pernapasan.
Kebisingan yang melebihi ambang batas.
Mesin-mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga menimibulkan
bahaya mekanis.
Peledakan yang dapat terjadi pada temperatur dan tekanan tinggi sehingga
menimbulkan keledakan dan kebakaran.
Penerapan K3 yang kurang sehingga menimbulkan kecelakaan kerja.
House keeping yang kurang baik sehingga menyebabkan tempat kerja yang
kotor dan tata letak aat yang tidak teratur. Semuanya itu dapat
menyebabkan kelelahan dan kejenuhan di tempat kerja.
Adapun produk utama yang dihasilkan di PT. Lontar Papyrus Pulp and
Paper Industry, yaitu:
2.5.1 Pulp
Pulp mempunyai arti bubur, dalam hal ini yaitu buburan kayu. Pulp
merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kertas yang berasal dari
serat (selulosa dan hemiselulosa). Kapasitas produksi PT. LPPPI saat ini mencapai
3.100 ADT/hari atau 1.364.000 ton per tahun. Pulp ini dapat dibuat menjadi kertas
budaya, kertas industri dan lain-lain.
2.5.2 Tissue
Pabrik kertas tissue pertama di Jambi dan milik APP ini mulai beroperasi
dan beroperasi dan beroperasi. Pada tahun 2014 single line tissue berkapasitas
produksi 80.000 ton/tahun. Kertas yang di produksi berupa tissue dengan empat
jenis produk yaitu toilet tissue, facial tissue, napkin tissue, kitchen towel.
Sebagian besar produksi tissue dipasarkan ke luar negeri, disamping itu juga
untuk konsumsi dalam negeri. Negara-negara pelanggan tissue produksi Lontar
Papyrus diantaranya Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Australia, Bahrain,
Tiongkok, Yunani, India, Italia, Kuwait, Malaysia, Selandia Baru, Kep. Reunion,
Arab Saudi, Singapura dan Taiwan.
melalui pelabuhan milik sendiri dengan panjang dermaga 346 m yang telah
dibangun sejak 1992 dan kembang tahun 1995 dan 1996. Untuk kelancaran
bongkar muat di pelabuhan, aktivitas ini didukung oleh beberapa alat berat seperti
Crane, Forklift, Loader, Excavator, dan Reach Stacker.
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
b. Hardwood
Tanaman ini memiliki daun lebar (hardwood), umumnya
menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti Albazia falcatera,
Euclyptus sp, Acacia mangium, Gmelina sp dan Antochehalus candabia.
Pulp kimia yang berbahan kayu jenis angiosperma ini disebut dengan Leaf
Bleached Kraft Pulp (LBKP).
Hardwood memiliki struktur yang lebih kompleks dibanding
softwood. Serat hardwood lebih pendek dan lebih tipis yang memberikan
formasi kertas lebih baik dibanding serat softwood.
Serat hardwood membentuk kertas dengan opasitas tinggi dan
permukaan cetak yang halus. Dibanding softwood, hardwood mengandung
lebih sedikit lignin sehingga lebih mudah dalam proses bleaching untuk
mencapai brightness yang tinggi.
d. Secondary Fiber
Untuk melestarikan lingkungan dan meminimalisir penggunaan
kayu sebagai bahan baku pulp, maka kertas bekas (secondary fiber) dapat
menjadi alternatif yang ekonomis. Secondary fiber ini bisa diperoleh dari
berbagai jenis kertas bekas seperti, HVS, kertas koran, majalah, kardus,
dan lain-lain.
c. Massa jenis
Massa jenis kayu adalah besaran perbandingan antara berat kering
kayu dengan berat air yang bervolume sama dengan kayu. Parameter
massa jenis digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang bisa
diperoleh pada setiap volume kayu.
d. Kadar air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam contoh kayu dengan berat contoh semula yang dinyatakan dalam
persen dan diukur pada kondisi sandar. Dalam proses pemasakan, kadar air
digunakan untuk menghitung rasio perbandingan chip larutan bahan kimia
pemasak.
Kadar air mempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa
number, dan kualitas pulp. Jika moisture terlalu rendah, maka akan
mempersulit dalam menghasilkan chip. Level kadar air sebaiknya dalam
range 40%-50%.
b. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah polimer bercabang yang terbentuk dari gula
sebagai komponen utamanya. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang
tersusun dari lima unit gula yang berbeda seperti:
- Hexosa : Glukosa, Manosa dan Galaktosa
- Pentosa : Xylosa dan Arabinosa
dengan bahan kimia dan panas. Sifat-sifat pulp mekanis umumnya menghasilkan
rendemen yang tinggi karena lignin tidak dihilangkan atau hanya sebagian saja
dihilangkannya. Selain itu seratnya bersifat kaku dan lebih pendek karena
sebagian besar putus oleh aksi mekanis.
Pulp mekanis sulit diputihkan dan jika dibuat lembaran akan
menghasilkan kertas yang bersfat bulky dan memiliki opasitas
(ketidaktransparanan) yang baik. Sifat bulky dapat memberikan efek bantalan
dalam lembaran sehingga mempunyai sifat mudah menyerap tinta dan sifat cetak
yang baik. Harga pulp mekanis umumnya rendah karena proses pembuatannya
yang sederhana.
Pembuatan pulp mekanis dapat dilakukan dengan dua car, yaitu sistem
grinding (penggerindaan) dan refining (penggilingan). Dari kedua cara tersebut
didapat proses pembuatan pulp mekanis yang bervariasi, diantaranya Stone
Ground Wood (SGW), Refiner Mechanical Pulp (RMP), Thermo Mechanical
Pulp (TMP), dan Chemi Thermo Mechanical Pulp (CTMP).
BAB 4
DESKRIPSI PROSES
b. Screening
Screening dilakukan dalam empat tahap yaitu primary screening,
secondary screening, teriary screening, dan quartinery screening. Pada
primary screening sebagian besar shive adalah reject, tetapi dalam
pemisahan masih banyak serat yang terikut. Agar tidak banyak fiber atau
serat yang terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary
sereening) disaring lagi pada tahap kedua (secondary sereening).
Reject dari tahap kedua ini akan disaring lagi pada tahap ketiga (tertiary
screening) dan terakhir reject dari tahap ketiga disaring ke tahap keempat
d. O2 Delignification
Proses dilignifikasi oksigen merupakan proses pre-bleaching yang
berguna untuk mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum
mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami proses dilignifikasi
oksigen maka bilangan kappa berkurang ±10. Adapun fungsi delignifikasi
oksigen adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal di tahap
pemutihan dan dalam waktu yang bersmaan dapat menurunkan dampak
terhadap lingkungan.
Proses delignifikasi oksigen berlangsung pada konsistensi medium
dengan suhu sekitar 100oC dan tekanan reactor 4 sampai 5 bar, sedangkan
bahan kimia yang dipakai adalah oksigen dan alkali, salah satunya yaitu
NaOH atau white liquor oksidasi. Sebelum masuk ke reactor, pulp
dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reactor, dimana
waktu yang dibutuhkan (retention time) menurut waktu yang dirancang
adalah satu jam. Untuk mencegah waktu singkat didalam reactor yang
disebabkan chanelling, maka aliran yang merata dan stabil di dalam
reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga konsentrasi
pulp sekitar 10%.
sodium klorat (NaClO3) dan H2, alat yang digunakan disebut electrolizer.
a. Evaporator
Berfungsi untuk memekatkan Weak Black Liquor (WBL) yang
merupakan filtrate dari proses washing, mengandung 93% air dan 17%
solid, kandungan air yang banyak inilah yang nanti akan dikurangi lewat
pemanasan. Sistem evaporasi yang digunakan adalah Multiple Effect
Evaporator. Umpan dan steam dialirkan berlawanan arah. Hasil dari
evaporator ini berupa Heavy Black Liquor (HBL) yang mengandung lebih
dari 60% solid dan digunakan sebagai bahan bakar pada recovery boiler.
b. Recovery Boiler
Fungsi dari recovery boiler antara lain:
- Menguapkan dan mengeringkan black liquor yang akan dibakar.
- Mereduksi Na2SO4 dan senyawa-senyawa natrium, sulfur, oksigen
c. Recaustisizing Plant
Fungsi recaustisizing adalah mengubah Sodium karbonat (Na2CO3)
menjadi Sodium hidroksida (NaOH) dan memisahkan macam-macam
impurities dari furnace atau lime kiln. Proses ini menghasilkan white
liquor sebagai larutan pemasak chip pada digester.
White liquor yang dihasilkan di recovery boiler (R/B) direaksikan
dengan kapur (CaO). Green liquor yang berasal dari R/B tersebut
mempunyai kandungan Total Alkali Aktif (TAA), sehingga cairan pemasak
akan mempunyai mutu yang baik. Tahapan recaustisizing process antara
lain:
- Penjernihan green liquor dengan menggunakan green liquor clarifier.
- Green liquor yang telah jernih direaksikan dengan kapur (CaO) menjadi
BAB 5
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH DAN UTILITAS
Potongan kayu dan kulit kayu yang tidak dimasak digunakan sebagai
bahan bakar di Multifier Boiler, dan hasil akhir penyaringan pulp dijadikan
bahan tambah pembuatan tissue. Pasir yang tidak digunakan lagi diolah
menjadi batako dan digunakan di internal pabrik. Kemudain sludge cake
dari hasil samping pengolahan cair dijadikan uji coba sebagai pupuk
kompos untuk HTI dan penggunaan lainnya.
b. Sistem landfill
Sisa produksi yang berbentuk padatan seperti dregs, screen reject, ash,
grits, dan lumpur garam ditimbun pada lahan khusus (landfill) untuk
menghindari pencemaran lingkungan.
d. Sistem pembakaran
Limbah padat domestik yang habis dibakar seperti, kayu palet bekas,
bambu, kain lap, dan serbuk gergaji bekasi dibakar. Sisa abu hasil
pembakaran ditimbun pada landfill.
b. Filtrasi
Air yang sudah disaring ditambahkan dengan klorin yang berperan sebagai
desinfektan. Setelah itu air di filtrasi dan menghasilkan untreated water
b. Sedimentasi
Flok yang sudah terbentuk ditambahkan polymer untuk mempermudah
proses sedimentasi (pengendapan). Air kemudian dialirkan ke modul tube
untuk mengurangi flok-flok yang naik ke permukaan air. NaOH juga
ditambahkan untuk menaikkan pH air sebelum masuk ke tahapan
selanjutnya.
c. Gravity Filter
Media filter yang digunakan dalam proses ini adalah: batu, pasir, kerikil,
carnet, dan karbon aktif. Hasil penyaringan ini yang dinamakan treated
water. Sebagian air ini di kirim ke header yang digunakan untuk keperluan
proses, dan sebagian lagi dikirim ke treated water storage tank.
b. Kation Tower
c. Demind Tower
Pada tahap ini oksigen yang terkandung didalam air dihilangkan dengan
fan yang meniupkan udara.
d. Anion Tower
Air kemudian disaring menggunakan resin Amberlite IRA 458 untuk
mengikat anion-anion di dalam air.