Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

PUPUK UREA (NH2)2CO

PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG (PUSRI)

KELOMPOK 1 :

1. IKHSAN GUSTI RILMA (1710413020)


2. ELDYA IRMAYANSI (1810412048)
3. RIMA DWISANI (1910411019)
4. PUJI VAJRIAN PERTIWI (1910412019)
5. PUTRI RAHMA GUSTI (1910413008)

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. SYUKRI ARIEF, M. Eng

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembuatan Pupuk Urea ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Kimia Industri. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pembuatan Pupuk Urea bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Syukri Arief, M. Eng selaku
Dosen Mata Kuliah Kimia Industri yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang saya tekuni.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 20 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
A. SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI....................................................................... 1
B. PROFIL SINGKAT PUSRI ................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
C. PROSES PRODUKSI PUPUK UREA DI PT. PUSRI PALEMBANG .............................. 4
D. PRODUK UTAMA .............................................................................................................. 7
E. GAMBARAN MESIN ....................................................................................................... 10
F. PRODUK SAMPINGAN YANG DIHASILKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH ...... 11
G. BISA ATAU TIDAKNYA PT.PUSRI DIDIRIKAN DI SUMATERA BARAT .............. 12
BAB III .......................................................................................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pupuk urea merupakan pupuk yang memiliki unsur terpenting bagi tanaman yaitu
nitrogen. Nitrogen merupakan salah satu unsur pupuk yang diperlukan dalam jumlah paling
banyak namun keberadaannya dalam tanah sangat labil sehingga mudah hilang dari tanah
melalui pencucian maupun menguap ke udara. Sejumlah besar nitrogen hilang dari dalam
tanah karena tanah mengalami pencucian oleh gerakan aliran air dan volatilisasi. Banyaknya
nitrogen yang tersedia langsung bagi tumbuhan sangatlah sedikit. Oleh karena itu, perlu
dilakukan inovasi lain untuk memperbaiki efisiensi pemupukan. Salah satu usaha untuk
mengurangi kehilangan nitrogen adalah dengan membuat pupuk tersebut dalam bentuk slow
release.
Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi sebesar
45% - 56% (Fajrin, 2016). Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Unsur nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun
tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga
mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah,
tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk urea juga mempercepat
pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain). Serta, pupuk urea juga
mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.
Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis sehingga lebih mudah
menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%, urea sudah dapat menarik uap air dari
udara sehingga mudah larut dalam air serta mudah diserap oleh tanaman. Untuk dapat diserap
oleh tanaman, nitrogen dalam urea harus dikonversi terlebih dahulu menjadi ammonium (N-
NH4 + ) dengan bantuan enzim urease melalui proses hidrolisis. Namun bila diberikan ke
tanah, proses hidrolisis tersebut akan cepat sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai
ammonia. Pemberian urea dengan disebar akan cepat terhidrolisis (dalam 2-4 hari) dan ini
rentan terhadap kehilangan melalui volatilisasi.

1
Hillaire Rouelle adalah nama orang yang pertama kali menemukan Pupuk urea. Ahli
kimia asal perancis ini menemukannya pada tahun 1773. Akan tetapi sintesis urea secara
masal baru dilakukan 55 tahun setelahnya. saat ini pupuk urea banyak diproduksi industri
dengan dehidrasi amonium karbamat pada tekanan tinggi. Pupuk urea banyak dimanfaatkan
pada industry pertanian, karena pupuk urea mengandung salah satu unsur penting bagi
tumbuhan yaitu nitrogen. Oleh karena itu pupuk urea banyak dimanfaatkan sebagai sumber
unsur N dalam industri pertanian.

B. PROFIL SINGKAT PUSRI

Sriwidjaja diambil sebagai nama Perseroan untuk mengabadikan sejarah kejayaan


Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatra Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara
hingga daratan Cina, pada abad ke tujuh Masehi.

Secara legal, PT Pusri resmi didirikan berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag
nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara
Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT Pusri, yang memiliki kantor pusat dan
pusat produksi berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk
urea pertama di Indonesia. PT Pusri telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha.
Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah
statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua
terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akta Notaris
Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan
Terbatas (PT).

Struktur modal PT Pusri diperkuat lagi dengan adanya pengalihan saham


Pemerintah sebesar Rp. 6 miliar di PT Mega Eltra kepada PT Pusri serta tambahan modal

2
disetor sebesar Rp. 728.768 juta dari hasil rekapitalisasi laba ditahan PT Pupuk Kaltim Tbk.
Dengan demikian keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PT Pusri per 31 Desember
2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.

PT Pusri merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan
pemegang saham tunggal adalah Pemerintah Republik Indonesia. Tanggal 14 Agustus 1961
merupakan tonggak penting sejarah berdirinya Pusri, karena pada saat itu dimulai
pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun
1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea
dan 59.400 ton amonia per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat,
maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah membangun sejumlah pabrik Pusri II,
Pusri III, dan Pusri IV. Pabrik Pusri II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun.
Pada tahun 1992 Pabrik Pusri II dilakukan proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per
tahun. Pusri III yang dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton
per tahun. Sedangkan pabrik urea Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas
terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas
produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk urea Pusri IB berkapasitas
570.000 ton per tahun menggantikan pabrik Pusri I yang dihentikan operasinya karena alasan
usia dan tingkat efisiensi yang menurun.

Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan distribusi dan
pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service
Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan
produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

C. PROSES PRODUKSI PUPUK UREA DI PT. PUSRI PALEMBANG

Pupuk urea PT. Pusri diproduksi dengan menggunakan Advanced Process for Cost
and Energy Saving (ACES) yang mudah dioperasikan dengan biaya rendah dan kualitas
tinggi. Bahan baku proses ini adalah gas CO2 dan ammonia cair dari pabrik ammonia , urea
yang dihasilkan berbentuk prill yaitu butiran padat yang mempunyai lapisan yang agak keras
pada bagian luarnya. Pabrik urea Pusri-IB dirancang untuk memproduksi 1725 ton urea
prill/hari.

Proses Pembuatan Urea Dibagi Menjadi 6 Unit:

1. Sintesa Unit
2. Purifikasi Unit
3. Kristaliser Unit
4. Prilling Unit
5. Recovery Unit
6. Proses Kondensat Treatment Unit

Gambar 1. Diagram proses pembuatan urea


4
Proses pembuatan urea di PT. Pusri Palembang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Unit sintesa urea
Pada tahap ini urea dibuat dari gas CO2, ammonia cair dan larutan ammonium
carbomate dalam reaktor bertekanan dan temperatur tinggi. Unit ini merupakan bagian
terpenting dari pabrik urea. Unit ini mensintesa urea dengan mereaksikan NH3 cair dengan
gas CO2 di dalam urea reaktor dan ke dalam reaktor dimasukkan larutan recycle karbamat
yang berasal dari bagian recovery. Tekanan operasi di sintesa adalah 175 kg/cm2. hasil
sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan
kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
Pada unit sintesa urea, ammonia cair dan karbon dioksida bereaksi menjadi
ammonium carbomate yang selanjutnya terhidrasi menjadi urea dengan urutan reaksi kimia
sebagai berikut:
2NH3 + CO2 ↔ NH2 COONH4 + 38.000 kal (19)
NH2 COONH4 ↔ NH2 CONH2 + H2 O – 6000 kal (20)
Selama proses sintesa, terjadi reaksi samping terbentuknya biuret dari penguraian urea,
yang mana reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
2NH2 CONH2 ↔ NH2 CONHCONH2 + NH3 (21)
Reaksi (19) adalah pembentukan ammonium carbomate dari ammonia dan karbon
dioksida. Reaksi (20) adalah reaksi dehidrasi ammonium carbomat menjadi urea. Reaksi
(21) adalah reaksi dimerasi urea menjadi biuret.
Pembentukan ammonium carbomate merupakan reaksi yang sangat isotermik,
karenanya pemindahan panas secara terus menerus dilakukan agar temperaturnya tidak
melebihi temperatur dekomposisinya. Pengontrolan temperatur perlu dilakukan karena
temperatur di bawah titik leleh ammonium carbomate akan membentuk lapisan yang
menempel pada dinding reaktor. Sedangkan jika temperatur sistem di atas titik lelehnya
akan dihadapkan dengan masalah korosi.
Dehidrasi ammonium carbomate tidak berlangsung sampai selesai. Derajat
konversinya bergantung pada perbandingan mol NH3/CO2 dalam umpan reaktor,
temperatur, tekanan dan waktu tanggal reaksi. Perbandingan NH3/CO2 dalam umpan
adalah 4/1. Adanya ammonia berlebih akan memperbesar derajat konversi karena ammonia
tersebut bertindak sebagai dahidrasi agent. Ammonia akan menyerap air yang terbentuk

5
sehingga mencegah reaksi balik dari urea. Kada air yang kecil akan menaikkan derajat
konversi.
Selanjutnya reaksi (20) adalah reaksi endotermik lemah, karena panas reaksi yang
dibutuhkan jauh lebih kecil daripada panas reaksi yang dilepas oleh reaksi (19). Kelebihan
panas pada reaksi (19) akan mempertinggi konversi reaksi (20) sehingga memperbesar laju
pembentukan biuret yang tidak dikehendaki. Kandungan biuret tidak dikehendaki karne
mengurangi produk urea dan menjadi racun bagi tanaman.
2. Unit Purifikasi
Pada tahap ini ammonia karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di
unit sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step
penurunan tekanan yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Prinsip dari tahap ini
adalah memanaskan dan menurunkan tekanan, sehingga ammonium carbomate terurai
menjadi gas gas NH3 dan CO2 seperti reaksi kimia berikut:
NH2 COONH4 ↔ 2NH3 + CO2 (30)
Hasil penguraian ini berupa gas CO2 dan NH3 yang dikirim ke bagian recovery, sedangkan
larutan ureanya dikirim ke bagain kristaliser.
3. Unit Kritalisasi
Pada tahap ini larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan secara vacuum.
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea
dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP Absorber dan Recovery.
4. Prilling Unit
Pada tahap ini, kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99.8%
berat dengan panas udara, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusi merata ke seluruh distributor. Kemudian dari distributor
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk
urea butiran (prill). Produk urea dikirimkan ke bulk storage dengan belt conveyor.
5. Recovery Unit
Pada tahap ini gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi
diambil kembali dengan dua step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian
absorbent kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit

6
Pada tahap ini uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser
didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di strimpper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3 nya
dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di recover. Sedangkan air kondensatnya dikirim
ke utilitas

Gambar 2. Diagram alir pembuatan pupuk urea

D. PRODUK UTAMA

1. Pupuk Urea Pusri


a). Nitrogen : 46 %
b). Kadar Air : 0,5%
c). Biuret : Maks 1 %
d). Bentuk : Prill 1 - 3,35mm 90 % Min
e). Standard : SNI No. 2801 : 2010
Kegunaan produk :
1. Pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman menjadi optimal (tanaman akan
lebih cepat tinggi, jumlah anakan banyak & memiliki cabang yang banyak).
2. Membuat daun tanaman menjadi hijau segar serta memperkuat akar dan batang
tanaman.
3. Meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah penyebab kesuburan.
4. Menambah kandungan protein dalam tanaman
7
5. Digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, hortikultura &
Perkebunan.

2. Bioripah
Pupuk yang dilengkapi dengan mikroorganisme bermanfaat untuk tanah.
Penambahan Bioripah ke dalam tanah mampu menyediakan unsur hara kedalam tanah
sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bioripah juga mampu mengefisiensikan
penyerapan pupuk kimia yang ditambahkan ke dalam tanah.

a). Spesifikasi produk


Komposisi : Bacillus sp., Ochrobactrum sp., Alcaligenes sp.
Bentuk : Cair
b). Manfaat untuk Tanaman
Meningkatkan ketersediaan Nitrogen, fosfor dan Kalium dalam tanah, mengandung
hormon pertumbuhan tanaman.

3. NPK PUSRI
a). Spesifikasi / Formula :
- 15 : 15 : 15
- 12 : 12 : 17 : 2
8
- 13 : 6 : 27 : 4 + 0,6B
b). Standard : SNI No. 2803 : 2012
c). Manfaat :
1. Pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman menjadi optimal (tanaman akan lebih
cepat tinggi, jumlah anakan banyak & memiliki cabang yang banyak)
2. Membuat daun tanaman menjadi hijau segar serta memperkuat akar dan batang
tanaman.
3. Meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah penyebab kesuburan.
4. Menambah kandungan protein dalam tanaman
5. Digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, hortikultura &
Perkebunan.

4. NUTREMAG
Pupuk hara mikro untuk melengkapi kandungan unsur mikro yang umumnya sedikit
tersedia di dalam tanah. Mengandung unsur mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
sehingga walaupun digunakan dalam dosis yang rendah, mampu meningkatkan
produktivitas tanaman. Cocok untuk digunakan di tanah masam.
a). Spesifikasi
Komposisi : Zinc, Boron, Cooper dan Manganese
Bentuk : Granul
b). Manfaat untuk Tanaman
Merangsang pembentukan titik tumbuh, serbuk sari, bunga dan akar serta sebagai activator
dan katalisator berbagai macam enzim.

9
E. GAMBARAN MESIN

1. Reaktor : penyaringan ammonia dan karbon dioksida yang telah bercampur (karbamat)
menjadi urea cair pada proses purifikasi

2. Kristalizer : urea cair menjadi urea kristal

10
3. Prilling Tower: urea kristal menjadi butiran urea yang siap dipasarkan

F. PRODUK SAMPINGAN YANG DIHASILKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH

Ada tiga buah reaksi samping yang harus diminimalisasi pada proses pembuatan urea:
1. Hidrolisis urea :
CO(NH2 ) + H2 O↔ 2NH3 + CO2
2

2. Pembentukan biuret dari urea :


2NH2 CONH2 ↔ NH2 CONHCONH2 + NH3
3. Pembentukan asam isosianat dari urea :
CO(NH2 ) → NH4NCO → NH3+ HNC
2

Limbah gas amonia dari pabrik amonia dan debu urea serta amonia dari bagian akhir proses
pembuatan urea.
a) Limbah Gas Amonia dapat dikurangi dengan cara absorpsi konvensional.
Keluaran limbah gas yang diperbolehkan, yaitu kurang dari 0,2 kg amonia per ton
urea yang diproduksi.
b) Debu urea hasil proses pembutiran sangat kecil ukurannya (0,5-2 μm), sehingga
untuk menghilangkannya menggunakan wet impingement. Beberapa pabrik

11
menggunakan teknologi granulasi untuk memperbesar ukuran dan kekuatan
produk. Penanganannya cukup menggunakan scrubber.
c) Limbah Cair
Kondensat proses yang dihasilkan dari bagian evaporasi atau kristalisasi
mengandung 3-8 % berat amonia dan 0,2-2 % berat urea.Dua macam teknik yang
dapat digunakan untuk menghilangkan polutan tersebut adalah :
1. Penanganan secara biologis (kurang populer).
2. Hidrolisis kimiawi dan pelucutan kukus untuk menghilangkan amonia dari
kondensat.
✓ Sistem Stamicarbon
✓ Sistem Snam Progetti
✓ Sistem ACES
Sistem ACES meliputi proses pre-desorpsi, hidrolisis, dan desorpsi
akhir. Keluaran proses kondensat memiliki konsentrasi amonia dan urea
kurang dari 5 ppm.
✓ Sistem UTI

G. BISA ATAU TIDAKNYA PT.PUSRI DIDIRIKAN DI SUMATERA BARAT

Industi PT. Pusri bisa didirikan di Sumatera Barat, Karena :


1. Bahan baku tersedia di sumbar
2. Kualitas udara sangat mendukung untuk didirikan pabrik pupuk urea
3. Sumber air yang cukup memadai di sumbar

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahan baku pembuatan pupuk urea di PT. Pusri adalah gas CO2 dan ammonia cair
2. Produk yang dihasilkan berupa prill/butiran padat
3. Proses Pembuatan Urea Dibagi Menjadi 6 Unit:
✓ Sintesa Unit
✓ Purifikasi Unit
✓ Kristaliser Unit
✓ Prilling Unit
✓ Recovery Unit
✓ Proses Kondensat Treatment Unit
4. Industi PT. Pusri bisa didirikan di Sumatera Barat, Karena :
✓ Bahan baku tersedia di sumbar
✓ Kualitas udara sangat mendukung untuk didirikan pabrik pupuk urea
✓ Sumber air yang cukup memadai di sumbar
B. Saran
1. Pengelolaan limbah harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti
pembuangan limbah industri tidak langsung ke sungai, limbah diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang
2. Pendirian pabrik harus juga berdampak bagi masyarakat sekitar
3. Pemberdayaan masyarakat dilingkungan sekitar mengenai pengolahan pupuk urea

13
DAFTAR PUSTAKA

Prawiranegara, Alvian Yudhana dan Muhammad Ali. 2019. Pembuatan Ulang Hazops Reaktor
Urea Pada Unit Urea PUSRI-III PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Yogyakarta : Universitas
Islam Indonesia
https://www.pusri.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai