Disusun Oleh :
1. Frandika Wendy 012.17.003
2. Muhammad Sobri 012.17.008
3. Vivin Fitria Falah 012.17.013
4. Josua Effendy Sitohang 012.17.022
5. Desy Rahayu Ningsih 012.17.026
6. Gilang Purnama Putra 012.17.036
7. Trisno Styawan 012.17.039
i
KATA PEGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua, khususnya penulis. Karena berkat rahmat, hidayah-NYA serta dorongan
keinginan penulis untuk menyukseskan pelaksanaan program studi kuliah di teknologi
pengolahan pulp dan kertas ini. Sehingga penyusunan makalah tentang alat instrumentasi
industri pulp dan kertas ini dapat diselesaikan.
Makalah ini telah disusun berdasarkan data, Namun penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penyusun terbuka menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dan
penyempurnaan pada pembuatan berikutnya.
Akhirnya, Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu mulai dari proses penyusunan hingga penerbitan makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
MODUL 2............................................................................................................................................. 17
HANDSHEET MAKING.......................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .................................................................................................................................................... 18
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 18
I. Latar Belakang ........................................................................................................................ 18
iii
I. Tujuan ................................................................................................................................... 18
II. Alat dan Bahan .................................................................................................................. 19
III. Teori Dasar ........................................................................................................................ 19
IV. Diagram Alir ..................................................................................................................... 21
BAB II .................................................................................................................................................. 22
PROSEDUR PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN ...................................................................... 22
A. Prosuder Praktikum Lapangan .................................................................................................. 22
B. Perhitungan................................................................................................................................ 24
C. Hasil Percobaan ......................................................................................................................... 27
BAB III ................................................................................................................................................. 29
PENUTUP ............................................................................................................................................ 29
A. ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................................................... 29
B. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 30
iv
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Industri Pulp and Paper merupakan salah satu industri yang cukup penting di dunia.
Karena kebutuhan kertas di dunia juga semakin dibutuhkan oleh kalangan masyarakat
sehingga merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan.
Proses pembuatan kertas berawal dari pulp (buburan kertas) yang dihasilkan dari
pemasakan kayu (chip) sehigga menghasilkan serat atau fiber yang sangat penting dalam
pembuatan kertas.
Proses pembuatan pulp di Indonesia lebih banyak menggunakan proses kraft karena
dinilai lebih aman untuk lingkungan. Pembuatan pulp dimulai dari pengumpulan kayu
kemudian dijadikan serpihan serpihan kayu (chip) dan kemudian akan di cooking di dalam
digester hingga proses pemutihan untuk menghasilkan pulp berwarna putih.
Dalam proses pembuatannya, Instrumen Flow sangat penting dalam mempengaruhi
sukses atau tidaknya proses pembuatan pulp dan kertas karena dalam prosesnya terjadi
pemindahan fluida dari satu tanki ke tanki yang lain.
I. Tujuan
1. Mengetahui Proses Beating
2. Mengetahui Pengaruh waktu beating dan Jenis Bahan Baku terhadap nilai Freeness
bahan yang dibeating
3. Mengetahui instrumentasi yang digunakan dalam Proses beating.
2
9. Ember/Bak
10. Tissue
11. Stopwatch
12. NBKP
13. LBKP
14. Fresh Water
C. BEATING PULP
Volume beater :xL
Konsistensi beating : x %
Kadar air pulp :x% Volume beater x konsistensi
Banyak pulp yang dibutuhkan untuk beating =
(100% - kadar air pulp)
Timbang pulp, lalu masukkan kedalam beater. Kemudian isi air sampai batas volume
beater. Untuk mengkonversi dari satuan volume menjadi satuan massa, kita asumsikan
berat jenis material sama dengan berat jenis air, sehingga kita kalikan dengan massa
jenis air.
D. UJI FREENESS
3
Uji freeness dilakukan untuk mengetahui tingkat derajat giling pulp yang
nantinya akan berpengaruh terhadap sifat fisik kertas yang dibuat. Selama proses
beating, secara berkala stock diuji nilai freenessnya sampai mencapai nilai freeness
yang ingin dicapai. Untuk menguji freeness, stock diambil dari beater dengan berat
kering 3 gram. Banyaknya stock yang diambil dari beater sesuai dengan perhitungan
berikut:
Stock diambil dari beater sebanyak 200 ml. Lalu diencerkan sampai volume
1L. Diaduk sampai homogen. Kemudian dituang pada chamber alat CSF. Air pada
corong keluaran samping ditampung dengan gelas ukur. Volume air yang keluar
tersebut menunjukkan nilai CSF (ml CSF).
E. PROSEDUR PERCOBAAN
4
5. Masukkan pulp ke dalam beater dan ditambahkan air sehingga volume total
menjadi 12 Liter.
6. Operasikan valley beater
7. Cek nilai Freeness setiap 10 Menit
5
BAB II
5) Lakukan variasi per 15 menit. Tiap 15 menit ambil stock dan hitung
freenessnya
6
6) Ambil stock 200 ml lalu tambah fresh water hingga 1000 ml untuk
mengecek Freenessnya
Figure 5. CSF
9) Setelah itu ambil dan letakkan kedalam handsheet press, masukkan blotting
paper diatas dan dibawah untuk membantu proses press. Lalu press dan
diamkan sekitar 5 menit.
8
10) Lalu ambil handsheet dengan diskplate dan masukkan oven sekitar 10
menit dengan suhu 105 derajat.
Figure 8. Oven'
11) Yang terakhir ambil handsheet dan timbang berat saat keluar oven.
B. PERHITUNGAN
1. Perhitungan Consistency
9
3. Perhitungan Freeness
4. Grafik Freeness
PERCOBAAN 1 LBKP
535 530
530
525
520
FREENESS
515
510
510
505 500
500
495
0 10 20 30 40 50
WAKTU
PERCOBAAN 2 LBKP
512
510
510
508
FREENESS
506
504
502
500 500
500
498
0 10 20 30 40 50
WAKTU
10
PERCOBAAN 1 NBKP
650 640
640
630
620
FREENESS 610 600
600
590
580 570
570
560
0 10 20 30 40 50
WAKTU
11
BAB III
PENUTUP
Dari hasil yang kita dapatkan pada saat praktikum, kami melakukan
penggilingan serat sample pulp NBKP dan LBKP dengan variasi waktu setiap 15
menit untuk mengetahui nilai freenes dari pulp tersebut. Hasil Freenes yang diperoleh
dari sample pulp LBKP mengalami kenaikan dari nilai freenes awal yaitu 500, 530,
510. Hal ini disebabkan karena ;
1. Berat Kering sampel, kesalahan dalam proses penimbangan berat kering sampel
yang tidak sesuai akan menyebabkan nilai dari consistency nya semakin turun. Hal
ini akan menyebabkan kandungan air dalam stock akan mengalami peningkatan
sehingga nilai freenes yang dihasilkan akan semakin tinggi.
3. Faktor beban pada Beater, Faktor beban pada beater sangat mempengaruhi jumlah
serat yang akan terfibrilasi. Jika beban yang ditambahkan semakin besar maka gap
antara rotor dan stator refiner akan semakin dekat sehingga serat akan semakin
banyak yang terfibrilasi. Dan jika serat terfibrilasi dengan baik maka nilai CSF
akan semakin rendah karena formasi serat akan bagus sehingga air akan sulit untuk
keluar dari formasi serat. Pada saat praktikum hanya menggunakan satu beban
tanpa menggunakan tambahan beban jadi serat yang terfibrilasi menjadi sedikit
sehingga nilai freenesnya tidak mengalami penurunan.
Untuk hasil freenes dari pulp NBKP, nilai freenes yang kita dapatkan itu sesuai
dengan ketentuan (Mengalami Penurunan). nilai yang kita dapatkan pada saat
mengukur freenes pada saat praktikum ialah 690, 600 dan 570
12
Alasannya freenes mengalami nilai penurunan ialah karna semakin lamanya
pulp itu mengalami proses penggilingan maka serat akan semakin terfibrilasi
akibatnya air akan sulit untuk melewati formasi serat sehingga freenesnya akan
mengalami penurunan.
Selain hal yang diatas, nilai untuk freenes juga memiliki factor koreksi, antara lain :
• Suhu pulp
• Berat stock yang sudah dikeringkan
Pada handsheet yang telah dioven dapat dilihat bahwa terjadi two sideness,
dimana nilai smoothness dari dua permukaan berbeda. Hal ini dikarenakan sisi yang
terkena wire akan lebih halus dibandingkan dengan sisi yang tidak terkena wire.
Kemudian jenis dryer yang digunakan akan mempengaruhi permukaan kertas, dimana
bagian permukaan yang terkena panas akan lebih halus. Dan juga retention aids yang
digunakan juga akan mempengaruhi nilai smoothness permukaan kertas.
B. KESIMPULAN
2. Jenis bahan baku berpengaruh pada nilai freeness contohnya NBKP dan LBKP, pada
LBKP freeness yang dihasilkan akan lebih sedikit dari pada freeness dari bahan baku
serat panjang atau NBKP. Karena serat pendek atau LBKP memiliki serat yang pori
porinya kecil sehingga saat pengujian freeness air yang turun akan lebih sedikit, dan
untuk NBKP karena pori porinya lebih besar maka air akan turun lebih banyak
sehingga nilai freeness lebih besar. Waktu beating juga berpengaruh pada nilai
freeness karena semakin lama waktu saat beating maka serat akan lebih terfibrilasi
sehingga saat uji freeness air yang turun akan lebih sedikit.
13
b. Handsheet Maker, alat untuk membuat sheet
c. Handsheet Press, alat untuk mempress sheet agar kadar air berkurang
d. Cannadian Standart Freeness (CSF), alat untuk mengecek nilai freeness dalam
stock
14
Lampiran Handsheet
16
Figure 3. CONTOH HANDSHEET LBKP
MODUL 2
HANDSHEET MAKING
17
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Industri Pulp and Paper merupakan salah satu industri yang cukup penting di dunia.
Karena kebutuhan kertas di dunia juga semakin dibutuhkan oleh kalangan masyarakat
sehingga merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan.
Proses pembuatan kertas berawal dari pulp (buburan kertas) yang dihasilkan dari
pemasakan kayu (chip) sehigga menghasilkan serat atau fiber yang sangat penting dalam
pembuatan kertas.
Proses pembuatan pulp di Indonesia lebih banyak menggunakan proses kraft karena
dinilai lebih aman untuk lingkungan. Pembuatan pulp dimulai dari pengumpulan kayu
kemudian dijadikan serpihan serpihan kayu (chip) dan kemudian akan di cooking di dalam
digester hingga proses pemutihan untuk menghasilkan pulp berwarna putih.
I. Tujuan
18
II. Alat dan Bahan
• Alat :
1. timbangan
2. Jar Test
3. Oven
4. Plate
5. Hot Plate
6. Handsheet Maker
7. Pressj
8. Ring
9. Bloating Paper
10. Tissue
11. Gelas Ukur
12. Syringe (Suntikan)
13. Pengaduk
• Bahan :
1. NBKP
2. LBKP
3. Fresh Water/Aquades
4. Additives :
Cationic Starch
Dyes : Dyes biru, Dyes kuning, Dyes merah
Fixing Agent
Stock pulp
19
• CATIONIC STARCH
Cationic starch adalah starch termodifikasi. Cationic starch terutama digunakan
sebagai starch basah-akhir. Meskipun starch asli dapat digunakan sebagai cationic
basah, tetapi cationic starch lebih disukai. Karena cationic starch bermuatan positif,
mereka dengan mudah tertarik oleh serat dan pengisi selulosa bermuatan negatif.
Akibatnya ikatan serat-ke-serat dan serat-ke-pengisi meningkat. Oleh karena itu
meningkatkan retensi denda dan pengisi dan juga meningkatkan kekuatan lembaran
kertas.
• DYES
Pewarna bertujuan untuk mendapatkan penampakan atau tammpa visual yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhan produksi, dan pada produk kertas sendiri, dyes
memberikan sejumlah ikatan hidrgoen antar serat. Penggunaan dyes sendiri dapat
dibagi menjadi beberapa kategori :
- Colouring :
yaitu proses untuk memberikan warna tertentu pada kertas
- Optical brightening
Merupakan proses untuk mengubah sinar UV kecahaya tampak biru sehingga
meningkatkan brightness
- Tinting of white papers
Proses untuk menapatkan warna putih dari pulp yang yellowish itambah zat
warna biru atau violet. Jumlahnya 20-50 g/metric ton.
• FIXING AGENT
Zat pengikat pewarna kationik, dengan berat molekul tinggi, untuk pengikatan
selulosa yang dicelup / dicetak dengan langsung dan reaktif. Agen pengikat
Cationic Dye tanpa kandungan formaldehyde untuk meningkatkan daya tahan
luntur benang / kain celup reaktif dengan perubahan nada minimal & efek pada
ketahanan luntur cahaya.
20
IV. Diagram Alir
MULAI
Ambil stock sebanyak 200 ml, injeksikan chemical dengan urutan (starch, fixing agent, dyes)
21
BAB II
3. Hitung jumlah chemical yang dibutuhkan sesuai dosis yang telah ditentukan
4. Injeksikan chemical sesuai dengan dosis yang telah dihitung (dengan urutan injeksi
Starch, fixinFixing Agent, dan diakhiri dengan Dyes).
22
6. Isi handsheet maker dengan air sampai 1/3 bagian
7. Masukkan stock ke dalam handsheet maker dan tambahkan air sampai 2/3 bagian.
8. Aduk sampai homogen
9. Drain dan buka handsheet maker
10. Ambil sheet menggunakan blotting paper, lalu letakkan roll diatas lembaran basah
yang tertutup blotting paper sambil dijalankan ke depan, belakang, kanan, dan kiri.
Jangan lupa beri diskplate untuk bawahan lembaran basah.
11. Setelah itu ambil dan letakkan kedalam handsheet press, masukkan blotting paper
diatas dan dibawah untuk membantu proses press. Lalu press dan diamkan sekitar 5
menit.
23
12. Ambil handsheet dengan diskplate kemudian oven selama 10 menit dengan suhu 105°
celsius
13. Setelah 10 menit angkat handsheet dan timbang menggunakan neraca digital, lalu
letakkan di ring.
14. Kemudian lakukan analisa dari hasil yang telah didapat.
B. Perhitungan
1. Starch (1%)
2. Dyes (1%)
3. Fixing (0.5%)
Rumus Pengenceran :
M1 x V1 = M2 x V2
24
Rumus Dosing Chemical :
𝑲𝒐𝒏𝒔𝒊𝒔𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 ×𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆 × 𝑫𝒐𝒔𝒊𝒔
D= x 100 %
𝑲𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒄𝒉𝒆𝒎𝒊𝒄𝒂𝒍
MK = 2 gram
MK = 10 gram
25
DOSIS (NON FIXING AGENT)
DYES = 16 KG/TON
1. DYES
Pulp = 200 gram
1. 8 kg/ton
𝑘𝑔
8𝑡𝑜𝑛 ×3
Dyes =
1%
= 2.4 gram
2. 12 kg/ton
𝑘𝑔
12 ×3
𝑡𝑜𝑛
Dyes =
1%
= 3,6 gram
3. 16 kg/ton
𝑘𝑔
16 ×3
𝑡𝑜𝑛
Dyes =
1%
= 4,8 gram
4. 20 kg/ton
𝑘𝑔
20 ×3
𝑡𝑜𝑛
Dyes =
1%
= 6 gram
= 3 gram
26
FIXING AGENT (0,5%) 1 kg/ton
1
×3
Fix = 1000
0,5 %
= 0,6 gram
C. Hasil Percobaan
12 kg/ton
c.starch = 1%
fix.agent= 0.5% 16 kg/ton
dyes= 1%
20 kg/ton
27
c.starch =1% 16 kg/ton
dyes = 1%
non fixing agent - -
28
BAB III
PENUTUP
Untuk setiap jenis dyes memiliki sifat masing-masing, maka dari itu perlu
dilakukannya penyesuaian warna (color maching). Untuk meningkatkan nilai L dari kertas,
maka kita perlu melakukan penambahan OBA agar nilai brightness nya meningkat. Dan untuk
meningkatkan nilai A dan B pada kertas kita harus mencari nilai yang paling dominan dari
nilai tersebut . Jika kita meningkatkan nilai A maka nilai B bisa saja naik ataupun turun.
Maka dari itu, color maching sangat penting. Jika kita menggunakan
Pada percobaan fixing agent, di ketahui bahwa warna yang dihasilkan oleh handsheet
non fixing agent memiliki warna yang lebih pudar dibandingkan dengan menggunakan fixing
agent. Ini disebabkan oleh tidak ada nya fixing agent sebagai pengikat warna (dyes) dengan
serat, sehingga warna yang dihasilkan pudar.
B. KESIMPULAN
3. Pada praktikum ini kita bisa mengetahui pengaruh dosis chemical terhadap kertas.
Utnuk mencapai warna yang kita inginkan, penggunaan dosis dyes harus
diperhitungkan, karena dyes meiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penggunaaan
fixing agent untuk membuat kertas warna sangat penting. Karena tanpa
penggunaan fixing agent maka warna yang dihasilkan akan lebih pudar dan mudah
luntur.
29
DAFTAR PUSTAKA
30