Anda di halaman 1dari 20

PRA RANCANG PABRIK ANILIN DARI HIDROGENASI

NITROBENZEN DENGAN KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN


Preliminary Plant Design of Aniline from Hydrogenation of
Nitrobenzene with Production Capacity 20.000 Ton/Year

LAPORAN PRA RANCANG PABRIK


BAB UTILITAS

Disusun oleh :

1. Abdul Faza Mahran (141424001)


2. Anggraghany S. W. (141424005)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
PRA RANCANG PABRIK ANILIN DARI HIDROGENASI NITROBENZEN
DENGAN KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRA RANCANG PABRIK
BAB UTILITAS

Disusun oleh :

1. Abdul Faza Mahran (141424001)


2. Anggraghany S. W. (141424005)

Telah disetujui Dosen Pembimbing


Pada tanggal 5 Juli 2019
Pembimbing

Ir. Bambang Soeswanto, M.T


NIP. 19651031 199512 1 001

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ iv
BAB 5 ..................................................................................................................................................... 1
UTILITAS ............................................................................................................................................. 1
5.1 Unit Penyedia dan Pengolahan Air ............................................................................................... 1
5.1.1 Air Pendingin ................................................................................................................ 4
5.1.2 Air Umpan Boiler .......................................................................................................... 6
5.1.3 Air Sanitasi .................................................................................................................... 7
5.1.4 Air Pemadam Kebakaran ............................................................................................ 8
5.2 Unit Penyediaan Steam ......................................................................................................... 9
5.3 Unit Penyediaan Tenaga Listrik .................................................................................... 10
5.3.1 Kebutuhan Listrik untuk Proses ............................................................................... 10
5.3.2 Kebutuhan Listrik untuk Non Proses ....................................................................... 11
5.4 Unit Penyediaan Udara Tekan ........................................................................................... 13
5.5 Unit Penyediaan Bahan Bakar ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Kebutuhan Air Secara Keseluruhan dalam m3/jam .............................................. 2


Gambar 5.2 Distribusi Air Pendingin dalam m3/jam ............................................................... 5
Gambar 5.3 Distribusi Kebutuhan Steam dalam m3/jam........................................................ 10
Gambar 5.4 Distribusi Kebutuhan Listrik .............................................................................. 12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 5. 1 Total Kebutuhan Air Baku .................................................................... 1


Tabel 5. 2 Parameter Kualitas Air Bersih ............................................................... 2
Tabel 5. 3 Kualitas Air Baku Kawasan Industri JIIPE ........................................... 3
Tabel 5.4 Syarat Fisika Air Bersih ...........................Error! Bookmark not defined.
Tabel 5. 5 Standar Kualitas Air Pendingin ............................................................ 5
Tabel 5.6 Standar Baku Mutu Air Umpan Boiler Tekanan 60 bar ......................... 6
Tabel 5.7 Persyaratan Kualitas Air Boiler Menurut ABMA .................................. 6
Tabel 5.8 Kebutuhan Steam................................................................................... 9
Tabel 5.9 Kebutuhan Listrik untuk Proses ........................................................... 11
Tabel 5.10 Kebutuhan Listrik untuk Non Proses ................................................. 11
Tabel 5.11 Syarat Kualitas Air Instrument ........................................................... 13

iv
BAB 5

UTILITAS

Unit utilitas merupakan fasilitas penunjang yang memiliki peran penting dalam
sebuah proses produksi suatu pabrik. Selain bahan baku utama, juga diperlukan
bahan penunjang dalam menjalankan suatu proses produksi dalam suatu industri
kimia. Unit utilitas dalam suatu pabrik meliputi penyediaan air yang terdiri dari air
pendingin, air sanitasi, maupun air umpan boiler, adapula penyediaan steam, udara
tekan, listrik, dan penyediaan bahan bakar.
Unit utilitas yang terdapat pada pabrik pembuatan anilin ini antara meliputi:
a. Unit Penyedia dan Pengolahan Air
b. Unit Penyedia Steam
c. Unit Penyedia Tenaga Listrik
d. Unit Penyedia Udara Tekan
e. Unit Penyedia Bahan Bakar

5.1 Unit Penyedia dan Pengolahan Air


Unit penyedia dan pengolahan air merupakan unit yang menyediakan dan mengolah
sumber air menjadi air baku yang siap digunakan untuk keperluan pabrik. Air yang
didistribusikan oleh PT. JIIPE dijadikan sebagai air baku untuk memenuhi
kebutuhan air pendingin, air umpan boiler, air domestik, dan fire hydrant. Jumlah
kebutuhan air secara keseluruhan yaitu 124,56 m3/jam akan dipasok seluruhnya
oleh Kawasan Industri JIIPE, dengan kapasitas produksi Water Treatment Plant
5400 m3/jam (JIIPE,2018). Adapun jumlah kebutuhan tiap proses dan distribusinya
disajikan pada Tabel 5.1 dan Gambar 5.1.
Tabel 5. 1 Total Kebutuhan Air Baku

No. Kebutuhan Jumlah Total (m3/jam)


1 Air Pendingin 2,38
2 Air Umpan Boiler 0,93
3 Air Sanitasi 1,25
4 Fire Hydrant* 120,00
Total 124,56
*kebutuan padaa saat start up (m3)

1
2

Gambar 5.1 Kebutuhan Air Secara Keseluruhan dalam m3/jam

Kebutuhan total air baku yang ditunjukkan pad Tabel 5.1 adalah total yang harus
ditambahkan kedalam proses (make up) tanpa memperhitungkan air yang
tersirkulasi. Air baku yang digunakan harus memenuhi standar air bersih (hygiene)
sesuai baku mutu yang ditetapkan oleh Mentri Kesehatan Republik Indonesia dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.32 Tahun 2017 yang
ditunjukan pada Tabel 5.2.

Tabel 5. 2 Parameter Kualitas Air Bersih

No. PARAMETER Satuan Standar Baku Mutu


(batas maksimum)
A. Fisika
1. Bau - -
2. Zat padat terlarut mg/L 1.000
3. Kekeruhan NTU 50
4. Rasa - Tidak berasa
5. Suhu ⁰C Suhu udara ±3⁰C
6. Warna Skala TCU 50
3

B. Kimia
1. Air Raksa mg/L 0,001
2. Kesadahan mg/L 500
(CaCO3)
3. pH - 6,5-9,0
4. Timbal mg/L 0,05

(Sumber : Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017)

Tabel 5. 3 Kualitas Air Baku Kawasan Industri JIIPE

No. PARAMETER Satuan Standar Mutu

A. Fisika
1. Bau - -
2. Zat padat terlarut mg/L 350
3. Padatan tersuspensi Mg/L 0
3. Kekeruhan NTU <0,1
4. Rasa - Tidak berasa
5. Suhu ⁰C Suhu udara ±3⁰C
6. Warna Skala TCU 50
B. Kimia
1. Klorida mg/L 194
2. Kesadahan (CaCO3) mg/L 1
3. pH - 6,2
4. Sulfat mg/L 0,05
5. Natrium mg/L 108
6. Kalium mg/L 4
7. Magnesium mg/L 14
8. Kalsium mg/L 4,32
9. Silika mg/L 0,1
(Sumber : JIIPE and Seven Seas Water, 2017)
Keterangan:
mg = miligram
L = Liter
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

Kualitas air hasil pengolahan Water Treatment Plant JIIPE yang tersaji pada
Tabel 5.3 sudah sesuai dengan baku mutu air bersih, sehingga air baku dapat
langsung digunakan untuk kebutuhan sanitasi dan fire hydrant sedangkan air
pendingin dan air umpan boiler perlu dilakukan perlakuan pada unit water
treatment.
Water treatment untuk pengolahan air umpan boiler dan make up cooling
water (air pendingin) berbeda sesuai kebutuhan tiap proses. Diagram alir proses
pengolahan air ditunjukkan pada Gambar 5.2.
4

5.1.1 Air Pendingin


Air pendingin sangat dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik anilin untuk
mendinginkan fluida panas pada beberapa unit operasi, yaitu cooler dan condenser.
Sistem air pendingin yang diterapkan adalah sistem resirkulasi terbuka (Open
Recirculating System). Pemilihan sistem ini didasarkan pada tersedianya air bersih
pada kawasan sehingga memudahkan untuk penggunaan serta kebutuhan air
pendingin yang besar sehingga untuk dapat menghemat penggunaan air dilakukan
sirkulasi.
Sistem dilengkapi dengan cooling tower yang menerima air sirkulasi dan
ditambahkan air make up, serta dilengkapi dengan fasilitas blowdown. Proses
pendinginan pada cooling tower dilakukan dengan mengalirkan air pendingin dari
bagian atas menara yang kemudian dikontakkan dengan udara sehingga terjadi
penurunan suhu air pendingin serta diikuti dengan peningkatan kelembapan udara
keluar cooling tower (penguapan).
Aliran make up ditambahkan akibat adanya losses air pada cooling tower
berupa uap air. Hal tersebut mengakibatkan meningkatknya parameter fisika seperti
TDS pada air pendingin. Untuk mengurangi akumulasi pengotor, maka dibutuhkan
pengurasan (blowdown) secara berkala. Pengolahan internal untuk cooling water
meliputi pemberian scaling inhibitor, corrotion inhibitor dan biocide.
Penambahan scalling inhibitor, bertujuan menghidari pembentukan kerak,
atau deposit padatan pada dinding logam. Corrotion inhibitor bertujuan untuk
pencegahan korosi dinding logam akibat adanya reduksi oksigen dengan
membentuk lapisan film di permukaan dinding logam. Ortofosfat digunakan
sebagai scalling inhibitor dan corrotion inhibitor dengan dosis (20 mg/L sebagai
PO4) (JEA, 2005).
Biosida bertujuan untuk mengurangi mikrorganisme yang dapat
membentuk lapisan (film) yang menghambat laju perpindahan energi dan korosi
logam. Selain itu beberapa mirkoorganisme seperti Legionella bersifat patogen bagi
manusia, maka jumlahnya harus di kontrol. Klorin dalam bentuk gas dapat
diinjeksikan kedalam aliran air sebagai biosida dengan dosis 0,5 mg/L (JEA,2005).
5

Air pendingin yang dipergunakan harus memenuhi standar kualitas air


pendingin agar tidak mengganggu proses pendinginan dan menyebabkan kerusakan
pada peralatan. Kualitas air pendingin dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5. 4 Standar Kualitas Air Pendingin


Air Pendingin
Parameter
Air Sirkulasi Make up Water
pH 6,5 - 8,2 6,0 - 8,0
Konduktivitas, mS/m < 80 < 30
Ion Klorin, mgCl/L < 200 < 50
Ion Sulfur, mgSO₄/L < 200 < 50
M alkalinity, mgCaCO₃/L < 100 < 50
Kesadahan Total, mgCaCO₃/L < 200 < 70
Kesadahan Ca, mgCaCO₃/L < 150 < 50
Ionized Silica, mgSiO₂/L < 50 < 30
Residu klorin, mgCl/L < 0,3 < 0,3
Sumber : Water and Quality Standard: Industrial Wate, 2016

Pada sistem ini, air pendingin yang telah melewati heat exchanger akan mengalami
perpindahan kalor sehingga terjadi peningkatan suhu. Air tersebut kemudian
disirkulasi melewati cooling tower

Gambar 5.2 Distribusi Air Pendingin dalam m3/jam


Seperti ditunjukkan pada Gambar 5.2, sistem resirkulasi terbuka membuat proses
tidak membutuhkan banyak air, sehingga hanya membutuhkan make up untuk
mengganti air yang hilang karena penguapan.
6

5.1.2 Air Umpan Boiler


Air umpan boiler akan digunakan untuk memproduksi steam (media pemanas) pada
ssitem proses. Steam yang digunakan berada pada kondisi saturated dengan tekanan
60 bar atau sekitar 870,226 psi (high pressure steam). Pesyaratan air umpan boiler
yang akan digunakan harus memenuhi standar baku mutu untuk menghindari
terjadinya pembentukan kerak, korosi, dan foaming. Persyaratan air umpan boiler
menurut JICA dan air boiler menurut ABMA dan ditunjukkan pada Tabel 5.6 dan
Tabel 5.7.

Tabel 5.5 Standar Baku Mutu Air Umpan Boiler Tekanan 60 bar
Parameter Satuan Spesifikasi
pH - 8,5-9,7
Kesadahan Total (CaCO3) mg/L <0,1
Oily matter mg/L <0,2
Dissolved Oxygen µg O/L <7
Total Iron µg Fe/L <50
Total Copper µg Cu/L <30
Hydrazine µg N2O4/L >10
(Sumber : Japan International Cooperation Agency (JICA) , 2013)

Tabel 5.6 Persyaratan Kualitas Air Boiler Menurut ABMA


Tekanan Total Solids Total Suspended Silika Konduktivitas
(psig) (ppm) alkalinitas solid (ppm) (ppm) (Micro.ohm/cm)
(ppm)
0 – 300 3.500 700 300 150 7.000
301 – 450 3.000 600 250 90 6.000
451 – 600 2.500 500 150 40 5.000
601 – 750 2.000 400 100 30 4.000
751 – 900 1.500 300 60 20 3.000
901 – 1.000 1.250 250 40 8 2.000
1.001– 1.000 200 21 2 150
1.500
(Sumber : Pullman Kellogs, 1980)

Air baku harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan
air umpan boiler. Pengolahan air umpan boiler yang dilakukan adalah proses
demineralisasi. Tahapan demineralisasi pada pengolahan air umpan boiler ini
adalah sebagai berikut:
7

1) Activate Carbon Filter (ACF) Tank


Activate Carbon Filter (ACF) Tank berfungsi untuk menghilangkan bau dan
kotoran dengan cara filtrasi menggunakan media karbon filter. Air dari ACF
Tank ini selanjutnya dialirkan ke dalam SAC Tank.
2) Strong Acid Cation (SAC) Tank
Pada pengolahan di SAC, air akan mengalami penghilangan semua jenis kation
dengan menggunakan resin yang bersifat asam (R-H). Air dari SAC Tank ini
kemudian dialirkan ke dalam unit Degasser Water Tank.
3) Degasser Water Tank
Degasser Water Tank berfungsi untuk menghilangkan gas-gas terlarut terutama
CO2 yang dapat menyebabkan foaming dalam boiler bertekanan tinggi.
Degasser Water Tank bekerja dengan sistem vakum. Setelah kandungan gas-
gas terlarut hilang, air dalam Degasser Water Tank selanjutnya dialirkan ke
Strong Base Anion Tank.
4) Strong Base Anion (SBA) Tank
Di dalam Strong Base Anion air akan mengalami penghilangan semua jenis
anion dengan menggunakan resin yang bersifat basa (R-OH). Pengolahan
selanjutnya dilakukan di Mixed Bed .
5) Mixed Bed (MB)
Mix bed merupakan unit penukar kation dan anion berfungsi untuk
menyempurnakan penghilangan kation dan anion yang telah dilakukan oleh
SAC dan SBA Tank. Air hasil MB ini perlu ditambahkan NaOH untuk
meningkatkan pH sehingga pH air menjadi 8,5-9,7. Penyesuaian pH dilakukan
dengan menggunakan dosing pump. Air hasil dari proses pengolahan ini
selanjutnya digunakan sebagai air umpan boiler.

5.1.3 Air Sanitasi


Air sanitasi merupakan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum,
laboratorium, ruang kontrol, bengkel, perkantoran, mushalla, pertamanan,
kebersihan, kantin dan lain sebagainya. Air sanitasi harus sesuai dengan standar
dari Permenkes nomor 32 tahun 2017 tentang baku mutu air bersih. Air sanitasi di
pabrik anilin menggunakan air yang berasal dari PT. JIIPE sendiri sudah memenuhi
persyaratan Permenkes nomor 32 tahun 2017 sehingga untuk air sanitasi tidak perlu
8

dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Menurut Peraturan Ditjen Cipta Karya PU,
kebutuhan air untuk industri dan perkantoran dikategorikan sebagai kebutuhan air
non domestik.

Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Jumlah kebutuhan air sanitasi disesuaikan dengan jumlah
pegawai yang mengacu pada Peraturan Ditjen Cipta Karya PU. Kebutuhan pokok
minimal setiap orang akan air bersih per hari adalah 60 liter atau 0,06 m3 (Permen
PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang). Pabrik dioperasikan selama 24 jam sehingga dan memiliki mess yang haru
terpenuhi juga kebutuhan airnya sehingga kebutuhan air setiap orang meningkat
menjadi 120 liter/hari atau 0,12 m3/hari. Dengan asumsi jumlah karyawan 250
orang, maka air untuk kebutuhan sanitasi adalah 30 m3/hari setara dengan 1,25
m3/jam.

5.1.4 Air Pemadam Kebakaran


Fire hydrant dibagi menjadi dua jenis berdasarkan tempatnya yaitu hydrant
halaman dan hydrant gedung. Sesuai dengan SNI 03-1735-2000 tentang Tata Cara
Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung, jumlah kebutuhan pasokan air kebakaran
ditentukan sebagai berikut:

- Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400 L/menit,


serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.

- Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400 liter/menit,


serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit.

Dari standar diatas dapat diketahui bahwa total kebutuhan air untuk fire hydrant
sebesar 120.000 liter atau sekitar 120 m3. Air fire hydrant diperiksa secara berkala
setiap 4 bulan sekali.
9

5.2 Unit Penyediaan Steam


Steam pada pabrik pembuatan anilin ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
panas pada vaporizer, reboiler, dan heater. Steam diproduksi oleh boiler dengan
jenis waste heat boiler dan boiler bertekanan tinggi. Jenis steam yang dihasilkan
adalah saturated steam. Kebutuhan steam ditunjukkan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.7 Kebutuhan Steam

Alat Kebutuhan (kg/jam)


Vaporizer (VP-401) 1.246,9
Heater (HE-401) 341,075
Reboiler (E-406) 536,3

Unit pengadaan steam berfungsi untuk menyediakan steam yang dihasilkan dari
steam generator atau disebut boiler. Bahan bakar yang digunakan pada boiler yaitu
gas alam. Bahan bakar ini dipilih karena pipa gas alam milik P.T. PGN telah
tersedia di kawasan industri, sehingga tidak diperlukan biaya transportasi bahan
bakar. Jenis boiler yang digunakan untuk menghasilkan steam tersebut adalah fire
tube boiler dengan tekanan design 15 bar dan steam yang dihasilkan mencapai suhu
170,4⁰C dengan tekanan 10 bar.

Air kondensat yang terjadi akibat perubahan fasa steam menjadi cair dalam sistem
dimanfaatkan kembali sebagai boiler feed water yang berguna untuk mengurangi
kebutuhan air baku. Namun, jika kondensat telah berada di ambang batas atau sudah
sedikit melampaui parameter air umpan boiler maka kondensat harus di-blowdown.
Kondensat biasanya menimbulkan potensi korosi di perpipaan. Oleh karena itu
perlu dilakukan pencegahan yaitu dengan proses netralisasi dan proses filming
(Soeswanto, 2010). Jumlah kondensat return yaitu antara 70-80% dari kondensat
yang terbentuk (migas-indonesia.com, 2011). Distribusi steam ditunjukkan pada
Gambar 5.3.
10

Gambar 5.3 Distribusi Kebutuhan Steam dalam m3/jam

5.3 Unit Penyediaan Tenaga Listrik


Unit ini menyediakan kebutuhan listrik pabrik, perkantoran, perumahan, serta
industri di Kawasan JIIPE. Listrik disuplai pembangkit listrik yang tersedia di
kawasan JIIPE dan Genset (diesel generator). Terdapat tiga pembangkit listrik yang
terdapat di kawasan yang terdiri dari dua Pebangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
yang masing memiliki kapasitas 15 MW dan 500 MW, dan satu Pembangkit Listik
Tenaga Barubara yang dapat menghasilkan listrik sebesar 660 MW. Genset
digunakan untuk mem-back up kebutuhan listrik pabrik ketika listrik yang disuplai
dari pembangkit listrik di kawasan sewaktu-waktu padam. Pabrik anilin
membutuhkan daya listrik sebesar 1136,14 kW untuk dapat beroperasi
memungkinkan pabrik untuk mendapat semua kebutuhan listrik dari pembangkit,
mengingat daya listrik yang dihasilkan pembangkit cukup besar. Kebutuhan listrik
di pabrik ini meliputi:
1) Listrik untuk keperluan proses
2) Listrik untuk keperluan non proses

5.3.1 Kebutuhan Listrik untuk Proses


Kebutuhan tenaga listrik untuk keberlangsungan proses produksi seperti pompa
proses, kompresor serta unit kontrol dan penerangan daerah proses harus dipastikan
11

tetap ada. Meskipun terjadi pemadaman listrik, kebutuhan ini harus tetap dipasok
melalui genset agar proses produksi tetap dapat berjalan. Kebutuhan listrik untuk
proses ditunjukkan pada Tabel 5.9.
Tabel 5.8 Kebutuhan Listrik untuk Proses
No. Alat Kebutuhan (kW)
1. J-101 2,349
2. J-102 1,118
3. J-103 0,373
4. J-104 0,746
5. J-105 0,373
6. JC-101 11,185
7. Control room 20
8. Penerangan daerah proses 40
Total 76,144

Total kebutuhan listrik untuk proses adalah sebesar 76,144 kW. Kebutuhan listrik
untuk alat yang tidak terdeskripsikan diperkirakan sebesar 50% dari kebutuhan
listrik total, maka kebutuhan listrik total untuk proses adalah sebesar 114,216 kW.

5.3.2 Kebutuhan Listrik untuk Non Proses


Kebutuhan listrik untuk non proses meliputi fasilitas infrastruktur yang terdapat
didalam kawasan pabrik. Kebutuhan listrik tersebut ditunjukan pada Tabel 5.10

Tabel 5.9 Kebutuhan Listrik untuk Non Proses

No. Alat Kebutuhan


(kW)
1. Utilitas 200
2. Pengolahan limbah 150
3. Plant Area 25
4. K3 15
5. Bengkel 40
6. Laboratorium 20
7. Gudang 10
8. Storage bahan baku dan produk 10
9. Kantor dan gedung serba guna 30
10. Kantin 5
11. Klinik 5
12. Masjid 3
13. Mess 25
14. Lahan parkir 5
15. Taman 5
16. Pos satpam 2
17. Lapangan olahraga 10
Total 560
12

Diagram alir kebutuhan listrik di pabrik anilin ini ditunjukkan pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Distribusi Kebutuhan Listrik

Total kebutuhan listrik untuk non proses adalah sebesar 560 kW. Diperkirakan
kebutuhan listrik untuk alat maupun fasilitas yang tersedia di pabrik yaitu sebesar
20% dari kebutuhan listrik total tersebut sehingga kebutuhannya menjadi 672 kW.
Kebutuhan listrik total baik untuk keperluan proses dan non proses yaitu sebesar
786,216 kW. Jika terjadi gangguan, genset digunakan dengan spesifikasi sebagai
berikut:
13

Tipe : AC Generator
Model : C625D5S (Cummins QSK19 Series)
Kapasitas : 625 kVA (500 kW)
Tegangan : 415 Volts
Jumlah : 1 buah
Konsumsi Bahan Bakar : 128,2 L/jam
Bahan Bakar : Diesel

Sumber: Cummins Generator Set QSK19 Series, 2017

5.4 Unit Penyediaan Udara Tekan


Unit ini menyediakan udara tekan untuk memenuhi kebutuhan instrumentasi atau
peralatan kontrol. Plant air menghasilkan dua jenis udara tekan untuk keperluan
yang berbeda, yaitu:
1. Service air, yaitu udara yang digunakan untuk keperluan pembersihan peralatan
proses seperti tube cleaning pada alat heat exchanger maupun alat lainnya yang
menggunakan tube
2. Instrument air, yaitu udara yang digunakan sebagai penggerak elemen
pengendali akhir, contoh untuk mengatur bukaan valve.
Udara tekan dihasilkan oleh kompresor. Prinsip kerjanya adalah udara dihisap oleh pipa
hisap, kemudian udara dikeringkan dengan cara dilewatkan pada bejana pengering
udara yang berisi silika gel untuk menghilangkan uap airnya. Udara yang telah kering
kemudian dimasukkan dalam kompressor. Udara akan ditampung dalam receiver tank
dengan tekanan 8-9 kg/cm2 dan selanjutnya dikirim ke proses-proses yang
membutuhkan. Kualitas udara tekan yang diproduksi oleh kompresor dapat dilihat pada
Tabel 5.11.
Tabel 5.10 Syarat Kualitas Air Instrument
Parameter Syarat
Tekanan dew point ≤ 40oC
Ukuran partikel ≤ 40 μm
Kandungan pelumas ≤ 1 ppm
Kontaminan Tidak mengandung gas
berbahaya dan tidak
mengandung zat korosif
Sumber : ANSI/ISA-S7.0.01-1996
14

5.5 Unit Penyediaan Bahan Bakar


Unit penyediaan bahan bakar merupakan unit untuk menyediakan bahan bakar yang
dibutuhkan oleh pabrik sebagai bahan bakar pada boiler dan diesel generator.
Pemilihan jenis bahan bakar yang digunakan dalam utilitas pabrik ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
 Harga relatif lebih murah
 Mudah didapat
 Viskositas rendah sehingga mudah mengalami pengabutan
 Heating value lebih tinggi
 Tidak menyebabkan kerusakan pada alat
Bahan bakar yang digunakan adalah gas alam (liquified natural gas) yang diperoleh
dari PT. PGN Gresik dan solar industri untuk bahan bakar genset.
Biaya bahan bakar gas akan lebih murah yaitu sekitar 2,17 USD/MMBtu
(PGN, 2017) jika dibandingkan solar industri yang mencapai Rp 12.000/L
(www.hargasolarindustri.com). Selain itu, mesin produksi lebih bersih sehingga
dapat menekan biaya perawatan dan ramah lingkungan. Keperluan bahan bakar gas
untuk pabrik yang dirancang adalah sebesar 4,9 MMBtu/jam.
DAFTAR PUSTAKA

American National Standard. 1996. ANSI/ISA-7.0.01-1996: Quality Standard for


Instrument Air. North Carolina: USA
Cummins. 2017. Diesel Generator Set QSK19 Series. India: Cummins India
Limited Power Systems Business
Harga Solar Industri.2018. Harga keekonomian BBM Solar Industri PT. Pertamina
(Persero) Tbk per 1 Juni 2018. www.hargasolarindustri.com diakses pada
tanggal 18 Juli 2018.
JEA. 2003. Best Management Practice and Guidance Manual for Cooling Towers.
Japan International Cooperation Agency (JICA). 2013. Design of Thermal Power
Facilities (Water Treatment Facility). Ministry of Industry and Trade
(MOIT) Vietnam.
JIIPE. 2018. Java Integrated Industrial and Ports Estate. http://www.jiipe.com/.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2018.
PGN. 2017. PGN Rela Menekan Laba demi Mendukung Program Pemerintah.
www.pgn.co.id diakses pada 18 Juli 2018
The Engineering Toolbox. 2003. Gross and Net Heating Value for Some Common
Gasses. www.engineeringtollbox.com/gross-net-heating-value-d_420.html
diakses pada 17 Juli 2018.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan PersyaratanKesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum.
Jakarta: Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai