Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRAKTEK KERJA

CHEMICAL PLANT
PT TOBA PULP LESTARI, TBK
PORSEA SUMATERA UTARA

Disusun Oleh :
Janu Ganang Prakoso I 0512030

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Kerja Praktek dan Laporan Kerja
Praktek kami di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Desa Sosor Ladang, Kecamatan
Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara dengan baik dan tepat
waktu. Adapun praktek kerja ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Kimia Program S-1 Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sebelas Maret.
Dalam melaksanakan kerja praktek ini, kami menyadari bahwa
terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari pihak
lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Margono S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret.
2. Inayati, S.T., M.T.,Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
3. Bang Rizki Salaam Ritonga selaku pembimbing Kerja Praktek di lapangan
yang membimbing kami untuk melihat dan mengetahui proses produksi di
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
4. Bapak Seto dan Bapak Rommel Silalahi yang membantu kami selama
melakukan Kerja Praktek di Chemical Plant PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
5. Bapak Marhauser Tua Simangunsong selaku Process Engineer Chemical
Plant dan pembimbing Kerja Praktek di lapangan yang membimbing kami
dalam mempelajari proses produksi di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. dan dalam
penyelesaian tugas khusus yang diberikan.
6. Bapak I Putu Gede Wijaya selaku Centre of Excellence Dept. Head, di PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk dan semua staff COE.
7. Ibu Yannike Sitanggang selaku staf Center of Excellence Dept. Head, di PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk yang telah memberi pengarahan dan membantu dalam
urusan administrasi selama kami melakukan Kerja Praktek.
8. Segenap staf dan karyawan di Chemical Plant yang telah membantu kami
selama praktek kerja.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta iv


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

9. Teman-teman dari UNIMED dan IPB yang melaksanakan kerja praktek di


PT. Toba Pulp Lestari, Tbk periode Januari - Februari 2016.
10. Orang tua kami yang tercinta atas semua doa yang tak pernah putus
dipanjatkan untuk kesuksesan penulis serta dorongan semangat dan dukungan
beliau selama ini.
11. Dan semua pihak yang telah membantu penyusun hingga terselesainya
laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa
mendatang. Akhirnya penyusun berharap agar laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Surakarta, 2 Mei 2016

Penulis

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta v


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

DAFTAR ISI

JUDUL LAPORAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR KONSULTASI iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
INTISARI xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Sejarah Perusahaan............................................................................ 1
1.2.Visi dan Misi Perusahaan 2
1.3.Lokasi dan Tata Letak Perusahaan 2
1.3.1. Lokasi Perusahaan 2
1.3.2. Tata Letak Perusahaan 3
1.4.Struktur Kerja dan Organisasi Perusahaan 5
1.4.1. Struktur Kerja 5
1.4.2. Struktur Organisasi Perusahaan 6
1.5.Keselamatan Kerja di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Natrium Klorida (NaCl) .................................................................... 16
2.2.Klorin (Cl2) 16
2.3.Hidrogen (H2) 17
2.4.Hidrogen Klorida (HCl) 18
2.5.Sodium Hidroksida (NaOH) 19
2.6.Sodium Klorat (NaClO3) 20
2.7.Klorin Dioksida (ClO2) 21
2.8.Sodium Hipoklorit (NaOCl) 22
BAB III DESKRIPSI PROSES CHEMICAL PLANT
3.1. Chlor Alkali Plant 24
3.1.1. Brine Treatment 24

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta vi


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

3.1.2. Chlor Alkali Cell Electrolyzer 29


3.1.3. Chlorine Treatment 31
3.1.4. Hypo Plant 32
3.1.5. Sulphur Dioxide Plant 33
3.1.6. PSA Unit 35
3.2. Chlorine Dioxide Plant 36
3.2.1. Chlorate Cell Electrolyzer 37
3.2.2. Chlorine Dioxide Generator 40
3.2.3. HCl Synthesis Unit 42
3.2.4. Chiller Unit 43
BAB IV SPESIFIKASI ALAT
4.1. Chlorate Cell Electrolyzer 44
4.2. ClO2 Absorber 44
4.3. Salt Dissolver with Integrated Raw Brine Pump Pit 44
4.4. Screen with Frame for Salt Dissolver 45
4.5. Blindplate with Frame for Salt Dissolver 45
4.6. Raw Brine Pump Submerged Centrifugal Type 45
4.7. Supporting Frame for Raw Brine Pump 45
4.8. Precipitation Tank 45
4.9. Agitator for Precipitation Tank 45
4.10. Settler 45
4.11. Overflow Edge 46
4.12. Hot Insulation 46
4.13. Set of Jacket for Settler 46
4.14. Scraper with Drive for Settler 46
4.15. Gravel Filter 46
4.16. Sand Filling Nozzles 46
4.17. Ion Exchanger 47
4.18. Special Resin Filling Nozzles 47
4.19. Service Platform for Gravel Filter and Ion Exchanger 47
4.20. Pure Brine Surge Tank 47
4.21. Lining for Pure Brine Surge Tank for Site Processing 47

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta vii
Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB V UTILITAS
5.1. Water Treatment Plant 48
5.2. Boiler Feed Water 48
5.3. Water Cycle 50
5.4. Chemical Cycle 50
5.5. Energy Cycle 50
5.6. Konsumsi di Chemical Plant 51
BAB VI PENGOLAHAN LIMBAH
6.1. Limbah Cair 52
6.2. Limbah Padat 53
6.3. Limbah Gas 53
BAB VII PENUTUP
7.1. Kesimpulan 55
7.2. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS KHUSUS

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta viii
Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Fisis Natrium Klorida 16


Tabel 2.2 Sifat Fisis Klorin 17
Tabel 2.3 Sifat Fisis Hidrogen 18
Tabel 2.4 Sifat Fisis Hidrogen Klorida 19
Tabel 2.5 Sifat Fisis Natrium Hidroksida 20
Tabel 2.6 Sifat Fisis Natrium Klorat 20
Tabel 2.7 Sifat Fisis Klorin Dioksida 21
Tabel 3.1 Produk Chemical Plant dan Pendistribusiannya 24
Tabel 5.1 Konsumsi di Chemical Plant 51

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta ix


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 3


Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 7
Gambar 3.1 Salt Dissolver 25
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Primary and Secondary Treatment 26
Gambar 3.3 Penukar Kation 27
Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Anolyte Treatment 28
Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Chlor Alkali Cell Electrolyzer 30
Gambar 3.6 Chlor Alkali Cell Electrolyzer 31
Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Chlorine Treatment 32
Gambar 3.8 Diagram Alir Proses Hypo Plant 32
Gambar 3.9 Diagram Alir Proses Sulphur Dioxide Plant 34
Gambar 3.10 Diagram Alir Proses Oxygen Plant 35
Gambar 3.11 Diagram Alir Proses Nitrogen Plant 36
Gambar 3.12 Diagram Alir Proses Chlorate Cell Electrolyzer 38
Gambar 3.13 Chlorate Cell Electrolyzer 39
Gambar 3.14 Diagram Alir Proses Chlorine Dioxide Generator 40
Gambar 3.15 Chlorate Filter dan Kain Teflon 41
Gambar 3.16 Diagram Alir Proses HCl Synthesis Unit 42

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta x


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

INTISARI

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah industri di bidang produksi pulp untuk
bahan baku kertas dan bahan baku serat rayon. Pabrik ini merupakan salah satu
industri strategis penghasil devisa dengan target produksi 550 ton pulp per hari.
Lokasi pabrik ini terletak di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Permaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terbagi menjadi dua sektor, yaitu sektor
forestry yang menangani pemasokan bahan baku kayu eukaliptus dari hutan industri
dan sektor mill yang menjadi tempat pemrosesan bahan baku menjadi produk pulp.
Sektor mill terbagi lagi menjadi beberapa unit plant yaitu Fiber Line Plant,
Chemical Plant, Power Plant, Water Treatment Plant dan Effluent Treatment Plant.
Chemical plant adalah pabrik pendukung terintegrasi yang memproduksi
bahan kimia untuk mendukung proses produksi pulp, Power Plants dan Effluent
Treatment Plant di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Bahan kimia utama yang diproduksi
plant adalah klorin dioksida (ClO2), natrium hidroksida (NaOH), klorin (Cl2),
oksigen (O2) dan sulphur dioxide (SO2). Produk sampingnya adalah sodium
hypochlorite (NaOCl), asam klorida (HCl), nitrogen (N2) dan hidrogen (H2). Klorin
dioksida, natrium hidroksida, oksigen dan sulfur dioksida digunakan untuk
mendukung proses bleaching, sodium hypochlorite dan sebagian natrium
hidroksida digunakan di water treatment plant. Sisanya digunakan untuk keperluan
internal Chemical Plant.
Utilitas di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. meliputi Water Treatment Plant, water
cycle, chemical cycle dan energy cycle. Air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pabrik diperoleh dari sungai Asahan.
Pengolahan limbah ditangani oleh unit Effluent Treatment Plant yang
meliputi pengolahan limbah cair, padat dan gas. Toba Pulp Lestari telah
memperoleh Green PROPER karena telah mampu menjaga emisi kurang dari 50%
yang ditetapkan pemerintah.
Pada praktek kerja ini diberikan tugas oleh Chemical Plant Process Engineer
untuk melakukan Redesign Chlorate Cooler yang berada di Chemical Plant. Hal
ini dikarenakan alat dengan desain lama sudah mengalami penurunan efisiensi.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta xi


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan


PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah industri dibidang produksi pulp untuk
bahan baku kertas dan bahan baku serat rayon. Pabrik ini merupakan salah satu
industri strategis penghasil devisa di antara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat
di dunia dengan target produksi 550 ton pulp per hari. Dari jumlah tersebut di atas,
5.258 unit terdapat di Asia.
Lokasi pabrik ini terletak di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Permaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia ini berstatus Penanaman
Modal Asing (PMA) yang dioperasikan berdasarkan surat keputusan bersama
Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Ketua BPPT dan Menteri Negara
kependudukan dan Lingkungan Hidup No. SK/681/M/BPPT/XI/1986 dan
No.KEP/43/MNKLH/11/1986 bertanggal 13 November 1986 bedasarkan
keputusan menteri investasi/ Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal No.
07/V/1990, status perusahaan ini telah berubah dari Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDL) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). Saham Perusahaan ini
telah dijual di Bursa Saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan New York Stock
Exchange (NYSE).
Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989, dimana produksi
sekitar 70% diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar domestik.
Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah 180.000 sampai 240.000 ton
pulp/tahun. Dalam upaya mendukung kegiatan produksi, PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk mendapat izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
(IUPHHK-HT) yang didasari SK. Menteri Kehutanan SK-58/menhut-11/2011
tertanggal 28 Februari 2011 tentang pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri kepada Perusahaan dengan luas 188.055 Ha.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. memiliki konsesi hutan kayu terbesar pada
beberapa sektor hutan yaitu Aek Nauli, Habinsaran, Aek Raja, Tele dan Padang
Sidempuan yang meliputi sebelas kabupaten dan satu kotamadya di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 1


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ialah menjadi salah satu pabrik Pulp
Eucalyptus yang dikelola dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh
pelanggan kami dan pemilik perusahaan yang disukai para karyawan. Adapun misi
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. yaitu:

1. Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.

2. Prosedur dengan biaya yang efektif.

3. Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan


memberikan kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat
sekitar dan regional.

4. Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan


sumber daya manusia.

1.3 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan


1.3.1. Lokasi Perusahaan
PT.Toba Pulp Lestari, Tbk berada di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea
Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan di Medan terletak di Uni Plaza, East Tower,
Jl. Letjend Hariono MT A-1, Medan dan berkantor pusat di Jakarta berada di
Building 10th floor, Jl. Jendral Soedirman kav 778, Jakarta Selatan 12930. Lokasi
pabrik terdiri atas 150 Ha tanah termasuk perumahan nursery seluas 10 Ha dan di
dekat sungai Asahan sekaligus sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan dan perumahan.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 2


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Gambar 1.1 Lokasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (Google Maps, 2016)

1.3.2. Tata Letak Perusahaan


Tata letak Perusahaan merupakan intergritas dari aliran komponen suatu
produk untuk melihat interaksi antar pekerja, peralatan, pemindahan bahan mulai
dari bagian penerimaan dan pengiriman barang, maintenance, gudang dan
sebagainya. Disamping itu juga memperhatikan dari segi keselamatan dan
kesehatan kerja. Tata letak pabrik di rancang sedemikian rupa sehingga tercipta
suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan. Kondisi itu tentu saja akan
berpengaruh terhadap kualitas kerja.
Secara garis besar tata letak PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. dibagi ke dalam
beberapa kelompok. Pembagian daerah kerja berdasarkan aktivitas yang
berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1. Bagian Produksi terdiri dari :
a. Wood preparation
Mempersiapkan kayu (pencucian, pengulitan dan penyerpihan) sampai
terbentuk serpihan kayu (wood chips).
b. Digester
Proses pemasakan serpihan kayu dengan steam dengan suhu 125 160
o
C dan alkali aktif (NaOH dan Na2S) yang disebut white liquor.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 3


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

c. Washing and screening


Proses pencucian dan penyeragaman ukuran pulp
d. Bleaching
Proses pemutihan pulp.
e. Pulp Machine
Pembentukan pulp menjadi lembaran yang siap dikemas dan
didistribusikan.

2. Bagian Service
a. Production Service meliputi :
Gudang Bahan Baku (Wood Storage)
Gudang Bahan Baku Chips (Chipping Storage)
Gudang Bahan Tambahan
Gudang Bahan Penolong
Gudang Produksi Jadi (Pulp Ware House)
Chemical Plant
Control Room
Control Plant
Lime Kiln
Recausticizing Plant
Evaporator
Laboratorium
Bengkel (workshop)
Oil Storage
Timbangan Truk
b. General Service Meliputi :
Kantor Utama (Main Office)
Security Post
Area Parkir
Kantor Mill Operation
Kantor kehutanan (Forestry Office)
Kantor Perkebunan Inti Rakyat (PIR)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 4


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Kantor Loss Prevention and Control (LP&C)


c. Personal Service, yang meliputi :
Tempat Ibadah
Kantin
Perumahan dan mess Karyawan
Poliklinik
d. Physical Plant Service, yang meliputi :
Power Boiler (Recovery Boiler & Multi Fuel Boiler)
Generator
Power House
Water Treatment
Inceneration System
Land Fill

Selain hal tersebut di atas di lokasi sekitar pabrik terdapat fasilitas perusahaan
yang cukup lengkap, berupa mess yang penggunaannya sesuai tingkat kepangkatan
karyawan. Perumahan yang diperuntukkan bagi karyawan yang telah berkeluarga
dan para staf ahli yang telah berpengalaman, Gedung Pertemuan (Guest House)
yang digunakan apabila ada tamu dari pemerintahan yang datang, dari institusi atau
digunakan untuk acara resmi.

1.4. Struktur Kerja dan Organisasi Perusahaan


1.4.1. Struktur Kerja
a. Jumlah Tenaga Kerja
PT.Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki tenaga kerja kurang lebih sekitar
1000 orang dengan tingkat pendidikan yang beragam. Tenaga kerja terdiri atas
tenaga tetap yaitu tenaga kerja yang direkrut perusahaan yang bekerja secara
menetap di perusaahan, sebagian di bagian mill dan sebagian lagi di bagian
forestry. Disamping itu, perusahaan juga menjalin kemitraan dengan PT atau
CV yang berada di sekitar Porsea untuk menjalankan operasi yang
menggunakan jasa kontraktor.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 5


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

b. Jam Kerja
General Time
Pada jam kerja ini tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap
diberlakukan jam kerja kantor. Dimana jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB
17.00 WIB pada hari senin sampai jumat dengan jam istirahat dari jam
12.00 WIB 13.30 WIB , khusus hari Sabtu jam kerja hanya setengah hari
dan setiap dua minggu sekali karyawan mendapat giliran libur yang disebut
Day Off.
Shift Time
Perusahaan menjalan jam kerja shift time untuk menjalankan kegiatan
produksi 24 jam yang dibagi menjadi tiga bagian jam kerja yaitu :
shift 1 : pukul 08.00 16.00 WIB
shift 2 : pukul 16.00 24.00 WIB
shift 3 : pukul 24.00 08.00 WIB
Jam kerja diatas telah diatur oleh perusahaan sehingga produksi dapat
berjalan sangat lancar dan sangat baik dalam melaksanakan kegiatan
produksi untuk mencapai tujuan dengan mematuhi tugas dan tanggung
jawab yang telah diberikan pada setiap departemen pabrik.

1.4.2. Struktur Organisasi Perusahaan


Organisasi merupakan sekumpulan manusia yang memiliki peran, jabatan,
atau fungsi masing-masing dan bersepakat melaksanakan aktifitas untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian struktur maupun ukuran setiap
organisasi haruslah sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan oleh organisasi
tersebut. Pengorganisasian adalah proses pengelompokan, alat, tugas, tanggung
jawab maupun wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ada beberapa bentuk hubungan
dasar dalam struktur organisasi yaitu: hubungan line, hubungan fungsional,
hubungan staf dan hubungan campuran.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 6


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (PT Toba
Pulp Lestari Tbk, 2008)

Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. menggunakan hubungan garis
(line) dalam pengorganisasiannya. Berdasarkan gambar struktur organisasi PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk., Managing Director memiliki hubungan garis dengan
Departemen Mill Operation, Commercial, Technology Environment, Financial,
HRD, Sales, dan juga Forestry. Masing-masing departemen ini memiliki tanggung
jawab terhadap Managing Director. Demikian juga antara departemen-departemen
tersebut memiliki hubungan garis dengan departemen yang dibawahinya.
Pembagian tugas dan wewenang pada perusahaan ini dilakukan berdasarkan fungsi-
fungsi tertentu dan oleh karena itu disebut bersifat fungsional. Terdapat sejumlah
departemen yang dibawahi departemen Mill Operation, Technology Environment,
Financial, HRD, dan juga Forestry, dimana masing-masing departemen
departemen memiliki tugas dan tanggung jawabnya sendiri yang berbeda antara
satu departemen dengan departemen yang lain. Hal ini dapat dilihat pada gambar
struktur organisasi, dimana terdapat berbagai departemen yang dibagi menurut
fungsinya masing-masing.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 7


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. terbagi menjadi dua struktur
organisasi yaitu Fiber Management Organization structure dan Mill Management
Organization structure. Fiber Management Process mengatur proses pengadaan
bahan baku yaitu kayu serta menjaga kesinambungan hutan agar proses produksi
tidak berhenti. Sedangkan Mill Management Organization structure mengatur
proses produksi yang ada di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Kedua struktur organisasi
ini dipimpin oleh seorang Managing director.

Uraian tugas dan wewenang


Pembagian tugas dan wewenang, yaitu :
1. Managing Director
a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan.
b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek,
penjualan, dan pembelanjaan.
c. Memberikan wewenang dan persetujuan atas surat-surat ekstern dan
intern, pesanan pembelian, penjualan, pengeluaran keuangan serta
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

2. Officer Service Coordinator


a. Bertugas mengkoordinir segala kegiatan yang erhubungan dengan
pelayanan kantor
b. Bertanggung jawab kepada managing director.

3. Deputy General Manager


a. Bertugas membantu managing director dalam mengkordinir dan
mengontrol kegiatan pabrik sehari-hari seperti bagian-bagian teknisi
dan juga menerima usulan-usulan proyek
b. Bertanggung jawab kepada managing director.

4. Fiber General Marketing


a. Bertugas menyediakan bahan baku untuk dikirim ke area pabrik seluruh
sektor.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 8


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

b. Bertugas terhadap administrasi yang berkaitan dengan proses produksi.


Departmen ini membawahi lima departemen yaitu: Plantation
Departmen, Wood Supply Department, Planning Department, PIR
Department dan Sector Departmen.
o Plantation Department
Bertugas melakukan penanaman hutan kembali untuk hutan
tanaman industry yang hasilnya telah dimanfaatkan sebelumnya
oleh perusahaan.
o Wood Supply Department
Bertugas mempersiapkan penyediaan jumlah bahan baku yang
akan diproses pada pembuatan pulp.
o Planning Department
Bertugas untuk membuat rencana kerja dan perbaikan material
kayu sebagai bahan baku. Dalam departemen inilah dipersiapkan,
diatur, dan direncanakan kegiatan-kegiatan dalam Forestry
Department, dan membahas setiap persoalan departemen dan
merencanakan penangananannya.
o PIR Department
Bertugas untuk membuat rencana kerja dan bekerja sama dengan
masyarakat dalam usaha pembibitan tanaman, pemberian pupuk,
serta tenaga skill yang dibutuhkan.
o Sector Department
Bertugas melakukan koordinasi kepada seluruh sektor tanaman
industri dan bertugas mengetahui beberapa areal tanaman yang
kosong dan beberapa areal tanaman yang telah ditebang.

5. Mill General Manager


Bertugas terhadap kebijaksanaan produksi dan kelancaran produksi
dimulai dari persiapan kayu menjadi lembaran pulp yang siap dipasarkan
dan bertanggung jawab pada managing director.
Departemen ini membawahi beberapa departemen yaitu: Production
Department, Maintenance and Engineer Department, Technical

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 9


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Department, LP & C Department, Material Department dan Sales and


Adminitration Department.
o Production Departmen
Bertugas mengawasi jalannya proses produksi antara lain: wood
preparation, fiberline, chemical plant dan departemen ini
bertanggung jawab terhadap kepada General Manager Mill.
o Maintenance dan Engineer Department
Bertanggungjawab kepada kegiatan pemeriksaan dan perbaikan
peralatan produksi dan melaporkan perbaikan tersebut serta
bertanggungjawab kepada General Manager Mill.
o LP & C Department
Bertugas menjaga keselamatan kerja karyawan serta lingkungan kerja
dan membentuk tim pemadam kebakaran untuk menghindarkan
terjadinya kebakaran serta bertanggungjawab kepada General
Manager Mill.
o Technical Department
Bertugas untuk memeriksa dan menganalisa bahan baku yang masuk,
mengawasi dan mengontrol proses pengolahan bahan baku dan
membuat laporan hasil quality control produk dan pengolahan limbah.
o Material Department
Bertugas membantu kelancaran proses dalam pabrik dalam hal
menyediakan material ataupun sparepart (logistic) serta
bertanggungjawab kepada General Manager Mill.
o Sales and Administration Department
Bertugas dalam memasarkan produk dan menentukan beberapa
jumlah order serta stok produk yang dikirim.

6. Society Security Lisence Director


Bertugas menangani masalah keamanan, perizinan dan persoalan-
persoalan dengan masyarakat serta bertanggung jawab terhadap managing
director.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 10


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

7. Human Resource Department (HRD)


Bertugas dalam mengatur masalah personal administrasi yang
meliputi bagian penerimaan, pemindahan pegawai, pemutusan hubungan
kerja (PHK) dan hal lain yang berhubungan dengan ketenagakerjaan,
training serta menyediakan fasilitas bagi kesejahteraan karyawan.

8. Financial Director
a. Bertugas menyusun budget pendapatan kerja dan belanja perusahaan
sesuai dengan hasil yang diharapkan
b. Bertugas terhadap pengaturan, pencatatan dan pelaporan keuangan
perusahaan.
c. Melaporkan segala jenis pengeluaran biaya-biaya perusahaan dalam
prosesnya.

Sistem Pengupahan dan fasilitas Perusahaan


1. Sistem Pengupahan
a. Perusahaan mengatur dan menetapkan sistem pemberian upah yang
layak bagi pekerja yang disesuaikan dengan golongannya, status,
jabatan, keahlian dan prestasi.
b. Besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja tidak boleh
kurang dari ketentuan minimum yang berlaku sesuai dengan peraturan
pemerintah yaitu Upah Minimum Provinsi (UMP).
Pemberian upah kepada karyawan dilakukan sekali dalam sebulan yaitu
pada akhir bulan. Dalam pemberian gaji kepada karyawan tetapnya, PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk. menganut sistem Total All in Concept yang
artinya total gaji karyawan diterima oleh setiap karyawan sudah
termasuk berbagai tunjangan yang ada. Adapun tunjangan-tunjangan
tersebut terdiri dari tunjangan pangkat dan jabatan, tunjangan keluarga,
tunjangan perumahan, dan bantuan khusus untuk perumahan serta
lokasi kerja. Sedangkan untuk karyawan tidak tetap, tunjangan tidak
termasuk gaji yang diterima.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 11


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Sistem kenaikan gaji di Toba Pulp Lestari, Tbk tidak terjadwal


tergantung dengan prestasi yang ditunjukkan karyawan itu sendiri.

2. Fasilitas Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk selalu berusaha mendorong karyawan
agar dapat bekerja lebih baik. Selain upah yang diterima karyawan setiap
bulannya, karyawan juga mendapatkan fasilitas yang mendukung agar
aktivitas kerja karyawan dapat dimanfaatkan oleh karyawan tetap maupun
oleh karyawan tidak tetap, fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
a. Perumahan
b. Tempat ibadah
c. Sarana olahraga
d. Kantin
e. Fasilitas Transportasi
f. Fasilitas Pengobatan dan perawatan
g. Tempat Rekreasi
h. Sarana pendidikan
i. Fasilitas kerja (seragam kerja dan alat perlengkapan untuk safety
sebagai alat pelindung diri (APD) seperti safety helmet, safety shoes,
sarung tangan, masker, respirator, kacamata dan alat-alat pelindung
lainnya yang dipakai sesuai dengan tingkat keamanan masing-masing
pekerjaan)
Selain itu PT.Toba Pulp Lestari, Tbk juga memberikan bantuan
kesejahteraan bagi karyawan tetap berupa jaminan sosial tenaga kerja
(Jamsostek), dana duka serta dana Tunjangan Hari Raya.

1.5 Keselamatan Kerja di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk


K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja mulai diterapkan di Indonesia
pada tahun 1970 dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah yang melindungi hak
setiap pekerja dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Setelah K3 ini
diberlakukan maka keluarlah kebijakan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) yang wajib dibuat dan dilaksanakan oleh setiap perusahaan.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 12


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Kebijakan untuk membuat dan mengelola sendiri SMK3 diserahkan kepada


masing-masing perusahaan.
Seperti layaknya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk. juga menerapkan sistem manajemen untuk melindungi
setiap karyawannya, yaitu kebijakan K3 dan SMK3. Ada banyak kemungkinan
kecelakaan yang bisa saja terjadi pada lokasi perusahaan, sehingga perlu dicegah
dengan menerapkan beberapa peraturan yang harus diikuti oleh semua pihak mulai
dari staf, karyawan pabrik, sampai kepada tamu perusahaan pun wajib
mengikutinya.
Ini terbukti untuk kedua kalinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. meraih sertifikat
dan bendera emas untuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
kerja (SMK3). Sertifikat dan bendera emas ini diterima pada tahun 2006. Sertifikat
SMK3 yang memiliki masa berlaku 3 tahun itu merupakan wujud pengakuan yang
secara sungguh-sungguh dan konsisten menerapkan SMK3 dan manajemen bangga
bisa meraihnya kembali.

a. Kewajiban Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)


Untuk menjaga berbagai kemungkinan kecelakaan maka setiap orang
yang berada dalam lokasi perusahaan wajib menggunakan pelindung diri
seperti:
Pelindung Kepala (Safety Helmet)
Sepatu pengaman (Safety Shoes)
Pelindung Telinga (Ear Plug)
Kaca Mata (Eye Glases)
Masker
Alat-alat pelindung diri seperti yang terdapat di atas adalah alat
pelindung diri yang umum harus dipakai. Ada kalanya pada lokasi dan situasi
tertentu para pekerja atau siapapun harus menggunakan alat pelindung diri
khusus seperti saat berada di Chemical Plant setiap orang yang masuk area
Chemical Plant harus membawa respirator.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 13


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

b. Manajemen Peraturan dan Lokasi Kerja


Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif
maka perlu dibuat beberapa peraturan yang diberlakukan pada lokasi kerja. Di
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk., terutama pada bagian Mill Site diberlakukan
beberapa peraturan yang dapat dilihat pada penempatan beberapa tanda
himbauan dan larangan yang harus diikuti seperti: Listrik tegangan tinggi, jalur
untuk alat-alat berat, daerah yang dilarang untuk dimasuki, daerah wajib
menggunakan masker, awas benda jatuh dari atas, awas api, jalur pejalan kaki,
titk kumpul evakuasi, serta symbol lainnya.

c. Pembentukan Departemen LP & C


Untuk melaksanakan tugas mengatur, mengawasi, serta kebijakan lain
yang berkenaan dengan K3 dibentuklah sebuah departemen LP & C yang
memiliki tugas dan tanggung jawab:
1. Memberikan masukan kepada manajemen PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk.
2. Mengkoordinasikan kegiatan keselamatan.
3. Menyimpan dan menganalisa laporan keselamatan.
4. Mengkoordinasikan kegiatan keselamatan untuk semua karyawan
dan kontraktor.
5. Mengulang, mengevaluasi dan menilai investigasi kecelakaan.
6. Melapor pada manajemen PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. dengan
menunjukkan perkembangan, kemajuan keselamatan karyawan, serta
semua bentuk kecelakaan yang terjadi.

d. Penanganan Dalam Keadaan Darurat


Ada berbagai macam bentuk kecelakaan dan keadaan darurat yang terjadi.
Masing-masing memerlukan penanganan yang sesuai, cepat, tepat dan berbeda-
beda.
1. Kebakaran dan bahaya asap
2. Kebocoran dan tumpahan bahan kimia
3. Ancaman bom

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 14


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

4. Bahaya ledakan
5. Demonstrasi atau kerusuhan
6. Penanganan pengungsian dan titik evakuasi

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 15


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Natrium Klorida (NaCl)


Natrium klorida adalah zat kimia industri yang diekstrak dari laut dengan cara
penguapan matahari, dan merupakan produk dasar dalam aplikasi kimia maupun
aplikasi yang berhubungan dengan makanan. Selain digunakan secara tradisional
sebagai pengawet di industri pengolahan makanan, garam juga merupakan bahan
baku utama untuk pabrik klor-alkali yang memproduksi natrium hidroksida,
hidrogen dan klorin.
Natrium klorida adalah bahan baku utama untuk banyak sekali senyawa kimia
seperti natrium hidroksida (NaOH), natrium sulfat (Na2SO4), hidrogen klorida
(HCl), natrium fosfat (Na3PO4), natrium klorat (NaClO3), natrium hipoklorit
(NaOCl), dan masih banyak lagi turunan lainnya. Hampir semua klorin (Cl2) di
dunia diproduksi dari proses elektrolisis natrium klorida (Austin, 1984).

Tabel 2.1 Sifat Fisis Natrium Klorida (SOP PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Rumus (Formula) NaCl
Berat Molekul 58.44 g/mol
Kerapatan (density) 2.163 g/cm3
Bulk Density 1 g/ cm3
Titik Leleh 800 oC
Titik Didih 1465 oC
Specific Heat (25 oC) 50.795 J/mol.grd.
Panas larutan - 4.87 KJ/mol
Warna Putih

2.2. Klorin (Cl2)


Klorin (Cl2) adalah bahan kimia penting dalam pemurnian air, dalam
desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin juga digunakan secara luas
dalam pembuatan banyak produk termasuk dalam produksi kertas, antiseptik, zat
warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil,
pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya. Unsur ini juga digunakan untuk
membunuh bakteri dan mikroba dari pasokan air minum. Klorin juga digunakan

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 16


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

untuk pemutih pulp kayu sebelum digunakan untuk membuat kertas, serta
menghilangkan tinta pada kertas daur ulang. Unsur ini digunakan pula dalam
produksi klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.
Sebagian klorin yang diproduksi digunakan untuk penanganan langsung
seperti pada industri pulp and paper, pemutihan tekstil, pengolahan air, dan
pengolahan limbah. Sebagian lainnya klorin diproduksi sebagai salah satu
komponen dalam produk tertentu seperti vinyl, vinylidene polymers, chlorinated
rubber dan plastik lainnya.
Klorin hampir seluruhnya diproduksi dari elektrolisis larutan garam atau dari
reaksi fusi klorida. Elektrolisis larutan garam memproduksi klorin di bagian anoda,
sedangkan gas hidrogen dan natrium hidroksida di bagian katoda. Untuk
memperoleh klorin dan natrium hidroksida, keduanya harus dijaga agar tidak
bercampur. Saat ini ada tiga jenis sel elektrolisis yang digunakan di industri yang
ada di dunia, yaitu sel diafragma, sel membrane dan sel merkuri (Austin, 1984).

Tabel 2.2 Sifat Fisis Klorin (SOP PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Rumus (Formula) Cl2
Berat Molekul 70.906 g/mol
Kerapatan (density) gas 3.214 Kg/Nm3
Density (gas; air =1) 2.49 Kg/ m3
Density (cairan, 0 oC, 3.65 bar) 1.47 Kg/l
Titik Didih - 34 oC
Titik Leleh - 101 oC
Specific Heat (gas) 33.84 J/mol grd.
Specific Heat (liquid) 67.1 J/mol grd.
Panas Penguapan (@ -34 oC) 20.42 Kj/mol
Warna (gas) Kuning kehijau hijauan
Warna (cairan) Kuning terang

2.3. Hidrogen (H2)


Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Dalam kondisi
normal, hidrogen merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna yang
dibentuk oleh molekul diatomik, H2. Hidrogen merupakan salah satu unsur utama
dalam air dan semua bahan organik serta tersebar luas tidak hanya di bumi tetapi

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 17


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

juga di seluruh alam semesta. Hidrogen adalah yang paling mudah terbakar dari
semua zat yang dikenal.
Atom hidrogen adalah agen reduktif kuat, bahkan pada suhu kamar. Unsur ini
bereaksi dengan oksida dan klorida berbagai logam, seperti perak, tembaga, timbal,
bismut dan merkuri, untuk menghasilkan logam bebas.
Hidrogen adalah bahan baku penting dalam industri kimia dan petrokimia.
Hidrogen dibuat dari penurunan senyawa karbon, hidrokarbon dan/atau air.
Hidrogen didapatkan dari dekomposisi yang melibatkan energi listrik, kimia atau
panas. Contohnya elektrolisis air, steam reforming hidrokarbon dan thermal
dissociation hidrokarbon (Austin, 1984).

Tabel 2.3 Sifat Fisis Hidrogen (SOP PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Rumus (Formula) H2
Berat Molekul 2.016 g/mol
Density (kerapatan) 0.08987 Kg/ Nm3
Titik Didih - 252.8 oC
Specific Heat (25 oC) 28.83 J/mol - grd
Panas Pembakaran 287 KJ/mol
Warna Tidak berwarna

2.4. Hidrogen Klorida (HCl)


Hidrogen klorida adalah senyawa dari unsur hidrogen dan klorin, pada
temperatur ruang berwujud gas. Larutan hidrogen dalam air disebut asam klorida.
Karena sifatnya yang korosif, material yang sering digunakan untuk menanganinya
ialah plastik, keramik, kaca dan tantalum. Hidrogen klorida terbentuk dari reaksi
langsung antara gas klorin (Cl2) dan gas hidrogen (H2), reaksi berlangsung pada
temperatur di atas 250 oC (482 oF). Hidrogen klorida biasa dipasarkan dalam bentuk
larutan 28-35% berat yang disebut konsentrat asam klorida (Encyclopaedia
Britannica Online, 2016).
Asam klorida walaupun tidak diproduksi dalam jumlah besar seperti asam
sulfat, merupakan salah satu bahan kimia yang penting. Pembuatan hidrogen
klorida dapat ditempuh dengan beberapa proses, yaitu produk samping klorinasi

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 18


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

hidrokarbon aromatic dan alifatik, reaksi antara garam (NaCl) dan asam sulfat
(H2SO4), reaksi pembakaran klorin (Cl2) dengan hidrogen (H2), dan operasi
Hargreaves-type.
Pada proses pembuatan hidrogen klorida dengan pembakaran klorin dan
hidrogen, reaksinya berlangsung sangat eksotermis dan spontan. Produk yang
dihasilkan berupa 99% gas HCl, yang kemudian diadsorbsi oleh air dalam absorber
berbahan tantalum atau grafit. Larutan HCl di-stripping dengan gas HCl sehingga
didapatkan larutan strong HCl (Austin, 1984).

Tabel 2.4 Sifat Fisis Hidrogen Klorida (SOP PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Rumus (Formula) HCl
Berat Molekul 36.465 g/mol
Density (kerapatan) 1.639 Kg/Nm3
Titik didih - 85 oC
Titik Leleh - 114 oC
Specific Heat (25 oC) 29.12 J/mol - grd
Panas absorption 62.3 KJ/mol
Warna Tidak berwarna

2.5. Sodium Hidroksida (NaOH)


Pada suhu kamar, natrium hidroksida atau biasa disebut sebagai causic soda
adalah kristal putih tidak berbau padat yang menyerap kelembaban dari udara.
Ketika dilarutkan dalam air atau dinetralkan dengan asam itu membebaskan panas
yang cukup besar, yang mungkin cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar.
Natrium hidroksida sangat korosif. Hal ini umumnya digunakan sebagai padat atau
larutan 50%. Natrium hidroksida digunakan untuk memproduksi sabun, rayon,
kertas, bahan peledak, zat warna, dan produk minyak bumi. Hal ini juga digunakan
dalam pengolahan kain katun, pencucian dan pemutihan, pembersihan dan
pengolahan logam, lapisan oksida, elektroplating, dan ekstraksi elektrolit (National
Center for Biotechnology Information, 2005).

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 19


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Tabel 2.5 Sifat Fisis Natrium Hidroksida (SOP PT. Toba Pulp
Lestari Tbk, 2008)
Rumus (formula) NaOH
Berat Molekul 40 g/mol
Density (kerapatan) 2.490 g/cm3
Titik leleh 319 oC
Specific Heat (25 oC) 59.45 J/mol - grd
Panas absorpsi (penyerapan) 32.5 KJ/mol (@50% NaOH)
Warna Putih

2.6. Sodium Klorat (NaClO3)


Natrium klorat diproduksi dalam jumlah besar sebagai pembunuh gulma. Hal
ini juga digunakan dalam pencetakan dan pencelupan tekstil. Natrium klorat tidak
dapat digunakan dalam bahan peledak karena sifat higroskopisnya.
Natrium klorat diproduksi dengan elektrolisis larutan garam yang
ditambahkan dengan natrium dikromat untuk mengurangi korosifitas asam
hipoklorit karena adanya asam klorida. Proses elektrolisis larutan garam
menghasilkan natrium hidroksida di katoda dan klorin di anoda, tetapi dengan tidak
adanya diafragma dalam sel, terjadi pencampuran dan terbentuk natrium hipoklorit
yang kemudian dioksidasi menjadi natrium klorat (Austin, 1984)

Tabel 2.6 Sifat Fisis Natrium Klorat


(SOP PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Rumus (formula) NaClO3
Berat Molekul 106.44 g/mol
Density (kerapatan) 2.490 g/cm3
Titik didih Decompose
Titik Leleh 255 oC
Specific Heat (25 oC) 100.8 J/mol grd.
Panas absorpsi (penyerapan) - 22.5 KJ/mol
Warna Putih

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 20


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

2.7. Klorin Dioksida (ClO2)


Klor dioksida (ClO2) adalah bahan kimia sintetis, gas berwarna hijau
kekuningan dengan bau seperti klorin, menyengat. Klorin dioksida adalah senyawa
klorin netral. Klorin dioksida sangat berbeda dari klorin, baik dalam struktur
kimianya ataupun karakteristiknya. Klorin dioksida adalah molekul kecil, mudah
menguap dan sangat kuat. Larutan klorin dioksida adalah radikal bebas. Pada
konsentrasi tinggi bereaksi kuat dengan agen pereduksi. Klorin dioksida adalah gas
yang tidak stabil yang terurai menjadi gas klorin (Cl2), gas oksigen (O2) dan panas.
Salah satu sifatnya ialah kelarutannya yang tinggi dalam air, terlebih pada air
dingin (chilled water). Klorin dioksida tidak terdisosiasi dalam air, melainkan
menjadi gas yang terlarut dalam air. Kelarutannya sepuluh kali lebih tinggi
dibandingkan gas klorin (Cl2) (Lenntech BV, 2016).
Klorin dioksida adalah oksidator kuat, 2,5 kali lebih kuat dari kemampuan
mengoksidasi klorin (Cl2). Klorin dioksida mampu memutihkan banyak warna
dalam bahan selulosa tanpa merusak selulosa. Oleh karena itu banyak digunakan
dalam industri pulp dan tekstil, khususnya di pemutihan akhir kertas kraft (Austin,
(1984).

Tabel 2.7 Sifat Fisis Klorin Dioksida (SOP PT. Toba Pulp Lestari Tbk, 2008)
Rumus (formula) ClO2
Berat Molekul 67.45 g/mol
Density (kerapatan) 3.01 Kg/Nm3
Density (air =1) 2.4
Titik Didih 11 oC
Titik Leleh - 59 oC
Panas larutan 26.8 KJ/mol
Specific Heat (25 oC) 41.84 J/mol-grd
Persamaan oksidasi 5
Warna Kuning hijau
Bau Iritasi ozon (gangguan
terhadap udara)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 21


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

2.8. Sodium Hipoklorit (NaOCl)


Sodium hipoklorit digunakan sebagai desinfektan dan deodoran di
perusahaan susu, creameries, pemasok air, pembuangan limbah, dan untuk
keperluan rumah tangga. Hal ini juga digunakan sebagai pemutih di laundry.
Selama Perang Dunia Pertama, sodium hipoklorit digunakan untuk pengobatan luka
sebagai larutan isotonik stabil. Sebagai agen pemutih, sangat berguna pada katun,
linen, rami, sutra buatan dan bubur kertas (paper pulp). Kebanyakan klorin diubah
menjadi natrium hipoklorit sebelum digunakan untuk memutihkan selulosa.
Metode produksi yang paling umum adalah reaksi larutan natrium hidroksida
dengan klorin gas.
Cl2 + 2 NaOH NaCI + H2O + NaOCI (2.1)
Metode lain yang digunakan adalah elektrolisis larutan garam terkonsentrasi.
Sel-sel elektrolitik tidak memiliki diafragma apapun dan beroperasi pada kepadatan
arus tinggi dalam larutan hampir netral. Sel-sel yang dirancang untuk berfungsi
pada suhu rendah dan untuk membawa katoda larutan soda kaustik dalam kontak
dengan klorin dilepaskan pada anoda (Austin, 1984).

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 22


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB III
DESKRIPSI PROSES
CHEMICAL PLANT

Dalam industri pulp (bubur kayu) chemical plant adalah pabrik pendukung
yang memproduksi bahan kimia untuk mendukung proses produksi pulp, Power
Plants dan Effluent Treatment Plant di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Keberadaan
chemical plant sangat menentukan dalam menjaga kualitas pulp yang akan
dihasilkan sehingga dapat bersaing di pasaran. Chemical Plant adalah pabrik
terintegrasi di mana di dalamnya terdapat unit unit plant yang memproduksi
berbagai jenis bahan kimia.
Bahan baku yang digunakan di Chemical Plant ada dua jenis, bahan baku
utama dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama Chemical Plant:
1. Garam NaCl
2. Sulfur padat (S)
3. Udara
Sedangkan bahan baku tambahan adalah sebagai berikut:
1. Soda ash (Na2CO3)
2. Flocculant
3. Asam sulfat (H2SO4) pekat 98%
4. Sodium Dichromate (NaCr2O7)
Bahan kimia utama yang diproduksi plant adalah klorin dioksida (ClO2),
sodium hidroksida (NaOH), klorin (Cl2), oksigen (O2) dan sulphur dioxide (SO2).
Produk sampingannya adalah sodium hypochlorite (NaOCl), asam klorida (HCl),
nitrogen (N2) dan hidrogen (H2).
Produksi pulp menggunakan paling banyak bahan kimia pada proses
bleaching. Water treatment plant juga menggunakan sodium hidroksida dan asam
klorida untuk regenerasi ion exchanger dan telah menggunakan sodium
hypochlorite untuk kontrol pertumbuhan bakteri. Namun, ada juga yang digunakan
dalam internal chemical plant itu sendiri sebagai pendukung proses produksi.
Produk dan penggunaannya dapat disimak pada Tabel 3.1.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 23


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Tabel 3.1 Produk Chemical Plant dan Pendistribusiannya (PT Toba Pulp
Lestari Tbk, 2016)
Produk Unit Pengguna
Sodium Hidroksida (NaOH) Bleaching plant, Incinerator, Water treatment,
Konsumsi internal
Klorin (Cl2) HCl synthesis unit
Hidrogen (H2) HCl synthesis unit
Sodium Hipoklorit (NaOCl) Water treatment
Klorin Dioksida (ClO2) Bleaching plant
Asam Klorida (HCl) ClO2 Plant, Bleaching plant, Brine treatment,
Water treatment
Sulfur Dioksida (SO2) Bleaching plant, Pulp machine, Anolyte treatment
Oksigen (O2) Bleaching plant
Nitrogen (N2) Purging in chemical plant (ClO2 plant, HCl
synthesis unit, Chlor alkali cell

Secara garis besar chemical plant dibagi atas 2 seksi yaitu:


Chlor Alkali Plant
Chlorine Dioxide Plant

3.1 Chlor Alkali Plant


Produksi utama chlor alkali plant adalah caustic (NaOH) 32% dari bahan
baku NaCl yang melalui beberapa tahapan proses. Chlor alkali plant terdiri dari
beberapa plant di dalamnya, antara lain:
a. Brine treatment
b. Chlor alkali cell electrolyzer
c. Chlorine treatment
d. Hypo plant
e. Sulfur dioxide plant
f. PSA Unit (Oxygen and Nitrogen plant)
3.1.1. Brine Treatment
Brine treatment ialah penanganan terhadap larutan garam (brine) yang
bertujuan untuk menghasilkan larutan garam dengan kadar impurities sekecil
mungkin atau sesuai dengan standar yang diizinkaan. Adanya impurities dalam
larutan garam dapat merusak membran di chlor alkali cell electrolyzers, berikut
adalah batasan kadar impurities dalam larutan garam yang ditetapkan:

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 24


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Ca dan Mg : < 30 ppb


ClO3 : < 20 gpl
SO4 : 5 10 gpl
Excess CO3 : 0,3 0,7 gpl
Excess OH : 0,25 0,8 gpl
Brine concentration : 290 320 gpl
Brine treatment dibagi menjadi 3 proses utama:
1. Primary Treatment
Perlakuan primer (primary treatment) terdiri atas 4 proses:
a. Salt dissolver

Gambar 3.1 Salt Dissolver (Dokumentasi Praktek Kerja, 2016)

Garam padat dilarutkan dalam kolam yang disebut salt dissolver untuk
mendapatkan larutan garam dengan konsentrasi 290 325 gpl. Garam
dilarutkan dengan demineralized water (air demineralisasi) dan steam
untuk meningkatkan temperatur air agar garam lebih mudah terlarut.
Weak brine sisa elektrolisis juga dikembalikan ke salt dissolver dengan
penambahan SO2 dan NaOH. SO2 ditambahkan untuk menghilangkan
klorin (Cl2). Penambahan NaOH dilakukan untuk kontrol pH, sehingga
pH brine naik menjadi 9-11.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 25


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

b. Precipitation Tank
Dalam precipitation tank, impurities (Ca, Mg, ClO3, SO4, dsb.) yang
larut dalam larutan garam direaksikan dengan soda ash (Na2CO3).
c. Settler
Impurities yang telah bereaksi dengan Na2CO3 diendapkan dalam
settler dengan bantuan flocculant yang ditambahkan ke larutan garam
sebelum masuk settler. Fungsi flocculant di sini yaitu untuk
mempercepat proses pengendapan impurities.
d. Gravel Filter
Partikel impurities yang tidak mengendap disaring dalam gravel filter.
Media filter yang digunakan ialah pasir karbon. Filter yang sudah jenuh
dibersihkan dengan cara back wash menggunakan air demin dan udara.

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Primary and Secondary Treatment (PT Toba
Pulp Lestari Tbk, 2016)

2. Secondary Treatment
Pemurnian larutan garam dengan menggunakan resin di ion exchanger
untuk memastikan larutan garam layak untuk masuk proses selanjutnya.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 26


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

a. Ion Exchanger (Penukar Ion)


Penukar ion yang digunakan di sini ialah penukar kation. Penukar
kation berisi resin dengan tangan terluar Na+. Prinsip kerjanya ialah
resin mengikat ion Ca2+ dan menggantinya dengan ion Na+. Reaksi
yang terjadi:
Ca2+ + R-Na R-Ca + Na+ (3-1)
Semakin lama digunakan, resin semakin jenuh dengan ion Ca2+,
sehingga perlu dilakukan regenerasi agar resin dapat digunakan
kembali. Regenerasi resin dilakukan dengan menggunakan HCl 32%
dan NaOH 10%.
Reaksi regenerasi resin:
R-Ca + 2 HCl R-H + CaCl2 (3-2)
2 R-H + 2 NaOH 2 R-Na + 2 H2O (3-3)

Gambar 3.3 Penukar Kation (Dokumentasi Praktek Kerja, 2016)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 27


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

b. Pure Brine Baby Tank


Larutan garam ditambahkan HCl untuk menurunkan pH menjadi 5-6
karena sel elektrolisis bekerja pada rentang pH tersebut.
c. Pure Brine Tank
Penyimpanan larutan garam sebelum masuk ke proses selanjutnya.

3. Anolyte Treatment
Merupakan penanganan terhadap weak brine (200-260 gpl) dalam
anolyte hasil elektrolisis. Anolyte terdiri dari weak brine dan gas klorin,
setelah melewati anolyte separator gas klorin terpisah menuju chlorine
treatment sedangkan weak brine dan klorin yang masih terlarut masuk ke
dechlorination tank. Dalam dechlorination tank, weak brine direaksikan
dengan HCl untuk melepaskan gas klorin yang terikat. Dalam weak brine
klorin terikat membentuk senyawa NaOCl, yang bila ditambahkan dengan
HCl akan terjadi reaksi sebagai berikut:
2 NaOCl + 2 HCl NaCl + NaOCl + Cl2 + H2O (3-4)
Weak brine di-stripping dengan udara untuk membebaskan gas klorin
(Cl2) dan mengeluarkannya dalam bentuk sniff gas. Weak brine dialirkan
kembali ke salt dissolver dengan penambahan NaOH dan SO2 untuk
memastikan tidak ada lagi gas klorin, karena gas klorin dapat merusak resin
dalam ion exchanger.

Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Anolyte Treatment (PT Toba Pulp
Lestari Tbk, 2016)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 28


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

3.1.2 Chlor Alkali Cell Electrolyzer


Larutan garam dielektrolisis dalam sel elektrolisis bermembran. Bahan
membran ialah perflouro polymer. Membran dalam sel dapat dilewati ion Na+
tetapi tidak dapat dilewati ion Cl-. Dalam sel terdapat anoda dari bahan titanium
sedangkan katoda dari bahan nikel. Pure brine (290 320 gpl NaCl) masuk ke
bagian anoda dan terelektrolisis menjadi ion Na+ dan Cl-. Ion Na+ melewati
membran masuk ke bagian katoda. Di anoda ion klorida (Cl-) dioksidasi menjadi
gas klorin (Cl2). Caustic (NaOH) 29 30 % masuk ke bagian katoda, di katoda
yang terelektrolisis ialah air (H2O) menjadi ion H+ dan OH-. Ion Na+ dari anoda
yang melewati membran bereaksi dengan OH- membentuk NaOH, sehingga
kadar NaOH meningkat menjadi 31 32%. Sedangkan ion H+ tereduksi menjadi
gas hidrogen (H2). Berikut reaksi yang terjadi di anoda dan katoda:
Anoda
2 NaCl 2 Na+ + 2Cl- (3-5)
2 Cl- Cl2 + 2e- (3-6)
2 Na+ Katoda (3-7)
H2O Katoda (3-8)
Katoda
2 H2O + 2e- 2 OH- + 2H+ (3-9)
2 H+ + 2e- H2 (3-10)
2 Na+ +2OH- NaOH (3-11)
Reaksi total
2 NaCl + 2 H2O NaOH + H2 + Cl2 (3-12)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 29


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Chlor Alkali Cell Electrolyzer (PT Toba Pulp
Lestari Tbk, 2016)

Produk dari bagian anoda disebut dengan anolyte yang mengandung weak
brine (200 260 gpl NaCl) dan gas klorin (Cl2). Dari anoda, anolyte masuk ke
anolyte header dan dipisahkan di anolyte separator. Weak brine dialirkan ke
dechlorination tank, sedangkan gas klorin menuju chlorine treatment.
Produk katoda disebut dengan catholyte yang mengandung NaOH 32% dan
gas hidrogen (H2). Catholyte dari katoda masuk ke catholyte header, dipisahkan di
catholyte separator, NaOH 32% didinginkan lalu masuk ke NaOH storage tank,
sedangkan H2 didinginkan dan menuju HCl burner.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 30


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Gambar 3.6 Chlor Alkali Cell Electrolyzer (Dokumentasi Praktek Kerja, 2016)

3.1.3. Chlorine Treatment


Proses chlor alkali menghasilkan gas klorin sebagai hasil sampingnya, tetapi
gas klorin termasuk gas yang berbahaya dan beracun bila dihirup sehingga gas ini
tidak dapat dibuang begitu saja karena akan berdampak buruk bagi lingkungan
dan kesehatan kerja. Oleh karena itu di Chemical Plant PT Toba Pulp Lestari,
Tbk. gas klorin tidak dibuang melainkan dibakar dengan gas hidrogen membentuk
HCl. Namun, sebelumnya gas klorin harus melalui treatment terlebih dahulu
untuk membentuk klorin cair.
Gas klorin dari anolyte separator bersifat basah karena masih bercampur
dengan air dari anolyte. Gas klorin basah memiliki sifat yang sangat korosif, jadi
tujuan utama chlorine treatment ialah mengeringkan gas klorin untuk menurunkan
korosifitas gas klorin. Pengeringan dilakukan dengan H2SO4 98% dalam 2 drying
column yang disusun seri. Sifat H2SO4 yang higroskopis dapat dengan baik
menyerap air dalam gas klorin.
Klorin dan asam sulfat pekat dikontakkan dalam kolom bahan isian (packed
column) dengan jenis packing berbentuk saddle berbahan pvc. Gas klorin masuk
dari bawah menara sedangkan asam sulfat dari atas menara. Gas klorin kering
dihisap oleh Cl2 compressor, masuk ke liquefier lalu disimpan dalam Cl2 storage.
Klorin dari Cl2 storage diuapkan oleh evaporator menuju 550 header menuju HCl
burner. Namun, saat ini proses pencairan klorin tidak dilakukan sehingga gas

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 31


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

klorin dari compressor langsung dialirkan ke 550 header. Gambaran proses pada
chlorine treatment dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Chlorine Treatment (PT Toba Pulp Lestari
Tbk, 2016)

3.1.4. Hypo Plant

Gambar 3.8 Diagram Alir Proses Hypo Plant (PT Toba Pulp Lestari Tbk, 2016)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 32


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Hypo plant disebut sebagai environment plant di chemical plant karena


fungsinya yang menyerap semua sniff gas (klorin sisa) dari chemical plant dan
direaksikan dengan NaOH di Cl2 scrubber untuk membentuk sodium hipoklorit
(NaOCl). Sodium hipoklorit dipakai di unit water treatment untuk pengolahan air.
Reaksi pembentukan sodium hipoklorit:
Cl2 + 2 NaOH NaOCl + NaCl + H2O (3-13)
Terdapat 2 unit scrubber yang dipasang secara seri. Scrubber berupa menara
bahan isian dengan bahan isian jenis saddle, dengan material pvc. Produk sodium
hipoklorit harus mengandung excess NaOH 5 10 gpl, NaOH < 5 gpl akan terjadi
reaksi dekomposisi, sedangkan bila NaOH >10 gpl menjadi tidak ekonomis.
Sniff gas dari seluruh plant di chemical plant langsung masuk ke Cl2 scrubber
dari bagian bawah, sedangkan NaOH masuk ke weak hypo tank terlebih dahulu
setelah itu dikontakkan dengan gas Cl2 dari atas scrubber. Kontak NaOH dan gas
klorin terjadi secara counter current. Keluaran scrubber tersebut masuk ke weak
hypo tank, lalu disirkulasikan lagi ke scrubber sampai tercapai konsentrasi yang
diinginkan dan disimpan dalam hypo storage.

3.1.5. Sulphur Dioxide Plant


Pengolahan gas sulphur dioxide (SO2) merupakan salah satu bagian proses
produksi di pabrik kimia yang menghasilkan larutan sulphur dioxide. Proses
produksi gas SO2 dilakukan dalam enam tahap utama, yaitu:
1. Pencairan Sulfur
2. Pembakaran Sulfur
3. Pendinginan pertama gas hasil pembakaran dalam cooling tower
4. Pendinginan kedua gas hasil pembakaran dalam SO2 cooler
5. Penyerapan hasil pembakaran dengan SO2 absorber
6. Penyimpanan larutan SO2

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 33


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Gambar 3.9 Diagram Alir Proses Sulphur Dioxide Plant (PT Toba Pulp Lestari
Tbk, 2016)

Pertama, sulfur dalam bentuk granule dimasukkan ke dalam melter pada suhu
o
antara 126 - 133 C untuk mencairkan sulfur. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah pemompaan sulfur. Selanjutnya sulfur dipompakan masuk ke sulfur
burner, disini sulfur dibakar dengan mereaksikan sulfur cair dengan oksigen dari
udara pada temperature pembakaran 400 600 oC. Pembakaran mengunakan Fuel
oil untuk starting up. Untuk selanjutnya pada temperatur tersebut sulfur akan
terbakar dengan sendirinya. Reaksi pembakaran sulfur menjadi SO2:
S + O2 SO2 (3-14)
Gas SO2 hasil pembakaran masuk ke cooling tower, dalam proses ini SO2 gas
didinginkan menggunakan cooling water. Cooling water dikontakkan dengan SO2
gas menggunakan metode spray. SO2 gas (70 72 oC) yang keluar dari cooling
tower masuk ke SO2 shell and tube cooler didinginkan dengan chilled water sampai
suhu sekitar 28,3 oC, kemudian masuk ke absorber tower. Absorber tower berjenis
packed bed tower dengan bahan isian berbentuk saddle. Gas SO2 diabsorbsi dengan
chilled water membentuk larutan SO2 kemudian disimpan dalam storage.
Konsentrasi SO2 di storage berkisar antara 3 7 gpl.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 34


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

3.1.6. PSA Unit


Oxygen Plant

Gambar 3.10 Diagram Alir Proses Oxygen Plant (PT Toba Pulp Lestari
Tbk, 2016)

Produksi oksigen didasarkan pada prinsip PSA (Pressure Swing


Adsorbtion). Adsorbent yang digunakan dalam plant ini adalah molecular sieve
dan alumina. Molecular sieve berfungsi untuk menangkap nitrogen dan
melepaskan oksigen untuk masuk ke proses selanjutnya, sedangkan alumina
berfungsi untuk menyerap uap air, karena uap air dapat merusak molecular
sieve. Plant ini terdiri dari tiga adsorber yang bekerja secara bergantian dan
diatur oleh valve. Valve yang digunakan adalah valve otomatis yang bekerja
berdasarkan waktu.
Proses kerja unit ini yaitu mula mula udara dihisap oleh kompresor, lalu
didinginkan karena menaikkan tekanan udara akan menaikan suhu juga,
kondensat yang terbentuk dipisahkan dalam separator, kemudian udara masuk
adsorber. Dalam adsorber, nitrogen diadsorbsi oleh molecular sieve, sedangkan
oksigen lewat dan masuk ke receiver yang kemudian dialirkan ke proses
bleaching untuk membantu kerja H2O2.
Ketiga adsorber berjalan bergantian, saat adsorber 1 menyerap nitrogen,
adsorber 2 regenerasi, dan adsorber 3 melepaskan oksigen. Regenerasi

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 35


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

adsorben dilakukan dengan cara mengalirkan kembali oksigen ke adsorber


untuk melepaskan nitrogen dari adsorben ke atmosfer. Kemurnian oksigen
yang dihasilkan ialah 85-96%.
Nitrogen Plant

Gambar 3.11 Diagram Alir Proses Nitrogen Plant (PT Toba Pulp
Lestari Tbk, 2016)

Proses yang digunakan pada nitrogen plant sama persis dengan yang ada
di oxygen plant yaitu Pressure Swing Adsorbtion (PSA). Adsorbent yang
digunakan dalam plant ini juga sama seperti yang digunakan dalam Oxygen
Plant yaitu molecular sieve dan alumina, bedanya molecular sieve yang
digunakan menangkap oksigen dan nitrogen lewat ke proses selanjutnya.
Nitrogen plant hanya memiliki 2 adsorber yang berukuran lebih kecil dari
adsorber oksigen, karena kebutuhan nitrogen yang lebih sedikit disbanding
oksigen. Dalam storage nitrogen terdapat analisa kandungan nitrogen dan
oksigen, karena dalam proses purging tidak diinginkan adanya oksigen. Batas
kandungan oksigen (O2) dalam nitrogen (N2) yang dihasilkan ialah 1-2%.

3.2 Chlorine Dioxide Plant


Chlorine dioxide (ClO2) adalah bahan kimia utama dalam proses bleaching
yang berfungsi untuk memutihkan pulp. Kebutuhan ClO2 di unit bleaching dipenuhi
seluruhnya oleh chlorine dioxide plant di chemical plant. Chemical plant memiliki
dua chlorine dioxide plant dengan kapasitas berbeda. Plant 1 dengan 16 sel

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 36


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

elektrolisis dan plant 2 dengan 40 sel elektrolisis. Bila unit fiberline memproduksi
Toba Cell Pulp (DKP) hanya plant 2 saja yang beroperasi, tetapi bila memproduksi
Toba Pulp (BKP) kedua plant beroperasi dengan kapasitas load maksimal. Saat ini
yang diproduksi ialah Toba Cell Pulp, sehingga hanya plant 2 saja yang
dioperasikan, sedangkan plant 1 standby. Chlorine dioxide terdiri dari beberapa
plant yang saling berhubungan, yaitu:
a. Chlorate Cell Electrolyzer
b. Chlorine Dioxide Genenrator
c. HCl Synthesis Unit
d. Chiller Unit

3.2.1. Chlorate Cell Electrolyzer


Proses ini bertujuan untuk memproduksi sodium chlorate (NaClO3) dengan
jalan elektrolisis larutan elektrolit (larutan NaCl). Berbeda dengan sel elektrolisis
di chlor alkali plant, sel elektrolisis ini tidak menggunakan membran. Anoda sel
berbahan titanium sedangkan katoda berbahan carbon steel.
Larutan garam (brine) diumpankan ke dalam electrolyte tank dengan
penambahan NaOH dan HCl untuk mengatur pH. Ke dalam electrolyte tank juga
ditambahkan sodium dichromate (NaCr2O7) untuk membentuk lapisan kromium
oksida pada katoda sehingga terlindung dari korosi. Reaksi yang berlangsung dalam
sel elektrolisis:
NaCl + 3 H2O + 6e- NaClO3 + 3 H2 (3-15)
Parameter yang dijaga pada electrolyte tank ialah:
1. pH pada rentang 5,8 6,4
jika pH < 5,8 maka Cl2 meningkat dan mengurangi produksi NaClO3
jika pH > 6,4 maka O2 akan terbentuk, bila bereaksi dengan H2 akan
mengakibatkan ledakan.
2. Kadar sodium dichromate pada rentang 4 6 gpl.
jika < 4 gpl tidak akan terbentuk perlindungan korosi pada katoda.
jika > 6 gpl menjadi tidak ekonomis.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 37


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

3. Kadar oksigen dijaga pada 2 2,8 % v/v


jika melebihi batas tersebut maka akan terbentuk campuran gas yang dapat
mengakibatkan ledakan.
4. Kadar NaClO3 470 540 gpl

Gambar 3.12 Diagram Alir Proses Chlorate Cell Electrolyzer (PT Toba Pulp
Lestari Tbk, 2016)

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 38


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Gambar 3.13 Chlorate Cell Electrolyzer (Dokumentasi Praktek Kerja, 2016)

Larutan elektrolit dari electrolyte tank mengalir ke distributed header lalu ke


sel elektrolisis, terjadi reaksi elektrolis, terbentuk NaClO3 dan gas H2.
Terbentuknya gas H2 dan panas (mengakibatkan perbedaan suhu dengan header)
membantu cairan untuk naik ke atas menuju degasifier header lalu kembali ke
electrolyte tank. Degasifier header dilengkapi dengan cooler untuk menurunkan
temperatur. Sirkulasi tersebut berjalan terus menerus tanpa menggunakan pompa
untuk mengalirkan larutan elektrolit.
Gas hidrogen yang terbentuk setelah masuk electrolyte tank mengalir ke
hydrogen cooler untuk memisahkan kondensat dari gas hidrogen sebelum menuju
HCl burner. Sodium klorat dari electrolyte tank dipompa menuju generator.
Bagian atas electrolyte tank dilengkapi dengan rupture disc yang berfungsi
sebagai safety pressure. Bila terjadi kenaikan tekanan melebihi batas yang
diijinkan, rupture disc akan pecah/rusak sehingga tekanan pada sistem di dalam
electrolyte tank dapat terjaga.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 39


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

3.2.2. Chlorine Dioxide Generator

Gambar 3.14 Diagram Alir Proses Chlorine Dioxide Generator (PT Toba Pulp
Lestari Tbk, 2016)
Sodium chlorate (NaClO3) direaksikan dengan HCl di ClO2 generator
membentuk ClO2 gas. ClO2 generator merupakan reaktor dengan 6 tray, di mana
reaksi terjadi pada tray 1 4, tray 5 dan 6 berfungsi sebagai evaporator untuk
menguapkan air yang terbentuk. Pada tray 5 dan 6 juga dihembuskan mill air
(udara) untuk men-stripping gas produk yang terbentuk (ClO2 dan Cl2). Uap air dari
proses evaporasi di tray 5 dan 6 keluar dari tray 5 menuju vapor condenser.
Kondensat yang dihasilkan dialirkan ke ClO2 pump tank karena ada kemungkinan
kondensat mengandung produk ClO2. Proses pembuatan ClO2 ini dikenal dengan
Munich Process.
Reaksi yang terjadi:
NaClO3 + 2 HCl NaCl + H2O + ClO2 + 1/2 Cl2 (3-16)
Jika terlalu banyak HCl, maka ada kemungkinan terjadi reaksi samping sebagai
berikut:
NaClO3 + 6 HCl NaCl + 3 H2O + 3 Cl2 (3-17)
Rentang temperatur tiap tray di ClO2 generator:
Tray 1 : 30 35 oC
Tray 2 : 48 52 oC
Tray 3 : 65 72 oC

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 40


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Tray 4 : 78 82 oC
Tray 5 dan 6 : titik didih air
Pada tray 1 terjadi reaksi utama, sedangkan tray 2 4 hanya lanjutan dari
reaksi pada tray 1. Temperatur pada tray 1 harus dijaga pada rentang 30 35 oC,
karena pada suhu 40 oC akan terjadi reaksi decomposed dan efeknya ialah ledakan.
Bagian atas ClO2 generator dilengkapi dengan rupture disc seperti pada electrolyte
tank yang berfungsi sebagai safety pressure. Larutan NaClO3 sebelum masuk ke
generator harus melalui filter terlebih dahulu untuk menghilangkan impurities.
Media filter berupa kain teflon seperti pada Gambar 3.15 (b).

(a) (b)
Gambar 3.15 (a) Chlorate Filter (b) Kain Teflon (Dokumentasi Praktek Kerja,
2016)

Dari filter, larutan sodium klorat didinginkan dengan chlorate cooler berjenis shell
and tube bermedia pendingin cooling water. Temperatur larutan klorat diturunkan
dari sekitar 75 oC menjadi sekitar 35 oC. HCl dipompakan ke generator dari HCl
storage.
ClO2 yang terbentuk berfase gas, untuk mendapatkan ClO2 larutan maka
klorin dioksida gas diabsorbsi dengan chilled water dalam ClO2 absorber.
Digunakan chilled water karena kelarutan klorin dioksida dalam air meningkat
seiring dengan penurunan temperatur air. Selain klorin dioksida, ada juga gas klorin
yang terbentuk, tetapi kelarutan gas klorin dalam air rendah jika dibandingkan
dengan klorin dioksida, sehingga didapatkan konsentrasi ClO2 7,4 8 gpl, dan
konsentrasi Cl2 1 1,8 gpl. Larutan klorin dioksida dari absorber masuk ke ClO2

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 41


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

pump tank lalu dipompakan ke ClO2 storage. Gas klorin keluaran absorber
dialirkan menuju HCl plant.

3.2.3. HCl Synthesis Unit

Gambar 3.16 Diagram Alir Proses HCl Synthesis Unit (PT Toba Pulp Lestari
Tbk, 2016)

HCl dihasilkan dari proses pembakaran gas Cl2 dengan gas H2. Pembakaran
dilangsungkan pada burner tegak berbahan grafit, sedangkan tungku api burner
berbahan keramik. Di dalam burner terdapat tube yang berfungsi sebagai tempat
kontak antara gas HCl dengan weak HCl, burner juga dilengkapi dengan pendingin.
Temperatur pembakaran klorin dengan hidrogen dalam burner berkisar antara 2000
2500 oC. Reaksi pembakaran:
H2 + Cl2 2 HCl (3-18)
Proses sintesis HCl terdiri dari 3 proses yaitu combustion, cooling dan
scrubbing. Klorin dibakar dengan hidrogen pada tungku api menghasilkan gas HCl,
gas HCl masuk ke tube dalam burner dan kontak dengan weak HCl membentuk
strong HCl lalu masuk ke HCl storage. Waste HCl gas (yang tidak kontak dengan

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 42


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

weak HCl) masuk ke HCl scrubber untuk dikontakkan dengan demin water
membentuk weak HCl. Weak HCl dari scrubber masuk kembali ke tube dalam
burner, kontak dengan gas HCl membentuk strong HCl dan masuk ke storage.
Produk yang dihasilkan dan disimpan di dalam storage ialah HCl 32 %.

3.2.4. Chiller Unit


Chiller unit bertujuan untuk memproduksi air dingin (chilled water) pada
temperatur 8 oC. Namun, saat ini chiller yang bekerja hanya mampu memproduksi
chilled water pada rentang temperature 10 12 oC. Ada 3 jenis chiller yang ada
di chemical plant, yaitu:
1. Vapor-compression absorption chiller
2. Refrigerant chiller
3. Steam jet chiller

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 43


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB IV
SPESIFIKASI ALAT

4.1 Chlorate Cell Electrolyzer


T/P operasi : 100 C / 1,2 bar
Volume : 1,93 m3
Berat kosong : 415 kg
Process fluid : NaClO3
Fungsi : Mengelektrolisis larutan NaCl menjadi NaClO3
Prinsip kerja : Umpan NaCl masuk ke electrolyte tank lalu dialirkan ke
distribution header untuk diteruskan ke masing-masing
cell dari bagian bawah, NaCl dielektrolisis menghasilkan
NaClO3 dan H2. Reaksi bersifat eksotermis. Adanya gas H2
dan temperatur panas mendorong fluida naik dan terkumpul
pada degasifier header. Dalam degasifier header fluida
didinginkan dengan cooling water baru kemudian
dikembalikan ke electrolyte tank dan dipompakan ke ClO2
generator.

4.2 ClO2 Absorber


Bentuk : silinder
T/P desain : 8 - 80 C / -5 +15 bar
T/P operasi : 10 oC / -0,4 bar
Bahan : FRP
Fungsi : Mengabsorbsi ClO2 gas dengan chilled water
Prinsip kerja : Umpan ClO2 gas masuk ke absorber dari bagian bawah, lalu
dikontakkan dengan chilled water yang di-spray dari
bagian atas absorber.
4.3 Salt Dissolver with Integrated Raw Brine Pump Pit
Volume : 90 m3
L : 14,5 m
H : 3,5 m
D : 1,9 m
Material : concrete
Fungsi : Melarutkan garam (NaCl)
Prinsip kerja : NaCl dilarutkan dengan demin water dengan bantuan steam

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 44


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

4.4 Screen with Frame for Salt Dissolver


Material : Polypropylene
Fungsi : Memisahkan garam yang belum terlarut dari larutan garam
Prinsip kerja : Larutan garam dilewatkan screen, garam yang belum
terlarut akan dilarutkan kembali

4.5 Blindplate with Frame for Salt Dissolver


Material : Polypropylene

4.6 Raw Brine Pump Submerged Centrifugal Type


Q : 100 m3/h
n : 1450 rpm
Material : RCH 1000 (high molecular low density polyethylene)
Fungsi : Memompakan larutan garam dari salt dissolver ke proses
selanjutnya
Prinsip kerja : Pompa bekerja secara sentrifugal

4.7 Supporting Frame for Raw Brine Pump


Material : Stainless Steel
Fungsi : Menopang Raw Brine Pump

4.8 Precipitation Tank


Bentuk : silinder
D : 1,8 m
H : 3,2 m
Material : mild steel/rubber lined
Fungsi : Mereaksikan impuritas dalam larutan garam dengan soda
ash (Na2CO3)
Prinsip kerja : Larutkan garam masuk precipitation tank lalu ditambahkan
soda ash, pencampuran dibantu dengan pengadukan
4.9 Agitator for Precipitation Tank
D : 0,5 m
L : 3,2 m
N : 298 rpm
Material : mild steel/rubber lined
Fungsi : Mempercepat perpindahan massa pada reaksi impuritas
dalam larutan garam dengan soda ash
4.10 Settler
Bentuk : silinder
D : 11 m

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 45


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

H : 4m
Material : mild steel/rubber lined
Fungsi : Mengendapkan sludge (impuritas) dari larutan garam
Prinsip kerja : Pengendapan mengikuti prinsip gravitasi, slude turun ke
bawah dan dibuang, larutan garam bening keluar dari
permukaan.
4.11 Overflow Edge
Material : polypropylene
Fungsi : Menjadi tempat overflow larutan garam bening dari settler
untuk menuju proses selanjutnya

4.12 Hot Insulation


Bentuk : silinder
Tebal : 40 mm
Material : rockwool
Fungsi : Mengisolasi settler agar panas tidak berpindah ke
lingkungan
4.13 Set of Jacket for Settler
Material : alumunium sheet
4.14 Scraper with Drive for Settler
R : 5,5 m
N : 1,2 rpm
Material : mild steel/rubber lined
Fungsi :Mempercepat bertemunya flok-flok endapan dalam settler
Prinsip kerja : Mengaduk larutan garam dalam settler dengan kecepatan
putar yang lambat
4.15 Gravel Filter
Bentuk :
silinder
D :
1,6 m
H :
4,3 m
Material :
mild steel/rubber lined
Fungsi :
Memisahkan larutan garam dari padatan-padatan impuritas
yang belum mengendap
Prinsip kerja : Larutan garam disaring menggunakan media filter pasir
karbon
4.16 Sand Filling Nozzles
H : 1,8 m
V : 3,6 m3
Material : graded sand PPH

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 46


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Fungsi :Media filter dalam gravel filter


4.17 Ion Exchanger
Bentuk : silinder
D : 1,2 m
H : 3,9 m
Material : mild steel/rubber lined
Fungsi :Menangkap ion-ion pengotor seperti Ca2+
Prinsip kerja : Penggantian ion Ca2+ dalam larutan garam dengan Na+ dari
resin
4.18 Special Resin Filling Nozzles
H : 1,0 m
Material : cation exchange PPH
4.19 Service Platform for Gravel Filter and Ion Exchanger
Material : mild steel
4.20 Pure Brine Surge Tank
Bentuk : silinder
D : 4,5 m
H : 6,7 m
V : 103 m3
Material : mild steel/rubber lined
Fungsi : Tangki penampungan larutan garam yang bebas pengotor
(pure brine)
4.21 Lining for Pure Brine Surge Tank for Site Processing
A : 130 m2

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 47


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB V
UTILITAS

5.1 Water Treatment Plant


Sumber air yang secara keseluruhan pabrik diambil dari sungai asahan
melalui suatu terusan/ kanal yang dirancang untuk dapat mengalirkan air sebanyak
2.000 m3/jam. Air yang diambil dari sungai asahan dipompa masuk ke rapid mixing
basin. Air sungai yang masuk ke rapid mixing basin dilakukan penambahan
polimer, hypo, caustic, dan alum.
Air yang telah ditambahkan bahan-bahan kimia tersebut kemudian masuk
keempat bagian slow speed mixing basin yang masing-masing dilengkapi dengan
slow speed mixer yang bekerja secara seri untuk tujuan pengendapan secara kimia
dan proses penggumpalan. Air selanjutnya masuk ke tempat setting basin mengalir
kesaluran dimana sebagian air masuk ke tangki penampungan clarified water dan
sebagian lagi dilewatkan melalui 16 gravity filter dan selanjutnya ke tangki
penampungan filter water.
Adapun dari proses water treatment plant adalah sebagai berikut :
1. Water Intake System
Air dari sungai Asahan dialirkan melalui terusan ketempat berupa sumur
yang disebut pump house.
2. River Water Pump and Pipe Lines
Air dari sumur pengambilan dipompakan ke unit pengolahan air.
3. Gravity Filter
Air dijernihkan dalam gravity filter dengan pasir sebagai media
penyaringnya.

5.2 Boiler Feed Water


Didalam pabrik pulp dibutuhkan suatu air yang jernih dan bebas dari
mineral mineral (air demineralisasi) yang digunakan untuk pengisian boiler.
Penggunaan air bebas mineral pada boiler untuk mencegah terjadinya korosi
akibat adanya logam logam kesadaan seperti Ca2+, Mg2+, Co32-, SO42-, dan
Cr- sehingga dibutuhkan pengolahan air dengan tahap sebagai berikut:

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 48


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

1. Tahapan Filtrasi
Air keluar dari tangki penjernihan (filter water tank) di area water
treatment plant masih mengandung sedikit kotoran yang terbawa dari residual
klorin. Dan pada tahap filtrasi ini, kotoran-kotoran yang terbawa tersebut
disaring dan air yang keluar menjadi lebih jernih dan mempunyai kekeruhan
(turbidity) yang rendah serta batas maksimal residual klorin 1 ppm. Alat
penyaring tersebut dinamakan carbon filter. Terdapat 3 unit karbon filter dan
ketiganya dioperasikan menurut keperluan air yang diperlukan.

2. Tahap Pertukaran/Penghilangan Ion


Air proses yang sudah disaring dengan carbon filter akan dihilangkan
dengan ionnya (terutama ion ion zat anorganik) dengan resin penukar ion,
agar air yang dihasilkan tidak menyebabkan korosi oleh ion ion Ca2+, Mg2+,
SiO2, dan sebagainya dan yang menyebabkan korosi (oleh ion ion SO42-, Cl,
dan sebagainya) pada pemakaian air untuk kriteria yang tinggi (umpan air
boiler, air pendingin diesel dan sebagainya). Air yang sudah jernih tadi masih
mengandung ion ion dari logam dan sisa asam seperti Ca2+, Mg2+, Co32-, SO42,
Fe2+, Cl-. Selanjutnya air itu dikirim ketahapan pengolahan untuk
penghilangan/pertukaran ion agar dihasilkan air yang bebas mineral
(demineralisasi water) melalui cation exchanger dan anion exchanger.

3. Mix Bed Tank


Mix bed tank berfungsi untuk mengikat sisa sisa dari anion dan kation,
bisa dilakukan sekaligus dari kation ditambah dengan anion agar yang masuk
kedalam mixing tank bebas dari kation dan anion, 100 kg HCl 100% NaOH
100% dapat meregenerasi 1 m3 kation resin dan anion resin.
Metode regenerasi juga mempengaruhi kapasitas resin, jika regenerasi
tidak sempurna, maka otomatis kapasitas resin akan menurun. Secara umum
proses regenerasi meliputi tahapan back wash, regenerasi, pembilasan, operasi
kembali.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 49


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

5.3 Water Cycle


Dalam proses produksinya industri pulp dan kertas membutuhkan air dalam
jumlah yang sangat besar. Air dari sisa produksi (proses washing and screening dan
bleaching) akan diolah dan dimanfaatkan kembali untuk proses tersebut. Kegiatan
untuk mengolah air sisa produksi atau back water adalah dengan menambahkan
zat kimia untuk memisahkan serat dengan air dari black liquor. Serat yang berhasil
dipisahkan akan ditekan (press) untuk mengurangi kadar air kemudian dikirim ke
tempat penyimpanan bahan baku untuk diproses kembali ke dalam pulper.
Sedangkan white water akan dikirim ke tangki air untuk digunakan kembali sebagai
bahan baku dalam proses produksi. Alat yang digunakan untuk memisahkan serat
dan air ini pengoperasiannya dikendalikan dengan menggunakan komputer di
ruang Distribution Control System (DCS). Pengolahan air sisa produksi ini
merupakan upaya untuk menghemat penggunaan air dan mengurangi volume
limbah cair yang harus diolah oleh Unit Pengolahan Limbah.

5.4 Chemical Cycle


Hasil pemasakan pulp menghasilkan limbah cair berupa lindi hitam (black
liquor). Lindi hitam dikirim ke chemical recovery process di dalam recovery boiler.
Selanjutnya dilakukan make up bahan kimia untuk memenuhi kadar bahan kimia
pemasak yang diperlukan. Hasil pembakaran berupa salt cake dilarutkan dalam
lindi hijau (green liquor). Komponen green liquor adalah Na2CO3 dan Na2S. Green
liquor mengalami proses causticizing dengan penambahan CaO dan mengeluarkan
limbah berupa CaCO3. Kaustisasi green liquor menghasilkan white liquor yang
akan digunakan kembali dalam proses pemasakan chips di dalam digester.

5.5 Energy Cycle


Heavy Black Liquor (HBL) merupakan limbah cairan kimia pemasak yang
diproses dengan evaporator dan consentrator hingga solid mencapai 65-67% dan
siap untuk di bakar di tungku bakar (furnance) pada recovery boiler. HBL
mengandung potensi energi sebesar 1300 kJ/kg solid. Selain itu pembakaran limbah
padat (kulit kayu, fines, serbuk, dan sludge) dan biomassa lainnya seperti cangkang
sawit, tongkol jagung, dan gambut dilakukan di dalam multifuel boiler (MFB).
Setelah melalui proses pembakaran dihasilkan high pressure steam (HPS) dengan

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 50


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

energi sebesar 3.300 kJ/kg steam. Energi yang dihasilkan selanjutnya digunakan
untuk memutar dua buah turbin generator dengan kapasitas daya listrik masing-
masing sebesar 53,8 Megawatt dan 33 Megawatt. Setelah steam digunakan untuk
memutar turbin maka tekanan dan suhunya turun dan dikeluarkan sebagai low
pressure steam (LPS) dan medium pressure steam (MPS) yang selanjutnya dipakai
untuk proses produksi lainnya.

5.6 Konsumsi Chemical Plant

Tabel 5.1 Konsumsi di Chemical Plant (Toba Pulp Lestari Tbk, 2016)
Item Jumlah Satuan
Raw Salt 92,4 ton / day

Chemicals for Brine Purification


Caustic Soda (100% NaOH) 1250 kg / day
Hydrochloric Acid (100 % HCl) 1440 kg / day
Flocculant 1 kg / day
SO2 solution (100% SO2) 16 kg / day
CaO 350 kg / day

Steam Consumption
5 bar, 143 oC, saturated 0,4 ton /day

Chilled Water
8 oC 5 m3 / hour

Mill Air 510 m3 / hour S.T.P

Total Power Requirement, AC for Drives, 50 kW


installed

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 51


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB VI
PENGOLAHAN LIMBAH

PT. Toba Pulp Lestari memiliki departemen Environment yang melakukan


pengendalian limbah (padat, cair, dan gas) dengan menerapkan prinsip reduce,
reuse, recycle, dan recovery. Unit Pengolahan Limbah (UPL) cair (Effluent)
berfungsi untuk mengolah limbah cair sebelum di buang ke sungai Asahan. Limbah
padat seperti sludge dan kulit kayu digunakan kembali sebagai bahan bakar, dan
limbah gas diolah terlebih dahulu melalui filter di mana emisi gas yang keluar tidak
boleh melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga PT. Toba
Pulp Lestari telah memperoleh Green PROPER karena telah mampu menjaga emisi
< 50% yang ditetapkan pemerintah.

6.1 Limbah Cair


Limbah cair sebagian besar berasal dari proses pulping. Air limbah tersebut
disalurkan melalui pipa ke junction box dan diatur pH-nya antara 6 - 8,5. Jika air
limbah bersifat asam ditambah dengan larutan kapur (CaCO3) dan H2SO4 jika
airnya basa. Benda-benda seperti plastik, kertas, dan logam di saring melalui
traveling screen. Air limbah selanjutnya masuk ke dalam primary splitter box yang
berfungsi untuk membagi dua aliran limbah menuju primary clarifier. Primary
clarifier berfungsi untuk mengendapkan air limbah. Hasil endapan dibawa ke
mixing tank sedangkan cairan limbah dialirkan dan didinginkan dalam cooling
tower. Deep tank merupakan tempat penampungan air limbah yang telah melewati
cooling tower. Perlakuan biologis seperti pemberian oksigen dan nutrient ke bakteri
dilakukan pada saat air limbah masuk ke dalam deep tank. Air limbah kemudian
dialirkan ke dalam mesin penjernih kedua atau secondary clarifier. Bak penampung
limbah di secondary clarifier terdapat endapan dan cairan. Endapan yang berasal
dari primary clarifier dan secondary clarifier selanjutnya dibawa ke thickner untuk
dilakukan proses pengentalan. Setelah pengentalan, endapan tersebut di press untuk
menghilangkan airnya. Endapan hasil pengepresan disebut sludge yang akan
digunakan sebagai bahan bakar di multifuel boiler. Air limbah yang sudah melalui
tahap penjernihan kedua di secondary clarifier akan mengalir melalui saluran (ke
sungai Asahan) yang terdapat mesin pengatur pH-nya.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 52


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

Parameter limbah cair yang diuji adalah COD, BOD, total suspended solid
(TSS), color, pH, konduktivitas, nutrient, amoniac, dan sulfat. Spesifikasi air
limbah sebelum di buang ke sungai asahan meliputi BOD kurang dari 51 mg/l, COD
kurang dari 350 mg/l, total suspended solid kurang dari 90 mg/l, pH berkisar antara
7,4 sampai 7,6, dan suhu sebesar 35oC.
Air limbah yang dibuang ke sungai asahan sudah aman karena hasil pengujian
berada dibawah standar yang telah ditetapkan. Dilakukan analisa up and down
stream untuk mengetahui apakah terjadi pencemaran di sungai asahan.
Pengambilan sampel sejauh 1 km dari up stream dan 1 km dari down stream.
Pemantauan air permukaan juga dilakukan setiap satu bulan sekali dengan
penentuan sampling point radius 40 km.

6.2 Limbah Padat


Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit kayu, fines, serbuk, sludge, ash
boiler, dan lime. Kulit kayu, fines, dan serbuk dihasilkan dari proses pembuatan
chips, sedangkan sludge merupakan kumpulan serat reject yang dihasilkan dari
proses pembuatan pulp. Kulit kayu, fines, serbuk, dan sludge akan digunakan
sebagai bahan bakar di multifuel boiler. Lime dan sebagian ash boiler digunakan
sebagai pupuk di HTI dan sebagian ash boiler lagi digunakan sebagai bahan baku
campuran pembuatan paving block.

6.3 Limbah Gas


Limbah gas yang dihasilkan pada proses bleaching yaitu gas ClO2 (clorine
dioxide). Proses pengelolaan limbah gas ini dilakukan dengan menggunakan
scrubber di mana semua gas ClO2 dialirkan sehingga kadar ClO2 dapat berkurang.
Selanjutnya gas tersebut di monitoring dengan CEMS agar berada pada ambang
batas minimal. Limbah gas yang berasal dari Multifuel Boiler, Recovery Boiler,
Lime Kiln diolah dengan ESP (Electro Static Precipitator). Gas yang dihasilkan
ditangkap berdasarkan muatan elektron yang dimilikinya. Muatan elektron pada
limbah gas ditangkap dengan muatan elektron pada ESP sehingga partikel tersebut
jatuh ke bawah. Partikel yang jatuh tersebut dapat diolah kembali. Pada Lime Kiln

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 53


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

partikelnya diolah kembali untuk proses kalsinasi dan partikel yang sangat kecil
atau tidak bermuatan dilepaskan ke udara.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 54


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

BAB VII
PENUTUP

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktek yang penyusun laksanakan di PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pembuatan pulp dengan bahan baku 100% kayu eukaliptus.
2. Unit produksi pulp di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. dinamakan unit Fiber
Line yang terdiri dari empat bagian utama yaitu digester,
washing/screening, bleaching, dan pulp machine.
3. Unit-unit pendukung produksi pulp di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
diproduksi di chemical plant yang merupakan salah satu plant yang
dimiliki oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang memproduksi chlorine
dioxide, caustic soda, oxygen, nitrogen, sodium hypochlorite, sulfur
dioxide, dan hydrochloric acid yang akan berfungsi sebagai zat kimia
pendukung dalam proses produksi pulp.
4. Utilitas di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dibagi menjadi unit penyedia air,
unit penyedia steam dan unit penyedia tenaga listrik. Untuk menghemat
penggunaan air, bahan kimia dan energi, pabrik menerapkan sistem daur
ulang yang disebut water cycle, chemical cycle dan energy cycle.
5. Limbah yang dihasilkan dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dikontrol dan
dijaga dengan sangat baik untuk meminimalisir dampak limbah produksi
tersebut terhadap lingkungan.

7.2. Saran
Adapun saran yang diberikan penyusun adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjaga agar kondisi produksi tetap optimal harus dilakukan
perawatan secara rutin sehingga kinerja peralatan lebih baik.
2. Penambahan alat baru untuk beberapa alat yang mengalami penurunan
kinerja sedangkan harus bekerja terus menerus (maintenance hanya

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 55


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

dilakukan saat pabrik shut down), agar perawatan dapat dilakukan secara
rutin tanpa menunggu pabrik shut down. Misalnya heat exchanger.
3. Penggantian bak penampungan chilled water, dengan penampungan baru
yang memiliki sistem isolasi yang baik sehingga mengurangi panas dari
lingkungan yang masuk.
4. Perbaikan alat perekam (analyzer) yang rusak sehingga pengecekan data
dapat dilakukan dengan lebih baik terhadap proses yang ada sehingga
dapat dilakukan kontrol atau pengendalian proses yang baik.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 56


Laporan Praktek Kerja - Chemical Plant
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea

DAFTAR PUSTAKA

Austin, G.T. Shreve, R.N. 1984. Shreves Chemical Process Industries. Mc Graw
Hill. New York
Desinfectants Chlorine Dioxide. 2016. Lenntech B.V. [internet]. [diacu 13 April
2016 pukul 7.02]. Tersedia dari:
www.lenntech.com/processes/disinfection/chemical/disinfectants-chlorine-
dioxide.htm
Hydrogen Chloride. 2016. Encyclopaedia Britannica. [internet]. [diacu: 4 April
2016 pukul 13.45 WIB]. Tersedia dari:
www.britannica.com/science/hydrogen-chloride
Klorin (Cl): Fakta, Sifat, Kegunaan dan Efek Kesehatannya. 2016. [internet].
[diacu: 4 April 2016 pukul 10.35 WIB]. Tersedia dari:
www.amazine.co/27082/klorin-cl-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/
National Center for Biotechnology Information. 2016. PubChem Compound
Database; CID=14798. [internet]. [diacu 12 April 2016 pukul 04.41] .
Tersedia dari: www.pubchem. ncbi.nlm.nih.gov/compound/14798
PT Toba Pulp Lestari, Tbk. 2015. [internet]. [diacu: 21 Februari 2016 pukul
19.00]. Tersedia dari: www.tobapulp.com/profile/vision-mission.
PT Toba Pulp Lestari, Tbk. 2015. [internet]. [diacu: 21 Februari 2016 pukul
19.00]. Tersedia dari: www.tobapulp.com/profile/history
Standard Operation Procedure. Chemical Plant. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Training & Development Center. 2002. Chemical Plant Lanjutan. PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk, Porsea.

Program Studi Sarjana Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta 57

Anda mungkin juga menyukai