2) Karbon Aktif
Karbon aktif terbuat dari gambut, kayu, sabut kelapa, dan batu bara yang mempunyai
mikropori. Karbon aktif tidak memiliki tingkat toksisitas dan tidak menyebabkan iritasi.
Karbon aktif stabil pada kondisi kamar (25°C, 1 atm) dan bersifat sebagai oksidator kuat
(Hodge, 1949). Karbon aktif yang digunakan di PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
UBPE Pongkor adalah merek Jacobi dan Norit berbentuk extruded (pelet) dengan berat
molekul 12,01 g/mol. Karbon aktif norit memiliki berat jenis 0,25-0,6 g/mL dan
berdiameter 1,4 mm (MSDS Lab Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
UBPE Pongkor).
Karbon aktif digunakan pada proses adsorpsi senyawa kompleks (Au-Ag) di proses
Carbon in Leach. Kebutuhan karbon aktif pada proses CIL di setiap plant berkisar antara
16–24 ton/hari. Karbon aktif yang kemampuannya telah berkurang diregenerasi pada
regeneration kiln pada suhu 600–700°C. Proses regenerasi di kiln tersebut dilakukan
setelah proses elution berlangsung selama 2–3 kali.
5) Glycol (C2H6O2)
Glycol merupakan liquid kental yang tidak berbau, larut dalam air, serta terdispersi
dalam air dan aseton. Glycol memiliki berat molekul 76,1 g/mol, specific gravity 1,036,
titik didih 188°C, dan titik leleh -59°C (Material Safety Data Sheet). Glycol digunakan
sebagai fluida pemanas pada plate heat exchanger pada proses elution agar suhu air
meningkat dengan mudah.
Gambar 2.6 Glycol
6) Boraks (Na2B4O7)
Boraks memiliki titik leleh 743°C, titik didih 1575°C, dan berat molekul sebesar
201,22 g/mol (MSDS Lab Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE
Pongkor). Boraks ditambahkan sebelum peleburan untuk memisahkan pengotor dengan
menurunkan viskositas dan menurunkan titik leleh logam pengotor, dimana pengotor
akan terapung saat peleburan dan terpisah dari lelehan emas dan perak. Boraks yang
ditambahkan memiliki konsentrasi sebesar 20% dengan rasio penambahan boraks
dengan cake adalah 1:20.