Anda di halaman 1dari 6

BAB II

BAHAN BAKU DAN PRODUK

2.1 Bahan baku


Bahan baku yang digunakan di industri untuk proses produksi pada dasarnya terbagi
menjadi dua jenis, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penunjang. PT. Aneka Tambang
(Persero) Tbk. UBPE Pongkor menggunakan bahan baku utama berupa batuan yang
mengandung emas dan perak atau disebut ore yang dihasilkan dari kegiatan penambangan.
Selain bahan baku utama, digunakan pula bahan baku penunjang seperti NaCN, karbon aktif,
H2O2, HCl, dll.

2.1.1 Bahan Baku Utama


Bahan baku utama yang digunakan berupa ore yang diperoleh dari kegiatan
penambangan di tiga titik, yaitu tambang Ciguha (Timur dan Utama), tambang Kubang
Cicau, dan tambang Ciurug. Proses penambangan ore menggunakan prinsip cut and fill,
dimana ore ditambang di dalam tanah kemudian rongga yang telah kosong diisi dengan
material pengisi (filler) berupa tailing atau limbah padat proses pengolahan bijih yang telah
bersih dari bahan kimia beracun dan berbahaya. Prinsip tersebut dilakukan untuk mencegah
kerusakan pondasi lahan dan erosi tambang.
Ore atau bijih adalah sejenis batu yang mengandung mineral penting. Bijih tersebut
diekstraksi, kemudian hasilnya dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang
bernilai ekonomis. Bijih memiliki tiga golongan, yaitu bijih berkadar emas kurang dari 1
ppm yang disebut waste, bijih dengan kadar emas 1-40 ppm yang disebut low grade ore, dan
bijih dengan kadar emas lebih besar dari 40 ppm yang disebut high grade ore (Eugene dan
Mumjudar, 2009). Bijih hasil kegiatan penambangan di PT. Aneka Tambang Tbk. UBPE
Pongkor akan ditimbun di stockpile.

Gambar 2.1 Ore di Stockpile

2.1.2 Bahan baku Penunjang


1) Natrium Sianida (NaCN)
Natrium Sianida merupakan padatan putih atau serbuk yang tidak berbau. Dalam
bentuk uap (HCN) berbau Amonium dan sangat menyesakkan pernafasan. Dapat
teradsorpsi ke dalam tubuh melalui uap yang terhirup, tertelan, dan melalui kulit. NaCN
bersifat korosif terhadap alumunium dan seng serta dapat menyebabkan infeksi terhadap
manusia. NaCN memiliki titik didih 563°C dan titik leleh 1496°C. Berat molekul dari
NaCN adalah 49,015 g/mol dengan berat jenis sebesar 1,565 g/cm3 pada suhu 20°C
(MSDS Lab Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE Pongkor). NaCN
merupakan salah satu bentuk sianida sederhana yang biasanya digunakan dalam leaching
emas. Sianida sederhana ini bersifat dapat larut dalam air dan terionisasi secara cepat dan
sempurna. NaCN memiliki selektivitas yang tinggi terhadap emas dan perak sehingga
sering digunakan dalam proses leaching emas. Adapun penentuan konsentrasi NaCN
yang digunakan dalam proses disesuaikan sesuai dengan kadar emas dan perak yang
terkandung dalam ore. (Kyle, 1988; Smith dan Mudder, 1991).
NaCN digunakan sebagai pelarut dalam proses leaching dan elution (tahap pre-
treatment). Konsentrasi NaCN yang dibutuhkan untuk melarutkan emas dalam ore pada
leaching konvensional bernilai 700-750 ppm, adapun pada proses In-Line Leach Reactor
(GEKKO System) adalah 7000-10.000 ppm, dan pada stage 3 proses elusi sebanyak
28.000-30.000 ppm.

Gambar 2.2 Natrium Sianida (NaCN)

2) Karbon Aktif
Karbon aktif terbuat dari gambut, kayu, sabut kelapa, dan batu bara yang mempunyai
mikropori. Karbon aktif tidak memiliki tingkat toksisitas dan tidak menyebabkan iritasi.
Karbon aktif stabil pada kondisi kamar (25°C, 1 atm) dan bersifat sebagai oksidator kuat
(Hodge, 1949). Karbon aktif yang digunakan di PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
UBPE Pongkor adalah merek Jacobi dan Norit berbentuk extruded (pelet) dengan berat
molekul 12,01 g/mol. Karbon aktif norit memiliki berat jenis 0,25-0,6 g/mL dan
berdiameter 1,4 mm (MSDS Lab Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
UBPE Pongkor).
Karbon aktif digunakan pada proses adsorpsi senyawa kompleks (Au-Ag) di proses
Carbon in Leach. Kebutuhan karbon aktif pada proses CIL di setiap plant berkisar antara
16–24 ton/hari. Karbon aktif yang kemampuannya telah berkurang diregenerasi pada
regeneration kiln pada suhu 600–700°C. Proses regenerasi di kiln tersebut dilakukan
setelah proses elution berlangsung selama 2–3 kali.

Gambar 2.3 Karbon Aktif


3) Asam Klorida (HCl)
HCl merupakan asam kuat dan bersifat korosif dengan titik leleh sebesar 109°C dan
specific gravity sebesar 1,19 (MSDS PT Antam Tbk UBPE Pongkor). HCl disimpan
dalam rubber-lined tank karena sifatnya yang korosif. Larutan HCl digunakan pada stage
ke-1 proses elution (acid wash) yang berfungsi untuk menghilangkan pengotor
anorganik yang menempel pada permukaan karbon aktif seperti senyawa karbonat,
garam sodium, dll. Larutan HCl yang digunakan pada stage 1 elution berjumlah 700 kg
untuk sekali elution.

Gambar 2.4 Asam Klorida (HCl)

4) Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida adalah basa berupa padatan putih, tak berbau, berbentuk pelet
atau flakes. NaOH memiliki titik didih sebesar 145°C dan titik beku sebesar 14°C. NaOH
memiliki pH sebesar 14 (MSDS PT Antam Tbk UBPE Pongkor).
NaOH digunakan pada proses elution tahap 3 (pre-treatment) dan proses
electrowinning. Penambahan NaOH pada sekali tahap elution sebanyak 250 kg,
sedangkan pada tahap electrowinning sebanyak 100 kg. NaOH ditambahkan untuk
menjaga agar pH larutan sianida lebih besar dari 12,5 sehingga NaCN tidak berubah
menjadi gas HCN.

Gambar 2.5 Natrium Hidroksida (NaOH)

5) Glycol (C2H6O2)
Glycol merupakan liquid kental yang tidak berbau, larut dalam air, serta terdispersi
dalam air dan aseton. Glycol memiliki berat molekul 76,1 g/mol, specific gravity 1,036,
titik didih 188°C, dan titik leleh -59°C (Material Safety Data Sheet). Glycol digunakan
sebagai fluida pemanas pada plate heat exchanger pada proses elution agar suhu air
meningkat dengan mudah.
Gambar 2.6 Glycol

6) Boraks (Na2B4O7)
Boraks memiliki titik leleh 743°C, titik didih 1575°C, dan berat molekul sebesar
201,22 g/mol (MSDS Lab Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE
Pongkor). Boraks ditambahkan sebelum peleburan untuk memisahkan pengotor dengan
menurunkan viskositas dan menurunkan titik leleh logam pengotor, dimana pengotor
akan terapung saat peleburan dan terpisah dari lelehan emas dan perak. Boraks yang
ditambahkan memiliki konsentrasi sebesar 20% dengan rasio penambahan boraks
dengan cake adalah 1:20.

7) Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O)


CuSO4 berbentuk serbuk berwarna biru dan memiliki berat molekul 249,69 g/mol,
titik leleh sebesar 110°C, dan titik didih sebesar 150°C. CuSO4 digunakan sebagai katalis
pada proses cyanide destruction menggunakan Na2S2O5 di tangki detoksifikasi (MSDS
Lab Kimia Basah, PT Antam Tbk UBPE Pongkor)

8) Sodium Metabisulfit (Na2S2O5)


Sodium Metabisulfit (SMBS) merupakan kristal atau serbuk putih yang tidak berbau,
bersifat korosif, larut dalam air dan gliserol, serta sedikit larut dalam alkohol. SMBS
memiliki berat molekul 190,11 g/mol, titik leleh 150°C. Jika disimpan pada udara
terbuka dan lembab, SMBS akan teroksidasi perlahan dan menjadi sulfat (MSDS Lab
Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE Pongkor).
SMBS digunakan dalam proses pengolahan limbah tailing dengan kadar 0,25%.
SMBS berfungsi sebagai oksidator sehingga ditambahkan pada unit detoksifikasi untuk
mengubah CN- menjadi CNO-. Jika sianida sudah dalam bentuk CNO- maka
keberadaannya di lingkungan lebih stabil dan aman. Kebutuhan sodium metabisulfit
pada proses detoksifikasi sebanyak 500-600 kg/shift dimana dalam satu shiftnya
berlangsung selama 8 jam.

Gambar 2.7 Sodium Metabisulfit


9) Hidrogen Peroksida (H2O2)
H2O2 memiliki sifat yang reaktif, tidak stabil, tidak berwarna, tidak berbau, serta
mudah menguraikan dan membebaskan energi. H2O2 dapat larut dalam air, eter, dan
alkohol. H2O2 memiliki titik leleh -0,43°C, titik didih 152°C, dan berat molekul 34,01
g/mol (MSDS Lab Kimia Basah, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE Pongkor).
H2O2 digunakan untuk proses cyanide destruction dalam unit pengolahan limbah di
IPAL Cikaret dan IPAL Tambang. H2O2 akan mengubah CN- menjadi CNO- yang lebih
stabil dan aman bagi lingkungan. H2O2 juga ditambahkan pada proses leaching dalam
drum in-line leach reactor (ILR) sebagai oksidator dengan penginjeksian selama 3 detik
(111 ml) dan jeda waktu selama 480 detik.

Gambar 2.8 Hidrogen Peroksida

10) Koagulan dan Flokulan


Koagulan berfungsi untuk memecah ikatan stabil suspensi koloid, sedangkan
flokulan berfungsi untuk menggabungkan flok-flok yang berukuran kecil sehingga
menjadi mudah mengendap. Koagulan dan flokulan digunakan pada instalasi pengolahan
air limbah (IPAL), tailing thickener treatment, dan gravity circuit concentrate. Jenis
koagulan yang digunakan, yaitu alum (Al2SO4) pada IPAL Tambang dan koagulan curah
pada IPAL Cikaret sedangkan flokulan yang digunakan adalah aquaklir pada IPAL
Tambang, tangki thickener, dan IPAL Cikaret serta megafloc digunakan pada gravity
circuit concentrate.

Gambar 2.9 Koagulan Tawas Gambar 2.10 Flukolan Aquaklir


2.2 Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah dore bullion,
berupa campuran emas dan perak dengan kadar Au 7-15% dan Ag 80-92%, serta pengotor
kurang dari 2%. Batangan Dore bullion berwarna perak karena logam yang mendominasinya
adalah logam perak. Dore bullion yang berasal dari Pongkor dikirimkan untuk dimurnikan
menjadi emas di UBPP Logam Mulia di Jakarta.
Setiap tahunnya, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE Pongkor memproduksi
dore bullion sebanyak kurang lebih 1,5 ton. Pengolahan yang berlokasi di Pulogadung,
Jakarta untuk dilakukan pemurnian menjadi emas dan perak murni.

Gambar 2.11 Dore Bullion

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengolahan Limbah Pupuk Kujang
    Pengolahan Limbah Pupuk Kujang
    Dokumen4 halaman
    Pengolahan Limbah Pupuk Kujang
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    100% (1)
  • OPTIMASI PENGERINGAN BEKU
    OPTIMASI PENGERINGAN BEKU
    Dokumen18 halaman
    OPTIMASI PENGERINGAN BEKU
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen10 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Af
    Bab 7 Af
    Dokumen4 halaman
    Bab 7 Af
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 AF Bag 1
    BAB 4 AF Bag 1
    Dokumen24 halaman
    BAB 4 AF Bag 1
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 AF Bag 1
    BAB 4 AF Bag 1
    Dokumen24 halaman
    BAB 4 AF Bag 1
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen10 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Sapi Perah
    Sapi Perah
    Dokumen17 halaman
    Sapi Perah
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB III Sistem Proses Revisi 1
    BAB III Sistem Proses Revisi 1
    Dokumen16 halaman
    BAB III Sistem Proses Revisi 1
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Merangkai Alat Distilasi
    Laporan Merangkai Alat Distilasi
    Dokumen6 halaman
    Laporan Merangkai Alat Distilasi
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Dokumen40 halaman
    Bab 1-3
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Paper Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)
    Paper Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)
    Dokumen14 halaman
    Paper Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • RANCANGAN ALAT
    RANCANGAN ALAT
    Dokumen129 halaman
    RANCANGAN ALAT
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Utilitas
    BAB 5 Utilitas
    Dokumen20 halaman
    BAB 5 Utilitas
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Peralatan Proses Revisi 1
    BAB IV Peralatan Proses Revisi 1
    Dokumen22 halaman
    BAB IV Peralatan Proses Revisi 1
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB IX Produksi Bersih
    BAB IX Produksi Bersih
    Dokumen3 halaman
    BAB IX Produksi Bersih
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan Revisi 1
    BAB I Pendahuluan Revisi 1
    Dokumen3 halaman
    BAB I Pendahuluan Revisi 1
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB VI Manajemen Perusahaan
    BAB VI Manajemen Perusahaan
    Dokumen7 halaman
    BAB VI Manajemen Perusahaan
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Antam
    BAB 1 Antam
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Antam
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Aniline FA
    BAB 1 Aniline FA
    Dokumen2 halaman
    BAB 1 Aniline FA
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • TK Nacn
    TK Nacn
    Dokumen7 halaman
    TK Nacn
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Alat Pencemar Udara
    Alat Pencemar Udara
    Dokumen4 halaman
    Alat Pencemar Udara
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • ESP
    ESP
    Dokumen5 halaman
    ESP
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Urea
    Urea
    Dokumen5 halaman
    Urea
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Konservasi Energi
    Konservasi Energi
    Dokumen3 halaman
    Konservasi Energi
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Ppli
    Ppli
    Dokumen6 halaman
    Ppli
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Utilitas Antam
    BAB 5 Utilitas Antam
    Dokumen4 halaman
    BAB 5 Utilitas Antam
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Manling Kujang
    Manling Kujang
    Dokumen5 halaman
    Manling Kujang
    Anggraghany Sanggrama Wijaya
    Belum ada peringkat