SISTEM PROSES
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPE Pongkor mengolah ore hingga dihasilkan
dore bullion yang mengandung emas dengan kadar 7-16%, perak dengan kadar 80-92%, dan
±2% pengotor. Untuk mecapai tujuan tersebut, maka ore diolah melalui proses hidrometalurgi.
Terdapat dua unit proses pengolahan ore secara hidrometalurgi, yaitu unit sianidasi dan unit
recovery. Unit sianidasi terdiri atas proses crushing, milling, leaching, dan gravity circuit
concentrate (GCC) sedangkan unit recovery terdiri atas proses carbon in leach (CIL), elution,
electrowinning, dan smelting. Dari kedua unit proses tersebut akan dihasilkan limbah yang
diolah pada unit pengolahan limbah. Diagram alir umum proses pengolahan ore dengan cara
hidrometalurgi ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Unit
Sianidasi
Unit Tailing
Treatment
Unit
Recovery
Eluate
Tank
3.1.4 GCC
Gravity Concentration Circuit (GCC) merupakan teknologi yang dikembangkan oleh
perusahaan Gekko System dengan tujuan mengoptimalkan proses recovery emas. Teknologi ini
digunakan karena ore yang diperoleh dari hasil kegiatan pertambangan di PT. Antam ini
mengandung bijih emas dengan kemurnian tinggi yang membutuhkan waktu lama untuk
diekstraksi, maka untuk menjaga agar waktu tinggal proses leaching tetap efektif selama 48 jam,
bijih emas dengan kemurnian tinggi tersebut diharapkan dapat diproses dengan teknologi In-
line Leach Reactor karena jika dilakukan dengan proses leaching konvensional bijih emas
tersebut kurang optimal sehingga terbuang bersama tailing. Diagram alir proses GCC
ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Plant 1 Plant 2
3.2.2 Elution
Elution adalah proses desorpsi (pelepasan) senyawa Au dan Ag pada loaded carbon
dengan cara memutuskan ikatan dan pembentukan kembali senyawa kompleks Au dan Ag pada
elution coloumn.. Umpan yang masuk ke dalam proses elution berupa loaded carbon sebanyak
6 ton dari penampung loaded carbon surge bin. Proses elution terdiri dari 6 tahap, yaitu Acid
Wash, Water Wash, Pre-treatment, Recycle Elution, Water Elution Cycle, dan Cooling Cycle.
Diagram alir proses elution ditunjukkan pada Gambar 3.6.
B. Regenerasi Carbon
Media karbon aktif harus dibersihkan atau diregenerasi kembali dalam waktu tertentu
karena media ini akan mengalami keadaan jenuh dimana kemampuan karbon aktif untuk
mengadsorpsi senyawa Au dan Ag akan berkurang. Proses regenerasi karbon dilakukan di dalam
kiln dengan menggunakan udara panas pada suhu 600-700ᵒC. Suhu udara tidak boleh kurang
dari 600ᵒC agar proses penghilangan fouling lebih maksimal dan juga suhu tidak boleh lebih
dari 700ᵒC agar karbon tidak terdegradasi menjadi karbon monoksida (CO). Pemanasan tersebut
dapat membuat pori-pori karbon terbuka dan senyawa pengotor yang menutupinya dapat
terlepas. Karbon aktif yang telah diregenerasi akan ditampung di carbon transfer sump yang
kemudian ditambahkan fresh carbon dari fresh carbon feed bin dan fresh water kemudian
dipompakan ke tangki CIL terakhir. Untuk mengetahui nilai aktivitas dan distribusi karbon,
perlu dilakukan pengecekan rutin sampel karbon aktif di laboratorium.
3.2.3 Electrowinning
Electrowinning adalah proses pengendapan emas dan perak dari larutan dengan prinsip
elektrolisis. Setelah dilakukan proses elusi air kaya ditransfer menggunakan pompa ke dalam
bak elecrowinning. Pada tiap bak terdapat 11 anoda sebagai kutub positif dan 10 katoda sebagai
kutub negatif yang terbuat dari bahan SS-316. Sel dilengkapi dengan 1 rectifier untuk mengubah
arus AC menjadi arus DC. Proses pengendapan emas dan perak ini terdapat di katoda dengan
menggunakan arus sebesar 1000-1200 A dan tegangan sebesar 8 volt. Arus tidak boleh melebihi
1200 A untuk mencegah sulitnya pelepasan endapan emas dan perak, dan tegangan tidak boleh
melebihi 8 V untuk mencegah logam lain ikut mengendap.
Emas dan perak akan menempel pada katoda sehingga perlu dilakukan pelepasan dengan
air bertekanan untuk melepaskan logam dari batang katoda. Parameter yang harus dijaga dalam
proses ini adalah arus, tegangan dan pH. Kondisi pH harus dijaga pada 12,5 untuk mencegah
terbentuknya suasana asam oleh reaksi antara gas H2 dengan CN yang akan menghasilkan gas
HCN sehingga dapat membuat anoda terkorosi. Pengendalian pH dilakukan dengan cara
penambahan reagen basa yaitu NaOH. Reaksi elektrolisis yang terjadi di dalam proses
electrowinning adalah sebagai berikut.
Anoda : 2OH¯ O2 + H2O + 2e-………3.11
Katoda : 2Au(CN)2- + 2e- 2Au + 4CN-………….3.12
2Ag(CN)2- + 2e- 2Ag + 4CN-…………..3.13
Reaksi Keseluruhan:
2Au(CN)2- + 2OH- 2Au + O2 + H2O + 4CN-…….3.14
2Ag(CN)2- + 2OH- 2Ag + O2 + H2O + 4CN-.........3.15
Proses ini dilakukan selama 14-18 jam dan proses dihentikan ketika kadar Au dalam
larutan kurang dari 2 ppm dan Ag kurang dari 20 ppm. Overflow dari electrowinning cells yang
memiliki kandungan logam yang kecil tersebut dialirkan menuju Spent Return Sump sebagai
barren solution, lalu dialirkan menuju cyanide holding tank. Larutan dalam cyanide holding
tank dapat digunakan sebagai make up cyanide karena masih mengandung sianida sebesar 3000-
4000 ppm, serta menaikkan pH pada tangki leaching. Diagram alir proses electrowinning dapat
dilihat pada Gambar 3.6.
3.2.4 Smelting
Proses smelting adalah proses peleburan (reduksi bijih) logam emas dan perak dalam
cake kaya dari pengotornya (slag) pada titik leburnya. Cake kaya yang dihasilkan dari proses
electrowinning kemudian dilepas dengan air bertekanan dan secara manual. Cake hasil proses
electrowinning akan dikurangi kadar airnya hingga mencapai 15% dengan alat Centrifugal
Dryer. Selanjutnya cake tersebut dilakukan penggarangan di tungku penggarangan dengan
tujuan untuk mengeringkan cake sehingga dapat mengurangi beban proses, kemudian cake
didinginkan. Setelah cake dingin, ditambahkan boraks dengan rasio 20 : 1. Fungsi boraks adalah
untuk memisahkan pengotor sehingga dapat terapung di atas logam cair dan membentuk lapisan
slag. Boraks dipilih karena merupakan pereduksi kuat yang dapat mereduksi emas dan perak.
Setelah penambahan boraks, cake dilebur di dalam morgan furnace selama 120-180 menit pada
suhu 1000-1200ᵒC, karena mengacu pada titik lebur emas dan perak yakni 1064,43 oC dan
961,93 oC. Leburan logam ini dipisahkan dari slag dengan metode slag tapping. Slag akan
terpisah dengan logam dengan sendirinya dimana logam akan berada di bawah lapisan sehingga
slag dapat dibuang saat peleburan di dalam furnace. Slag yang sudah dipisahkan dari dore
bullion sebelumnya masih mungkin memiliki kandungan emas dan perak, sehingga perlu
dilakukan peleburan kembali dengan menggunakan monarch furnace. Setelah dilebur,
dilakukan pendinginan dan dipisahkan dari pengotornya. Leburan yang mengandung emas dan
perak dikembalikan ke proses peleburan utama, sedangkan slag dikembalikan ke ball mill untuk
diproses kembali bersama ore. Logam yang sudah terpisah dengan slag tersebut dituang ke
dalam bullion moulds untuk dicetak dengan ukuran 15x450x330 mm3 sehingga diperoleh dore
bullion.
Dore bullion memiliki komposisi 7-15% Au, 80-92% Ag, serta kurang dari 2% pengotor.
Setelah selesai peleburan, dore bullion siap dikirim ke Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian
Logam Mulia (UBPPLM) di Pulogadung, Jakarta untuk dilakukan pemisahan dan pemurnian
antara emas dan perak. Diagram proses smelting ditunjukkan pada Gambar 3.7.
3) pH
Nilai pH slurry yang diperbolehkan berada di dalam tangki leaching adalah 10,3–10,8.
Jika nilai pH berada di bawah 10, maka adsorpsi Au dan Ag akan semakin meningkat, tetapi
akan menyebabkan terbentuk gas HCN yang bersifat racun dan sangat berbahaya bila
terhirup oleh karyawan yang berada di sekitar pabrik. Pengukuran nilai pH yang dilakukan
PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor pada Departemen Sampling ini, yaitu dengan
menggunakan alat Mettler Toledo.
4) DO (Dissolved Oxygen)
Nilai oksigen terlarut (dissolved oxygen) yang diperbolehkan berada di dalam tangki
leaching adalah 6-8 ppm. Oksigen terlarut dibutuhkan untuk mengoksidasi logam Au dan
Ag di dalam bijih sebelum bereaksi dengan sianida. Semakin tinggi konsentrasi DO di
dalam slurry dapat mempercepat pelarutan Au dan Ag dalam sianida. Nilai konsentrasi DO
di dalam tangki leaching dipengaruhi oleh suhu dan kecepatan putaran agitator yang
digunakan. Pengukuran nilai DO yang dilakukan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor pada
Departemen Sampling ini, yaitu dengan menggunakan alat DO meter.