Anda di halaman 1dari 8

Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

Agustus Vol. 16 No.2 Tahun 2018


ISSN.1693-2285

KARAKTERISASI KARET REMAH SIR 20 PADA PEMBUATAN BAN

Fitria Ika Aryanti1, Syaiful Ahsan2, Rianita Sali3, Lina Lathifah4


1,2
Dosen Program Studi Teknik Kimia Polimer Politeknik STMI Jakarta
3,4
MahasiswaProgram Studi Teknik Kimia Polimer STMI Jakarta
1
fitria.ika@kemenperin.go.id, 2syaiful-ahsan@kemenperin.go.id

ABSTRAK

Ban merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam industri otomotif,
oleh karena itu penting untuk mengetahui apakah bahan baku karet remah SIR 20 yang
digunakan sudah memenuhi standarSNI 1903-2011 (revisi dari SNI-06-1903-2000)
Standard Indonesian Rubber. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
nilai kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, dan Plasticity Retention Index
(PRI) dari karet remah SIR 20 yang digunakan sebagai bahan baku utama di PT. X
sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai kadar kotoran lima dari enam buah sampel yang diuji nilainya di bawah
0,16% dan satu sampel nilainya di atas 0,16%, sedangkan nilai kadar abu dari sepuluh
sampel nilainya di bawah 1%, sedangkan nilai kadar zat menguap dari sepuluh sampel
yang dipanaskan dalam beberapa variasi suhu semuanya berada di bawah 0,8% dan
nilai Plasticity Retention Index dari sepuluh sampel semuanya berada di atas 40%.

Kata kunci: Kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, Plasticity Retention Index
(PRI) Karet remah SIR 20

ABSTRACT
Tires are one of the most important components in the automotive industry, therefore it
is important to know whether the crumb rubber raw material SIR 20 used already
meets the standards of SNI 1903-2011 (revision of SNI-06-1903-2000) Standard
Indonesian Rubber. The aims of this study was to determine whether the dirt content,
ash content, volatile content and plasticity retention index (PRI) have already
conformed the standard in SNI and can be used as raw materials in PT. X. The result of
this study showed that in dirt content, five out of six tested samples were below 0.16%
and one sample was above 0.16%, and the ash content from ten samples that were
tested, all of them were above 1%, and then the volatile content from ten tested
samples in temperature variation, they were above 0.8% and all the ten samples that
tested for Plasticity Retention Index (PRI) were above 40%.

Keywords: Dirt content, ash content, volatile content, Plasticity Retention Index
(PRI) crumb rubber SIR 20

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 56
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
Agustus Vol. 16 No.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
I. PENDAHULUAN Batasan Masalah
Latar Belakang a. Karakteristik SIR 20 yang diteliti meliputi
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang :Kadar kotoran, Kadar abu, Kadar zat
bergerak dalam bidang manufaktur yang menguap, dan Plasticity Retention Index
memproduksi ban di Indonesia. Produk yang (PRI)
dihasilkan adalah automotive tire, tube dan flap b. Tebal sheet sampel karet remah SIR 20 yaitu
Ban dihasilkan dari bahan baku utama berupa sebesar 3.43 mm
karet, carbon black, oil dan zat kimia. Karet
yang digunakan berasal dari karet alam dan karet Tujuan Penelitian
sintetis. Jenis karet alam yang digunakan adalah Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka
SIR 20 (Standard Indonesian Rubber) untuk tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pembuatan ban dan RSS (Ribbed Smoked Sheet) karakteristik karet remah SIR 20 pada
yang digunakan untuk pembuatan color marking pembuatan ban, dan pengaruh karakteristik karet
pada tread. Sedangkan untuk karet sintetik yang remah SIR 20 terhadap kualitas ban yang
digunakan adalah SBR (Styrene-Butadiene dihasilkan.
Rubber) dan IIR (Isobutylene Isoprene Rubber)
atau dikenal Butyl Rubber. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini bagi perusahaan
dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
Berbagai spesifikasi mutu seperti kadar kotoran, meningkatkan kualitas dari bahan baku
kadar abu, dan spesifikasi yang lainnya pembuatan ban terutama karet remah SIR 20 dan
merupakan hal yang paling penting dalam mengembangkan ilmu analisa mengenai bahan
penentuan kualitas karet remah SIR 20 untuk baku pada industri karet terutama bagi industri
menghidari atau mencegah gagalnya mutu karet yang menggunakan karet remah sebagai bahan
remah tersebut harus diketahui faktor yang bakunya, sedangkan bagi mahasiswa dapat
mempengaruhi, penyebab dan cara-cara menerapkan teori yang di dapat selama
mengatasinya (Pasaribu, O.S, 2008). Pemilihan perkuliahan dan mengaplikasikannya.
jenis bahan baku yang sesuai dalam
menghasilkan produk yang berkualitas,
konsumen SIR dapat berpedoman kepada SNI II. LANDASAN TEORI
06-2047 revisi terakhir (Standar Bahan Olah Karet
Karet) dan SNI 1903-2011 Standard Indonesian Karet alam adalah bahan polimer alam yang
Rubber. Kualitas karet SIR yang baik, harus diperoleh dari Hevea brasiliensis. Konfigurasi
memenuhi spesifikasi SIR sesuai dengan dari polimer ini adalah konfigurasi ”cis” dengan
parameter-parameter yang ditetapkan dalam susunan ruang yang teratur, sehingga rumus dari
standar SNI. Oleh karena itu, semua bahan baku susunan karet adalah cis-1,4-polyisoprena.
yang masuk ke PT. Bridgestone Tire Indonesia (Asawatreratanakul, K, et.al, 2003).
dianalisis terlebih dahulu agar menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi dan juga tercapai Indonesia merupakan penghasil karet sekaligus
zero waste. Dari analisa dan uraian di atas sebagai salah satu basis manufaktur karet dunia.
penulis tertarik untuk mengambil judul Tersedianya lahan yang luas memberikan
penelitian “Karakteristik Karet Remah SIR peluang untuk menghasilkan karet alami. Karet
20 pada Pembuatan Ban. mempunyai daya lentur yang sangat tinggi,
kekuatan tarik dan dapat dibentuk dengan panas
Perumusan Masalah yangrendah, daya tahan terhadap benturan,
Berdasarkan uraian tersebut batasan masalah goresan dan koyakan yang sangat baik.
yang dapat dikemukakan yaitu :
a. Bagaimana karakteristik karet remah SIR 20
pada pembuatan ban?
b. Bagaimana pengaruh karakteristik karet
remah SIR 20 terhadap kualitas ban yang
dihasilkan?
Gambar 1. Rumus Bangun Poliisoprena

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 57
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285

produk ini disebut Ribbed smoked Sheet


(Lembaran karet yang dipotong dan diasap)
Meskipun pasar karet alam lebih sedikit
Technical Specified Rubber(TSR) adalah lateks
dibanding dengan pasar karet sintetik, namun
karet digumpalkan terus dihaluskan dan
produksi maupun konsumsi karet alam masih
dipanaskan untuk digunakan pada pembuatan
cukup besar. Salah satu kelebihan dari karet
ban, selang tube untuk mesin. TSR disebut juga
alam antara lain dilihat dari segi kestabilan
block rubber.
harganya yang tidak terpengaruh secara
Sebagian besar produk karet Indonesia diolah
langsung oleh harga minyak dunia. Tidak
menjadi karet remah (crumb rubber) dengan
demikian halnya dengan harga karet sintetik
kodifikasi “Standard Indonesian Rubber” (SIR),
yang terkena dampak langsung oleh kenaikan
sedangkanlainnya diolah dalam bentuk RSS dan
harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.
lateks pekat. (Sumber : Goenadi, Prospek dan
Walaupun karet alam jumlah produksi dan Arah Pengembangan Agri Bisnis Karet, 2007).
konsumsinya jauh di bawah karet sintetis atau Standard Indonesian Rubber adalah karet alam
karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet yang diperoleh dengan pengolahan bahan olah
alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. karet yang berasal dari getah batang pohon
Adapun kelebihan-kelebihan karet alam Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan atau
disbanding karet sintetis adalah memiliki daya tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara
elastis atau daya lenting sempurna, memiliki spesifikasi teknis. SIR digolongkan dalam 9
plastisitas yang baik sehingga mudah diolah, jenis mutu yaitu :SIR 3 CV (Constant Viscosity,
tidak mudah panas, dan memiliki daya tahan SIR 3 L (Light), SIR 3 WF (Whole Field), SIR 3
yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking LoV (Low Viscosity), SIR 5, SIR 10, SIR 10
resistance) (Zahra, C.F, Karet, Departemen CV/VK (Constant Viscosity), SIR 20, SIR 20
Kimia dan Ilmu Pengetahuan Alam, USU, 2006) CV/VK (Constant Viscosity).
Jenis-jenis Karet
Syarat Mutu Karet Remah SIR 20
Crepesberasal dari lateks, lump karet, atau RSS
Untuk memilih jenis bahan olah yang sesuai
yang berkualitas rendah.
dengan rencana produksi, produsen SIR dapat
Lateksmerupakankaret alam yang telah dicampur
berpedoman kepada SNI 06-2047 revisi terakhir
dengan ammonia .Kebanyakan lateks yang berasal
(Standar Bahan Olah Karet). (Sumber : SNI 06-
dari pohon mempunyai kadar karet 25-29%.
1903-2000 dan SNI 1903 : 2011).Syarat Mutu
Ribbed Smoked Sheet (RSS) merupakan
Karet Remah SIR 20 seperti tertera pada tabel 1
lateks yang digumpalkan dengan mencampur
berikut ini :
dengan asam. Kemudian dipanaskan dan diasap
di ruang asap. Karena proses pengasapan ini,

Tabel 1. Syarat Mutu Karet Remah SIR 20

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 58
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN
MANAJEMEN
Agustus Vol. 16 No.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285
Stainless steel screen, Gunting, Beaker glass
a. Kadar Kotoran 300cc, Termometer, Saringan Mesh 325, Oven,
Kadar kotoran adalah variabel yang Water bath, Pengaduk Kaca, Muffle furnace,
sangat penting dalam menentukan kualitas karet Crucible, Desicator, Plastimeter, Test piece
yang sangat berpengaruh pada sifat-sifat akhir cutter, Smoke paper, dan Watch glass
suatu produk yang dibuat dari karet.
b. Kadar Abu Bahan
Abu di dalam karet terjadi dari Oksida, Karet Remah Standard Indonesian Rubber (SIR
Karbonat dan Fosfat dari Kalium, Magnesium, 20), WT 31, WP 16, Air, Benzene
Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain Variabel
dalam jumlah yang berbeda - beda. Abu dapat • Variabel Berubah : Pada uji kadar zat
pula mengandung silicat yang berasal dari karet menguap karet remah SIR 20 dilakukan
atau benda asing yang jumlah kandungannya pada variasi suhu
bergantung pada pengolahan bahan mentah 60˚C,80˚C,100˚C,120˚C,140˚C.
karet. Abu dari karet memberikan sedikit • Variabel Terikat : Pada uji kadar kotoran
gambaran mengenai jumlah bahan mineral di berat sampel yang digunakan sebesar 10
dalamkaret. Beberapa bahan mineral di dalam gram, pada uji kadar abu berat sampel yang
karet yang meninggalkan abu dapat mengurangi digunakan sebesar 5 gram, pada uji kadar
sifat dinamika yang unggul seperti kalor timbul zat menguap berat sampel yang digunakan
(heat build - up) dan ketahanan retak Ientur (flex sebesar 11 gram, pada uji kadar Plasticity
cracking resistance) dari vulkanisat karet slam. Retention Index berat sampel yang
(Sumber : BPSMB Palembang, SNI 06-1903- digunakan 5 gram dan Tebal sheet sampel
2000, 2000). karet remah masing-masing setebal ± 3,43
c. Kadar Zat Menguap mm.
Zat menguap di dalam karet sebagian Adapun digram alir penelitian adalah sebagai
besar terdiri dari uap air dan sisanya adalah zat - berikut :
zat lain seperti serum yang mudah menguap SIR 20
pada suhu 100°C. Kadar zat menguap adalah
bobot yang hilang dari potongan uji setelah
pengeringan. Adanya zat yang mudah menguap Preparasi sampel

di dalam karet, selain dapat menyebabkan bau


busuk, memudahkan tumbuhnya jamur yang
Timbang sampel ± 10 gram
dapat menimbulkan kesulitan pada waktu Trichloro ethylene
300 cc,
mencampurkan bahan-bahan kimia ke dalam Noctizerss 1 gram
karet pada waktu pembuatan kompon tersebut Panaskan diatas water bath 130 -
140˚C
terutama untuk pencampuran carbon black pada
suhu rendah.
d. Plasticity Retention Index Saring dengan mesh 325

Penentuan Plasticity Retention Index Benzene

(PRI) adalah cara pengujian yang sederhana dan Cleaning sisa natural rubber
cepat untuk mengukur ketahanan karet terhadap
degradasi oleh oksidasi pada suhu tinggi. Dari
pengujian yang dilakukan maka nilai PRI dapat Panaskan dalam oven 100˚C

diketahui, sehingga dapat diperkirakan mudah


atau tidaknya karet menjadi lunak atau lengket Dinginkan dalam desicator suhu
jika lama disimpan atau dipanaskan. Hal ini 25˚C

berhubungan dengan vulkanisasi karet pada


pembuatan barang jadi, agar diperoleh sifat dari Timbang
barang jadi karet yang lebih kuat.

III. METODOLOGI PENELITIAN SIR 20

Alat
Pisau, mill roll, Analytical balance, Oven dryer, Gambar 2. Digram Alir Uji Kadar Kotoran

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 59
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285

SIR 20 SIR 20

Preparasi sampel Preparasi Alat

Timbang sampel ± 5 gram


Preparasi sampel

Timbang berat crucible kosong Tes sampel yang tidak dipanaskan dan
yang dipanaskan

Bakar dalam Muffle furnace Suhu


550˚C, 4 jam
Sampel dibungkus dengan kertas rokok

Dinginkan 1-2 jam Suhu 25˚C


Letakkan pada alat Dial Micrometer,
press 15 detik

Simpan dalam Desicator 20 menit


Catat data sampel yang tidak dipanaskan
dan sampel yang dipanaskan

Timbang crucible + ash

Hasil uji SIR 20

Hasil Uji SIR 20


Gambar 5. Digram Alir Uji Plasticity Retention
Gambar 3. Digram Alir Uji Kadar Abu Index

SIR 20 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Kotoran
Preparasi sampel Berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui kadar kotoran (dirt content) pada
karet remah SIR 20, maka diperoleh datayang
Timbang sampel ±11 gram (A)
dilampirkan dalam Gambar 6.

Letakkan sampel diatas kertas


timbang

Panaskan dalam oven pada


temperatur 60˚C, 80˚C, 100˚C,
120˚C, 140˚C selama 1 jam

Timbang berat sampel (B) Gambar 6. Hasil Uji Kadar Kotoran

Dapat dilihat dari grafik perbandingan kadar


Hasil uji SIR 20 kotoran tersebut lima dari enam sampel yang
diuji berada dibawah standar SNI yang artinya
kadar kotoran masih dapat diterima, sedangkan
Gambar 4. Digram Alir Uji Kadar Zat untuk sampel nomor lima yang berada diatas
Menguap standar. Dengan nilai selisih yang cukup jauh

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 60
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285

setelah dibandingkan dengan nilai kadar kotoran


maksimum yang diperbolehkan, tentunya hal ini Tujuan dilakukannya penentuan kadar abu
dapat dikarenakan beberapa faktor. Faktor adalah untuk mendapatkan hasil pengujian kadar
tersebut diantaranya adalah penjagaan dan abu di dalam karet, karena abu di dalam karet
pemeliharaan kebersihan pabrik, atau pada saat terjadi akibat oksidasi dari karbonat, fosfat dari
dilakukan pelarutan terhadap gel, gel karet kalium, magnesium, kalsium dan beberapa
belum benar-benar larut dalam larutan sehingga unsur lain.
pada saat disaring terbawa ke dalam saringan
yang menyebabkan berat saringan + kotoran Kadar Zat Menguap
bertambah. Kadar zat menguap pada beberapa suhu dapat
terlihat pada gambar 8, 9, 10, 11, dan 12. Dapat
Kadar Abu dilihat dari grafik perbandingan kadar zat
Hasil pengujian kadar abu pada karet remah SIR menguap tersebut sepuluh sampel yang
20 dapat terlihat pada gambar 7 di bawah ini. dipanaskan dalam suhu 60˚C, 80˚C, 100˚C,
120˚C, 140˚C semuanyaberada di bawah standar
SNI yang artinya kadar zat menguap masih
dapat diterima dan layak digunakan dalam
proses produksi. Karet remah SIR 20 yang telah
lolos pada uji kadar zat menguap dan pengujian
lainnya dapat diolah pada tahap mixing dan
dicampurkan dengan komponen lain sepeti zat
kimia, oil dan carbon black tanpa merusak
kualitas dari kompon karet yang keluar sebagai
output pada tahap mixing.
Gambar 7. Hasil Uji Kadar Abu

Dapat dilihat dari gambar 7 perbandingan kadar


abu tersebut sepuluh sampel yang diuji berada
dibawah standar SNI yang artinya kadar kotoran
masih dapat diterima dan layak digunakan
dalam proses produksi. Karet remah SIR 20
yang telah lolos pada uji kadar kotoran dan
pengujian lainnya dapat diolah pada tahap
mixing dan dicampurkan dengan komponen lain
sepeti zat kimia, oil dan carbon black tanpa Gambar 8. Hasil Uji Kadar Zat Menguap pada
merusak kualitas dari kompon karet yang keluar Suhu 60oC
sebagai output pada tahap mixing.

Apabila karet yang memiliki kualitas rendah


tidak disortasi terlebih dahulu atau lolos pada
sortasi awal dengan kadar abu yang melebihi
batas maksimum lalu masuk ke dalam
pembuatan kompon karet akan menyebabkan
proses vulkanisasi (curing) karet pada
pembuatan ban akan terganggu sehingga ban
tersebut tidak akan menjadi ban yang elastis,
keras dan kuat.Beberapa bahan mineral dalam
karet meninggalkan abu yang dapat mengurangi
ketahanan karet lentur dari vulkanisasi karet Gambar 9. Hasil Uji Kadar Zat Menguap pada
alam (Safitri, 2010). Suhu 80oC

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 61
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285

Dapat dilihat dari gambar 12 perbandingan


Plasticity Retention Index (PRI) dan grafik
perbandingan nilai sebelum pemanasan (Po)
tersebut, sepuluh sampel semuanya berada di
atas standar SNI yang artinya Plasticity
Retention Index (PRI) sangat baik yang berarti
ketahanan karet terhadap degradasi oleh
oksidasi pada suhu tinggi juga baik.Karet remah
SIR 20 yang telah lolos pada uji Plasticity
Retention Index (PRI) dan pengujian lainnya
dapat diolah pada tahap mixing dan
Gambar 10. Hasil Uji Kadar Zat Menguap dicampurkan dengan komponen lain sepeti zat
pada Suhu 100oC kimia, oil dan carbon black tanpa merusak
kualitas dari kompon karet yang keluar sebagai
output pada tahap mixing.
Apabila karet yang memiliki kualitas rendah
tidak disortasi terlebih dahulu atau lolos pada
sortasi awal dengan nilai Plasticity Retention
Index (PRI) dan nilai sebelum pemanasan (Po)
kurang dari batas minimum, sebelum masuk ke
dalam pembuatan kompon karet akan
menyebabkan sifat karet menjadi rendah. Sifat
karet yang rendah terutama rendah dalam hal
kelenturan dan kekuatannya tidak akan sebaik
Gambar 10. Hasil Uji Kadar Zat Menguap karet remah SIR 20 yang telah memenuhi
pada Suhu 120oC standar SNI.
Sifat karet yang rendah akan berpengaruh pada
proses pengolahan karet pada tahap-tahap
selanjutnya karena kebanyakan tahapan tersebut
dilakukan pada suhu tinggi contohnya saja
proses reinforcement rubber yangberjalan pada
suhu 170ᵒC di tahap mixing yang berfungsi
untuk menentukan karakteristik output
komponnya. Apabila pada tahapan proses yang
memerlukan suhu tinggi karet remah SIR 20
memiliki sifat yang rendah tetap masuk ke
dalam proses tersebut akan menyebabkan
karakteristik output kompon tidak sesuai, dan
Gambar 11. Hasil Uji Kadar Zat Menguap jika hal itu terjadi tentunya spesifikasi produk
pada Suhu 140oC yang diinginkan tidak akan tercapai.

Plasticity Retention Index IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Berdasarkan standar SNI 1903:2011 dan SNI-
06-1903-2000, karakteristik karet remah yang
telah memenuhi standar pada pengujian ini
adalah lima dari enam sampel pada kadar
kotoran, sepuluh sampel pada kadar abu,
sepuluh sampel pada kadar zat menguap,
sepuluh sampel pada Plasticity Retention
Index. Sedangkan karakteristik karet remah
yang tidak memenuhi standar pada pengujian
Gambar 12. Hasil Uji PRI ini sebanyak satu sampel yaitu sampel nomor

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 62
Fitria Ika Aryanti, Syaiful Ahsan, Rianita Sali, Lina Lathifah JURNAL TEKNOLOGI DAN ANAJEMEN
Agustus Vol. 16 N0.2 Tahun 2018
ISSN.1693-2285

lima pada pengujian kadar kotoran. Adapun produksi nilai kadar kotoran, kadar zat
nilai rata-rata dari masing-masing pengujian menguap, kadar abu, dan Plasticity
yang telah dilakukan adalah 0.115% untuk Retention Index (PRI) harus sudah
kadar kotoran, 0.53% untuk kadar abu, memenuhi standar SNI 1903-2011 Standard
sedangkan pada kadar zat menguap didapat Indonesian Rubber yang berlaku, dimana
rata-rata sebesar 0.135% untuk variasi suhu nilai kadar kotoran pada karet remah SIR 20
60˚C, 0.296% untuk variasi suhu 80˚C, tidak boleh melebihi 0,16, nilai kadar zat
0.294% untuk variasi suhu 100˚C, 0.35% menguap pada karet remah SIR 20 tidak
untuk variasi suhu 120˚C, dan 0.353% untuk boleh melebihi 0,8, nilai kadar abu pada
variasi suhu 140˚C, lalu 71.153% untuk rata- karet remah SIR 20 tidak boleh melebihi
rata PRI dan 35.7% untuk rata-rata Po. 1,00, dan nilai Plasticity Retention Index
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi (PRI) tidak melebihi 40
karakteristik karet remah SIR 20 terhadap
kualitas ban yang dihasilkan. : V. DAFTAR PUSTAKA
a. Kadar kotoran yang terlalu banyak
dapat menimbulkan foreign material [1] Asawatreratanakul, K., Zhang, Y. W.,
dispersion yang menyebabkan lubang Wititsuwannakul, D., Wititsuwannakul,
pada output kompon sehingga lapisan R., Takahashi, S., Rattanapittayaporn,
kompon tidak rata dan sulit disatukan A., & Koyama, T.,. Molecular cloning,
dengan material lain pada tahap expression and characterization of
berikutnya. cDNA encoding cis‐prenyltransferases
b. Kadar abu yang diatas ambang batas from Hevea brasiliensis: A key factor
standar SNI akan menyebabkan proses participating in natural rubber
vulkanisasi (curing) terganggu biosynthesis. European Journal of
sehingga tidak akan menghasilkan ban Biochemistry, 270(23), 4671-4680, 2003
yang elastis, keras dan kuat.
c. Kadar zat menguap yang diatas ambang [2] Goenadi, Prospek dan Arah
batas standar SNI akan menimbulkan Pengembangan Agri Bisnis Karet, 2007
bau busuk pada kompon sehingga [3] SNI 1903-2011; Karet Spesifikasi
memudahkan timbulnya jamur dan Teknis
menyulitkan pencampuran karet
[4] SNI-06-1903-2000; Standard
dengan kompon lain terutamadengan
Indonesian Rubber (SIR)
carbon black pada suhu rendah.
d. Plasticity Retention Index (PRI) yang [5] Pasaribu, O.S., Analisa Kadar Kotoran
berada diambang batas minimum akan (Dirt Content) Dan Kadar Abu (Ash
menyebabkan sifat karet rendah Content) Pada Karet Remah Sir 20 PT.
sehingga kelenturan dan kekuatannya Bridgestone Sumatra Rubber Estate,
yang tidak dapat bertahan proses yang Tbk Dolok Melangir–Serbelawan, 2008
membutuhkan suhu tinggi.
[6] Safitri, K., Pengaruh Ekstrak Belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai
Saran
Penggumpal Lateks terhadap Mutu
1. Penyimpanan sampel dari bale karet harus
Karet. [Skripsi]. FMIPA, Departemen
diperhatikan untuk menghindari karet dari
Kimia FMIPA Uni-versitas Sumatera
udara lembab.
Utara. Medan, 2010
2. Sampel yang baru selesai dipanaskan harus
benar-benar dingin terlebih dahulu. [7] Zuhra, C.F, Karet, Departemen Kimia
3. Pengadukan saat pengujian kadar kotoran dan Ilmu Pengetahuan Alam, USU,
harus sering dilakukan agar gel karet benar- 2006
benar larut.
4. Persiapan alat untuk pengujian sampel harus
dilakukan sesuai standar yang telah
ditentukan.
5. Spesifikasi karet remah SIR 20 sebagai
bahan baku sebelum masuk ke dalam proses

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 63

Anda mungkin juga menyukai