Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN PABRIK AMONIUM NITRAT DARI

AMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES


PRILLING KAPASITAS 350.000 TON/TAHUN
Tugas Perancangan Pabrik Kimia
S1 Terapan

Disusun Oleh:
Veronika Santi Marbun (12 644 004)
Mardiah (12 644 025)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin

berkembangnya

kemajuan

zaman,

Indonesia

menyadari

pentingnya pembangunan industri. Salah satunya adalah industri kimia amonium


nitrat. Menurut Kementrian Perindustrian, pada tahun 2015 permintaan amonium
nitrat mencapai 919.670 ton/tahun. Perkembangan kebutuhan yang terus
meningkat ini tidak sebanding dengan pabrik amonium nitrat yang masih sedikit.
Kebutuhan amonium nitrat hanya dipenuhi oleh PT. Multi Nitrotama Kimia, PT.
Kaltim Nitrat Indonesia, dan PT Black Bear Resource Indonesia dengan total
kapasitas 3 perusahaan sebesar 540.000 ton/tahun. Sehingga kekurangannya
dengan mengimpor dari negara Cina, Australia dan India.
Amonium nitrat digunakan dalam bahan baku peledak tinggi dengan
menambahkan komponen bahan bakar seperti minyak diesel. Sekitar 60%
dikonsumsi

oleh

tambang

batubara

dan

sisanya

pertambangan

logam,

pertambangan bukan logam serta konstruksi jalan raya (Kirk and Othmer, 2001).
Pendirian pabrik amonium nitrat ini akan membantu Indonesia dalam menghemat
devisa negara dan mengurangi jumlah ketergantungan bahan impor dari negara
lain.

1.2

Kapasitas Produksi
Berdasarkan data konsumsi dan produksi amonium nitrat di Indonesia

didapat selisih sebesar 470.000 Ton. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
amonium nitrat di Indonesia belum mencukupi. Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan tersebut di Indonesia maka didirikan pabrik amonium nitrat dengan
kapasitas produksi 350.000 Ton/tahun.
1.3

Pemilihan Lokasi
Untuk pembuatan pabrik amonium nitrat, dipilih 3 (tiga) lokasi: Bontang

(Kalimantan Timur), Cikampek (Jawa Barat), dan Cilegon (Banten).


Tabel 1.1 Pemilihan Lokasi Pembuatan Pabrik dengan Skoring
Alternatif
Lokasi
Bontang
Cikampek
Cilegon
Skor : 1-5

Faktor-faktor yang diperhatikan


(1)
(2)
(3)
(4)
3
4
5
4
5
5
5
4
1
4
5
4

Jumlah
16
19
14

Keterangan : (1) Potensi Bahan Baku (3) Transportasi


(2) Tenaga Kerja

(4) Utilitas

Tabel 1.2 Pemilihan Lokasi Pembuatan Pabrik dengan Pembobotan


Faktor-faktor yang diperhatikan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
40%
30%
20%
10%
Bontang
120
120
100
40
380
Cikampek
200
150
100
40
490
Cilegon
40
120
100
40
300
Berdasarkan data di atas maka dipilih untuk mendirikan pabrik di
Alternatif
Lokasi

Cikampek, Jawa Barat. Alasannya karena tersedianya bahan baku berupa Amonia
yang diperoleh dari PT. Pupuk Kujang Cikampek dan Asam Nitrat dari pabrik

Multi Nitrotama Kimia, tersedia tenaga ahli karena pendidikan dan ekonominya
cukup stabil, sarana transportasi yang mudah dijangkau dan sarana utilitas
meliputi penyediaan air, bahan bakar, dan listrik cukup memadai karena daerah
Cikampek merupakan kawasan industri.
1.4 Uraian Umum Proses
Ada 4 proses pembuatan amonium nitrat dalam bentuk padat, yaitu Proses
Grainer, Prilling, Stengel dan Proses Uhde. Proses yang dipilih adalah proses
prilling dengan pertimbangan yaitu prosesnya memperkecil biaya operasional dan
efisiensi dalam investasi peralatan cukup besar, karena netralisasi dan pemekatan
berlangsung dalam satu alat.
Proses Prilling merupakan proses terjadinya reaksi antara Gas amonia dan
asam nitrat di dalam reaktor dengan temperatur 175C dan tekanan 4,4 atm.
HNO3(l) + NH3(g)

NH4NO3(aq)

Hampir semua larutan netral dipompa ke vacuum evaporator dan dipekatkan


sampai 95%. Larutan amonium nitrat panas kemudian dipompa ke atas. Dari
bawah prilling tower di alirkan udara, bahan mengeras menjadi pelet bulat kecil
(prills). Partikel disaring, dikeringkan, dan kemudian ditaburi dengan clay untuk
meminimalkan kecenderungan penggumpalan. Partikel besar dan kecil dipisahkan
pada screening, dilarutkan kembali dan dikembalikan ke reaktor. (Faith, Keyes
and Clarks, 1996)

BAB II
URAIAN PROSES
2.1

Bahan Baku dan Produksi


Di dalam perancangan pabrik

amonium

nitrat,

proses

prilling

menggunakan 2 bahan baku berupa amonia dan asam nitrat dengan bahan
penunjang Trikalsium phospat. Sehingga dapat menghasilkan produk yaitu
amonium nitrat. Berikut spesifikasi bahan baku, bahan penunjang dan produk
secara fisika dan kimia yang dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Spesifikasi Komponen

Parameter

Amonia

Rumus kimia
BM
Fasa
Titik didih normal
(C)
Titik leleh (C)
Densitas (kg/m3)
Sifat korosif
Sifat toksik

NH3
17,03
Gas

Nama Komponen
Tri
Asam
Kalsium
Nitrat
Phospat
HNO3
Ca3(PO4)2
63,02
310,18
Cair
Padat

Amonium
Nitrat
NH4NO3
80,05
Padat

-33,4

86

1757

210

-77,7
0,934
Ada
Ada

-42
1360
Ada
Ada

1112
3140
Ada
Ada

160
830
Ada
Ada

Sumber : Perry, 1999

Tabel 2.2 Standar Produk Utama


Parameter
Nitrogen

Satuan
% Berat

Nilai
34% minimal

Kandungan AN

% Berat

99% minimal

Bahan Pelapis Padat

% Berat

0,04 0,15 organik

Densitas Curah Aliran

g/cc

0,72 0,80

pH Larutan (10% Larutan Pada 20 C)

Minimal 5,7

Penyerapan Minyak

Minimal 5,7

Kelembaban (W/W)

% Berat

Maksimal 0,25%

Parameter
Diameter Butiran Rata-Rata

Satuan
mm

Nilai
Distribusi ukuran 0,83
3,3 > 95%

Karbon Organik Total (W/W)

% Berat

Tidak lebih dari 0,2%

Sumber:SNI 06-2865-1992

b.2 Uraian Proses


b.2.1 Tahap pengolahan awal (Pretreatment)
Amonia fasa cair dengan suhu 303 K dan tekanan 11,5 atm memiliki
kemurnian 99,5% dan sisanya adalah air sebagai impuritis. Sedangkan asam
nitratnya dengan suhu 303 K dan tekanan 1 atm memiliki kemurnian 60% dan
sisanya 40% yaitu air dalam jumlah cukup besar yang dapat mempengaruhi
volume peralatan sehingga perlu dipisahkan. Kedua bahan tersebut akan
direaksikan dengan suhu 448 K dan tekanan 4,4 atm. Oleh karena itu sebelum
direaksikan, amonia perlu diubah terlebih dahulu tekanan dengan menggunakan
expander (EX-01) dan temperaturnya memakai heater (H-01) serta mengubah fase
pada amonia dari fase cair menjadi fase gas dengan vaporizer (V-01). Sedangkan
asam nitrat perlu dinaikkan tekanan dengan menggunakan pompa (P-02) dan suhu
dengan heater (H-02).

b.2.2 Proses Utama


Pada proses ini umpan yang berupa amonia dengan komposisi 99,50% dan
asam nitrat 60% akan dikontakkan dengan reaktor bubble (R-01) pada kondisi
operasi suhu 448 K dan tekanan 4,4 atm. Ketika kedua umpan dikontakkan secara
langsung, akan menghasilkan reaksi kimia sebagai berikut :
HNO3 + NH3

NH4NO3

Dengan Excess 80% (EFMA, 2005) dan konversi 99,5% (Keyes, 1996)
pada proses reaksi tersebut, maka asam nitrat akan habis bereaksi sedangkan sisa
amonia yang tidak bereaksi dikeluarkan kembali ke atmosfir bebas. Selanjutnya
dari proses reaksi tersebut menghasilkan lelehan amonium nitrat sebesar 83-87%
(Kirk Othmer, 2001). Hal ini tidak sesuai dengan SNI 06-2865-1992 yang
menyatakan standar kemurnian ammonium nitrat minimal 99%. Sehingga langkah
selanjutnya memerlukan proses post treatment berupa pemurnian agar dapat
mencapai standar yang telah ditentukan.

b.2.3 Proses Post Treatment


Produk aliran keluar dari reaktor terpisah menjadi dua produk, yaitu sisa
reaktan yang berupa uap amonia dan produk lelehan amonium nitrat dan air. Uap
pada bagian atas reaktor yang terdiri dari campuran amonia dan air pada kondisi
suhu 448 K dan tekanan 4,4 atm dialirkan ke utility. Sedangkan lelehan
ammonium nitrat akan dibawa masuk ke proses pemurnian dengan evaporator
(EV-01).

Sehingga didapatkan lelehan

ammonium nitrat

pekat

yang

konsentrasinya lebih tinggi.


Selanjutnya lelehan ammonium nitrat yang telah pekat akan dialirkan
menuju prilling tower (PT-01) untuk dikristalisasi agar berubah bentuk dari cair
menjadi padat. Didalam prilling tower (PT-01) ini, produk lelehan amonium nitrat
didistribusikan oleh sparger sampai membentuk tetes-tetes yang kemudian jatuh
ke bawah. Tetes-tetes ini membentuk prill dengan bantuan udara yang
dihembuskan dari bagian bawah prilling tower (PT-01).

Prill amonium nitrat terbentuk pada kondisi suhu kristal point 357,2 K dan
tekanan 1 atm keluar menuju ke cooling drum(C-01) untuk didinginkan menjadi
313 K. Setelah dingin, kemudian prill amonium nitrat diangkut menuju screener
(S-01) untuk mengayak produk prill amonium nitrat sehingga diperoleh prill yang
memenuhi spesifikasi produk. Di screening, umpan amonium nitrat prill disaring
hingga diperoleh ukuran produk yang diinginkan yaitu 0,83 3,3 mm, sedangkan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi akan direcycle kembali menggunakan
menuju ke reaktor bubble (R-01).

Daftar Pustaka

Kementrian Perindustrian. (2015). Data Produksi Konsumsi Ammonium Nitrate.


Kirk & Othmer (2001). Encyclopedia Of Chemical Technology. Volume 2. Fourth
edition.
Perry, R.H. & Green, D.W. (1999). Perrys Chemical Engineering Handbook. 6th
ed. Mc Graw Hill Book Company. Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai