Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irvi Nurul Jannah Siahaan Tanggal Pengumpulan : 24/05/2019

NPM : 1606831395
Kelas : Utilitas dan Pemeliharaan Pabrik-01

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PT. ASAHIMAS CHEMICAL

Pada hari jumat (17/05), mahasiswa Teknik Kimia Universitas Indonesia angkatan 2016,
tepatnya yang mengambil mata kuliah Proses Petrokimia serta Utilitas dan Pemeliharaan Pabrik
melakukan perjalanan ke PT. Asahimas Chemical di Kota Cilegon, Banten. Kami berangkat sekitar
pukul 08.30 dan tiba di pabrik sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah tiba, kami diarahkan menuju
meeting room dan diberikan sepintas pengenalan mengenai PT. Asahimas Chemical. Selanjutnya,
kami melaksanakan ishoma selama satu setengah jam dan dilanjutkan dengan pengenalan
mengenai berbagai macam produksi pada PT. Asahimas Chemical selama kurang lebih satu jam.
Kemudian, kami melakukan plant tour dengan bus selama 30 menit dan kembali ke meeting room
untuk melaksanakan sesi diskusi. Berikut merupakan rangkuman mengenai pembelajaran yang
didapat pada kunjungan pabrik PT. Asahimas Chemical.

1.1 Penjelasan Proses Produk PT. Asahimas Chemical


PT. Asahimas Chemical (ASC) merupakan pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
Pabrik terintegrasi Chlor Alkali-Vinyl Chloride di Cilegon, Banten ini memproduksi bahan kimia
dasar untuk banyak industri hilir, seperti liquid caustic soda (NaOH 48%), flake caustic soda
(NaOH 98%), klorin (Cl2), sodium hipoklorit (NaClO 12%), asam klorida (HCl 33%), etilen
diklorida (EDC), Vinyl Chloride Monomer (VCM), dan Polyvinyl Chloride (PVC). Polyvinyl
Chloride (PVC) mempunyai proporsi yang cukup besar dari keseluruhan total produk PT.
Asahimas Chemical, yaitu sebesar 20%.

1.1.1 Bahan Baku PT. Asahimas Chemical


Terdapat 3 bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Asahimas Chemical, yaitu:
 Garam
Garam merupakan bahan baku utama PT. Asahimas Chemical tepatnya pada pabrik
Chlor Alkali (CA). Kebutuhan garam didatangkan dari dua negara, yaitu India dan
Australia. Alasan PT. Asahimas Chemical tidak menggunakan garam lokal sebagai suplai
bahan bakunya karena purity dari garam lokal lebih kecil daripada garam impor, yaitu 82%
untuk garam asal Madura dan 96.4% untuk garam Australia. Selain itu, produsen lokal juga
tidak dapat memenuhi kebutuhan garam dari PT. Asahimas Chemical sebaganyak 50,000
ton garam per tahun.
 Ethylene
Ethylene merupakan bentuk paling sederhana dari Olefin yang mengandung ikatan
rangkap karbon-karbon. Ethylene digunakan sebagai bahan baku pada pabrik Vinyl
Chloride Monomer (VCM). Ethylene didapatkan dari PT. Chandra Asri Petrochemical.
 Listrik
Listrik pun merupakan bahan baku utama dalam proses produksi. Lokasi pabrik PT.
Asahimas Chemical yang berada di pinggir laut membawa keuntungan tersendiri, terutama
dengan menggunakan air laut sebagai media pada cooling system.

1.1.2 Pabrik dan Alur Proses Produksi PT. Asahimas Chemical


PT. Asahimas Chemical (ASC) yang berlokasi di Kota Cilegon terdiri atas 5 pabrik, yaitu:
 Pabrik Chlor Alkali (CA)
Pabrik CA terdiri atas 5 pabrik dan memproduksi soda kaustik.
 Pabrik Vinyl Chloride Monomer (VCM)
Ethylene dan Chlorine merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk
memproduksi Vinyl Chloride Monomer (VCM). Pabrik VCM terdiri dari 3 plant.
 Pabrik Utilitas
Pada pabrik utilitas terdapat boiler untuk men-generate steam yang digunakan untuk
proses produksi.
 Power Plant
Selain mensuplai listri dari PLN, PT. Asahimas Chemical mempunyai power plant
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Jika listrik padam, maka terdapat
generator set sebagai pasokan listrik cadangan.
 Pabrik Polyvinyl Chloride (PVC)
Untuk memproduksi Polyvinyl Chloride (PVC), maka diperlukan VCM sebagai bahan
baku dari resin PVC. Pabrik PVC yang dimiliki PT. Asahimas Chemical terdiri atas 4
plant.
PT. Asahimas Chemical yang berlokasi di Cilegon, Banten terdiri atas 15 pabrik.
Perawatan pada pabrik dilakukan secara tahunan yang disebut annualy shutdown maintenance.
Selain itu, dilakukan pula overhaul setiap 3 tahun. Untuk beberapa peralatan produksi maka
dilakukan maintenance berkala dengan jangka waktu yang ditentukan, contohnya maintenance
heat exchanger yang dilakukan 2 tahun sekali.

Hydrogen

Soda Kaustik
Garam
Pabrik CA Sodium Hypochlorite
Listrik Hydrochloric Acid
Klorin HCl

Ethylene EDC
Pabrik VCM
Oxygen VCM

PVC Pabrik PVC

Gambar 1.1 Diagram Alir Proses Produksi PT. Asahimas Chemical

1.1.3 Pengolahan Limbah PT. Asahimas Chemical


Berikut merupakan jenis – jenis limbah dan penanganan yang dilakukan oleh PT. Asahimas
Chemical:
 Limbah Padat
Penanganan limbah padat oleh PT. Asahimas Chemical dilakukan dengan menjalin
partnership dengan pabrik semen untuk mengolah limbah tersebut.
 Limbah Cair
Sebelum dibuang, limbah cair diolah terlebih dahulu hingga memenuhi parameter –
parameter tertentu. Berikut merupakan beberapa parameter control limbah cair yang
diterapkan PT. Asahimas Chemical:
o pH = 6.5 – 8.5
o COD < 250 ppm
o Flowrate < 225 m3/h
 Limbah Gas
 Limbah B3
Berikut merupakan prosedur penanganan limbah B3 yang diterapkan:

Preventif (reduksi sumber limbah)

3R
(Reduce, Recycle, Recovery)

Pengolahan

Penimbunan

Gambar 1.2 Pengolahan Limbah B3 PT. Asahimas Chemical

1.2 Informasi Tambahan


 Lifetime Peralatan
Lifetime atau umur manfaat pada masing – masing peralatan berbeda, sesuai dengan
spesifikasi alat. Namun, kebanyakan alat pada PT. Asahimas Chemical mempunyai
umur manfaat > 40 tahun, salah satu contohnya boiler yang mempunyai umur manfaat
≈ 70 tahun.
 Air Utilitas
Sumber air untuk cooling water didapatkan dari industrial water, air laut, dan
demineralized water. Selain itu, terdapat unit pengolahan air umpan boiler. Air
yang digunakan pada PT. Asahimas Chemical tidak langsung dibuang ke laut,
melainkan di-treatment berdasarkan 40 aturan.
 Fouling Treatment pada Heat Exchanger
Fouling terjadi akibat air laut yang merupakan bahan baku membentuk scale pada
permukaan heat exchanger. Solusi dari peristiwa ini adalah dengan injeksi klorin atau
membentuk lapisan halus pada tube.
 Treatment Garam di Storage Terbuka
Garam yang ditempatkan di storage terbuka berpotensi untuk terkena gangguan, seperti
air hujan dan bakteri. Namun, bakteri tidak tahan dengan kemurnian garam serta air
hujan hanya diserap 0.2% dan sisa dari airnya ditampung, sehingga garam tetap terjaga
kemurniannya.
 Penanggulangan Tragedi Kebakaran
PT. Asahimas Chemical pernah mengalami kebakaran pada ethylene tank di tahun
2005. Kebakaran seperti ini dapat ditanggulangi dengan menjaga insulasi tangki
dengan menggunakan perlite serta menginspeksi tangki secara berkala sehingga tidak
terdapat bagian yang bolong.

Anda mungkin juga menyukai