Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH INDUSTRI OLEOKIMIA

JUDUL

Oleh:
Kelompok Esther
Adila Kestibawani (1606)
Irshara Amoura K (1606871410)
Michael Gregory (1606)
M. Hafidz Aliyufa (1606)
M. Yulianto (1606)
Tetra Mutiara (1606828841)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 2
1.3. Struktur Topik Bahasan ............................................................................ 2
1.2.1. Saturated Fatty Acid ...................................................................... 2

1.2.2. Mono-Unsaturated Fatty Acid (MUFA) ....................................... 2

1.2.3. Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) ............................................. 2

BAB II ..................................................................................................................... 3
4.1. Struktur Kimia dan Klasifikasi Fatty Acid ............................................... 3
4.1.1. Struktur Kimia Fatty Acid ................................................................. 3

4.1.2. Klasifikasi Fatty Acid ........................................................................ 3

4.1.2.1. Saturated Fatty Acid .................................................................. 3

4.1.2.2. Mono-Unsaturated Fatty Acid (MUFA) .................................... 3

4.1.2.3. Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) ......................................... 3

4.2. Pemanfaatan Fatty Acid dalam Berbagai Industri .................................... 5


4.3. Ketersediaan Sumber Fatty Acid di Indonesia ......................................... 6
4.4. Ketersediaan minyak-minyak yang ada di jurnal di kelas di Indonesia ... 9
4.5. Perkembangan Fatty Acid di Indonesia .................................................. 12
BAB III ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Struktur Omega-3 .............................................................................. 3


Gambar 2. 2. Struktur Omega-6 .............................................................................. 4
Gambar 2. 3. Struktur Omega-9 .............................................................................. 5

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Klasifikasi dan Sumber Omega-3 ......................................................... 4


Tabel 2. 2. Klasifikasi dan Sumber Omega-6 ......................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami,
baik tumbuhan maupun hewani. Bidang keahlian teknologi oleokimia merupakan
salah satu bidang keahlian yang mempunyai prospek yang baik dan penting dalam
teknik kimia. Pada saat ini dan pada waktu yang akan datang, produk oleokimia
diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan
minyak bumi (petrokimia). Pada saat ini, permintaan akan produk oleokimia
semakin meningkat, dikarenakan produk oleokimia mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat
diperbaharui dan produk yang ramah lingkungan.
Minyak dan lemak merupakan bahan baku oleokimia yang dapat diperoleh
dari makhluk hidup, baik dari tumbuhan (nabati) ataupun hewan (hewani). Minyak
dan lemak memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia.
Selain berguna untuk kesehatan, minyak dan lemak juga dapat berfungsi sebagai
bahan pembuat sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-obatan
(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilap cat (terutama yang berasal dari minyak
mengering). Asam lemak adalah senyawa golongan asam karboksilat yang
mempunyai rantai alifatik panjang, yang merupakan turunan dari trigliserida atau
fosfolipid. Berdasarkan kemampuan tubuh untuk mensintesis asam lemak, asam
lemak dapat diklasifikasi menjasdi dua jenis, yaitu esensial (dapat disintesis oleh
oleh tubuh) dan non esensial (tidak dapat disintesis oleh tubuh).
Salah satu sumber minyak dan lemak nabati yang umum dimanfaatkan dan
dikembangkan adalah minyak dan lemak yang berasal dari biji buah, dan pada
umumnya merupakan sumber asam lemak esensial, misalnya asam lemak oleat,
linoleat, dan arachidonat. Asam-asam lemak esensial dapat mencegah timbulnya
gejala penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh tertumpuknya kolesterol
pada pembuluh-pembuluh darah tersebut. Lemak juga berfungsi sebagai sumber
dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D,E, dan K. Asam lemak tidak jenuh dapat
mencegah terjadinya kanker, penyakit hati, hipertensi, dan penyakit auto-imun.
Selain itu, minyak yang berasal dari biji buah juga mengandung anti-oksidan seperti
phytosterols, tocopherols, carotenoids, dan anti-oksidan alami lainnya yang juga
bermanfaat bagi kesehatan.

1.2. Tujuan Pembahasan

1.3. Struktur Topik Bahasan


Topik bahasan (outline) dari penulisan makalah judul adalah sebagai
berikut:
1. Struktur Kimia dan Klasifikasi Fatty Acid
1.1. Struktur Kimia Fatty Acid
1.2. Klasifikasi Fatty Acid
1.2.1. Saturated Fatty Acid
1.2.2. Mono-Unsaturated Fatty Acid (MUFA)
1.2.3. Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA)
2. Pemanfaatan Fatty Acid dalam Berbagai Industri
3. Ketersediaan Sumber Fatty Acid di Indonesia
4. Perkembangan Fatty Acid di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

4.1. Struktur Kimia dan Klasifikasi Fatty Acid


4.1.1. Struktur Kimia Fatty Acid
4.1.2. Klasifikasi Fatty Acid
4.1.2.1. Saturated Fatty Acid
4.1.2.2. Mono-Unsaturated Fatty Acid (MUFA)
4.1.2.3. Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA)
Ikatan rangkap majemuk (polyunsaturated fatty acid) adalah asam lemak
yang memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Asam lemak ini dapat diperoleh pada
minyak nabati maupun hewani.
 Omega-3
Asam lemak omega 3 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang
mempunyai ikatan rangkap banyak, dimana ikatan rangkap pertama terletak pada
atom karbon ketiga dari gugus metil omega. Asam lemak omega-3 merupakan
turunan dari prekursor (pendahulu)-nya, asam lemak linoleat dan linolenat. Asam
lemak esensial tidak bisa dibentuk dalam tubuh dan diperoleh dari makanan.
Prekursor kemudian masuk ke proses elongate dan desaturate yang menghasilkan
omega-3.

Gambar 2. 1. Struktur Omega-3


(Sumber: Lipid, 2017)

Induk dari asam lemak omega-3 adalah alpha linolenic acid (ALA). ALA
dengan bantuan enzim delta-6-desaturase berubah menjadi stearidonic acid
kemudian oleh delta-5-desaturase dikonversi tubuh menjadi eicosapentaenoic acid
(EPA) dan oleh delta-4-desaturase dirubah menjadi docosahexaenoic acid (DHA),
atau omega-3.
Manfaat dari omega-3 adalah, memiliki efek anti peradangan dan anti
penggumpalan darah, baik untuk sistem saraf pusat, serta dapat mencegah CVD.
Kekurangan omega-3 dapat menghambat perkembangan otak, kesehatan fisik,
gangguan saraf dan penglihatan, serta mengganggu perkembangan sistem saraf.
Tabel 2. 1. Klasifikasi dan Sumber Omega-3

(Sumber: Almatsier, 2006)

 Omega-6
Omega-6 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang memiliki ikatan
ganda pertamanya pada posisi ke-6. Omega-6 merupakan asam lemak esensial yang
terdiri dari asam linoleat (AL)/"linoleic acid"(LA), asam linolenat (ALN)/"linolenic
acid"(ALA) serta asam arachidonic/"arachidonic acid" (AA). Klasifikasi asam
lemak menurut panjang rantai karbon dan tingkat kejenuhan dalam lemak yang
banyak terdapat di alam dapat dilihat pada table berikut.

Gambar 2. 2. Struktur Omega-6


(Sumber: Lipid, 2017)

Peran omega-6 untuk kehidupan adalah, membantu mencegah pemecahan


otot, meningkatkan pertumbuhan otot, mempunyai efek anti peradangan sehingga
dapat meningkatkan daya pulih, membantu melawan penyakit jantung dan depresi.
Tabel 2. 2. Klasifikasi dan Sumber Omega-6

(Sumber: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2013)


 Omega-9
Asam lemak omega-9 merupakan asam lemak tidak jenuh tunggal yang
non-esensial, sehingga tubuh dapat memproduksi sendiri, namun juga dapat
diperoleh melalui makanan dari luar tubuh manusia. Omega-9 memiliki jenis asam
lemak utama yang dikenal dengan asam oleik yang sangat mudah diperoleh dari
makanan kacang-kacangan serta beberapa lemak hewan.

Gambar 2. 3. Struktur Omega-9


(Sumber: Lipid, 2017)

Klasifikasi omega-9 adalah asam oleik dan asam uresik. Omega-9 dapat
berasal dari berbagai sumber, yaitu minyak zaitun, alpukat, dan olahan minyak dari
kacang mede atau almon. Manfaat dari omega-9 adalah mengurangi resiko
kardiovaskular dan stroke, meningkatkan energi, mengurangi resistensi inulin, serta
menurunkan resiko Alzheimer di hari tua.

4.2. Pemanfaatan Fatty Acid dalam Berbagai Industri


4.3. Ketersediaan Sumber Fatty Acid di Indonesia
Sumber asam lemak alami dapat berasal dari bahan nabati maupun hewani.
Sumber asam lemak nabati diantaranya adalah minyak kelapa sawit, minyak kacang
kedelai, minyak kelapa, minyak jagung, minyak kacang tanah dan sebagainya.
Sedangkan asam lemak yang berasal dari hewan yaitu seperti minyak sapi, minyak
domba, minyak ikan dan lain-lain. Berikut kandungan asam lemak pada beberapa
tanaman.
Tabel 3. Kandungan Asam Lemak Pada Beberapa Hewan dan Tanaman

Sumber : http://journeytoforever.org/biofuel_library/chemoils.html

Tabel 4. Kandungan Asam Lemak Pada Beberapa Hewan dan Tanaman

Tak jenuh Tak jenuh


Jenuh Kolesterol Vitamin E
tunggal ganda

g/100g g/100g g/100g mg/100g Mg/100g

Lemak Hewani

Lemak babi 40,8 43,8 9,6 93 0.60

Lemak
33,2 49,3 12,9 100 2,70
bebek

Mentega 54,0 19,8 2,6 230 2,00


Tabel 4. Kandungan Asam Lemak Pada Beberapa Hewan dan Tanaman (Continued)

Lemak Nabati

Minyak kelapa 85,2 6,6 1,7 0 ,66

Mentega
60,0 32,9 3,0 0 1,8
cokelat

Minyak inti
81,5 11,4 1,6 0 3,80
sawit

Minyak kelapa
45,3 41,6 8,3 0 33,12
sawit

Minyak biji
25,5 21,3 48,1 0 42,77
kapas

Minyak
18,8 15,9 60,7 0 136,65
gandum

Minyak
14,5 23,2 56,5 0 16,29
kedelai

Minyak zaitun 14,0 69,7 11,2 0 5,10

Minyak
12,7 24,7 57,8 0 17,24
jagung

Minyak bunga
11,9 20,2 63,0 0 49,00
matahari

Minyak biji
bunga 10,2 12,6 72,1 0 40,68
matahari

Minyak rami 10 15 75 0 12,34

Minyak
canola/biji 5,3 64,3 24,8 0 22,21
sawi
Sumber : Altar, Ted. "More Than You Wanted To Know About Fats/Oils". Sundance Natural
Foods. Diakses tanggal 2006-08-31.
Tabel 5. Data Produksi dan Konsumsi Sumber Asam Lemak Nabati di Indonesia
No. Uraian 1993 - 1997 1998 - 2002 2002 - 2007 2007 - 2012
Total Produksi (ton) 70.778.000 83.680.000 95.624.000 108.512.000
1. Minyak Sawit 15.500.382 20.752.640 25.340.360 29.949.312
2. Minyak Kedelai 17.765.278 19.915.840 22.376.016 25.174.784
3. Minyak Kanola 10.121.254 11.966.240 12.526.744 15.517.216
4. Minyak Bunga 8.351.804 9.790.560 12.526.744 12.044.823
Matahari
5. Minyak Lainnya 19.039.282 21.254.720 22.854.136 25.825.856

Total Konsumsi 90.501.000 104.281.000 118.061.000 132.234.000


1. Minyak Sawit 15.385.170 20.021.952 25.973.420 29.752.650
2. Minyak Kedelai 17.825.697 20.126.233 22.313.529 25.124.460
3. Minyak Kanola 10.045.611 11.783.753 13.577.015 15.471.378
4. Minyak Bunga 8.326.092 9.593.852 10.861.612 12.033.294
Matahari
5. Minyak Lainnya 39.915.430 42.755.210 45.335.424 49.852.218
Sumber: Oil World
Dari data diatas, terlihat bahwa produksi sumber asam lemak di Indonesia belum
memenuhi kebutuhan masyarakat. Perkembangan asam lemak nabati harus lebih
ditingkatkan lagi sehingga produksi meningkat dan kebutuhan masyarakat
terpenuhi.
4.4. Ketersediaan minyak-minyak yang ada di jurnal di kelas di Indonesia
2.4.1 Fish Oil (Minyak ikan)
Minyak ikan sering kali menjadi salah satu bahan utama suplemen, baik
dalam bentuk kapsul, pil, maupun cairan yang digemari oleh masyarakat. Akan
tetapi, Indonesia belum bisa memproduksi sendiri minyak ikan tersebut. Minyak
ikan konsumsi semuanya impor, kecuali minyak ikan cucut dan tidak semua
kualitasnya sesuai standar. Nilai impor minyak ikan ke Indonesia ditampilkan pada
Gambar X,X. Minyak ikan local yang ada masih berupa minyak ikan kasar (crude
oil) dan belum memenuhi standar pangan. (Antara news, 2018). Belum adanya
teknologi cangggih menjadi alasan minyak ikan masih mengimpor (Artati Widiarti,
2016). Minyak ikan akan baru menjadi prioritas pemerintah di bidang industry pada
periode 2020-2024 (Kemenperin, 2016). Minyak ikan ini telah banyak dijual di
Indonesia dengan rentang harga Rp 40000-400000.

Nilai Impor Minyak Ikan


30
Nilai (USD Juta)

26 19 20 21
20 17 17

10

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Minyak ikan

Gambar X.X Nilai impor minyak ikan


(Sumber: BPS diolah Ditjen PDS-KKP)
2.4.2 Krill Oil
Krill merupakan crustacea seperti udang yang berasal dari antartika dan
dapat dilihat pada gambar X.X. Krill oil ini dapat dikonsumsi dalam bentuk cair
ataupun kapsul. Data spesifik mengenai data produksi, impor, ataupun ekspor.
Akan tetapi, berdasarkan tinjauan pada website took online (Tokopedia dan
Shopee), Krill Oil yang dijual merupakan hasil import dari Australia dan USA.
Produk ini dijual seharga Rp 164.000 - 600.000. Tidak adanya merk produk local
yang dijual menandakan pengembangan krill oil di Indonesia kurang.
Gambar X.X Krill
(Sumber: Wikipedia)
2.4.3 Sunflower Oil
Sunflower Oil atau Minyak bunga matahari belum dapat diproduksi secara
mandiri di Indonesia. Produk ini didapatkan dengan mengimpor dari negara negara
yang ditunjukkan pada tabel X.X. Pada website toko online (Tokopedia dan
Shopee), produk ini dijual seharga Rp 20.000-400.000.
Tabel X.X Data impor Sunflower oil pada tahun 2016

Country Value
Australia 32
Belgium 39
Canada 3
France 1312
Germany 53
India 2
Malaysia 1510 Tonnes
The Netherlands 100
Singapore 438
Spain 274
Thailand 499
Turkey 1296
United States of America 11
TOTAL 5569 Tonnes
(Sumber: www.fao.org)
2.4.4 Walnut Oil
Walnut Oil merupakan minyak yang diekstraksi dari biji kenari. Produk yang
baru dijual adalah dalam bentuk cairan. Data spesifik mengenai produksi, impor,
dan ekspor di Internet tidak ditemukan. Akan tetapi, berdasarkan tinjauan pada
website toko online (Tokopedia dan Shopee), Walnut oil yang dijual merupakan
produk yang berasal dari Perancis, Italia, dan Turki. Produk ini dijual seharga Rp
250.000-500.000.
2.4.5 Pumpkin Seed Oil
Pumpkin seed oil atau minyak biji labu masih jarang ditemukan informasinya
di Indonesia. Data produksi, impor, dan ekspor Indonesia tidak ditemukan di
Internet. Akan tetapi, Berdasarkan tinjauan pada website toko online (Tokopedia
dan Shopee). Pumpkin seed oil yang banyak dijual merupakan hasil impor dari
Perancis, Italia, dan Turki. Baru ditemukan 1 merk produk lokal yang dijual di
Internet, yaitu Pumpkin seed oil homemade. Kisaran harga dari produk ini adalah
Rp 250.000-500.000.
2.4.6 Olive Oil
Olive oil atau minyak zaitun di Indonesia didapatkan dengan impor dari
negara lain. Hal ini dikarenakan, buah zaitun yang memang bukan berasal dari
Indonesia. Data impor ini ditunjukkan pada gambar X.X. Indonesia melakukan
impor paling banyak dari Italia dan Spanyol. Di Indonesia, minyak zaitun di
Indonesia sudah cukup berkembang dengan adanya produk lokal, seperti Herborist
dan Mustika Ratu.

Gambar X.X Data impor Olive oil di Indonesia


(Sumber: Trade Data Internasional)
4.5. Perkembangan Fatty Acid di Indonesia
Fatty acid merupakan bagian dari produk Industri Oleokimia Dasar dan
Kemurgi. Industri ini adalah salah satu industri hulu prioritas yang dijamin di
Recana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 – 2035. Untuk skala industri,
Kelapa sawit merupakan sumber utama pengembangan produk Oleokimia.
Perusahaan besar yang merupakan pelaku utama dari industry oleokimia
ditunjukkan pada tabel X.X

Tabel X.X Pabrik Oleokimia di Indonesia


No. Perusahaan Kapasitas Produksi (ton/tahun)
1 PT. Cisadane Raya Chemical 100.000
2 PT. Ecogreen Oleochemical 419.000
3 PT. Flora Sawita 55.100
4 PT. Musim Mas 450.000
5 PT. Nubika Jaya 150.000
6 PT. Wilmar Nabati Indonesia 132.000
7 PT. Domba Mas 104.600
8 PT. Sumi Asih 101.000
9 PT. Soci Mas 88.000
(Sumber: Kemenperin)
Walaupun produk oleokimia telah diproduksi besar di Indonesia, Banyak
Fatty Acid yang belum diproduksi di Indonesia. Berikut pada Gambar X.X, jenis
Fatty acid yang belum diproduksi secara massal dan dibangun pabriknya di
Indonesia.
Gambar X.X Perkembangan jenis Fatty Acid di Indonesia

Fatty acid

Ester Asam Lemak : Metallic Salt : Fatty Amines: Polyethoxylated Oxygenated Fatty Processed Fatty Fatty acids
derivatives : Acids/Esther : Alcohol : Amides :

Palmitat Oleat/Ba Secondary Palmitat / Ethylene Epoxy Stearic/ C16&C18 Stearamide


/propanol C16 & C18 / Propylene Oxide Octanol Ester Alcohol/Sulphated
Stearal Palmitat Alkanolamides
Ethoclylated
Stearat / Ca, Zn Stearat / Ethylene Epthio Stearin C16&C18
Sulfonat Propylene Oxide Mono & Alcohol/Ethoxylation Suphated
Stearat / Al, Li Betain
Polyhdric Alcohol Alkanolamide
Oleat C16 & C18 / Oleic Acid Dimer Ester Monogliserida Of Palmitat
Stearat / Ca, Mg
Ethoxylated Ethylene Propylene Ethoxylation Stearic & Oleic
Oxide Acids
Oleat / Zn, Pb
Oleamide

Telah dibangun pabriknya

Belum dibangun
pabriknya (Sumber : Kemenperin)
Proses dalam memproduksi oleokimia di Indonesia adalah melalui proses
termik (menggunakan suhu 250 ⁰C dan tekanan sekitar 50 atm), yaitu, melalui
proses pemecahan lemak (fat splitting), esterifikasi, transesterifikasi dan
hidrogenasi (Gambar X.X).

Gambar X.X Diagram proses pembuatan oleokimia dasar


(Sumber: Kemenperin)
Produksi fatty acids melibatkan pretreatment dengan asam phospat untuk
menghilangkan phosphatida-phosphatida. Umumnya untuk minyak inti sawit tidak
memerlukan pre-treatment, karena minyak tersebut relatif bersih. Namun untuk
minyak sawit mentah (CPO) diperlukan proses pre-treatment untuk menghilangkan
gum dan bahan padatan lainnya. Selanjutnya minyak displit menggunakan
demineralized water pada suhu 250-155⁰C dan tekanan 50-55 bar. Produk yang
dihasilkan berupa campuran asam lemak dan glyserin sekitar 15%. Campuran asam
lemak dan glserin dimurnikan untuk menghilangkan warna, glyserida, bahan tak
tersabunkan dan asam lemak yang terpolimer dengan cara distilasi atau pemisahan
asam-asamnya dengan distilasi fraksinasi. Proses hidrogenasi dapat juga dilakukan
untuk menghasilkan asam lemak jenuh dengan kualitas tinggi.
Asam lemak tersebut diatas dapat direaksikan lebih lanjut menjadi produk
oleokimia dasar lainnya seperti fatty methyl ester dan fatty alcohol. Pembuatan
methyl ester dapat melalui jalur esterifikasi yaitu reksi antara asam lemak dan
methanol menggunakan katalis asam atau jalur transesterifikasi antara minyak sawit
dan methanol menggunakan katalis basa. Transesterifikasi minyak menjadi methyl
ester dapat dilakukan dalam satu step atau dua step tergantung pada kualitas bahan
baku yang digunakan. Jika bahan baku mengandung asam lemak bebas > 5% maka
proses perlu dilakukan dalam dua step yaitu step pertama merubah asam lemak
bebas yang terkandung dalam minyak menjadi esternya dan kedua merubah minyak
netral menjadi fatt methyl ester. Fatty alcohol dapat dibuat dengan mereaksikan
fatty methyl ester dengan hydrogen menggunakan katalis logam.

BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Diana, Fivi Melva. (2012). OMEGA 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Maret 2012-
September 2012, 6(2).
Diana, Fivi Melva. (2013). OMEGA 6. Jurnal Kesehatan Masyarakat: September
2012-Maret 2013, 7(1).
Endah, A., Mahmud, A. (2017). Lipid. [Online] Tersedia pada:
https://www.slideshare.net/purechems/lipid-classification-naming-rules-
function-and-application-at-life [Diakses pada 3 Oktober 2019].
Lamid, A., Mulyati, S., etc. (1999). Profil Asam Lemak Omega-3, Omega-6,
Perkembangan Mental dan Psikomotor Anak Kep Berat dan Gizi Baik. PGM
1999, 22:21-28.
Nurasmi, etc. (2018). Analisis Kandungan Asam Lemak Omega 3, Omega 6, dan
Omega 9 dari Ikan Lele Pada Peningkatan Nutrisi Balita. Journal of Borneo
Holistic Health. 1(1), Hal 96 – 100.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. 2016. Pemerintah Dorong Industri
Minyak Ikan. [Online] tersedia di:
https://kemenperin.go.id/artikel/15592/Pemerintah-Dorong-Industri-Minyak-Ikan
[Diakses pada 25 September 2019]
Kementrian kelautan dan perikanan. 2018. Produktifitas Perikanan Indonesia
[Online] tersedia di: https://kkp.go.id/wp-content/uploads/2018/01/KKP-Dirjen-
PDSPKP-FMB-Kominfo-19-Januari-2018.pdf [Diakses pada 25 September 2019]
Antaranews. 2018. Pakar IPB dorong kemandirian ikan minyak ikan nasiona
[Online] tersedia di https://www.antaranews.com/berita/679222/pakar-ipb-dorong-
kemandirian-minyak-ikan-nasional [Diakses pada 25 September 2019]
Trade Data Internasional. 2014. Sample File – Indonesai Imports of Virgin Olive
Oil. [Online] tersedia di: http://www.tradedata.net/wp-
content/uploads/2014/11/SAMPLE-FILE_Indo-import-151910_201407.pdf
[Diakses pada 25 September 2019]
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2014. Profil Industri Oleokimia
Dasar dan Biodiesel. [Online] tersedia di:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rj
a&uact=8&ved=2ahUKEwj-
r4SLpoDlAhXZfisKHcSADGkQFjAAegQIARAC&url=https%3A%2F%2Fkeme
nperin.go.id%2Fdownload%2F7546%2FProfil-Industri-Oleokimia-Dasar-dan-
Biodiesel&usg=AOvVaw16aXfKrwhie3N1XeVUJqu0 [Diakses pada 2 Oktober
2019]

Anda mungkin juga menyukai