BAB VII
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
7.1. Utilitas
Stasiun utilitas merupakan unit yang sangat berperan dalam kelancaran proses
produksi. PTPN VII Distrik Bungamayang memiliki 4 stasiun utilitas, yaitu :
1. Stasiun Boiler
2. Stasiun Power House
3. Stasiun Instrumentasi
4. Stasiun Workshop
Bahan bakar yang umum digunakan adalah ampas tebu yang keluar dari
gilingan terakhir. Jika sistem transportasi ampas terjadi gangguan, ampas
habis, fluktuasi beban yang terlalu besar, ampas basah serta ampas
mengandung pasir maka bahan bakar akan disuplay dari bagasse storage.
Pertama, air dari sumber alam disaring disaringan pasir (sand filter) yang
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran koloid. Kemudian air
mengalami pelunakan air yang dilakukan di water softener yang
bertujuan untuk menurunkan kesadahan air hingga menjadi 0. Adapun
standar air yang disyaratkan terdapat pada tabel 11.
Stasiun ini berfungsi sebagai pusat listrik yang memasok energi listrik ke
berbagai komponen yang merupakan bagian dari PTPN VII PG
Bungamayang. Stasiun ini membagi kerjanya dalam dua bagian yaitu :
1. Penanganan awal
Upaya yang dilakukan dalam penanganan awal yaitu dilakukan
dengan penanganan sumber polutan di dalam pabrik yang lazim
disebut dengan In-House Keeping (IHK), yaitu :
Mencegah bocoran tumpahan nira tebu atau larutan gula dari
peralatan
Unit Oil Trapped (pemisah minyak), diletakkan pada daerah
yang mana merupakan titik terdekat dengan pipa effluent
72
UPL II
Berfungsi sebagai pengolah limbah secara anaerob,
fakultatif, dan aerob dengan pengolahan secara anaerob dan
luas areal yang dipakai ± 1,7 Ha. Kapasitas tampung 74.000
m3 dan lama waktu tinggal sekitar 62 hari.
UPL III
Berfungsi sebagai penampung olahan limbah dengan luas
areal ± 2,5 Ha. UPL III berupa lagoon dan memiliki
kapasitas tampung 40.000 m3 serta waktu tinggal sekitar 40
hari. Pada UPL III air limbah yang sudah diproses
digunakan kembali (re-use) melalui “Pompa Recycle”
untuk kebutuhan air injeksi di dalam pabrik dan dipompa
ke penampungan limbah di lokasi sekitar perkebunan tebu
(lebung) sesuai Surat Izin Pembungan Limbah Cair Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lampung Utara No.
73
Limbah gas sebagian besar dihasilkan dari Stasiun Boiler, Stasiun Pemurnian,
dan Stasiun Penguapan. Kandungan limbah gas yang terbanyak adalah SO 2,
CO2, dan amoniak, sebagai hasil pembakaran baggase atau sisa proses
pengapuran dan sulfitasi. Di Stasiun Boiler limbah gas banyak mengandung
SO2 dan CO2 yang berasal dari produk samping pembakaran ampas tebu, di
Stasiun Pemurnian limbah gas mengandung amoniak, SO 2, dan CO2 yang
merupakan hasil flashing nira panas yang akan diendapkan di single tray
clarifier, sedangkan di Stasiun Penguapan limbah gas mengandung amoniak,
SO2, dan CO2 yang merupakan noncondensable gas yang dikeluarkan dari
kalandria evaporator.
Sampai saat ini limbah gas PG Bungamayang belum diolah dengan optimal,
perlakuan yang diberikan hanyalah dengan memasang dust collector di
cerobong asap yang bertujuan menangkap debu yang ada dalam gas buang.