Anda di halaman 1dari 8

66

BAB VII
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

7.1. Utilitas

Stasiun utilitas merupakan unit yang sangat berperan dalam kelancaran proses
produksi. PTPN VII Distrik Bungamayang memiliki 4 stasiun utilitas, yaitu :
1. Stasiun Boiler
2. Stasiun Power House
3. Stasiun Instrumentasi
4. Stasiun Workshop

7.1.1. Stasiun Boiler (Ketel)

Stasiun pembangkit tenaga uap ini berfungsi sebagai pembangkit uap


yang akan digunakan sebagai tenaga penggerak turbin-turbin yang ada di
PG Bungamayang. Tekanan kerja operasional PG Bungamayang adalah
20 kg/cm2. Jenis boiler yang dipakai di PTPN VII Unit Usaha
Bungamayang adalah ketel uap pipa Yoshimine Water Tube Boiler
dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tipe dan jumlah : H 1600 S x 2 unit


: H 2200 S x 2 unit
Kapasitas : 60 ton/jam (2 unit)
: 80 ton/jam (2 unit)
Tekanan desain : 24 kg/cm2
Tekanan kerja : 20 – 21 kg/cm2
67

Bahan bakar yang umum digunakan adalah ampas tebu yang keluar dari
gilingan terakhir. Jika sistem transportasi ampas terjadi gangguan, ampas
habis, fluktuasi beban yang terlalu besar, ampas basah serta ampas
mengandung pasir maka bahan bakar akan disuplay dari bagasse storage.

Di PTPN VII PG Bungamayang khususnya, dan pabrik gula pada


umumnya air yang digunakan untuk pengisi ketel/boiler adalah air yang
berasal dari kondensat hasil dari kondensasi uap yang dipakai di stasiun
penguapan dan masakan. Namun pada saat-saat tertentu, air sumur atau
air sungai dipergunakan, dimana air tersebut sebelumnya telah melalui
water treatment. Penggunaan air sumur atau air sungai yaitu saat awal
giling, atau pada saat sistem pengaman penyaluran air kondensat
mengalami gangguan dan terjadinya kekurangan air kondensat.

Pertama, air dari sumber alam disaring disaringan pasir (sand filter) yang
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran koloid. Kemudian air
mengalami pelunakan air yang dilakukan di water softener yang
bertujuan untuk menurunkan kesadahan air hingga menjadi 0. Adapun
standar air yang disyaratkan terdapat pada tabel 11.

Uap yang dihasilkan oleh boiler Yoshimine ini bertekanan 20 – 21


kg/cm2 dengan suhu 325oC. Sedangkan abu hasil pembakaran ditangkap
oleh dust collector yang kemudian dikirim kelahan tebu

Tabel 7.1. Standar air yang disyaratkan boiler Yoshimine PG Bungamayang


Macam Analisis Air Pengisi Air Softener Air Ketel
Total hardness (ppm) 0,1 0,1 0,1
P. Alkalinity (ppm) 100 100 120
M. Alkalinity (ppm) 120 120 150
Ph 8,5-9,0 7-9 10,5-11,0
Konduktivity (ppm) - - -
68

Kadar klorida (ppm) 50 50 <100


Kadar silikat (ppm) 25 25 <50
Kadar sulfit (ppm) - - 5-10
Kadar pospat (ppm) - - 5-15
Gula Negatif Negatif Negatif
TDS (total disolved solid) - - <700
Sumber: data operasi alat PTPN VII PG Buma

7.1.2. Stasiun Pembangkit Tenaga Listrik (Power House)

Stasiun ini berfungsi sebagai pusat listrik yang memasok energi listrik ke
berbagai komponen yang merupakan bagian dari PTPN VII PG
Bungamayang. Stasiun ini membagi kerjanya dalam dua bagian yaitu :

a. Dalam Masa Giling


Pada saat operasi normal dalam masa giling (DMG), tenaga listrik
yang digunakan dihasilkan dari turbin generator. Sedangkan saat
awal giling atau keadaan darurat tenaga listrik yang diperlukan
diperoleh dari diesel generator. Kapasitas rata-rata penggunaan
daya listrik saat DMG adalah sebesar 5300 kW. Maka untuk
memasok energi listrik sebesar itu, PTPN VII Pabrik Gula
Bungamayang tersedia 3 unit turbin generator yang mana turbin
yang digunakan yaitu 2 buah turbin dengan kapasitas energi listrik
masing-masing 4500 kVA dan 6000 kVA. Dimana turbin-turbin
itu menggunakan steam yang berasal dari stasiun boiler sebagai
penggerak motor listriknya dengan tekanan operasi 19- 20 kg/cm 2
dan suhu operasi 400oC.

b. Luar Masa Giling


Saat di luar massa giling, sumber energi listrik dipasok dari 1 unit
diesel generator dengan kapasitas 1100 kVA.
69

7.1.3 Stasiun Instrumentasi

Suatu proses produksi dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki


bila peralatan yang dipakai dapat berfungsi dengan baik. Dimana stasiun
instrumentasi merupakan stasiun pendukung kelancaran operasional
pabrik yang bertugas menyediakan dan melayani sistem pengendalian
dan pengamanan bagi seluruh peralatan dan mesin maupun proses secara
otomatis dan akurat. Sistem instrumentasi yang digunakan meliputi
sistem pneumatis, elektris, elektronis, dan hidrolis. Di PTPN VII PG
Bungamayang sebagian besar menggunakan sistem pneumatis.

7.1.4 Stasiun Workshop

Stasiun Workshop merupakan stasiun pendukung yang menunjang


operasional pabrik. Di PTPN VII Pabrik Gula Bungamayang mempunyai
unit yang bertugas untuk mengadakan pemeliharaan, perawatan,
modifikasi hingga pembuatan peralatan dimana stasiun ini berfungsi dan
bertugas dalam memberikan pelayanan perbaikan terhadap seluruh
komponen peralatan utama maupun pendukung di pabrik, baik itu pada
saat masa giling maupun diluar masa giling. Stasiun ini juga berperan
dalam pembuatan alat-alat yang spesifikasinya terjangkau dengan tujuan
untuk mengurangi dana operasional pabrik seperti pipa, tangki, screw
atau penggantian peralatan yang telah rusak. Selain itu, stasiun ini juga
melayani pelayan umum seperti pembuatan papan plang atau simbol, dll.
Stasiun ini memiliki 3 pelayanan yaitu kerja mekanik, kerja mesin, las
dan plat.
70

7.2. Sistem Penanganan Limbah

PTPN VII Pabrik Gula Bungamayang dalam proses produksinya


menghasilkan produk utama dan produk samping. Produk sampingnya berupa
limbah, dimana limbah yang dihasilkan oleh PTPN VII PG Bungamayang
dapat dikelompokkan menjadi empat , yaitu limbah padat limbah cair, dan
limbah udara/emisi udara.

7.2.1. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan adalah :


 Ampas tebu = 30,35% ton tebu
 Cake (blotong) = 1,05 % ton tebu
 Abu boiler = 0,85% ton tebu

Limbah padat berupa ampas tebu sebanyak 28,5% digunakan sebagai


bahan bakar boiler dan sisanya sekitar 1,85% ditampung di bagasse
storage untuk cadangan bahan bakar jika terjadi kekurangan pasok
tebu. Sedangkan limbah padat lain berupa blotong dan abu ketel
dikomposkan kemudian digunakan sebagai pupuk organik untuk
menambah zat hara atau memperbaiki struktur tanah.

7.2.2. Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan merupakan limbah bahan organik dan


bukan limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3).
a. Penanganan limbah cair Pabrik Gula Bungamayang
mengutamakanpenggunaan Unit Pengolahan Limbah Cair (UPLC)
dengan sistem :
 Lagoon
71

Yaitu sistem pengurai (degradasi) bahan organik dengan tidak


hanya mengandalkan pada jumlah mikroba, melainkan lebih
bertumpu pada waktu tinggal (detention time).
Alasan menggunakan sistem ini karena PTPTN VII Pabrik
Gula Bungamayang memiliki lahan yang cukup luas,
pengawasannya lebih sederhana dan biaya perawatan yang
relatif murah.
 Aerobic
Sistem ini bersifat mentransfer udara ke dalam air limbah
dengan Turbo Jet Aerator.
 Anaerobic
Sistem ini digunakan untuk menguraikan limbah dengan
kandungan polutan bahan organik tinggi. Kolam dirancang
dengan kedalaman > 5 m untuk menguraikan bahan organik
secara anaerob.

b. Tujuan Penanganan Limbah Cair


Tujuan utama penanganan dan pengolahan limbah cair adalah
untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan polutan yang
terdapat dalam air limbah, sehingga tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan khususnya pada badan air.

1. Penanganan awal
Upaya yang dilakukan dalam penanganan awal yaitu dilakukan
dengan penanganan sumber polutan di dalam pabrik yang lazim
disebut dengan In-House Keeping (IHK), yaitu :
 Mencegah bocoran tumpahan nira tebu atau larutan gula dari
peralatan
 Unit Oil Trapped (pemisah minyak), diletakkan pada daerah
yang mana merupakan titik terdekat dengan pipa effluent
72

polutan yang mengandung minyak pelumas agar dapat segera


memisahkan minyak dari air sebelum minyak teremulasi ke
dalamnya. Minyak pelumas yang terperangkap, diambil,
dikumpulkan dan ditampung di TPS Limbah B-3.

2. Penanganan melalui Unit Pengolahan Limbah(UPL) I, II, dan


III
 UPL I
Berfungsi sebagai persiapan air limbah agar dapat diproses
secara biologis. UPL I terdiri dari kolam sedimentasi,
cooling pond, kolam netralisasi dan equalisasi. Luas areal ±
0,8 Ha dengan kapasitas tampung 20.000 m 3. Perlakuan di
UPL I meliputi pemberian kapur, Ca(OH)2 dan aerasi
menggunakan Turbo Jet Aerator. Lama waktu tinggal di
UPL I yaitu sekitar 17 hari.

 UPL II
Berfungsi sebagai pengolah limbah secara anaerob,
fakultatif, dan aerob dengan pengolahan secara anaerob dan
luas areal yang dipakai ± 1,7 Ha. Kapasitas tampung 74.000
m3 dan lama waktu tinggal sekitar 62 hari.

 UPL III
Berfungsi sebagai penampung olahan limbah dengan luas
areal ± 2,5 Ha. UPL III berupa lagoon dan memiliki
kapasitas tampung 40.000 m3 serta waktu tinggal sekitar 40
hari. Pada UPL III air limbah yang sudah diproses
digunakan kembali (re-use) melalui “Pompa Recycle”
untuk kebutuhan air injeksi di dalam pabrik dan dipompa
ke penampungan limbah di lokasi sekitar perkebunan tebu
(lebung) sesuai Surat Izin Pembungan Limbah Cair Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lampung Utara No.
73

660.1/439/31-LU/2009 tanggal 3 September 2009. Air hasil


olahan juga digunakan sebagai cadangan air penyiraman
tanaman tebu saat musim kemarau. Dengan demikian Unit
Usaha Bungamayang tidak membuang air limbah ke Badan
sungai, sehingga tidak ada pencemaran pada aliran sungai
“Zero Discharge”.

7.3. Limbah Gas

Limbah gas sebagian besar dihasilkan dari Stasiun Boiler, Stasiun Pemurnian,
dan Stasiun Penguapan. Kandungan limbah gas yang terbanyak adalah SO 2,
CO2, dan amoniak, sebagai hasil pembakaran baggase atau sisa proses
pengapuran dan sulfitasi. Di Stasiun Boiler limbah gas banyak mengandung
SO2 dan CO2 yang berasal dari produk samping pembakaran ampas tebu, di
Stasiun Pemurnian limbah gas mengandung amoniak, SO 2, dan CO2 yang
merupakan hasil flashing nira panas yang akan diendapkan di single tray
clarifier, sedangkan di Stasiun Penguapan limbah gas mengandung amoniak,
SO2, dan CO2 yang merupakan noncondensable gas yang dikeluarkan dari
kalandria evaporator.

Sampai saat ini limbah gas PG Bungamayang belum diolah dengan optimal,
perlakuan yang diberikan hanyalah dengan memasang dust collector di
cerobong asap yang bertujuan menangkap debu yang ada dalam gas buang.

Anda mungkin juga menyukai