Anda di halaman 1dari 3

PT.

SKOTFIRE & SAFETY No SKT-HSE/ISK/12-01


TECHNOLOGY Rev 00
INSTRUKSI KERJA Tgl 10 Januari 2012
PENGELOLAAN LIMBAH Hal 1 dari 3 halaman

1. URAIAN
2. MULAI

I. LATAR BELAKANG

Guna mempermuadah serta memperlancar penanganan operaasional serta


pemeliharaan dan perawatan penunjangnya yang dapat digunakan sebagai pedoman
operator lapangan.

II. CARA KERJA

Fungsi dari UPL adalah mengurangi beban zat organik / anorganik yang terkandung
dalam air limbah sehingga setelah menjalani pengolahan akan menghasilkan air yang
cukup jernih dan tidak mencemari lingkungan jika dibuang ke saluran air umum.

Prinsip dari proses pengolahan adalah dengan sistem lumpur aktif, dimana proses ini
dilakukan pre treatment (pengolahan awal) sebelum dilakukan pengolahan di bak
lumpur aktif. Sistem lumpur aktif ini adalah dengan mengembangbiakkan serta
mempertahankan kehidupan bakteri di dalam air.

UPL ini dirancang dan di operasikan guna mencapi tujuan seperti yang diuraikan
sebelumnya dan terdiri dari urutan-urutan proses sebagai berikut :

1. Bak Grit Chamber

Fungsi :
Bak penampung awal yang dilengkapi dengan screen untuk menyaring benda / serat-
serat yang terikut dengan air limbah dengan tujuan supaya tidak mengganggu kerja
pompa dan proses selanjutnya.

Proses :
DI dalam bak ini dilengkapi dengan satu buah pompa submersibel (kapasitas 380
liter / menit) beroperasi secara otomatis dengan menggunakan saklar apung dimana
pada level tertentu pompa akan on.

2. Bak Oil Separator (Penangkap Minyak)

Fungsi :
Untuk menangkap minyak / oil yang terikut dengan air limbah dengan memasang
sekat-sekat yang terbuat dari papan.

Proses :
Air pipa dari bak gril chamber dipompa ke bak oil separator dimana pada bak ini
minyak / oil yang terikat akan ditangkap atau tertahan oleh adanya sekat dari kayu-
kayu. Minyak / oil yang terapung dipermukaan air harus diambil secara manual dan
pada bak ini dipasang satu buah pompa submersibel (kapasitas 380 liter / menit)
beroperasi secara otomatis.
PT. SKOTFIRE & SAFETY No SKT-HSE/ISK/12-01
TECHNOLOGY Rev 00
INSTRUKSI KERJA Tgl 10 Januari 2012
PENGELOLAAN LIMBAH Hal 2 dari 3 halaman

3. Bak Ekualisasi

Fungsi :
Bak pengumpul limbah ini berfungsi untuk menyeragamkan karakteristik air limbah
dan berfungsi sebagai bak netralisasi. Bak ini juga dilengkapi dengan dosing pump
dan pH kontrol yang saling berhubungan.

Proses :
Air dari bak pemisah minyak dipompa ke bak ekualisasi, dimana pada bak ini
dilengkapi dengan dosing pump yang dihubungkan dengan pH kontrol. Dosing pump
akan bekerja terus sampai diperoleh pH 6 – 8 (netral). Bahan kimia yang digunakan
untuk proses netralisasi adalah NaOh. Disamping itu bak ini dilengkapi dengan pompa
submersible yang beroperasi secara otomatis yaitu pompa jika didapat pH sekitar 7.
Untuk mendapatkan hasil pencampuran yang merata, maka pada bak ini juga
dilengkapi mixer.

4. Bak Aerasi

Fungsi :
Sebagai tempat terjadinya proses lumpur aktif (proses biologis) dimana bakteri
dikembangkan dengan suplai oksigen dan penambahan nutrisi, bakteri ini berfungsi
untuk mereduksi senyawa kimia yang terdapat di dalam air limbah.

Proses :
Air limbah dari bak ekualisasi dipompa ke bak aerasi dengan kondisi pH netral, proses
biologis akan berjalan dengan baik apabila bakteri dapat berkembang biak untuk
mendapatklan bakteri dapat tumbuh dengan baik maka suplai oksigen ...........
Secara bergantian untuk mendapatkan DO seperti yang di inginkan akan sangat
membantu berdasarkan pengalaman para operator dilapangan. Saat ini blower sudah
di setting beroperasi setiap satu jam istirahat selama 15 menit, hal ini dilakukan
karena blower over kapasitas meskipun sebenarnya suplai oksigen dilakukan terus
menerus selama 24 jam.

5. Bak Sedimentasi

Fungsi :
Sebagai bak pengendap lumpur yang terikut air limbah dari proses aerasi air lumpur
yang terendapkan sebagian akan dikembalikan ke bak aerasi untuk menjaga jumlah
lumpur aktif, sebagian sisanya akan dipompa ke bak pengering lumpur. Lumpur aktif
yang terdapat dalam bak aerasi dijaga jumlahnya yaitu 3000 ppm – 500 ppm dan
lumpur ini terdapat dalam bentuk Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS).

Proses :
Air limbah dari proses aerasi dialirkan ke bak sedimentasi secara grafitasi. Lumpur
yang terikut dari proses aerasi akan diendapkan di bak ini dengan bantuan draft tube
sebagai pengarah lumpur.
PT. SKOTFIRE & SAFETY No SKT-HSE/ISK/12-01
TECHNOLOGY Rev 00
INSTRUKSI KERJA Tgl 10 Januari 2012
PENGELOLAAN LIMBAH Hal 3 dari 3 halaman

6. Bak Pengering Lumpur

Fungsi :
Sebagai pengering lumpur dengan senyawa kimia.

Proses :
Lumpur dari proses sedimentasi dipompa ke bak pengering lumpur.

III. PENYETELAN DAN PENGATURAN OPERASI

 Elektrikal : Periksa terlebih dahulu panel-panel yang ada sebelum mencoba


dioperasikan.
 Lubrikasi : Periksa terlebih dahulu gemuk disetiap unit blower sebelum
dioperasikan.
 Grit Chamber : Periksa Sistem otomatis dari kerja pompa submersible dengan
melihat kapasitas serta sifat hidrolisnya yang ditentukan berdasarkan debit air
limbah yang masuk dalam unit pengolahan.
 Ekualisasi :
Perhatikan pengaturan kerja pompa, dari 2 pompa yang tersedia dimana 1
dioperasikan dan 1 sebagai cadangan, jika terdapat kerusakan perbaiki dan gunakan
pompa cadangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya luapan karena
bak ini berfungsi sebagai bak netralisasi lakukan pengecekan pada mixer secara
berkala.
 Sedimantasi : Perhatikan draft tube yang berfungsi sebagai pengarah lumpur dan
perikasa pompa lumpur secara berkala.

IV. PENGAMATAN DAN PEMELIHARAAN

Setiap hari selama operasi :


 Blower, bekerja dengan baik
 Aerasi, Turbelensi air dan gelembung udara baik
 Pelampung “Flow Control”, berfungsi baik

Setiap minggu selama opersi :


 Blower, periksa trasmisi dan kelengkapannya
 Tangki, bersihkan dan bersihkan dinding tangki

Setiap bulan :
 Blower, periksa gemuk dan oil berikan tambahan

Anda mungkin juga menyukai