PETUNJUK
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
UNTUK
Page 1
URAIAN PROSES
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PENDAHULUAN
Pabrik lapis talas yang berlokasi di Sentul, merupakan salah satu industri kue lapis Bogor. Bahan dasar
pembuatan adalah olahan talas (tepung talas) yang diolah menjadi kue yang dikenal dengan nama Lapis
Bogor Sangkuriang. Dari kegiatan produksi kue lapis talas dihasilkan air limbah yang mengandung
polutan yang akan mengganggu kehidupan biota air jika langsung dibuang ke badan air atau sungai.
Selain itu pemerintah mensyaratkan kualitas tertentu untuk air limbah buangan pabrik supaya bisa
dibuang ke sungai/badan air. Untuk menghasilkan kualitas air limbah sesuai standard yang
dipersyaratkan tersebut, maka air limbah diolah terlebih dahulu di dalam Sistem Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
3
Untuk desain IPAL pabrik kue Lapis Talas ini memiliki kapasitas 30 m /hari
DESKRIPSI PROSES
Sistem pengolahan yang digunakan dalam IPAL ini adalah kombinasi antara pengolahan kimia fisika
untuk memisahkan padatan (suspended solid) dan pengolahan biologis untuk mengolah bahan organik
terlarut (soluble BOD & COD). Instalasi Pengolahan Air Limbah yang digunakan adalah sistem Clarifier,
Filtrasi dan Aerasi yang merupakan sistem pengolahan air limbah secara kimia, fisika dan biologis.
Adapun tahap-tahap pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah di Pabrik Lapis Bogor ini adalah sbb :
TAHAP 1 PRETREATMENT
Pretreatment Berlangsung di Raw Wastewater Tank dan Temporary Tank
Air limbah yang berasal dari proses produksi dilakukan pretreatment untuk memisahkan lemak dan
minyak dari air limbah. Keberadaan lemak dan minyak dalam pengolahan air limbah akan mengganggu
kontak antara bakteri dan oksigen di tangki aerasi sehingga pengolahan menjadi tidak efektif.
Raw wastewater tank terdiri dari 3 unit tangki. Ketiga tangki ini didesain menjadi bejana berhubungan,
untuk mencegah minyak dan lemak pada tangki pertama overflow ke tangki kedua dan ketiga. Lemak
dan minyak diambil/dibersihkan secara rutin pada ketiga tangki tersebut terutama pada tangki pertama.
Air limbah yang berada di tangki ketiga kemudian ditransfer dengan pompa submersible ke Temporary
Tank berdasarkan level limbah.
Temporary Tank di sini berfungsi untuk menyamakan kualitas dan beban hidrolik dari aliran air limbah
apabila terjadi fluktuasi, sehingga diharapkan aliran air limbah menuju tahap selanjutnya lebih kontinyu
masuk ke Clarifier.
TAHAP 2 PRIMARY TREATMENT
Primary Treatment Berlangsung di dalam Clarifier dan Filter
Air yang terkumpul di dalam Temporary tank dipompakan ke clarifier tank dan dilakukan klarifikasi
dengan kombinasi sistem injeksi kimia. Penambahan injeksi bahan kimia pada proses klarifikasi berfungsi
untuk membentuk/memperbesar ukuran flok padatan sehingga lebih mudah untuk dipisahkan di Clarifier
Tank.
Tahap-tahap proses secara detail adalah sebagai berikut :
Proses netralisai pH air limbah dengan menambahkan soda caustic sampai pH air limbah normal
(pH normal = 6 9 )
Page 2
Proses Koagulasi dengan static mixer dan injeksi dengan Coagulant/Master TP 3001 yang akan
mengikat padatan tersuspensi/kekeruhan yang berada dalam air limbah menjadi flok-flok halus
padatan.
Proses flokulasi dengan injeksi Flocculant/polimer. Hal ini bertujuan agar flok-flok halus yang
terbentuk pada proses koagulasi sebelumnya saling berikatan dan membentuk flok yang lebih
besar dan kuat.
Proses Settling padatan di sedimentation tank. Flok akan mengendap ke dasar tangki melalui
serangkaian plat dari fibreglass yang dipasang miring (inclined plate settler).
Lumpur akan terakumulasi di dasar sedimentation tank clarifier, dan setiap periode tertentu akan dibuang
dengan membuka valve/keran pada sistem drain lumpur. Air yang jernih akan melalui aliran atas dan
menuju transfer tank clarifier.
Air ini kemudian dipompa dengan filter pump menuju sand filter dan carbon filter. Di dalam sand filter
terdapat media silica sand yang berfungsi untuk mengurangi zat padat tersuspensi dan kekeruhan
(turbidity). Di dalam carbon filter terdapat media activated carbon yang berfungsi untuk menurunkan
kadar zat organik, zat warna dan menghilangkan bau.
TAHAP 3 SECONDARY TREATMENT
Secondary Treatment berlangsung di Tangki Aerasi
Tangki aerasi ini dilengkapi dengan perpipaan distribusi udara/oksigen dari blower dan difusser di bagian
dasar tangki. Udara diinjeksikan ke bagian dasar tangki untuk mensuplai kebutuhan oksigen yang
diperlukan bakteri untuk pertumbuhan/berkembang biak dan respirasi.
Di tangki aerasi terjadi proses pengolahan bahan organik (BOD/COD) yang terdapat dalam air limbah
seperti protein, karbohidrat dan lipid akan diuraikan/dioksidasi dengan bantuan oksigen oleh
mikroorganisme sesuai reaksi sbb:
Bahan organik + O2 + bakteri -------> CO2 + H2O + NH3 + energi + bakteri baru
Namun pada dasarnya biological treatment ini adalah membuat kondisi di mana bakteri dapat secara
efektif menguraikan polutan air limbah. Ada beberapa kondisi penting yang perlu dijaga untuk
pengolahan yang efektif antara lain : suplai oksigen harus mencukupi (tidak boleh kurang) dan komposisi
jumlah bakteri dan makanan (bahan organik) juga harus seimbang. Suplai oksigen dalam tangki aerasi
diberikan melalui 2 unit blower yang beroperasi bergantian.
TAHAP 4 TERTIARY TREATMENT
Berlangsung di Settling Tank
Air Limbah yang telah melewati pengolahan pre-treatment, primary treatment dan secondary treatment
selanjutnya masuk ke tahap tertiary treatment di Settling tank yang merupakan pengendapan akhir untuk
memisahkan antara Lumpur/padatan dengan air. Lumpur/padatan sebagian akan mengendap dan
sebagian akan mengapung (floating), tergantung karakteristik dari biomassa hasil tangki aerasi.
Untuk menjaga kandungan biomassa di tangki aerasi, maka sebagian dari Lumpur tersebut dikembalikan
ke tangki aerasi dengan menggunakan pompa (sebagai returned activated sludge).
Air limbah yang telah terpisah dari Lumpur/padatan akan mengalir melalui overflow weir dan menuju ke
saluran drainase.
Page 3
DAFTAR PERALATAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PERALATAN YANG TERPASANG
1. Raw Wastewater Tank
Quantity
3 unit
Volume
2200 L
Brand
Penguin
Material
PE
Quantity
1 unit
Brand
Ebara
Type
Submersible Pump
Material
Cast iron
Power
0.75 kW
Quantity
1 unit
Volume
16000 L
Brand
Penguin
Material
PE
Quantity
2 unit, 1 standby
Capacity
5 120 L/menit
Head
37 5 m
Brand
Pedrollo
Type Model
Material
Cast iron
Motor
0,60 kW/1ph/220V/50Hz
Kelengkapan
3. Temporary Tank
4. Inlet Pump
Page 4
5. Chemical injection
Quantity
3 set
Type
Diaphragm
Brand
Milton Roy
Peruntukan
Capacity
25 L/jam
Max. Pressure
12 Bar
Power
0.25 kW
Kelengkapan
Quantity
1 unit
Jenis
Kapasitas
30 m /hari
Material kontruksi
Fiberglass
Finishing
Kelengkapan
Quantity
2 unit, 1 standby
Capacity
5 130 L/menit
Head
50 5 m
Brand
Pedrollo
Type Model
Material
Cast iron
Motor
0,75 kW/1ph/220V/50Hz
Kelengkapan
Quantity
1 unit
Merk
Pentair
Max. Pressure
5 bar
Material
Fiberglass
Type
Pengoperasian
Kelengkapan
6. Clarifier
7. Filter Pump
8. Sand Filter
Page 5
9.
Carbon Filter
Quantity
1 unit
Merk
Pentair
Max. Pressure
5 bar
Material
Fiberglass
Type
Pengoperasian
Kelengkapan
Quantity
2 unit
Brand
Longtech
Type Model
Roots blower
Capacity-Pressure
Power
10. Blower
1 unit
Merk
Shimizu
Kapasitas
10 18 L/menit
Head
20 10 m
Model pompa
PS-128 BIT
Quantity
1 unit
Type
Component
Material
Box Panel
Page 6
Isi tangki kimia polimer dengan air bersih sampai separuh tangki (50 Liter).
Masukkan sedikit demi sedikit Polimer ke dalam tangki kimia sambil diaduk hingga merata
sambil ditambahkan air bersih sampai volume larutan 100 L
Pastikan larutan tercampur secara merata karena jika tidak merata bisa menyebabkan foot
valve dari dosing tersumbat.
Setting dosing pump pada skala sesuai hasil jartest atau uji coba lapangan.
Setting sistem kontrol dosing pump secara otomatis pada control panel. Dosing pump akan
otomatis beroperasi jika inlet pump beroperasi.
Page 7
FUNGSI
Memompa air limbah dari
Raw Wastewater Tank ke
Temporary Tank
CARA
OPERASI
Manual
Automatic
Inlet Pump
Manual
Automatic
Dosing Pump
Mixer Clarifier
Filter Pump
Blower
Manual
Manual
Manual
Manual
Automatic
Automatic
Automatic
Automatic
KETERANGAN
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Pompa akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan indikator floating switch di raw
wastewater tank.
Sistem control : Saat level tinggi pompa
bekerja sampai level air rendah pompa off.
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A.
Pompa akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan indikator floating switch di
temporary tank
Sistem control : Saat level tinggi pompa
bekerja sampai level air rendah pompa off.
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Dosing pump akan hidup dan mati secara
otomatis sesuai dengan inlet pump.
Sistem control : Saat inlet pump hidup maka
dosing pump akan hidup dan sebaliknya
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Mixer akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan inlet pump.
Sistem control : Saat inlet pump hidup maka
dosing pump akan hidup dan sebaliknya
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A.
Pompa akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan indikator floating switch di
clarifier tank
Sistem control : Saat level tinggi pompa
bekerja sampai level air rendah pompa off.
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Blower akan hidup dan mati secara otomatis
Sistem control : 1 blower duty, 1 blower
standby
Page 8
Page 9
Proses pencucian/backwash Filter ini selama kurang lebih 10 menit dan air hasil pencucian yang kotor
akan mengalir ke drainage. Setelah proses backwash, sebelum digunakan kembali media perlu dibilas
selama 5 menit supaya padatan yang masih tercampur dalam media sand dapat dihilangkan,
sehingga saat service kembali media benar-benar bersih
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Posisikan switch pompa filter di control panel pada posisi MANUAL. Matikan pompa filter.
2. Atur posisi multiport valve pada proses BACKWASH.
3. Tekan tombol ON untuk pompa backwash di control panel.
4. Setelah sepuluh menit (atau sampai hasil backwash bersih, posisikan multiport valve pada
proses RINSE (filter pump tetap ON/HIJAU).
5. Setelah lima menit, matikan pompa (tekan tombol MERAH/OFF di control panel).
6. Kembalikan posisi multiport valve ke posisi SERVICE.
7. Posisikan switch pompa filter di control panel pada posisi AUTOMATIC .
Pemeriksaan Rutin Secara Visual Fungsi Fisik dan Biologis Tangki Aerasi
Pada tangki aerasi akan terjadi pertumbuhan bakteri/biomass. Secara umum biomassa biasanya
berwarna coklat. Pada suatu unit yang berjalan baik dengan masukan air limbah yang cukup dan suplai
oksigen mencukupi, akan tercium bau tanah (seperti bau humus) dari dalam unit. Suatu bau yang
menyengat, bau limbah merupakan indikasi kondisi tidak optimal pada proses pengolahan.
Pemeriksaan laju settling dari air limbah dapat diperiksa dengan menggunakan gelas ukur 100 ml. Laju
settling baik apabila selama 30 menit Lumpur/padatan telah mengendap seluruhnya.
Jika di dalam aeration tank terjadi busa yang berlebihan sehingga hampir mencapai permukaan bak
aerasi sebagai akibat dari aliran air limbah yang banyak mengandung detergent, hal tsb diantisipasi
dengan menyemprotkan air ke atas busa tersebut.
Jika jumlah bakteri/biomassa dalam Aeration Tank masih sedikit/kurang, maka aliran lumpur aktif
seluruhnya dialirkan dari settling tank kembali ke aeration tank.
Masalah Operasional yang sering dijumpai
a. Clarifier
Masalah utama dalam sistem clarifier adalah tidak terbentuknya flok di dalam tangki clarifier. Flok
yang ideal adalah mudah mengendap dan air yang keluar dari clarifier sudah terpisah dari flok. Ada
beberapa penyebab flok tidak terbentuk di dalam tangki clarifier :
Bahan kimia (caustic soda, master TP3001, polimer) tidak terinjeksi secara sempurna ke tangki
clarifier. Salah satu dari ketiga bahan kimia di atas bermasalah maka flok tidak akan terbentuk
dengan sempurna.
Dosis bahan kimia yang tidak tepat atau air limbah yang masuk melebihi kapasitas desain awal
b. Aerasi
Masalah utama dalam sistem aerasi adalah yang berhubungan dengan pemisahan Lumpur dari air
limbah dalam settling tank. Lumpur aktif yang ideal adalah dimana bakteri berbentuk flock yang besar
dan kuat, terbentuk dari pertumbuhan yang seimbang antara filamentous dan flock-forming.
Pembuangan Lumpur
Pembuangan lumpur secara normal dilakukan dengan menggunakan pompa mobil tinja seperti
penyedotan septic tank. Biasanya dilakukan secara periodic setiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali,
tergantung banyaknya akumulasi sludge dalam sistem IPAL.
Page 10
2. POMPA-POMPA
a. Setiap hari :
i. Pengecekan operasi valve & perpipaan (ada kebuntuan/tidak)
ii. Pengecekan posisi floating switch (terbelit/tidak)
b. Setiap 3 bulan :
i. Pengecekan impeller pompa (ada material penyumbat/tidak).
3. CONTROL PANEL
Setiap hari :
i. Pengecekan fungsi komponen2 panel (MCP, kontaktor, relay dll).
Perawatan untuk masing-masing equipment dapat dilihat/dibaca pada manual book masing-masing
equipment berikut.
Page 11
Hindari masuknya minyak dalam jumlah yang banyak ke dalam IPAL. Sistem dapat mengolah
minyak dan lemak dalam jumlah tertentu. Jika minyak dan lemak terlalu banyak mengakibatkan
terhalangnya kontak antara bakteri dengan udara.
Jangan pernah membuang minyak dalam jumlah yang banyak ke pipa inlet.
Jangan masukan bahan-bahan yang tidak dapat diolah secara biologis, seperti plastik, karet,
popok bayi, pembalut wanita, rokok, mainan anak-anak, kapas, tissu, dll. Bahan-bahan tersebut
dapat menyumbat sistem dan harus dibuang.
Jangan masukkan bahan-bahan kimia ke dalam sistem karena dapat mematikan bakteri yang
digunakan untuk pengolahan. Contohnya pembersih asam atau basa, bensin, oli, terpentin dan
lain-lain.
Jangan biarkan keran dalam keadaan terbuka, karena jumlah air yang berlebihan mengakibatkan
tambahan beban pada sistem dan pengolahan menjadi tidak optimal.
Page 12
TROUBLE SHOOTING
1. POMPA POMPA
NO
1
MASALAH
Motor tidak
berputar
Motor protector
tidak berfungsi
Volume air
tidak
mencukupi
Bunyi tidak
normal
Air bocor di
casing motor
PENYEBAB
TINDAKAN
Circuit terbuka
Kabel putus
Impeller terkunci
Ganti baru
Impeller terkunci
Ganti baru
Protector terbakar
Ganti baru
Impeller terlepas
Bersihkan
Pipa pecah
Perbaiki
Bearing rusak
Ganti baru
Impeller pecah
Casing pecah
Ganti baru
Ganti baru
Ganti baru
Page 13
2. DOSING PUMP
NO
1
10
MASALAH
PENYEBAB
TINDAKAN
Dosis/Aliran
chemicals/ bahan
kimia terlalu
sedikit/tidak ada.
Dosis/Aliran
chemicals/ bahan
kimia terlalu tinggi
Kebocoran di koneksi
tubing/selang
Gangguan pompa
atau aliran.
Kebocoran di fitting
Valve antisiphon
malfungsi/tidak
berfungsi
Motor panas
Kerusakan diaphragm
Ganti diaphragm
Bersihkan endapan
Dry running
Fitting kendor
Gasket terlipat/rusak
Chemical attack
Valve rusak
Page 14
3.
BLOWER
MASALAH
Blower tidak berputar
Oli bocor
PENYEBAB
Rotor berkarat atau material
asing masuk ke dalam unit
Belt tergelincir
SOLUSI
Bersihkan rotor atau unit
Motor rusak
Kebocoran pada pipa
Kebocoran pada safety valve
Belt terlepas
Belt terlepas
Minyak pelumas tidak cukup
Material asing masuk ke dalam
unit
Ketukan
Gear usang
Bearing usang
Operasi safety valve
Terlalu banyak oli di ruang oli
Ruang oli, packing atau oil seal
sudah rusak
Drain plug dan oil gauge belum
dikencangkan
Retime rotor
Ganti timing gear
Ganti bearing
Atur kembali safety valve
Kurangi oli
Ganti part yang rusak
Kencangkan
Page 15