Anda di halaman 1dari 16

INSTRUCTION MANUAL

OPERATION AND MAINTENANCE


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
(IPAL)
KAPASITAS : 30 m3/hari

PABRIK BOLU LAPIS TALAS - SENTUL

PT BANYU BIRU SEJATI


Bumi Satria Kencana, Blok C No. 9
Tel. 021-8841762 Fax. 021-8856176
e-mail : ptbanyubiru@gmail.com
Jln. KH Noer Ali, Bekasi 17144
2015

PETUNJUK
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

UNTUK

PABRIK BOLU LAPIS TALAS SENTUL

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 1

URAIAN PROSES
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PENDAHULUAN
Pabrik lapis talas yang berlokasi di Sentul, merupakan salah satu industri kue lapis Bogor. Bahan dasar
pembuatan adalah olahan talas (tepung talas) yang diolah menjadi kue yang dikenal dengan nama Lapis
Bogor Sangkuriang. Dari kegiatan produksi kue lapis talas dihasilkan air limbah yang mengandung
polutan yang akan mengganggu kehidupan biota air jika langsung dibuang ke badan air atau sungai.
Selain itu pemerintah mensyaratkan kualitas tertentu untuk air limbah buangan pabrik supaya bisa
dibuang ke sungai/badan air. Untuk menghasilkan kualitas air limbah sesuai standard yang
dipersyaratkan tersebut, maka air limbah diolah terlebih dahulu di dalam Sistem Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
3

Untuk desain IPAL pabrik kue Lapis Talas ini memiliki kapasitas 30 m /hari

DESKRIPSI PROSES
Sistem pengolahan yang digunakan dalam IPAL ini adalah kombinasi antara pengolahan kimia fisika
untuk memisahkan padatan (suspended solid) dan pengolahan biologis untuk mengolah bahan organik
terlarut (soluble BOD & COD). Instalasi Pengolahan Air Limbah yang digunakan adalah sistem Clarifier,
Filtrasi dan Aerasi yang merupakan sistem pengolahan air limbah secara kimia, fisika dan biologis.
Adapun tahap-tahap pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah di Pabrik Lapis Bogor ini adalah sbb :
TAHAP 1 PRETREATMENT
Pretreatment Berlangsung di Raw Wastewater Tank dan Temporary Tank
Air limbah yang berasal dari proses produksi dilakukan pretreatment untuk memisahkan lemak dan
minyak dari air limbah. Keberadaan lemak dan minyak dalam pengolahan air limbah akan mengganggu
kontak antara bakteri dan oksigen di tangki aerasi sehingga pengolahan menjadi tidak efektif.
Raw wastewater tank terdiri dari 3 unit tangki. Ketiga tangki ini didesain menjadi bejana berhubungan,
untuk mencegah minyak dan lemak pada tangki pertama overflow ke tangki kedua dan ketiga. Lemak
dan minyak diambil/dibersihkan secara rutin pada ketiga tangki tersebut terutama pada tangki pertama.
Air limbah yang berada di tangki ketiga kemudian ditransfer dengan pompa submersible ke Temporary
Tank berdasarkan level limbah.
Temporary Tank di sini berfungsi untuk menyamakan kualitas dan beban hidrolik dari aliran air limbah
apabila terjadi fluktuasi, sehingga diharapkan aliran air limbah menuju tahap selanjutnya lebih kontinyu
masuk ke Clarifier.
TAHAP 2 PRIMARY TREATMENT
Primary Treatment Berlangsung di dalam Clarifier dan Filter
Air yang terkumpul di dalam Temporary tank dipompakan ke clarifier tank dan dilakukan klarifikasi
dengan kombinasi sistem injeksi kimia. Penambahan injeksi bahan kimia pada proses klarifikasi berfungsi
untuk membentuk/memperbesar ukuran flok padatan sehingga lebih mudah untuk dipisahkan di Clarifier
Tank.
Tahap-tahap proses secara detail adalah sebagai berikut :

Proses netralisai pH air limbah dengan menambahkan soda caustic sampai pH air limbah normal
(pH normal = 6 9 )

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 2

Proses Koagulasi dengan static mixer dan injeksi dengan Coagulant/Master TP 3001 yang akan
mengikat padatan tersuspensi/kekeruhan yang berada dalam air limbah menjadi flok-flok halus
padatan.
Proses flokulasi dengan injeksi Flocculant/polimer. Hal ini bertujuan agar flok-flok halus yang
terbentuk pada proses koagulasi sebelumnya saling berikatan dan membentuk flok yang lebih
besar dan kuat.
Proses Settling padatan di sedimentation tank. Flok akan mengendap ke dasar tangki melalui
serangkaian plat dari fibreglass yang dipasang miring (inclined plate settler).

Lumpur akan terakumulasi di dasar sedimentation tank clarifier, dan setiap periode tertentu akan dibuang
dengan membuka valve/keran pada sistem drain lumpur. Air yang jernih akan melalui aliran atas dan
menuju transfer tank clarifier.
Air ini kemudian dipompa dengan filter pump menuju sand filter dan carbon filter. Di dalam sand filter
terdapat media silica sand yang berfungsi untuk mengurangi zat padat tersuspensi dan kekeruhan
(turbidity). Di dalam carbon filter terdapat media activated carbon yang berfungsi untuk menurunkan
kadar zat organik, zat warna dan menghilangkan bau.
TAHAP 3 SECONDARY TREATMENT
Secondary Treatment berlangsung di Tangki Aerasi
Tangki aerasi ini dilengkapi dengan perpipaan distribusi udara/oksigen dari blower dan difusser di bagian
dasar tangki. Udara diinjeksikan ke bagian dasar tangki untuk mensuplai kebutuhan oksigen yang
diperlukan bakteri untuk pertumbuhan/berkembang biak dan respirasi.
Di tangki aerasi terjadi proses pengolahan bahan organik (BOD/COD) yang terdapat dalam air limbah
seperti protein, karbohidrat dan lipid akan diuraikan/dioksidasi dengan bantuan oksigen oleh
mikroorganisme sesuai reaksi sbb:

Bahan organik + O2 + bakteri -------> CO2 + H2O + NH3 + energi + bakteri baru

Namun pada dasarnya biological treatment ini adalah membuat kondisi di mana bakteri dapat secara
efektif menguraikan polutan air limbah. Ada beberapa kondisi penting yang perlu dijaga untuk
pengolahan yang efektif antara lain : suplai oksigen harus mencukupi (tidak boleh kurang) dan komposisi
jumlah bakteri dan makanan (bahan organik) juga harus seimbang. Suplai oksigen dalam tangki aerasi
diberikan melalui 2 unit blower yang beroperasi bergantian.
TAHAP 4 TERTIARY TREATMENT
Berlangsung di Settling Tank
Air Limbah yang telah melewati pengolahan pre-treatment, primary treatment dan secondary treatment
selanjutnya masuk ke tahap tertiary treatment di Settling tank yang merupakan pengendapan akhir untuk
memisahkan antara Lumpur/padatan dengan air. Lumpur/padatan sebagian akan mengendap dan
sebagian akan mengapung (floating), tergantung karakteristik dari biomassa hasil tangki aerasi.
Untuk menjaga kandungan biomassa di tangki aerasi, maka sebagian dari Lumpur tersebut dikembalikan
ke tangki aerasi dengan menggunakan pompa (sebagai returned activated sludge).
Air limbah yang telah terpisah dari Lumpur/padatan akan mengalir melalui overflow weir dan menuju ke
saluran drainase.

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 3

DAFTAR PERALATAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PERALATAN YANG TERPASANG
1. Raw Wastewater Tank
Quantity

3 unit

Volume

2200 L

Brand

Penguin

Material

PE

Quantity

1 unit

Brand

Ebara

Type

Submersible Pump

Material

Cast iron

Power

0.75 kW

Quantity

1 unit

Volume

16000 L

Brand

Penguin

Material

PE

Quantity

2 unit, 1 standby

Capacity

5 120 L/menit

Head

37 5 m

Brand

Pedrollo

Type Model

Centrifugal Pump 3CPm 100

Material

Cast iron

Motor

0,60 kW/1ph/220V/50Hz

Kelengkapan

Level switch, check valve, ball valve

2. Raw Wastewater Pump

3. Temporary Tank

4. Inlet Pump

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 4

5. Chemical injection
Quantity

3 set

Type

Diaphragm

Brand

Milton Roy

Peruntukan

pH adjustment, coagulant dan flocculant

Capacity

25 L/jam

Max. Pressure

12 Bar

Power

0.25 kW

Kelengkapan

Foot valve, selang plastik, tangki kimia, static mixer

Quantity

1 unit

Jenis

Inclined plate clarifier

Kapasitas

30 m /hari

Material kontruksi

Plat baja (mild steel) dengan epoxy coating

Material plat settler

Fiberglass

Finishing

Cat anti karat

Kelengkapan

Rapid mixer, slow mixer, drain valve, overflow weir

Quantity

2 unit, 1 standby

Capacity

5 130 L/menit

Head

50 5 m

Brand

Pedrollo

Type Model

Centrifugal Pump 4CPm 100

Material

Cast iron

Motor

0,75 kW/1ph/220V/50Hz

Kelengkapan

Level switch, check valve, ball valve

Quantity

1 unit

Merk

Pentair

Max. Pressure

5 bar

Material

Fiberglass

Type

Vertical pressure filter

Pengoperasian

Manual untuk backwash dan rinse dengan multiport valve

Kelengkapan

Fine gravel, silica sand, filter strainer

6. Clarifier

7. Filter Pump

8. Sand Filter

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 5

9.

Carbon Filter
Quantity

1 unit

Merk

Pentair

Max. Pressure

5 bar

Material

Fiberglass

Type

Vertical pressure filter

Pengoperasian

Manual untuk backwash dan rinse dengan multiport valve

Kelengkapan

Activated carbon, filter strainer

Quantity

2 unit

Brand

Longtech

Type Model

Roots blower

Capacity-Pressure

2,1 m /menit 2000 mmaq

Power

Approx. 2.2 kW/3 ph/380 V/50 Hz.

10. Blower

11. RAS (Return Activated Sludge) Pump


Quantity

1 unit

Merk

Shimizu

Kapasitas

10 18 L/menit

Head

20 10 m

Model pompa

PS-128 BIT

Quantity

1 unit

Type

Indoor, Wall mounted

Component

Schneider electric, Omron dll

Material

SPCC sheet steel

Box Panel

H900 x W700 x D300 mm

12. Control Panel

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
1. PEMBUATAN LARUTAN BAHAN KIMIA
Sebelum membuat larutan bahan kimia sebaiknya menggunakan alat pelindung diri seperti kaca mata,
masker dan sarung tangan.
a. Membuat Larutan Bahan Kimia Polimer
Larutan polimer yang akan dibuat adalah 0,1% (w/v)
Perhitungan : Volume tangki
= 100 Liter
Polimer yang ditambahkan

= 0,1% x 100 = 0,1 kg = 100 gram

Isi tangki kimia polimer dengan air bersih sampai separuh tangki (50 Liter).
Masukkan sedikit demi sedikit Polimer ke dalam tangki kimia sambil diaduk hingga merata
sambil ditambahkan air bersih sampai volume larutan 100 L
Pastikan larutan tercampur secara merata karena jika tidak merata bisa menyebabkan foot
valve dari dosing tersumbat.
Setting dosing pump pada skala sesuai hasil jartest atau uji coba lapangan.
Setting sistem kontrol dosing pump secara otomatis pada control panel. Dosing pump akan
otomatis beroperasi jika inlet pump beroperasi.

b. Membuat Larutan Soda caustic dan Master TP 3001


Karena soda caustic dan master tp 3001 sudah cairan jadi tidak perlu dilarutkan atau
diencerkan dengan air bersih
Isi tangki kimia soda caustic dan master tp 3001 sampai volume masing-masing 100 L
Setting dosing pump pada skala hasil jartest atau uji coba lapangan
Setting sistem kontrol dosing pump secara otomatis pada control panel. Dosing pump akan
otomatis beroperasi jika inlet pump beroperasi.

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 7

2. CARA PENGOPERASIAN PERALATAN AKTIF DARI CONTROL PANEL


PERALATAN
Raw Wastewater
Pump

FUNGSI
Memompa air limbah dari
Raw Wastewater Tank ke
Temporary Tank

CARA
OPERASI
Manual
Automatic

Inlet Pump

Memompa air limbah dari


Temporary
Tank
ke
Clarifier unit

Manual
Automatic

Dosing Pump

Mixer Clarifier

Filter Pump

Blower

Memompa larutan caustic


soda, master TP 3001 dan
polimer ke pipa outlet
pompa inlet

Manual

Mengaduk ketiga larutan


kimia supaya tercampur
secara merata ke air
limbah

Manual

Memompa air limbah dari


clarifier melewati sand filter
dan carbon filter menuju
aeration tank

Manual

Mensuplai udara/ oksigen


ke tangki aerasi & clarifier

Manual

Automatic

Automatic

Automatic

Automatic

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

KETERANGAN
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Pompa akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan indikator floating switch di raw
wastewater tank.
Sistem control : Saat level tinggi pompa
bekerja sampai level air rendah pompa off.
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A.
Pompa akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan indikator floating switch di
temporary tank
Sistem control : Saat level tinggi pompa
bekerja sampai level air rendah pompa off.
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Dosing pump akan hidup dan mati secara
otomatis sesuai dengan inlet pump.
Sistem control : Saat inlet pump hidup maka
dosing pump akan hidup dan sebaliknya
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Mixer akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan inlet pump.
Sistem control : Saat inlet pump hidup maka
dosing pump akan hidup dan sebaliknya
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A.
Pompa akan hidup dan mati secara otomatis
sesuai dengan indikator floating switch di
clarifier tank
Sistem control : Saat level tinggi pompa
bekerja sampai level air rendah pompa off.
Arahkan selector switch ke posisi M
Menghidupkan : Tekan tombol warna hijau
Mematikan
: Tekan tombol warna merah
Arahkan selector switch ke posisi A
Blower akan hidup dan mati secara otomatis
Sistem control : 1 blower duty, 1 blower
standby

Page 8

3. CARA PENGOPERASIAN PERALATAN PASIF


Pembersihan Minyak dan Sampah pada Raw Wastewater Tank
Minyak dan sampah yang terakumulasi di Raw Wastewater Tank harus rutin diangkat/dibersihkan/diambil
secara manual (semakin sering semakin baik). Terutama pada tangki pertama Raw Wastewater,
kemungkinan minyak dan sampah lebih banyak terakumulasi disana. Jika tidak rutin diangkat /
dibersihkan, minyak dan sampah tersebut dapat mengganggu proses dan operasional peralatan IPAL
seperti pompa dan menyumbat perpipaan.

Pembersihan Busa Minyak dan Sampah daun pada Clarifier Tank


Minyak dan sampah yang terakumulasi di Clarifier Tank harus rutin diangkat/dibersihkan/diambil secara
manual (semakin sering semakin baik). Terutama pada tangki coagulant tank, kemungkinan minyak lebih
banyak terakumulasi disana. Sampah daun dari pohon sering masuk ke clarifier tank. Jika tidak rutin
diangkat / dibersihkan, minyak dan sampah tersebut dapat mengganggu proses dan operasional
peralatan IPAL seperti pompa dan menyumbat perpipaan.
Sand Filter dan Carbon Filter
a. Proses Pencucian Media Filter Awal
Pada pemakaian pertama kali atau pemakaian setelah lama tidak beroperasi, media harus dicuci dulu
untuk menghilangkan kotoran dan lumpur yang tercampur di dalamnya. Prosedur pencucian adalah
sebagai berikut :
1. Pastikan sebelumnya bahwa air di dalam bak transfer tank clarifier sudah cukup jernih (tidak
banyak mengandung padatan).
2. Posisikan switch filter pump pada posisi manual.
3. Putar multiport valve sand filter pada posisi backwash.
4. Hidupkan filter pump kurang lebih 10 menit. Setelah selesai backwash matikan filter pump.
5. Putar multiport valve sand filter pada posisi rinse.
6. Hidupkan filter pump kurang lebih 5 menit. Setelah selesai rinse kemudian matikan filter pump.
7. Putar posisi multiport valve carbon filter pada posisi backwash.
8. Hidupkan filter pump kurang lebih 10 menit. Setelah selesai backwash matikan filter pump.
9. Putar multiport valve carbon filter pada posisi rinse
10. Hidupkan filter pump selama kurang lebih 5 menit.
11. Setelah selesai rinse matikan filter pump dan putar posisi multiport valve ke posisi service.
12. Sand filter dan carbon filter siap untuk dioperasikan
b. Proses Filtrasi Kontinyu (Proses Service)
Pada Proses Filtrasi (Proses Service) dimana air akan difilter melalui Sand Filter dan Carbon Filter dan
mengalir menuju aeration tank.
1. Putar multiport valve ke posisi service
2. Pastikan posisi switch filter pump di control panel pada posisi Automatic
3. Filter pump akan otomatis hidup ketika level air limbah di transfer tank clarifier sudah tinggi.
c. Proses Pencucian (Backwash) dan Pembilasan (Rinsing) Media Filter
Setelah sand filter dan carbon filter dipakai terus menerus maka media akan kotor. Oleh sebab itu
setiap periode tertentu atau setiap hari media filter harus dicuci/dibackwash. Sebagai tanda bahwa
pasir filter telah kotor adalah :
Air yang keluar dari filter kurang jernih (kekeruhan naik/lebih tinggi dari normal).
Adanya perbedaan signifikan antara tekanan inlet dan outlet filter.
Aliran hasil filtrasi menuju ke aeration tank sangat kecil (lambat)

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 9

Proses pencucian/backwash Filter ini selama kurang lebih 10 menit dan air hasil pencucian yang kotor
akan mengalir ke drainage. Setelah proses backwash, sebelum digunakan kembali media perlu dibilas
selama 5 menit supaya padatan yang masih tercampur dalam media sand dapat dihilangkan,
sehingga saat service kembali media benar-benar bersih
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Posisikan switch pompa filter di control panel pada posisi MANUAL. Matikan pompa filter.
2. Atur posisi multiport valve pada proses BACKWASH.
3. Tekan tombol ON untuk pompa backwash di control panel.
4. Setelah sepuluh menit (atau sampai hasil backwash bersih, posisikan multiport valve pada
proses RINSE (filter pump tetap ON/HIJAU).
5. Setelah lima menit, matikan pompa (tekan tombol MERAH/OFF di control panel).
6. Kembalikan posisi multiport valve ke posisi SERVICE.
7. Posisikan switch pompa filter di control panel pada posisi AUTOMATIC .

Pemeriksaan Rutin Secara Visual Fungsi Fisik dan Biologis Tangki Aerasi
Pada tangki aerasi akan terjadi pertumbuhan bakteri/biomass. Secara umum biomassa biasanya
berwarna coklat. Pada suatu unit yang berjalan baik dengan masukan air limbah yang cukup dan suplai
oksigen mencukupi, akan tercium bau tanah (seperti bau humus) dari dalam unit. Suatu bau yang
menyengat, bau limbah merupakan indikasi kondisi tidak optimal pada proses pengolahan.
Pemeriksaan laju settling dari air limbah dapat diperiksa dengan menggunakan gelas ukur 100 ml. Laju
settling baik apabila selama 30 menit Lumpur/padatan telah mengendap seluruhnya.
Jika di dalam aeration tank terjadi busa yang berlebihan sehingga hampir mencapai permukaan bak
aerasi sebagai akibat dari aliran air limbah yang banyak mengandung detergent, hal tsb diantisipasi
dengan menyemprotkan air ke atas busa tersebut.
Jika jumlah bakteri/biomassa dalam Aeration Tank masih sedikit/kurang, maka aliran lumpur aktif
seluruhnya dialirkan dari settling tank kembali ke aeration tank.
Masalah Operasional yang sering dijumpai
a. Clarifier
Masalah utama dalam sistem clarifier adalah tidak terbentuknya flok di dalam tangki clarifier. Flok
yang ideal adalah mudah mengendap dan air yang keluar dari clarifier sudah terpisah dari flok. Ada
beberapa penyebab flok tidak terbentuk di dalam tangki clarifier :
Bahan kimia (caustic soda, master TP3001, polimer) tidak terinjeksi secara sempurna ke tangki
clarifier. Salah satu dari ketiga bahan kimia di atas bermasalah maka flok tidak akan terbentuk
dengan sempurna.
Dosis bahan kimia yang tidak tepat atau air limbah yang masuk melebihi kapasitas desain awal
b. Aerasi
Masalah utama dalam sistem aerasi adalah yang berhubungan dengan pemisahan Lumpur dari air
limbah dalam settling tank. Lumpur aktif yang ideal adalah dimana bakteri berbentuk flock yang besar
dan kuat, terbentuk dari pertumbuhan yang seimbang antara filamentous dan flock-forming.

Pembuangan Lumpur
Pembuangan lumpur secara normal dilakukan dengan menggunakan pompa mobil tinja seperti
penyedotan septic tank. Biasanya dilakukan secara periodic setiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali,
tergantung banyaknya akumulasi sludge dalam sistem IPAL.

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 10

PETUNJUK PERAWATAN RUTIN


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
A. PERALATAN MEKANIKAL
1. BLOWER
a. Setiap hari :
i. Pengecekan kondisi valve, level oli, tekanan discharge, amper motor, getaran dan
kebisingan.
b. Setiap 3 bulan :
i. Cek kondisi safety valve dan check valve.
ii. Pastikan semua sambungan tidak ada yang bocor
iii. Cek kondisi V-belt
iv. Pastikan gears and bearing berjalan dengan lancar
v. Ganti minyak pelumas
c. Setiap 1 tahun :
i. Pembersihan filter & bagian dalam silencer.
ii. Ganti V-belts.
d. Setiap 2 tahun
i. Ganti bearing dan oil seals.
ii. Bersihkan bagian dalam casing
e. Setiap 4 tahun
i. Ganti timing gears.

2. POMPA-POMPA
a. Setiap hari :
i. Pengecekan operasi valve & perpipaan (ada kebuntuan/tidak)
ii. Pengecekan posisi floating switch (terbelit/tidak)
b. Setiap 3 bulan :
i. Pengecekan impeller pompa (ada material penyumbat/tidak).
3. CONTROL PANEL
Setiap hari :
i. Pengecekan fungsi komponen2 panel (MCP, kontaktor, relay dll).
Perawatan untuk masing-masing equipment dapat dilihat/dibaca pada manual book masing-masing
equipment berikut.

B. PERAWATAN SISTEM IPAL


Setiap hari :
Pengangkatan/pembersihan padatan yang tertahan di Raw Wastewater Tank.

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 11

Pengangkatan/pembersihan lemak/minyak/lumpur yang mengapung di raw wastewaster


tank dan clarifier
Pengecekan jumlah biomass di aeration tank.
Pengecekan sparring pipe/lubang antar bak di clarifier (ada penyumbatan/tidak)
Setiap 1 bulan :
Pembersihan/pengangkatan lumpur di settling tank
Setiap 3 bulan :

Pengecekan/Analisa air limbah ke BPLHD Sentul / Bogor

Setiap 6 bulan -1 tahun :

Penyedotan akumulasi lumpur di clarifier Tank.

Perawatan Sistem Proses


Hal-hal berikut harus diperhatikan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi IPAL yang optimum

Hindari masuknya minyak dalam jumlah yang banyak ke dalam IPAL. Sistem dapat mengolah
minyak dan lemak dalam jumlah tertentu. Jika minyak dan lemak terlalu banyak mengakibatkan
terhalangnya kontak antara bakteri dengan udara.

Jangan pernah membuang minyak dalam jumlah yang banyak ke pipa inlet.

Jangan masukan bahan-bahan yang tidak dapat diolah secara biologis, seperti plastik, karet,
popok bayi, pembalut wanita, rokok, mainan anak-anak, kapas, tissu, dll. Bahan-bahan tersebut
dapat menyumbat sistem dan harus dibuang.

Jangan masukkan bahan-bahan kimia ke dalam sistem karena dapat mematikan bakteri yang
digunakan untuk pengolahan. Contohnya pembersih asam atau basa, bensin, oli, terpentin dan
lain-lain.

Jangan biarkan keran dalam keadaan terbuka, karena jumlah air yang berlebihan mengakibatkan
tambahan beban pada sistem dan pengolahan menjadi tidak optimal.

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 12

TROUBLE SHOOTING
1. POMPA POMPA
NO
1

MASALAH
Motor tidak
berputar

Motor protector
tidak berfungsi

Volume air
tidak
mencukupi

Bunyi tidak
normal

Air bocor di
casing motor

PENYEBAB

TINDAKAN

Circuit terbuka

Cek tegangan jalur circuit

Sumber listrik tidak bagus

Cek kabel jalur circuit

Tegangan Listrik rendah

Cek jalur kabel dan tegangan sumber

Kabel putus

Ganti kabel baru

Impeller terkunci

Bersihkan rumah impeller atau cek part yang


berputar

Motor protector beroperasi atau tidak


berfungsi

Ganti baru

Fasa sumber listrik tidak cukup

Cek tiap fasa dan kabel

Adanya air berpasir

Gunakan filter air atau ganti dengan daya lebih


tinggi

Impeller terkunci

Bersihkan rumah impeller

Fasa sumber listrik tidak cukup

Cek tiap fasa dan kabel

Sumber listrik salah

Cek power & tegangan sumber listrik

Protector malfungsi atau tidak


berfungsi

Ganti baru

Protector terbakar

Ganti baru

Impeller terlepas

Ganti impeller baru dan base cover. Atur gap/jarak


antara impeller dan cover

Impeller terkunci oleh kain atau


material lain

Bersihkan

Pipa pecah

Perbaiki

Tegangan listrik rendah

Cek tegangan sumber listrik dan kondisi kabel

Impeller berputar terbalik

Tukar posisi fasa satu dengan yang lainnya dari


jalur kabel

Bearing rusak

Ganti baru

Impeller pecah

Ganti baru atau perbaiki

Putaran motor terbalik

Tukar posisi fasa satu dengan yang lainnya dari


jalur kabel

Casing pecah

Perbaki atau ganti baru

Mechanical seal lepas

Ganti baru

Mechanical seal bergeser

Atur kembali ke posisi

Cable joint rusak

Ganti baru

Oil seal atau ring lepas

Ganti baru

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 13

2. DOSING PUMP
NO
1

10

MASALAH

PENYEBAB

TINDAKAN

Dosis/Aliran
chemicals/ bahan
kimia terlalu
sedikit/tidak ada.

Setting bukaan pompa terlalu rendah

Atur bukaan lebih tinggi

Scale/endapan di titik injeksi

Bersihkan dengan alkohol.

Bahan kimia di tangki habis

Tambahkan bahan kimia di tangki

Dosis/Aliran
chemicals/ bahan
kimia terlalu tinggi

Setting bukaan pompa terlalu besar

Kecilkan bukaan pompa

Konsentrasi bahan kimia terlalu tinggi

Encerkan larutan bahan kimia

Kebocoran di koneksi
tubing/selang

Ujung tube rusak

Potong selang sekitar 2 cm dan pasang kembali.

Gangguan pompa
atau aliran.

Unit kehilangan daya


hisap

Kebocoran di fitting

Feeder tidak akan


mengalirkan bahan
kimia

Valve antisiphon
malfungsi/tidak
berfungsi

Motor pompa stalls

Motor panas

Ganti valve suction dan fitting baru.


Bahan tidak tahan chemicals

Ganti bahan selang yang compatible.

Kebocoran di suction pompa

Periksa selang suction, jika ujung selang rusak


potong 2 cm dan pasang kembali atau ganti valve
suction/fitting dgn yang baru.

Dudukan valve tidak diseal

Bersihkan dudukan valve jika kotor atau ganti


dengan material yg tahan.

Setting bukaan pompa terlalu rendah

Atur bukaan lebih tinggi

Level chemicals di tangki rendah.

Larutan harus di atas foot valve

Kerusakan diaphragm

Ganti diaphragm

Head pompa pecah/retak

Ganti pump head

Head pompa mengandung udara atau


gas chlorine

Saat pompa beroparasi, buka valve aliran bleed


sampai udara keluar, lalu tutup valve.

Check valve kotor

Bersihkan endapan

Ball valve tidak duduk ditempatnya atau


tidak diseal.

Periksa dudukan dan ball, cuci. Jika ada kerusakan,


ganti dengan bahan yang tahan.

Dry running

Tambahkan bahan kimia ke tangki.

Fitting kendor

Kecangkan, bersihkan bahan kimia yang tumpah di


sekitarnya.

Gasket terlipat/rusak

Perbaiki posisi dan ganti jika rusak.

Chemical attack

Ganti dengan material yang lebih tahan

Pressure di discharge terlalu tinggi

Buka bleed valve sampai udara keluar dari


pumphead, tutup valve.

Check valve tidak diseal

Buka, bersihkan dan periksa apakah


rusak/mengembang. Pasang kembali.

Output tidak diset maksimum

Selalu operasikan awal pompa pada kapasitas


maksimum

Endapan menutupi diaphragm

Buka, bersihkan dan pasang kembali.

Valve rusak

Ganti valve baru

Pompa melawan pressure tinggi

Test pressure untuk menentukan spesifikasi pompa


yang diperlukan.

Tegangan listrik rendah

Pastikan tegangan listrik dan sumber listrik sesuai


dengan spesifikasi/kebutuhan pompa.

Tegangan listrik rendah

Pastikan tegangan listrik dan sumber listrik sesuai


dengan spesifikasi/kebutuhan pompa.

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

Page 14

3.

BLOWER
MASALAH
Blower tidak berputar

Udara yang dihasilkan kecil

Suara dan getaran tidak normal

Oli bocor

PT Banyu Biru Sejati


email : ptbanyubiru@gmail.com

PENYEBAB
Rotor berkarat atau material
asing masuk ke dalam unit
Belt tergelincir

SOLUSI
Bersihkan rotor atau unit

Motor rusak
Kebocoran pada pipa
Kebocoran pada safety valve
Belt terlepas

Cek motor dan sumber arus


Perbaiki kebocoran
Cek kondisi safety valve
Pasang kembali belt

Belt terlepas
Minyak pelumas tidak cukup
Material asing masuk ke dalam
unit
Ketukan
Gear usang
Bearing usang
Operasi safety valve
Terlalu banyak oli di ruang oli
Ruang oli, packing atau oil seal
sudah rusak
Drain plug dan oil gauge belum
dikencangkan

Pasang kembali belt


Tambahkan oli
Bersihkan unit

Atur kembali belt atau ganti belt


jika sudah tidak bisa diadjust

Retime rotor
Ganti timing gear
Ganti bearing
Atur kembali safety valve
Kurangi oli
Ganti part yang rusak
Kencangkan

Page 15

Anda mungkin juga menyukai