Anda di halaman 1dari 7

Sewage Treatment Plant

INLET FROM KITCHEN

INLET FROM TOILET

Skema diagram sistem


STP
Over Flow

GREASE TRAP

GRIT CHAMBER
Over Flow

Over Flow
EQUALIZING TANK

EFFLUENT TANK

PUMP

PUMP

PRESEDIMENTATION
TANK

OUTLET

Over Flow
CONTACT AERATION TANK

GREASE TRAP

CHLORINATION TANK

SEDIMENTATION TANK

Sewage Treatment Plant


Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian
bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan kota/
sungai. Sebelum limbah dapat di buang ke saluran kota, air hasil olahan harus
memenuhi standar limbah yang aman bagi lingkungan. Hal ini merujuk ke Peraturan
Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 122 tahun 2005, tentang tata
cara membuang air limbah ke saluran kota, maka pengelola gedung diwajibkan untuk
melakukan treatment/ mengolah air limbah yang ada.
Tahapan pengolahan air limbah, yaitu:
1. Pre-treatment. Pertama-tama air limbah dari toilet masuk ke bak grit chamber,
sedangkan air dari kitchen masuk ke grease trap yang mengalir secara over flow .
Kedua bak ini berfungsi sama yaitu sebagai proses awal untuk menyaring kotoran/
sampah yang besar-besar yang berpotensi mengganggu proses pengolahan. Grit
chamber ini dilengkapi dengan fine bar screen dan coarse bar screen, sedangkan
grease trap ini dilengkapi dengan basket screen, keduanya tersebut dibuat dari
stainless steel. Kemudian air menuju ke equalizing tank.

2. Equalizing Tank. Air akan mengalir secara gravitasi dari grit chamber dan grease trap
kedalam bak equalizing. Unit ini sebagai penampung awal untuk meratakan kualitas
air baku dan sebagai balancing tank antara air yang datang dengan air yang
dipompakan ke contact aeration tank. Bak equalizing tank dilengkapi dengan air seal
difusser dan pompa equalizing. Air limbah akan dipompakan ke dalam bak
presedimentation.
3. Presedimentation Tank
Didalam bak ini akan terjadi proses penguraian limbah oleh mikroba secara an
aerobik. Pada bak presedimentation sebagian dari material organik akan mengendap
dan terurai secara an-aerobik.
4. Contact Aeration Tank
Didalam bak aerasi ini akan terjadi proses penguraian partikel-partikel organik oleh
bakteri pengurai secara arobik. Sumber oksigen yang diperlukan oleh bakteri aerob
ini dihasilkan melalui hembusan udara blower dan didistribusikan ke dalam bak
aerasi oleh fine bubble difusser.
Dalam sistem ini, bak aerasi (extend aeration tank) dimasukan fill media (media
bio film). Media yang berbentuk plat pvc tipis bergelembung dari munter, dengan
luas permukaan media 157 m3/m2. Dengan mempergunakan media ini akan
memperluas kontak area antara bakteri dengan limbah. Proses penguraian limbah
oleh bakteri akan terjadi secara bertingkat pada permukaan media tersebut.

Selama proses aerasi berlangsung di dalam contact aeration tank microorganisme/


bakteri akan tumbuh dipermukaan media tersebut membentuk suatu biomassa yang
semakin lama semakin tebal.
Bagian paling dalam dari lapisan biomassa tersebut (lapisan yang menempel ke
media) lama kelamaan akan kekurangan supply oksigen dan akan terlepas dari
permukaan media. Proses terlepasnya sebagian tumpukan biomassa dari permukaan
media tersebut dengan sloughing process
Selanjutnya limbah yang telah melalui sloughing process air yang sudah relatif
bersih akan over flow ke dalam bak sedimentasi.
5. Sedimentation Tank
Bak ini berfungsi memisahkan bagian yang padat (lumpur) dengan air yang sudah
relatif bersih yang datang dari bak aerasi. Untuk proses pengendapan lumpur yang
sudah mengendap diangkat oleh airlift pump kemudian lumpur ditampung ke sludge
distributor box untuk didistribusikan ke bak aerasi dan sebagian dikembalikan ke bak
sludge storage. Sedangkan lumpur yang ringan akan melayang dan muncul
dipermukaan bak sedimentasi. Lumpur yang muncul dipermukaan itu akan dihisap
oleh scum skimmer dan dikembalikan ke sludge storage tank.

6. Chlorination Tank
Bak ini berfungsi sebagai kontak antara air limbah dengan zat desinfektan (kaporit)
untuk membunuh bakteri-bakteri protogen yang kemungkinan dalam air limbah,
sebelum air limbah yang telah diproses dialirkan ke bak effluent dan dibuang ke
saluran umum
7. Effluent Tank
Air yang telah terkontaminasi dengan kaporit secara merata ditampung didalam bak
ini, untuk selanjutnya air akan dibuang ke saluran kota umum menggunakan pompa
submersible
Kualitas air limbah sampai dengan proses ini telah memenuhi syarat untuk dibuang
ke saluran umum. BOD 20 ppm (part per million) dan suspended solid 30 ppm
8. Sludge Storage Tank
Sebagian air dari limbah (material organic) pada air limbah terurai. Tetapi itu tidak
100%, sebagian kecil masih tersisa sebagai solid yang sudah tidak terurai atau akan
teurai dalam waktu yang cukup lama. Sisa-sisa lumpur yang tidak terurai ini akan
tertampung ke sludge storage tank

Perawatan Harian

Pengawasan Harian

1. Pembersihan Screen

1. Blower

2. Pembersihan
bak
sedimentasi
a. Matikan Blower

aerasi

dan

b. Semprot semua lumpur dinding


dari busa lumpur kering
c. Angkat dengan jarring lemak dan
sampah-sampah ringan lain.
3. Periksa dan stel katup-katup (valve)
udara:
a. Kerataan pengadukan bak-bak
b. aerasi
Kerataan pompa udara (air-lift)

a. Suara:

Norma
lTidak

2. Lumpur Aktif Normal


a. Di bak aerasi pada waktu
blower dimatikan jernih/ tidak
b. Di bak sedimentasi
Pada salura overflow air
jernih/ keruh
Dipermukaan bak, banyak
lumpur mengambang, ada
scum skimmer yang perlu
di-stel udaranya

Anda mungkin juga menyukai