PEMBUANGAN AKHIR
Con’t
Landfill merupakan suatu kegiatan
penimbunan sampah padat pada tanah. Jika
tanah memiliki muka air yang cukup dalam,
tanah bisa digali, dan sampah bisa ditimbun
didalamnya.
Kegiatan penimbunan sampah seperti
kegiatan di atas baik secara langsung
maupun tidak langsung akan menyebabkan
banyak gangguan terhadap lingkungan
sekitar.
Beberapa masalah persampahan (khususnya di
area sekitar tempat pembuangan akhir sampah)
yang sering muncul antara lain adalah (Damanhuri,
1995):
1. Pertumbuhan vektor penyakit
Sampah merupakan sarang yang sesuai bagi
berbagai vektor penyakit. Berbagai jenis
rodentisida dan insektisida seperti, tikus, lalat,
kecoa, nyamuk, sering dijumpai di lokasi ini,
2. Pencemaran udara
Gas metana (CH4) yang dihasilkan dari tumpukan
sampah ini, jika konsentrasinya mencapai 5 –
15 % di udara, maka metana dapat
mengakibatkan ledakan
Con’t
5. Pencemaran lindi
Lindi merupakan air hasil dekomposisi sampah,
yang dapat meresap dan mencemari air tanah.
6. Kebisingan
Gangguan kebisingan ini lebih disebabkan karena
adanya kegiatan operasi kendaraan berat dalam
TPA (baik angkutan pengangkut sampah maupun
kendaraan yang digunakan meratakan dan atau
memadatkan sampah).
7. Dampak sosial
Keresahan warga setempat akibat gangguan-
gangguan yang disebutkan di atas.
Metoda Pembuangan Akhir Sampah
Benefits Costs
Enhanced gas Capital costs
production Operating costs
Recovered space
Reduced post-closure
care
Reusable Sanitary Landfill (RSL) adalah
sebuah sistem pengolahan sampah yang
berkesinambungan dengan menggunakan
metode Supply Ruang Penampungan
Sampah
LFMR (Reusable)
Definition is recycling of
existing or old landfill, Advantages for this method are :
recycling material available extending landfill capacity at the
for re-use, regained land current site, generating revenues for
and possibilities for more sale of recyclable material, and
efficient for operation of reducing landfill closure cost.
landfill
Impact of Waste Processing
Recovery of Composted Materials
PERHITUNGAN LUAS
AREA LANDFILL
MISALKAN :
JUMLAH PENDUDUK : 31000 JIWA
SAMPAH YANG DIHASILKAN : 2.9 kg/orang/hari
BERAT JENIS SAMPAH DI LANDFILL : 475 kg/m3
RENCANA TINGGI TUMPUKAN SAMPAH PER TAHUN : 6 m
LUAS AREA YANG DIBUTUHKAN :
TIMBULAN SAMPAH : 31000 x 2.9 = 89900 kg/hari
VOLUME : (89900 / 475)= 189 m3/HARI
LUAS LAHAN YANG DIBUTUHKAN PERTAHUN :
(189*365)/6 =11341 M2
SANITARY LANDFILL
Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993)
menuliskan beberapa prinsip dasar metoda
penimbunan sampah pada sistem sanitary
landfill, yaitu :
1. Penimbunan berbentuk segiempat
bertingkat (Area Method)
2. Penimbunan berbentuk parit segiempat
(Trench Method)
3. Penimbunan dalam cekungan/lembah
(Depression Method)
Con’t
Penimbunan berbentuk segiempat
bertingkat (Area Method)
Metoda ini diterapkan pada kondisi lahan yang level
air tanahnya dangkal (dekat dengan permukaan).
Sampah dibuang menyebar memanjang pada
permukaan tanah, dan tiap lapis dalam proses
pengisian (biasanya per 1 hari), lapisan dipadatkan,
dan ditutup dengan material penutup setebal 15-30
cm.
Luas area penyebaran bervariasi tergantung pada
volume timbulan sampah dan luas lahan yang
tersedia, dengan panjang dan lebar hingga 305 m.
Penimbunan berbentuk segiempat
bertingkat (Area Method)
Biasanya digunakan kompos sebagai
intermediate cover material, atau bisa
digunakan tanah atau geomembran sebagai
bahan penutup temporer.
Geomembran diletakkan secara temporer
setelah sel penuh, namun jika akan dilakukan
penimbunan kembali, lapisan geomembran
dapat dipindahkan terlebih dulu.
Gambar
Penimbunan berbentuk segiempat bertingkat (Area Method)
Sumber : Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993)
Penimbunan berbentuk parit
segiempat (Trench Method)
Metoda ini digunakan pada area yang memiliki
muka air tanah yang dalam
Area yang digunakan digali dan dilapisi dengan
bahan yang biasanya terbuat dari membran sintetis,
tanah liat dengan permeabilitas yang rendah (low-
permeability clay), atau kombinasi keduanya, untuk
membatasi pergerakan lindi dan gasnya.
Tiap sel galian umumnya berbentuk segi empat,
dengan panjang dan lebar hingga 305 m dan
dengan slope 1,5:1 sampai 2:1.
Galian bervariasi dengan panjang 61-305 m,
kedalaman 1-3 m dan 5-15 m untuk lebar.
Gambar Penimbunan berbentuk parit segiempat (Trench Method)
Sumber : Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993)
Penimbunan dalam cekungan/lembah
(Depression Method)
Metoda ini biasa digunakan untuk
penimbunan sampah yang dilakukan pada
daerah lembah, seperti tebing, jurang,
cekungan kering, dan bekas galian.
Teknik peletakan dan pemadatan sampah
tergantung pada jenis material penutup yang
tersedia, kondisi geologi dan hidrologi lokasi,
tipe fasilitas pengontrolan lindi dan gas yang
digunakan, dan sarana menuju lokasi.
Gambar
Penimbunan dalam cekungan/lembah (Depression Method)
Sumber : Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993)
Desain Sanitary Landfill
SK SNI T-11-1991-03 :
- Tidak boleh berlokasi di sungai, danau atau
laut.
- Tiga tahapan :
- tahap regional
- tahap penyisihan
- tahap penetapan
Kriteria Penting
Regional layak atau tidak layak
- geologi
- hidrogeologi : muka air tanah ( < 3m),
permeabilitas 10-6 cm/detik, jarak dari
sumber air > 100 m
- kemiringan < 20%
- tidak terletak pada daerah cagar budaya.
Kriteria Penyisihan
Kebisingan
Bau
Estetika
Ekonomi O dan M.
1 LANDFILL 0 2 0 2
2 LOADER 2 0 0 2
3 BULLDOZER 1 6 0 7
4 EXCAVATOR 1 4 0 5
5 SWEEPER 0 0 3 3
JUMLAH 4 12 3 19
SISTEM
PENGELOLAAN GAS
Sistem pengelolaan gas
Lambat
Jenis Sampah Organik Cepat Terurai
Terurai
Basah (makanan)
Kertas
Plastik
Kain
Karet
Kayu
Lain
Methan 45 – 60
Karbon dioksida 40 – 60
Nitrogen 2–5
Oksigen 0.1 – 1.0
Sulfida, disulfida, merchaptan, dll. 0 – 1.0
Ammonia 0.1 – 1.0
Hidrogen 0 – 0.2
Karbon monoksida 0 – 0.2
Unsur-unsur lain 0.01 – 0.6
Karakteristik Nilai
Temperatur, F 100 – 120
Specific gravitasi 1.02 – 1.06
Kelembaban saturated
Angka pembakaran, Btu / sft3 400 – 550
Contoh Desain Peletakan Pipa Pengumpul Gas
dalam TPA
Sumber : Tchobanoglous et.al, 1993
Gambar Peletakan Pipa Pengumpul Gas dalam Landfill
secara Vertikal
Sumber : Tchobanoglous et.al, 1993
Gambar Distribusi Gas dalam Landfill
Sumber : Tchobanoglous et.al, 1993
Gambar Peletakan Pipa Pengumpul Gas dalam Landfill
secara Horisontal
Sumber : Tchobanoglous et.al, 1993
Detail Peletakan Pipa Pengumpul Gas dalam
Landfill
Kecepatan gas dalam pipa dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut (Vesilind, 1994);
Q=v.A
di mana;
Q =laju produksi gas landfill, m3/dtk
METODA SEGITIGA
TABEL KOMPONEN SAMPAH
KOMPONEN BERAT BASAH KADAR AIR BERAT KERING
(KG) (%) (KG)
Sampah basah 105,021 72.65 28,723
Plastik tercampur 3,392 2 3,324
Kertas 2,106 6 1,980
Kardus 158 5 150
Karung 46 10 41
Besi 31 3 30
Aluminium 35 2 34
Kaleng 180 3 175
Kayu 838 20 670
Kaca/Gelas 422 2 414
Kain 889 10 800
Karet 1,124 2 1,102
Lain-lain 736 -
BERAT
KOMPONEN BASAH BERAT KERING KOMPONEN (KG)
CEPAT TERURAI
LAMBAT TERURAI
Karung 46 41 23 3 13 2 1
0 1 2 3 4 5 0 1 5 10 15
Waktu, tahun Waktu, tahun
(a) (b)
HUJAN LIFT 1
LIFT 1 LIFT 1
LIFT 1
Pengolahan fisik/kimiawi
Pengolahan biologi
LAGOON LINDI
SUMUR PENGUMPUL I
ANAEROBIC BAFFLED
REACTOR
SLUDGE DRYING BED SKEMA
INSTALASI
AERATED LAGOON PENGOLAHAN
AIR LINDI
BAK SEDIMENTASI IIa BAK SEDIMENTASI IIb SECARA
BIOLOGIS DI
UNIT FILTER:
-PASIR KWARSA BENOWO
-CARBON ACTIVE
EFLUEN UNTUK DIOLAH
KEMBALI MENJADI AIR
BERSIH OLEH UNIT
PENGOLAH KIMIA
KOLAM PENAMPUNGAN (LAMA)
AKHIR
EFLUEN UNTUK
DIRESIRKULASI
KE TPA/TANAMAN
BADAN AIR