Kasus pencemaran limbah B3 di PT NTS ialah adanya pembuangan (dumping) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) berupa sludge minyak, minyak kotor, bottom ash, serta membuang tanah terkontaminasi tanpa izin sehingga menyebabkan tanah terkontaminasi logam berat, seperti arsen, barium, chrom hexavalen, tembaga, timbal, merkuri, seng, dan nikel. PT NTS terletak di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan lokasinya dekat dengan permukiman. Pelaku yang terlibat dalam pencemaraan LB3 ini ialah Direktur Utama (Dirut) PT NTS, inisial NS. Pembuangan LB3 dilakukan pada sungai dan tanah yang dekat dengan permukiman tanpa izin instansi yang terkait. PT NTS juga nekat melakukan pemanfaatan limbah B3 tanpa izin, penyimpanan limbah B3 di area yang tidak punya izin, dan membuang (dumping) limbah B3 tanpa izin. Oleh sebab itu, harus adanya kesadaran dari pelaku usaha dalam melakukan pengelolaan setelah melakukan kegiatan yang menghasilkan Limbah B3. Sesuai dengan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pencemaran Lingkungan Hidup, menyatakan harus adanya pemulihan fungsi lingkungan hidup setelah melakukan kegiatan pencemaran. Maka dari itu, perusahaan harus melakukan pengelolaan Limbah B3 from cradle to grave dengan menyimpan limbah B3 sesuai karakteristiknya dalam tangki, container, dan lain-lain serta disimpan dalam TPS perusahaan itu. Demikian juga, hendaknya limbah B3 harus diberikan kepada pihak ketiga atau instansi yang dapat mengolah LB3 agar tidak merusak lingkungan. Sumber : https://www.gatra.com/detail/news/468132/hukum/klhk-tahan-dirut-pt-nts- terkait-kasus-limbah-beracun https://www.greeners.co/berita/klhk-tahan-dirut-perusahaan-pengolah-limbah-b3-di- bekasi/ 2. Penimbunan Limbah B3 di Markas TNI Jawa Timur Kasus pengelolaan B3 lainnya adalah kasus yang terdapat di Markas TNI Jawa Timur pada tahun 2019. Wilayah markas TNI yang menjadi tempat kasus ini ialah Primkopau I Lanud, Primkopal Lanmar, Bhumi Marinir Karang Pilang, AURI Raci Pasuruan, Pusat Pendidikan dan Latihan Pertahanan Udara Nasional, Pasukan Marinir 2, Gudang Pusat Senjata dan Optik II dan Markas Komando Armada Kawasan Timur II. Pada wilayah Markas TNI Jawa Timur ini terjadi open dumping dan penimbunan Limbah B3. Kegiatan ini dilakukan secara illegal oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Dalam kasus ini dapat diidentifikasi keterlibatan PT. Wilmar Nabati Indonesia, transporter utamanya adalah PT. PRIA dan PT. LEWIND, sedangkan yang memiliki izin pemanfaatan limbah B3 adalah CV. Berkat Rahmat Jaya dan PT. PRIA. Sedangkan perusahaan yang terdaftar/memiliki izin untuk pengumpulan limbah B3 hanya 2 (dua) yaitu Primkopau I Lanud Surabaya dengan lokasi pengumpulan di markas angkatan udara Raci. Sedangkan 6 lokasi pengumpulan lainnya tidak jelas dikelola oleh siapa, dengan kata lain illegal. Asumsi lain, perusahaan transporter juga bekerjasama dengan pemilik lahan/lokasi sebagai tempat penimbunan limbah B3. Dampak dari kegiatan ilegal ini berujung tercemar dan rusaknya lingkungan hidup dan khsusunya masyarakat yang tinggal di sekitar markas TNI AURI Raci, Kabupaten Pasuruan. Selain lingkungannya sudah tercemar, telah memakan korban yang dialami oleh warga sekitar markas yang mengalami luka akibat terperosok limbah panas batubara sebanyak 3 orang, salah satunya lumpuh sampai saat ini. Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan adanya tindakan serta investigasi untuk menghukum pihak yang telah melakukan pelanggaran tersebut. Hal ini sangat disayangkan karena dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Seharusnya tiap pemilik perusahaan yang menghasilkan limbah B3 harus memiliki TPS untuk Limbah B3 sendiri dan menyerahkannya terhadap pihak ketiga yang dapat mengelola Limbah B3. Dengan begitu, lingkungan baik perusahaan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya pengaruh kasus pengelolaan B3 ini. Sumber : https://kontras.org/2019/03/05/nimbun-limbah-b3-markas-tni-adalah- penghinaan-terhadap-pejuang-bongkar-timbunan-limbah-b3-pt-pria-di-lakardowo/
Pertanggungjawaban PT Cahaya Bintan Abadi Secara Keperdataan Terhadap Korban Pencermaran Lingkungan Laut (Studi Kasus Putusan PN Tanjung Pinang Nomor 26PDT.G2009 PN - Tpi)
Pertanggungjawaban Pidana (Corporate Crime Liability) Pt. Lapindo Brantas Dalam Tindak Pidana Lingkungan (Studi Kasus Semburan Lumpur Banjar Panji I Sidoarjo)