Anda di halaman 1dari 2

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Limbah dari industri farmasi harus diolah sedemikian rupa

sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar
industri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan proses pengujian yang terbagi
atas limbah padat dan limbah cair. Pada produksi obat Non Betalaktam, pengolahan limbah padat
dilakukan dengan menggunakan dust collector dimana limbah berupa debu disedot dari ruang produksi
dengan blower kemudian dikumpulkan dalam kantong penampung dan dibakar. Khusus untuk limbah
dari proses penyalutan tablet, terlebih dahulu diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi
Non Betalaktam langsung dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada produksi Betalaktam,
pengolahan limbah terlebih dahulu diolah melalui air washer, dimana limbah padat (debu-debu) disedot
oleh blower dari ruangan yang berdebu seperti ruang strip, isi kapsul, cetak, coating, campur dan ruang
isi sirup kering, kemudian disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu akan jatuh di bak
penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi yang dilengkapi dengan dozing pump dan ph meter. Cairan
ini didestruksi untuk memecah cincin Betalaktam dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang
diteteskan secara otomatis sampai diperoleh ph 9, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl.
Sedangkan limbah cair produksi obat Non Betalaktam tidak mengalami proses destruksi. Selanjutnya,
limbah hasil produksi Betalaktam dialirkan ke IPAL untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.

Pengolahan limbah pada IPAL menggunakan prinsip fisika, kimia dan mikrobiologi. Cara fisika dilakukan
dengan cara mengendapkan kotoran pada bak sedimentasi. Cara kimia dilakukan dengan menambahkan
koagulan PAC (Poly Alumunium Chloride) dengan kekuatan 50 kg/1000 L pada bak koagulan dan polimer
elektrolit dan poli anionik dengan kekuatan 1 kg/1000l pada bak flokulasi. Cara mikrobiologi dilakukan
pada bak aerasi dengan cara mengembangbiakkan bakteri aerob SGP 50 di dalamnya agar dapat
menghancurkan zat-zat organik. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri ditambahkan pupuk urea atau NPK
sebagai nutrisi untuk bakteri. Tahapan pengolahan air limbah di IPAL meliputi beberapa tahap sebagai
berikut : a. Bak Sedimentasi Awal Pada Bak Sedimentasi awal terjadi proses fisika dimana terjadi
pengendapan, khusus untuk limbah dari betalaktam yang sudah didestruksi. b. Bak Equalisasi Bak
penampungan air limbah yang mengalir dari bak sedimentasi awal, di bak ini mengalami proses fisika
atau pencampuran endapan air limbah. Bak equalisasi dipasang dua alat: 1) Pump/pompa Berfungsi
untuk mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata baik pada jam kerja ataupun di luar
jam kerja serta mengalirkan air limbah dari bak ekualisasi ke bak aerasi secara otomatis. 2) Pengaduk

Fungsinya untuk mengaduk bahan-bahan organik agar tidak mengendap. c. Bak Aerasi (Aeration Tank)
Pada Bak Aerasi terjadi proses biologi. Bak ini dilengkapi dengan dua alat yaitu: 1) Diffuser Berfungsi
untuk mengaduk air limbah supaya tidak ada yang mengendap 2) Aerator Berfungsi untuk memasukkan
oksigen ke dalam air limbah dan juga ditanam bakteri aerob (jenis SGP-50) yang berguna untuk
dekomposisi limbah organik dengan bantuan oksigen. Prosesnya 18-24 jam. Sebagai nutrisi berupa
pupuk NPK (urea). d. Bak Clarifier (sedimentasi kedua) Dasar bak ini bentuknya miring ke satu arah
supaya memungkinkan pengendapan lumpur yang terbawa atau tersuspensi dalam air limbah. Air dari
bak aerasi bila diffuser tidak aktif, air akan mengalir ke dalam lubang kecil dalam bentuk tersuspensi. Bila
diffuser aktif, pengendapan atau lumpur akan masuk kembali ke bak aerasi. e. Bak Koagulasi Pada bak ini
terjadi proses kimia dimana terdapat dua alat yaitu: 1) Dozing pump

Berfungsi untuk menambahkan koagulan PAC (Poli Ammonium Clorida) yang berfungsi untuk mengikat
protein rantai panjang yang masih ada dalam air limbah. 2) Pengaduk f. Bak Flokulasi Air limbah
ditambah polianionik. Air yang bersih akan mengalir ke bak kontrol melalui bidang miring sedangkan air
yang belum bersih akan mengalir ke bak sedimentasi tiga melalui pipa besar. g. Bak Sedimentasi Ketiga
Bagian bawahnya berbentuk kerucut dan ditambah saringan-saringan yang berfungsi sebagai penyaring
endapan kemudian cairan ini akan masuk ke bak penampungan cairan lalu dipompa kembali ke bak
ekualisasi. h. Bak Kontrol Air yang terdapat dalam bak ini diperiksa kadar COD (Chemical Oxygen
Demand), BOD (Biological Oxygen Demand) dan TDS (Total Dissolve Solid) dan ph. Jika hasilnya
memenuhi syarat, maka air dapat dibuang ke saluran pembuangan air umum. Sebagai kontrol pada bak
ini dipelihara ikan bila ikannya mati berarti air belum bebas dari pencemar sehingga harus diolah lagi.

Anda mungkin juga menyukai