UTILITAS
52
53
d. ClearWell
ClearWell berfungsi sebagai penampung air kiriman dari clarifier sebelum
dipompakan ke unit SandFilter.
e. Pompa Transfer Clear Well
Pompa Transfer Clear Well memiliki fungsi untuk memompakan air dari
Clear Well menuju sandfilter.
f. SandFilter
SandFilter berfungsi untuk menyaring kotoran tersuspensi yang lolos dari
tahap clarifier bertujuan untuk memisahkan kotoran – kotoran halus yang
masih tertinggal dalam air bersih atau memperkecil turbidity sehingga kurang
dari 1,5 ppm.
g. Filter Water Storage Tank
Hasil seluruh pengolahan ditampung di FilteredWater Storage Tank dengan
kapasitas 14.130 m3. Dari tanki ini kemudian didistribusikan untuk:
- Makeup pada CoolingTower pabrik Ammonia dan Urea. Air
Makeupcoolingtower ini nantinya digunakan sebagai pendingin.
- Kebutuhan air minum di lingkungan PT. PUSRI Palembang.
- Bahan baku pembuatan air demin.
klor atau zat – zat organik maka harus diganti. Salah satu indikasinya apabila
karbon aktif telah kehilangan daya serap adalah kehilangan tekanan yang
tinggi (tekanan melampaui 8 – 10 psig diatas tekanan operasi normal)
sehingga harus dibersihkan dengan cara back wash, yaitu dengan cara
membalikkan arah aliran air.
b. Cation Exchanger
Proses cation exchanger merupakan proses lanjutan dari carbon filter, dimana
air dipompakan melewati bagian atas cation exchanger untuk menyerap ion–
ion positif seperti K+, Mg2+, Na+, dan SiO2+ dan melepaskan ion H+. Selama
demineralized, kation – kation akan diserap dari air dan melekat pada resin
dan resin akan melepaskan ion – ion hidrogennya dalam jumlah yang sama
sebagai pengganti kation – kation yang diserapnya.
c. Anion Exhanger
Air dari cation exchanger masuk ke bagian atas anion exchanger, ion-ion
negatif yang terdapat dalam air seperti CO3-, HCO3-, SO42-, SO32-,NO3-,NO2-,
Cl- dan SiO2- akan bertukar dengan ion OH- dari resin anion. Diantara ion –
ion tersebut Cl-, SO42-dan SiO2- merupakan dominan yang harus dihilangkan,
karena sangat korosif. Pada anion exchanger digunakan resin anion yang
rumus kimianya adalah R4NOH.
d. Mixed Bed Exchanger
Air yang telah melewati kation dan anion exchanger masuk ke dalam mix bed
exchanger yang berisi kedua jenis resin (resin kation dan resin anion),
sehingga sisa-sisa ion yang lolos dari kedua exchanger tersebut dapat diserap
untuk mendapatkan air demin yang bebas mineral. Reaksi yang terjadi :
RH + ROH + C + H RC + RH + H2O (34)
Proses regenerasi dilakukan jika resin jenuh. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan asam sulfat dan caustic soda sebagai chemical regeneran.
e. Demineralized Water Tank
Demin storage terbuat dari stainless steel yang merupakan tanki
penampungan demin water hasil proses demineralisasi. Yang selanjutnya
dengan bantuan pompa demin water dikirim sebagai make up di WHB,
packageboiler, deaerator ammonia plant dan sebagai air proses di urea plant.
56
Evaporasi
Hot Water, T= 42 oC
COOLER
PROSES
COOLING
Make TOWER
Up
Syarat yang harus dipenuhi untuk masuk sistem interkoneksi adalah tegangan
13,8 KV, 3 phase dan frekuensi 50 Hz. Interkoneksi dilakukan melalui tahap
synchronizing sebelum memasuki line melalui reaktor yang berfungsi sebagai
penyama dan penyerap arus berlebih saat synchronizing. Kemudian output dari
masing-masing generator didistribusikan ke seluruh pemakai dengan melalui
beberapa trafo penurun tegangan sesuai kebutuhan : 13,8 KV 2,4 KV 44O V
220V 110 V. Adapun sistem tenaga listrik di Pusri dilengkapi dengan load
shedding system yang tujuannya adalah untuk menghindari total power failure
(black out) bila salah satu generator yang terparalel trip. Dalam kondisi seperti
itu, load shedding systemakan memutus aliran listrik ke beban yang tidak terlalu
penting seperti perumahan, perkantoran dan sebagainya. Karena sisa beban
tersebut tidak mampu dipikul oleh GTG yang beroperasi secara cepat. Bila GTG
mendapat pembebanan secara tiba-tiba dalam jumlah yang besar, GTG akan turun
secara drastis dan kemudian trip.
Gas turbine generator dibagi menjadi 4 bagian :
a. Control package
h. Turbine control panel
i. Generator control panel
j. MCC (motor control center)
k. Battery and charger
b. GAC (generator aux. compartment)
l. Static excitation equipment
m. Grounding system
n. Lighting arrestor
o. Surge capacitor
p. Generator circuit breaker
q. Aux. transformer
c. Power package
r. Lubrication oil system
s. Starting system (gas, motor, diesel)
t. Turbine accessory gear
u. Speed ratio valve (SRV) dan gas control valve (GCV)
v. Turbine gauge panel
59
d. Generator package
w. Main generator
x. Reduction gear
y. Cooling air system
boiler tube. Keluar dari boiler tube, sebagian fluida berubah menjadi steam.
Fluida yang masih berfasa liquid disirkulasikan kembali menuju boiler tube
sampai menjadi steam. Sedangkan fluida yang sudah menjadi steam menguap dan
keluar melalui pipa atas dari steam drum untuk dijadikan steam superheated di
superheater tube. Tekanan steam drum dijaga tidak lebih dari 51 kg/cm 2 dan
temperatur sekitar 415°C (gambar 19).
pH : 9.6 – 10.2
Stack PO4 : 15 – 20 ppm
Cond : < 100 mhos/cm
Bypass Stack SiO2 < 0.50 ppm
PO4
Economizer BFW
Evaporator
Produk
Steam MS
42 kg/cm2
Superheater LS
Damper
BURNER
Gas Alam
kimianya. Excess udara ini dimaksudkan agar gas alam terbakar sempurna.
Indikasi terjadinya pembakaran sempurna adalah gas buangan yang keluar dari
cerobong Package Boiler mengandung O2 2-3% dan 0% CO. Keluaran Package
Boiler diharapkan merupakan superheated steam, karena bila saturated steam
dialirkan dalam pipa dan terjadi penurunan temperatur, saturated steam akan
berubah menjadi air yang dapat mengakibatkan korosi pada pipa.Api terjadi di
pemicu api yang letaknya di dekat superheated tube. Jadi, daerah dekat
superheated tube lebih panas daripada Boiler tube. Arah aliran panas yang terjadi
adalah api yang terjadi di burner menghasilkan panas yang aliran panasnya
kemudian menabrak superheated tube sehingga aliran panas berbalik menuju ke
sisi letak burner yang berarti panas itu memanasi Boiler tube. Sedangkan sisa
panas bergerak keatas Package Boiler dan memanasi economizer tube. Diagram
alir Package Boiler dapat dilihat pada Gambar 20.
III dan IV untuk diproses kembali, sedangkan treated water dipakai sebagai make
up cooling water untuk crystalizer di pabrik urea Pusri-IV.
Effluent water dan collecting pit di pabrik urea Pusri-II/III/IV dikirim
menggunakan pompa ke PET dan ditampung di buffer tank. Dari buffer tank
dengan pompa dikirim ke hydrolizer melalui 2 pre-heating. Sebagai media
pemanas pre-heating 1adalah treated water outlet stripper sedangkan di pre-
heating 2 menggunakan larutan outlet hydrolizer.
Di dalam hydrolizer sebagian besar urea diuraikan menjadi NH3 dan CO2
pada temperatur 210°C dan tekanan 23 kg/cm2, dengan bantuan steam MS sebagai
pemanasnya. Tekanan di hydrolizer dikontrol secara auto pada 23 kg/cm2 dengan
pressure control. Kandungan urea dalam larutan yang keluar dari hydrolizer
dibatasi < 5 ppm, kemudian keluar menuju stripper melewati bottomhydrolizer
dan melalui preheater 2 untuk didinginkan. Di stripper terjadi pelepasan gas NH3
dan CO2 dari larutan dengan proses stripping memakai steam tekanan 7 kg/cm2
sampai kandungan NH3 di larutan < 5 ppm. Tekanan di stripper dijaga sekitar 2,8-
3,0 kg/cm2 (rate ± 15 %) dengan temperatur 125°C. Sedangkan uap NH3 dan CO2
dari tophydrolizer melalui pressure control dikirim ke stripper dan langsung di-
spray oleh larutan yang keluar dari bottom hydrolizer.
Larutan dari bottomstripper mengandung NH3< 5 ppm selanjutnya
didinginkan di cooler sampai temperaturnya sekitar 40°C dan dimanfaatkan
sebagai make up cooling water untuk crystalizer di pabrik urea Pusri-IV. Uap
hasil stripping di stripper keluar melalui topstripper dan dikirim overhead
condenser. Di dalam condenser ini partikel liquidakan di kondesasikan dan
ditampung di condensate receiver lalu dipompakan ke top stripper sebagai reflux
dengan pompa. Sedangkan off gas yang tidak terkondensasi dan mengandung NH3
serta CO2 dikirimkan ke low pressure absorber di pabrik urea P-III dan P-IV.
Adapun Gambar sistem PET terdapat pada gambar 24.
65
3.5.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Kolam Air Limbah (IPAL dan
KAL)
Limbah cair dari pabrik urea Pusri-II/III/IV/IB dialirkan menuju unit MPAL
di masing-masing pabrik urea. Dari bak penampung di MPAL, limbah cair
dipompakan menuju IPAL.
Pengolahan limbah cair di IPAL dibagi dalam 2 jenis penanganan :
a. Limbah dengan kandungan NH3< 500 ppm dan urea < 1500 ppm.
b. Limbah dengan kandungan NH3> 500 ppm dan urea > 1500 ppm.
Limbah dengan kandungan NH3< 500 ppm dan urea < 1500 ppm langsung
dimasukkan ke equalizing pond untuk homogenasi dan penyamaan kondisi. Dari
equalizing pond, menuju neutralizing pond untuk menurunkan pH sampai batas
yang dikehendaki dengan injeksi H2SO4. Pompa injeksi H2SO4 diset autostart bila
pH air lebih tinggi dari setting maksimal dan autostop bila pH setting minimal
telah tercapai. Kemudian air dipompakan menuju wet land. Proses yang terjadi di
wet land adalah penyerapan kandungan NH3 yang tersisa oleh tanaman enceng
gondok. Dari wet land, air dialirkan menuju KAL (biological pond) untuk proses
pelepasan NH3 yang tersisa ke udara dengan menggunakan aerator, proses
sedimentasi dan treatment pH terakhir dengan meneteskan H2SO4. Setelah itu,
66