Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN


LABORATORIUM

4.1. Unit Pendukung Proses (Utilitas)


Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan
bagian penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu
pabrik. Unit pendukung proses antara lain : unit penyediaan air (air proses,
air pendingin, air sanitasi, air umpan boiler dan air untuk perkantoran dan
perumahan), steam, listrik dan pengadaan bahan bakar.
Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini
meliputi :
1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air
sanitasi untuk air perkantoran dan air untuk perumahan. Proses
pendinginan digunakan di Cooling Tower.
2. Unit Penyediaan Steam
Digunakan untuk proses pemanasan di reaktor, kristalizer, evaporator
dan Heat Exchanger.
3. Unit Penyediaan Bahan Bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan Generator
4. Unit Penyediaan Listrik
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun
penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan Generator Set sebagai
cadangan apabila PLN mengalami gangguan.
5. Unit pengolahan limbah
Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair
maupun gas.
6. Unit Penyediaan Udara Tekan
Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan sistem
instrumentasi. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat
penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.

4.1.1. Unit Penyediaan Air dan Pengolahan air ( Water Supply Section )
A. Unit Penyediaan Air
Unit penyediaan air merupakan salah satu unit utilitas yang bertugas
menyediakan air untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga. Unit ini
sangat berpengaruh dalam kelancaran produksi dari awal hingga akhir
proses. Dalam memenuhi kebutuhan air didalam pabrik, dapat diambil dari
air permukaan. Pada umumnya air permukaan dapat diambil dari air
sumur, air sungai, dan air laut sebagai sumber untuk mendapatkan air.
Dalam perancangan pabrik Magnesium sulfat ini, sumber air baku yang
digunakan berasal dari sungai. Pertimbangan menggunakan air sungai
sebagai sumber untuk mendapatkan air adalah :
1. Pengolahan air sungai relatif lebih mudah, sederhana, dan biaya
pengolahan relatif murah dibandingkan dengan proses pengolahan air
laut yang lebih rumit dan biaya pengolahannya yang lebih besar
2. Air sungai merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi
jika dibandingkan dengan air sumur, sehingga kendala kekurangan air
dapat dihindari
3. Letak sungai berada tidak terlalu jauh dengan pabrik
Air yang diperlukan di lingkungan pabrik adalah untuk :
1. Air untuk proses
Hal-hal yang diperhatikn dalam air proses :
a. Kesadahan (hardness) yang dapat menyebabkan kerak
b. Besi yang dapat menimbulkan korosi
c. Minyak yang dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film yang
mengakibatkan terganggunya koefisien transfer panas serta
menimbulkan endapan.
2. Air pendingin
Pada ummnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan air digunakan
sebagai media pendingin, yaitu :
a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah yang
besar
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya
c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi dan
tidak terdekomposisi
d. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan
adanya temperatur pendinginan
3. Air umpan boiler
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan
boiler adalah :
a. Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi
Korosi disebabkan air mengandung larutan-larutan asam, gas-gas
terlarut seperti O2, CO2, H2S yang masuk kebadan air
b. Zat yang dapat menyebabkan kerak (scale reforming)
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu
tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.
c. Zat yang menyebabkan foaming dan Priming
Foaming adalah terbentuknya gelembung atau busa
dipermukaan air dan keluar bersama steam. Air yang diambil
kembali dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada
boiler karena adanya zat-zat organik dan anorganik dalam jumlah
cukup besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi.
Priming adalah adanya tetes air dalam steam (buih dan kabut)
yang menurunkan efisiensi energi steam dan pada akhirnya
menghasilkan deposit kristal garam. Priming dapat disebabkan
oleh konstruksi boiler yang kurang baik, kecepatan alir yang
berlebihan atau fluktuasi tiba-tiba dalam aliran.
4. Air sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk keperluan kantor dan rumah tangga
perusahaan, yaitu air minum, laboratorium, dan lain-lain.
Air sanitasi yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu :
a. Syarat fisik :
1). Suhu normal di bawah suhu udara luar
2). Warna jernih
3). Tidak berasa
4). Tidak berbau
b. Syarat kimia :
1). Tidak mengandung zat organik maupun anorganik
2). Tidak beracun
c. Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen,
seperti Salmonella, Pseudomonas, Escherichia coli.

B. Unit Pengolahan Air


Kebutuhan air pabrik diperoleh dari air sungai dengan mengolah
terlebih dahulu agar memenuhi syarat untuk digunakan. Pengolahan dapat
meliputi secara fisik dan kimia.
Tahapan – tahapan pengolahan air sebagai berikut:
1. Penyaringan Awal / screen (F-01)
Sebelum mengalami proses pengolahan, air dari sungai harus
mengalami pembersihan awal agar proses selanjutnya dapat
berlangsung dengan lancar. Air sungai dilewatkan screen (penyaringan
awal) berfungsi untuk menahan kotoran-kotoran yang berukuran besar
seperti kayu, ranting, daun, sampah dan sebagainya. Kemudian
dialirkan ke bak pengendap.
2. Bak pengendap (B-01)
Air sungai setelah melalui filter dialirkan ke bak pengendap awal.
Untuk mengendapkan lumpur dan kotoran air sungai yang tidak lolos
dari penyaring awal (screen). Kemudian dialirkan ke bak pengendap
yang dilengkapi dengan pengaduk.
3. Bak penggumpal (B-02)
Air setelah melalui bak pengendap awal kemudian dialirkan ke
bak penggumpal untuk menggumpalkan koloid-koloid tersuspensi
dalam cairan (larutan) yang tidak mengendap di bak pengendap dengan
cara menambahkan senyawa kimia. Umumnya flokulan yang biasa
digunakan adalah Tawas atau alum (Al2(SO4)3) dan Na2CO3. adapun
reaksi yang tejadi dalam bak penggumpal adalah :
Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2 ... (4.1)
CaSO4 + Na2CO3 Na2SO4 + CaCO3 ..................... (4.2)
4. Clarifier (C-01)
Air setelah melewati bak penggumpal air dialirkan ke Clarifier
untuk memisahkan/mengendapkan gumpalan-gumpalan dari bak
penggumpal. Air baku yang telah dialirkan kedalam clarrifier yang
alirannya telah diatur ini akan diaduk dengan agitator. Air keluar
clarifier dari bagian pinggir secara overflow sedangkan sludge (flok)
yang terbentuk akan mengendap secara gravitasi dan di blow down
secara berkala dalam waktu yang telah ditentukan.

5. Bak Penyaring / sand filter (B-03)


Air setelah keluar dari clarifier dialirkan ke bak saringan pasir,
dengan tujuan untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih
lolos atau yang masih terdapat dalam air dan belum terendapkan.
Dengan menggunakan sand filter yang terdiri dari antrasit, pasir, dan
kerikil sebagai media penyaring.

6. Bak Penampung Sementara (B-04)


Air setelah keluar dari bak penyaring dialirkan ke tangki
penampung yang siap akan kita distibusikan sebagai air
perumahan/perkantoran, air umpan boiler, air pendingin dan sebagai
air proses.
7. Tangki Karbon Aktif (T-01)
Air setelah melalui bak penampung dialirkan ke tangki Karbon
Aktif (T-01). Air harus ditambahkan dengan klor atau kaporit untuk
membunuh kuman dan mikroorganisme seperti amuba, ganggang dan
lain-lain yang terkandung dalam air sehingga aman untuk dikonsumsi.
Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan
masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah
pembubuhannya. Klorin dalam air membentuk asam hipoklorit,
reaksinya adalah sebagai berikut :
Cl2 + H2O H+ + Cl- + HOCl .............................. (4.3)
Asam hipoklorid pecah sesuai reaksi berikut :

HOCl + H2O OCl - + H+ ............................................... (4.4)


Kemudian air dialirkan ke Tangki air bersih (T-02) untuk
keperluan air minum dan perkantoran.
8. Tangki air bersih (T-02)
Tangki air bersih ini fungsinya untuk menampung air bersih yang
telah diproses. Dimana air bersih ini digunakan untuk keperluan air
minum dan perkantoran.
9. Tangki Kation Exchanger (T-03)
Air dari bak penampung (B-04) berfungsi sebagai make up
boiler, selanjutnya air diumpankan ke tangki kation exchanger (T-03).
Tangki ini berisi resin pengganti kation-kation yang terkandung dalam
air diganti ion H+ sehingga air yang akan keluar dari kation exchanger
adalah air yang mengandung anion dan ion H+.
Reaksi :
Ca  (HCO 3 ) 2 Ca  2 H 2 O + 2CO 2
  
2HR + Mg  SO 4 → Mg R 2 +  H 2 SO 4 ................. (4.5)

Na 2  Cl 2 
Na 2  
2 HCl
Dalam jangka waktu tertentu, kation resin ini akan jenuh
sehingga perlu regenerasi kembali dengan asam sulfat (H2SO4).
Reaksi:
Ca  Ca 
 
Mg R 2 + H 2 SO 4 → 2HR + Mg SO 4 ........................................ (4.6)
Na 2  Na 2 

10. Tangki Anion Exchanger (T-04)


Air yang keluar dari tangki kation exchanger (T-03) kemudian
diumpankan ke tangki anion exchanger. Tangki ini berfungsi untuk
mengikat ion-ion negatif (anion) yang terlarut dalam air dengan resin
yang bersifat basa, sehingga anion-anion seperti CO32- , Cl- , dan SO42-
akan terikat dengan resin.
Reaksi :
H2SO4 + 2R4NO (R4N)2SO4 + 2H2O ................. (4.7)
Dalam waktu tertentu, anion resin ini akan jenuh, sehingga perlu
diregenerasikan kembali dengan larutan NaOH.
Reaksi :
(R4N)2SO4 + NaOH 2R4NOH + Na2SO4 .................. (4.8)
Sebelum masuk boiler air diproses dalam unit deaerator dan unit
pendingin.
11. Unit Deaerator (DE)
Deaerasi adalah proses pembebasan air umpan boiler dari gas-
gas yang dapat menimbulkan korosi pada boiler seperti oksigen (O2)
dan karbon dioksida (CO2). Air yang telah mengalami demineralisasi
(kation exchanger dan anion exchanger) dipompakan menuju
deaerator. Pada pengolahan air untuk (terutama) boiler tidak boleh
mengandung gas terlarut dan padatan terlarut, terutama yag dapat
menimbulkan korosi. Unit deaerator ini berfungsi menghilangkan gas
O2 dan CO2 yang dapat menimbulkan korosi. Di dalam deaerator
diinjeksikan bahan kimia berupa hidrazin (N2H2) yang berfungsi untuk
mengikat oksigen berdasarkan reaksi :
2 N2 H2 + O 2 2 N2 + 2 H2O ........................................... (4.9)
sehingga dapat mencegah terjadinya korosi pada tube boiler. Air yang
keluar dari deaerator dialirkan dengan pompa sebagai air umpan boile
( boiler feed water ).
12. Bak Air Pendingin (B-05)
Pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari
air yang telah digunakan dalam pabrik kemudian didinginkan dalam
cooling tower. Kehilangan air karena penguapan, terbawa udara
maupun dilakukannya blow down di cooling tower diganti dengan air
yang disediakan di bak air bersih.
Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif,
tidak menimbulkan kerak, dan tidak mengandung mikroorganisme
yang bisa menimbulkan lumut.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka kedalam air pendingin
diinjeksikan bahan-bahan kimia sebagai berikut :
a. Fosfat, berguna untuk mencegah timbulnya kerak.
b. Klorin, untuk membunuh mikroorganisme.
Zat dispersant, untuk mencegah timbulnya penggumpalan

C. Kebutuhan Air
1. Kebutuhan air pendingin
Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan Air Pendingin
No Nama Alat Kebutuhan Air
1. Kristaliser 128,586.1493
Jumlah 128,586.1493

2. Kebutuhan air steam


Suhu steam 120 oC = 248 oF, λ = 2214.70 kj/kg = 952.15 Btu/lb,
Tekanan = 29.01 psia
Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan Steam Jenuh T : 120 oC
No Nama Alat Kebutuhan Steam
1 Heat Exchanger (E-01) 68,2041
2 Reaktor 4,888.7935
3 Precipitator 1,309.1248
4 Evaporator 3,291.1451
5 Kristaliser 64.8702
Jumlah 9,622.1377

3. Kebutuhan air untuk sanitasi


Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan Air Sanitasi
No Penggunaan Kebutuhan
1 Karyawan 881.25
2 Laboratorium 20,83
3 Air untuk Bengkel 8,33
4 Poliklinik 20,83
5 Taman, kebun, 500,00
6 Kantin, mushola, 300,00
7 Kebutuhan pemadam 173,13
Jumlah 1.904,38

Karena digunakan sistem sirkulasi, maka make up water yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Air pendingin hilang
Make up air pendingin
Wm = We +Wd +Wb (Perry's pers.12-9)
Data-data umpan dan aliran cooling tower :
Suhu air masuk cooling tower = 40 °C = 104 °F
Suhu air keluar cooling tower = 30 °C = 86 °F
Range suhu = 30 °C = 86 °F
Jumlah air yang didinginkan = 130.064,69 kg/jam
Densitas air = 62.5 lb/ft³
Digunakan air pendingin dengan relatif humidity rata-rata 70%.
Dry bulb temperatur (TDB) = 86 °F
Wet bulb temperatur (TWB) = 75 °F
Dari tabel 17.2, Kern diperoleh :
Humidity = 0.022 lb H2O/lb udara kering
Suhu rata-rata udara keluar = (104+86)/2
= 95 °F
Aliran udara keluar pada suhu 95 °F = 0.04738 lb H2O/lb udara kering
Maka setiap udara kering membawa H2O sebanyak
= 0,04738-0,022
= 0.025 lb H2O/lb udara kering
Wc = laju massa air masuk menara pendingin
130.064, 69 Kg / jam
1000kg / m3

Wc = 130,0647 m³/jam
Wc = 572,61 gall/menit (gpm)
Dari Evans, vol. 2, hal. 100, disebutkan bahwa setiap penurunan suhu
10°F, banyaknya air yang hilang karena penguapan sebanyak:
104 − 86 × 1 ×
Vap = 286.740, 61 lb/jam
10 100

Vap = 5.161,331 lb/jam


= 86,022 lb/menit
= 2.341,380 kg/jam
Untuk inducted draft cooling tower setiap 8.000 ft³/menit, yang masuk
cooling tower dibutuhkan tenaga fan sebesar 1 Hp (Evans, hal. 101, vol. 2)
Jadi, udara yang harus dipindahkan oleh fan sebesar :
86 , 022 lb / jam
Massa udara = 0 , 0254 / bH 2 O / lbudara ker ing

= 3.389,87 lb udara/menit
Air yang terikut di dalam udara :
We = 0.04738 lb H2O/lb udara x 3.389,87 lb/menit
= 86,0222 lb/menit
= 189,64 kg/menit
= 3,1607 kg/jam
Air yang dibuang untuk menurunkan konsentrasi padatan dalam air
sirkulasi,
We
Wb (blow down) = (Perry's persamaan 12-12)
siklus - 1

Siklus berkisar 3 - 5, diambil 4 putaran


Wb = 63,21 kg/menit
= 3.792,87 kg/jam
Make up cooling tower = 2.341,1797 + 3,1607 + 3.792,87
= 6.137,2056 kg/jam
2. Air Umpan Boiler yang hilang
Asumsi : massa air umpan boiler yang menjadi steam 80 %.
air umpan boiler = 26,516.2254 lb/jam = 12,027.7510 kg/jam
Jumlah air make up yang digunakan untuk menyediakan steam sebesar
20%
Massa air make up boiler = (0.2 x 26,516.2058) lb/jam
= 5,303.24 lb/jam = 2,405.55 kg/jam
* Air yang menguap adalah 5% dari kebutuhan air di boiler
Air yang menguap = 5%
= 5% x12,027.7510 kg/jam
= 601.3875 kg/jam
* Blowdown pada boiler adalah 15% dari kebutuhan air boiler
Blowdown = 15%
= 15% x 12,027.7510 kg/jam
= 1,804.1626 kg/jam

Kebutuhan total air untuk steam = kebutuhan air di boiler + make up


= 12,027.7510 + 2,405.55
= 14.433,30 kg/jam

+
Jadi total kebutuhan air yang disuplai dari tamgki air
= air untuk sanitasi (perkantoran dan pabrik) + make up air
pendingin + make up air umpan boiler + air proses di RDVF)
= (1.904,38+ 6.137,2056 + 14.433,30+ 4,165.69) kg/jam
= 14.612,72 kg/jam
Untuk menjaga adanya kebocoran saat distribusinya, make up air
dilebihkan sebanyak 10%, sehingga air yang akan diambil dari air
sungai saat dipompakan adalah sebesar 17.550,1722 kg/jam atau
sekitar 30.000 kg/jam.

4.1.2. Unit Penyediaan Steam


1. Perhitungan kapasitas boiler
Q = Ms. λ
Dimana :
Ms = Massa steam yang dihasilkan (kg/jam)
λ = Enthalpi steam pada T dan P tertentu (btu/kg)
Dari steam tabel (Smith-vanness, App. F),
Suhu steam 120 oC = 248 oF,
λ = 2.214,70 kj/kg = 952,15 Btu/lb
Misal : Massa air umpan boiler yang menjadi steam 80 %
Q = Massa air x CpL (T – To) + 0,8 ⋅ M air ⋅ λ
massa steam
Massa air =
0,8
= 130.064,69kg/jam
0,8
= 162.580,8625 kg/jam
= 358.423,4182 lb/jam

Over design 20% sehingga menjadi = 195.097,035 kg/jam


= 430.108,1019 lb/jam
CpL = 1,00 Btu/lb 0F; pada suhu rata-rata 75 0C = 167 0F
Panas penguapan (λ ) pada suhu 1200C = 952.15 Btu/lb
= 2,214,546.41 J/Kg
Beban panas boiler
- Panas sensible air dari T1 sampai T2
Q1 = m x CpL x (T2 - T1)
= 1,1711E+08 J/jam
- Panas Laten Pada T2

Q2 = mxλ

= 3,8356E+10 J/jam
- Panas Total
Q = Q1 + Q2

= 3,8473E+10 J/jam
= 3,6467E+07 Btu/jam

2. Perhitungan luas penampang perpindahan panas (A)


konversi panas menjadi daya (Hp),
1 kWh 0,7457 Hp
Q = 3,6467E+10 joule/jam x 6
x
3,6 x10 joule 1 kW
= 227.31 Hp, effisiensi 85% sehingga menjadi = 193.21 Hp
Ditentukan luas bidang pemanasan adalah 10 ft2/Hp, sehingga:
A = 10 ft2/Hp x 193.21Hp
= 1932. 12 ft2
4.1.3. Unit Penyediaan Listrik
Unit ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh area
pabrik, pemenuhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh PLN dan sebagai
cadangan adalah generator set untuk menghindari gangguan yang
mungkin terjadi pada PLN.
Kebutuhan listrik dapat dibagi :
a. Listrik untuk keperluan proses
b. Listrik untuk utilitas
c. Listrik untuk penerangan dan AC
d. Listrik untuk laboratorium dan bengkel
e. Listrik untuk instrumentasi
1. Listrik untuk keperluan proses
a. peralatan proses

Tabel 4.4 Konsumsi listrik untuk Keperluan Proses


Nama alat Power (HP) Jumlah ∑power (HP)
Belt conveyor 1 1 1
Bucket elevator 0.5 1 0.5
Blower-01 3 1 3
Pengaduk Reaktor 60 1 60
Pengaduk precipitator 25 1 25
Pompa-01 7 2 14
Pompa-02 0.5 2 1
Pompa-03 0.5 2 1
Pompa-04 0.5 2 1
Pompa-05 0.5 2 1
Pompa-06 0.5 2 1
Pompa-07 0.5 2 1
Jumlah 109.5

Diketahui 1 HP = 0.7457 KW
Power yang dibutuhkan = 109, 5 x 0.7457 KW = 81.6542 KW
b. Peralatan utilitas
Tabel 4.5. Konsumsi listrik untuk Unit Pendukung Proses (Utilitas)
Nama ALat Power(HP) Jumlah ∑power (HP)
Pompa-01 2 2 4
Pompa-02 2 2 4
Popma-03 1 6 6
Pompa-04 1 6 6
Pompa-05 0.5 6 3
Pompa-06 0.5 2 1
Pompa-07 0.5 2 1
Jumlah 25

Diketahui 1 HP = 0.7457 KW
Power yang dibutuhkan = 25 x 0.7457 KW = 18.6425 KW
2. Listrik untuk keperluan alat kontrol dan penerangan
Listrik untuk AC diperkirakan 5000 W = 5 KW
Listrik untuk penerangan dperkirakan =100 KW
3. Listrik untuk laboratorium dan bengkel
Listrik untuk laboratorium dan bengkel diperkirakan = 40 KW
4. Listrik untuk instrumentasi
Listrik untuk instrumentasi diperkirakan = 5 KW
Jumlah kebutuhan listrik total = 514 KW

Emergency generator yang digunakan mempunyai efffisiensi 80%


Maka input generator = = 642,8629 KW
Ditetapkan input generator = 650 KW
Spesifikasi generator
Tipe = AC Generator
Kapasitas = 650 KW
Tegangan = 220/360volt
Effisiensi = 80%
Frekuensi = 50 HZ
Bahan Bakar = solar

4.1.4. Unit Penyediaan Bahan bakar


1. Untuk menjalankan generator tersebut digunakan bahan bakar:
ƒ Jenis bahan bakar = solar
ƒ Heating value = 19 448 Btu/ lb
ƒ Effisiensi bahan baker = 80%
ƒ Sg. Solar = 0, .8691
ƒ Kapasitas input generator = 450 KW
ƒ Kebutuhan solar = 3.2144 m3/jam
2. Bahan yang digunakan untuk boiler
ƒ Jenis bahan bakar = solar
ƒ Heating value = 19 448 Btu/lb
ƒ Densitas = 0.8691 lb/ft3
ƒ Kebutuhan solar = 0.98m3/jam = 23.47liter/hari
3. Tangki bahan bakar
Fungsi : Menampung bahan bakar solar untuk generator
Jenis : Tangki silinder horisontal
Kebutuhan solar = 4.19 m3/hari
Waktu tinggal = 1 minggu
Tangki dirancang dengan over design 10% dengan D/H = 1
π
Vt = x D2 x H
4
Vt = 1,1 x 4.19 m3/jam x 24 jam/hari x 7 hari
= 774.7495 m3
4 x 774.7495 .
D3 =
π
D = 7.9023 m
H = 7.9023 m
Spesifikasi Alat Utilitas
1. Filter
a. Kode : F-01
b. Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang berukuran kecil maupun
besar
c. Lebar : 15 ft
d. Panjang : 10 ft
e. Diameter : 0,01 m

2. Bak Pengendap Awal


a. Kode : B-01
b. Fungsi : Menampung air yang berasal dari air sungai dan
mengendapkan kotoran yang terbawa (ukuran besar) yang tidak
tersaring pada saringan kasar dengan waktu tinggal 5 jam.
c. Bahan : Beton
d. Jenis : Persegi panjang
e. Volume : 164,5 m3
f. Lebar : 3,45 m
g. Panjang : 6,90 m
h. Tinggi : 6,90 m

3. Bak Penggumpal
a. Kode : B-02
b. Fungsi : Menyaring dan menggumpalkan kotoran yang terikut dengan
waktu tinggal 24 jam
c. Bahan : Beton
d. Jenis : Persegi panjang
e. Volume : 13,26 m3
f. Panjang : 2,98 m
g. Tinggi : 1,49 m
h. Lebar : 2,98 m
4. Clarifier
a. Kode : C-01
b. Fungsi : Mengendapkan partikel-partikel halus yang ada dalam air
tanah dengan waktu tinggal 12 jam
c. Bahan : Beton
d. Jenis : Silinder horisontal
e. Volume : 397,71 m3
f. Diameter : 10,04 m
g. Tinggi : 5,02 m

5. Bak Penyaring / Sand Filter


a. Kode : B-03
b. Fungsi : Menyaring partikel-partikel halus yang belum terendapkan
di Clarifier.
c. Bahan : Beton
d. Jenis : Graving Sand Filter
e. Volume : 9,8738 m3
f. Lebar : 0,52 m
g. Panjang : 1,04 m
h. Tinggi : 0,52 m

6. Bak Penampung Sementara


a. Kode : B–04
b. Fungsi : Menampung air yang berasal dari bak penyaringan
c. Bahan : Cast Steel
d. Jenis : Persegi panjang
e. Volume : 32,77 m3
f. Tinggi : 2,54 m
g. Panjang : 5,08 m
h. Lebar : 2,54 m
7. Tangki Karbon Aktif
a. Kode : T-01
b. Fungsi : Membersihkan air dari bau dan rasa yang kurang sedap
c. Jenis : Persegi panjang
d. Volume : 0,2508 m3
e. Tinggi : 1.09 m
f. Diameter : 0,54 m

8. Tangki Air Bersih


a. Kode : T-02
b. Fungsi : Menampung air bersih untuk perkantoran
c. Jenis : Persegi panjang
d. Volume : 249,30 m3
e. Tinggi : 10,83 m
f. Diameter : 5,42 m

9. Bak Penampung Air Pendingin


a. Kode : B-05
b. Fungsi : Menampung air untuk sistem pendingin.
c. Jenis : Persegi panjang
d. Volume : 70,77 m3
e. Lebar : 2,61 m
f. Panjang : 5,21 m
g. Tinggi : 2,61 m

10. Cooling Tower


a. Kode : CT-01
b. Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang telah digunakan.
c. Jenis : Induced draft packed cooling tower
d. Luas : 33,39 m2
e. Panjang : 4,88 m
11. Pompa
11.1. Pompa 1
a. Kode : P-01
b. Fungsi : Memompa air sungai menuju ke bak pengendap awal.
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pump
e. Jumlah : 2 buah
f. Kapasitas : 30,1438 m3/jam
g. BHP teoritis : 0,9046 Hp
h. BHP actual : 1,0643 Hp
i. Power motor : 2 Hp

11.2. Pompa 2
a. Kode : P-02
b. Fungsi : Memompa air pendingin dari bak penampung air
sementara ke bak air pendingin
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pump
e. Jumlah : 2 buah
f. Kapasitas : 64,6012 m3/jam
g. BHP teoritis : 1,1405 Hp
h. BHP actual : 1,5207 Hp
i. Power motor : 2 Hp

11.3. Pompa 3
a. Kode : P-03
b. Fungsi : Memompa air pendingin dari bak penampung air
pendingin ke sistem pendingin
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pompa
e. Jumlah : 6 buah
f. Kapasitas : 2,1534 m3/jam
g. BHP teoritis : 0.4697 Hp
h. BHP actual : 0.7828 Hp
i. Power motor :1 Hp

11.4. Pompa 4
a. Kode : P-04
b. Fungsi : Memompa air dari Cooling Tower ke bak air pendingin
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pompa
e. Jumlah : 6 buah
f. Kapasitas : 2,1534 m3/jam
g. BHP teoritis : 0.4658 Hp
h. BHP actual : 0.7763 Hp
i. Power motor : 1 Hp

11.5. Pompa 5
a. Kode : P-05
b. Fungsi : Memompa air ke anion exchanger
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pompa
e. Jumlah : 2 buah
f. Kapasitas : 3,3013 m3/jam
g. BHP teoritis : 0,1753 Hp
h. BHP actual : 0,2505 Hp
i. Power motor : 0.5 Hp

11.6. Pompa 6
a. Kode : P-06
b. Fungsi : Memompa air dari anion exchanger ke tangki
penampung air boiler.
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pompa
e. Jumlah : 2 buah
f. Kapasitas : 3,3013 m3/jam
g. BHP teoritis : 0,1353 Hp
h. BHP actual : 0,2081 Hp
i. Power motor : 0,5 Hp

11.7. Pompa 7
a. Kode : P-07
b. Fungsi : Memompa air ke tangki deaerator.
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Centrifugal pump
e. Jumlah : 2 buah
f. Kapasitas : 1,2085 m3 /jam
g. BHP teoritis : 0,0264 Hp
h. BHP actual : 0,0439 Hp
i. Power motor : 0,5 Hp

12. Tangki umpan boiler


a. Kode : T-05
b. Fungsi : Menampung make-up untuk umpa boiler .
c. Jenis : Tangki silinder horisontal
d. Jumlah : 1 buah
e. Bahan : Stainless Steel
f. Waktu tinggal : 12 jam
g. Volume : 581,7454 m3
h. Diameter : 11,40 m
i. Tinggi : 5,70 m
13. Tangki Deaerator
a. Kode : T-03
b. Fungsi : Menghilangkan gas CO2 dan O2 yang terikat dalam
feed water yang dapat menyebabkan korosi atau karat
pada boiler
c. Bahan : Stainless Steel
d. Waktu tinggal : 24 jam
e. Jenis : Tangki silinder tegak
f. Volume : 3,67 m³
g. Diameter : 1,33 m
h. Tinggi : 2,65 m

14. Tangki anion exchanger


a. Kode : T-03
b. Fungsi : Menghilangkan mineral atau kesadahan dari air sebesar
yang disebabkan oleh anion seperti Cl-, dan SO4- sehingga
dapat menimbulkan kerak yang pada akhirnya
mengakibatkan perpindahan panas akan tertahan dan
menyumbat aliran pada plat.
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Tangki silinder tegak
e. Volume : 42,42 ft³
f. Tinggi : 12 ft (0.4176 m )

15. Tangki kation exchanger


a. Kode : T-03
b. Fungsi : Menghilangkan mineral atau kesadahan dari air sebesar
yang disebabkan oleh kation seperti Ca, Mg dan Na
sehingga dapat menimbulkan kerak yang pada akhirnya
mengakibatkan perpindahan panas akan tertahan dan
menyumbat aliran pada plat
c. Bahan : Stainless Steel
d. Jenis : Tangki silinder tegak
e. Volume : 42,42 ft³
f. Tinggi : 12 ft (0.4176 m )

4.1.5. Unit Pengolahan Limbah


Untuk pengolahan limbah pada perancangan pabrik Magnesium
sulfat ini bertujuan untuk mengolah dan memeriksa limbah atau cemaran
yang dihasilkan agar memenuhi peraturan pemerintah atau tidak
membahayakan lingkungan.
Adapun limbah yang dihasilkan dari pabrik Magnesium Sulfat ini
berupa limbah cair, limbah padat dan limbah padat, yaitu:

Tabel 4.6 Klasifikasi Limbah dan Peanganannya

No Jenis limbah Asal Jumlah Penanganan


(kg/jam)
1. Limbah Cair - Air Domestik yang 1,731.2500 Air buangan ini tampung
berasal dari toilet dan air kemudian diolah dalam
perkantoran unit stabilisasi dengan
- Flash drum (RDVF) 3,124.1933 menggunakan lumpur aktif,
- Blow down cooling 13,005.1065 aerasi dan injeksi klorin,
tower dimana klorin berfungsi
sebagai disinfektan untuk
membunuh
mikroorganisme yang
menimbulkan penyakit.
2. Limbah padat berupa padatan tersaring Limbah padat ditampung
yang berasal dari filter dalam suatu bak
(RDVF) penampung kemudian
- MgCO3 dijual sebagai produk
2,074.8990
- SiO2 samping ke industri lain.
8.3490
- CaO
17.8553
- Fe2+
3.2995
- MgSO4.H2O
533.3229
- Fe2O3
0,5172

3. Limbah gas - Berasal dari Reaktor


762.2778 Limbah gas yang berupa
yang berupa CO2
CO2 kemudian ditampung
kemudian dijual ke industri
lain untuk dioleh menjadi
es kering.

4.2. Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam
menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk.
Sedangkan peran yang lain adalah pengendalian pencemaran lingkungan,
baik udara maupun limbah cair. Laboratorium kimia merupakan sarana
untuk mengadakan penelitian bahan baku, proses maupun produksi. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas atau mutu produksi
perusahaan. Analisa yang dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
meliputi analisa bahan baku, analisa proses, dan analisa kualitas produk.
Tugas laboratorium antara lain :
1. Memeriksa bahan baku yang akan digunakan dalam pabrik
2. Menganalisa dan meneliti produk yang akan dipasarkan
3. Memeriksa kadar zat-zat yang dapat menyebabkan pencemaran pada
buangan pabrik
Laboratorium melaksanakan kerja selam 24 jam sehari dibagi dalam
kelompok kerja shift dan non shift.
1. Kelompok kerja non shift
Kelompok kerja ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu
analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen yang
diperlukan oleh laboratorium dalam rangka membantu kelancaran
pekerjaan kelompok shift.
Tugas kelompok non shift :
a. Menyiapkan reagen untuk analisa laboratorium
b. Menganalisa bahan baku , bahan penolong, dan hasil produksi
c. Melakukan analisa bahan buangan penyebab polusi lingkungan
d. Melakukan penelitian atau percobaan untuk membantu kelancaran
proses produksi
2. Kelompok kerja shift
Kelompok kerja ini melakukan tugas pemantauan dan analisa-analisa
rutin terhadap proses produksi, dalam melaksanakan tugasnya kelompok
ini menggunakan sistem bergilir yaitu kerja shift 24 jam sehari, masing-
masing bekerja selama 8 jam yaitu :
a. Shift I : jam 07.00 – 15.00
b. Shift II : jam 15.00 – 23.00
c. Shift III : jam 23.00 – 07.00
Tugas kelompok ini di laboratorium adalah melakukan analisa atau
pemantauan kualitas terhadap bahan baku dan bahan pembantu yang
digunakan serta pemantauan selama proses berlangsung. Beberapa tugas
pokok kelompok ini antara lain :
a. Melakukan pemantauan terhadap performance proses produksi
dengan melakukan analisa terus-menerus terhadap pencemaran
lingkungan
b. Melakukan pemantauan/analisa terhadap mutu air dan lain-lain yang
berkaitan langsung dengan proses produksi

4.2.1. Program kerja laboratorium


Dalam upaya pengendalian mutu produk pabrik Magnesium sulfat ini
mengoptimalkan aktivitas laboratorium untuk pengujian mutu.
Untuk mempermudah pelaksanaan program kerja laboratorium,
maka laboratorium di pabrik dibagi tiga bagian :
1. Laboratorium pengamatan
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa secara fisika
terhadap semua aliran yang berasal dari proses produksi maupun tangki
serta mengeluarkan “Certificate of Quality” untuk menjelaskan
spesifikasi hasil pengamatan. Jadi pemeriksaan dan pengamatan
dilakukan terhadap bahan baku dan produk akhir.
2. Laboratorium analitik
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa terhadap
sifat-sifat dan kandungan kimiawi bahan baku dan produk akhir.
3. Laboratorium penelitian pengembangan lingkungan
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan
pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan
kualitas material dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat dari
laboratorium ini tidak rutin dan cenderung melakukan penelitian hal-hal
yang baru untuk keperluan pengembangan.
4.2.2. Penanganan sampel
Dalam menganalisa harus diperhatikan jenis sampel yang akan
diambil. Untuk melakukan analisa dalam bentuk cairan, maka terlebih
dahulu sampel harus didinginkan bila sampel yang dianalisa panas. Untuk
cairan yang berbahaya, pengambilan sampel dilakukan dengan alat yang
dapat melindungi diri dari bahaya yang bisa ditimbulkan.
4.2.3. Prosedur analisa
Laboratorium mempunyai tugas analisa terhadap proses dalam
pabrik dan unit pendukung proses.
a. Proses dalam pabrik
1). MgCO3, H2SO4 masuk silo dan tangki penyimpan, analisa ini
meliputi : warna, densitas, kemurnian, viskositas
2). Produk keluar Reaktor
3). Produk keluar Precipitator
4). Filtrat keluar Rotary Drum Filter
5). Cairan keluar dari Evaporator
6). Kristal keluar Kristalizer
7). Kristal dan cairan keluar Centrifuge
8). Kristal keluar Rotary Dryer
b. Unit pendukung proses
Analisa untuk utilitas meliputi :
1. Air lunak proses kapur dan air proses penjernihan, yang dianalisa
pH, SiO2, Ca sebagai CaCO3, sulfur sebagai SO4-, Chlor, sebagai Cl2,
dan zat padat terlarut
2. Air bebas mineral, analisis sama dengan penukar ion
3. Boiler Feed Water, yang dianalisa pH, jumlah CO2 terlarut dan kadar
Fe
4. Air dalam boiler, yang dianalisa pH, jumlah zat padat terlarut, kadar
Fe, kadar CaCO3, SO3, PO42-, SiO2
5. Air minum yang dihasilkan dianalisa pH, chlor, kekeruhan

4.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan kerja merupakan hal penting bagi perlindungan tenaga
kerja yang berkaitan dengan alat kerja, mesin, bahan dan proses pengolahan,
tempat kerja, lingkungannya serta cara pengerjaannya.
Tujuan keselamatan kerja :
1. Melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di lingkungan kerja
3. Memelihara sumber produksi dan dipergunakan secara aman di
lingkungan kerja
Untuk pelaksanaan program keselamatan kerja, disediakan
perlengakapan pakaian seragam kerja untuk tiap-tiap karyawan. Selain itu
perusahaan juga menyediakan alat-alat pelindung diri yang disesuaikan
dengan kondisi dan jenis pekerjaan. Peralatan Safety (Safety Equipment)
harus dipakai oleh setiap karyawan yang berada di plant atau daerah proses.
Perlengkapan safety yang harus dipakai :
1. Sepatu safety
2. Safety Goggle (kacamata safety)
3. Ear muff/Ear plug, yaitu penutup telinga yang dipakai untuk mengurangi
suara bising dari mesin
4. Safety Helmet, yaitu lat pelindung kepala
5. Masker, yaitu penutup hidung dan mulut untuk menyaring udara yang
dihisap
6. Breathing apparatus, yaitu alat bantu pernafasan dimana dipakai jika
udara sekeliling kotor sekali atau beracun
Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan
antara lain :
a. Penyediaan alat pencegah kebakaran dan kebocoran
b. Pemberian penerangan, latihan, dan pembinaan agar setiap pekerja yang
ada di tempat dapat mengetahui cara melakukan penceghan jika terjadi
kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan kebocoran pipa yang berisi zat
berbahaya
c. Pemberian penerangan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan
Al2(SO4)3.18 H2O Na2CO3

T-01

B-01 Klorin

B-02
F-01 P-01 Keterangan : T-02 Ka kantor dan
Sistem Pendinginan
T-03 perumahan

F-01 = Filter B-03


B-01 = Bak pengendap awal C-01
B-02 = Bak penggumpal
C-01 = Clarifier
B-03 = Bak penyaring
B-04 = Bak penampung sementara CT
B-05 = Bak air pendingin B-04 P-02 B-05
Blow Down
CT = Cooling tower
DE = Deaerator P-03 P-04
T-01 = Tangki karbon aktif Kondensat Steam jenuh
H2SO4 Sistem Pemanas
T-02 = Tangki Klorin NaOH
T-03 = Tangki air bersih
T-04 = Tangki Kation exchanger
T-05 = Tangki Anion exchanger T-07
T-08 N2H4
T-06 = Tangki penampung air boiler
T-07 = Tangki H2SO4
T-08 = Tangki NaOH T-09
DE
T-09 = Tangki N2H4
T-10 = Tangki Air Proses BO
BO = Boiler T-04 T-05
P 01-07 = Pompa
T-06
DE
P-07
Blow Down
P-05 P-06

Ke Alat Proses
T-10

Gambar 4.1 Unit Pengolahan Air

Anda mungkin juga menyukai