Anda di halaman 1dari 15

Proses Pengolahan Air

Sungai Menjadi Air


Minum
Nama Anggota Kelompok 1 :
1. Muammar Khafy Akbar (1715041006)
2. Nico Afriano (1915041017)
3. Agatha Sekar Ajeng. W. (1915041069)
4. Galuh Saputra (1955041003)
Air Minum
Air Minum Pengertian air minum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Syarat-syarat dan Pengawas Kualitas Air
Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Jenis air minum meliputi :


•Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga
•Air yang didistribusikan melalui tangki air
•Air kemasan
•Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada
masyarakat.
Sistem Penyediaan Air Minum
01 02
Aktivitas pengumpulan air Aktivitas pengolahan air
Aktivitas pengolahan air sangat dibutuhkan agar
kualitas memenuhi standar kualitas air minum,
sehingga tujuan dari pelayanan air minum masih
dapat terpenuhi.

03 04
Aktivitas sistem transmisi Aktivitas sistem distribusi
Mendistribusikan air tersebut kepada Mengumpulkan dan menyalurkan air
pelanggan yang membutuhkan dengan dari sumber atau dari pengolahan air
volume dan tekanan yang memenuhi ke daerah pelayanan
Syarat Sistem Penyediaan Air Minum
• SYARAT SPAM Menurut Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2005
tentang pengembangan sistem penyediaan air minum pasal 1 ayat (6)
dan ayat (7), Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.

• Suatu sistem penyediaan air bersih harus direncanakan dan dibangun


sedemikian rupa agar dapat memenuhi 3 (tiga) tujuan, yaitu :
 Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan air bersih.

 Tersedianya air setiap waktu atau berskesinambungan.

 Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.


Air Sungai
Air sungai merupakan air permukaan. Pada umumnya, telah terkontaminasi zat-
zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Kandungan pengotor (impurities) yang terdapat dalam air permukaan sangat
bervariasi, bergantung pada lingkungannya.

Bahan-bahan seperti pestisida, herbisida, dan limbah industri, banyak


terkandung pada air permukaan. Sehingga memerlukan pengolahan terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat.

Kuantitas dan kontinuitas air permukaan sebagai sumber air baku cukup stabil
Unit Produksi Sistem Penyediaan
Air Minum
Unit Produksi sistem penyediaan air minum berfungsi untuk mengolah air baku
menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar
kualitas air minum tersebut, air baku diolah dengan proses pemisahan partikel
kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses pemisahan terlarut, proses
netralisasi dan proses desinfeksi

Komponen unit produksi sistem penyediaan air minum terdiri dari 4 (empat)
komponen utama yaitu :
1. Bangunan Instalasi Pengolahan Air
2. Pembubuh Bahan Kimia
3. Bangunan Penunjang
4. Peralatan Mekanikal Elektrikal
Unit Pengolahan Air
Kebutuhan air pabrik diperoleh dari air sungai dengan mengolah
terlebih dahulu agar memenuhi syarat untuk digunakan. Pengolahan dapat
meliputi secara fisik dan kimia.
Tahapan – tahapan pengolahan air sebagai berikut:

Bak Pengendap (B-


Penyaringan Awal / 2.
1. 01)
screen (F-01)

Sebelum mengalami proses pengolahan, air


Air sungai setelah melalui filter dialirkan
dari sungai harus mengalami pembersihan
ke bak pengendap awal.
awal agar proses selanjutnya dapat
Untuk mengendapkan lumpur dan
berlangsung dengan lancar. Air sungai
kotoran air sungai yang tidak lolos dari
dilewatkan screen (penyaringan awal)
penyaring awal (screen). Kemudian
berfungsi untuk menahan kotoran-kotoran
dialirkan ke bak pengendap yang
yang berukuran besar seperti kayu, ranting,
dilengkapi dengan pengaduk.
daun, sampah dan sebagainya. Kemudian
dialirkan ke bak pengendap.
Bak Penggumpalan
3. (B-02)

Air setelah melalui bak pengendap awal kemudian 4. Clarifier (C-01)


dialirkan ke
bak penggumpal untuk menggumpalkan koloid-koloid
Air setelah melewati bak penggumpal air dialirkan
tersuspensi dalam cairan (larutan) yang tidak
ke Clarifier untuk memisahkan/mengendapkan
mengendap di bak pengendap dengan cara
gumpalan-gumpalan dari bak
menambahkan senyawa kimia. Umumnya flokulan yang
penggumpal. Air baku yang telah dialirkan
biasa
kedalam clarrifier yang
digunakan adalah Tawas atau alum (Al2(SO4)3) dan
alirannya telah diatur ini akan diaduk dengan
Na2CO3. adapun reaksi yang tejadi dalam bak
agitator. Air keluar
penggumpal adalah :
clarifier dari bagian pinggir secara overflow
sedangkan sludge (flok)
yang terbentuk akan mengendap secara gravitasi
dan di blow down
secara berkala dalam waktu yang telah ditentukan.
Bak Penyaring / sand 6. Bak Penampung
5.
filter (B-03) Sementara (B-04)

Air setelah keluar dari clarifier dialirkan ke bak Air setelah keluar dari bak penyaring
saringan pasir, dialirkan ke tangki
dengan tujuan untuk menyaring partikel- penampung yang siap akan kita
partikel halus yang masih distibusikan sebagai air
lolos atau yang masih terdapat dalam air dan perumahan/perkantoran, air umpan
belum terendapkan. boiler, air pendingin dan sebagai
Dengan menggunakan sand filter yang terdiri air proses.
dari antrasit, pasir, dan
kerikil sebagai media penyaring.
7. Tangki Karbon Aktif (T-01)
Air setelah melalui bak penampung dialirkan ke tangki Karbon
Aktif (T-01). Air harus ditambahkan dengan klor atau kaporit untuk
membunuh kuman dan mikroorganisme seperti amuba, ganggang dan
lain-lain yang terkandung dalam air sehingga aman untuk dikonsumsi.
Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan
masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah
pembubuhannya. Klorin dalam air membentuk asam hipoklorit. Kemudian air dialirkan ke
Tangki air bersih (T-02) untuk
keperluan air minum dan perkantoran.

8. Tangki Air Bersih (T-02)

Tangki air bersih ini fungsinya untuk menampung air bersih


yang
telah diproses. Dimana air bersih ini digunakan untuk
keperluan air minum dan perkantoran.
9.
Tangki Kation Exchanger (T-03)

Air dari bak penampung (B-04) berfungsi sebagai make up


boiler, selanjutnya air diumpankan ke tangki kation exchanger (T-03).
Tangki ini berisi resin pengganti kation-kation yang terkandung dalam
air diganti ion H+ sehingga air yang akan keluar dari kation exchanger
adalah air yang mengandung anion dan ion H+. Dalam jangka waktu tertentu, kation resin ini
akan jenuh sehingga perlu regenerasi kembali dengan asam sulfat (H2SO4).

10. Anion Exchanger (T-04)

Air yang keluar dari tangki kation exchanger (T-03) kemudian


diumpankan ke tangki anion exchanger. Tangki ini berfungsi untuk
mengikat ion-ion negatif (anion) yang terlarut dalam air dengan resin
yang bersifat basa, sehingga anion-anion seperti CO3²¯, Cl- , dan SO4²¯
akan terikat dengan resin.
11. Unit Deaerator (DE)

Deaerasi adalah proses pembebasan air umpan boiler dari gasgas


yang dapat menimbulkan korosi pada boiler seperti oksigen (O2)
dan karbon dioksida (CO2). Air yang telah mengalami demineralisasi
(kation exchanger dan anion exchanger) dipompakan menuju
deaerator. Pada pengolahan air untuk (terutama) boiler tidak boleh
mengandung gas terlarut dan padatan terlarut, terutama yag dapat
menimbulkan korosi. Unit deaerator ini berfungsi menghilangkan gas
O2 dan CO2 yang dapat menimbulkan korosi. Di dalam deaerator
diinjeksikan bahan kimia berupa hidrazin (N2H2) yang berfungsi untuk
mengikat oksigen sehingga dapat mencegah terjadinya korosi pada tube boiler. Air yang keluar
dari deaerator dialirkan dengan pompa sebagai air umpan boile (boiler feed water).
12. Bak Air Pendingin B-05

Pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari


air yang telah digunakan dalam pabrik kemudian didinginkan dalam
cooling tower. Kehilangan air karena penguapan, terbawa udara
maupun dilakukannya blow down di cooling tower diganti dengan air
yang disediakan di bak air bersih.
Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif,
tidak menimbulkan kerak, dan tidak mengandung mikroorganisme
yang bisa menimbulkan lumut.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka kedalam air pendingin
diinjeksikan bahan-bahan kimia sebagai berikut :
a. Fosfat, berguna untuk mencegah timbulnya kerak.
b. Klorin, untuk membunuh mikroorganisme.
Thank you!

Please keep this slide for attribution


CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai