Anda di halaman 1dari 4

DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Gambar 4.22. Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah Cair


(Sumber: Bagian Waste Water Treatment Plant (WWTP) PT. CCBI Central Java , 2014)

JENIS DAN IDENTIFIKASI UNIT PROSSES LIMBAH CAIR


Limbah cair yang dihasilkan dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java yaitu berupa air bekas pencucian botol. Adapun Tahapan pengolahan
limbah cair di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yaitu:
1. Screening
Air limbah dari pabrik dialirkan ke Collector Tank yang dilewatkan
melalui screen yang dijalankan secara kontinyu. Screen berguna untuk
memisahkan material padatyang besarnya >3 mm particle size. Influent
(Air limbah) ini masih banyak bercampur dengan benda-benda asing
(plastik, crown, kayu, lumpur, oli, dll) yang dapat mengganggu kerja
peralatan.
2. Collector Tank
Collector Tank ini terdiri dari collector 1, 2, dan 3. Air dari limbah
produksi dikumpulkan ke dalam collector tank 1 kemudian disaring
sehingga masuk ke collector tank 2 dan disaring kembali ke colllector tank
3. Fungsi dari collector tank ini adalah untuk menyaring limbah padat
yang terkandung dalam air limbah tersebut, seperti plastik, crown, kayu
dan lainnya. Pada collector tank terdapat proses pemisahan padatan
tersuspensi menggunakan saringan atau pemisahan dengan pengendapan
dan pengapungan. Kemudian limbah dialirkan ke oil separator.
3. Oil Separator
Di dalam oil separator, limbah dipisahkan dari minyak, lemak, dan oli
(pelumas). Limbah dari collector tank dilewatkan melalui kisi-kisi atau
lamela dan menggunakan prinsip perbedaan berat jenis minyak dan air
maka minyak akan dapat terpisah dengan air. Setelah itu limbah ditransfer
ke equalization tank.
4. Equalization Tank
Equalization Tank berfungsi menyamakan kualitas dan sifat kimia dari
limbah sehingga tidak mempunyai fluktuasi kualitas yang besar dan
memudahkan pengolahan selanjutnya. Hal ini dikarenakan karakteristik

limbah secara kimia lebih kompleks sifatnya, kemungkinan fluktuasi


beban lebih dominan, bahkan dapat menghambat dalam sistem ICEAS.
5. Tangki ICEAS A dan B
Pada tangki ICEAS (Intermittent Cycle Extended Aeration System) ini
dilakukan proses penguraian limbah dengan sistem fermentasi aerobik.
Penggunaan tangki dilakukan secara bergantian. Proses yang terjadi di
dalam tangki ICEAS yaitu:
a. Aerasi
Proses Aerasi merupakan proses penambahan oksigen ke dalam
tangki. Penyediaan oksigen dilakukan oleh blower yang berada di
dasar tangki. Proses ini bertujuan untuk menyuplai kebutuhan oksigen
yang akan membantu aktifitas mikrobia aerob. Tanda-tanda aktifitas
bakteri atau mikroba antara lain tidak adanya bau menyengat pada
limbah, warna yang cenderung cerah atau kecokelatan, serta tidak
banyak muncul buih sebagai akibat tingginya kadar soda kaustik.
Kurangnya proses aerasi dapat memicu berkembangnya bakteri
anaerob yang dalam aktifitasnya menghasilkan gas amonia yang dapat
membunuh bakteri aerob.
b. Settling
Pada proses ini dilakukan pengendapan lumpur aktif atau sludge yang
berasal dari hasil penguraian bahan oleh bakteri, sehingga dapat
dihasilkan air limbah yang jernih. Di sini sludge akan mengendap dan
filtrat akan memisah.
c. Dekantasi
Dekantasi merupakan proses pemisahan filtrate dengan sludge
menggunakan decanter yang berfungsi secara otomatis.
6. Effluent tank
Di sini air sudah sesuai dengan baku mutu air yang dikehendaki.
Kemudian air jenrih disalurkan keluar tanpa membahayakan lingkungan
sekitarnya. Sebagian air digunakan untuk indikator (disalurkan ke kolam
bio indikator), sebagian lagi dibuang ke lingkungan (dialirkan ke sand

gravity), dan sebagian lagi ditampung untuk dimanfaatkan lagi (dialirkan


ke clarifier tank).
7. Clarifier Tank
Clarifier tank merupakan penampung effluent (keluaran limbah yang
sudah diolah) yang akan dimanfaatkan kembali (reuse water). Dalam
clarifier tank diinjeksi larutan klorin 5% untuk mengurangi jumlah
mikroba. Dan melarutkan warna air effluent (berasal dari sisa tannin teh)
agar lebih jernih. Air dari clarifier tank digunakan untuk hydrant,
garedening dan supply reuse water.
8. Buffer and Carbon Purifier Tank
Air dari Clarifier Tank di alirkan ke Buffer Tank, kemudian dipompa
ke Carbon Purifier Tank (berfungsi untuk menghilangkan klorin, bau asing
dan padatan terlarut). Dari Carbon Purifier Tank air dialirkan untuk
memenuhi keperluan cleaning bottling room dan dilewatkan sand filter
untuk penyaringan agar lebih jernih.
9. Sand filter gravity
Pada sand filter gravity ini terjadi proses penyaringan padatan terlarut
yang masih terikut selama proses dekantasi sehingga air limbah yang
dibuang lebih jernih. Sand filter gravity ini terdiri atas media saring yang
berupa silica dan batu kali. Tujuannya agar effluent dari limbah ini dapat
memiliki appearance yang lebih jernih dan terbebas dari kotoran, sehingga
layak dibuang ke lingkungan.
10. Bio Pond
Bio Pond adalah kolam yang di dalamnya terdapat sejumlah ikan
sebagai indikator aman atau tidaknya air hasil olahan limbah. Bio pond
bertujuan untuk mengetahui keadaan biologi air limbah, apakah limbah
tersebut masih mengandung zat beracun atau tidak. Jika ikan-ikan tersebut
mati, maka kemungkinan effluent dari proses limbah ini masih
mengandung bahan yang berbahaya bagi lingkungan sekitarnya, namun
apabila ikan masih bertahan hidup menandakan bahwa effluent (air hasil
olahan limbah) sudah aman untuk dibuang ke lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai