0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
114 tayangan4 halaman
Dokumen ini menjelaskan proses pengolahan limbah cair di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang terdiri dari 10 tahapan mulai dari screening, collector tank, oil separator, equalization tank, tangki ICEAS, effluent tank, clarifier tank, buffer dan carbon purifier tank, sand filter gravity, hingga bio pond. Proses ini bertujuan mengolah limbah cair dari pabrik menjadi air yang aman untuk dibuang ke lingkungan.
Dokumen ini menjelaskan proses pengolahan limbah cair di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang terdiri dari 10 tahapan mulai dari screening, collector tank, oil separator, equalization tank, tangki ICEAS, effluent tank, clarifier tank, buffer dan carbon purifier tank, sand filter gravity, hingga bio pond. Proses ini bertujuan mengolah limbah cair dari pabrik menjadi air yang aman untuk dibuang ke lingkungan.
Dokumen ini menjelaskan proses pengolahan limbah cair di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang terdiri dari 10 tahapan mulai dari screening, collector tank, oil separator, equalization tank, tangki ICEAS, effluent tank, clarifier tank, buffer dan carbon purifier tank, sand filter gravity, hingga bio pond. Proses ini bertujuan mengolah limbah cair dari pabrik menjadi air yang aman untuk dibuang ke lingkungan.
Gambar 4.22. Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah Cair
(Sumber: Bagian Waste Water Treatment Plant (WWTP) PT. CCBI Central Java , 2014)
JENIS DAN IDENTIFIKASI UNIT PROSSES LIMBAH CAIR
Limbah cair yang dihasilkan dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yaitu berupa air bekas pencucian botol. Adapun Tahapan pengolahan limbah cair di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yaitu: 1. Screening Air limbah dari pabrik dialirkan ke Collector Tank yang dilewatkan melalui screen yang dijalankan secara kontinyu. Screen berguna untuk memisahkan material padatyang besarnya >3 mm particle size. Influent (Air limbah) ini masih banyak bercampur dengan benda-benda asing (plastik, crown, kayu, lumpur, oli, dll) yang dapat mengganggu kerja peralatan. 2. Collector Tank Collector Tank ini terdiri dari collector 1, 2, dan 3. Air dari limbah produksi dikumpulkan ke dalam collector tank 1 kemudian disaring sehingga masuk ke collector tank 2 dan disaring kembali ke colllector tank 3. Fungsi dari collector tank ini adalah untuk menyaring limbah padat yang terkandung dalam air limbah tersebut, seperti plastik, crown, kayu dan lainnya. Pada collector tank terdapat proses pemisahan padatan tersuspensi menggunakan saringan atau pemisahan dengan pengendapan dan pengapungan. Kemudian limbah dialirkan ke oil separator. 3. Oil Separator Di dalam oil separator, limbah dipisahkan dari minyak, lemak, dan oli (pelumas). Limbah dari collector tank dilewatkan melalui kisi-kisi atau lamela dan menggunakan prinsip perbedaan berat jenis minyak dan air maka minyak akan dapat terpisah dengan air. Setelah itu limbah ditransfer ke equalization tank. 4. Equalization Tank Equalization Tank berfungsi menyamakan kualitas dan sifat kimia dari limbah sehingga tidak mempunyai fluktuasi kualitas yang besar dan memudahkan pengolahan selanjutnya. Hal ini dikarenakan karakteristik
limbah secara kimia lebih kompleks sifatnya, kemungkinan fluktuasi
beban lebih dominan, bahkan dapat menghambat dalam sistem ICEAS. 5. Tangki ICEAS A dan B Pada tangki ICEAS (Intermittent Cycle Extended Aeration System) ini dilakukan proses penguraian limbah dengan sistem fermentasi aerobik. Penggunaan tangki dilakukan secara bergantian. Proses yang terjadi di dalam tangki ICEAS yaitu: a. Aerasi Proses Aerasi merupakan proses penambahan oksigen ke dalam tangki. Penyediaan oksigen dilakukan oleh blower yang berada di dasar tangki. Proses ini bertujuan untuk menyuplai kebutuhan oksigen yang akan membantu aktifitas mikrobia aerob. Tanda-tanda aktifitas bakteri atau mikroba antara lain tidak adanya bau menyengat pada limbah, warna yang cenderung cerah atau kecokelatan, serta tidak banyak muncul buih sebagai akibat tingginya kadar soda kaustik. Kurangnya proses aerasi dapat memicu berkembangnya bakteri anaerob yang dalam aktifitasnya menghasilkan gas amonia yang dapat membunuh bakteri aerob. b. Settling Pada proses ini dilakukan pengendapan lumpur aktif atau sludge yang berasal dari hasil penguraian bahan oleh bakteri, sehingga dapat dihasilkan air limbah yang jernih. Di sini sludge akan mengendap dan filtrat akan memisah. c. Dekantasi Dekantasi merupakan proses pemisahan filtrate dengan sludge menggunakan decanter yang berfungsi secara otomatis. 6. Effluent tank Di sini air sudah sesuai dengan baku mutu air yang dikehendaki. Kemudian air jenrih disalurkan keluar tanpa membahayakan lingkungan sekitarnya. Sebagian air digunakan untuk indikator (disalurkan ke kolam bio indikator), sebagian lagi dibuang ke lingkungan (dialirkan ke sand
gravity), dan sebagian lagi ditampung untuk dimanfaatkan lagi (dialirkan
ke clarifier tank). 7. Clarifier Tank Clarifier tank merupakan penampung effluent (keluaran limbah yang sudah diolah) yang akan dimanfaatkan kembali (reuse water). Dalam clarifier tank diinjeksi larutan klorin 5% untuk mengurangi jumlah mikroba. Dan melarutkan warna air effluent (berasal dari sisa tannin teh) agar lebih jernih. Air dari clarifier tank digunakan untuk hydrant, garedening dan supply reuse water. 8. Buffer and Carbon Purifier Tank Air dari Clarifier Tank di alirkan ke Buffer Tank, kemudian dipompa ke Carbon Purifier Tank (berfungsi untuk menghilangkan klorin, bau asing dan padatan terlarut). Dari Carbon Purifier Tank air dialirkan untuk memenuhi keperluan cleaning bottling room dan dilewatkan sand filter untuk penyaringan agar lebih jernih. 9. Sand filter gravity Pada sand filter gravity ini terjadi proses penyaringan padatan terlarut yang masih terikut selama proses dekantasi sehingga air limbah yang dibuang lebih jernih. Sand filter gravity ini terdiri atas media saring yang berupa silica dan batu kali. Tujuannya agar effluent dari limbah ini dapat memiliki appearance yang lebih jernih dan terbebas dari kotoran, sehingga layak dibuang ke lingkungan. 10. Bio Pond Bio Pond adalah kolam yang di dalamnya terdapat sejumlah ikan sebagai indikator aman atau tidaknya air hasil olahan limbah. Bio pond bertujuan untuk mengetahui keadaan biologi air limbah, apakah limbah tersebut masih mengandung zat beracun atau tidak. Jika ikan-ikan tersebut mati, maka kemungkinan effluent dari proses limbah ini masih mengandung bahan yang berbahaya bagi lingkungan sekitarnya, namun apabila ikan masih bertahan hidup menandakan bahwa effluent (air hasil olahan limbah) sudah aman untuk dibuang ke lingkungan.