(a) (b)
(a) Tampak depan dan (b) Tampak dalam
Gambar 4 Pump Station
b) Bar Screen dan Fine Screen
Bar screen memiliki fungsi yang hampir sama dengan Fine Screen yang
dapat dilihat pada Gambar 5 yaitu digunakan untuk menyaring kotoran
berukuran besar yang masih ikut terbawa dalam air limbah, seperti sampah
plastik, ranting, kerikil, dan lain-lain. Penyaringan secara berlapis dilakukan
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sistem pemompaan ataupun
perpipaan. Ukuran saluran pada unit ini yaitu memiliki panjang 6 meter dengan
lebar 1 meter. Sementara, screen yang digunakan memiliki lebar 0,8 meter,
tinggi 2,5 meter, dengan kemiringan sudut sebesar 75o.
(a) (b)
Gambar 5 (a) Fine Screen dan (b) Bar Screen
c) Grit Chamber
Grit chamber merupakan unit yang digunakan untuk memisahkan zat-zat
yang bersifat mengendap dan melayang pada air limbah. Zat-zat yang
mengendap seperti pasir akan dikumpulkan dan masuk ke dalam Sand Trap.
Unit ini dilengkapi dengan scrapper yang berfungsi untuk menyapu busa,
lemak, dan minyak yang melayang pada air limbah. Zat-zat yang melayang
tersebut kemudian akan masuk ke dalam Leachate Chamber.
Pada unit Grit Chamber juga terjadi proses kimia untuk menjaga kestabilan
nilai pH air limbah. Pengaturan nilai pH dilakukan dengan cara menambahkan
NaOH dan H3PO4 yang akan dipompakan dari ruang dosing. Nilai pH air
limbah harus dalam kondisi normal dengan nilai 7, karena apabila air limbah
bersifat terlalu asam atau basa akan mempengaruhi jalannya proses pengolahan
air limbah secara biologis pada unit Food Chain Reactor (FCR). Unit Grit
Chamber dapat dilihat pada Gambar 6.
Pada bagian atas reaktor terdapat rak tanaman dengan jenis tanaman yang
ditumbuhkan beragam, seperti Canna indica, Wrightia religiosa, dan lain-lain.
Penempatan rak tanaman pada reaktor dibuat berselang-seling dengan
biomodul. Unit FCR memanfaatkan media akar tanaman dan biomodul sebagai
tempat tumbuh dan melekatnya mikroorganisme untuk menguraikan senyawa
polutan dalam air limbah. Adapun biomodul dan unit FCR di Waste Water
Treatment Plant II PT Jababeka Infrastruktur dapat dilihat pada Gambar 9.
(a) (b)
Gambar 9 (a) Biomodul dan (b) Food Chain Reactor pada Waste Water
Treatment Plant II PT Jababeka Infrastruktur
f) Flocculation
Pada unit flokulasi terjadi proses secara kimia berupa pemberian polimer
sintetis atau Poly Alumunium Chloride (PAC) agar lumpur aktif yang
terkandung dalam air limbah dari unit FCR dapat saling berikatan dan
membentuk flok-flok yang lebih besar. Lumpur aktif tersebut akan lebih mudah
mengendap dan dipisahkan dengan air limbah pada unit proses selanjutnya.
Penambahan polimer diikuti dengan pengadukan lambat agar terjadi proses
pencampuran secara merata. Unit Flokulasi dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Flocculation
g) Clarifier
Clarifier merupakan unit yang berfungsi untuk memisahkan flok-flok yang
terbentuk pada proses sebelumnya dengan prinsip sedimentasi atau
pengendapan. Pada unit ini terjadi proses pengendapan lumpur aktif yang
kemudian akan diresirkulasi ke unit Food Chain Reactor (FCR) sebagai return
sludge. Sementara kelebihannya serta lumpur yang masih mengandung lemak
akan melayang sebagai flok-flok kecil pada permukaan unit Clarifier akan
disapu oleh scrapper dan dipompakan menuju unit pengelolaan lumpur yaitu
Sludge Thickener Tank (STT). Kecepatan scrapper pada unit ini diatur agar
berjalan lambat atau perlahan. Hal ini bertujuan agar pergerakan scrapper
tersebut tidak akan menimbulkan riak atau gelombang pada air limbah yang
telah diolah sehingga proses pengendapan dalam unit ini dapat berjalan secara
optimal.
Unit clarifier pada di Waste Water Treatment Plant II PT Jababeka
Infrastruktur berbentuk persegi panjang dengan kedalaman 5 meter. Di unit ini
dilakukan pengecekan transparansi dan pengukuran ketinggian lumpur secara
rutin dalam rentang waktu tertentu. Unit clarifier menghasilkan air limbah
yang sudah lebih jernih dan tidak mengandung lumpur. Air limbah yang telah
diolah mengalir menuju overflow effluent lalu dialirkan ke kanal effluent.
Adapun unit Clarifier beserta overflow effluent dapat dilihat pada Gambar 11.
(a) (b)
Gambar 11 (a) Clarifier dan (b) Overflow effluent
h) Kolam Kontrol
Air limbah hasil dari unit Clarifier sebelum dibuang ke badan air dialirkan
melalui kanal effluent menuju kolam kontrol. Pada kolam kontrol terdapat
ultrasonic flow meter yang berfungsi untuk mengukur aliran air limbah yang
keluar. Air limbah dalam unit ini dipastikan sudah jernih dan tidak
mengandung mikroorganisme hidup sehingga aman saat dibuang ke Sungai
Cileumah Abang. Kolam kontrol di Waste Water Treatment Plant II PT
Jababeka Infrastruktur dapat dilihat pada Gambar 12.
(a) (b)
Gambar 14 (a) Copolymer acrylamide tank dan (b) mesin Belt Filter Press
c) Sludge Drying Area (SDA)
Sludge drying area (Gambar 15) merupakan tempat untuk mengeringkan
cake sludge dengan memanfaatkan panas matahari. Cake sludge akan
mengalami proses evaporasi yaitu penguapan kadar air sehingga dapat
mengurangi kadar air dalam cake sludge. Setelah cake sludge mengering
dikumpulkan dalam jumbo bag yang kemudian akan diangkut sebagai limbah
B3 oleh pihak ketiga yaitu PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).
(a) (b)
Gambar 15 (a) Sludge drying area dan (b) Pengemasan dalam jumbo bag