Anda di halaman 1dari 16

STANDAR TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH PT

KARSA PRIMAPERMATA NUSA

A. DESKRIPSI KEGIATAN USAHA / KEGIATAN


1) IDENTITAS PEMRAKARSA
• Nama Perusahaan : PT. Karsa Prima Permata Nusa
• Jenis Badan Hukum : Swasta
• Alamat Kantor : Jl. Veteran No 1-B, Kelurahan Gg Buntu,
Kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara
• Bidang Usaha : Pertambangan Komoditas Kerikil Berpasir Alami;
Pengolahan Pemurnian (Stone Crusher ) dan Produksi
Paving Block, Concrete Ready Mix dan Concrete Piles.
• No Izin Lingkungan : 660-409/11/DPMP2TSP/2018
• Nama Penanggung Jawab : Tjhin Ten Chun
• Luas Lahan WIUP : 9,903 Ha di Sungai Wampu
: 39,917 Ha di daratan
• Sumber Air Bersih :Air Sumur
• Sumber Air Limbah : Non Produksi (Kegiatan Domestik )

2) JENIS DAN KAPASITAS RENCANA USAHA DAN/ / ATAU KEGIATAN

PT. Karsa PrimaPermata Nusa (KPPN) adalah perusahaan dengan kegiatan utama usahanya
adalah pertambangan pasir dan galian C serta pembuatan paving block yang berkedudukan di Desa
Perhiasan, Kecamatan Selesei, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. PT.Karsa
PrimaPermata Nusa telah memiliki dokumen UKL-UPL dengan persetujuan ijin lingkungan
Nomor 660-409/IL/DPMP2TSP yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu. Luas lahan yang digunakan sebagai usaha atau kegiatan meliputi
WIUP seluas ±9,903 Ha di Sungai Wampu dan ±39,917 Ha daratan. Lahan yang ada di daratan
diperuntukkan sebagai lahan sarana dan prasarana Pengolahan Pemurnian (Stone Crusher), Batuan
dan penyimpanan dan pemanfaatan fly ash untuk produksi paving block, ready mix concrete dan
concrete piles.

3) JENIS DAN JUMLAH BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN


Bahan baku (raw material) adalah bahan berwujud yang digunakan dalam proses produksi,
bahan-bahan yang diperoleh dari hasil pengerukan atau penambangan di Sungai Wampu Bahan
baku dari kegiatan industry batching plant ini adalah batuan dari hasil galian , semen, agregat
(kerikil, batu pecah dan pasir), fly ash, serta air yang akan disaring dan diolah menjadi paving

1
block. Selain itu, PT.Karsa Prima Permata juga melakukan produksi Ready Mix Concrete dengan
menggunakan beberapa mesin dan alat yang sudah diperhitungkan waktunya, mulai dari menakar
bahan-bahan material agar sesuai dengan volumenya hinggar proses pengisian Ready mix concrete
yang sudah jadi ke truk mixer.
Spesifikasi dan sumber bahan baku yang digunakan untuk kegiatan operasional seperti
tabel berikut :

Tabel 1. Spesifikasi dan Sumber Bahan Baku PT.Karsa Prima Permata Nusa
NO BAHAN BAKU SPESIFIKASI KETERANGAN
1 Semen Semen PC jenis-1 Jenis semen curah
2 Air Air bersih yang tidak mengandung Bersumber dari
minyak sumur bor
3 Kerikil/batu pecah 1-2 cm dan/atau 2-3 cm Stone Crusher
4 Pasir Keras, tahan lama dan bersih Pihak ketiga
Sumber : PT.Karsa PrimaPermata Nusa (2018)

4) PROSES USAHA ATAU KEGIATAN YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN


LIMBAH
a. Proses Pertambangan dan Pengolahan Pemurnian (Stone Crusher)
Proses utama kegiatan PT. Karsa PrimaPermata Nusa adalah proses pertambangan dan
pengolahan pemurnian (stone crusher), sedangkan untuk proses penunjang usaha berupa
pembuatan atau produksi paving block, concrete ready mix, dan concrete piles. Pada proses
operasional utama yaitu penambangan ada beberapa tahapan yang akan dilakukan, yaitu :
• Pengerukan
Kegiatan Pengerukan dilakukan di Sungai Wampu. Kegiatan pengerukan dilakukan
kurang lebih 1,5 meter dan tidak sampai ke dasar tanah, dimana kedalaman batuan
sekitar 2-2,5 meter, sehingga tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Pengerukan dilakukan dengan menggunakan eksvakator, kemudian diangkut dengan
truk ke lokasi penimbunan (stock file). Diperkirakan volume maksimal galian batuan
yang mampu di keruk dari lokasi penambangan untuk 2 eksvakator adalah
387m³/hari.
• Penyimpanan
Batu galian yang diangkut dari sungai untuk sementara disimpan di stok piles untuk
mengantisipasi jika sungai banjir atau kondisi alam tidak aman untuk dilakukan
pengerukan di sungai. Lokasi penyimpanan stock pile yang tersedia adalah 31000m².
• Penyaringan / Ayakan
Ayakan (screen) merupakan peralatan yang berfungsi untuk menyaring dan
memisahkan batu sesuai dengan ukurannya serta membentuk gradasi produk. Screen

2
pada umumnya terbuat dari kawat baja yang dianyam, dan bidang persegi empat yang
terletak diantara dua buah kawat yang dianyam menentukan ukuran batu yang dapat
lolos melewatinya.
• Pemecahan (Stone Crusher)
Proses pengolahan pemurnian batuan dilakukan menggunakan stone crusher dengan
kombinasi mesin jaw crusher dan jaw crusher. Kombinasi kedua mesin ini mampu
mengolah batu dengan kapasitas produksi mencapai 45 ton/jam atau sekitar 270
ton/hari atau setara dengan 150 m³/hari dengan operasional efektif kerja sekitar 6
jam/hari, sehingga dengan 2 unit stone crusher bisa menghasilkan 300m³/hari. .

MEMASUKKAN MATERIAL
AGREGAT YANG TELAH
DITAKAR KE DALAM BIN DEBU

MEMASUKKAN BAHAN
ADITIF KE DALAM BIN

MEMASUKKAN AIR KE
DALAM BIN

MEMASUKKAN MATERIAL DEBU


SEMEN KE DALAM BIN

DICAMPUR DAN DIADUK


HINGGA HOMOGEN KEBISINGAN

DITUANG KE DALAM TRUK


MOLEN KEBISINGAN
Gambar 1. Alur Produksi

b. Sumber Air dan Kebutuhan Air


Sumber air untuk kegiatan industri PT.Karsa PrimaPermata Nusa berasal dari sumur bor
untuk MCK kegiatan perkantoran sedangkan untuk kegiatan di oprasional seperti
pencucian material di ambil dari sungai Sei Wampu sedangkan untuk kegiatan domestic
para karyawan diperoleh dari sumur bor. Untuk kebutuhan kegiatan operasional PT.Karsa
PrimaPermata Nusa yaitu pada saat proses penyaringan menggunakan air sungai Wampu
dan untuk kebutuhan air per hari sekitar 81m³/. Adapun rincian kebutuhan air sebagai
berikut :
• Untuk produksi proses penyiraman bahan baku diperlukan air sebesar 36 m³/hari.
• Untuk produksi batching plant diperlukan air sebesar 37 m³/hari.

3
• Untuk kegiatan domestic karyawan diperlukan air sebesar 8 m³/ hari.

Tabel 2. Rekapitulasi Kebutuhan Air


No Jenis Kegiatan Penggunaan Air (m3/hari)
1. Produksi Bahan Baku 36,5
2. Produksi Batching Plant 37
3. Aktivitas Karyawan 8
Total Penggunaan Air 81
Sumber: Perhitungan Konsultan, 2022

c. Neraca Air
Penggunaan air bersih dalam operasional Mess digunakan untuk keperluan domestik atau
rumah tangga. Sesuai dengan PermenLHK No. 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik bahwa air limbah domestik yang dihasilkan dari skala rumah tangga dan
usaha dan atau kegiatan berpotensi mencemari lingkungan.

KEBUTUHAN AIR
81m³/HARI

36 m³/HARI 8 m³/HARI 37 m³/HARI

PROSES PENYIRAMAN KAMAR MANDI / BATCHING PLANT


BATU/BAHAN BAKU WC KARYAWAN (READY MIX)
100 % 60 %
20 %

Estimasi Sisa Air


= 36 m3 + 4,8 m3 + 7,4 m3
= 48.2 m3/hari

Gambar 2. Neraca Penggunaan Air

d. Fluktuasi atau Kontinuitas Produksi Air Limbah


Proses pengerukan dan produksi semen siap pakai (ready mix), penyiraman bahan baku
pasir dan batu memerlukan air yang berasal dari Sungai Wampu, sedangkan
penggunaan untuk kegiatan domestik berasal dari air sumur bor. Volume limbah cair
yang dihasilkan dari kegiatan operasional dan domestic diasumsikan sebagai berikut :

4
Limbah Cair Operasional = (100% * 36 m³/hari) + (20% * 37 m³/hari)
= 36 m³/hari + 7,4 m³/hari
= 43,4 m³/hari
Limbah Cair Domestik = (60% *8 m³/hari)
= 4.8 m³/hari

B. Baku Mutu Air Limbah


1. Karakteristik Air Limbah

Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri Batching Plant atau Pengolahan Semen
Siap Pakai (Ready Mix) PT. Karsa Prima Permata Nusa dikategorikan sebagai limbah padat,
limbah cair, polutan gas dan limbah B3. Limbah cair yang dihasilkan selama kegiatan operasional
PT. Karsa Prima Permata Nusa berupa limbah cair domestik dan limbah cair dari proses produksi.
Limbah cair domestik merupakan limbah cair dari aktivitas karyawan dan kegiatan sanitasi
lingkungan kerja. Limbah cair domestik berupa tinja dan air kemih dialirkan ke septic tank,
sedangkan sisa air pemakaian domestik lainnya dialirkan ke saluran drainase. Limbah cair dari sisa
proses produksi pemurnian(screening) bahan baku pasir dan batu dialirkan langsung ke Sungai
Wampu.

2. Baku Mutu Air Limbah Domestik

Baku mutu air limbah domestik dan kegiatan operasional yang dilakukan secara berkala pada
tahun 2021 adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Baku Mutu Air Limbah Domestik

Standar
No Parameter Unit
Baku Mutu
1 pH mg/L 6-9
2 BOD mg/L 30
3 COD mg/L 100
4 TSS mg/L 30
5 Minyak dan Lemak mg/L 5
6 Amoniak (NH3) mg/L 10
7 Total Coliform mg/L 3000
8 Debit mg/L 100

C. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


1) Rencana Pengelolaan Lingkungan

Kegiatan operasional PT.Karsa Prima Permata Nusa menghasilkan air limbah yang terdiri
dari air limbah domestic dan air limbah operasional. Air limbah domestic yaitu air limbah dari

5
kegiatan karyawan dan aktivitas kamar mandi, sedangkan air limbah operasional berasal dari
Industri Batching Plant. Bentuk upaya pengelolaan lingkungan hidup adalah :

• Air limbah domestic disalurkan ke unit septictank dan dilakukan pengurasan secara priodik
oleh pihak ketiga.
• Adanya saluran air yang dibangun untuk pembuangan benda cair yang berasal dari lokasi
PT.KPPN menuju saluran drainase umum.

2) Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah


Karakteristik air limbah yang akan diolah merupakan air limbah domestik yang bersumber
dari penggunaan air rumah tangga. Air limbah domestik mengandung sebagian besar zat
organik, partikel padat berupa pasir/tanah, dan coliform yang merupakan mikroorganisme
patogen di dalam air limbah. Untuk menurunkan zat pencemar di dalam air limbah domestik
maka pengolahan air limbah yang efektif digunakan ialah sistem aerob-anaerob. Pengolahan
air limbah dengan sistem aerob-anaerob dapat menurunkan kadar zat pencemar di dalam air
limbah sehingga aman untuk dibuang ke drainase

3) Rencana Pemantauan Lingkungan


a. Titik Penaatan Outlet Air Bersih :
Titik Penaatan dilakukan uji sampling di lokasi outlet air sumur yaitu di titik
3°21’59,8’’LU dan 098°25’53’’BT
b. Titik Pemantauan Badan Air Permukaan
Titik Pemantauan badan air permukaan dilakukan di Sungai Wampu dengan titik
koordinat 3°37’44,7’’ Lintang Utara dan 98°22’17,04’’ Bujur Timur.
c. Teknologi sistem pengolahan air limbah
Karakteristik air limbah yang akan diolah merupakan air limbah domestik yang
bersumber dari penggunaan air rumah tangga. Air limbah domestik mengandung
sebagian besar zat organik, partikel padat berupa pasir/tanah, dan coliform yang
merupakan mikroorganisme patogen di dalam air limbah. Untuk menurunkan zat
pencemar di dalam air limbah domestik maka pengolahan air limbah yang efektif
digunakan ialah sistem aerob-anaerob. Pengolahan air limbah dengan sistem aerob-
anaerob dapat menurunkan kadar zat pencemar di dalam air limbah sehingga aman
untuk dibuang ke drainase.
d. Mutu Air pada Badan Air Permukaan yang Dipantau
Mutu Air pada Badan Permukaan yang dipantau adalah bagian hulu sungai Wampu
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , Lampiran VI
mengenai Baku Mutu Air Nasional Sungai Kelas 2 . Adapun parameter yang wajib
dipantau adalah sebagai berikut :

6
No Parameter Unit Kelas 2
1 Padatan tersuspensi total (TSS) Mg/L 50
2 Padatan terlarut total (TDS) Mg/L 1000
3 Derajat Keasaman (pH) Mg/L 6-9
4 Kebutuhan oksigen biokimiawi Mg/L 3
(BOD)
5 Kebutuhan Oksigen Kimiawi Mg/L 25
(COD)
6 Amoniak (sebagai N) Mg/L 0.2
7 Minyak dan Lemak ug/L 1000
8 Fecal Coliform MPN/100 mL 1.000
9 Total Coliform MPN/100 mL 5.000
10 Seng (Zn) Mg/L 0,05
11 Kadmium (Cd) Mg/L 0,01
12 Timbal (Pb) Mg/L 0.03
13 Air Raksa (Hg) Mg/L 0,002
14 Arsen (As) Mg/L 0,05
15 Tembaga (Cu) Mg/L 0,02
16 Florida (F) Mg/L 1,5
17 Pospat Mg/L 0,2
18 Sulfat(SO₄) Mg/L 300
19 Sianida(CN) Mg/L 0,02
20 Kobalt (Co) Mg/L 0,2
21 Selenium (Se) Mg/L 0,05
22 Boron (B) Mg/L 1
23 Krom Heksavalen (Cr⁶) Mg/L 0,05
24 Klorin Bebas (Cl₂) Mg/L 0,03

Tabel 4. Baku Mutu Badan Air Permukaan

e. Frekuensi Pemantauan
Pemantauan dilakukan selama kegiatan operasional beroperasi dengan frekuensi
pemantauan kualitas badan air permukaan paling sedikit dilakukan 1 kali setiap 6
bulannya.

7
D. Sistem Tanggap Darurat

a). Unit Penanggung Jawab

Untuk tanggap darurat pada kegiatan operasional PT. Karsa Prima Permata Nusa akan
dinaungi oleh karyawan khusus dibagian pengelolaan limbah untuk tanggap darurat pada
sistem pengolahan air limbah. Pemrakarsa kegiatan menugaskan karyawan khusus untuk
bertanggung jawab dalam pengendalian pencemaran air serta penanggung jawab operasional
pengolahan air limbah.

b). Prosedur Tanggap Darurat

Prosedur tanggap darurat diuraikan sebagai berikut :

1) Apabila hasil analisa air limbah melebihi standar baku mutu maka akan dilakukan
pemeriksaan pada kolam reservoar, selanjutnya akan dilakukan penanganan sesuai
penyimpangan yang ditemukan.
2) Apabila terjadi kecelakaan kerja di lokasi pengelolaan air limbah, maka diberikan
pertolongan pertama di tempat kejadian, selanjutnya akan dibawa ke unit gawat
darurat rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

E. Internalisasi Biaya
Berdasarkan perencanaan biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaan lingkungan khususnya air
limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional PT. Karsa Prima Permata Nusa seperti
diuraikan pada tabel berikut :

No Kategori Jenis Pengadaan Biaya


1 Biaya Pemantauan Uji Laboratorium 7.000.000/6 bulan
2 Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan mesin 2.500.000/tahun
3 Biaya Pembangunan Pembangunan TPS Limbah B3 30.000.000
Tabel 5. Internalisasi Biaya

8
II. STANDART KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi untuk kegiatan pengendalian pencemaran dari kegiatan ini adalah
sebagai berikut :

Komisaris

Direktur

Sekretaris Bendahara

Manager Marketing Manager Operasional

Security Karyawan Penanggungjawab


Pengelolaan Lingkungan

Gambar 3. Struktur Organisasi


2. Sumber Daya Manusia
Sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan Perundang-Undangan di bidang lingkungan
hidup, penanggungjawab kegiatan setelah diterbitkan SLO akan menyediakan :
a) Penanggungjawab Pengendalian Pencemaran Air yang bersertifikasi
b) Penanggungjawab Operasional Pengelolaan Air Limbah yang bersertifikasi

9
III. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Sistem manajemen lingkungan merupakan sebuah system yang mencakup struktur organisasi,
tanggungjawab, perencanaan kegiatan, dan peraturan-peraturan atau kebijakan perusahaan
terhadap lingkungan dalam hal ini khususnya terkait dengan pengelolaan air limbah domestic yang
dihasilkan dari kegiatan operasional PT. Karsa PrimaPermata Nusa. Adapun uraian system
manajemen lingkungan yang direncanakan oleh prakarsa kegiatan diuraikan pada tabel di bawah
ini :

No Uraian Sistem Manajamen Penjelasan Berdasarkan Rencana Kegiatan


Lingkungan
a. Perencanaan
Ruang lingkup system Sistem Manajemen Lingkungan ditetapkan
manajemen lingkungan dan dilaksanakan pada area lokasi kegiatan
khususnya pada area pengolahan air limbah
Kebijakan pengendalian Kebijakan yang diambil oleh
pencemaran air penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan
dalam hal pengelolaan lingkungan adalah
komitmen melakukan pengolahan air
limbah untuk pemenuhan baku mutu yang
telah ditetapkan
Komitmen terhadap Penanggungjawab usaha atau kegiatan
pengendalian pencemaran berkomitmen untuk melakukan pengolahan
air air limbah yang dihasilkan dari kegiatan
operasional PT. Karsa PrimaPermata Nusa
Struktur organisasi yang Unit kerja dalam pelaksanaan pengolahan
menangani pengendalian air limbah yang berada di bawah
pencemaran air pengawasan yang telah diuraikan pada
dokumen itu
Penanggungjawab Penanggung jawab usaha atau kegiatan akan
pelaksanaan pengelolaan menugaskan karyawan khusus untuk
air limbah penanggungjawab pengendalian
pencemaran air serta penanggungjawab
operasional pengolahan air limbah yang
memiliki sertifikat kompetensi.
Penentuan aspek Penentuan kebijakan berdasarkan aspek
penetapan kebijakan regulasi
pengendalian pencemaran
air
Memiliki akses terhadap Penanggungjawab usaha atau kegiatan
kewajiban penataan memiliki kewenangan dalam menentukan
menetapkan kebijakan kebijakan terkait pengelolaan air limbah
pengendalian pencemaran dengan mengacu kepada regulasi serta izin
air yang telah diterbitkan.
Menentukan resiko dan 1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang
peluang yang perlu terjadi saat proses pengolahan air limbah
ditangani dilakukan dalam kondisi tidak normal :
a. Proses kegiatan pengolahan air limbah
dalam kondisi tidak normal di inventarisasi
sesuai prosedur.

10
b. Tingkat bahaya akibat proses pengolahan
air limbah dilakukan dalam kondisi tidak
normal ditentukan sesuai prosedur.
2. Mengidentifikasi potensi bahaya yang
terjadi dalam kerusakan alat :
Perencanaan penanganan 1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi
resiko serta evaluasi standar baku mutu maka :
efektifitas ➢ Melakukan pemeriksaan di reservoir,
selanjutnya dilakukan penanganan
sesuai penyimpangan.
➢ Pemeriksaan air limbah Efluent setiap
bulan.
Menetapkan sasaran Dalam hal pengelolaan lingkungan
penetapan kebijakan khususnya terhadap pengolahan air limbah
pengendalian pencemaran penanggungjawab usaha atau kegiatan akan
air menetapkan kebijakan melalui SOP
pengoperasian, perawatan serta tanggap
darurat.

B. Pelaksanaan
Menentukan sumber daya Sistem pengolahan air limbah sudah
yang diisyaratkan untuk ditentukan oleh penanggungjawab usaha
penerapan dan atau kegiatan melalui kajian standar teknis
pemeliharaan system ini.
manajemen lingkungan
terkait pengendalian
pencemaran air
Menetapkan, menerapkan System komunikasi internal dan eksternal
dan memelihara proses akan ditetapkan pada SOP yang akan
yang dibutuhkan untuk disusun nantinya
komunikasi internal dan
eksternal
Menetapkan, menerapkan Skema proses secara rinci sudah diuraikan
dan mengendalikan proses pada kajian standar teknis ini
pengendalian operasi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan
Sistem Manajemen
lingkungan terkait dengan
pengendalian pencemaran
air
C. Pemeriksaan
Memantau, mengukur, Pada kajian standar teknis ini sudah
menganalisa dan ditentukan bentuk-bentuk pemantauan
mengevaluasi kinerja dan terhadap system pengolahan air limbah,
menetapkan kebijakan kolam resapan dan kualitas air tanah.
pengendalian pencemaran
air
Mengevaluasi pemenuhan Dari hasil pemantauan berdasarkan data
terhadap kewajiban primer, akan dilakukan evaluasi kinerja
penataan serta untuk menentukan bentuk kebijakan yang
menetapkan kebijakan akan diambil oleh penanggungjawab
pengendalian pencemaran kegiatan
air
D. Tindakan

11
Melakukan tindakan Prosedur tanggap darurat diuraikan sebagai
untuk menangani berikut :
ketidaksesuaian 1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi
standar baku mutu maka :
➢ Melakukan pemeriksaan di reservoar,
selanjutnya dilakukan penanganan
sesuai penyimpangan.
➢ Pemeriksaan seluruh mesin dan
peralatan reservoar
➢ Pemeriksaan air limbah Efluent setiap
bulan.
Melakukan tindakan Perbaikan secara berkelanjutan
perbaikan berkelanjutan dilaksanakan dengan berpedoman dengan
terhadap system SOP yang akan disepakati nantinya.
manajamen lingkungan
yang sesuai dan efektif
serta meningkatkan
kinerja pengendalian
pencemaran air

12
LAMPIRAN

1. HASIL UJI SAMPLING AIR BERSIH SUMBER AIR SUMUR TAHUN 2022

13
2. SERTIFIKAT AKREDITASI PT. NUSA LABORATORIUM INDONESIA

14
Lampiran 3. Alir Proses Kegiatan PT.Karsa PrimaPermata Nusa

T
Sungai
Lokasi Material St. Timbangan Material Material Bahan
St. Ayakan Pemilahan
Penggalian Truk Truk bahan

ENDAPAN

A B C

Sungai Wampu SPLIT

STONE CRUSHER

ABU BATU

PAVING BLOCK

15
16

Anda mungkin juga menyukai