Anda di halaman 1dari 82

Pertambangan Mineral Bauksit

PT. Kurnia Jaya Raya

BAB III
RENCANA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA


Rencana pengelolaan terhadap komponen atau parameter lingkungan
hidup yang mengalami perubahan mendasar sesuai dengan studi ANDAL
pertambangan bauksitoleh PT. Kurnia Jaya Raya di Desa Kampung Baru
kabupaten Sanggau, berdasarkan pada beberapa hal yang dipandang
strategis untuk dikelola dengan mempertimbangkan :
 Dampak penting yang dikelola terutama ditujukan pada komponen
lingkungan hidup menurut hasil evaluasi dampak akibat adanya
rencana usaha/kegiatan.
 Dampak penting yang dikelola adalah dampak yang tergolong banyak
menimbulkan Dampak penting turunan (dampak sekunder, tersier dan
seterusnya).
 Dampak penting yang dikelola adalah dampak yang apabila dicegah
akan membawa pengaruh lanjutan pada dampak penting turunan.
Adapun dampak penting beserta komponen lingkungan yang akan
dikelola adalah sebagai berikut :

3.2. TAHAP PRA KONSTRUKSI


3.2.1. Penyelesaian Perizinan
Pada kegiatan penyelesaian perizinan pada tahap pra konstruksi ini
diprakirakan tidak terdapat dampak penting yang harus dikelola karena
tidak adanya dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini.
3.2.2. Sosialisasi Rencana Proyek
Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana kegiatan pembangunan pertambangan bauksit oleh
PT. Kurnia Jaya Raya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
persepsi masyarakat, khususnya masyarakat di desa sekitar wilayah
studi. Umumnya mendapat respon positif dimasyarakat, yakni persepsi
masyarakat sangat mendukung dan positif dengan rencana tersebut.
Masyarakat berpendapat bahwa dengan dibangunnya pertambangan
bauksit di desa mereka, maka desa mereka akan mengalami kemajuan
dan kesejahteraan hidup masyarakat akan meningkat dengan sendirinya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan Persepsi Masyarakat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 1


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Sosialisasi Kepada Masyarakat
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Adanya kesalah pahaman masyarakat dalam menerima sosialisasi
tentang pemberdayaan masyarakat yang dikaitkan dengan kegiatan
pertambangan yang dapat mengakibatkan munculnya persepsi/sikap
perilaku masyarakat yang bersifat negatif dalam menerima sosialisasi
tentang pemberdayaan masyarakat tersebut.
- Timbulnya perubahan persepsi dan sikap perilaku masyarakat akibat
tidak adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
sosial kemasyarakatan dalam sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat
adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kurang dipahaminya sosialisasi program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan milik warga
masyarakat.
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak dilibatkannya partisipasi warga masyarakat dalam
program pemberdayaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada seluruh
lapisan masyarakat khususnya dalam hal sosialisasi program
pemberdayaan masyarakat
- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas
(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat tentang
program pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan oleh
pihak perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para tokoh masyarakat
dan warga masyarakat dalam bentuk sosialisasi rencana akan
dilaksanakannya program pemberdayaan masyarakat oleh pihak
perusahaan
- Melibatkan partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan program
pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 2


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang terdapat di desa-


desa studi dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk merealisasikan kegiatan
dilapangan
Pendekatan Kelembagaan :
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Camat, Kepala Desa,
dan Lembaga kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang telah
dilingkup dalam batas wilayah studi, yaitu Desa Kampung Baru
Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dua kali : sebelum dan selama sosalisasi Proyek.
- Dua kali : sebelum dan selama proses Proyek.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat.
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Kabupaten Sanggau.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 3


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,


Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

3.2.3. Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi pada tahap pra konstruksi ini diprakirakan tidak
terdapat dampak penting yang harus dikelola karena berdasarkan tingkat
besaran dampak masih tergolong kecil sehingga tidak perlu dilakukan
pengelolaan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 4


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

3.2.4. Program Corporate Social Responsibility (CSR)


Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana kegiatan pembangunan pertambangan bauksit oleh
PT. Kurnia Jaya Raya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
persepsi masyarakat, khususnya masyarakat di desa sekitar wilayah
studi. Umumnya mendapat respon positif dimasyarakat, yakni sikap dan
persepsi masyarakat sangat mendukung dan positif dengan rencana
tersebut. Masyarakat berpendapat bahwa dengan dibangunnya
pertambangan bauksit di desa mereka, maka desa mereka akan
mengalami kemajuan dan kesejahteraan hidup masyarakat akan
meningkat dengan sendirinya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan Persepsi Masyarakat
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Program CSR
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Timbulnya perubahan persepsi/sikap perilaku masyarakat akibat
adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
sosial kemasyarakatan dalam kegiatan CSR
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat
adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kurang difahaminya program CSR yang
dilaksanakan oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan milik warga
masyarakat.
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak dilibatkannya partisipasi warga masyarakat dalam
program CSR
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada seluruh
lapisan masyarakat khususnya dalam hal sosialisasi program CSR
- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas
(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat tentang
program CSR yang akan dilaksanakan oleh pihak perusahaan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 5


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pendekatan Sosial Ekonomi :


- Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para tokoh masyarakat
dan warga masyarakat dalam bentuk sosialisasi rencana akan
dilaksanakannya program CSR oleh pihak perusahaan
- Melibatkan partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan program CSR
yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
- Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang terdapat di desa-
desa studi dalam kegiatan program CSR yang dilaksanakan oleh pihak
perusahaan.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk merealisasikan kegiatan
dilapangan
Pendekatan Kelembagaan :
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Camat, Kepala Desa,
dan Lembaga kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan program
CSR
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang telah
dilingkup dalam batas wilayah studi, yaitu Desa Kampung Baru
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dua kali : sebelum dan selama proses program CSR.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat.
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 6


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah


Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 7


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

3.2.5. Pembebasan Lahan


Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana kegiatan pembangunan pertambangan bauksit oleh PT.
Kurnia Jaya Raya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
persepsi masyarakat, khususnya masyarakat di desa sekitar wilayah
studi. Umumnya mendapat respon positif dimasyarakat, yakni sikap dan
persepsi masyarakat sangat mendukung dan positif dengan rencana
tersebut. Masyarakat berpendapat bahwa dengan dibangunnya
Penambangan bauksit di desa mereka, maka desa mereka akan
mengalami kemajuan dan kesejahteraan hidup masyarakat akan
meningkat dengan sendirinya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan Persepsi Masyarakat
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Pembebasan lahan
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Munculnya ketidakpuasan warga masyarakat sehingga menimbulkan
perubahan persepsi masyarakat terkait dengan kegiatan pembebasan
lahan oleh pihak perusahaan.
- Timbulnya perubahan persepsi/sikap perilaku masyarakat akibat tidak
adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
sosial kemasyarakatan dalam kegiatan pembebasan lahan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat
adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kegiatan pembebasan lahan yang dilaksanakan
oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan milik warga
masyarakat.
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak dilibatkannya partisipasi warga masyarakat dalam
kegiatan pembebasan lahan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada seluruh
lapisan masyarakat khususnya dalam hal kegiatan pembebasan lahan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 8


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas


(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat tentang
kegiatan pembebasan lahan yang akan dilaksanakan oleh pihak
perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para tokoh masyarakat
dan warga masyarakat dalam bentuk sosialisasi rencana akan
dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan oleh pihak perusahaan
- Melibatkan partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan pembebasan
lahan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
- Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang terdapat di desa-
desa studi dalam kegiatan pembebasan lahan yang dilaksanakan oleh
pihak perusahaan.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk merealisasikan kegiatan
dilapangan
Pendekatan Kelembagaan :
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Camat, Kepala Desa,
dan Lembaga kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang telah
dilingkup dalam batas wilayah studi, yaitu Desa Kampung Baru
Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dua kali : sebelum dan selama kegiatan pembebasan lahan.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat.
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 9


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten


Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 10


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di


Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

3.3. TAHAP KONTRUKSI


3.3.1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Komponen Sosial Budaya
1. Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana penerimaan tenaga kerja dalam kegiatan
pembangunan pertambangan bauksit oleh PT. Kurnia Jaya Raya
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap persepsi
masyarakat, khususnya masyarakat di desa sekitar wilayah studi.
Umumnya mendapat respon positif dimasyarakat, yakni sikap dan
persepsi masyarakat sangat mendukung dan positif dengan rencana
tersebut. Masyarakat berpendapat bahwa dengan dibangunnya
Penambangan bauksit di desa mereka, maka desa mereka akan
mengalami kemajuan dan kesejahteraan hidup masyarakat akan
meningkat dengan sendirinya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan Persepsi Masyarakat
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Mobilisasi tenaga kerja
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Munculnya ketidakpuasan warga masyarakat sehingga
menimbulkan perubahan persepsi masyarakat terkait dengan
kegiatan penerimaan tenaga kerja oleh pihak perusahaan.
- Timbulnya perubahan persepsi/sikap perilaku masyarakat akibat
tidak adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan
lembaga sosial kemasyarakatan dalam kegiatan penerimaan
tenaga kerja
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi
masyarakat adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kegiatan penerimaan tenaga kerja yang
dilaksanakan oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 11


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif


sebagai akibat tidak dilibatkannya partisipasi warga masyarakat
dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan penerimaan tenaga kerja secara transparan.
- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas
(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat
tentang kegiatan penerimaan tenaga kerja yang akan
dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para tokoh
masyarakat dan warga masyarakat dalam bentuk sosialisasi
rencana akan dilaksanakannya kegiatan penerimaan tenaga kerja
oleh pihak perusahaan
- Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang terdapat di desa
studi dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja yang dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Camat, Kepala
Desa, dan Lembaga kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan
penerimaan tenaga kerja.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang
telah dilingkup dalam batas wilayah studi, yaitu Desa Kampung Baru
Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dua kali : sebelum dan selama kegiatan mobilisasi tenaga
kerja.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 12


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 13


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan


Mineral di Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

2. Perubahan Struktur Masyarakat


Adanya rencana pihak perusahaan PT. Kurnia Jaya Raya akan
merekrut warga masyarakat desa untuk dipekerjakan di perusahaan
pertambangan bauksit di Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan struktur
masyarakat, yakni struktur masyarakat desa yang dulunya terdiri dari
berbagai lapisan sosial dengan bekerja sebagai petani, buruh, dll
dengan pola hidup sederhana, hemat, lebih banyak berkumpul
dengan anggota keluarganya, dan lebih mementingkan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi atau kelompok, namun dengan
mereka direkrut sebagai tenaga kerja di perusahaan pertambangan
bauksit, maka diperkirakan akan dapat merubah struktur/lapisan
sosial masyarakat menjadi masyarakat yang bersifat konsumtif, tidak
ada waktu untuk berkumpul dan bercengkerama dengan anggota
keluarganya, dan lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan orang lain.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan Struktur Masyarakat
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
perubahan struktur masyarakat adalah :
 Mobilisasi Tenaga Kerja
Tolok Ukur Dampak
Perubahan sistim kekerabatan dalam keluarga dan masyarakat
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Memperbaiki dan menambah wawasan kinerja masyarakat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 14


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi :
- Melakukan sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat tentang
pertambangan
- Memberikan gambaran tentang perbaikan lingkungan setelah
pertambangan
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar
pertambangan, mengenai kinerja pertambangan
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi dalam
melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan kegiatan
melalui pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Membentuk divisi yang menangani masalah kemasyarakatan
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang
telah dilingkup dalam batas wilayah studi, Desa Kampung Baru
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan sesegera mungkin, per triwulan atau
secara intensif sesuai dengan kondisi factual dilapangan setelah
kegiatan mobilisasi tenaga kerja.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 15


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten


Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 16


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

3.3.2. Mobilisasi Peralatan


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada tahap konstruksi untuk kualitas
udara adalah pengunaan alat berat dan pembakaran bahan bakar untuk
alat berat, pembuatan jalan yang diperkirakan akan menimbulkan
pencemaran udara akibat debu dan perubahan kualitas udara akibat
pembangunan infrastruktur lainnya. Pergerakan alat-alat berat tersebut
berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara yang
berasal dari emisi maupun debu yang bertebaran di sepanjang jalan yang
akan dilalui. Dari beberapa jenis alat berat tersebut yang nantinya
beroperasi adalah dump truck. Environment Data Book (1990)
menginformasikan bahwa emisi dump truck adalah sekitar 1,34 (g
CO/detik, 7,83 (g NO2/detik dan 0,464 (g debu/detik). Intensitas dampak
dapat diperhitungkan berdasarkan waktu kerja, berapa kali pengangkutan
dan jarak tempuh. Pergerakan alat-alat berat tersebut akan
mengakibatkan terjadinya ceceran tanah, rusaknya lahan yang dilalui
kendaraan, dan bertebarannya debu di wilayah tapak proyek. Dampak
pergerakan alat berat sendiri terhadap gas buangan, selain debu, dengan
prediksi penggunaan bahan bakar total sekitar 480 liter solar per hari atau
20 liter / kendaraan / hari, akan menghasilkan gas buangan seperti pada
tabel berikut ini.

TABEL 3.1.
Prediksi Jenis Gas Buangan Selain Debu Pada Alat Berat
Pada Kegiatan Mobilisasi Peralatan, Kendaraan dan Bahan Bakar

Konsentrasi (µg/m3) pada jarak (m)


Jenis Gas Buangan
200 400 600 1000 2000
Sox 3,6 3,1 0,2 0,1 0,0
NOx 0,6 0,5 0,1 0,0 0,0
Debu 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0
Sumber : Rau Wooten, 1980

Adanya operasi kendaraan bermotor pada Tahap Konstruksi berpotensi


menimbulkan penurunan kualitas udara ambien yang dapat menimbulkan
dampak sekunder berupa gangguan kesehatan masyarakat dan dampak
tersier berupa keresahan masyarakat serta timbulnya persepsi negatif
masyarakat terhadap proyek.
Dampak Penting Yang Dikelola
kualitas udara ambien dan meningkatnya kebisingan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
menurunnya kualitas udara ambien dan meningkatnya kebisingan :
 Mobilisasi peralatan
Tolok Ukur Dampak

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 17


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Gas buangan dari sumber bergerak (kendaraan dan peralatan berat) dan
partikel debu serta suara kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk mengantisipasi potensi terjadinya peningkatan sumber polutan
kendaraan bermotor melebihi Baku Mutu Udara Ambien Nasional serta
suara kebisingan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang rapat di kiri dan
kanan jalan disekitar pemukiman masyarakat dan Camp perusahaan.
- Melakukan pengukuran kualitas udara ambien disekitar pemukiman
yang dilalui jalan perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan semua truk
pengangkut meterial tambang yang melalui jalan umum dengan
memasang terpal penutup bak truk sehingga sebaran/ceceran debu
dapat dihindari
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan pendekatan
teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
Kegiatan menjaga kualitas udara ambien dilaksanakan oleh pihak
perusahaan melalui unit-unit organisasi yang sudah ada atau dengan
membentuk satu unit organisasi yang khusus menangani pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sekitar pemukiman masyarakat dan Camp perusahaan.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Periode pengelolaan lingkungan dilakukan 3 bulan sekali bila musim
kemarau dan enam bulan sekali bila musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 18


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral di
Provinsi Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 19


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

3.3.3. Pembangunan Jalan Tambang


Komponen Fisik Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada tahap konstruksi untuk
kualitas udara adalah pengunaan alat berat dan pembakaran bahan
bakar untuk alat berat, pembuatan jalan yang diperkirakan akan
menimbulkan pencemaran udara akibat debu dan perubahan kualitas
udara akibat pembangunan infrastruktur lainnya. Pergerakan alat-alat
berat tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan
kualitas udara yang berasal dari emisi maupun debu yang bertebaran
di sepanjang jalan yang akan dilalui. Dari beberapa jenis alat berat
tersebut yang nantinya beroperasi adalah dump truck. Environment
Data Book (1990) menginformasikan bahwa emisi dump truck adalah
sekitar 1,34 (g CO/detik, 7,83 (g NO2/detik dan 0,464 (g debu/detik).
Intensitas dampak dapat diperhitungkan berdasarkan waktu kerja,
berapa kali pengangkutan dan jarak tempuh. Pergerakan alat-alat
berat tersebut akan mengakibatkan terjadinya ceceran tanah,
rusaknya lahan yang dilalui kendaraan, dan bertebarannya debu di
wilayah tapak proyek. Dampak pergerakan alat berat sendiri terhadap
gas buangan, selain debu, dengan prediksi penggunaan bahan bakar
total sekitar 480 liter solar per hari atau 20 liter / kendaraan / hari,
akan menghasilkan gas buangan seperti pada tabel berikut ini.

TABEL 3.2.
Prediksi Jenis Gas Buangan Selain Debu Pada Alat Berat
Pada Kegiatan Mobilisasi Peralatan, Kendaraan dan Bahan Bakar

Jenis Gas Konsentrasi (µg/m3) pada jarak (m)


Buangan 200 400 600 1000 2000
Sox 3,6 3,1 0,2 0,1 0,0
NOx 0,6 0,5 0,1 0,0 0,0
Debu 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0
Sumber : Rau Wooten, 1980

Adanya operasi kendaraan bermotor pada Tahap Konstruksi


berpotensi menimbulkan penurunan kualitas udara ambien yang
dapat menimbulkan dampak sekunder berupa gangguan kesehatan
masyarakat dan dampak tersier berupa keresahan masyarakat serta
timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap proyek.
Dampak Penting Yang Dikelola
kualitas udara ambien dan meningkatnya kebisingan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
menurunnya kualitas udara ambien dan meningkatnya kebisingan
lokasi studi.
 Pembangunan Jalan Tambang

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 20


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tolok Ukur Dampak


Gas buangan dari sumber bergerak (kendaraan dan peralatan berat)
dan partikel debu serta suara kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk mengantisipasi potensi terjadinya peningkatan sumber polutan
kendaraan bermotor melebihi Baku Mutu Udara Ambien Nasional
serta suara kebisingan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang rapat di kiri
dan kanan jalan disekitar pemukiman masyarakat dan Camp
perusahaan.
- Melakukan pengukuran kualitas udara ambien disekitar
pemukiman yang dilalui jalan perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan
semua truk pengangkut meterial tambang yang melalui jalan
umum dengan memasang terpal penutup bak truk sehingga
sebaran/ceceran debu dapat dihindari
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan
pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
Kegiatan menjaga kualitas udara ambien dilaksanakan oleh pihak
perusahaan melalui unit-unit organisasi yang sudah ada atau dengan
membentuk satu unit organisasi yang khusus menangani
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sekitar pemukiman masyarakat dan Camp perusahaan.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Periode pengelolaan lingkungan dilakukan pada triwulan sekali
bila musim kemarau dan enam bulan sekali bila musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 21


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten


Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 22


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi


Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
2. Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pembangunan jalan tambang yang menghilangkan vegetasi
dan tanah penutup akan mengakibatkan terbawanya tanah ke
perairan yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan
terjadinya penurunan kuantitas biota perairan dan penurunan
produktiftas perairan. Apabila sungai-sungai yang ada adalah
merupakan sumber air bagi masyarakat dan lahan untuk kegiatan
perairan air tawar, maka dampak lanjutannya adalah akan terjadinya
ketegangan di masyarakat dan menimbulkan sikap dan persepsi
negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan pertambangan bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu kegiatan pembersihan lahan
pada tahap konstruksi ini harus dilakukan pengelolaan dan
pemantauannya untuk meminimalkan dampaknya. Parameter
kualitas air yang berubah akibat drainase dari bukaan tambang dan
penimbunan tanah dan pengelolaan tailing adalah pH, dan TSS,.
Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak langsung
akibat kegiatan penambangan kegiatan pengambilan tanah pucuk
dan kegiatan penyimpanan dan distribusi bahan bakar.
Dampak Penting Yang Dikelola
Kualitas air permukaan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
menurunnya kualitas air permukaan
 Pembangunan Jalan Tambang
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan fisik pembangunan jalan
tambang, atau penggunaan sumber daya air untuk menunjang
kegiatan fisik sehingga menurunkan kualitasnya di saat masuk ke
badan perairan kembali
Tolok Ukur Dampak
- Tidak terjadinya perubahan kualitas air permukaan di lokasi
ditandai dengan melalui kasat mata yaitu kejernihan air dan
kandungan fisik kimia yang dibawah baku mutu berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
- Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut
menggunakan sumber daya perairan tersebut, terhadap
perubahan kualitas air sungai.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 23


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Tidak adanya gejala-gejala penyakit, yang disebabkan oleh


adanya penurunan kualitas air sungai yang bersangkutan
(waterborne diseases).

TABEL 3.3.
Parameter Fisika dan Kimia Air Sungai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air

Kelas Mutu Air


No Parameter Uji Satuan
I II
A. Fisika
1. Temperatur o
C 3 3
2. Residu Terlarut ( TDS ) mg/L 1000 1000
3. Residu Tersuspensi (TSS) mg/L 50 50
4. Warna Skala TCU (-) (-)
5. Turbidity Skala NTU (-) (-)
B. Kimia Anorganik
1. pH - 6-9 6–9
2. BOD mg/L 2 3
3. COD mg/L 10 25
4. DO mg/L 6 4
5. Total fosfat sebagai P mg/L 0,2 0,2
6. Nitrat (NO3) mg/L 10 10
7. Nitrit (NO2) mg/L 0,06 0,06
8. Amoniak (NH4) mg/L 0,5 (-)
9. Besi ( Fe ) mg/L 0,3 (-)
10. Mangan ( Mn ) mg/L 0,1 (-)
11. Seng ( Zn ) mg/L 0,05 0,05
12. Tembaga ( Cu ) mg/L 0,02 0,02
13. Cadmium ( CSR ) mg/L 0,01 0,01
14. Timbal ( Pb ) mg/L 0,03 0,03
15. Arsen ( As ) mg/L 0,05 1
16. Merkuri ( Hg ) Mg/L 0,001 0,002
17. Khromium Total (Cr-T) mg/L 0,05 0,05
18. Khlorida ( Cl ) mg/L 600 600
19. Sianida ( CN ) mg/L 0,2 0,2
20. Flourida ( F ) mg/L 0,5 1,5
21. Khlorida Bebas (Cl2) mg/L 0,03 0,03
22. Sulfat ( SO4 ) mg/L 400 (-)
23. Belerang ( H2S ) mg/L 0,002 0,002
24 Selenium (Se) mg/L 0,01 0,05
25 Barium (Ba) mg/L 1 (-)
26 Boron (Br) mg/L 1 1
27 Kobal (Co) mg/L 0,2 0,2
28 Kalsium (Ca) mg/L 200
C. Kimia Organik
1. Minyak dan Lemak Ug/L 1 1
2. Deterjen sebagai MBAS Ug/L 0,2 0,2
3. Fenol Ug/L 0,001 0,001
D. Mikro Biologi
1. Fecol Coliform Jml/100mL 100 1000
2. Total Coliform Jml/100mL 1000 5000
Catatan : - Kelas I : Air untuk air baku air minum
- Kelas II : Air untuk prasarana/sarana rekreasi air, budidaya ikan

Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Mencegah masuknya sedimen hasil erosi ke badan sungai
(streamflow)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 24


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya


epidemic waterborne diseases pada warga masyarakat di sekitar
wilayah studi.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi :
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/
greenbelt di sepanjang sungai yang ada. Pendekatan ini dapat
dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk melakukan
aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan sempadan
sungai/jalur hijau.
- Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan, melalui
pengerasan dan perataan permukaan jalan yang telah
mengalami kerusakan/erosi, agar mengurangi run off /aliran
permukaan yang dapat membawa transpor sedimen pada badan
perairan / sungai terdekat.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar
lokasi pertambangan, mengenai pentingnya perlindungan dan
pelestarian tanah dan air, kawasan lindung dan sempadan
sungai.
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi dalam
melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal.
Pendekatan Kelembagaan :
Kegiatan menjaga kualitas air sungai dilaksanakan oleh pihak
perusahaan melalui unit-unit organisasi yang sudah ada atau dengan
membentuk satu unit organisasi yang khusus menangani
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sungai-sungai sesuai pada saat pengambilan sampel.
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung terkena
dampak dari kegiatan
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan terhadap badan perairan di sungai-sungai sesuai pada
saat pengambilan sampel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, dilakukan per triwulan atau secara
intensif sesuai dengan kondisi faktual di lapangan, atau apabila
terjadi pelaporan atau keluhan dari warga yang turut menggunakan
sumber daya sungai tersebut.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 25


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan


Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya.

 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
 Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
 Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 26


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
 Muspika Toba Kabupaten Sanggau
 Lembaga Desa setempat.

3.3.4. Pembersihan Lahan (land clearing)


A. Komponen Fisik Kimia
1. Meningkatnya Laju Erosi Tanah dan Sedimentasi
Potensi terjadinya erosi serta hilangnya lapisan tanah pucuk
(topsoil) merupakan dampak akibat kegiatan
pembukaan/pembersihan lahan yang akan dilaksanakan dan
meliputi pembersihan semak-semak, penebangan pohon-pohon,
pemilihan dan pengumpulan batang, cabang dan ranting, dan
pengangkutan hasil pembersihan dan penebangan tersebut.
Pembukaan/pembersihan lahan dilakukan secara bertahap yaitu
pertama tama untuk keperluan areal pembangunan fasilitas
penunjang tambang. Setelah pembangunan fasilitas penunjang
tambang selesai maka pembukaan/pembersihan lahan untuk
areal baru akan dilakukan Besarnya erosi dari areal-areal yang
akan dibuka/dibersihkan dihitung dengan menggunakan
persamaan USLE. Dampak erosi akan belangsung dalam waktu
yang relatif singkat yaitu sampai dengan saat pelaksanaan
pemadatan tapak proyek. Pada saat kegiatan pembersihan
pohon-pohon dilakukan dengan cara dicabut dengan
menggunakan tripper atau didorong dengan bulldozer akan
mengakibatkan berubahnya sifat kimia tanah dan rusaknya
solum tanah, yaitu berupa terbaliknya atau tercampurnya lapisan
tanah atas dengan lapisan tanah bawah yang banyak
mengandung kwarsa yang bersifat racun. Apabila hal ini terjadi,
maka lapisan tanah pucuk tidak dapat digunakan lagi untuk
penanaman tanaman sehingga perlu dilakukan pemulihan
dengan rekayasa penyuburan tanah. Selain itu erosi juga
berpotensi untuk merubah bentang alam akibat naiknya volume
limpasan air di permukaan tanah. Sistem drainase akan
dikonstruksi sedemikian rupa untuk menampung air limpasan
tersebut. Limpasan air ini akan diarahkan ke kolam-kolam
sedimen sebelum dialirkan ke sungai. Peningkatan volume air
limpasan yang masuk ke sungai/badan air berpotensi
meningkatkan konsentrasi padatan tersuspensi (TSS) dan
kekeruhan air sungai untuk sementara waktu, khususnya selama
musim hujan.
Dampak Penting Yang Dikelola

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 27


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Laju erosi tanah dan sedimentasi


Sumber Dampak
 Pembersihan Lahan

Tolok Ukur Dampak


Terjadi peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi (TSS) pada
badan sungai.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Prinsipnya usaha pengendalian dampak erosi dan sedimentasi
dengan tujuan sebagai berikut :
- Memperbesar resistensi permukaan tanah dari tumbukan
curah hujan.
- Memperbesar kapasitas infiltrasi tanah.
- Meredusir lajunya aliran permukaan (run off).
- Memperbesar resistensi tanah.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Cara vegetatif dengan memanfaat bagian-bagian dari
tanaman dalam melindungi tanah terhadap tumbukan
langsung curah hujan, memperbesar kafasitas infiltrasi dan
meredusir aliran permukaan dengan melakukan penanaman
tanaman penutup tanah.
- Cara mekanik, yang meliputi: pembuatan jalur-jalur
pengaliran air (water ways), pembuatan selokan/parit dan
melakukan pengolahan tanah.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melibatkan warga masyarakat di sekitar pertambangan
dalam kegiatan pembuatan dan pemeliharaan saluran
drainase serta penanaman tanaman penutup tanah.
- Melibatkan masyarakat di sekitar pertambangan dalam
pengadaan bibit-bibit tanaman untuk kegiatan rehabilitasi
dan pengayaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Membentuk divisi pengelolaan lingkungan yang bertanggung
jawab terhadap pelestarian lingkungan di wilayah studi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan dalam areal kegiatan
pertambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 28


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pengelolaan dilakukan per triwulan, atau sewaktu-waktu apabila


diperlukan.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya.
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 29


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan


Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
2. Komponen Biologi
1. Menurunnya Keanekaragaman Jenis Fauna
Hilangnya flora yang berfungsi/bernilai ekologis di lokasi kegiatan
pertambangan bauksit, akan merusak komponen biologi dalam
ekosistem, jenis-jenis vegetasi/flora yang berfungsi ekologi
sebagai ruang untuk mencari makan (feeding), berlindung
(covering), berkembang biak (breeding) bagi fauna darat yang
ada akan hilang. Sehingga fauna darat yang terdapat dilokasi
studi yang sebelumnya memang sedikit, karena di lokasi yang
akan dijadikan lokasi kegiatan/proyek sudah rusak akibat dari
kegiatan illegal logging dan illegal mining yang dilakukan oleh
masyarakat. Selain itu sewaktu kegiatan proyek pertambangan
berlangsung akan meningkatkan kebisingan dan menurunkan
kualitas udara ambien akibat alat pertambangan dan lalu lintas
kendaraan proyek. Kondisi ini menyebabkan fauna darat akan
pergi mencari tempat baru yang lebih cocok sebagai habitat
barunya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Penurunan keanekaragaman jenis fauna
Sumber Dampak
 Pembersihan lahan
Tolok Ukur Dampak
Indeks Keanekaragaman (diversity index/H), Indeks Dominansi
(C), Indeks Kemerataan (pielou`s evenness index/e) dan Indeks
Kekayaan Jenis (species richness index/d) Jenis Fauna Darat
pada rona lingkungan hidup awal .
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
- Mengurangi dampak penurunan kenekaragaman jenis
fauna di wilayah studi sebagai akibat kegiatan pada tahap
konstruksi. Di samping itu, merupakan upaya untuk
membentuk kembali ekosistim yang telah rusak akibat
kegiatan sebelumnya.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 30


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Meningkatkan keragaman jenis vegetasi penutup tanah


pada lahan-lahan yang terbuka, sehingga mempunyai
fungsi konservasi terhadap tanah dan air, serta mempunyai
nilai ekonomi bagi masyarakat.
- Mengoptimalkan fungsi jalur hijau (greenbelt), dan
revegetasi pada lahan yang rusak/tidak produktif.

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi :
- Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi,
dengan tidak melakukan penebangan.
- Pembuatan papan informasi yang berisi larangan
menebang jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis lain di
areal kegiatan, di sepanjang sempadan sungai dan
kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung.
- Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora
yang dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang
berbatasan dengan kawasan lindung, sempadan sungai
dan di tapak studi.
- Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-jenis
vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa yang ada,
sehingga mempunyai ruang untuk mencari makan
(feeding), berlindung (covering), berkembang biak
(breeding).
- Memasang papan pengumuman dilarang berburu binatang
di tempat-tempat strategis.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga masyarakat yang berkeinginan untuk
melakukan penanaman flora dalam upaya menjaga
keragaman flora yang ada di wilayah studi.
- Melakukan pendekatan persuasif kepada warga
masyarakat, untuk tidak melakukan tindakan yang
menyebabkan hilangnya jenis-jenis flora yang dilindungi
dan berfungsi ekologi, di kawasan kebun, sempadan
sungai dan kawasan yang berbatasan dengan kawasan
lindung.
- Mengalokasikan pembiayaan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut di atas
Pendekatan Kelembagaan :
- Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa atau divisi
pengelolaan lingkungan di pihak pemrakarsa, yang

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 31


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

bertanggung jawab terhadap pemeliharaan terhadap


keutuhan flora dan fauna di sekitar wilayah pertambangan
- Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi teknis
terkait dalam upaya perlindungan dan pelestarian jenis-
jenis fauna yang dilindungi di sekitar wilayah studi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada wilayah yang masuk dalam lokasi studi, yaitu Desa
Kampung Baru Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per triwulan atau secara intensif
terus menerus.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Provinsi
Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 32


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Lembaga Desa setempat.


 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Provinsi
Kalimantan Barat.
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat

3.3.5. Pembangunan Sarana dan Prasarana


A. Komponen Fisik Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada tahap konstruksi untuk
kualitas udara adalah pengunaan alat berat dan pembakaran
bahan bakar untuk alat berat, pembuatan jalan yang
diperkirakan akan menimbulkan pencemaran udara akibat debu
dan perubahan kualitas udara akibat pembangunan
infrastruktur lainnya. Pergerakan alat-alat berat tersebut
berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara
yang berasal dari emisi maupun debu yang bertebaran di
sepanjang jalan yang akan dilalui, serta meningkatnya suara
kebisingan
Adanya operasi kendaraan bermotor pada tahap konstruksi
berpotensi menimbulkan penurunan kualitas udara ambien
yang dapat menimbulkan dampak sekunder berupa gangguan
kesehatan masyarakat dan dampak tersier berupa keresahan
masyarakat serta timbulnya persepsi negatif masyarakat
terhadap proyek.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 33


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Dampak Penting Yang Dikelola


Perubahan kualitas udara ambien dan meningkatnya
kebisingan

Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
terhadap Perubahan kualitas udara ambien dan meningkatnya
kebisingan lokasi studi.
 Pembangunan sarana dan prasarana
Tolok Ukur Dampak
Mengukur tingkat pencemaran kualitas udara ambien dan
meningkatnya kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mengendalikan perubahan pencemaran udara yang
dikarenakan proses penambangan maupun pengoperasian
peralatan berat yang digunakan dalam pembangunan
sarana dan prasarana
- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya
airborne diseases pada warga masyarakat di sekitar
wilayah studi.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di
sepanjang sempadan jalan dan pemukiman yang ada
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/greenbelt di sepanjang jalan yang ada.
Pendekatan ini dpat dilakukan dengan pengadaan papan
larangan untuk melakukan aktivitas apapun yang bersifat
merusak kawasan jalur hijau
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan
semua truk pengangkut meterial tambang yang melalui
jalan umum dengan memasang terpal penutup bak truk
sehingga sebaran/ceceran debu dapat dihindari
- Secara bersama-sama turut menjaga kawasan sempadan
jalan
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan
pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 34


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang
dilaksanakan oleh instansi teknis terkait
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat
dalam upaya mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan
lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sempadan jalan pada pemungkiman dan areal jalan
tambang
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung
terkena dampak dari kegiatan pertambangan Bauksit.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Periode pengelolaan lingkungan dilakukan pada triwulan
sekali bila musim kemarau dan enam bulan sekali bila
musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya
Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 35


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan


Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabuapten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat
2. Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pembersihan lahan untuk pembangunan sarana
prasarana yang menghilangkan vegetasi dan tanah penutup
akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan yang
dibawa oleh hujan.
Dampak Penting Yang Dikelola
Gangguan kualitas air permukaan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
terhadap gangguan kualitas air permukaan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 36


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Pembangunan sarana dan prasarana


Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan
material yang dipergunakan dalam kegiatan fisik, atau
penggunaan sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik
sehingga menurunkan kualitasnya di saat masuk ke badan
perairan kembali
Tolok Ukur Dampak
Tidak terjadinya perubahan kualitas air permukaan di lokasi
ditandai dengan melalui kasat mata yaitu kejernihan air dan
kandungan fisik kimia yang dibawah baku mutu berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengendalikan dan mempertahankan integritas perairan sungai
yang bersangkutan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
akan sumber daya air yang layak, yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di
sepanjang sempadan sungai yang ada, dan melakukan
tindakan konservasi tanah dan air seperti pada teknik
pengelolaan dampak peningkatan laju erosi dan longsor.
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan papan
larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang bersifat
merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
- pembuatan saluran tertutup disekitar blok tambang yang
berfungsi sebagai sediment trap.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar
perkebunan, mengenai pentingnya perlindungan dan
pelestarian tanah dan air, kawasan lindung dan sempadan
sungai.
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi
dalam melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan kegiatan
melalui pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 37


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi


pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang
dilaksanakan oleh instansi teknis terkait
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat
dalam upaya mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan
lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sungai-sungai ditempat pengambilan sampel.
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung
terkena dampak dari kegiatan
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan terhadap badan perairan di sungai-sungai sesuai
pada saat pengambilan sampel, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dilakukan per
triwulan atau secara intensif sesuai dengan kondisi faktual di
lapangan, atau apabila terjadi pelaporan atau keluhan dari
warga yang turut menggunakan sumber daya sungai tersebut.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya
Raya.
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 38


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi


Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat

B. Komponen Biologi
1. Menurunnya Keanekaragam Jenis Flora
Berubahnya tata guna lahan, karena kegiatan pembersihan
lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur
mengakibatkan hilangnya flora yang secara alami tumbuh di
lokasi kegiatan pertambangan. Kondisi ini akan mengubah
struktur dan komposisi flora yang selanjutnya dapat menurunkan
keberadaan keanekaragaman jenis/komunitas vegetasi di
wilayah studi. Selanjutnya dengan adanya kegiatan pembukaan
lahan, yang akan menghilang beberapa jenis vegetasi penutup
lahan. Jenis vegetasi pada lokasi sebelum kegiatan adalah
merupakan hutan dan lahan perkebunan milik perusahaan lain.
Dampak Penting Yang Dikelola
Penurunan keanekaragaman jenis flora darat
Sumber Dampak

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 39


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Pembangunan sarana prasarana

Tolok Ukur Dampak


Indeks Keanekaragaman (diversity index/H) dan Indeks
Dominansi (C), jenis Flora pada rona lingkungan hidup awal.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
- Mengurangi dampak penurunan kenekaragaman jenis flora
di wilayah studi sebagai akibat kegiatan pada tahap
konstruksi. Di samping itu, merupakan upaya untuk
membentuk kembali ekosistim yang telah rusak akibat
kegiatan sebelumnya.
- Mengoptimalkan fungsi jalur hijau (greenbelt), dan
revegetasi pada lahan yang rusak/tidak produktif.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi,
dengan tidak melakukan penebangan.
- Pembuatan papan informasi yang berisi larangan
menebang jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis lain di
areal kegiatan, di sepanjang sempadan sungai dan
kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung.
- Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora
yang dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang
berbatasan dengan kawasan lindung, sempadan sungai
dan di tapak studi.
- Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-jenis
vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa yang ada,
sehingga mempunyai ruang untuk mencari makan
(feeding), berlindung (covering), berkembang biak
(breeding).
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga masyarakat yang berkeinginan untuk
melakukan penanaman flora dalam upaya menjaga
keragaman flora yang ada di wilayah studi.
- Melakukan pendekatan persuasif kepada warga
masyarakat, untuk tidak melakukan tindakan yang
menyebabkan hilangnya jenis-jenis flora yang dilindungi
dan berfungsi ekologi, di sempadan sungai dan kawasan
yang berbatasan dengan kawasan lindung.
- Mengalokasikan pembiayaan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut di atas

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 40


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pendekatan Kelembagaan :
- Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa atau divisi
pengelolaan lingkungan di pihak pemrakarsa, yang
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan terhadap
keutuhan flora sekitar wilayah pertambangan
- Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi teknis
terkait dalam upaya perlindungan dan pelestarian jenis-
jenis flora yang dilindungi di sekitar wilayah studi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada wilayah yang masuk dalam lokasi studi, yaitu Desa
Kampung Baru Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per triwulan atau secara intensif
terus menerus.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 41


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Provinsi


Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Provinsi
Kalimantan Barat.
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat

2. Keanekaragaman Jenis Fauna


Hilangnya flora yang berfungsi/bernilai ekologis di lokasi kegiatan
pertambangan emas alluvial, akan merusak komponen biologi
dalam ekosistem, jenis-jenis vegetasi/flora yang berfungsi
ekologi sebagai ruang untuk mencari makan (feeding),
berlindung (covering), berkembang biak (breeding) bagi fauna
darat yang ada akan hilang. Sehingga fauna darat yang terdapat
dilokasi studi yang sebelumnya memang sedikit, karena di lokasi
yang akan dijadikan lokasi kegiatan/proyek sudah rusak akibat
dari kegiatan illegal logging dan illegal mining yang dilakukan
oleh masyarakat. Selain itu sewaktu kegiatan proyek
pertambangan berlangsung akan meningkatkan kebisingan dan
menurunkan kualitas udara ambien akibat alat pertambangan
dan lalu lintas kendaraan proyek. Kondisi ini menyebabkan
fauna darat akan pergi mencari tempat baru yang lebih cocok
sebagai habitat barunya.
Dampak Penting Yang Dikelola

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 42


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Penurunan keanekaragaman jenis fauna

Sumber Dampak
 Pembanguann sarana prasarana
Tolok Ukur Dampak
Indeks Keanekaragaman (diversity index/H), Indeks Dominansi
(C), Indeks Kemerataan (pielou`s evenness index/e) dan Indeks
Kekayaan Jenis (species richness index/d) Jenis Fauna Darat
pada rona lingkungan hidup awal.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
- Mengurangi dampak penurunan kenekaragaman jenis fauna
di wilayah studi sebagai akibat kegiatan pada tahap
konstruksi. Di samping itu, merupakan upaya untuk
membentuk kembali ekosistim yang telah rusak akibat
kegiatan sebelumnya.
- Meningkatkan keragaman jenis vegetasi lantai pada lahan
perkebunan, sehingga mempunyai fungsi konservasi
terhadap tanah dan air, serta mempunyai nilai ekonomi bagi
masyarakat.
- Mengoptimalkan fungsi jalur hijau (greenbelt), dan
revegetasi pada lahan yang rusak/tidak produktif.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi, dengan
tidak melakukan penebangan.
- Pembuatan papan informasi yang berisi larangan menebang
jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis lain di areal
kegiatan, di sepanjang sempadan sungai dan kawasan yang
berbatasan dengan hutan lindung.
- Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora yang
dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang berbatasan
dengan kawasan lindung, sempadan sungai dan di tapak
studi.
- Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-jenis
vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa yang ada,
sehingga mempunyai ruang untuk mencari makan (feeding),
berlindung (covering), berkembang biak (breeding).
- Memasang papan pengumuman dilarang berburu binatang
di tempat-tempat strategis.
Pendekatan Sosial Ekonomi :

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 43


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Memfasilitasi warga masyarakat yang berkeinginan untuk


melakukan penanaman flora dalam upaya menjaga
keragaman flora yang ada di wilayah studi.
- Melakukan pendekatan persuasif kepada warga masyarakat,
untuk tidak melakukan tindakan yang menyebabkan
hilangnya jenis-jenis flora yang dilindungi dan berfungsi
ekologi, di kawasan kebun, sempadan sungai dan kawasan
yang berbatasan dengan kawasan lindung.
- Mengalokasikan pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut di atas
Pendekatan Kelembagaan :
- Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa atau divisi
pengelolaan lingkungan di pihak pemrakarsa, yang
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan terhadap
keutuhan fauna di sekitar wilayah pertambangan
- Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi teknis terkait
dalam upaya perlindungan dan pelestarian jenis-jenis fauna
yang dilindungi di sekitar wilayah studi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada wilayah yang masuk dalam lokasi studi, yaitu Desa
Kampung Baru kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per triwulan atau secara intensif
terus menerus bersamaan.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 44


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten


Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Provinsi
Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Provinsi
Kalimantan Barat.
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat
3.3.6. Pembangunan Dermaga
A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 45


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Kegiatan pembangunan dermaga yang menghilangkan vegetasi dan


tanah penutup akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan
yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya
penurunan kuantitas biota perairan dan penurunan produktiftas
perairan. Apabila sungai-sungai yang ada adalah merupakan sumber
air bagi masyarakat dan lahan untuk kegiatan perairan air tawar,
maka dampak lanjutannya adalah akan terjadinya ketegangan di
masyarakat dan menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat
terhadap rencana kegiatan pertambangan bauksit PT. Kurnia Jaya
Raya. Oleh karena itu kegiatan pembersihan lahan pada tahap
konstruksi ini harus dilakukan pengelolaan dan pemantauannya untuk
meminimalkan dampaknya. Parameter kualitas air yang berubah
akibat drainase dari bukaan tambang dan penimbunan tanah dan
pengelolaan tailing adalah pH, dan TSS,. Penurunan kualitas air
permukaan merupakan dampak langsung akibat kegiatan
penambangan kegiatan pengambilan tanah pucuk dan kegiatan
penyimpanan dan distribusi bahan bakar.
Dampak Penting Yang Dikelola
Kualitas air permukaan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
menurunnya kualitas air permukaan
 Pembangunan Dermaga
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan fisik pembersihan lahan, atau
penggunaan sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik
sehingga menurunkan kualitasnya di saat masuk ke badan perairan
kembali
Tolok Ukur Dampak
- Tidak terjadinya perubahan kualitas air permukaan di lokasi
ditandai dengan melalui kasat mata yaitu kejernihan air dan
kandungan fisik kimia yang dibawah baku mutu berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
- Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut
menggunakan sumber daya perairan tersebut, terhadap
perubahan kualitas air sungai.
- Tidak adanya gejala-gejala penyakit, yang disebabkan oleh
adanya penurunan kualitas air sungai yang bersangkutan
(waterborne diseases).
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mencegah masuknya sedimen hasil erosi ke badan sungai
(streamflow)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 46


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya


epidemic waterborne diseases pada warga masyarakat di
sekitar wilayah studi.

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi :
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/
greenbelt di sepanjang sungai yang ada. Pendekatan ini dapat
dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk melakukan
aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan sempadan
sungai/jalur hijau.
- Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan, melalui
pengerasan dan perataan permukaan jalan yang telah
mengalami kerusakan/erosi, agar mengurangi run off /aliran
permukaan yang dapat membawa transpor sedimen pada
badan perairan / sungai terdekat.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar
lokasi pertambangan, mengenai pentingnya perlindungan dan
pelestarian tanah dan air, kawasan lindung dan sempadan
sungai.
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi
dalam melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan kegiatan
melalui pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
Kegiatan menjaga kualitas air sungai dilaksanakan oleh pihak
perusahaan melalui unit-unit organisasi yang sudah ada atau dengan
membentuk satu unit organisasi yang khusus menangani
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sungai-sungai sesuai pada saat pengambilan sampel.
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung terkena
dampak dari kegiatan
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan terhadap badan perairan di sungai-sungai sesuai pada
saat pengambilan sampel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, dilakukan per triwulan atau secara

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 47


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

intensif sesuai dengan kondisi faktual di lapangan, atau apabila


terjadi pelaporan atau keluhan dari warga yang turut menggunakan
sumber daya sungai tersebut.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya.
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
 Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
 Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 48


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan


Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
 Muspika Toba Kabupaten Sanggau
 Lembaga Desa setempat.

B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Biota air
Kegiatan pembangunan dermaga yang menghilangkan vegetasi dan
tanah penutup akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan
yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya
penurunan kuantitas biota perairan dan penurunan produktiftas
perairan. Oleh karena itu kegiatan pembersihan lahan pada tahap
konstruksi ini harus dilakukan pengelolaan dan pemantauannya untuk
meminimalkan dampaknya. Parameter kualitas air yang berubah
akibat drainase dari bukaan tambang dan penimbunan tanah adalah
pH, dan TSS,. Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak
langsung akibat kegiatan penambangan kegiatan pengambilan tanah
pucuk dan kegiatan penyimpanan dan distribusi bahan bakar,
sedangkan dampak selanjutnya yang terjadi adalah menurunnya
keanekaragaman jenis biota air.
Dampak Penting Yang Dikelola
Menurunnya keanekaragaman jenis biota air
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
menurunnya kualitas air permukaan
 Pembangunan Dermaga
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan fisik pembersihan lahan, atau
penggunaan sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik
sehingga menurunkan kualitasnya di saat masuk ke badan perairan
kembali, selanjutnya akan menyebabkan menurunnya
keanekaragaman jenis biota air.
Tolok Ukur Dampak
Tidak terjadi penurunan keanekaragaman jenis biota air yang ada
disungai akibat kegiatan.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 49


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Mencegah berkurangnya keanekaragaman jenis biota air


Pendekatan Teknologi :
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/
greenbelt di sepanjang sungai yang ada. Pendekatan ini dapat
dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk melakukan
aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan sempadan
sungai/jalur hijau.
- Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan, melalui
pengerasan dan perataan permukaan jalan yang telah
mengalami kerusakan/erosi, agar mengurangi run off /aliran
permukaan yang dapat membawa transpor sedimen pada badan
perairan / sungai terdekat.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar
lokasi pertambangan, mengenai pentingnya perlindungan dan
pelestarian tanah dan air, kawasan lindung dan sempadan
sungai.
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi dalam
melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan kegiatan
melalui pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
Kegiatan menjaga kualitas air sungai dilaksanakan oleh pihak
perusahaan melalui unit-unit organisasi yang sudah ada atau dengan
membentuk satu unit organisasi yang khusus menangani pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sungai-sungai sesuai pada saat pengambilan sampel.
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung terkena
dampak dari kegiatan
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan terhadap badan perairan di sungai-sungai sesuai pada
saat pengambilan sampel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, dilakukan per triwulan atau secara
intensif sesuai dengan kondisi faktual di lapangan, atau apabila terjadi
pelaporan atau keluhan dari warga yang turut menggunakan sumber
daya sungai tersebut.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 50


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya.


 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat

 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :


 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
 Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
 Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
 Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
 Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 51


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi


Kalimantan Barat
 Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
 Muspika Toba Kabupaten Sanggau
 Lembaga Desa setempat

3.4. TAHAP OPERASI


3.4.1. Pemindahan Top Soil dan Tanah Penutup
Komponen Fisik Kimia
Meningkatnya Laju Erosi Tanah dan Sedimentasi
Potensi terjadinya erosi serta hilangnya lapisan tanah pucuk (topsoil)
merupakan dampak akibat kegiatan pemindahan top soil dan tanah
penutup pada tahap operasi yang akan dilaksanakan dan meliputi
pengelupasan tanah pucuk setelah dilakukanya pembersihan lahan pada
tahap pra kontruksi. Hal ini berdampak pada terjadinnya erosi dan
sedimentasi oleh tanah yang telah terkelupas apabila penempatannya
tidak disesuaikan dengan kondisi lahan.
Dampak Penting Yang Dikelola
Laju erosi tanah dan sedimentasi
Sumber Dampak
 Pemindahan Top Soil dan Tanah Penutup
Tolok Ukur Dampak
Terjadi peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi (TSS) pada badan
sungai.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Prinsipnya usaha pengendalian dampak erosi dan sedimentasi dengan
tujuan sebagai berikut :
- Memperbesar resistensi permukaan tanah dari tumbukan curah hujan.
- Memperbesar kapasitas infiltrasi tanah.
- Meredusir lajunya aliran permukaan (run off).
- Memperbesar resistensi tanah.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Cara vegetatif dengan memanfaat bagian-bagian dari tanaman dalam
melindungi tanah terhadap tumbukan langsung curah hujan,
memperbesar kafasitas infiltrasi dan meredusir aliran permukaan
dengan melakukan penanaman tanaman penutup tanah.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 52


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Cara mekanik, yang meliputi: pembuatan jalur-jalur pengaliran air


(water ways), pembuatan selokan/parit dan melakukan pengolahan
tanah.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melibatkan warga masyarakat di sekitar pertambangan dalam
kegiatan pembuatan dan pemeliharaan saluran drainase serta
penanaman tanaman penutup tanah.
- Melibatkan masyarakat di sekitar pertambangan dalam pengadaan
bibit-bibit tanaman untuk kegiatan rehabilitasi dan pengayaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Membentuk divisi pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab
terhadap pelestarian lingkungan di wilayah studi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan dalam areal kegiatan pertambangan
bauksit PT. Kurnia Jaya Raya.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan dilakukan per triwulan, atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya.
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 53


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan


Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.

3.4.2. Penambangan Bauksit


A. Komponen Fisik Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Adanya operasi kendaraan bermotor dan peralatan berat pada
Tahap operasi berpotensi menimbulkan penurunan kualitas
udara ambien dan kebisingan yang dapat menimbulkan dampak
sekunder.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
terhadap Perubahan kualitas udara ambien lokasi studi.
 Penambangan Bauksit

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 54


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tolok Ukur Dampak


Mengukur tingkat pencemaran kualitas udara ambien dan tingkat
kebisingan

Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Mengendalikan perubahan pencemaran udara yang
dikarenakan proses penambangan maupun pengoperasian
peralatan berat.
- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya
airborne diseases pada warga masyarakat di sekitar wilayah
studi.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di
sepanjang sempadan jalan dan pemukiman yang ada
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/greenbelt di sepanjang jalan yang ada.
Pendekatan ini dpat dilakukan dengan pengadaan papan
larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang bersifat
merusak kawasan jalur hijau
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan
semua truk pengangkut meterial tambang yang melalui jalan
umum dengan memasang terpal penutup bak truk sehingga
sebaran/ceceran debu dapat dihindari
- Secara bersama-sama turut menjaga kawasan sempadan
jalan
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan
pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang
dilaksanakan oleh instansi teknis terkait.
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat
dalam upaya mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan
lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sepadan jalan pada pemukiman dan areal jalan tambang

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 55


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung


terkena dampak dari kegiatan Pertambangan Bauksit.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Priode pengelolaan lingkungan dilakukan pada triwulan sekali
bila musim kemarau dan enam bulan sekali bila musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 56


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup


Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabuapetn Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
2. Perubahan Bentang Alam
Perubahan bentang alam dapat terjadi dengan adanya proses
penambangan, adanya material yang diambil dan diproses dan
perubahan struktur tanah permukaan yang dibuka atau
ditambang.
Dampak Penting Yang Dikelola
bentang alam / fisiografi dari areal studi yang ditambang
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
terhadap perubahan bentang alam adalah :
 Penambangan Bauksit
Tolok Ukur Dampak
Prosentase luas lahan yg mengalami perubahan
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengendalikan perubahan bentang alam pada kawasan studi
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Penataan bentuk (morfologi) lahan bekas penambangan
- Kegiatan Reklamasi dan revegetasi lahan baik, reklamasi
awal per blok tambang maupun reklamasi dan revegetasi
akhir pasca pertambangan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 57


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pendekatan Sosial Ekonomi :


- Memberikan sejumlah dana untuk memfasilitasi segala
kemungkinan yang berhubungan dengan perubahan
bentang alam

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi area Penambangan
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per blok tambang setelah
selesai di tambang atau secara intensif sesuai dengan kondisi
factual dilapangan setelah kegiatan penambangan.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya
Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 58


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.


- Lembaga Desa setempat

 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau

- Lembaga Desa setempat.

B. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


Meningkatnya Aktivitas Perekonomian
Dampak ini akibat penyerapan tenaga kerja, peluang berusaha dan
keberadaan pertambangan bauksit, karena diprakirakan banyaknya
komponen lingkungan hidup yang terkait, jika sebelumnya dampak
peningkatan pendapatan masyarakat dapat dirasakan secara individu
yang ikut serta dalam pembangunan pertambangan, sedangkan
aktivitas perekonomian merupakan dampak lanjutan dan bersifat
makro yang dapat dinikmati seluruh masyarakat baik yang ikut serta
maupun tidak dalam kegiatan pembangunan pertambangan bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Aktivitas kegiatan perekonomian serta kegiatan produktif lainnya di
wilayah proyek, serta multiplier effect dari kesempatan kerja yang
terbuka cukup luas.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 59


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Kegiatan penambangan bauksit

Tolok Ukur Dampak


Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
Muncul dan berkembangnya sarana dan prasarana perekonomian
yang dapat diketahui dengan bertambah ramainya kegiatan
perekonomian seperti pasar, kios/warung kelontong, serta kegiatan
produktif lainnya.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Tujuan pengelolaan adalah meningkatkan pendapatan serta
kualitas hidup dalam upaya menuju kemandirian ekonomi
masyarakat setempat melalui kesempatan untuk bekerja dan
berusaha dengan adanya kegiatan proyek.
- Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di
wilayah studi.
- Mengoptimalkan penciptaan kesempatan kerja di berbagai
kegiatan operasional perusahaan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
Memberikan pelatihan, bimbingan usaha dan permodalan pada
masyarakat yang terkena dampak, mengenai peluang usaha yang
baru di luar sektor pertambangan, dan atau mendorong
pengembangan kewirausahaan, serta pengelolaan usaha yang telah
ada.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga masyarakat yang terkena dampak, untuk ikut
berperan aktif dalam aktivitas perekonomian, dan menjadi
pengembangan wilayah desa mereka.
- Mengalokasikan pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut di atas.
Pendekatan Kelembagaan :
- Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa atau divisi
pengelolaan lingkungan di pihak pemrakarsa, yang bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat di
sekitar wilayah studi seperti mengaktifkan dan menggiatkan
kembali fungsi KUD.
- Melakukan koordinasi dengan perangkat desa setempat, dalam
melakukan perencanaan, dan pelaksanaan program kemitraan
dengan masyarakat setempat sekitar wilayah studi.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 60


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang
telah dilingkup dalam batas wilayah studi, yaitu Desa Kampung Baru
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Periode pengelolaan dilakukan 1 kali pada saat tahap konstruksi
berlangsung, atau secara kontinyu disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat pada saat perusahaan beroperasi.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat.
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau dan
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 61


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan


Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan :


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau dan Kabupaten Pontianak
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat

C. Komponen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


Terjadinya Kecelakaan Kerja
Dampak yang timbul terhadap resiko terjadinya kecelakaan kerja
pada saat penambangan sebagian besar karena kelalian manusia.
Selain hal tersebut penggunaan alat-alat berat dalam kegiatan
penambangan bauksit juga sangat bersiko untuk terjadinya
kecelakaan kerja.
Dampak Penting Yang Dikelola

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 62


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Terjadinya kecelakaan kerja


Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Kegiatan penambangan Bauksit

Tolok Ukur Dampak


Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
Rendahnya tingkat kecelakaan kerja
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Mencegah seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja.
Mengurangi dampak terjadinya kecelakaan kerja yang menimbulkan
gangguan kesehatan pada pekerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan medical cek up rutin pada pekerja lapangan
- Memberikan penyuluhan pentingnya menggunakan APD (alat
pelindung diri)
- Membentuk pos kesehatan yang melayani 24 jam
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Menyediakan fasilitas klinik perusahaan
- Menyediakan APD yang sesuai bagi para pekerja
- Memberikan suplemen bagi pekerja yang rentan akan
kontaminasi akibat peroprasian alat-alat pertambangan
- Menyediakan jaminan kesehatan bagi pekerja
Pendekatan Kelembagaan :
Bekerja sama dengan instansi seperti Puskesmas dalam penyiapan
tenaga medis dan klinik
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan berada pada ruang lingkup perusahaan dan
lokasi yang telah dilingkup dalam wilayah studi
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per triwulan atau secara intensif untuk
kegiatan cek up rutin.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 63


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa PT. Kurnia Jaya Raya


 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 64


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan


Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.

3.4.3. Pengangkutan Ore


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya Kebisingan
Adanya operasi kendaraan bermotor dan peralatan berat pada Tahap
operasi berpotensi menimbulkan penurunan kualitas udara ambien dan
kebisingan yang dapat menimbulkan dampak sekunder.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
Perubahan kualitas udara ambien lokasi studi.
 Pengangkutan Ore
Tolok Ukur Dampak
Mengukur tingkat pencemaran kualitas udara ambien dan tingkat
kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mengendalikan perubahan pencemaran udara yang dikarenakan
proses penambangan maupun pengoperasian peralatan berat.
- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya airborne
diseases pada warga masyarakat di sekitar wilayah studi.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 65


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di sepanjang


sempadan jalan dan pemukiman yang ada
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/greenbelt di
sepanjang jalan yang ada. Pendekatan ini dpat dilakukan dengan
pengadaan papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan jalur hijau
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan semua
truk pengangkut meterial tambang yang melalui jalan umum dengan
memasang terpal penutup bak truk sehingga sebaran/ceceran debu
dapat dihindari
- Secara bersama-sama turut menjaga kawasan sempadan jalan
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan pendekatan
teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi pengelolaan
dan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh instansi
teknis terkait.
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat dalam upaya
mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sepadan jalan pada pemukiman dan areal jalan tambang
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung terkena
dampak dari kegiatan Pertambangan Bauksit.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Priode pengelolaan lingkungan dilakukan pada triwulan sekali bila musim
kemarau dan enam bulan sekali bila musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 66


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten


Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu kabuapetn Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 67


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

3.4.4. Pencucian Bijih Bauksit


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Dampak Penting Yang Dikelola
Gangguan kualitas air permukaan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
gangguan kualitas air permukaan
 Pencucian Bijih Bauksit
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan penambangan, atau penggunaan
sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik sehingga menurunkan
kualitasnya di saat masuk ke badan perairan kembali
Tolok Ukur Dampak
- Tidak terjadinya perubahan kualitas air permukaan di lokasi ditandai
dengan melalui kasat mata yaitu kejernihan air dan kandungan fisik
kimia yang dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
- Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut
menggunakan sumber daya perairan tersebut, terhadap perubahan
kualitas air sungai.
- Tidak adanya gejala-gejala penyakit, yang disebabkan oleh adanya
penurunan kualitas air sungai yang bersangkutan (waterborne
diseases).
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya epidemic
waterborne diseases pada warga masyarakat di sekitar wilayah studi.
- Mengendalikan dan mempertahankan integritas perairan sungai yang
bersangkutan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan sumber
daya air yang layak, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di sepanjang
sempadan sungai yang ada, dan melakukan tindakan konservasi
tanah dan air seperti pada teknik pengelolaan dampak peningkatan
laju erosi dan longsor.
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/greenbelt di
sepanjang sungai atau sekitar daerah rawa yang ada. Pendekatan ini
dapat dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 68


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

melakukan aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan jalur


hijau.
- pembuatan saluran tertutup disekitar blok tambang yang berfungsi
sebagai sediment trap.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar areal
pertambangan, mengenai pentingnya perlindungan dan pelestarian
tanah dan air, kawasan lindung dan sempadan sungai.
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi dalam
melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan kegiatan melalui
pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi pengelolaan
dan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh instansi
teknis terkait
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat dalam upaya
mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sungai-sungai ditempat pengambilan sampel.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan terhadap badan perairan di Sungai-sungai ditempat
pengambilan sampel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, dilakukan per triwulan atau secara intensif sesuai
dengan kondisi faktual di lapangan, atau apabila terjadi pelaporan atau
keluhan dari warga yang turut menggunakan sumber daya sungai
tersebut.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 69


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi


Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

3.4.5. Kolam IPAL


A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Dampak Penting Yang Dikelola
Gangguan kualitas air permukaan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 70


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
gangguan kualitas air permukaan
 Instalasi Pengolahan Air Limbah
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan penambangan, atau penggunaan
sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik sehingga
menurunkan kualitasnya di saat masuk ke badan perairan kembali

Tolok Ukur Dampak


- Tidak terjadinya perubahan kualitas air permukaan di lokasi
ditandai dengan melalui kasat mata yaitu kejernihan air dan
kandungan fisik kimia yang dibawah baku mutu berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
- Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut
menggunakan sumber daya perairan tersebut, terhadap
perubahan kualitas air sungai.
- Tidak adanya gejala-gejala penyakit, yang disebabkan oleh
adanya penurunan kualitas air sungai yang bersangkutan
(waterborne diseases).
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya
epidemic waterborne diseases pada warga masyarakat di sekitar
wilayah studi.
- Mengendalikan dan mempertahankan integritas perairan sungai
yang bersangkutan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan
sumber daya air yang layak, yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di sepanjang
sempadan sungai yang ada, dan melakukan tindakan konservasi
tanah dan air seperti pada teknik pengelolaan dampak
peningkatan laju erosi dan longsor.
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/greenbelt di sepanjang sungai yang ada. Pendekatan
ini dpat dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk
melakukan aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan
sempadan sungai/jalur hijau.
- pembuatan saluran tertutup disekitar blok tambang yang
berfungsi sebagai sediment trap.
Pendekatan Sosial Ekonomi :

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 71


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di sekitar


areal pertambangan, mengenai pentingnya perlindungan dan
pelestarian tanah dan air, kawasan lindung dan sempadan
sungai.
- Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai kompetensi dalam
melakukan penyuluhan sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan kegiatan
melalui pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan
oleh instansi teknis terkait
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat dalam
upaya mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sungai-sungai ditempat pengambilan sampel.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan terhadap badan perairan di sungai-sungai ditempat
pengambilan sampel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, dilakukan per triwulan atau secara intensif sesuai
dengan kondisi faktual di lapangan, atau apabila terjadi pelaporan
atau keluhan dari warga yang turut menggunakan sumber daya
sungai tersebut.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 72


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten


Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.

B. Komponen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


Meningkatnya Pola Penyakit Masyarakat
Dampak yang timbul terhadap gangguan kesehatan masyarakat
berasal dari operasional penambangan yang dapat menurunkan
kualitas air permukaan dan peningkatan kandungan debu dan
kebisingan.
Adanya mobilisasi peralatan yang dilakukan melalui jalur darat
sehingga menyebabkan timbulan debu dengan intensitas besar, dan
dengan jarak antara pemukiman dengan wilayah pemukiman atau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 73


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

tempat tinggal masyarakat akan menyebabkan kualitas udara ambien


akan merubah tingkat kesehatan lingkungan diakibatkan gas buang/
emisi kendaraan. Dan hal ini dapat menganggu pernafasan manusia.
Dampak Penting Yang Dikelola
Pola penyakit masyarakat
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Kolam IPAL
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
Munculnya penyakit yang disebabkan adanya kegiatan pengangkutan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Mencegah seminimal mungkin tingkat paparan penyakit.
Mengurangi dampak terjadinya kecelakaan kerja yang menimbulkan
gangguan kesehatan pada pekerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan medical cek up rutin pada pekerja lapangan
- Memberikan penyuluhan pentingnya menggunakan APD (alat
pelindung diri)
- Membentuk pos kesehatan yang melayani 24 jam
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Menyediakan fasilitas klinik perusahaan
- Menyediakan APD yang sesuai bagi para pekerja
- Memberikan suplemen bagi pekerja yang rentan akan
kontaminasi akibat peroprasian alat-alat pertambangan
- Menyediakan jaminan kesehatan bagi pekerja
Pendekatan Kelembagaan :
Bekerja sama dengan instansi seperti Puskesmas dalam penyiapan
tenaga medis dan klinik
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan berada pada ruang lingkup perusahaan dan
lokasi yang telah dilingkup dalam wilayah studi
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per triwulan atau secara intensif untuk
kegiatan cek up rutin, dan harian untuk pengoperasionalan klinik
kesehatan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 74


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 75


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten


Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan
Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.

3.4.6. Pengangkutan dari Washplan ke Dermaga


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada tahap operasi dengan kegiatan
pengangkutan dari washplan ke dermaga untuk kualitas udara adalah
pengunaan alat berat dan pembakaran bahan bakar untuk alat angkut
seperti dump truck, diperkirakan akan menimbulkan pencemaran udara
akibat debu dan perubahan kualitas udara, serta meningkatnya
kebisingan. Pergerakan alat-alat berat serta mobilisasi alat angkut
tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara
yang berasal dari emisi maupun debu yang bertebaran di sepanjang jalan
yang akan dilalui.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
Perubahan kualitas udara ambien dan kebisingan lokasi studi.
 Pengangkutan dari washplan ke dermaga
Tolok Ukur Dampak
Mengukur tingkat pencemaran kualitas udara ambien dan kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mengendalikan perubahan pencemaran udara yang dikarenakan
proses pengangkutan dan mobilisasi alat berat dan alat angkut

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 76


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya airborne


diseases pada warga masyarakat di sekitar wilayah studi.

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di sepanjang
sempadan jalan dan pemukiman yang ada
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/greenbelt di
sepanjang jalan yang ada. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan
pengadaan papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan jalur hijau
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan semua
truk pengangkut meterial tambang yang melalui jalan umum dengan
memasang terpal penutup bak truk sehingga sebaran/ceceran debu
dapat dihindari
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan pendekatan
teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi pengelolaan
dan pelestarian lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh instansi
teknis terkait
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat dalam upaya
mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sempadan jalan pada pemukiman dan areal jalan tambang
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung terkena
dampak dari kegiatan Pertambangan Bauksit.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Priode pengelolaan lingkungan dilakukan pada triwulan sekali bila musim
kemarau dan enam bulan sekali bila musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kunria Jaya Raya

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 77


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat

 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :


- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu kabuapetn Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau.
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 78


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan


Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.

3.4.7. Penyimpanan Bauksit Tercuci


Pada kegiatan penyimpanan bauksit tercuci pada tahap operasi ini
diprakirakan tidak terdapat dampak penting yang harus dikelola karena
berdasarkan tingkat besaran dampak masih tergolong kecil sehingga
tidak perlu dilakukan pengelolaan
3.4.8. Pencampuran
Pada kegiatan pencampuran pada tahap operasi ini diprakirakan tidak
terdapat dampak penting yang harus dikelola karena berdasarkan tingkat
besaran dampak masih tergolong kecil sehingga tidak perlu dilakukan
pengelolaan.
3.4.9. Pemuatan (Loading)
Pada kegiatan penyimpanan bauksit tercuci pada tahap operasi ini
diprakirakan tidak terdapat dampak penting yang harus dikelola karena
berdasarkan tingkat besaran dampak masih tergolong kecil sehingga
tidak perlu dilakukan pengelolaan.

3.5. TAHAP PASCA OPERASI


3.5.1. Rehabilitasi Tambang
Pada kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang pada tahap pasca
operasi ini diprakirakan tidak terdapat dampak penting yang harus
dikelola karena berdasarkan tingkat besaran dampak masih tergolong
kecil sehingga tidak perlu dilakukan pengelolaan.
3.5.2. Pemanfaatan Lahan Bekas Tailing Pond
Pada kegiatan pemanfaatan lahan bekas tailing pond pada tahap pasca
operasi ini diprakirakan tidak terdapat dampak penting yang harus
dikelola karena berdasarkan tingkat besaran dampak masih tergolong
kecil sehingga tidak perlu dilakukan pengelolaan.
3.5.3. Pemutusan Hubungan Kerja
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana kegiatan pembangunan pertambangan bauksit oleh
PT. Kurnia Jaya Raya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
persepsi masyarakat, khususnya masyarakat di desa sekitar wilayah
studi. Umumnya mendapat respon positif dimasyarakat, yakni sikap dan
persepsi masyarakat sangat mendukung dan positif dengan rencana
tersebut. Masyarakat berpendapat bahwa dengan dibangunnya

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 79


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

pertambangan bauksit di desa mereka, maka desa mereka akan


mengalami kemajuan dan kesejahteraan hidup masyarakat akan
meningkat dengan sendirinya.
Dampak Penting Yang Dikelola
Perubahan Persepsi Masyarakat

Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Adanya kesalah pahaman masyarakat dalam menerima sosialisasi
tentang rencana perusahaan untuk mengakhiri kegiatan
pertambangan bauksit yang dikaitkan dengan kegiatan pemutusan
hubungan kerja (PHK) yang dapat mengakibatkan munculnya
persepsi/sikap perilaku masyarakat yang bersifat negatif dalam
menerima pemutusan tersebut.
- Timbulnya perubahan persepsi/sikap perilaku masyarakat akibat tidak
adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
sosial kemasyarakatan dalam pemutusan hubungan kerja (PHK)
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat
adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang dilaksanakan oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan milik warga
masyarakat.
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat dampak kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK)
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada seluruh
lapisan masyarakat khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan
pemutusan hubungan kerja (PHK)
- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas
(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat tentang
kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 80


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pendekatan Sosial Ekonomi :


- Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para tokoh
masyarakat dan warga masyarakat dalam bentuk sosialisasi rencana
akan dilaksanakannya kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK)
oleh pihak perusahaan
- Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang terdapat di desa-
desa studi dalam kegiatan kegiatan pemutusan hubungan kerja
(PHK) yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
- Mengalokasikan sejumlah dana untuk memberikan pesangon kepada
masyarakat yang terkena PHK
Pendekatan Kelembagaan :
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Camat, Kepala Desa,
dan Lembaga kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemutusan hubungan kerja (PHK).
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa yang terkena dampak, yang telah
dilingkup dalam batas wilayah studi, yaitu Desa Kampung Baru
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- dua kali : pada saat kegiatan pemutusan hubungan kerja
(PHK) dan setelah kegiatan.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
 Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat.
 Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu kabupaten Sanggau

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 81


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan


Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.
 Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Sosial, Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi Kalimantan
Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi dan Mineral
di Provinsi Kalimantan Barat
- Muspika Toba Kabupaten Sanggau
- Lembaga Desa setempat.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) III - 82

Anda mungkin juga menyukai