BAB III
RENCANA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
Sosialisasi Kepada Masyarakat
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Adanya kesalah pahaman masyarakat dalam menerima sosialisasi
tentang pemberdayaan masyarakat yang dikaitkan dengan kegiatan
pertambangan yang dapat mengakibatkan munculnya persepsi/sikap
perilaku masyarakat yang bersifat negatif dalam menerima sosialisasi
tentang pemberdayaan masyarakat tersebut.
- Timbulnya perubahan persepsi dan sikap perilaku masyarakat akibat
tidak adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
sosial kemasyarakatan dalam sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat
adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kurang dipahaminya sosialisasi program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan milik warga
masyarakat.
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak dilibatkannya partisipasi warga masyarakat dalam
program pemberdayaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada seluruh
lapisan masyarakat khususnya dalam hal sosialisasi program
pemberdayaan masyarakat
- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas
(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat tentang
program pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan oleh
pihak perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para tokoh masyarakat
dan warga masyarakat dalam bentuk sosialisasi rencana akan
dilaksanakannya program pemberdayaan masyarakat oleh pihak
perusahaan
- Melibatkan partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan program
pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
3.2.3. Eksplorasi
Pada kegiatan eksplorasi pada tahap pra konstruksi ini diprakirakan tidak
terdapat dampak penting yang harus dikelola karena berdasarkan tingkat
besaran dampak masih tergolong kecil sehingga tidak perlu dilakukan
pengelolaan.
TABEL 3.1.
Prediksi Jenis Gas Buangan Selain Debu Pada Alat Berat
Pada Kegiatan Mobilisasi Peralatan, Kendaraan dan Bahan Bakar
Gas buangan dari sumber bergerak (kendaraan dan peralatan berat) dan
partikel debu serta suara kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk mengantisipasi potensi terjadinya peningkatan sumber polutan
kendaraan bermotor melebihi Baku Mutu Udara Ambien Nasional serta
suara kebisingan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang rapat di kiri dan
kanan jalan disekitar pemukiman masyarakat dan Camp perusahaan.
- Melakukan pengukuran kualitas udara ambien disekitar pemukiman
yang dilalui jalan perusahaan.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan semua truk
pengangkut meterial tambang yang melalui jalan umum dengan
memasang terpal penutup bak truk sehingga sebaran/ceceran debu
dapat dihindari
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan pendekatan
teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
Kegiatan menjaga kualitas udara ambien dilaksanakan oleh pihak
perusahaan melalui unit-unit organisasi yang sudah ada atau dengan
membentuk satu unit organisasi yang khusus menangani pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Di sekitar pemukiman masyarakat dan Camp perusahaan.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Periode pengelolaan lingkungan dilakukan 3 bulan sekali bila musim
kemarau dan enam bulan sekali bila musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Kabupaten
Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Kalimantan Barat
TABEL 3.2.
Prediksi Jenis Gas Buangan Selain Debu Pada Alat Berat
Pada Kegiatan Mobilisasi Peralatan, Kendaraan dan Bahan Bakar
TABEL 3.3.
Parameter Fisika dan Kimia Air Sungai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
terhadap Perubahan kualitas udara ambien dan meningkatnya
kebisingan lokasi studi.
Pembangunan sarana dan prasarana
Tolok Ukur Dampak
Mengukur tingkat pencemaran kualitas udara ambien dan
meningkatnya kebisingan
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Mengendalikan perubahan pencemaran udara yang
dikarenakan proses penambangan maupun pengoperasian
peralatan berat yang digunakan dalam pembangunan
sarana dan prasarana
- Mengendalikan dan menanggulangi sejak dini terjadinya
airborne diseases pada warga masyarakat di sekitar
wilayah studi.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Mempertahankan kawasan jalur hijau (greenbelt) di
sepanjang sempadan jalan dan pemukiman yang ada
- Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/greenbelt di sepanjang jalan yang ada.
Pendekatan ini dpat dilakukan dengan pengadaan papan
larangan untuk melakukan aktivitas apapun yang bersifat
merusak kawasan jalur hijau
Pendekatan Sosial Ekonomi :
- Memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam penghijauan
- Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan untuk
menggunakan masker pada saat bekerja serta mewajibkan
semua truk pengangkut meterial tambang yang melalui
jalan umum dengan memasang terpal penutup bak truk
sehingga sebaran/ceceran debu dapat dihindari
- Secara bersama-sama turut menjaga kawasan sempadan
jalan
- Mengalokasikan dana/pembiayaan untuk melaksanakan
pendekatan teknologi, sosek dan kelembagaan.
Pendekatan Kelembagaan :
- Pembekalan kepada karyawan mengenai kompetensi
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang
dilaksanakan oleh instansi teknis terkait
- Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat
dalam upaya mengoptimalkan pelestarian dan pengelolaan
lingkungan.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Sempadan jalan pada pemungkiman dan areal jalan
tambang
- Masyarakat desa di wilayah studi atau yang langsung
terkena dampak dari kegiatan pertambangan Bauksit.
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Periode pengelolaan lingkungan dilakukan pada triwulan
sekali bila musim kemarau dan enam bulan sekali bila
musim basah
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya
Raya
Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Kesehatan Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
B. Komponen Biologi
1. Menurunnya Keanekaragam Jenis Flora
Berubahnya tata guna lahan, karena kegiatan pembersihan
lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur
mengakibatkan hilangnya flora yang secara alami tumbuh di
lokasi kegiatan pertambangan. Kondisi ini akan mengubah
struktur dan komposisi flora yang selanjutnya dapat menurunkan
keberadaan keanekaragaman jenis/komunitas vegetasi di
wilayah studi. Selanjutnya dengan adanya kegiatan pembukaan
lahan, yang akan menghilang beberapa jenis vegetasi penutup
lahan. Jenis vegetasi pada lokasi sebelum kegiatan adalah
merupakan hutan dan lahan perkebunan milik perusahaan lain.
Dampak Penting Yang Dikelola
Penurunan keanekaragaman jenis flora darat
Sumber Dampak
Pendekatan Kelembagaan :
- Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa atau divisi
pengelolaan lingkungan di pihak pemrakarsa, yang
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan terhadap
keutuhan flora sekitar wilayah pertambangan
- Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi teknis
terkait dalam upaya perlindungan dan pelestarian jenis-
jenis flora yang dilindungi di sekitar wilayah studi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pada wilayah yang masuk dalam lokasi studi, yaitu Desa
Kampung Baru Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan per triwulan atau secara intensif
terus menerus.
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksana Dan Penyandang Dana Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan Hidup :
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa, PT. Kurnia Jaya Raya
Pembina Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Kabupaten Sanggau.
- Dinas/Badan Yang Menangani Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertanahan Nasional
Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan di Kabupaten
Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sanggau
- Dinas/Badan Yang Menangani Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat
- Dinas/Badan Yang Menangani Pertambangan Energi
dan Mineral di Provinsi Kalimantan Barat
Sumber Dampak
Pembanguann sarana prasarana
Tolok Ukur Dampak
Indeks Keanekaragaman (diversity index/H), Indeks Dominansi
(C), Indeks Kemerataan (pielou`s evenness index/e) dan Indeks
Kekayaan Jenis (species richness index/d) Jenis Fauna Darat
pada rona lingkungan hidup awal.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
- Mengurangi dampak penurunan kenekaragaman jenis fauna
di wilayah studi sebagai akibat kegiatan pada tahap
konstruksi. Di samping itu, merupakan upaya untuk
membentuk kembali ekosistim yang telah rusak akibat
kegiatan sebelumnya.
- Meningkatkan keragaman jenis vegetasi lantai pada lahan
perkebunan, sehingga mempunyai fungsi konservasi
terhadap tanah dan air, serta mempunyai nilai ekonomi bagi
masyarakat.
- Mengoptimalkan fungsi jalur hijau (greenbelt), dan
revegetasi pada lahan yang rusak/tidak produktif.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi, dengan
tidak melakukan penebangan.
- Pembuatan papan informasi yang berisi larangan menebang
jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis lain di areal
kegiatan, di sepanjang sempadan sungai dan kawasan yang
berbatasan dengan hutan lindung.
- Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora yang
dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang berbatasan
dengan kawasan lindung, sempadan sungai dan di tapak
studi.
- Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-jenis
vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa yang ada,
sehingga mempunyai ruang untuk mencari makan (feeding),
berlindung (covering), berkembang biak (breeding).
- Memasang papan pengumuman dilarang berburu binatang
di tempat-tempat strategis.
Pendekatan Sosial Ekonomi :
B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Biota air
Kegiatan pembangunan dermaga yang menghilangkan vegetasi dan
tanah penutup akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan
yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya
penurunan kuantitas biota perairan dan penurunan produktiftas
perairan. Oleh karena itu kegiatan pembersihan lahan pada tahap
konstruksi ini harus dilakukan pengelolaan dan pemantauannya untuk
meminimalkan dampaknya. Parameter kualitas air yang berubah
akibat drainase dari bukaan tambang dan penimbunan tanah adalah
pH, dan TSS,. Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak
langsung akibat kegiatan penambangan kegiatan pengambilan tanah
pucuk dan kegiatan penyimpanan dan distribusi bahan bakar,
sedangkan dampak selanjutnya yang terjadi adalah menurunnya
keanekaragaman jenis biota air.
Dampak Penting Yang Dikelola
Menurunnya keanekaragaman jenis biota air
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
menurunnya kualitas air permukaan
Pembangunan Dermaga
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan fisik pembersihan lahan, atau
penggunaan sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik
sehingga menurunkan kualitasnya di saat masuk ke badan perairan
kembali, selanjutnya akan menyebabkan menurunnya
keanekaragaman jenis biota air.
Tolok Ukur Dampak
Tidak terjadi penurunan keanekaragaman jenis biota air yang ada
disungai akibat kegiatan.
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
Kegiatan penambangan bauksit
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang potensial menimbulkan dampak terhadap
gangguan kualitas air permukaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah
Sumber dampak yang potensial dalam hal ini berupa luruhan material
yang dipergunakan dalam kegiatan penambangan, atau penggunaan
sumber daya air untuk menunjang kegiatan fisik sehingga
menurunkan kualitasnya di saat masuk ke badan perairan kembali
Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah :
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang dipergunakan adalah :
- Adanya kesalah pahaman masyarakat dalam menerima sosialisasi
tentang rencana perusahaan untuk mengakhiri kegiatan
pertambangan bauksit yang dikaitkan dengan kegiatan pemutusan
hubungan kerja (PHK) yang dapat mengakibatkan munculnya
persepsi/sikap perilaku masyarakat yang bersifat negatif dalam
menerima pemutusan tersebut.
- Timbulnya perubahan persepsi/sikap perilaku masyarakat akibat tidak
adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan lembaga
sosial kemasyarakatan dalam pemutusan hubungan kerja (PHK)
Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan dilakukannya pengelolaan dampak terhadap persepsi masyarakat
adalah :
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sehubungan dengan kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang dilaksanakan oleh perusahaan
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat tidak adanya kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan dengan lembaga sosial kemasyarakatan milik warga
masyarakat.
- Mencegah munculnya persepsi masyarakat yang bersifat negatif
sebagai akibat dampak kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK)
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pendekatan Teknologi :
- Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada seluruh
lapisan masyarakat khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan
pemutusan hubungan kerja (PHK)
- Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi kelompok terbatas
(FGD) kepada kelompok warga masyarakat yang sederajat tentang
kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.