Anda di halaman 1dari 20

Pertambangan Mineral Bauksit

PT. Kurnia Jaya Raya

BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING

Evaluasi dampak besar dan penting terhadap komponen lingkungan merupakan


hasil kajian atau telaahan secara holistik terhadap beragam dampak penting
yang timbul akibat adanya rencana kegiatan pembangunan pertambangan
bauksit PT. Kurnia Jaya Raya di Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau, Propinsi
Kalimantan Barat. Beragamnya dampak penting tersebut ditelaah sebagai satu
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, yang didasarkan pada
prakiraan dampak besar dan penting yang dapat timbul dalam lingkup ruang dan
waktu yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi ini digunakan sebagai alat pertimbangan oleh instansi yang
berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana
kegiatan tersebut. Dampak besar dan penting yang dihasilkan dari evaluasi
disajikan sebagai dampak besar dan penting yang harus dikelola dalam Rencana
Pengelolaan Lingkungan hidup (RKL) dan dipantau dalam Rencana Pemantauan
Lingkungan hidup (RPL).
6.1. TELAAHAN TERHADAP DAMPAK PENTING.
Kegiatan pertambangan bauksit pada tahap pra konstruksi menimbulkan
dampak besar dan penting pada komponen sosial, dan tidak
menimbulkan dampak besar dan penting pada komponen fisik kimia dan
biologi, karena kegiatan pada tahap ini masih terbatas pada kegiatan non
fisik yang tidak merubah rona lingkungan pada komponen fisik kimia
maupun biologi. Dampak besar dan penting yang diprakirakan akan
terjadi adalah konflik sosial yang terjadi karena adanya kegiatan
pertambangan bauksit dan proses (konflik) sosial akibat kegiatan
kompensasi / penyelesaian lahan yang ada diatasnya, dalam angka
pengurusan perizinan serta penyelesaian masalah lahan, serta persepsi
positif masyarakat terhadap pertambangan bauksit akibat kegiatan
Konsultasi publik/sosialisasi.
Pada tahap konstruksi, dampak yang timbul lebih beragam yakni pada
komponen fisik kimia, biologi, maupun sosial. Dampak besar dan penting
pada komponen fisik kimia, meliputi potensi terjadinya erosi dan
sedimentasi, penurunan kualitas air permukaan, dan potensi terjadinya
kebakaran hutan. Dampak besar dan penting pada komponen biologi
adalah penurunan keanekaragaman jenis flora dan penurunan
keanekaragaman jenis fauna. Sedangkan dampak pada komponen sosial
meliputi persepsi masyarakat, struktur masyarakat dan perubahan
pendapatan masyarakat serta perubahan aktivitas perkekonomian.
Kegiatan yang menjadi sumber dampak pada komponen fisik kimia yang
penting adalah mobilisasi peralatan, pembangunan jalan tambang,
pembersihan lahan, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan
dermaga, pemindahan top soil dan tanah penutup, proses
ekskavasi/pembongkaran bijih bauksit, pengangkutan ore, pencucian bijih
bauksit, IPAL, serta pengangkutan dari washplan ke dermaga.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 1


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Komponen kegiatan pada tahap pra konstruksi yang menimbulkan


dampak penting adalah kegiatan pembebasan lahan. Dampak dari
kegiatan pembebasan lahan adalah penghasilan uang ganti rugi (dampak
positif) dan keresahan masyarakat akibat ketidak puasan atas nilai ganti
rugi tanahnya (dampak negatif potensial). Dampak-dampak tersebut bisa
berujung pada sikap dan persepsi positif atau negatif masyarakat
terhadap rencana kegiatan PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu
dampak kegiatan pembebasan lahan ini harus dikelola dan dipantau agar
dampak negatifnya bisa diperkecil dan dampak positifnya bisa
ditingkatkan.
Selain itu, dampak pembebasan lahan juga memberikan dampak negatif
penting terhadap perubahan kepemilikan lahan. Lahan yang sebelumnya
digunakan masyarakat sebagai sumber nafkah tidak dapat digunakan lagi
sebagai sumber nafkah. Namun hilangnya lahan yang dibebaskan,
masyarakat mendapat ganti berupa uang yang diharapkan dapat membeli
lahan di tempat lain atau berusaha di bidang lain. Sumber pencemar
kualitas udara pada tahap konstruksi untuk kualitas udara adalah
pengunaan alat berat dan pembakaran bahan bakar untuk alat berat.
Pengangkutan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan-
kegiatan konstruksi pabrik dan sarana infrastruktur akan mempergunakan
alat-alat berat. Pergerakan alat-alat berat tersebut berpotensi
mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara yang berasal dari
emisi maupun debu yang bertebaran di sepanjang jalan yang akan dilalui.
Pengaruh-pengaruh debu yang berterbangan yang potensial dapat
menganggu dan menurunkan kualitas udara secara umum akan terjadi di
sekitar lokasi kira-kira 100 hingga ke 200 m dari daerah konstruksi,
khususnya pada kondisi kondisi udara kering. Sebaran debu yang
berterbangan, sebaran emisi mesin/peralatan dan emisi dari buangan gas
kendaraan relatif kecil dan sebagian besar tetap di udara selama
pekerjaan. Pembuangan dari sumber-sumber ini diduga tidak
mengakibatkan penurunan yang berarti bagi kualitas udara, namun,
upaya-upaya pengelolaan dapat meminimumkan perubahan-perubahan
terhadap kualitas udara. Aspek lingkungan tanah dalam komponen
lingkungan Geofisika-kimia dalam bab evaluasi dampak penting ini adalah
peningkatan laju erosi tanah. Bahaya erosi tanah merupakan dampak
yang penting yang harus diperhatikan mengingat penyebab dampak
primer dan dampak turunannya bersifat kompleks, terutama dalam tahap
kegiatan operasi penambangan yaitu kegiatan pemindahan top soil dan
tanah penutup, serta proses ekskavasi/pembongkaran bijih bauksit. Mulai
dari tahap persiapan, tahap kegiatan operasi penambangan hingga pasca
operasi penambangan yang berupa reklamasi dan revegetasi merupakan
hal-hal yang penting (penyebab dampak) yang mempengaruhi besar
kecilnya laju erosi yang akan terjadi. Erosi tanah akan menyebabkan
terjadinya kerusakan tanah yang berupa hilangnya atau berkurangnya
lapisan tanah pucuk/atasan (top soil) yang lebih subur yang lebih lanjut
berakibat hilangnya unsur-unsur hara terbawa langsung oleh air limpasan
(run off) permukaan. Besar kecilnya erosi yang akan terjadi ini selalu
berfluktuasi. Fluktuasi laju erosi tanah tersebut merupakan dinamika
dampak yang berlangsung terus dalam jangka waktu yang lama dan
tergantung dari tahap-tahap kegiatan selama masa operasi

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 2


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

penambangan yang akan berjalan. Besar kecilnya dampak ini juga


tergantung pada curah hujan. Pada tahap konstruksi ini yang berupa
kegiatan pembersihan lahan untuk lubang penambangan dan pabrik serta
sarana infrastruktur, laju erosi akan meningkat tinggi melebihi ambang
batas yang ditoleransikan dengan indeks bahaya erosi tergolong sangat
ringan. Namun bila pembersihan lahan tersebut dilakukan pengelolaan
secara bersamaan maka diprediksi laju erosi yang akan terjadi tergolong
tingkat bahaya erosi ringan. Jumlah erosi yang akan terjadi pada
penimbunan batuan penutup sangat tergantung pada sifat-sifat bantuan
penutup dan kemiringan dari lereng Kandungan bahan organik dan laju
permeabilitas yang sangat rendah pada penimbunan batuan penutup
akan memberikan penilaian yang tinggi terhadap indeks erodibilitas
tanahnya. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap pasca operasi, laju erosi
secara bertahap menurun dengan adanya kegiatan reklamasi dan
revegetasi lahan. Secara potensial di wilayah studi ini sangatlah
memungkinkan terjadinya erosi sangat tinggi/berat walaupun pada saat
rona awalnya laju erosi tergolong rendah sampai sedang. Hal ini terlihat
dari besarnya nilai laju erosi potensial yang melebihi laju erosi yang masih
dapat ditoleransikan (Tolerable Erosion Loss). Potensi erosi tinggi ini
sangatlah didukung oleh kondisi curah hujan yang tergolong tinggi dan
kondisi topografi yang bervariasi di wilayah studi. Pengendalian secara
mekani dengan sistem teras dengan konstruksi baik terutama pada tahap
operasi ini mutlak harus dilakukan sehingga laju erosi pada penimbunan
batuan penutup ini dapat terkendalikan. Jika tidak dikelola, dampak dari
laju erosi ini bisa merugikan. Dengan terjadinya proses erosi akan
menyebabkan terjadinya dampak turunan berupa kekeruhan sungai yang
ada di sekitar areal tambang akibat terjadinya erosi pada waktu hujan.
Material erosi yang terjadi pada suatu areal akan dihanyutkan ke badan
sungai dimana material ini akan diendapkan maupun tersuspensikan di
dalam air sungai. Apabila dampak erosi tidak segera dikelola dengan cara
dan dana yang memadai pada masing-masing tahapan kegiatan
penambangan tersebut, maka lamanya dampak bahaya erosi akan terjadi
selama proyek berlangsung. Dampak erosi ini bersifat tidak berbalik dan
berakumulasi dengan aspek hidrologi. Erosi tanah menyebabkan
penurunan kualitas air sungai (kekeruhan air sungai meningkat) yang
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai akibat
proses sedimentasi berlangsung terus. Pendangkalan sungai akan
berpengaruh terhadap debit air sungai. Oleh karena itu bahaya erosi
merupakan salah satu dampak negatif penting yang bersifat kompleks
penyebab dan dampaknya maka senantiasa harus diperhatikan melalui
tindakan konservasi tanah mulai dari tahap kontruksi, tahap operasi
hingga tahap pasca operasi. Hal ini sebagaimana sesuai dengan jaminan
reklamasi yang tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Pertambangan
Umum No. 336.K/271/DDJP/96 dimana akan dilakukan kegiatan
revegetasi pada setiap terselesainya tahapan penambangan, maka
kegiatan revegetasi ini akan dapat mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kegiatan penambangan secara menyeluruh. PT. Kurnia
Jaya Raya juga telah mempersiapkan rencana untuk pengelolaan air
permukaan, yang akan membantu upaya untuk mengendalikan bahaya
erosi. Pada tahap konstruksi kegiatan yang akan menimbulkan dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 3


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

terhadap kualitas air permukaan adalah kegiatan pembersihan lahan. Jika


tidak dikelola, kegiatan pembersihan lahan yang menghilangkan vegetasi
dan tanah penutup akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan
yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya
penurunan kuantitas biota perairan dan penurunan produktiftas perairan.
Apabila sungai-sungai yang ada adalah merupakan sumber air bagi
masyarakat dan lahan untuk kegiatan perairan air tawar, maka dampak
lanjutannya adalah akan terjadinya ketegangan di masyarakat dan
menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana
kegiatan penambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu
kegiatan pembersihan lahan pada tahap konstruksi ini harus dilakukan
pengelolaan dan pemantauannya untuk meminimalkan dampaknya. Pada
tahap konstruksi kegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap
transportasi darat adalah kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan serta
pembangunan pabrik dan sarana transportasi. Jika tidak dikelola dengan
baik, kegiatan-kegiatan tersebut akan mengakibatkan peningkatan jumlah
kecelakaan lalu lintas secara signifikan. Dampak ini bisa berlanjut pada
sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan
penambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu kegiatan
pembersihan lahan pada tahap konstruksi ini harus dilakukan pengelolaan
dan pemantauannya untuk meminimalkan dampaknya. Pada tahap
konstruksi, kegiatan penerimaan tenaga kerja diperkirakan menimbulkan
dampak positif terhadap kesempatan kerja dan berusaha serta
pendapatan masyarakat. Direncanakan tenaga kerja tidak trampil
(unskilled labour) yang dapat diserap dari penduduk lokal adalah 167
orang dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat konstruksi.
Selain itu tenaga kerja yang belum dapat terserap diharapkan dalam
tersalurkan melalui tumbuhnya perekonomian di sekitar proyek berupa
kesempatan berusaha disektor informal seperti membuka warung/toko,
tempat penginapan, jasa tranportasi dan lain sebagainya. Dengan
terserapnya tenaga kerja setempat dalam kegiatan konstruksi dan
terbukanya kesempatan berusaha diprakirakan akan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan tentunya
akanmeningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, hal ini
akan berpengaruh dalam kihidupan sehari-hari masyarakat setempat,
misalnya perubahan norma dan nilai-nilai social. Selain itu peningkatan
pendapatan masyarakat juga akan menumbuhkan persepsi positif
masyarakat terhadap PT. Kurnia Jaya Raya. Kegiatan penerimaan tenaga
kerja konstruksi akan menimbulkan dampak terhadap norma dan nilai-
nilai sosial akibat masuknya pekerja dari luar daerah. Adanya pekerja
pendapatan tinggi kemungkinan akan menimbulkan lokasi-lokasi prostitusi
yang pada akhirnya akan menimbulkan ketegangan di masyarakat.
Dampak negatif ini berpotensi menimbulkan sikap dan persepsi negatif
masyarakat terhadap rencana kegiatan penambangan emas
PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu kegiatan penerimaan tenaga kerja
konstruksi harus dilakukan pengelolaan dan pemantauan agar dampak
negatifnya bisa ditekan dan dampak positifnya bisa lebih meningkat. Dari
seluruh aktivitas penambangan, hanya pengambilan dan penempatan
batuan penutup serta penambangan bijih yang menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan berupa perubahan bentang alam yang

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 4


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

terbatas hanya terjadi di daerah lokasi penambangan. Sebagai akibat


penambangan bijih, daerah yang ditambang akan membentuk lobang
dimana stabilitas lerengnya akan dijaga sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi longsoran yang dapat menimbulkan perubahan bentang alam lebih
lanjut dan erosi tanah serta sedimentasi. Dampak peningkatan
pendapatan daerah berasal dari kegiatan pembayaran pajak dan royalti
serta kegiatan penutupan tambang. Semakin banyak emas yang
dihasilkan maka akan semakin besar penerimaan daerah dari pajak dan
royalty kegiatan pertambangan emas PT. Kurnia Jaya Raya ini. Oleh
karena itu dampak peningkatan pendapatan daerah ini sangat penting
untuk kemajuan daerah yang pada akhirnya akan menimbulkan sikap dan
persepsi positif masyarakat terhadap kegiatan penambangan bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya Kegiatan pada tahap pasca operasi yang akan
menimbulkan dapak terhadap vegetasi adalah penghijauan kembali
(revegetasi) pada lahan bekas tambang dan bekas sarana penunjang
seperti emplasemen, bengkel, tapak penimbunan hasil tambang dan lain
sebagainya. Secara keseluruhan dampak kegiatan ini terhadap
komponen vegetasi darat, satwa liar dan biota perairan dikatagorikan
sebagai dampak positif pening karena akan mengembalikan fungsi habitat
seperti semula. Pada tahap pasca operasi, kegiatan yang diperkirakan
menimbulkan dampak negatif adalah kegiatan pemutusan hubungan kerja
(PHK). Akibat kegiatan ini maka karyawan yang di PHK harus mencari
pekerjaan baru yang biasanya tidak mudah untuk dilakukan. Tuntutan
rutinitas pendapatan yang harus berlanjut menjadi terhenti, sehingga
konsekuensinya adalah timbulnya kesulitan-kesulitan baru yang tidak
diharapkan. Kondisi ini juga akhirnya menimbulkan dampak negatif
terhadap persepsi masyarakat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menanggulangi hal tersebut di atas adalah:
• Menerapkan sistem PHK dengan uang pesangon yang layak;
• Mempersiapkan tenaga kerja dengan pendidikan dan latihan
keterampilan yang memadai.
Kegiatan pemutusan hubungan kerja ini akan mempengaruhi kehidupan
perekonomian lokal, dengan tutupnya usaha-usaha informal yang ada
disekitar lokasi penambangan sehingga hal ini juga berdampak terhadap
perekonomian masyarakat yang akhirnya akan menimbulkan persepsi
negatif masyarakat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menanggulangi hal tersebut di atas adalah :
• Membantu pemerintah daerah setempat dalam program
pengembangan masyarakat, khususnya masa depan daerah bekas
tambang setelah selesainya kegiatan penambangan;
• Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat dengan
melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat mengenai
pengembangan usaha disektor informal.
Namun demikian masyarakat juga akan menerima dampak negatif
terutama akibat penggunaan lahan untuk pertambangan bauksit sehingga
masyarakat kehilangan kesempatan untuk menggunakannya bagi
kepentingan lainnya. Dampak negatif ini merupakan hal yang lazim terjadi
pada rencana usaha apapun yang memerlukan lahan, seperti

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 5


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

perkebunan, pertambangan, kehutanan, dsb. Persoalan ini terletak pada


seberapa besar manfaat yang diperoleh masyarakat dari usaha baru
tersebut dibandingkan dengan luas lahan yang digunakan. Jika
dibandingkan dengan kegiatan lain seperti perkebunan kelapa sawit,
pertambangan bauksit memang lebih kecil potensi manfaat ekonomisnya
kepada masyarakat setempat. Tetapi hal itu terkait dengan kepentingan
lainnya yang lebih makro dimana Endapan mineral (bahan tambang)
merupakan salah satu kekayaan alam yang berpengaruh dalam
perekonomian nasional, dan bahan galian bauksit di Indonesia
merupakan salah satu komoditas industri yang terus meningkat
peranannya, karena jumlah sumberdaya yang relatif besar.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka kegiatan pertambangan bauksit
pada dasarnya dapat dikelola sebagai usaha yang berkelanjutan
(sustainable) dari aspek sosial, dengan catatan berbagai kegiatan
dampak sosial, bail negatif maupun positif, dikelola dengan tepat. Seperti
penerimaan tenaga kerja, program pemberdayaan masyarakat, reklamasi
lahan, dsb. Artinya kegiatan pertambangan bauksit dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat secara terus menerus selama jangka waktu
penambangan.
6.1.1. Hasil Evaluasi Dampak Penting Dengan Matriks Sederhana
Berdasarkan Evaluasi Dampak Penting pertambangan bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya yang dapat dilihat hasil evaluasi dampak sebagai
berikut :
1. Komponen Lingkungan Fisik-Kimia
a. Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Kualitas udara ambien setelah adanya kegiatan proyek
diperkirakan akan mengalami penurunan sehingga penurunan
kondisi lingkungan sebesar negatif dua (-2) dari skala kualitas
lingkungan pada rona lingkungan awalnya yaitu 4 (baik) menjadi
2 (sedang) .
b. Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kualitas Air setelah adanya seluruh kegiatan proyek diperkirakan
akan mengalami penurunan sebesar dua skala kualitas
lingkungan (-2) dari skala kualitas lingkungan pada rona
lingkungan awalnya yaitu 3 (sedang) menjadi 1 (sangat buruk)
setelah adanya seluruh kegiatan proyek.
c. Meningkatnya Laju Erosi Tanah dan Sedimentasi
Erosi dan Sedimentasi setelah adanya seluruh kegiatan proyek
diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar dua skala
kualitas lingkungan (-2) dari skala kualitas lingkungan pada rona
lingkungan awalnya yaitu 4 (baik) menjadi 2 (cukup baik) setelah
adanya seluruh kegiatan proyek.
d. Perubahan Bentang Alam

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 6


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Adanya perubahan bentang alam setelah adanya seluruh


kegiatan proyek diperkirakan akan mengalami peningkatan
sehingga penurunan kondisi lingkungan sebesar negatif dua (-2)
dari skala kualitas lingkungan pada rona lingkungan awalnya
yaitu 4 (baik) menjadi 2 (sedang) setelah adanya seluruh
kegiatan proyek.
2. Komponen Biologi
a. Keanekaragaman Jenis Flora
Keanekaragaman jenis flora setelah adanya seluruh kegiatan
proyek diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar dua
skala kualitas lingkungan (-2) dari skala kualitas lingkungan pada
rona lingkungan awalnya yaitu 4 (baik) menjadi 2 (buruk) setelah
adanya seluruh kegiatan proyek.
b. Keanekaragaman Jenis Fauna
Keanekaragaman jenis fauna setelah adanya seluruh kegiatan
proyek diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar dua
skala kualitas lingkungan (-2) dari skala kualitas lingkungan pada
rona lingkungan awalnya yaitu 4 (baik) menjadi 2 (buruk) setelah
adanya seluruh kegiatan proyek.
c. Keanekaragaman Jenis Biota
Keanekaragaman jenis biota setelah adanya seluruh kegiatan
proyek diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar dua
skala kualitas lingkungan (-2) dari skala kualitas lingkungan pada
rona lingkungan awalnya yaitu 4 (baik) menjadi 2 (buruk) setelah
adanya seluruh kegiatan proyek.
3. Komponen Sosial ekonomi dan Budaya
a. Meningkatnya Pendapatan Masyarakat
Perubahan pendapatan setelah adanya seluruh kegiatan proyek
diperkirakan akan berdampak positif (+ 2) dari skala kualitas
lingkungan pada rona lingkungan awalnya yaitu 2 menjadi 4
setelah adanya seluruh kegiatan proyek.
b. Meningkatnya Aktivitas Perekonomian
Peningkatan aktivitas perekonomian setelah adanya seluruh
kegiatan proyek diperkirakan akan mengalami peningkatan
positif sebesar positif dua skala kualitas lingkungan (2) dengan
sifat dampak negatif (+) dari skala kualitas lingkungan pada rona
lingkungan awalnya yaitu 2 (buruk) menjadi 4 (baik) setelah
adanya seluruh kegiatan proyek.
c. Perubahan Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat merupakan pandangan atau pendapat
masyarakat tentang sesuatu hal tertentu karena adanya
kekhawatiran terhadap pertambangan bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya maka kondisi awal baik (4) setelah ada
kegiatan pertambangan bauksit menjadi -2.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 7


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d. Perubahan Struktur Masyarakat


Struktur masyarakat setelah adanya kegiatan proyek
diperkirakan akan mengalami penurunan – 2.

4. Komponen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


a. Terjadinya
Terjadinya kecelakaan kerja setelah adanya seluruh kegiatan
proyek diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar dua
skala kualitas lingkungan (1) dengan sifat dampak negatif (-) dari
skala kualitas lingkungan pada rona lingkungan awalnya yaitu
sedang (3) menjadi buruk (2) setelah adanya seluruh kegiatan
proyek.
b. Meningkatnya Pola Penyakit Masyarakat
Pola penyakit masyarakat setelah adanya seluruh kegiatan
proyek diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar dua
skala kualitas lingkungan (2) dengan sifat dampak negatif (-) dari
skala kualitas lingkungan pada rona lingkungan awalnya yaitu
baik (4) menjadi buruk (2) setelah adanya seluruh kegiatan
proyek.

6.2. PEMILIHAN ALTERNATIF TERBAIK


6.2.1. Lokasi Pencucian (Washing Plan)
Penentuan alternatif lokasi Pencucian Washing Plant (WP) diperlukan
dengan pertimbangan kebutuhan air untuk operasional pencucian bauksit
sehingga memerlukan sumber air yang tersedia sepanjang tahun atas
pertimbangan tersebut sumber air yang dimungkinkan adalah aternatif
sungai dan rawa.
Aktivitas Pencucian Washing Plant (WP) akan berpengaruh terhadap
lingkungan fisik kimia dan lingkungan biologi (manusia, hewan,
tumbuhan) Sehingga judgement intern perusahaan dalam penentuan
alternatif lokasi Pencucian Washing Plant (WP) harus mempertimbangan
lingkungan tidak hanya pertimbangan ekonomis dan teknis saja.
Berdasarkan aktivitas Pencucian Washing Plant (WP) yang meliputi material
bauksit, baik berbentuk bongkahan batuan maupun tanah kerikil (Ore),
pengelolan limbah hasil Pencucian Washing Plant (WP) dan pengangkutan
bauksit maka perlu dipertimbangkan dalam kajian pemilihan alternatif lokasi
Pencucian Washing Plant (WP) adalah faktor-faktor berikut ini :
- Jarak lokasi Pencucian Washing Plant (WP) dan aktivitasnya dengan blok-
blok penambangan.
- Kualitas air sungai/rawa.
- Habitat binatang yang dilindungi.
- Jenis tumbuhan yang dilindungi.
- Kondisi Tanah.
Dasar pemilihan rencana dan realisasi lokasi Pencucian Washing Plant (WP)
dilakukan dengan memperhitungkan faktor ekonomi, teknis dan lingkungan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 8


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

serta batasan-batasan yang umum berlaku yaitu antara lain mengenai


penggunaan sumber air dari sungai/rawa agar mensuplai kebutuhan air untuk
pengolahan sepanjang tahun untuk melakukan proses pencucian 900 ton
wash/jam umumnya akan dibutuhkan air sebanyak 2 - 3 M 3/ ton, sehingga
untuk mengolah produksi perharinya dapat diketahui. Batasan lainnya berupa
tanah yang kokoh dan memiliki daya dukung yang baik, terletak di atas garis
banjir, air buangan/limbah harus jangan sampai mencemari lingkungan,
memungkinkan pembuatan jalan penghubung sependek mungkin serta
memiliki keadaan topografi yang menyediakan kemudahan-kemudahan
dalam transportasi.
Berdasarkan analisis peta lokasi dan survey pendahuluan terdapat dua (2)
alternative lokasi yang dapat dikaji kelayakannya baik secara ekonomi, teknis
maupun lingkungan. Pemilihan kedua alternative lokasi Pencucian Washing
Plant (WP) ini didasarkan atas letak lokasi yang strategis, dekat sungai besar
dan rawa berada diantara blok dan dermaga.
Alternative 1 (satu) berlokasi di sekitar Sungai Kapuas dan disekitar DAS
Kapuas.
Alternative 2 (Dua) berlokasi pada rawa yang ada disekitar areal studi
dengan menambahkan beberapa skat guna menampung air rawa dengan
maksimal.
Berdasarkan analisis dan pengamatan untuk lokasi pencucian (washing plan)
maka yang dipilih adalah alternatif ke 2 (Dua) yaitu lokasi pencucian washing
plan yang berada di rawa sekitar lokasi kegiatan tambang. Dengan
pertimbangan bahwa lokasi tersebut berada diantara blok penambangan,
lokasi tersebut bukan merupakan habitat satwa yang dilindungi dan pada
lokasi tersebut tidak ada vegetasi yang dilindungi.

6.2.2. Lokasi Dermaga


Penentuan alternatif lokasi dermaga diperlukan pertimbangan dengan alasan
pengangkutan materi mineral guna mempermudah pemasaran.
Pengangkutan dilakukan dengan transportasi air yaitu pontoon yang ditarik
dengan beberapa kapal kecil ke muara laut, sehingga mempermudahkan
estafet ke kapal suplayer. Lokasi dermaga tepatnya dibuat di sekitar areal
Sungai Kapuas, dengan pertimbangan pemakaian dan pemanfaatan
dermaga yang sudah ada di sekitar areal tersebut
Pemilihan alternative terbaik dari lokasi dermaga maka yang dipilih adalah
perusahaan akan memanfaatkan dermaga yang sudah ada di Sungai
Kapuas, dimana sebelumnya akan dicapai kesepakatan antara pihak
perusahaan dengan pemilik dermaga.

6.3. TELAAHAN DAN ARAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN


LINGKUNGAN.
Berdasarkan hasil telahaan secara holistik diatas maka dihasilkan jenis-jenis
dampak yang mendapatkan prioritas untuk dikelola. Dalam Tabel 6.1
disajikan arahan pengelolaan setiap jenis dampak yang mendapat prioritas
untuk dikelola pada setiap tahap kegiatan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 9


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

TABEL 6.1.
Ringkasan Arahan Pengelolaan

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

PRA KONSTRUKSI  Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi


kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam
hal sosialisasi program pemberdayaan masyarakat
Perubahan Persepsi  Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi
Sosialisasi Proyek
Masyarakat kelompok terbatas (FGD) kepada kelompok warga
masyarakat yang sederajat tentang program
pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.
Sikap dan persepsi masyarakat dapat dikelola dengan:
 Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam
hal sosialisasi program pemberdayaan masyarakat
Perubahan Persepsi
Program CSR  Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi
Masyarakat
kelompok terbatas (FGD) kepada kelompok warga
masyarakat yang sederajat tentang program
pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.
Sikap dan persepsi masyarakat dapat dikelola dengan:
Pembebasan Lahan Perubahan Persepsi  Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para
MAsyarakat tokoh masyarakat dan warga masyarakat dalam bentuk
sosialisasi rencana akan dilaksanakannya program
pemberdayaan masyarakat oleh pihak perusahaan
 Melibatkan partisipasi warga masyarakat dalam
kegiatan program pemberdayaan yang dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.
 Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang
terdapat di desa-desa studi dalam kegiatan program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh
pihak perusahaan.
 Mengalokasikan sejumlah dana untuk merealisasikan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 10


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

kegiatan dilapangan
KONSTRUKSI Sikap dan persepsi masyarakat dapat dikelola dengan:
 Melakukan pendekatan secara proaktif kepada para
tokoh masyarakat dan warga masyarakat dalam bentuk
sosialisasi rencana akan dilaksanakannya mobilisasi
Perubahan Persepsi tenaga kerja oleh pihak perusahaan
Masyarakat  Memprioritaskan masyarkat lokal sebagai tenaga kekrja
sesuai dengan tingkat pendidikannya.
 Melibatkan lembaga sosial kemasyarakatan yang
Mobilisasi Tenaga Kerja terdapat di desa-desa studi dalam kegiatan penerimaan
tenaga kerja yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
 Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat di
sekitar pertambangan, mengenai kinerja penambangan
 Memfasilitasi karyawan sehingga mempunyai
Perubahan Struktur kompetensi dalam melakukan penyuluhan sehingga
Masyarakat dapat mencapai hasil yang optimal.
 Mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan
kegiatan melalui pendekatan teknologi, sosek dan
kelembagaan.
 Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
Menurunnya Kualitas Udara rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
Mobilisasi Peralatan Ambien dan Meningkatnya masyarakat dan Camp perusahaan.
Kebisingan  Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja
Pembangunan Jalan Menurunnya Kualitas Udara  Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
Tambang Ambien dan Meningkatnya rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
Kebisingan masyarakat dan Camp perusahaan.
 Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 11


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

 Tidak melakukan penebangan pada kawasan


sempadan/ greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan
papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
Menurunnya Kualitas Air
 Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan,
Permukaan
melalui pengerasan dan perataan permukaan jalan
yang telah mengalami kerusakan/erosi, agar
mengurangi run off /aliran permukaan yang dapat
membawa transpor sedimen pada badan perairan /
sungai terdekat.
Pembersihan Lahan  Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
masyarakat dan Camp perusahaan.
Menurunnya Kualitas Udara
 Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
Ambien dan Meningkatnya
camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
Kebisingan
untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja
 Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/ greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan
papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
Menurunnya Kualitas Air
 Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan,
Permukaan
melalui pengerasan dan perataan permukaan jalan
yang telah mengalami kerusakan/erosi, agar
mengurangi run off /aliran permukaan yang dapat
membawa transpor sedimen pada badan perairan /
sungai terdekat.
Meningkatnya Laju Erosi  Cara vegetatif dengan memanfaat bagian-bagian dari
Tanah dan Sedimentasi tanaman dalam melindungi tanah terhadap tumbukan
langsung curah hujan, memperbesar kafasitas infiltrasi

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 12


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

dan meredusir aliran permukaan dengan melakukan


penanaman tanaman penutup tanah, seperti LCC pada
tanah-tanah yang terbuka dan mempertahankan
vegetasi yang tidak terkena proyek
 Cara mekanik, yang meliputi: pembuatan jalur-jalur
pengaliran air (water ways), pembuatan terassering,
pembuatan selokan/parit dan melakukan pengolahan
tanah.
 Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi,
dengan tidak melakukan penebangan.
 Pembuatan papan informasi yang berisi larangan
menebang jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis
lain di areal kegiatan, di sepanjang sempadan sungai
dan kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung.
 Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora
Keanekaragaman Jenis Flora
yang dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang
berbatasan dengan kawasan lindung, sempadan sungai
dan di tapak studi.
 Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-
jenis vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa
yang ada, sehingga mempunyai ruang untuk mencari
makan (feeding), berlindung (covering), berkembang
biak (breeding).
Keanekaragaman Jenis Fauna  Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi,
dengan tidak melakukan penebangan.
 Pembuatan papan informasi yang berisi larangan
menebang jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis
lain di areal kegiatan, di sepanjang sempadan sungai
dan kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung.
 Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora
yang dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 13


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

berbatasan dengan kawasan lindung, sempadan sungai


dan di tapak studi.

 Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-


jenis vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa
yang ada, sehingga mempunyai ruang untuk mencari
makan (feeding), berlindung (covering), berkembang
biak (breeding).
 Memasang papan pengumuman dilarang berburu
binatang di tempat-tempat strategis.
 Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
masyarakat dan Camp perusahaan.
Menurunnya Kualitas Udara
 Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
Ambien dan Meningkatnya
camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
Kebisingan
untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja
 Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/ greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan
Pembangunan Sarana dan papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
Prasarana bersifat merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
Menurunnya Kualitas Air
 Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan,
Permukaan
melalui pengerasan dan perataan permukaan jalan
yang telah mengalami kerusakan/erosi, agar
mengurangi run off /aliran permukaan yang dapat
membawa transpor sedimen pada badan perairan /
sungai terdekat.
 Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi,
Keanekaragaman Jenis Flora dengan tidak melakukan penebangan.
 Pembuatan papan informasi yang berisi larangan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 14


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

menebang jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis


lain di areal kegiatan, di sepanjang sempadan sungai
dan kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung.

 Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora


yang dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang
berbatasan dengan kawasan lindung, sempadan sungai
dan di tapak studi.
 Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-
jenis vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa
yang ada, sehingga mempunyai ruang untuk mencari
makan (feeding), berlindung (covering), berkembang
biak (breeding).
 Melakukan perlindungan terhadap jenis-jenis flora yang
bernilai ekonomi dan ekologi di sekitar wilayah studi,
dengan tidak melakukan penebangan.
 Pembuatan papan informasi yang berisi larangan
menebang jenis flora yang dilindungi, dan jenis-jenis
lain di areal kegiatan, di sepanjang sempadan sungai
dan kawasan yang berbatasan dengan hutan lindung.
 Melakukan pembibitan dan penanaman jenis-jenis flora
yang dilindungi atau bernilai ekologi di daerah yang
Keanekaragaman Jenis Fauna
berbatasan dengan kawasan lindung, sempadan sungai
dan di tapak studi.
 Melakukan penanaman dan mempertahankan jenis-
jenis vegetasi/flora yang berfungsi ekologi bagi satwa
yang ada, sehingga mempunyai ruang untuk mencari
makan (feeding), berlindung (covering), berkembang
biak (breeding).
 Memasang papan pengumuman dilarang berburu
binatang di tempat-tempat strategis.
Menurunnya Kualitas Air  Tidak melakukan penebangan pada kawasan
Pembangunan Dermaga sempadan/ greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Permukaan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 15


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan


papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
 Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan,
melalui pengerasan dan perataan permukaan jalan
yang telah mengalami kerusakan/erosi, agar
mengurangi run off /aliran permukaan yang dapat
membawa transpor sedimen pada badan perairan /
sungai terdekat.
OPERASI  Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
masyarakat dan Camp perusahaan.
Pemindahan Top Soil dan Menurunnya Kualitas Udara
 Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
Tanah Penutup Ambien dan Meningkatnya
camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
Kebisingan
untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja
Penambangan Bauksit  Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
masyarakat dan Camp perusahaan.
Menurunnya Kualitas Udara
 Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
Ambien dan Meningkatnya
camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
Kebisingan
untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja
 Penataan bentuk (morfologi) lahan bekas
penambangan
 Kegiatan Reklamasi dan revegetasi lahan baik,
Perubahan Bentang Alam reklamasi awal per blok tambang maupun reklamasi
dan revegetasi akhir pasca pertambangan.

Aktivitas Perekonomian  Memfasilitasi warga masyarakat yang terkena dampak,

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 16


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

untuk ikut berperan aktif dalam aktivitas perekonomian,


dan menjadi pengembangan wilayah desa mereka.
 Mengalokasikan pembiayaan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut di atas.
 Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa atau
divisi pengelolaan lingkungan di pihak pemrakarsa,
yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan
perekonomian masyarakat di sekitar wilayah studi
seperti mengaktifkan dan menggiatkan kembali fungsi
KUD.
 Melakukan koordinasi dengan perangkat desa
setempat, dalam melakukan perencanaan, dan
pelaksanaan program kemitraan dengan masyarakat
setempat sekitar wilayah studi.
 Memasang rambu-rambu di jalan yang akan dilaluim
oleh kendaraan
Terjadinya Kecelakaan Kerja
 Kecepatan laju kendaraan di batasi
 Penggunaan alat perlindungan diri
Pengangkutan Ore  Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
masyarakat dan Camp perusahaan.
Menurunnya Kualitas Udara  Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
Ambien dan Meningkatnya camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
Kebisingan untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja

Terjadinya Kecelakaan Kerja  Memasang rambu-rambu di jalan yang akan dilaluim


oleh kendaraan
 Kecepatan laju kendaraan di batasi
 Penggunaan alat perlindungan diri

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 17


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

 Melakukan medical cek up rutin pada pekerja lapangan.


 Memberikan penyuluhan pentingnya menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri).
 Membentuk pos kesehatan yang melayani 24 jam.
 Menyediakan APD yang sesuai bagi para pekerja
Meningkatnya Pola Penyakit
Masyarakat  Memberikan suplemen bagi pekerja yang rentan akan
kontaminasi akibat peroperasian alat-alat
pertambangan
 Menyediakan jaminan kesehatan bagi pekerja
 Bekerjasama dengan instansi seperti Puskesmas dalam
penyiapan tenaga medis dan klinik
 Tidak melakukan penebangan pada kawasan
sempadan/ greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan
papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
Menurunnya Kualitas Air
Pencucian Bijih Bauksit  Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan,
Permukaan
melalui pengerasan dan perataan permukaan jalan
yang telah mengalami kerusakan/erosi, agar
mengurangi run off /aliran permukaan yang dapat
membawa transpor sedimen pada badan perairan /
sungai terdekat
Instalasi Pengolahan Air Menurunnya Kualitas Air  Tidak melakukan penebangan pada kawasan
Limbah (IPAL) Permukaan sempadan/ greenbelt di sepanjang sungai yang ada.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan
papan larangan untuk melakukan aktifitas apapun yang
bersifat merusak kawasan sempadan sungai/jalur hijau.
 Memelihara saluran air/drainase dan sarana jalan,
melalui pengerasan dan perataan permukaan jalan
yang telah mengalami kerusakan/erosi, agar
mengurangi run off /aliran permukaan yang dapat
membawa transpor sedimen pada badan perairan /

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 18


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tahap Komponen Komponen/ Parameter


Arahan Pengelolaan
Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak Lingkungan Terkena Dampak

sungai terdekat.
 Melakukan medical cek up rutin pada pekerja lapangan.
 Memberikan penyuluhan pentingnya menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri).
 Membentuk pos kesehatan yang melayani 24 jam.
 Menyediakan APD yang sesuai bagi para pekerja
Meningkatnya Pola Penyakit
Masyarakat  Memberikan suplemen bagi pekerja yang rentan akan
kontaminasi akibat peroperasian alat-alat
pertambangan
 Menyediakan jaminan kesehatan bagi pekerja
 Bekerjasama dengan instansi seperti Puskesmas dalam
penyiapan tenaga medis dan klinik
 Menanam tanaman penghijauan dengan jarak yang
rapat di kiri dan kanan jalan disekitar pemukiman
masyarakat dan Camp perusahaan.
Menurunnya Kualitas Udara
Pengangkutan dari  Pembuatan embung air, embung diletakkan di base
Ambien dan Meningkatnya
Washplan ke Dermaga camp dan dekat pemukiman agar dapat berfungsi
Kebisingan
untuk cadangan air pada musim kemarau.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja lapangan
untuk menggunakan masker pada saat bekerja
PASCA OPERASI  Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam
hal sosialisasi program pemberdayaan masyarakat
Pemutusan Hubungan Perubahan Persepsi  Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk diskusi
Kerja (PHK) Masyarakat kelompok terbatas (FGD) kepada kelompok warga
masyarakat yang sederajat tentang program
pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan
oleh pihak perusahaan.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 19


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

6.4. REKOMENDASI PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN RENCANA


PROYEK PERTAMBANGAN BAUKSIT PT. KURNIA JAYA RAYA
6.4.1. Penilaian Kelayakan Lingkungan Ditinjau Dari Dampak Lingkungan
Berdasarkan hasil evaluasi dampak yang dilakukan secara holistic
dengan menggabungkan antara prakiraan besaran dampak dengan sifat
kepentingan dampak yang ditimbulkan untuk masing-masing komponen
lingkungan hidup terhadap komponen kegiatan diketahui bahwa rencana
kegiatan pertambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya potensial
menimbulkan dampak penting, baik positif maupun negatif.
Dampak positif penting diprakirakan akan muncul pada tahap konstruksi,
operasi dan pasca operasi. Dampak positif penting yang muncul tersebut
adalah di komponen sosial ekonomi masyarakat, seperti perubahan
pendapatan masyarakat dengan indikator adanya kesempatan kerja dan
berusaha bagi masyarakat setempat, serta terjadi perubahan aktifitas
masyarakat sehingga akan mengubah persepsi masyarakat menjadi
positif.
Sementara itu, dampak negatif penting yang diprakirakan muncul adalah :
a. Komponen fisik-kimia : menurunnya kualitas udara ambien dan
meningkatnya kebisingan, menurunnya kualitas air permukaan,
meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi, serta perubahan bentang
alam.
b. Komponen Biologi : keanekaragaman jenis flora, keanekaragaman
jenis fauna, keanekaragaman jenis biota air.
c. Komponen Sosial : meningkatnya aktivitas perekonomian,
meningkatnya pendapatan masyarakat, perubahan persepsi
masyarakat, serta perubahan struktur masyarakat.
d. Komponen Kesehatan Masyarakat : terjadinya kecelakaan kerja dan
meningkatnya pola penyakit masyarakat.
Namun beberapa dampak negatif penting yang diprakirakan muncul
tersebut pada dasarnya dapat dikelola melalui beberapa pendekatan
pengelolaan lingkungan yang diusulkan. Dengan adanya pengelolaan
lingkungan diharapkan dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi,
ditanggulangi dan bahkan dicegah. Untuk dampak positif semaksimal
mungkin dapat dikembangkan lagi, sehingga dengan demikian kegiatan
pertambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya dapat terus berlangsung
tanpa mengabaikan kualitas lingkungan hidup sehingga dapat
mensejahterakan seluruh lapisan masyarak.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) VI – 20

Anda mungkin juga menyukai