Anda di halaman 1dari 64

Pertambangan Mineral Bauksit

PT. Kurnia Jaya Raya

BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

5.1. PRAKIRAAN BESARAN DAMPAK


Prakiraan dampak akan dilakukan terhadap setiap jenis rencana kegiatan
Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya terhadap setiap komponen
lingkungan hidup. Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas
lingkungan antara saat kegiatan pembangunan Pertambangan Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya berlangsung terhadap rona lingkungan awal.
Besar prakiraan dampak = KLP - KLRLA
Dimana :
KLP : Skala kualitas lingkungan saat kegiatan berlangsung (saat
proyek berlangsung)
KLRLA : Skala kualitas lingkungan saat Rona Lingkungan Awal (mula-
mula)
Kualitas lingkungan pada rona lingkungan awal (RLA) dan pada saat
kegiatan berlangsung (setiap tahap) akan ditampilkan dalam skala
numerik (1 s.d. 5) yaitu :
Skala Kualitas Lingkungan
1 Sangat buruk
2 Buruk
3 Cukup Baik
4 Baik
5 Sangat Baik
Kondisi kualitas lingkungan untuk komponen fisik kimia dan biologi
diperoleh dengan cara formal, yakni menggunakan rumus empiris dan
atau matematis, berpedoman pada Baku Mutu Lingkungan yang berlaku
atau sesuai dengan komponen lingkungan yang terkait, serta cara analogi
yaitu dengan kajian pustaka terhadap komponen sejenis. Sedangkan
kondisi kualitas lingkungan untuk komponen sosial dan kesehatan
masyarakat diperoleh dengan cara formal maupun non formal, serta cara
analogi.
Selisih nilai skala kondisi lingkungan di atas dipergunakan untuk
menentukan besaran dampak baik positif maupun negatif. Adapun skala
besaran dampak ditetapkan sebagai berikut :
 Dampak besar apabila perubahan skala kualitas lingkungan ≥ 2
 Dampak kecil apabila perubahan skala kualitas lingkungan < 2
Sifat dampak tergolong positif apabila akan memperbaiki skala kualitas
lingkungan dari rona awalnya, sedangkan dampak bersifat negatif apabila
perubahan yang terjadi menurunkan skala kualitas lingkungan dari rona
awalnya.
Selanjutnya prakiraan dampak penting dengan penentuan tingkat
kepentingan dampak dalam studi ANDAL mengacu pedoman PP No.27
tahun 1999 tentang AMDAL. Tingkat Kepentingan dampak kegiatan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–1


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya dikaji berdasarkan 6


kriteria, yaitu :

TABEL 5.1.
Kriteria Dampak Penting

No Ukuran Dampak Penting Kriteria Dampak Penting Keterangan


1 Jumlah manusia terkena Jumlah manusia di wilayah studi TP : bila manusia yang terkena
dampak yang terkena dampak lingkungan dampak jumlahnya sedikit (tidak
tetapi tidak menikmati manfaat ada/kecil pengaruhnya)
proyek, sama atau lebih besar dari P : bila manusia yang terkena dampak
jumlah manusia yang menikmati jumlahnya banyak (memberi pengaruh)
proyek.
2 Luas wilayah per-sebaran Kegiatan proyek mengakibatkan TP : bila persebaran dampaknya
dampak adanya wilayah yang mengalami luasan lingkupnya sempit/lokal
perubahan mendasar dari segi P : bila persebaran dampaknya luasan
intensitas dampak atau segi lingkupnya lebih luas
kumulatif dampak.
3 Lamanya dan Intensitas Kegiatan proyek mengakibatkan TP : intensitasnya ringan dan
dampak berlangsung timbulnya perubahan mendasar dari berlangsungnya sangat singkat
segi intensitas dampak atau tidak P : intensitasnya sedang dan berat
berbaliknya dampak atau segi serta berlangsungnya dampak 1 – 2
kumulatif dampak yang berlangsung tahap
hanya pada satu atau lebih tahapan
kegiatan.
4 Banyaknya kompo-nen Kegiatan proyek menimbulkan TP : sedikit pengaruh terhadap
lingkungan lain yang terkena dampak sekunder dan dampak komponen lingkungan lainnya
dam-pak lanjutan lainnya yang jumlah P : sedang & Banyak pengaruh
komponennya lebih atau sama terhadap komponen lingkungan
dengan komponen lingkungan yang lainnya
terkena dampak primer.
5 Sifat kumulatif dampak  Dampak lingkungan
berlangsung berulang kali dan
terus menerus, sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan alam
atau sosial yang menerimanya.
 Beragam dampak lingkungan
bertumpuk dalam suatu ruang
tertentu, sehingga tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan alam
atau sosial yang menerimanya.
 Dampak lingkungan dari
berbagai sumber kegiatan
menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik).

6 Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh TP : dampak dapat terabaikan dan
berbaliknya dampak komponen lingkungan tidak dapat terkendali dengan pengelolaan yang
dipulihkan kembali walaupun baik
dengan intervensi manusia. P : dampak sukar dikendalikan dan
efek majemuk.

5.2. PENENTUAN SIFAT PENTING DAMPAK

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–2


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Penting atau tidaknya dampak akan dianalisis pada sub-bab ini. Prakiraan
dampak penting berpedoman pada Keputusan Ka-Bapedal No.056 tahun
1994 yang berdasarkan pada 6 (enam) kriteria sebagai berikut:
1) Jumlah manusia terkena dampak (Bobot 3)
2) Luas wilayah persebaran dampak (Bobot 1)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung (Bobot 1)
4) Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak (Bobot 1)
5) Sifat kumulatif dampak (Bobot 1)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak (Bobot 1)
Atas dasar pertimbangan keenam kriteria tersebut dapatlah ditetapkan
penting/tidak pentingnya dampak yang dijadikan dasar dalam rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Suatu dampak kegiatan
ditetapkan sebagai dampak penting apabila total bobot yang dihasilkan
dari hasil evaluasi dampak adalah sebesar 3 atau lebih.
Apabila berdasarkan kriteria jumlah manusia terkena dampak suatu
kegiatan dianggap berdampak penting (bobot 3), maka secara umum
kegiatan tadi tetap dianggap berdampak penting meskipun berdasarkan
kriteria luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, jumlah komponen lingkungan terkena dampak, sifat
kumulatif dampak dan berbalik/tidak berbaliknya dampak kegiatan tadi
dianggap berdampak tidak penting (TP). Jadi kriteria jumlah manusia
terkena dampak merupakan kriteria utama (dengan bobot 3) dalam
penentuan tingkat pentingnya dampak. Suatu dampak kegiatan juga
dapat dikategorikan penting apabila paling tidak, dua atau lebih kriteria
dari keenam kriteria pentingnya dampak diatas dianggap penting (bobot
total 3).
Dengan menggabungkan tingkat besaran dampak dari setiap rencana
kegiatan di setiap tahap terhadap keenam kriteria penentu dampak
penting di atas, akan diperoleh jumlah P (penting) dan jumlah TP (tidak
penting). Evaluasi dampak besar dan penting berdasarkan pada
ketentuan sebagai berikut :
 P > 3 dan besar prakiraan dampak > +2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, besar dan penting.
 P > 3 dan besar prakiraan dampak > -2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, besar dan penting.
 P < 3 dan besar prakiraan dampak > +1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, kecil dan tidak penting.
 P < 3 dan besar prakiraan dampak > -1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, kecil dan tidak penting.
Skala tingkat kepentingan dampak ditentukan dengan menggunakan
perbandingan persentase antara jumlah nilai bobot P (Penting) dibagi
jumlah nilai bobot keseluruhan 6 kriteria dampak penting.
TABEL 5.2.
Skala Tingkat Kepentingan Dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–3


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tingkat
No. Skala Kepentingan Nilai Bobot
Kepentingan
1. >81 % 1 Penting
2. 61 % – 80 % 2 Penting
3. 41 % – 60 % 3 Penting
4. 21 % – 40 % 4 Tidak Penting
5. <20 % 5 Tidak Penting
Sumber : Fandeli 2000

Berikut ini disampaikan uraian prakiraan dampak dari setiap komponen


kegiatan pembangunan Pertambangan Bauksit PT. Kurnia Jaya Raya
terhadap komponen lingkungan.

5.2.1. Tahap Pra Konstruksi


5.2.1.1. Penyelesian Perizinan
Pada kegiatan ini tidak menimbulkan dampak pada semua komponen
lingkungan.
5.2.1.2. Sosialisasi Proyek
Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana kegiatan
pembangunan pertambangan bauksit oleh PT. Kurnia Jaya Raya
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan
persepsi masyarakat, khususnya masyarakat di desa wilayah studi.
Masyarakat di sekitar wilayah studi umumnya memberikan respon
positif terhadap perusahaan, yakni persepsi masyarakat sangat
mendukung dan positif dengan kegiatan sosialisasi pihak perusahaan
yang berencana akan membangun proyek pertambangan bauksit.
Masyarakat beranggapan bahwa dengan dibangunnya proyek
Penambangan bauksit ini, maka desa mereka akan mengalami
kemajuan pesat dan kesejahteraan hidup masyarakat akan meningkat
dengan sendirinya. Namun sebaliknya jika sosialisasi AMDAL tidak
melibatkan seluruh lapisan masyarakat baik di tingkat desa maupuin
dusun, maka persepsi masyarakat dapat berubah ke arah yang bersiaf
negatif terhadap perusahaan, yakni masyarakat beranggapan bahwa
perusahaan semata-mata hanyalah untuk mencari keuntungan dan
merusak lingkungan alam. Kualitas lingkungan pada saat ini sedang
atau cukup baik (skala 3), dan hal ini menggambarkan ketika
dilakukan kegiatan ini diprakirakan positif dengan bobot baik (4),
sehingga bobot dampak (+1).
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
sosialisasi AMDAL kepada masyarakat cukup banyak, sehingga
tergolong dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–4


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Luas wilayah persebaran dampak cukup besar sehingga


merupakan dampak penting (P),
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat
sebagai akibat kegiatan sosialisai AMDAL relatif besar dan
dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif lama yaitu
selama kegiatan sosialisasi AMDAL kepada masyarakat
berlangsung, sehingga tergolong dampak penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap pemahaman
sosialisasi AMDAL yang ada cukup besar sehingga berpengaruh
terhadap pola pikir masyarakat setempat. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila sikap dan
persepsi masyarakat mendukung dengan misi dan visi proyek
pertambangan. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak
penting (TP).
Berdasarkan jumlah ∑ P = 5, dan TP = 1, dengan besaran dampak +1
maka dampak Persepsi Masyarakat ini ditahap pra konstruksi dapat
dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu dikelola.

5.2.1.3. Eksplorasi
A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan eksplorasi untuk pengambilan contoh uji bauksit dengan
membuat sumur uji dengan jarak 200 m, 100 m, 50 m dan 25 m.
Kegiatan pembuatan sumur uji ini diprediksi akan berdampak
pada kualitas air permukaan, permukaan tanah yang digali
kemudian ditumpuk di pinggir sumur apabila terkena hujan
kemudian terbawa air hujan dan mengalir ke badan air hal
tersebut akan mempengaruhi kualitas air permukaan. Kualitas air
permukaan saat ini berada pada kondusisi baik skala 4 dengan
adanya kegiatan ini maka keadaannya akan menurun menjadi
skala 3, sehingga bobot dampaknya adalah (-1)

Tingkat Kepentingan Dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–5


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

a) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
eksplorasi ini tidak ada, sehingga tergolong dampak tidak
penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah
yang kecil, sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak terjadi sesaat, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini berpengaruh terhadap komponen lingkungan yang
lainnya. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting
(P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
Berdasarkan jumlah ∑ P = 0, dan TP = 6, dengan besaran
dampak -1 maka dampak menurunnya kualitas air permukaan
pada kegiatan eksplorasi dapat dikategorikan sebagai dampak
tidak penting sehingga tidak perlu dikelola.

Perubahan Bentang Alam


Kegiatan eksplorasi untuk pengambilan contoh uji bauksit dengan
membuat sumur uji dengan jarak 200 m, 100 m, 50 m dan 25 m.
Kegiatan pembuatan sumur uji ini diprediksi akan berdampak
pada bentang alam lokasi studi, permukaan tanah yang asalnya
rata kemudian dilakukan pengambilan contuh uji sehingga
berubah dengan adanya sumur uji tersebut. Keadaan bentang
alam saat ini berada pada kondisi yang cukup baik skala 3 dengan
adanya kegiatan ini maka keadaannya akan menurun menjadi
skala 2, sehingga bobot dampaknya adalah (-1)
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
eksplorasi ini tidak ada, sehingga tergolong dampak tidak
penting (TP)

b) Luas Wilayah Persebaran Dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–6


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah


yang cukup luas, sehingga merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak terjadi sesaat, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak berpengaruh terhadap komponen lingkungan
yang lainnya. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 6, dengan besaran
dampak -1 maka dampak menurunnya kualitas air permukaan
pada kegiatan eksplorasi dapat dikategorikan sebagai dampak
tidak penting sehingga tidak perlu dikelola.

B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Kegiatan eksplorasi yang berpengaruh pada keanekaragaman
jenis flora adalah pembuatan sumur uji untuk pengambilan contoh
uji bauksit dengan jarak 200 m, 100 m, 50 m dan 25 m.
Pembuatan sumur uji dengan diameter lingkaran 0,8 dan
kemudian dilakukan pembersihan permukaan tanah sesuai
dengan ukuran diameter sumur uji, sehingga vegetasi yang ada di
atasnya harus di buang, dengan luasan tersebut dan jarak antara
sumur uji adalah 200 m, 100 m dan 50 m maka kegiatan tersebut
diperkirakan akan berpengaruh terhadap nilai indeks deversitas,
sehingga keadaan skala kualitas lingkungan adalah 4 maka
setelah ada kegiatan akan mengalami penurunan nilai menjadi
skala 3, dengan bobot dampak -1.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
eksplorasi ini tidak ada, sehingga tergolong dampak tidak
penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah
yang kecil, sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–7


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Intensitas dampak terjadi sesaat, sehingga tergolong dampak


tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak berpengaruh terhadap komponen
lingkungan yang lainnya. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada tidak dapat berbalik atau tidak dapat
dipulihkan, Dengan demikian bobot dampaknya adalah
penting (P)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran
dampak -1 maka dampak keanekaragaman flora dapat
dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak
perlu dikelola.

Menurunnya Keanekaragaman Jenis Fauna


Hilangnya sebagian vegetasi penutup lahan untuk pembuatan
sumur uji akan berpengaruh terhadap keanekaragaman fauna di
lokasi kegiatan, pada saat ini keadaan fuana di lokasi kegiatn
berada pada skala 2 kemudian berubah menjadi skala 1 setelah
adanya kegiatan, sehingga bobot dampaknya adalah -1.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
eksplorasi ini tidak ada, sehingga tergolong dampak tidak
penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah
yang kecil, sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak terjadi sesaat, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak berpengaruh terhadap komponen
lingkungan yang lainnya. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)

e) Sifat kumulatif dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–8


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif


sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada tidak dapat berbalik atau tidak dapat
dipulihkan, Dengan demikian bobot dampaknya adalah
penting (P)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran
dampak -1 maka dampak keanekaragaman fauna dapat
dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak
perlu dikelola.

Menurunnya Keanekaragaman Jenis Biota Air


Keanekaragaman jenis biota air pada rona lingkungan awal di
wilayah studi pertambangan mempunyai nilai sangat baik. Adanya
pembangunan jalan, pembersihan lahan serta kegiatan yang
berada di sekitar perairan seperti pembuatan dermaga dan
aktifitas didalamnya dapat berpengaruh pada menurunnya kondisi
biota air yang sebelumnya skala 5, oleh adanya kegiatan tersebut
akan menjadi buruk (skala 2) sehingga bobot dampaknya adalah -
3.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
adalah masyarakat yang bekerja mencari ikan, sehingga
tergolong dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah
yang cukup besar, sehingga merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak terjadi selama proses penambangan
penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak berpengaruh terhadap komponen
lingkungan yang lainnya. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan tidak penting (TP)

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V–9


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Dampak yang ada tidak dapat berbalik atau tidak dapat


dipulihkan, Dengan demikian bobot dampaknya adalah
penting (P)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran
dampak -2 maka dampak keanekaragaman fauna dapat
dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak
perlu dikelola.

5.2.1.4. Program Corporate Social Responsibility (CSR)


Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana program CSR yang akan dilakukan oleh PT. Kurnia
Jaya Raya di desa studi diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap persepsi masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat dapat
bersifat positif jika program CSR itu benar-benar dilaksanakan oleh
pihak perusahaan, namun sebaliknya, sikap dan persepsi masyarakat
dapat bersifat negatif terhadap perusahaan jika program
pemberdayaan yang direncanakan itu tidak dilaksanakan oleh pihak
perusahaan (hanya berupa janji belaka). Karena bagi mereka dengan
adanya program tersebut maka berarti pihak perusahaan sangat
memperhatikan masyarakat desa. Kualitas lingkungan pada saat ini
sedang (3), dan hal ini menggambarkan ketika dilakukan kegiatan ini
diprakirakan positif dengan bobot baik (4), sehingga bobot dampak
(+1).

Tingkat Kepentingan Dampak


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan program
pemberdayaan masyarakat (CD) cukup banyak, sehingga
tergolong dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak tidak begitu luas sehingga
merupakan dampak tidak penting (TP)
b) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan program
pemberdayaan masyarakat berlangsung, sehingga tergolong
dampak tidak penting (TP).
c) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak komponen lingkungan dari perubahan sikap dan persepsi
masyarakat dari kegiatan program pemberdayaan masyarakat
yang ada relatif besar dan sangat berpengaruh terhadap kualitas
hidup penduduk secara langsung. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 10


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d) Sifat kumulatif dampak


Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
e) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat dapat berbalik
atau dipulihkan, bila masyarakat mengerti dan memahami tentang
pentingnya program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh pihak perusahaan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah penting (P)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu +1 maka dampak perubahan persepsi masyarakat ini ditahap pra
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P) sehingga
perlu dikelola.

5.2.1.5. Pembebasan Lahan


Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya pembebasan lahan yang akan dilakukan oleh PT. Kurnia Jaya
Raya di desa studi diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
persepsi masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat dapat bersifat
positif jika pembebasan lahan itu benar-benar dilaksanakan oleh pihak
perusahaan, namun sebaliknya, sikap dan persepsi masyarakat dapat
bersifat negatif terhadap perusahaan jika pembebasan lahan tidak
sesuai dengan keinginan masyarakat baik tata caranya maupun
kesepakatan besarnya ganti rugi. Kualitas lingkungan pada saat ini
sedang (3), dan hal ini menggambarkan ketika dilakukan kegiatan ini
diprakirakan negatif dengan bobot kurang (2), sehingga bobot dampak
(-1).
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
pembebasan lahan cukup banyak, sehingga tergolong dampak
penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak seluas konsesi izin
pertambangn sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif lama yaitu selama kegiatan
penambangan ini berlangsung, sehingga tergolong dampak
penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 11


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Dampak komponen lingkungan dari perubahan persepsi
masyarakat dari kegiatan pembebasan lahan tidak ada. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak perubahan sikap dan persepsi masyarakat dapat berbalik
atau dipulihkan, bila masyarakat mengerti dan memahami tentang
pentingnya program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh pihak perusahaan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak perubahan persepsi masyarakat ini ditahap pra
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P) sehingga
perlu dikelola.

5.2.2. Tahap Konstruksi


5.2.2.1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Komponen Sosial Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana pihak perusahaan akan merekrut tenaga kerja
konstruksi dalam kegiatan proyek pertambangan bauksit diperkirakan
akan menimbulkan dampak positif terhadap persepsi masyarakat di
desa wilayah studi. Karena mereka beranggapan bahwa dengan
mereka (warga masyarakat setempat) yang diprioritaskan untuk
direkrut menjadi tenaga kerja konstruksi di perusahaan, maka
kesejahteraan hidup mereka akan meningkat. Kualitas lingkungan
pada saat ini sedang (3), dan hal ini menggambarkan ketika dilakukan
kegiatan ini diprakirakan positif dengan bobot baik (4), sehingga bobot
dampak (+1).
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Dampak perubahan persepsi masyarakat dari kegiatan perekrutan
tenaga kerja menyangkut sebagaian masyarakat desa di lokasi
kegiatan, sehingga tergolong dampak tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 12


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak akan berlangsung dalam waktu yang relatif
lama yaitu kegiatan perusahaan berlangsung, sehingga tergolong
dampak penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak perubahan persepsi
masyarakat sebagai akibat kegiatan perkerutan tenaga kerja
konstruksi relatif kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap
pergaulan hidup penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan tidak penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila warga
masyarakat desa diprioritaskan untuk direkrut oleh pihak
perusahaan untuk menjadi tenaga kerja pada proyek
pertambangan bauksit. Dengan demikian bobot dampaknya
adalah penting (P)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu +1 maka dampak sikap dan persepsi masyarakat ini ditahap
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga
perlu dikelola.

Perubahan struktur masyarakat


Adanya rencana pihak perusahaan akan merekrut warga masyarakat
desa untuk dipekerjakan di perusahaan Penambangan bauksit
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan struktur
masyarakat, yakni struktur masyarakat desa yang dulunya terdiri dari
berbagai lapisan sosial dengan bekerja sebagai petani, buruh, dll
dengan pola hidup sederhana, hemat, lebih banyak berkumpul dengan
anggota keluarganya, dan lebih mementingkan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi atau kelompok, namun dengan mereka
direkrut sebagai tenaga kerja di perusahaan Penambangan bauksit,
maka diperkirakan akan dapat merubah struktur/lapisan sosial
masyarakat menjadi masyarakat yang bersifat konsumtif, tidak ada
waktu untuk berkumpul dan bercengkerama dengan anggota
keluarganya, dan lebih mementingkan kepentingan pribadi daripda
kepentingan orang lain. Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka perubahan struktur masyarakat dapat dikatakan dampak penting
hipotetik yang harus dikelola. Kerena kalau dampak penting hipotetik
itu tidak dikelola dengan baik, maka akan menyebabkan kegoncangan
rumahtangga dan kehidupan keluarga dari warga masyarakat yang
bekerja di perusahaan dan dapat mengganggu pekerjaannya di
perusahaan, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan
dan kemajuan perusahaan. Kualitas lingkungan pada saat ini baik (4),

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 13


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

dan hal ini menggambarkan ketika dilakukan kegiatan ini diprakirakan


negatif dengan bobot buruk (2), sehingga bobot dampak (-2).
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
struktur masyarakat ini relatif kecil, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak relatif kecil sehingga
merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif lama yaitu selama warga masyarakat
yang bersangkutan bekerja di proyek pertambangan bauksit,
sehingga tergolong dampak penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak sebagai
akibat perubahan struktur masyarakat cukup besar sehingga
sangat berpengaruh terhadap sistim kekeluargaan dan sistim
kekerabatan masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila warga
masyarakat yang direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan
dapat mengerti dan memahami hak dan kewajibannya terhadap
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian
bobot dampaknya adalah penting (P)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak sikap dan persepsi masyarakat ini ditahap
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu
dikelola.

5.2.2.2. Mobilisasi Peralatan


A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambein dan Meningkatnya
Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada tahap konstruksi untuk
kualitas udara adalah pengunaan alat berat dan pembakaran
bahan bakar untuk alat berat. Pengangkutan alat dan bahan yang

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 14


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan konstruksi sarana


infrastruktur akan mempergunakan alat-alat berat. Pergerakan
alat-alat berat tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi maupun debu
yang bertebaran di sepanjang jalan yang akan dilalui. Dari
beberapa jenis alat berat tersebut yang nantinya beroperasi
adalah dump truck. Environment Data Book (1990)
menginformasikan bahwa emisi dump truck adalah sekitar 1,34 (g
CO/detik, 7,83 (g NO2/detik dan 0,464 (g debu/detik).
Intensitas dampak dapat diperhitungkan berdasarkan waktu kerja
pengangkutan dan jarak tempuh. Waktu pengangkutan adalah 6
jam per hari yang dapat menampung 20 truk x 6 x 2 = 240 kali lalu
lalangnya kendaraan pengangkut material perhari. Pergerakan
alat-alat berat tersebut akan mengakibatkan terjadinya ceceran
tanah, rusaknya lahan yang dilalui kendaraan, dan bertebarannya
debu di wilayah tapak proyek. Kualitas lingkungan pada saat ini
sedang (3), dan hal ini menggambarkan ketika dilakukan kegiatan
ini diprakirakan negatif dengan bobot buruk (2), sehingga bobot
dampak (-1).
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien cukup banyak yaitu para pekerja yang
ada dilokasi serta lintasan pemukiman yang dilewati oleh jalur
truk pengangkut , sehingga tergolong dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan
mobilisai peralatan berlangsung, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 15


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak


Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap konstruksi
dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu
dikelola.

B. Sosial Ekonomi dan Budaya


Perubahan Pendapatan Masyarakat
Dampak ini akibat penyerapan tenaga kerja yang turut serta dalam
kegiatan mobilisasi peralat. Sebagian kecil dari masyarakat di
wilayah studi adalah sebagai pedagang. Untuk penanaman karet
rata-rata penduduk mampu menghasilkan getah sebanyak 30 kg
per bulan dengan harga saat ini untuk getah cair sekitar Rp.
18.000 per kg, maka dalam sebulan masyarakat akan mendapat
sekitar Rp. 5.400.000 (hasil kotor belum dikurangi biaya
transportasi dan pengeluaran ketika waktu penyadapan di kebun)
per bulan. dengan adanya kegiatan penambangan dan jika
diasumsikan tingkat upah tenaga kerja Rp.30.000/hari maka dalam
sebulan tenaga kerja dapat memperoleh Rp.750.000,-.
Adanya peningkatan pendapatan akan berakibat terhadap naiknya
permintaan terhadap barang dan jasa yang berarti pula ikut
menggerakkan roda perekonomian di wilayah tersebut. Besaran
dampak yang ditimbulkan adalah positif (+1), karena kenaikan
pendapatan masyarakat yang semula sedang (skala 2) akan
meningkat menjadi baik atau berskala 3.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat
atau dampak positif dari kegiatan ini secara langsung yakni
mereka yang turut serta dalam kegiatan mobilisasi peralatan.
Mengingat tenaga kerja yang dapat terserap dalam kegiatan
ini terbata maka bobot dampaknya bersifat tidak penting
(TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas damapak cukup besar mengingat jumlah tenaga
kerja yang terlibat dan dampak akan berlangsung selama
mobilisasi peralatan maka termasuk dampak tidak penting
(TP)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 16


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Kenaikan pendapatan yang ada relatif besar sehingga
berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk.
Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu
saat penduduk lokal yang telah kehilangan kesempatan
kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting
(TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu +1 maka dampak perubahan pendapatan ini ditahap
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting
sehingga tidak perlu dikelola.

Perubahan Aktivitas Perekonomian


Dampak ini akibat penyerapan tenaga kerja, pada kegiatan
mobilisasi peralatan, dampak peningkatan pendapatan
masyarakat dapat dirasakan secara individu yang ikut serta dalam
kegiatan mobilisasi peralatan, sedangkan aktivitas perekonomian
merupakan dampak lanjutan dan bersifat makro yang dapat
dinikmati seluruh masyarakat baik yang ikut serta maupun tidak
dalam kegiatan tersebut, serta jumlah penduduk yang diprakirakan
akan merasakan dampak hanya tertentu, serta persebaran
dampak yang terbatas. Maka rona awal yang berada pada skala 2
akan mengalami kenaikan menjadi 1, sehingga bobot dampaknya
adalah +1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
aktivitas perekonomian ini sedikit pada kesempatan
membuka usaha di lokasi dekat atau sekitar proyek, sehingga
tergolong dampak tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang tidak lama, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 17


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Perubahan aktivitas perekonomian yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas atau
kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu
saat penduduk lokal yang telah kehilangan kesempatan
kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting
(TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu +1 maka dampak perubahan aktivitas perekonomian ini
ditahap konstruksi yaitu pada kegiatan mobilisasi perlatan dapat
dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak perlu
dikelola.

C. Komponen Kesehatan Lingkungan Dan Masyarakat


Terjadinya Kecelakaan Kerja
Adanya mobilisasi peralatan yang dilakukan melalui jalur darat dan
melalui pemukiman sehingga lalulangnya kendaraan akan
bersesiko menyebabkan terjadinya kecelakaan. Sebagian besar
kecelakaan kerja terjadi oleh karena human error akibat kurang
menaati standar operating prosedur (SOP) dan kelelahan kerja
karna kurang istirahat juga overload. Skala kualitas lingkungan
yang berpotensi pada terjadinya kecelakaan tersebut pada rona
lingkungan awal menggambarkan kondisi buruk dengan skala 2,
akan mengalami penurunan menjadi sangat buruk dengan skala
1, sehingga bobot dampaknya adalah -1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak Hanya
sebagaian kecil Masyarakat banyak, sehingga tergolong
dampak tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak sepanjang jalan yang
dilaluin kendaraan sehingga merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 18


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

kegiatan mobilisai peralatan berlangsung, sehingga tergolong


dampak tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak Perubahan Tingkat Kesehatan Lingkungan
ini ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai dampak tidak
penting sehingga tidak perlu dikelola.

Meningkatnya Pola Penyakit Masyarakat


Dampak yang timbul terhadap gangguan kesehatan masyarakat
berasal dari beroperasinya kendaraan pengangkut material
sehingga menyebabkan meningkatnya kandungan pencemar
udara seperti partikel debu, gas dan kebisingan.
Adanya mobilisasi peralatan yang dilakukan melalui jalur darat
sehingga menyebabkan timbulan debu dengan intensitas besar,
dan dengan jarak antara pemukiman dengan wilayah tambang
atau tempat tinggal masyarakat akan menyebabkan kualitas udara
ambien akan merubah, tingkat kesehatan lingkungan diakibatkan
gas buang/emisi kendaraan. Dan hal ini dapat menganggu
pernafasan manusia. Pola penyakit masyarakat pada rona
lingkungan awal mempunyai dampak lingkungan buruk skala 3,
Skala kualitas lingkungan yang berpotensi pada kesehatan
masyarakat tersebut termasuk dalam kategori cukup baik, akan
mengalami penurunan menjadi 2, sehingga bobot dampaknya
adalah -1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari
perubahan sanitasi lingkungan ini, cukup banyak,
sehingga tergolong dampak penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 19


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

b) Luas Wilayah Persebaran Dampak


Luas wilayah persebaran dampak berada disekitar jalan
yang dilalui kendaraan sehingga merupakan dampak
tdak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada
saat kegiatan mobilisai peralatan berlangsung, sehingga
tergolong dampak tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah
tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak
penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran
dampak yaitu -2 maka dampak Perubahan Tingkat Kesehatan
Lingkungan ini ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai
dampak tidak penting sehingga tidak perlu dikelola.

5.2.2.3. Pembangunan Jalan Tambang


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Pembuatan Jalan Tambang sumber pencemar kualitas udara pada
tahap konstruksi untuk kualitas udara adalah pengunaan alat berat dan
pembakaran bahan bakar untuk alat berat. Pengangkutan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sarana
infrastruktur akan mempergunakan alat-alat berat. Pergerakan alat-alat
berat tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas
udara yang berasal dari emisi maupun debu yang bertebaran di
sepanjang jalan yang akan dilalui.
Pergerakan alat-alat berat tersebut akan mengakibatkan terjadinya
ceceran tanah, rusaknya lahan yang dilalui kendaraan, dan
bertebarannya debu di wilayah tapak proyek. Dampak pergerakan alat
berat sendiri terhadap gas buangan, selain debu, dengan prediksi
penggunaan bahan bakar total sekitar 480 liter solar per hari atau 20

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 20


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

liter/kendaraan/hari, akan menghasilkan gas buangan seperti pada


tabel berikut ini.

TABEL 5.3.
Konsentrasi Gas Buangan (g/m3) dari Operasi Kendaraan Bermotor
Pada Siang Hari

Konsentrasi (µg/m3) pada jarak (m)


Jenis Gas Buangan
200 400 600 1000 2000
Sox 3,6 3,1 0,2 0,1 0,0
NOx 0,6 0,5 0,1 0,0 0,0
Debu 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0
Sumber : Rau Wooten, 1980

Adanya operasi kendaraan bermotor pada Tahap Konstruksi


berpotensi menimbulkan penurunan kualitas udara ambien yang dapat
menimbulkan dampak sekunder berupa gangguan kesehatan
masyarakat dan dampak tersier berupa keresahan masyarakat serta
timbulnya persepsi negatif masyarakat terhadap proyek. Pada rona
lingkungan awal mempunyai dampak lingkungan cukup baik dengan
skala 3, Skala kualitas lingkungan yang berpotensi pada menurunnya
kualitas udara dan meningkatnya kebisingan tersebut termasuk dalam
kategori cukup baik, akan mengalami penurunan menjadi 2, sehingga
bobot dampaknya adalah -1.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien cukup banyak, sehingga tergolong dampak
penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan
mobilisasi peralatan berlangsung, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 21


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak


Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila masyarakat
mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap konstruksi
dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu dikelola.
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pembangunan jalan tambang yang menghilangkan vegetasi
akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan yang dibawa oleh
hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya penurunan
kuantitas biota perairan dan penurunan produktiftas perairan. Selain itu
Penurunan kualitas air permukaan terjadi terutama pada sungai yang
ada dilokasi bukaan. Parameter kualitas air yang berubah akibat
drainase dari bukaan tambang dan penimbunan tanah adalah pH, dan
TSS,. Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak langsung
akibat kegiatan pembangunan jalan tambang. Dampak penurunan
kualitas air akan memberikan dampak turunan pada masyarakat yang
menggunakan air tersebut, karena pada umumnya masyarakat di desa
sekitar lokasi masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidup
sehari-hari. Dengan berubahnya kualitas air di sungai-sungai tersebut
di atas, maka tidak menutup kemungkinan timbulnya gangguan
kesehatan bagi masyarakat desa setempat, jika dampak ini tidak
dikelola. Perubahan kualitas air ini juga akan menyebabkan terjadinya
perubahan keanekaragaman biota perairan berupa plankton, benthos
dan nekton (ikan). Penurunan kualitas air permukaan dan biota
perairan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi negative
masyarakat terhadap rencana kegiatan PT. Kurnia Jaya Raya. Pada
rona lingkungan awal mempunyai dampak lingkungan sangat baik
dengan skala 4, Skala kualitas lingkungan yang berpotensi pada
penurunan kualitas air permukaan tersebut termasuk dalam kategori
sangat baik, akan mengalami penurunan menjadi 2, sehingga bobot
dampaknya adalah -2.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak meliputi perkampungan
disekitar aliran sungai sehingga kriteria dampak menjadi penting
(P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak luas, mencakup luasan dari
rencana proyek, maka kriteria ini menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil namun dampak berlangsung lama sehingga
kriteria dampak menjadi penting (P).

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 22


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Perubahan kesehatan lingkungan yang ada cukup luas sehingga
berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk, vegetasi serta
fauna. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong tidak penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi
tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak Penurunan kualitas air ini ditahap konstruksi
dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu
dikelola.

5.2.2.4. Pembersihan Lahan


A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Kegiatan pembersihan lahan dengan menggunakan alat berat,
pergerakan alat-alat berat tersebut berpotensi mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi
maupun debu yang bertebaran di udara
Pergerakan alat-alat berat tersebut akan meratakan lahan yang
telah dibersihkan. Biasannya pembersihan dilakukan secara
manual dengan sistim imas tumbang oleh para pekerja, baik pada
areal yang bervegetasi berat maupun ringan, penggunaan alat
berat hanya pada daerah yang tidak bisa terjangkau oleh pekerja
imas tumbang. Pada kondisi rona lingkungan awal, penurunan
kualitas udara ambien dan meningkatnya kebisingan mempunyai
skala dampak kualitas lingkungan cukup baik dengan skala 3.
Dengan adanya pembersihan lahan kondisi udara dan kebisingan
akan menurun menjadi 2, sehingga bobot besaran dampak
adfalah -1
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien pembersihan lahan tidak banyak yaitu
para pekerja yang ada dilokasi kegiatan, karena tahap
pengerjaannya tidak terlalu banyak menggunakan alat berat
sehingga tergolong dampak tidak penting (TP)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 23


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

b) Luas Wilayah Persebaran Dampak


Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan
mobilisai peralatan berlangsung, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan Tidak penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap konstruksi
dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak
perlu dikelola.
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pembersihan lahan yang menghilangkan vegetasi dan
tanah penutup akan mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan
yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut dengan
terjadinya penurunan kuantitas biota perairan dan penurunan
produktiftas perairan. Apabila sungai-sungai yang ada adalah
merupakan sumber air bagi masyarakat dan lahan untuk kegiatan
perairan air tawar. Oleh karena itu kegiatan pembersihan lahan
pada tahap konstruksi ini harus dilakukan pengelolaan dan
pemantauannya untuk meminimalkan dampaknya. Selain itu
Penurunan kualitas air permukaan terjadi yaitu pada sungai yang
ada dilokasi bukaan tambang. Parameter kualitas air yang
berubah akibat drainase dari bukaan tambang dan penimbunan
tanah dan pengelolaan tailing adalah pH, dan TSS,. Penurunan
kualitas air permukaan merupakan dampak langsung akibat
kegiatan pembersihan lahan. Dengan berubahnya kualitas air di
sungai-sungai yang berada di lokasi kegiata, maka tidak menutup
kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan bagi masyarakat
desa setempat, jika dampak ini tidak dikelola. Perubahan kualitas
air ini juga akan menyebabkan terjadinya perubahan
keanekaragaman biota perairan berupa plankton, benthos dan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 24


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

nekton (ikan). Pada rona lingkungan awal mempunyai dampak


lingkungan baik dengan skala 4, Skala kualitas lingkungan yang
berpotensi pada penurunan kualitas air permukaan tersebut
termasuk dalam kategori baik, akan mengalami penurunan
menjadi 1, sehingga bobot dampaknya adalah -1.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak tidak banyak, karena
dalam pembersihan lahan akan menjaga sempadan sungai
sehingga vegetasi yang ada tetap ada sehingga kriteria
dampak menjadi tidak penting (TP).
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak luas, mencakup luasan
dari rencana proyek, maka kriteria ini menjadi penting ( P )
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak berlangsung kecil sehingga kriteria dampak
menjadi tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong tidak penting ( TP )
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak
menjadi tidak penting ( TP )
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak menurunnya kualitas air permukaan ini
ditahap konstruksi pada pembersihan lahan dapat dikategorikan
sebagai dampak tidak penting sehingga tidak perlu dikelola.
Meningkatnya Laju Erosi Tanah dan Sedimentasi
Potensi terjadinya erosi serta hilangnya lapisan tanah pucuk
(topsoil) merupakan dampak akibat kegiatan
pembukaan/pembersihan lahan yang akan dilaksanakan dan
meliputi pembersihan semak-semak, penebangan pohon-pohon,
pemilihan dan pengumpulan batang, cabang dan ranting, dan
pengangkutan hasil pembersihan dan penebangan tersebut.
Pembukaan/pembersihan lahan dilakukan secara bertahap yaitu
pertama tama untuk keperluan areal pembangunan fasilitas
penunjang tambang. Setelah pembangunan fasilitas penunjang
tambang selesai maka pembukaan/pembersihan lahan untuk areal

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 25


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

baru akan dilakukan. Tingkat erosi juga dipengaruhi oleh


pembuatan jalan tambang dan konstruksi saluran pengalihan
aliran air. Besarnya erosi dari areal-areal yang akan
dibuka/dibersihkan dihitung dengan menggunakan persamaan
USLE. Dampak erosi akan belangsung dalam waktu yang relatif
singkat yaitu sampai dengan saat pelaksanaan pemadatan tapak
proyek.
Pada saat kegiatan pembersihan pohon-pohon dilakukan dengan
cara manual yaitu dengan imas tumbang atau dicabut dengan
menggunakan tripper atau didorong dengan bulldozer pada areal
yang tidak terjangkau oleh pekerja akan mengakibatkan
berubahnya sifat kimia tanah dan rusaknya solum tanah, yaitu
berupa terbaliknya atau tercampurnya lapisan tanah atas dengan
lapisan tanah bawah yang banyak mengandung kwarsa yang
bersifat racun. Apabila hal ini terjadi, maka lapisan tanah pucuk
tidak dapat digunakan lagi untuk penanamantanaman sehingga
perlu dilakukan pemulihan dengan rekayasa penyuburan tanah.
Selain itu erosi juga berpotensi untuk merubah bentang alam
akibat naiknya volume limpasan air di permukaan tanah. Sistem
drainase akan dikonstruksi sedemikian rupa untuk menampung air
limpasan tersebut. Limpasan air ini akan diarahkan ke kolam-
kolam sedimen yang telah dibuat (settling pond).
Besarnya erosi dari areal-areal yang akan dibuka / dibersihkan
dihitung dengan menggunakan persamaan USLE dan hasilnya
ditunjukkan pada tabel berikut ini :

TABEL 5.4.
Klasifikasi Erosi Permukaan Di Lokasi Penambangan Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Faktor Rumus Usle Erosi


Kelas Luas Klasifikasi
(Ton/Ha/
Lereng R K LS CP (Ha) Erosi
Th.)
0–8% 1,8405 0,25 0,305 2703,23 2,90 Sangat ringan
55755,11
8 – 15 % 1,0119 1,20 0,023 595,77 2,61 Sangat ringan
Sumber : Hasil Analisis Data, 2011

Pada daerah dilokasi studi klasifikasi erosi masih tergolong sangat


ringan hal ini dikarenakan faktor kelerengan yang relatif datar (8-
15 %), namun vegetasi atau penutup lahan telah kurang, karena
daerah lahan kritis yang jarang ditemui vegetasi penutup tanah
dengan kerapatan tinggi. Pada rona lingkungan awal mempunyai
dampak lingkungan baik dengan skala 4, Skala kualitas
lingkungan yang berpotensi pada meningkatnya laju erosi dan
sedimentasi tersebut termasuk dalam kategori baik, akan
mengalami penurunan menjadi 2, sehingga bobot dampaknya
adalah -2.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak, maka bobot
dampaknya penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 26


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

b) Luas wilayah pesebaran dampak


Persebaran dampak meliputi seluruh areal yang dibuka
sehingga Bobot dampaknya penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama.
Kategori dampaknya termasuk penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
terjadinya erosi dan sedimentasi Bobot dampaknya penting
(P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif. Oleh karena itu bobot
dampaknya tidak penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak ini bersifat tidak berbalik, maka dapat dikategorikan
tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran
dampaknya yaitu -2 maka dampak terjadinya erosi dan
sedimentasi ditahap konstruksi dapat dikategorikan sebagai
dampak penting sehingga perlu dikelola.

B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Akibat berubahnya tata guna lahan, serta menurunnya kualitas
udara ambien; Kegiatan pembersihan lahan secara tebang habis
mengakibatkan terjadinya kualitas dan kuantitas bagi jenis
vegetasi. Kondisi ini selanjutnya dapat menghilangkan/
menurunkan keberadaan keanekaragaman jenis/komunitas
vegetasi. Kegiatan mobilisasi alat-alat berat pada tahap konstruksi
akan mengubah struktur dan komposisi vegetasi di wilayah studi.
Selanjutnya dengan adanya kegiatan pembukaan lahan, yang
akan menghilang beberapa jenis vegetasi penutup lahan. Jenis
vegetasi pada lokasi sebelum kegiatan adalah merupakan semak,
belukar, kebun campuran, hutan sekunder, sawah dan kebun
karet penduduk.
Menurut hasil studi diketahui bahwa rona lingkungan hidup awal
untuk parameter keanekaragaman flora tergolong dalam katagori
baik skala 4 setelah ada kegiatan pembersihan lahan akan
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah individu dan jumlah
jenis flora yang berdampak terhadap penurunan keanekaragaman
jenis flora menjadi katagori buruk (skala 2). Perubahan tersebut
bersifat negative dengan perubahan skala -2.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 27


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :


a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan wilayah hutan, vegetasi yang ada dalam
tapak proyek akan habis ditebangi. Jumlah manusia yang
terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada, karena lokasi
proyek jauh dari perkampungan dan tidak ada aktivitas
masyarakat di dalam lokasi ini serta status kawasan hutan
adalah hutan produksi terbatas, sehingga sifat dampak
menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan
pembukaan lahan ini luas, maka kriteria dampak disini
menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil namun dampak yang
berlangsung lama, selama kegiatan penambangan ini
berlangsung, sehingga kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan
penebangan pohon dan pembersihan vegetasi pada tapak
dan trase jalan pada kegiatan pembukaan lahan ini, adalah
hilangnya covertype bagi fauna dan tumbuh-tumbuhan yang
dijadikan sumber pakannya, menyebabkan ketidakstabilan
ekosistem di lokasi kegiatan karena terputusnya rantai
makanan (foodchains), sehingga katagori dampak menjadi
penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung dan saling mempengaruhi dari komponen
lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sehingga
kriteria dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Perubahan pada komponen lingkungan dampaknya bisa
dikendalikan dengan pengelolaan yang baik, sehingga
kriteria dampak menjadi tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4 dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak penurunan keanekaragaman jenis flora
ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Fauna
Akibat berubahnya tata guna lahan, perubahan iklim serta
menurunnya kualitas udara; Perubahan keanekaragaman jenis

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 28


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

fauna merupakan dampak ikutan dari hilangnya keanekaragaman


jenis vegetasi, sehingga satwa liar yang mempunyai habitat pada
komunitas vegetasi tertentu akan berpindah mencari habitat yang
lebih cocok, demikian juga dengan beberapa jenis aves yang
datang untuk mencari makan akan berpindah ke tempat lain.
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan dan pembersihan areal di wilayah studi,
vegetasi yang ada dalam tapak proyek akan habis ditebangi.
Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak
ada, karena lokasi proyek jauh dari perkampungan dan tidak
ada aktivitas masyarakat yang melakukan perburuan satwa di
dalam lokasi ini, sehingga sifat dampak menjadi tidak
penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan pembukaan
lahan ini meliputi seluruh areal pertambangan, maka kriteria
dampak disini menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil namun dampak yang
berlangsung lama, selama kegiatan pertambangan bauksit ini
berlangsung, sehingga kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Hilangnya covertype bagi fauna jenis aves, mamalia dan
reptilia, menyebabkan ketidakstabilan ekosistem pada areal
diwilayah studi karena terputusnya rantai makanan
(foodchains), sehingga katagori dampak menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung dan saling mempengaruhi dari komponen
lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sehingga kriteria
dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak disini tidak berbalik dan bisa dikendalikan dengan
pengelolaan yang baik, sehingga kriteria dampak menjadi
tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4 dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak penurunan keanekaragaman jenis flora
ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 29


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

C. Komponen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


Meningkatnya Pola Penyakit Masyarakat
Dampak yang timbul terhadap gangguan kesehatan masyarakat
pada kegiatan pembersihan lahan berasal dari beroperasinya alat
berat, partikel debu yang terpapar ke udara dan meningkatnya
kebisingan, serta menurunnya kualitas air permukaan akan
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Skala kualitas lingkungan yang berpotensi pada kesehatan
masyarakat tersebut termasuk dalam kategori buruk, Besaran
dampak yang ditimbulkan adalah negatif sedang (- 2),
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
sanitasi lingkungan ini, cukup banyak, sehingga tergolong
dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada
saat kegiatan mobilisai peralatan berlangsung, sehingga
tergolong dampak tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan tidak penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak Perubahan Tingkat Kesehatan Lingkungan
ini ditahap konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak tidak
penting sehingga tidak perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 30


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.2.5. Pembangunan Sarana dan Prasarana


A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Tingkat Kebisingan
Pembangunan sarana infrastruktur sumber pencemar kualitas
udara pada tahap konstruksi untuk kualitas udara adalah
pengunaan alat berat dan pembakaran bahan bakar untuk alat
berat. Pengangkutan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
kegiatan-kegiatan pembangunan prasarana dan sarana
infrastruktur akan mempergunakan alat-alat berat. Pergerakan
alat-alat berat tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi maupun debu
yang bertebaran di sepanjang jalan yang akan dilalui.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien cukup banyak, sehingga tergolong
dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan
mobilisai peralatan berlangsung, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap konstruksi
dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu
dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 31


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Menurunnya Kualitas Air Permukaan


Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana akan berdampak
pada penurunan kualitas permukaan air permukaan pada sekitar
areal yang akan dibangun, salah satunya adalah perumahan dan
jalan pada areal blok-blok penambangan. kualitas air permukaan
sangat berpengaruh pada pembangunan sarana dan prasarana
pada semua kegiatan pembangunan proyek. Dampak pada rona
lingkungan awal pada wilayah studi saat ini pada penilaian
kualitas air permukaan sangat baik dengan skala 4.
Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya penurunan kuantitas
biota perairan dan penurunan produktiftas perairan. Apabila
sungai-sungai yang ada adalah merupakan sumber air bagi
masyarakat dan lahan untuk kegiatan perairan air tawar, maka
dampak lanjutannya adalah akan terjadinya ketegangan di
masyarakat dan menimbulkan sikap dan persepsi negative
masyarakat terhadap kegiatan perusahaan. Selain itu Penurunan
kualitas air permukaan terjadi terutama pada sungai yang ada
dilokasi bukaan tambang. Parameter kualitas air yang berubah
akibat drainase dari pembukan lahan untuk pembangunan sarana
dan prasarana adalah pH, dan TSS,. Penurunan kualitas air
permukaan merupakan dampak langsung akibat kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana. Dampak penurunan kualitas
air akan memberikan dampak turunan pada masyarakat yang
menggunakan air tersebut, karena pada umumnya masyarakat di
desa sekitar lokasi masih menggunakan air sungai untuk
kebutuhan hidup sehari-hari Dengan berubahnya kualitas air di
sungai-sungai tersebut di atas, maka tidak menutup kemungkinan
timbulnya gangguan kesehatan bagi masyarakat desa setempat,
jika dampak ini tidak dikelola. Bobot dari dampak menurunnya
kualitas air permukaan menurun menjadi buruk dengan skala 2,
sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adala -2.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak meliputi
perkampungan disekitar aliran sungai sehingga kriteria
dampak menjadi penting (P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak luas, mencakup luasan
dari rencana proyek, maka kriteria ini menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil namun dampak berlangsung lama sehingga
kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 32


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak


penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong tidak penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak
menjadi tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 5, dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak Penurunan kualitas air ini ditahap
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.

B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Menurut hasil studi diketahui bahwa rona lingkungan hidup awal
untuk parameter keanekaragaman flora tergolong dalam katagori
skala 4 (baik), setelah ada kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana akan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah
individu dan jumlah jenis flora yang berdampak terhadap
penurunan keanekaragaman jenis flora menjadi katagori buruk
(skala 2). Perubahan tersebut bersifat negative dengan
perubahan skala kecil (-2).
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan dan pembersihan lahan di areal studi,,
vegetasi yang ada dalam tapak proyek akan habis ditebangi.
Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak
ada, karena lokasi proyek jauh dari perkampungan, sehingga
sifat dampak menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan
pembukaan lahan ini luas, maka kriteria dampak disini
menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil namun dampak yang
berlangsung lama, selama kegiatan pertambangan ini
berlangsung, sehingga kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan
penebangan pohon dan pembersihan vegetasi pada tapak
dan trase jalan pada kegiatan pembukaan lahan ini, adalah

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 33


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

hilangnya covertype bagi fauna dan tumbuh-tumbuhan yang


dijadikan sumber pakannya, sehingga katagori dampak
menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung dan saling mempengaruhi dari komponen
lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sehingga
kriteria dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Perubahan pada komponen lingkungan dampaknya bisa
dikendalikan dengan pengelolaan yang baik, sehingga
kriteria dampak menjadi tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4 dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak penurunan keanekaragaman jenis flora
ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.

Menurunnya Keanekaragaman jenis fauna


Akibat berubahnya tata guna lahan, perubahan iklim serta
menurunnya kualitas udara; Perubahan keanekaragaman jenis
fauna merupakan dampak ikutan dari hilangnya keanekaragaman
jenis vegetasi, sehingga satwa liar yang mempunyai habitat pada
komunitas vegetasi tertentu akan berpindah mencari habitat yang
lebih cocok, demikian juga dengan beberapa jenis aves yang
datang untuk mencari makan akan berpindah ke tempat lain.
Akibat berubahnya tata guna lahan, perubahan iklim serta
menurunnya kualitas udara; Perubahan keanekaragaman jenis
fauna merupakan dampak ikutan dari hilangnya keanekaragaman
jenis vegetasi, sehingga satwa liar yang mempunyai habitat pada
komunitas vegetasi tertentu akan berpindah mencari habitat yang
lebih cocok, demikian juga dengan beberapa jenis aves yang
datang untuk mencari makan akan berpindah ke tempat lain.
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan wilayah hutan, vegetasi yang ada dalam
tapak proyek akan habis ditebangi. Jumlah manusia yang
terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada, karena lokasi
proyek jauh dari perkampungan, sehingga sifat dampak
menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan pembukaan
lahan ini meliputi seluruh areal pertambangan, maka kriteria
dampak disini menjadi penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 34


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak yang terjadi kecil namun dampak yang
berlangsung lama, selama kegiatan pertambangan bauksitl ini
berlangsung, sehingga kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Hilangnya covertype bagi fauna jenis aves, mamalia dan
reptilia, menyebabkan ketidakstabilan ekosistem pada wilayah
studi karena terputusnya rantai makanan (foodchains),
sehingga katagori dampak menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung dan saling mempengaruhi dari komponen
lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sehingga kriteria
dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak disini tidak berbalik dan bisa dikendalikan dengan
pengelolaan yang baik, sehingga kriteria dampak menjadi
tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4 dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak penurunan keanekaragaman jenis flora
ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.
5.2.2.6. Pembangunan Dermaga
A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Tingkat Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada pembangunan dermaga
untuk kualitas udara adalah penggunaan alat berat dan
pembakaran bahan bakar untuk alat berat. Pengangkutan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk kegiatan pembangunan
dermaga akan memperburuk kualitas udara dan meningkatkan
kebisingan. Penurunan kualitas udara ini berasal dari emisi
maupun debu yang bertebaran di sepanjang jalan yang akan
dilalui oleh kendaraan pengangkut bahan material. Pada rona
lingkungan hidup awal, dampak tergolong sedag dengang kriteria
skala 3. Bobot dari dampak pembuatan dermaga terhadap
menurunnya udara ambien dan meningkatnya kebisingan
menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga besaran
dampak yang ditimbulkan adala -1

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 35


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tingkat Kepentingan Dampak :


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien sedikit, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak hanya disekitar lokasi
dermaga sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan
mobilisai peralatan berlangsung, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap konstruksi
dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga
tidak perlu dikelola.

Menurunnya Kualitas Air Permukaan


Masuknya limbah padat dari sisa pembangunan dermaga dan
permukaan tanah yang tergerus air kemudian masuk ke sungai
akan menyebabkan kekeruhan pada air sungai. Parameter
kualitas air yang berubah akibat drainase dari pembukan lahan
untuk pembangunan sarana dan prasarana adalah pH, dan TSS.
Penurunan kualitas air permukaan merupakan dampak langsung
akibat kegiatan pembangunan dermaga. Dampak penurunan
kualitas air akan memberikan dampak turunan pada masyarakat
yang menggunakan air tersebut, karena pada umumnya
masyarakat di desa sekitar lokasi masih menggunakan air sungai
untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan berubahnya kualitas
air di sungai tersebut, maka tidak menutup kemungkinan
timbulnya gangguan kesehatan bagi masyarakat desa setempat,

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 36


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

jika dampak ini tidak dikelola. Pada rona lingkungan hidup awal,
dampak tergolong dalam kriteria baik (skala 4). Bobot dari dampak
pembuatan dermaga terhadap menurunnya kualitas air
permukaan menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga
besaran dampak yang ditimbulkan adala -2.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak meliputi perkampungan
disekitar aliran sungai sehingga kriteria dampak menjadi
penting (P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena cukup luas, maka kriteria ini
menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil dan dampak berlangsung dalam waktu yang
singkat sehingga kriteria dampak menjadi tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong penting (P)

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak


Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak
menjadi tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak Penurunan kualitas air ini ditahap
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.

B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Pembersihan lahan untuk membangun dermaga sehingga
vegetasi yang ada juga dihilangkan. Kondisi ini selanjutnya dapat
menghilangkan/menurunkan keberadaan keaneka ragaman
jenis/komunitas vegetasi. Sehingga struktur dan komposisi
vegetasi di wilayah studi mengalami perubuhan.
Menurut hasil studi diketahui bahwa rona lingkungan hidup awal
untuk parameter keanekaragaman flora tergolong dalam katagori

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 37


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

skala 4 (baik), setelah ada kegiatan pembukaan lahan akan


menyebabkan terjadinya penurunan jumlah individu dan jumlah
jenis flora yang berdampak terhadap penurunan keanekaragaman
jenis flora menjadi katagori sedang (skala 3). Perubahan tersebut
bersifat negative dengan perubahan skala kecil (-1).
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan dan pembersihan lahan di areal studi,,
vegetasi yang ada dalam tapak proyek akan habis ditebangi.
Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak
ada, karena lokasi proyek jauh dari perkampungan, sehingga
sifat dampak menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan pembukaan
di sekitar lokasi pembangunan dermaga, maka kriteria
dampak disini menjadi tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil namun dampak yang
berlangsung lama, selama kegiatan pertambangan ini
berlangsung, sehingga kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan
penebangan pohon dan pembersihan vegetasi pada tapak
dan trase jalan pada kegiatan pembukaan lahan ini, adalah
hilangnya covertype bagi fauna dan tumbuh-tumbuhan yang
dijadikan sumber pakannya, sehingga katagori dampak
menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung, sehingga kriteria dampak tergolong tidak
penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Perubahan pada komponen lingkungan dampaknya bisa
dikendalikan dengan pengelolaan yang baik, sehingga kriteria
dampak menjadi tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2 dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak penurunan keanekaragaman jenis flora
ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai dampak tidak
penting sehingga tidak perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 38


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Menurunnya Keanekaragaman Jenis Fauna


Akibat berubahnya tata guna lahan, Perubahan keanekaragaman
jenis fauna merupakan dampak ikutan dari hilangnya
keanekaragaman jenis vegetasi, sehingga satwa liar yang
mempunyai habitat pada komunitas vegetasi tertentu akan
berpindah mencari habitat yang lebih cocok, demikian juga
dengan beberapa jenis aves yang datang untuk mencari makan
akan berpindah ke tempat lain. Pada rona lingkungan hidup awal,
dampak tergolong dalam kriteria buruk (skala 2). Bobot dari
dampak pembuatan dermaga terhadap menurunnya keaneka
ragaman jenis fauna menurun menjadi sangat buruk dengan skala
1, sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adala -1.
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan wilayah hutan, vegetasi yang ada dalam
tapak proyek akan habis ditebangi. Jumlah manusia yang
terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada, karena lokasi
proyek jauh dari perkampungan, sehingga sifat dampak
menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan pembukaan
lahan ini meliputi lokasi pembangunan dermaga, maka kriteria
dampak disini menjadi tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil, sehingga kriteria dampak
menjadi tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Hilangnya covertype bagi fauna jenis aves, mamalia dan
reptilia, menyebabkan ketidakstabilan ekosistem pada wilayah
studi karena terputusnya rantai makanan (foodchains),
sehingga katagori dampak menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung dan saling mempengaruhi dari komponen
lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sehingga kriteria
dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak disini tidak berbalik dan bisa dikendalikan dengan
pengelolaan yang baik, sehingga kriteria dampak menjadi
tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2 dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak penurunan keanekaragaman jenis flora

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 39


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai dampak tidak


penting sehingga tidak perlu dikelola.

Menurunnya Keanekaragaman Jenis Biota Air


Dampak ini merupakan dampak turunan karena menurunnya
kualitas air, penurunan kualitas air ini akan berdampak terhadap
jenis-jenis nekton yang hidup di badan perairan. Pada rona
lingkungan hidup awal, dampak tergolong dalam kriteria sangat
baik (skala 5). Bobot dari dampak pembuatan dermaga terhadap
menurunnya keaneka ragaman jenis biota perairan menurun
menjadi sedang dengan skala 3, sehingga besaran dampak yang
ditimbulkan adala -2.
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan wilayah hutan, vegetasi yang ada dalam
tapak proyek akan habis ditebangi. Jumlah manusia yang
terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada, karena lokasi
proyek jauh dari perkampungan, sehingga sifat dampak
menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak akan mengikuti aliran air
sungai, maka kriteria dampak disini menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil, sehingga kriteria
dampak menjadi tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Hilangnya covertype bagi fauna jenis aves, mamalia dan
reptilia, menyebabkan ketidakstabilan ekosistem pada
wilayah studi karena terputusnya rantai makanan
(foodchains), sehingga katagori dampak menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Akumulasi dampak terjadi karena lamanya dampak
berlangsung dan saling mempengaruhi dari komponen
lingkungan hidup lain yang terkena dampak, sehingga kriteria
dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak disini tidak berbalik dan bisa dikendalikan dengan
pengelolaan yang baik, sehingga kriteria dampak menjadi
tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3 dan TP = 3, dengan besaran
dampak yaitu -1 maka dampak penurunan keanekaragaman

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 40


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

jenis flora ditahap konstruksi dapat dikatagorikan sebagai


dampak penting sehingga perlu dikelola.

C. Sosial Ekonomi dan Budaya


Perubahan Pendapatan Masyarakat
Dampak ini akibat penyerapan tenaga kerja yang turut serta dalam
kegiatan mobilisasi peralat. Sebagian kecil dari masyarakat di
wilayah studi adalah sebagai pedagang. Untuk penanaman karet
rata-rata penduduk mampu menghasilkan getah sebanyak 30 kg
per bulan dengan harga saat ini untuk getah cair sekitar Rp.
18.000 per kg, maka dalam sebulan masyarakat akan mendapat
sekitar Rp. 5.400.000 (hasil kotor belum dikurangi biaya
transportasi dan pengeluaran ketika waktu penyadapan di kebun)
per bulan. dengan adanya kegiatan penambangan dan jika
diasumsikan tingkat upah tenaga kerja Rp.30.000/hari maka
dalam sebulan tenaga kerja dapat memperoleh Rp.750.000,-.
Adanya peningkatan pendapatan akan berakibat terhadap naiknya
permintaan terhadap barang dan jasa yang berarti pula ikut
menggerakkan roda perekonomian di wilayah tersebut. Besaran
dampak yang ditimbulkan adalah positif (+1), karena kenaikan
pendapatan masyarakat yang semula sedang (skala 3) akan
meningkat menjadi baik atau berskala 4.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia terkena dampak yang menikmati manfaat
atau dampak positif dari kegiatan ini secara langsung yakni
mereka yang turut serta dalam kegiatan mobilisasi peralatan.
Mengingat tenaga kerja yang dapat terserap dalam kegiatan
ini terbata maka bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting
(TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas damapak cukup besar mengingat jumlah tenaga
kerja yang terlibat dan dampak akan berlangsung selama
mobilisasi peralatan maka termasuk dampak tidak penting
(TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Kenaikan pendapatan yang ada relatif besar sehingga
berpengaruh terhadap kualitas atau kesejahteraan penduduk.
Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 41


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak


Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu
saat penduduk lokal yang telah kehilangan kesempatan
kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting
(TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran
dampak yaitu +1 maka dampak perubahan pendapatan ini ditahap
konstruksi dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting
sehingga tidak perlu dikelola.

Meningkatnya Aktivitas Perekonomian


Dampak ini akibat penyerapan tenaga kerja, pada kegiatan
mobilisasi peralatan, dampak peningkatan pendapatan
masyarakat dapat dirasakan secara individu yang ikut serta dalam
kegiatan mobilisasi peralatan, sedangkan aktivitas perekonomian
merupakan dampak lanjutan dan bersifat makro yang dapat
dinikmati seluruh masyarakat baik yang ikut serta maupun tidak
dalam kegiatan tersebut, serta jumlah penduduk yang diprakirakan
akan merasakan dampak hanya tertentu, serta persebaran
dampak yang terbatas. Maka rona awal yang berada pada skala 2
akan mengalami kenaikan menjadi 3, sehingga bobot dampaknya
adalah +1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
aktivitas perekonomian ini sedikit pada kesempatan membuka
usaha di lokasi dekat atau sekitar proyek, sehingga tergolong
dampak tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting
(TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang tidak lama, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan aktivitas perekonomian yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas atau
kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 42


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak


Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu
saat penduduk lokal yang telah kehilangan kesempatan
kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting
(TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran
dampak yaitu +1 maka dampak perubahan aktivitas perekonomian
ini ditahap konstruksi yaitu pada kegiatan mobilisasi perlatan
dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak
perlu dikelola.

5.2.3. Tahap Operasi


5.2.3.1. Pemindahan Top Soil Dan Tanah Penutup
Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Kegiatan pemindahan top soil dan tanah penutup sumber pencemar
kualitas udara pada tahap konstruksi untuk kualitas udara adalah
pengunaan alat berat dan pembakaran bahan bakar untuk alat berat.
Pengangkutan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan
pemindahan top soil tanah akan mempergunakan alat-alat berat.
Pergerakan alat-alat berat tersebut berpotensi mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi maupun
debu yang bertebaran di sepanjang jalan yang akan dilalui. Pada rona
lingkungan hidup awal, dampak tergolong dalam kriteria sedang (skala
3). Bobot dari dampak pemindahan top soil dan tanah penutup
terhadap menurunnya kualitas udara ambien menurun menjadi buruk
dengan skala 2, sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adala -1.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien cukup banyak, sehingga tergolong
dampak penting (P) .
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak relatif kecil karena hanya per
blok sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada saat kegiatan
pengupasa tanah berlangsung, sehingga tergolong dampak
tidak penting (TP)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 43


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah tidak penting (TP).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap operasi dapat
dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga tidak perlu
dikelola.

Meningkatnya Laju Erosi dan Sedimentasi


Potensi terjadinya erosi serta hilangnya lapisan tanah pucuk (topsoil)
merupakan dampak akibat kegiatan pemindahan top soil dan tanah
penutup sehingga lapisan tana sulit untuk ditumbuhi oleh semak-
semak serta tumbuhan lain,
Besarnya erosi dari areal-areal yang akan dibuka/dibersihkan dihitung
dengan menggunakan persamaan USLE. Dampak erosi akan
belangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu sampai dengan saat
pelaksanaan pemadatan tapak proyek. Pada saat kegiatan
pembersihan pohon-pohon dilakukan dengan cara dicabut dengan
menggunakan tripper atau didorong dengan bulldozer akan
mengakibatkan berubahnya sifat kimia tanah dan rusaknya solum
tanah, yaitu berupa terbaliknya atau tercampurnya lapisan tanah atas
dengan lapisan tanah bawah yang banyak mengandung kwarsa yang
bersifat racun. Apabila hal ini terjadi, maka lapisan tanah pucuk tidak
dapat digunakan lagi untuk penanamantanaman sehingga perlu
dilakukan pemulihan dengan rekayasa penyuburan tanah.
Pengupasan tanah pucuk dilakukan guna pemanfaatan kembali
setelah pasca penambangan. Sehingga tanah yang telah ditambang
akan ditutup kembali menggunakan tanag pucuk (topsoil). Pada rona
lingkungan hidup awal, dampak tergolong dalam kriteria baik (skala 4).
Bobot dari dampak pemindahan top soil terhadap meningkatnya laju
erosi tanah dan sedimentasi menurun menjadi buruk dengan skala 2,
sehingga besaran dampak yang ditimbulkan adala -2.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak, maka bobot dampaknya
penting (P)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 44


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

b) Luas wilayah pesebaran dampak


Persebaran dampak meliputi seluruh areal yang dibuka sehingga
Bobot dampaknya penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama.
Kategori dampaknya termasuk penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak terjadinya
erosi dan sedimentasi Bobot dampaknya penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif. Oleh karena itu bobot
dampaknya tidak penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak ini bersifat tidak berbalik, maka dapat dikategorikan tidak
penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran dampaknya
yaitu -2 maka dampak terjadinya erosi dan sedimentasi ditahap
operasi dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu
dikelola.
5.2.3.2. Proses Ekskavasi/ Pembongkaran Bijih Bauksit
A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Pada proses ekskavasi bijih bauksit dapat menimbulkan sumber
pencemar kualitas udara pada tahap operasi. untuk kualitas udara
adalah pengunaan alat berat dan pembakaran bahan bakar untuk
alat berat serta pengangkutan ore. Beroperasinya alat-alat yg
akan dipergunakan dalam kegiatan tambang ersebut berpotensi
mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara yang berasal
dari emisi maupun debu yang bertebaran di lokasi kegiatan
penambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya. Pada rona
lingkungan hidup awal, dampak tergolong dalam kriteria cukup
baik (skala 3). Bobot dari dampak ekskavasi bijih bauksit terhadap
menurunnya kualitas udara ambien menurun menjadi buruk
dengan skala 2, sehingga besaran dampak yang ditimbulkan
adala -1.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien tidak banyak, sehingga tergolong
dampak Tidak penting (TP)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 45


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

b) Luas Wilayah Persebaran Dampak


Luas wilayah persebaran dampak tidak luas sehingga
merupakan dampak Tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan
berlangsung dalam waktu yang relatif lama yaitu pada saat
kegiatan penambangan berlangsung, sehingga tergolong
dampak penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap operasi
dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting sehingga
tidak perlu dikelola.

Perubahan Bentang Alam


Penambangan pada kegiatan operasi tambang diprakirakan
menimbulkan dampak terhadap perubahan bentang alam.
Penataan lahan bekas tambang akan dilakukan segera setiap blok
penambangan selesai ditambang. Perubahan morfologi seperti
sudut, panjang dan bentuk lahan sebagai konsekuensi operasi
tambang akan mempengaruhi komponen-komponen lingkungan
lainnya seperti perubahan arah dan aliran air permukaan,
erositanah dan lain sebagainya. Pada pasca tambang, daerah
bekas penambangan batuan bijih yang berupa lobang akan terisi
air sedangkan daerah bekas penempatan tailing dan batuan
penutup permukaannya sebagian akan ditutup dengan tanah dan
direklamasi. Pada masa pasca operasi, kegiatan reklamasi dan
rehabilitasi akhir lahan bekas tambang diusahakan berjalan
dengan baik sehingga kondisi permukaan tanah dapat mendekati
kondisi sebelum operasi tambang. Kegiatan pengelolaan daerah
bekas tambang pasca operasi juga akan memastikan integritas
struktur bendungan tetap terpelihara. Lokasi tambang akan
direhabilitasi dan ditanami kembali. Begitu hal ini selesai
dilakukan, tanaman yang tumbuh akan mengurangi tingkat erosi

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 46


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

ke tingkat alami. Namun hal ini tetap tidak sesempurna pada


kondisi rona awal sebelumnya. Pada rona lingkungan hidup awal,
dampak tergolong dalam kriteria sedang (skala 3). Bobot dari
dampak ekskavaasi bijih bauksit terhadap perubahan bentang
alam menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga besaran
dampak yang ditimbulkan adala -1.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya kegiatan penambangan di wilayah studi menurunkan
bentang alam sebelumnya, namun di wilayah studi
merupakan lahan okupasi masyarakat, sehingga kriteria
dampak menjadi penting (P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak luas, mencakup luasan
dari rencana proyek yang akan ditambang, sehingga kriteria
dampak menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi relatif besar dan dampak
berlangsung lama, sehingga kriteria dampak menjadi penting
(P)
d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat
perubahan bentang alam adalah perbedaan vegetasi
sebelumnya pada saat belum ditambang serta penurunan
fungsi akan penyerapan air sehingga katagori dampak
menjadi penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, akan saling mempengaruhi oleh
karena itu kriteria dampak tergolong penting (P)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Perubahan yang akan dialami komponen lingkungan dapat
dipulihkan dan dikendalikan sehingga dampak tidak berbalik,
oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 5 dan TP = 1, dengan besaran dampak
yaitu - 1, maka dampak perubahan bentang alam ditahap operasi
dapat dikatagorikan sebagai dampak penting sehingga perlu
dikelola.

B. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


Meningkatnya Aktivitas Perekonomian
Dampak ini akibat penyerapan tenaga kerja yang bekerja pada
kegiatan penambangan, dampak peningkatan pendapatan
masyarakat dapat dirasakan oleh sebagaian besar masyarakat
yang turut bekerja dalam kegiatan penambanan bauksit di
PT. Kurnia Jaya Raya, sedangkan aktivitas perekonomian
merupakan dampak lanjutan dan bersifat makro yang dapat

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 47


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

dinikmati seluruh masyarakat baik yang ikut serta maupun tidak


dalam kegiatan tersebut, serta jumlah penduduk yang diprakirakan
akan merasakan dampak hanya tertentu, serta persebaran
dampak yang terbatas. Maka rona awal yang berada pada skala 2
akan mengalami kenaikan menjadi 3, sehingga bobot dampaknya
adalah +1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
aktivitas perekonomian ini sedikit pada kesempatan
membuka usaha di lokasi dekat atau sekitar proyek,
sehingga tergolong dampak tidak penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak akan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama yaitu seumur dengan kegiatan
penambangan bauksit, sehingga tergolong dampak penting
(P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan aktivitas perekonomian yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas atau
kesejahteraan penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya
adalah tidak penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat tidak kumulatif
sehingga dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu
saat penduduk lokal yang telah kehilangan kesempatan
kerja/usahanya dapat kembali bekerja dan atau berusaha.
Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting
(TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu +1 maka dampak perubahan aktivitas perekonomian ini
ditahap operasi yaitu pada kegiatan mobilisasi perlatan dapat
dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu dikelola.

C. Komponen Kesehatan Masyarkat dan Kesehatan Lingkungan


Terjadinya Kecelakaan Kerja
Adanya kegiatan penambangan yang melibatkan jumlah tenaga
kerja cukup banyak, serta beroparisnya alat-alat berat pada
kegiatan penambangan akan beresiko mingkatkan kecelakaan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 48


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

kerja. Skala kualitas lingkungan yang berpotensi pada terjadinya


kecelakaan tersebut termasuk dalam kategori sedang (skala 3),
Besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak cukup banyak,
sehingga tergolong dampak penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak sepanjang jalan yang
dilaluin kendaraan sehingga merupakan dampak penting
(P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada
saat kegiatan mobilisai peralatan berlangsung, sehingga
tergolong dampak tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak Perubahan Tingkat Kesehatan Lingkungan
ini ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai dampak penting
sehingga perlu dikelola.

5.2.3.3. Pengangkutan Ore


Komponen Fisik Kima
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Sumber pencemar kualitas udara pada tahap pengangkutan ore ini
adalah beroperasinya alat-alat berat untuk mengankut material
tambang dari front penambangan ke washing plant dengan
menggunakan excavator dan dump truk. Pengoperasian alat-alat berat
dan dump truck pengangkut akan menurunkan kualitas udara dari

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 49


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

emisi bahan bakar serta peningkatan partikulat debu di udara sebagai


akibat dari lalu-lalangnya dump truck pengangkut ore, selain hal
tersebut pengoperasian alat-alat ini akan meningkatkan kebisingan.
Menurut Environment Data Book (1990) menginformasikan bahwa
emisi dump truck adalah sekitar 1,34 (g CO/detik, 7,83 (g NO2/detik
dan 0,464 (g debu/detik). Pada rona lingkungan hidup awal, dampak
tergolong dalam kriteria sedang (skala 3). Bobot dari dampak
pembuatan dermaga terhadap menurunnya kualitas air permukaan
menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga besaran dampak
yang ditimbulkan adala -1.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
kualitas udara ambien cukup banyak yaitu para pekerja yang ada
dilokasi serta lintasan pemukiman yang dilewati oleh jalur truk
pengangkut , sehingga tergolong dampak penting (P)

b) Luas Wilayah Persebaran Dampak


Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga merupakan
dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang relatif lama yaitu pada saat kegiatan
pengangkutan ore berlangsung, sehingga tergolong dampak
penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Adanya komponen lain yang terkena dampak. Dengan demikian
sifat dampaknya adalah penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila masyarakat
mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah tidak penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien ini ditahap operasi dapat
dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 50


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.3.4. Pencucian Bijih Bauksit


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pencucian bijih bauksit akan mengakibatkan keruhnya air
permukaan. Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya penurunan
kuantitas biota perairan dan penurunan produktiftas perairan. Apabila
sungai-sungai yang ada adalah merupakan sumber air bagi
masyarakat dan lahan untuk kegiatan perairan air tawar, maka dampak
lanjutannya adalah akan terjadinya ketegangan di masyarakat dan
menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana
kegiatan penambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu
kegiatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada tahap operasi
ini harus dilakukan pengelolaan dan pemantauannya untuk
meminimalkan dampaknya. Parameter kualitas air yang berubah akibat
kegiatan adalah pH, dan TSS. Dampak penurunan kualitas air akan
memberikan dampak turunan pada masyarakat yang menggunakan air
tersebut, karena pada umumnya masyarakat di desa sekitar lokasi
masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan berubahnya kualitas air di sungai-sungai tersebut di atas,
maka tidak menutup kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan
bagi masyarakat desa setempat, jika dampak ini tidak dikelola.
Perubahan kualitas air ini juga akan menyebabkan terjadinya
perubahan keanekaragaman biota perairan berupa plankton, benthos
dan nekton (ikan). Penurunan kualitas air permukaan dan biota
perairan akan berdampak terhadap sikap dan persepsi negative
masyarakat terhadap rencana kegiatan PT. Kurnia Jaya Raya. Serta
luas persebaran dampak juga cukup luas dengan dengan intensitas
dan waktu yang cukup lama serta dapat menghasilkan dampak
turunan lain.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak meliputi perkampungan
disekitar aliran sungai sehingga kriteria dampak menjadi Penting
(P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak luas, mencakup luasan dari
rencana proyek, maka kriteria ini menjadi Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil namun dampak berlangsung lama sehingga
kriteria dampak menjadi Penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah Tidak Penting (TP)

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 51


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

e) Sifat kumulatif dampak


Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong Tidak Penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi
Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak
yaitu -2 maka dampak Penurunan kualitas air ini ditahap operasi dapat
dikategorikan sebagai dampak penting sehingga perlu dikelola

5.2.3.5. Kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), terutama pada
saat musim penghujan akan mengakibatkan terbawanya tanah
ke perairan yang dibawa oleh hujan. Dampak ini bisa berlanjut
dengan terjadinya penurunan kuantitas biota perairan dan
penurunan produktiftas perairan. Apabila sungai-sungai yang ada
adalah merupakan sumber air bagi masyarakat dan lahan untuk
kegiatan perairan air tawar, maka dampak lanjutannya adalah
akan terjadinya ketegangan di masyarakat dan menimbulkan
sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap rencana
kegiatan penambangan bauksit PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh
karena itu kegiatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada
tahap operasi ini harus dilakukan pengelolaan dan
pemantauannya untuk meminimalkan dampaknya. Parameter
kualitas air yang berubah akibat kegiatan adalah pH, dan TSS.
Dampak penurunan kualitas air akan memberikan dampak
turunan pada masyarakat yang menggunakan air tersebut,
karena pada umumnya masyarakat di desa sekitar lokasi masih
menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan berubahnya kualitas air di sungai-sungai tersebut di
atas, maka tidak menutup kemungkinan timbulnya gangguan
kesehatan bagi masyarakat desa setempat, jika dampak ini tidak
dikelola. Perubahan kualitas air ini juga akan menyebabkan
terjadinya perubahan keanekaragaman biota perairan berupa
plankton, benthos dan nekton (ikan). Penurunan kualitas air
permukaan dan biota perairan akan berdampak terhadap sikap
dan persepsi negative masyarakat terhadap rencana kegiatan
PT. Kurnia Jaya Raya. Serta luas persebaran dampak juga
cukup luas dengan dengan intensitas dan waktu yang cukup
lama serta dapat menghasilkan dampak turunan lain.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 52


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tingkat Kepentingan Dampak :


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak meliputi
perkampungan disekitar aliran sungai sehingga kriteria
dampak menjadi Penting (P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak luas, mencakup luasan
dari rencana proyek, maka kriteria ini menjadi Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil namun dampak berlangsung lama sehingga
kriteria dampak menjadi Penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah
Tidak Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria
ini tergolong Tidak Penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak
menjadi Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran
dampak yaitu -2 maka dampak Penurunan kualitas air ini ditahap
operasi dapat dikategorikan sebagai dampak penting sehingga
perlu dikelola

B. Komponen Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan


Masyarakat
Meningkatnya Pola Penyakit masyarakat
Dampak yang timbul terhadap gangguan kesehatan masyarakat
berasal dari kegiatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
yang mana akan menyebabkan dampak menurunnya kualitas air
permukaan dan selanjutnya akan berdampak pada pola penyakit
masyarakat yang meningkat. Pada rona lingkungan hidup awal,
dampak tergolong dalam kriteria cukup baik (skala 3). Bobot dari
dampak pembuatan kolam IPAL terhadap meningkatnya pola
penyakit menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga
besaran dampak yang ditimbulkan adala -1.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 53


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Derajat Kepentingan Dampak :


a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari perubahan
sanitasi lingkungan ini tidak banyak sehingga tergolong
dampak Tidak Penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif besar dan dampak akan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada
saat kegiatan mobilisai peralatan berlangsung, sehingga
tergolong dampak Tidak Penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah Tidak
Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan Penting (P)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran
dampak yaitu -1 maka dampak pola penyakit masyarakat ini
ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai dampak Tidak
penting sehingga tidak perlu dikelola.

5.2.3.6. Pengangkutan dari Washplan ke Dermaga


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Pada tahap ini bauksit yang dibawa oleh dump truck dari washing plant
ditempatkan pada tempat penampungan (stockpile) yang berbeda
disesuaikan dengan kadar dari bauksit yang berbeda. Akibatnya akan
terjadi pergerakan peralatan dari aktivitas kendaraan pengangkut yang
membawa bauksit dari washplan ke dermaga. Keadaan bauksit yang
telah tercuci dalam bentuk butiran dan basah. Hal ini tidak terlalu
berpengaruh pada lingkungan karena debu yang ditimbulkan kurang
akibat material bauksit yang dibawa tidak kering. Pada rona lingkungan
hidup awal, dampak tergolong dalam kriteria cukup baik (skala 3).

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 54


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Bobot dari dampak pengangkutan terhadap menurunnya kualitas


udara ambien menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga
besaran dampak yang ditimbulkan adala -1.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak cukup banyak,
sehingga tergolong dampak Tidak Penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak berlangsung tidak lama, sehingga tergolong
dampak tidak Penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada tidak besar sehingga
tidak terlalu berpengaruh terhadap masyarakat. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan Tidak Penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 2, dan TP = 4, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambien dan kebisingan ini
ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai dampakTidak Penting
sehingga perlu tidak dikelola.

5.2.3.7. Penyimpanan Bauksit Tercuci


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan penyimpanan, terutama pada saat musim penghujan akan
mengakibatkan terbawanya tanah ke perairan yang dibawa oleh hujan.
Dampak ini bisa berlanjut dengan terjadinya penurunan kuantitas biota
perairan dan penurunan produktiftas perairan. Apabila sungai-sungai
yang ada adalah merupakan sumber air bagi masyarakat dan lahan
untuk kegiatan perairan air tawar, maka dampak lanjutannya adalah
akan terjadinya ketegangan di masyarakat dan menimbulkan sikap dan
persepsi negatif masyarakat terhadap rencana kegiatan penambangan
bauksit PT. Kurnia Jaya Raya. Oleh karena itu kegiatan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada tahap operasi ini harus dilakukan

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 55


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

pengelolaan dan pemantauannya untuk meminimalkan dampaknya.


Parameter kualitas air yang berubah akibat kegiatan adalah pH, dan
TSS. Dampak penurunan kualitas air akan memberikan dampak
turunan pada masyarakat yang menggunakan air tersebut, karena
pada umumnya masyarakat di desa sekitar lokasi masih menggunakan
air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan berubahnya
kualitas air di sungai-sungai tersebut di atas, maka tidak menutup
kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan bagi masyarakat desa
setempat, jika dampak ini tidak dikelola. Perubahan kualitas air ini juga
akan menyebabkan terjadinya perubahan keanekaragaman biota
perairan berupa plankton, benthos dan nekton (ikan). Penurunan
kualitas air permukaan dan biota perairan akan berdampak terhadap
sikap dan persepsi negative masyarakat terhadap rencana kegiatan
PT. Kurnia Jaya Raya. Serta luas persebaran dampak juga cukup luas
dengan dengan intensitas dan waktu yang cukup lama serta dapat
menghasilkan dampak turunan lain.
Tingkat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak sedikit sehingga kriteria
dampak menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak kecil, maka kriteria ini
menjadi tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil namun dampak berlangsung lama sehingga
kriteria dampak menjadi Penting (P)

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak


Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong Tidak Penting (TP)
f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi
Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak Penurunan kualitas air ini ditahap operasi dapat
dikategorikan sebagai tidak dampak penting sehingga tidak perlu
dikelola

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 56


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.3.8. Kegiatan Pencampuran


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Blending atau pencampuran dilakukan pada saat pemasukan bauksit
ke hoper pencucian dan pada saat pemasukan ke hoper dari conveyor
pemuatan. Kegiatan ini akan berdampak menimbulkan suara
kebisingan dan pergerakan alat, namun dalam waktu yang tidak terlalu
lama, yaitu pada saat kegiatan pencampuran.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak relatif sedikit,
sehingga tergolong dampak Tidak Penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang singkat, sehingga tergolong dampak Tidak
Penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan Tidak Penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambient dan kebisingan ini
ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai dampak Tidak Penting
sehingga tidak perlu dikelola

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 57


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.3.9. Kegiatan Pemuatan (Loading)


Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Pada saat kegiatan pemuatan, bauksit dimasukkan ke dalam hopper
yang langsung dihubungkan dengan belt conveyor. Selain itu dapat
pula dilakukan dengan jetty manual dimana bauksit dimasukkan ke
dalam tongkang dengan menggunakan dump truck. Kegiatan
pemuatan akan menyebabkan menurunnya kualitas udara ambien dan
meningkatnya kebisingan karena proses pemuatan.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak relatif sedikit,
sehingga tergolong dampak Tidak Penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang singkat, sehingga tergolong dampak Tidak
Penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan Tidak Penting (TP)

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak


Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambient dan kebisingan ini
ditahap operasi dapat dikategorikan sebagai dampak Tidak Penting
sehingga tidak perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 58


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.4. Tahap Pasca Operasi


5.2.4.1. Kegiatan Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang
Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Udara Ambien dan Meningkatnya
Kebisingan
Pada saat kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang maka akan
terjadi pergerakan kendaraan berat, sehingga dari hal ini timbulan
debu akan kembali intensif. Namun dalam waktu yang tidak terlalu
lama, yaitu pada saat kegiatan rehabilitasi lahan.
Derajat Kepentingan Dampak :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak relatif sedikit,
sehingga tergolong dampak Tidak Penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak cukup luas sehingga
merupakan dampak Penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung
dalam waktu yang singkat, sehingga tergolong dampak Tidak
Penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil sehingga
tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup penduduk. Dengan
demikian sifat dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan Tidak Penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila
masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Dengan
demikian bobot dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 1, dan TP = 5, dengan besaran dampak
yaitu -1 maka dampak kualitas udara ambient dan kebisingan ini
ditahap pasca operasi dapat dikategorikan sebagai dampak Tidak
Penting sehingga tidak perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 59


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.4.2. Kegiatan Pemanfaatan Lahan Bekas Tailing Pond


Komponen Fisik Kimia
Perubahan Bentang Alam
Kegiatan pemanfaatan lahan bekas tailing pond diprediksi akan
berdampak pada bentang alam lokasi studi, pada kolam tailing pond
akan terjadi pengendapan tanah/ lumpur bekas pencucian. Karena sisa
air limbah pencucian akan di recycle kembali jadi tidak akan
memberikan dampak lingkungan yang cukup parah.
Kegiatan pemanfaatan akan ditanam tanaman yang dapat mengembalikan
topsoil tanah, dan bermanfaatan bagi masyarakat. Apabila terdapat kolam
genangan air pada lahan bekas tailing pond, dapat dimanfaatkan sebagai
kolam ikan atau tempat pariwisata dengan sedikit pembuatan jalur hijau di
sempadan kolam. Keadaan bentang alam saat ini berada pada kondisi yang
cukup baik skala 3 dengan adanya kegiatan ini maka keadaannya akan
menurun menjadi skala 1, sehingga bobot dampaknya adalah (-1)
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan pemanfaatan
lahan bekas tailing pond ini tidak ada, sehingga tergolong dampak tidak
penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah yang cukup
luas, sehingga merupakan dampak penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak terjadi cukup lama, sehingga tergolong dampak
penting (P).
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini sangat berpengaruh terhadap komponen lingkungan yang
lainnya. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan tidak penting (TP).
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada tidak dapat berbalik atau dipulihkan, Dengan
demikian bobot dampaknya adalah penting (P).
Berdasarkan jumlah ∑ P = 4, dan TP = 2, dengan besaran dampak -1
maka dampak menurunnya kualitas air permukaan pada kegiatan
pemanfaatan lahan bekas tailing pond dapat dikategorikan sebagai
dampak penting sehingga perlu dikelola.

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 60


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

5.2.4.3. Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
Perubahan Persepsi Masyarakat
Adanya rencana kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada tahap
pasca operasi oleh PT. Kurnia Jaya Raya diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap persepsi masyarakat, khususnya masyarakat di desa
sekitar wilayah studi. Masyarakat di desa studi diperkirakan akan memberikan
respon negatif dengan rencana pihak perusahaan akan melakukan kegiatan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada tahap pasca operasi, yakni persepsi
masyarakat kurang mendukung dengan rencana tersebut. Masyarakat
berpendapat bahwa dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka
mereka dengan sendirinya akan menganggur dan tidak dapat untuk bekerja
lagi dipertambangan bauksit sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Kualitas lingkungan pada saat ini sedang (3), dan hal ini menggambarkan
ketika dilakukan kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada tahap
pasca operasi diprakirakan negatif dengan bobot sangat buruk (1), sehingga
bobot dampak (-2).
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) pada tahap pasca operasi cukup besar,
sehingga tergolong dampak Penting (P)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak tidak begitu luas sehingga
merupakan dampak Tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam
waktu yang relatif cepat yaitu pada saat kegiatan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) pada tahap pasca operasi, sehingga tergolong dampak
tidak Penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak yang
akan dilakukan oleh perusahaan PT. Kurnia Jaya Raya pada tahap
pasca operasi yang ada cukup besar, sehingga berpengaruh terhadap
perubahan perilaku masyarakat, yakni masyarakat bersikap apatis dan
berpandangan negatif terhadap perusahaan. Dengan demikian sifat
dampaknya adalah Penting (P)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak yang ada diperkirakan tidak bersifat kumulatif sehingga
dampak ini dikategorikan Tidak Penting (TP)
f) Berbalik tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila masyarakat
dapat memahami tentang habisnya masa beroperasi pihak perusahaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian bobot
dampaknya adalah Tidak Penting (TP)
Berdasarkan jumlah ∑ P = 3, dan TP = 3, dengan besaran dampak yaitu – 2
maka dampak perubahan persepsi masyarakat pada kegiatan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) ini dapat dikategorikan sebagai Dampak Penting
sehingga perlu dikelola

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 61


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

TABEL 5.5
Besar Dampak dan Tingkat Kepentingan Dampak

Tingkat
Kepentingan Keputusan/
Besaran
Tahap Jenis Kondis Dampak Kesimpulan Hasil
Jenis Dampak Hipotetik Dampak
Kegiatan Kegiatan i RLA Evaluasi (Pk/Tpk)
(+/-) %
Jumla  
Bobo
hP
t
Penyelesaian  
         
Perizinan
Sosialisasi Perubahan Persepsi
3 +1 5P 83,33 PK
Proyek Masyarakat
Menurunnya Kualitas Air
4 -1 1P 16,67 TPK
Permukaan
Perubaha Bentang Alam 3 -1 1P 16,67 TPK
Menurunnya 16.66
PRA 4 -1 1P TPK
Eksplorasi Keanekaramanan Jenis Flora 7
KONSTRUK Menurunnya
  16.66
SI Keanekaramanan Jenis 2 -1 1P TPK
7
Fauna
Menurunnya
Keanekaragaman jenis biota 5 -2 4P 66,67 PK
air
Perubahan Persepsi
Program CD 3 +1 4P 66,67 PK
Masyarakat
Pembebasan Perubahan Persepsi
3 -1 3P 50 PK
Lahan Masyarakat
Perubahan Persepsi
3 +1 3P 50 PK
Mobilisasi Masyarakat
Tenaga Kerja Perubahan Struktur
4 -2 4P 66,67 PK
Masyarakat
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 3P 50 PK
Kebisingan
Perubahan Pendapatan
2 +1 2P 33,33 TPK
Mobilisasi Masyarakat
Peralatan Perubahan Aktivitas
2 1 1P 16,67 TPK
Perekonomian
Terjadinya Kecelakaan Kerja 2 -1 2P 33,33 TPK
Meningkatnya Pola Penyakit
3 -1 2P 33,33 TPK
Masyarakat
Menurunnya Kualitas Udara
Pembanguna Ambien dan Meningkatnya 3 -1 3P 50 PK
n Jalan Kebisingan
KONSTRUK Tambang Menurunnya Kualitas Air
4 -2 4P 66,67 PK
SI Permukaan
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 1P 50 TPK
Kebisingan
Menurunnya Kualitas Air
4 -1 1P 50 TPK
Permukaan
Meningkatnya Laju Erosi dan
4 -2 4P 66,67 PK
Pembersihan Sedimentasi
Lahan Menurunnya
4 -2 4P 66,67 PK
Keanekaramanan Jenis Flora
Menurunnya
Keanekaramanan Jenis 2 -1 4p 66,67 PK
Fauna
Meningkatnya Pola Penyakit
3 -1 2P 33,33 TPK
Masyarakat
Menurunnya Kualitas Udara
Pembanguna Ambien dan Meningkatnya 3 -1 3P 50 PK
n Sarana dan Kebisingan
Prasarana Menurunnya Kualitas Air 4 -2 5P 83,33 PK

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 62


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tingkat
Kepentingan Keputusan/
Besaran
Tahap Jenis Kondis Dampak Kesimpulan Hasil
Jenis Dampak Hipotetik Dampak
Kegiatan Kegiatan i RLA Evaluasi (Pk/Tpk)
(+/-) %
Jumla  
Bobo
hP
t
Permukaan
Menurunnya
4 -2 4P 66,67 PK
Keanekaramanan Jenis Flora
Menurunnya
Keanekaramanan Jenis 2 -1 4P 66,67 PK
Fauna
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 1P 16,67 TPK
Kebisingan
Menurunnya Kualitas Air
4 -2 3P 50 PK
Permukaan
Menurunnya
4 -1 2P 33,33 TPK
Keanekaramanan Jenis Flora
Menurunnya
Pembanguna
Keanekaramanan Jenis 2 -1 2P 33,33 TPK
n Dermaga
Fauna
Menurunnya
Keanekaragaman jenis biota 5 -2 3P 50 PK
air
Perubahan Pendapatan
2 1 2P 33,33 TPK
Masyarakat
Meningkatnya Aktivitas
2 1 1P 16,67 TPK
Perekonomian
Menurunnya Kualitas Udara
Pemindahan
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 2P 33,33 TPK
Top Soil dan
Kebisingan
Tanah
Meningkatnya Laju Erosi dan
Penutup 4 -2 4P 66,67 PK
Sedimentasi
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 4P 66,67 PK
Kebisingan
Penambanga Perubahan Bentang Alam 3 -1 5P 83,33 PK
n Bauksit
Meningkatnya Aktivitas
2 1 3P 50 PK
Perekonomian
Terjadinya Kecelakaan Kerja 3 -1 3P 50 PK
Menurunnya Kualitas Udara
Pengangkuta
Ambien dan Meningkatnya 3 -2 4P 66,67 PK
n Ore
Kebisingan
Pencucian Menurunnya Kualitas Air
OPERASI 4 -2 3P 50 PK
Bijih Bauksit Permukaan
Menurunnya Kualitas Air
4 -2 3P 50 PK
Permukaan
Kolam IPAL
Meningkatnya Pola Penyakit
3 -1 3P 50 PK
Masyarakat
Pengangkuta Menurunnya Kualitas Udara
n dari Ambien dan Meningkatnya
3 -2 3P 50 PK
Washplan ke Kebisingan
Dermaga
Penyimpana Menurunnya Kualitas Air
n Bauksit Permukaan 4 -1 1P 16,67 TPK
Tercuci
Kegiatan Menurunnya Kualitas Udara
Pencampura Ambien dan Meningkatnya 3 -2 3P 50 PK
n Kebisingan
Menurunnya Kualitas Udara
Pemuatan Ambien dan Meningkatnya 3 -1 1P 16,67 TPK
Kebisingan
PASCA Rehabilitasi Menurunnya Kualitas Air 4 -1 1P 16,67 TPK
OPERASI Lahan Permukaan
Tambang

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 63


Pertambangan Mineral Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya

Tingkat
Kepentingan Keputusan/
Besaran
Tahap Jenis Kondis Dampak Kesimpulan Hasil
Jenis Dampak Hipotetik Dampak
Kegiatan Kegiatan i RLA Evaluasi (Pk/Tpk)
(+/-) %
Jumla  
Bobo
hP
t
Pemanfaatan Perubaha Bentang Alam
Lahan Bekas 3 -1 4P 16,67 TPK
Tailing Pond
Pemutusan Perubahan Persepsi
Hubungan Masyarakat 3 -2 3p 50 PK
Kerja

Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (LU-ANDAL) V – 64

Anda mungkin juga menyukai