BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
TABEL 5.1.
Kriteria Dampak Penting
6 Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh TP : dampak dapat terabaikan dan
berbaliknya dampak komponen lingkungan tidak dapat terkendali dengan pengelolaan yang
dipulihkan kembali walaupun baik
dengan intervensi manusia. P : dampak sukar dikendalikan dan
efek majemuk.
Penting atau tidaknya dampak akan dianalisis pada sub-bab ini. Prakiraan
dampak penting berpedoman pada Keputusan Ka-Bapedal No.056 tahun
1994 yang berdasarkan pada 6 (enam) kriteria sebagai berikut:
1) Jumlah manusia terkena dampak (Bobot 3)
2) Luas wilayah persebaran dampak (Bobot 1)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung (Bobot 1)
4) Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak (Bobot 1)
5) Sifat kumulatif dampak (Bobot 1)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak (Bobot 1)
Atas dasar pertimbangan keenam kriteria tersebut dapatlah ditetapkan
penting/tidak pentingnya dampak yang dijadikan dasar dalam rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Suatu dampak kegiatan
ditetapkan sebagai dampak penting apabila total bobot yang dihasilkan
dari hasil evaluasi dampak adalah sebesar 3 atau lebih.
Apabila berdasarkan kriteria jumlah manusia terkena dampak suatu
kegiatan dianggap berdampak penting (bobot 3), maka secara umum
kegiatan tadi tetap dianggap berdampak penting meskipun berdasarkan
kriteria luas wilayah persebaran dampak, intensitas dan lamanya dampak
berlangsung, jumlah komponen lingkungan terkena dampak, sifat
kumulatif dampak dan berbalik/tidak berbaliknya dampak kegiatan tadi
dianggap berdampak tidak penting (TP). Jadi kriteria jumlah manusia
terkena dampak merupakan kriteria utama (dengan bobot 3) dalam
penentuan tingkat pentingnya dampak. Suatu dampak kegiatan juga
dapat dikategorikan penting apabila paling tidak, dua atau lebih kriteria
dari keenam kriteria pentingnya dampak diatas dianggap penting (bobot
total 3).
Dengan menggabungkan tingkat besaran dampak dari setiap rencana
kegiatan di setiap tahap terhadap keenam kriteria penentu dampak
penting di atas, akan diperoleh jumlah P (penting) dan jumlah TP (tidak
penting). Evaluasi dampak besar dan penting berdasarkan pada
ketentuan sebagai berikut :
P > 3 dan besar prakiraan dampak > +2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, besar dan penting.
P > 3 dan besar prakiraan dampak > -2, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, besar dan penting.
P < 3 dan besar prakiraan dampak > +1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : positif, kecil dan tidak penting.
P < 3 dan besar prakiraan dampak > -1, maka prakiraan dampak
potensial adalah : negatif, kecil dan tidak penting.
Skala tingkat kepentingan dampak ditentukan dengan menggunakan
perbandingan persentase antara jumlah nilai bobot P (Penting) dibagi
jumlah nilai bobot keseluruhan 6 kriteria dampak penting.
TABEL 5.2.
Skala Tingkat Kepentingan Dampak
Tingkat
No. Skala Kepentingan Nilai Bobot
Kepentingan
1. >81 % 1 Penting
2. 61 % – 80 % 2 Penting
3. 41 % – 60 % 3 Penting
4. 21 % – 40 % 4 Tidak Penting
5. <20 % 5 Tidak Penting
Sumber : Fandeli 2000
5.2.1.3. Eksplorasi
A. Komponen Fisik Kimia
Menurunnya Kualitas Air Permukaan
Kegiatan eksplorasi untuk pengambilan contoh uji bauksit dengan
membuat sumur uji dengan jarak 200 m, 100 m, 50 m dan 25 m.
Kegiatan pembuatan sumur uji ini diprediksi akan berdampak
pada kualitas air permukaan, permukaan tanah yang digali
kemudian ditumpuk di pinggir sumur apabila terkena hujan
kemudian terbawa air hujan dan mengalir ke badan air hal
tersebut akan mempengaruhi kualitas air permukaan. Kualitas air
permukaan saat ini berada pada kondusisi baik skala 4 dengan
adanya kegiatan ini maka keadaannya akan menurun menjadi
skala 3, sehingga bobot dampaknya adalah (-1)
B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Kegiatan eksplorasi yang berpengaruh pada keanekaragaman
jenis flora adalah pembuatan sumur uji untuk pengambilan contoh
uji bauksit dengan jarak 200 m, 100 m, 50 m dan 25 m.
Pembuatan sumur uji dengan diameter lingkaran 0,8 dan
kemudian dilakukan pembersihan permukaan tanah sesuai
dengan ukuran diameter sumur uji, sehingga vegetasi yang ada di
atasnya harus di buang, dengan luasan tersebut dan jarak antara
sumur uji adalah 200 m, 100 m dan 50 m maka kegiatan tersebut
diperkirakan akan berpengaruh terhadap nilai indeks deversitas,
sehingga keadaan skala kualitas lingkungan adalah 4 maka
setelah ada kegiatan akan mengalami penurunan nilai menjadi
skala 3, dengan bobot dampak -1.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak dari kegiatan
eksplorasi ini tidak ada, sehingga tergolong dampak tidak
penting (TP)
b) Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak dalam cakupan wilayah
yang kecil, sehingga merupakan dampak tidak penting (TP)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
TABEL 5.3.
Konsentrasi Gas Buangan (g/m3) dari Operasi Kendaraan Bermotor
Pada Siang Hari
TABEL 5.4.
Klasifikasi Erosi Permukaan Di Lokasi Penambangan Bauksit
PT. Kurnia Jaya Raya
B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Akibat berubahnya tata guna lahan, serta menurunnya kualitas
udara ambien; Kegiatan pembersihan lahan secara tebang habis
mengakibatkan terjadinya kualitas dan kuantitas bagi jenis
vegetasi. Kondisi ini selanjutnya dapat menghilangkan/
menurunkan keberadaan keanekaragaman jenis/komunitas
vegetasi. Kegiatan mobilisasi alat-alat berat pada tahap konstruksi
akan mengubah struktur dan komposisi vegetasi di wilayah studi.
Selanjutnya dengan adanya kegiatan pembukaan lahan, yang
akan menghilang beberapa jenis vegetasi penutup lahan. Jenis
vegetasi pada lokasi sebelum kegiatan adalah merupakan semak,
belukar, kebun campuran, hutan sekunder, sawah dan kebun
karet penduduk.
Menurut hasil studi diketahui bahwa rona lingkungan hidup awal
untuk parameter keanekaragaman flora tergolong dalam katagori
baik skala 4 setelah ada kegiatan pembersihan lahan akan
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah individu dan jumlah
jenis flora yang berdampak terhadap penurunan keanekaragaman
jenis flora menjadi katagori buruk (skala 2). Perubahan tersebut
bersifat negative dengan perubahan skala -2.
B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Menurut hasil studi diketahui bahwa rona lingkungan hidup awal
untuk parameter keanekaragaman flora tergolong dalam katagori
skala 4 (baik), setelah ada kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana akan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah
individu dan jumlah jenis flora yang berdampak terhadap
penurunan keanekaragaman jenis flora menjadi katagori buruk
(skala 2). Perubahan tersebut bersifat negative dengan
perubahan skala kecil (-2).
Tingkat kepentingan dampaknya sebagai berikut :
a) Jumlah manusia terkena dampak
Adanya pembukaan dan pembersihan lahan di areal studi,,
vegetasi yang ada dalam tapak proyek akan habis ditebangi.
Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak
ada, karena lokasi proyek jauh dari perkampungan, sehingga
sifat dampak menjadi tidak penting (TP)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena dampak dari kegiatan
pembukaan lahan ini luas, maka kriteria dampak disini
menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak yang terjadi kecil namun dampak yang
berlangsung lama, selama kegiatan pertambangan ini
berlangsung, sehingga kriteria dampak menjadi penting (P)
d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena
dampak
Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan
penebangan pohon dan pembersihan vegetasi pada tapak
dan trase jalan pada kegiatan pembukaan lahan ini, adalah
jika dampak ini tidak dikelola. Pada rona lingkungan hidup awal,
dampak tergolong dalam kriteria baik (skala 4). Bobot dari dampak
pembuatan dermaga terhadap menurunnya kualitas air
permukaan menurun menjadi buruk dengan skala 2, sehingga
besaran dampak yang ditimbulkan adala -2.
Tingkat Kepentingan Dampak
a) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak meliputi perkampungan
disekitar aliran sungai sehingga kriteria dampak menjadi
penting (P)
b) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang akan terkena cukup luas, maka kriteria ini
menjadi penting (P)
c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas kecil dan dampak berlangsung dalam waktu yang
singkat sehingga kriteria dampak menjadi tidak penting (TP)
d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Perubahan kesehatan lingkungan yang ada relatif kecil
sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup
penduduk. Dengan demikian sifat dampaknya adalah tidak
penting (TP)
e) Sifat kumulatif dampak
Dampak ini tidak bersifat kumulatif oleh karena itu kriteria ini
tergolong penting (P)
B. Komponen Biologi
Menurunnya Keanekaragaman Jenis Flora
Pembersihan lahan untuk membangun dermaga sehingga
vegetasi yang ada juga dihilangkan. Kondisi ini selanjutnya dapat
menghilangkan/menurunkan keberadaan keaneka ragaman
jenis/komunitas vegetasi. Sehingga struktur dan komposisi
vegetasi di wilayah studi mengalami perubuhan.
Menurut hasil studi diketahui bahwa rona lingkungan hidup awal
untuk parameter keanekaragaman flora tergolong dalam katagori
TABEL 5.5
Besar Dampak dan Tingkat Kepentingan Dampak
Tingkat
Kepentingan Keputusan/
Besaran
Tahap Jenis Kondis Dampak Kesimpulan Hasil
Jenis Dampak Hipotetik Dampak
Kegiatan Kegiatan i RLA Evaluasi (Pk/Tpk)
(+/-) %
Jumla
Bobo
hP
t
Penyelesaian
Perizinan
Sosialisasi Perubahan Persepsi
3 +1 5P 83,33 PK
Proyek Masyarakat
Menurunnya Kualitas Air
4 -1 1P 16,67 TPK
Permukaan
Perubaha Bentang Alam 3 -1 1P 16,67 TPK
Menurunnya 16.66
PRA 4 -1 1P TPK
Eksplorasi Keanekaramanan Jenis Flora 7
KONSTRUK Menurunnya
16.66
SI Keanekaramanan Jenis 2 -1 1P TPK
7
Fauna
Menurunnya
Keanekaragaman jenis biota 5 -2 4P 66,67 PK
air
Perubahan Persepsi
Program CD 3 +1 4P 66,67 PK
Masyarakat
Pembebasan Perubahan Persepsi
3 -1 3P 50 PK
Lahan Masyarakat
Perubahan Persepsi
3 +1 3P 50 PK
Mobilisasi Masyarakat
Tenaga Kerja Perubahan Struktur
4 -2 4P 66,67 PK
Masyarakat
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 3P 50 PK
Kebisingan
Perubahan Pendapatan
2 +1 2P 33,33 TPK
Mobilisasi Masyarakat
Peralatan Perubahan Aktivitas
2 1 1P 16,67 TPK
Perekonomian
Terjadinya Kecelakaan Kerja 2 -1 2P 33,33 TPK
Meningkatnya Pola Penyakit
3 -1 2P 33,33 TPK
Masyarakat
Menurunnya Kualitas Udara
Pembanguna Ambien dan Meningkatnya 3 -1 3P 50 PK
n Jalan Kebisingan
KONSTRUK Tambang Menurunnya Kualitas Air
4 -2 4P 66,67 PK
SI Permukaan
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 1P 50 TPK
Kebisingan
Menurunnya Kualitas Air
4 -1 1P 50 TPK
Permukaan
Meningkatnya Laju Erosi dan
4 -2 4P 66,67 PK
Pembersihan Sedimentasi
Lahan Menurunnya
4 -2 4P 66,67 PK
Keanekaramanan Jenis Flora
Menurunnya
Keanekaramanan Jenis 2 -1 4p 66,67 PK
Fauna
Meningkatnya Pola Penyakit
3 -1 2P 33,33 TPK
Masyarakat
Menurunnya Kualitas Udara
Pembanguna Ambien dan Meningkatnya 3 -1 3P 50 PK
n Sarana dan Kebisingan
Prasarana Menurunnya Kualitas Air 4 -2 5P 83,33 PK
Tingkat
Kepentingan Keputusan/
Besaran
Tahap Jenis Kondis Dampak Kesimpulan Hasil
Jenis Dampak Hipotetik Dampak
Kegiatan Kegiatan i RLA Evaluasi (Pk/Tpk)
(+/-) %
Jumla
Bobo
hP
t
Permukaan
Menurunnya
4 -2 4P 66,67 PK
Keanekaramanan Jenis Flora
Menurunnya
Keanekaramanan Jenis 2 -1 4P 66,67 PK
Fauna
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 1P 16,67 TPK
Kebisingan
Menurunnya Kualitas Air
4 -2 3P 50 PK
Permukaan
Menurunnya
4 -1 2P 33,33 TPK
Keanekaramanan Jenis Flora
Menurunnya
Pembanguna
Keanekaramanan Jenis 2 -1 2P 33,33 TPK
n Dermaga
Fauna
Menurunnya
Keanekaragaman jenis biota 5 -2 3P 50 PK
air
Perubahan Pendapatan
2 1 2P 33,33 TPK
Masyarakat
Meningkatnya Aktivitas
2 1 1P 16,67 TPK
Perekonomian
Menurunnya Kualitas Udara
Pemindahan
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 2P 33,33 TPK
Top Soil dan
Kebisingan
Tanah
Meningkatnya Laju Erosi dan
Penutup 4 -2 4P 66,67 PK
Sedimentasi
Menurunnya Kualitas Udara
Ambien dan Meningkatnya 3 -1 4P 66,67 PK
Kebisingan
Penambanga Perubahan Bentang Alam 3 -1 5P 83,33 PK
n Bauksit
Meningkatnya Aktivitas
2 1 3P 50 PK
Perekonomian
Terjadinya Kecelakaan Kerja 3 -1 3P 50 PK
Menurunnya Kualitas Udara
Pengangkuta
Ambien dan Meningkatnya 3 -2 4P 66,67 PK
n Ore
Kebisingan
Pencucian Menurunnya Kualitas Air
OPERASI 4 -2 3P 50 PK
Bijih Bauksit Permukaan
Menurunnya Kualitas Air
4 -2 3P 50 PK
Permukaan
Kolam IPAL
Meningkatnya Pola Penyakit
3 -1 3P 50 PK
Masyarakat
Pengangkuta Menurunnya Kualitas Udara
n dari Ambien dan Meningkatnya
3 -2 3P 50 PK
Washplan ke Kebisingan
Dermaga
Penyimpana Menurunnya Kualitas Air
n Bauksit Permukaan 4 -1 1P 16,67 TPK
Tercuci
Kegiatan Menurunnya Kualitas Udara
Pencampura Ambien dan Meningkatnya 3 -2 3P 50 PK
n Kebisingan
Menurunnya Kualitas Udara
Pemuatan Ambien dan Meningkatnya 3 -1 1P 16,67 TPK
Kebisingan
PASCA Rehabilitasi Menurunnya Kualitas Air 4 -1 1P 16,67 TPK
OPERASI Lahan Permukaan
Tambang
Tingkat
Kepentingan Keputusan/
Besaran
Tahap Jenis Kondis Dampak Kesimpulan Hasil
Jenis Dampak Hipotetik Dampak
Kegiatan Kegiatan i RLA Evaluasi (Pk/Tpk)
(+/-) %
Jumla
Bobo
hP
t
Pemanfaatan Perubaha Bentang Alam
Lahan Bekas 3 -1 4P 16,67 TPK
Tailing Pond
Pemutusan Perubahan Persepsi
Hubungan Masyarakat 3 -2 3p 50 PK
Kerja