Anda di halaman 1dari 7

Perbedaan Undang-Undang Lingkungan

Hidup: UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No.


32 Tahun 2009
Hendro Luhulima Do you know 27 Dec 2017 5 Minutes

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia,
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh pemangku
kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap
menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain (Lihat
penjelasan UU No. 32 Tahun 2009).

Salah satu upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dimaksud ialah
dengan dibentuknya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH). Sebelum berlakunya undang-undang tersebut,
undang-undang yang mengatur tentang lingkungan hidup ialah Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH).

Ada sedikit perbedaan diantara kedua aturan tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, saya
akan sajikan sebuah tabel yang berisi bahan perbandingan antara UUPPLH dengan UUPLH.
Tentu keduanya memiliki sisi yang baik dan buruk. Namun perlu diketahui bahwa pada
prinsipnya undang-undang baru yang dibentuk tentu dimaksudkan untuk mengganti atau
memenuhi kekurangan undang-undang yang lama.

Berikut ini adalah perbedaan secara umum undang-undang yang memberikan perlindungan
kepada lingkungan hidup.

Bahan
No. UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
Perbandingan

Tanggung jawab negara; kelestarian dan


keberlanjutan: keserasian dan keseimbangan;
Asas tanggung jawab
keterpaduan; manfaat; kehati-
negara, asas
1. Asas hatian; keadilan; ekoregion; keanakaragaman
berkelanjutan, dan asas
hayati; pencemar membayar; partisipatif;
manfaat.
kearifan lokal; tata kelola pemerintahan yang
baik; otonomi daerah.
Upaya
Belum diatur secara jelas
2. pengendalian Diatur dalam BAB V tentang pengendalian.
dan terpisah.
lingkungan hidup

Instrumen
pencegahan
Meliputi KLHS, baku mutu lingkungan
pencemaran Diatur dengan peraturan
3. hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan
dan/atau pemerintah (Pasal 14).
hidup, dan lain-lain.
kerusakan
lingkungan hidup

Unsur pengelolaan
Unsur-unsur
lingkungan hidup Penambahan unsur antara lain RPPLH,
4. Pengelolaan
tercantum dalam Pasal 1 KLHS, UKL-UPL, Perubahan iklim, dll.
lingkungan hidup
angka 1 – 25.

Kegiatan yang
Pendayagunaan menimbulkan dampak
Dokumen amdal akan dinilai oleh komisi
perizinan sebagai besar dan penting
5. penilai yang dibentuk oleh menteri,
instrumen terhadap lingkungan
gubernur/walikota.
pengendalian. hidup wajib memiliki
amdal.

Pendayagunaan
Tidak ada penetapan
6. pendekatan Ada wilayah ekoregion.
wilayah ekoregion.
ekosistem.

Denda paling sedikit


sebesar Rp Denda paling sedikit Rp 1000.000.000,00
7. Denda Pidana.
100.000.000,00 (seratus (satu milyar rupiah).
juta rupiah).

Dibentuk suatu lembaga Pejabat pengawas lingkungan hidup


8. Pengawasan.
khusus oleh pemerintah. berkoordinasi dengan penyidik PNS.
Tidak terlalu detail
Kewenangan dijelaskan pembagian Pembagian tugas dan kewenangan jelas
9.
Pusat dan daerah. kewenangan antara pusat dalam Pasal 63-64.
dan daerah.
Dalam ketentuan umum
Pelestarian daya
di jelaskan mengenai
dukung dan Daya Tidak di jelaskan mengenai pelestarian daya
10. pelestarian daya dukung
tampung dukung dan daya tampung lingkungan.
dan daya tampung
Lingkungan.
lingkungan.
Analisis mengenai
dampak lingkungan
hidup adalah kajian Analisis mengenai dampak lingkungan
mengenai dampak besar hidup, yang selanjutnya disebut Amdal,
dan penting suatu usaha adalah kajian mengenai dampak penting
Pengertian dan/atau kegiatan yang suatu usaha dan/atau kegiatan yang
11.
AMDAL. direncanakan pada direncanakan pada lingkungan hidup yang
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
diperlukan bagi proses keputusan tentang penyelenggaraan usaha
pengambilan keputusan dan/atau kegiatan.
tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.

Kajian lingkungan hidup strategis, yang


selanjutnya disingkat KLHS,adalah
rangkaian analisis yang sistematis,
Kajian menyeluruh, dan partisipatif untuk
12. Lingkungan Tidak ada. memastikan bahwa prinsip pembangunan
Hidup Strategis. berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.

Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan


Upaya upaya pemantauan lingkungan hidup, yang
pengelolaan selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
lingkungan hidup pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
13. dan upaya Tidak ada. dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
pemantauan penting terhadap lingkungan hidup yang
lingkungan diperlukan bagi proses pengambilan
hidup. keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

14.
Pengertian Pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk
Pencemaran hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
Lingkungan atau dimasukkannya energi, dan/atau komponen lain ke dalam
makhluk hidup, zat, lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
energi, dan/atau sehingga melampaui baku mutu lingkungan
komponen lain ke dalam hidup yang telah ditetapkan.
lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia
sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat
tertentu yang
menyebabkan
lingkungan hidup tidak
dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.

Audit lingkungan hidup


adalah suatu proses
evaluasi yang dilakukan
oleh penanggung jawab
Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang
usaha dan/atau kegiatan
dilakukan untuk menilai ketaatan
untuk menilai tingkat
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
ketaatan terhadap
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan
persyaratan hukum yang
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah
Pengertian Audit berlaku dan/atau
mendorong penanggung jawab usaha
15. Lingkungan kebijaksanaan dan
dan/atau kegiatan untuk melakukan audit
Hidup standar yang ditetapkan
lingkungan hidup dalam rangka
oleh penanggung jawab
meningkatkan kinerja lingkungan hidup.
usaha dan/atau kegiatan
Pelaksanaan audit lingkungan hidup terhadap
yang bersangkutan;
kegiatan tertentu yang berisiko tinggi
Tidak ada ketentuan
dilakukan secara berkala.
khusus terhadap
perusahaan yang
melakukan usaha
beresiko tinggi.

Baku mutu lingkungan hidup meliputi: baku


mutu air; baku mutu air limbah; baku mutu
Baku mutu air laut; baku mutu udara ambien; baku mutu
16. Disebut secara singkat.
lingkungan hidup emisi; baku mutu gangguan; dan baku mutu
lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang


berpotensi menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup, ancaman
Analisis Risiko
terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau
17. Lingkungan Tidak ada.
kesehatan dan keselamatan manusia wajib
Hidup
melakukan analisis risiko lingkungan hidup.
meliputi: pengkajian risiko; pengelolaan
risiko; dan/atau komunikasi risiko.

18. Tidak ada


Kewajiban orang Setiap orang yang melakukan pencemaran
yang melakukan dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib
pencemaran melakukan pemulihan fungsi lingkungan
dan/atau hidup. dilakukan dengan tahapan (a)
perusakan penghentian sumber pencemaran dan
pembersihan unsur pencemar; (b) remediasi;
(c) rehabilitasi; (d) restorasi; dan/atau (e)
lingkungan hidup
cara lain yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan


Pemeliharaan melalui upaya konservasi sumber daya alam;
19. Tidak ada.
lingkungan hidup pencadangan sumber daya alam; dan/atau
pelestarian fungsi atmosfer.

(1) Setiap penanggung


jawab usaha dan/atau
kegiatan wajib
melakukan pengelolaan (1). Setiap orang yang memasukkan ke dalam
bahan berbahaya dan wilayah Negara Kesatuan Republik
beracun. Indonesia, menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan,
(2) Pengelolaan bahan membuang, mengolah, dan/atau menimbun
berbahaya dan beracun B3 wajib melakukan pengelolaan B3.
meliputi menghasilkan,
mengangkut, a) Setiap orang yang menghasilkan limbah
Bahan Berbahaya mengedarkan, B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3
20.
dan Beracun (B3) menyimpan, yang dihasilkannya.
menggunakan dan/atau
membuang. (2) Dalam hal B3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 ayat (1) telah kedaluwarsa,
(3) Ketentuan pengelolaannya mengikuti ketentuan
mengenai pengelolaan limbah B3.(3) Dalam hal setiap
pengelolaan bahan orang tidak mampu melakukan sendiri
berbahaya dan pengelolaan limbah B3, pengelolaannya
beracun diatur lebih diserahkan kepada pihak lain.
lanjut dengan
Peraturan
Pemerintah.

Pemerintah dan pemerintah daerah


mengembangkan sistem informasi
lingkungan hidup untuk mendukung
21. Sistem informasi Tidak di atur. pelaksanaan dan pengembangan kebijakan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup serta wajib di publikasikan kepada
masyarakat.

22. Peran serta Peran serta masyarakat


masyarakat yaitu meningkatkan Peran masyarakat dapat berupa pengawasan
kemandirian,
keberdayaan masyarakat,
dan kemitraan;
menumbuhkembangkan
kemampuan dan
kepeloporan masyarakat;
menumbuhkan sosial; pemberian saran, pendapat, usul,
ketanggapsegeraan keberatan, pengaduan; dan/atau penyampaian
masyarakat untuk informasi dan/atau laporan
melakukan pengawasan
sosial; memberikan saran
pendapat;
menyampaikan
informasi dan/atau
menyampaikan laporan.

Kepala Daerah dapat


mengajukan usul untuk
Kewenangan Kepala daerah berwenang untuk mencabut
23. mencabut izin usaha
Kepala Daerah izin usaha dan/ atau kegiatan.
dan/atau kegiatan kepada
pejabat yang berwenang.

Instansi pemerintah dan pemerintah daerah


yang bertanggung jawab di bidang
Hak gugat lingkungan hidup berwenang mengajukan
pemerintah dan gugatan ganti rugi dan tindakan tertentu
24. Tidak di atur.
pemerintah terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
daerah. menyebabkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang
mengakibatkan kerugian lingkungan hidup.

Dalam rangka penegakan hukum terhadap


pelaku tindak pidana lingkungan hidup, dapat
25. Penyidik terpadu Tidak di atur. dilakukan penegakan hukum terpadu antara
penyidik pegawai negeri sipil, kepolisian,
dan kejaksaan di bawah koordinasi Menteri.

Alat bukti yang sah dalam tuntutan tindak


pidana lingkungan hidup terdiri atas
keterangan saksi; keterangan ahli; surat;
26. Alat bukti. Tidak di atur
petunjuk; keterangan terdakwa; dan/atau alat
bukti lain, termasuk alat bukti yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan

27. Sanksi pidana


Secara keseluruhan Sanksi pidana yang di atur dalam undang-
sanksi pidana yang di
terapkan dalam undang-
undang ini telah
tertinggal serta tidak lagi
sesuai dengan
undang ini secara keseluruhan lebih berat di
perkembangan
banding. Secara umum denda yang di
kehidupan masyarakat
ancamkan dalam undang-undang ini berkisar
Indonesia saat ini.secara
antara ratusan juta rupiah sampai puluhan
umum,denda yang di
miliar rupiah.
ancamkan dalam
undang-undang ini
berkisar antara puluhan
juta hingga ratusan juta
rupiah. 56.

Anda mungkin juga menyukai