Anda di halaman 1dari 12

Vol.2 No.

3 Agustus 2021 937


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
KEBIJAKAN DAN DAMPAK AKIBAT PERIZINAN PEMBANGUNAN
POLICIES AND IMPACT OF DEVELOPMENT LICENSING

Oleh
Yulian Dwi Nurwanti
Fakultas Hukum, Universitas Islam Batik Surakarta
Jl. Agus Salim No. 10 Surakarta - Jawa Tengah 5714
Email: yuliandwinurwanti98@gmail.com

Abstract
In an effort to protect and manage the environment and prevent pollution, destruction and damage
to the environment, the government plays an important role in utilizing its authority, namely
applying environmental permits. This study aims to determine the environmental licensing system
and policies and the impacts caused by development permits. The method used is normative
(descriptive qualitative), the approach method is juridical ecological. From the results of research
and discussion, it can be concluded that in order to be able to construct a certain building or activity
related to the environment, a permit is required related to what is requested by the permit applicant
such as an IMB permit, building construction permit, waste disposal permit, AMDAL permit. The
impact of the development permit is the erratic rice production due to the narrowing of the rice
fields, the uncertain income of farmers because the paddy fields have been taken by property
buildings and others.
Keywords: Policy, Impact & Licensing Development

PENDAHULUAN Dalam usaha melaksanakan pengelolaan


Pengelolaan dan Perlindungan dan perlindungan lingkungan hidup serta
Lingkungan Hidup indonesia, secara mendasar pencegahan terjadinya pencemaran, perusakan
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun terhadap lingkungan, pemerintah berperan
2009. Tujuan dari ketentuan yang tertuang di penting di dalam memanfaatkan otoritasnya,
dalam Undang-Undang dimaksud adalah yaitu dengan diterapkannya izin lingkungan
penanganan secara terpadu dalam penggunaaan, (enviromental license). 2 Izin hanya berupa
perbaikan dan pengembangan lingkungan otoritas dan monopoli pemerintahan. Tidak ada
hidup. Selanjutnya dilatar belakangi oleh lembaga lain di luar pemerintah yang dapat
adanya kenyataan bahwa telah terjadinya memberikan izin pengelolaan terhadap
eksploitasi yang tidak mengenal batas manusia lingkungan hidup. Izin lingkungan hidup
terhadap sumber daya alam yang menyebabkan sebagai alat yang berguna bagi pemerintah
tercemar dan rusaknya lingkungan hidup. mengendalikan aktivitas pengelolaan terhadap
Agar menjamin adanya kepastian hukum lingkungan hidup dan pembangunan yang
supaya masyarakat memiliki kesadaran untuk berkaitan langsung dengan lingkungan, yang
turut serta ikut melestarikan lingkungan, memiliki tujuan menjaga kelestarian lingkungan
pemerintah telah mempersiapkan aturan hukum hidup untuk kepentingan generasi yang akan
khususnya hukum lingkungan untuk datang. Dengan adanya izin pemerintah
menghukum pembuat pencemaran dan diharapkan kehidupan masyarakat lebih terarah,
perusakan lingkungan hidup.1 teratur serta berkesinambungan. Terlebih di

1Sutrisno,Politik Hukum Perlindungan dan Pengelolaan 2TakdirRahmadi, 2011, Hukum Lingkungan di Indonesia,
Lingkungan Hidup, jurnal hukum no. 3 vol. 18 juli 2011, Raja Grafindo Persada Jakarta, hlm. 108-111.
hlm. 445.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
938 Vol.2 No.3 Agustus 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dalam UUD 1945 menyatakan bahwa warga hasil penelitian menunjukkan Kebijakan
negara memiliki hak atas lingkungan hidup pelaksanaan terhadap pelayanan izin
yang lebih baik dan sehat. mendirikan bangunan di kantor pelayanan
Izin lingkungan berdasarkan pasal 1 perizinan terpadu kota Manado belum bisa
angka 35 UU No. 32 Tahun 2009 tentang diindikasikan efektif karena masih ada aspek
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan yang belum optimal.
Hidup (UUPPLH) adalah izin yang diberikan Metode penelitian yang digunakan
kepada setiap orang yang melakukan usaha dan meliputi jenis penelitian dan pendekatannya.
atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL Jenis penelitian yang digunakan adalah
dalam rangka mewujudkan pengelolaan dan penelitian hukum normatif (deskriptif
perlindungan lingkungan hidup sebagai syarat kualitatif), yaitu penelitian yang berkaitan
untuk memperoleh izin usaha dan izin dengan dokumen-dokumen hukum seperti
melakukan kegiatan. peraturan perundang-undangan positif dan
Kerusakan terhadap lingkungan dapat kebijakan-kebijakan pemerintah (tertulis).
terjadi tidak lepas dari adanya faktor Sementara, pendekatannya dengan yuridis
pembangunann yang berkembang pesat saat ini, ekologis.
seperti kejadian di daerah klaten lahan Penelitian normatif kualitatif berkaitan
persawahan mulai menyusut dikarenakan dengan sistem norma sebagai pusat kajiannya,
adanya pendirian area permukiman dan atau tentang kaidah dan aturan.3 Dalam hal ini
kegiatan-kegiatan industri maupun kegiatan yang dimaksud adalah aturan-aturan mengenai
pabrik. Hal ini dapat mempengaruhi produksi perizinan lingkungan hidup (pusat dan daerah).
beras yang dihasilkan dari area persawahan Deskriptif kualitatif menunjuk pada sifat uraian
sebagai komoditi utama namun karena lahan laporan penelitian.
untuk permukiman tidak luas, oleh sebab itu Pendekatan penelitian ini yuridik-
lahan persawahan dijadikan sebagai area ekologis, yaitu perizinan berdasarkan pada
pembangunan. Proses kesadaran dari aturan tetapi konteksnya adalah ekologi, yaitu
masyarakat dapat tumbuh bersamaan dengan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup
adanya memori historis yang merekonstruksi dalam berbagai kepentingan yang dikoordinasi
kesadaran kritis masyarakat. Dari uraian latar secara administratif kelembagaan pemerintah
belakang tersebut diatas dapat dirumuskan suatu daerah.Tujuan penelian ini adalah untuk
masalah, yaitu : Kebijakan dan dampak yang mengetahui kebijakan dan dampak akibat
ditimbulkan akibat perizinan pembangunan? perizinan pembangunan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh H. Rithi dan Y. Sri Pudyatmoko tahun 2016 METODE PENELITIAN
membahas tentang Kebijakan Perizinan Metode penelitian yang digunakan
Lingkungan Hidup Di Daerah Istimewa meliputi jenis penelitian dan pendekatannya.
Yogyakarta. Hasil penelitiannya yaitu tentang Jenis penelitian yang digunakan adalah
upaya pencegahan timbulnya masalah penelitian hukum normatif (deskriptif
lingkungah hidup. kualitatif), yaitu penelitian yang berkaitan
Chintya Mellysa Takumansang pada dengan dokumen-dokumen hukum seperti
tahun 2013 melakukan penelitian tentang peraturan perundang-undangan positif dan
Implemtasi Kebijakan Pelayanan Izin kebijakan-kebijakan pemerintah (tertulis).
Mendirikan Bangunan (Imb) Di Badan Sementara, pendekatannya dengan yuridis
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado, ekologis.

3Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme


Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, hlm. 36.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.3 Agustus 2021 939
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Penelitian normatif kualitatif berkaitan hukum dalam melakukan suatu kegiatan
dengan sistem norma sebagai pusat kajiannya, dan/atau usaha.
atau tentang kaidah dan aturan.4 Dalam hal ini Izin mendapatkan kekuatan normatifnya
yang dimaksud adalah aturan-aturan mengenai hanya dari pemerintah sebagai pemberi izin.
perizinan lingkungan hidup (pusat dan daerah). Jadi agen utama dalam hal perizinan adalah
Sementara itu yang dimaksud dengan pemerintah sekaligus aktor yang berperan
“deskriptif kualitatif” menunjuk pada sifat mengubah: yang tidak boleh dilakukan menjadi
uraian laporan penelitian. boleh, dan yang sudah diizinkan bisa dicabut
Pendekatan penelitian ini yuridik- kembali izinnya. Suatu perbuatan yang
ekologis, yakni bahwa perizinan berdasarkan mendapatkan izin dianggap sebagai perbuatan
pada aturan tetapi konteksnya adalah ekologi, atau tindakan yang dilarang oleh aturan
yaitu hubungan antara manusia dan lingkungan pemerintah.5
hidup dalam berbagai kepentingan yang Menurut Sjachran Basah, izin adalah
dikoordinasi secara administratif kelembagaan perbuatan hukum administrasi negara bersegi
pemerintah daerah. satu yang menerapkan peraturan dalam hal
kongkret berdasarkan pernyataan dan prosedur,
HASIL DAN PEMBAHASAN seperti yang ditetapkan oleh ketentuan
A. Izin Lingkungan Hidup peraturan perundang-undangan. Perizinan
Izin lingkungan terhadap dalam pengelolaan lingkungan hidup digunakan
pembangunan lingkungan hidup yang sebagai instrumen pencegahan dan
berkelanjutan berkaitan erat dengan adanya penanggulangan pencemaran atau perusakan
upaya pelestarian fungsi dari lingkungan, terhadap lingkungan hidup. Agar kegiatan
seperti upaya pengoptimalan dalam memelihara dan/atau usaha di dalam menjalankan usahanya,
keberlangsungan daya dukung dan daya dibutuhkan izin usaha untuk memperolehnya
tampung lingkungan hidup. izin lingkungan.6
Melaksanakan kegiatan dan/atau usaha Berkaitan dengan izin dibidang
diperlukan adanya izin di dalam lingkungan hidup, motifnya adalah untuk
pelaksanaannya. Beberapa macam izin yang terjaminnya kualitas perlindungan lingkungan
harus dipenuhi oleh pemrakarsa kegiatan hidup melalui pengendalian (sturen) aktivitas
dan/atau usaha, salah satunya adalah izin atau perilaku tertentu dari masyarakat pada
lingkungan. Pemerintah diberikan wewenang umumnya. Berkaitan dengan ini, Michael
dalam aspek pengaturan dalam bentuk Kloepfer berpendapat bahwa izin lingkungan
ketetapan. Ketetapan tersebut yang disebut merupakan alat kontrol yurudis administratif
dengan izin. atas kegiatan atau usaha yang di dalam
Izin tercantum di dalam Kamus Besar peraturan perundang-undangan disebutkan
Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu, sebuah harus mempunyai izin. Tujuannya adalah untuk
pernyataan mengabulkan dan tidak melindungi kualitas lingkungan melalui
melarang.Izin adalah salah satu tindakan pengendalian perilaku. Maka izin lingkungan
pemerintah berdasarkan kewenangan publik, tidak hanya berupa hukum terhadap penetapan
yaitu memperbolehkan dan membenarkan pemerintah saja, melainkan yang terutama
menurut hukum bagi seseorang atau badan adalah perilaku.7

4
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme 6Fadhila Shaffa Luthfie, Dampak Keputusan Pemberian
Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Izin Lingkungan oleh Pejabat Pemberi Izin terhadap
Yogyakarta, hlm. 36. Pembangunan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan,
5 Rhiti dan Pudyatmoko, (2016). Kebijakan Perizinan Padjadjaran Law Review Volume 8, Nomor 2, 2020, hlm.
53.
Lingkungan Hidup di Daerah Istimewa Yogyakarta, 7Chintya Mellysa Takumansang, Implemtasi Kebijakan

Mimbar Hukum Volume 28, Nomor 2, Juni 2016. Hlm. 266 Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (Imb) Di Badan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
940 Vol.2 No.3 Agustus 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Terkait perizinan, berdasarkan dengan dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL,
prinsip otonomi daerah yang telah ditegaskan dokumen pendirian usaha dan atau kegiatan
dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 serta profil usaha dan atau kegiatan pengelolaan
tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah lingkungan hidup, izin lingkungan hidup juga
daerah memiliki kewenangan dalam mengambil harus memperhatikan ketentuan pasal 14
kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu untuk UUPPLH, yakni beberapa instrumen pencegah
memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan.
salah satu bentuk kewenangan yang dimiliki Instrumen-instrumen ekonomi lingkungan
oleh pemerintah daerah adalah menerbitkan hidup, izin lingkungan hidup juga harus
izin.8 didasarkan pada Rencana Perlindungan dan
Izin lingkungan adalah prasyarat izin Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 19.
usaha atau kegiatan pengelolaan lingkungan Apabila seperti itu perizinan lingkungan hidup
hidup dan agar mendapatkan izin lingkungan, haruslah terpadu.
pelaku usaha atau pemohon izin diwajibkan Berkaitan dengan dasar muatan konsep
untuk membuat Amdal atau UKL (Usaha perizinan, termasuk izin lingkungan pada
Kegiatan Lingkungan)-UPL (Usaha dasarnya harus terdapat butir-butir sebagai
Pengelolaan Lingkungan). Yang memiliki berikut:
kewenangan dalam menerbitkan izin a. Identitas Pemrakarsa atau Pemegang
lingkungan adalah menteri, gubernur, bupati Izin;
atau walikota sesuai dengan kewenangan surat b. Persyaratan
keputusan kelayakan lingkungannya atau c. Kewajiban
rekomendasi UKL-UPLnya (Pasal 36 angka (2) d. Hal-hal Lain
UUPPLH). Menteri, gubernur, bupati atau e. Masa berlakunya Izin Lingkungan
walikota dapat mendelegasikan keputusan Apabila di dalam praktek melaksanakan
kelayakan lingkungan atau rekomendasi UKL- pembangunan lingkungan hidup badan usaha
UPL kepada pejabat yang ditetapkan menteri, atau kegiatan lainnya melakukan suatu
gubernur, bupati atau walikota. Proses dalam pelanggaran terhadap lingkungan maka izin
memperoleh izin lingkungan adalah : lingkungan akan dicabut dan pemohon izin
a. Penyusunan Amdal dan UKL-UPL tidak dapat melakukan lagi usaha atau kegiatan
b. Penilaian Amdal dan Pemeriksaan lainnya. Dalam UUPPLH (Undang-Undang
UKL-UPL Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
c. Permohonan dan Penerbitan Izin Hidup) pasal 37 ayat (2) ditentukan, izin
Lingkungan lingkungan dapat dibatalkan apabila:
d. Permohonan Izin Lingkungan diajukan a. Persyaratan yang diajukan dalam
secara tertulis kepada menteri, gubernur, permohonan izin mengandung cacat
bupati atau walikota hukum, kekeliruan, penyalahgunaan,
e. Permohonan Izin Lingkungan serta ketidakbenaran dan atau
disampaikan bersamaan dengan pemalsuan data, dokumen dan
pengajuan penilaian Amdal dan RKL- informasi.
RPL atau pemeriksaan UKL-UPL9 b. Penerbitannya tanpa memenuhi syarat
Dalam mengajukan permohonan izin sebagai tercantum dalam keputusan
Lingkungan Hidup harus dilengkapi dengan

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado Journal 9Muhjad, Hadin H.M. 2015, Hukum Lingkungan.
Volume II. No. 4. Tahun 2013, hlm. 6. Sebuah Pengantar untuk Konteks Indonesia, Genta
8Fandy Sondakh, Kebijakan Pemerintah Terkait Publishing,Yogyakarta, hlm.15.
Perizinan Pembangunan Sarana Telekomunikasi, Jurnal
Politico, 2019, hlm. 2.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.3 Agustus 2021 941
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
komisi tentang kelayakan lingkungan wajib amdal atauUKL-UPL dalam rangka
hidup atau rekomendasi UKL-UPL. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
c. Kewajiban yang ditetapkan dalam sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha
dokumen amdal atau UKL-UPL, tidak dan atau kegiatan.12
dilaksanakan oleh penanggung jawab Pertama, setiap orang dapat
usaha dan atau kegiatan. memperoleh izin, yaitu orang perseorangan atau
Selain dalam pasal 37 ayat (2) badan usaha, baik yang berbadan hukum
UUPPLH, izin lingkungan dapat dibatalkan maupun yang tidak berbadan hukum (Pasal 1
melalui keputusan (Pasal 38 UUPPLH). butir 32). Keduanya bukan pembeda dalam
Tindakan pencabutan izin lingkungan ini memperoleh izin itu, karena dianggap sama
bertujuan untuk mencegah dan mengakhiri akibatnya bagilingkungan hidup. Filosofinya
terjadinya pelanggaran serta menanggulangi adalah, setiap orang mempunyai kepentingan
akibat yang ditimbulkan oleh suatu yang sama atas lingkungan dan karena menjadi
pelanggaran, melakukan tindakan penyelamatan subyek bagi izin tersebut.
dan penanggulangan. Kedua, izin ini diberikan tidak kepada
Dalam hal izin usaha atau kegiatan, jika semua usaha atau kegiatan. Hanya yang wajib
seseorang berbuat tidak sesuai dengan izin maka AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
diberikan “Pemelihara Hukum” dapat berupa Lingkungan) atau yang wajib UKL-UPL
larangan untuk dilakukannya suatu kegiatan, (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup-Upaya
dapat diperingati agar berbuat sesuai dengan Pemantauan Lingkungan Hidup) yang wajib
izin yang ada. Dan apabila hal tersebut tidak mempunyai izin lingkungan. Batasan yang
dilaksanakan maka akan dilakukan pencabutan ditentukan aturan ini cukup jelas. Tolak ukur
izin usaha atau kegiatan, yang secara otimatis untuk menentukan apakah suatu kegiatan wajib
mempengaruhi adanya pencabutan terhadap izin Amdal atau UKL-UPL ditentukan dalam pasal
lingkungan hidup, jadi izin lingkungan sangat 22 ayat (2) serta pasal 34 dan 35 (yang ditindak
berhubungan erat dengan izin usaha atau lanjuti dengan Permen No. 5 Tahun 2012
kegiatan.10 tentang kegiatan yang wajib Amdal dan Permen
B. Kebijakan Pembangunan dan Dampak Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang
Perijinan Pembangunan UKL-UPL dan SPPL).
Izin mempunyai urgensi tertentu, yaitu Ketiga, izin tersebut dikaitkan dengan
sebagai landasan hukum (legal base), instrumen upaya pengelolaan dan perlindungan terhadap
untuk menjamin kepastian hukum, sebagai lingkungan hidup, bukan hanya semata-mata
instrumen untuk melindungi kepentingan, dan sahnya suatu perbuatan. Sebab itu, logis bahwa
sebagai alat bukti dalam hal ada klaim. 11 lingkungan hidup dikelola dan dilindungi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang melalui mekanisme perizinan. UUPPLH
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan implisit menyebutkan bahwa tercemar dan
Hidup (UUPPLH) secara eksplisit menyebut tidaknya lingkungan hidup tergantung terhadap
perizinan sebagai bagian dari instrumen perizinan. Berkaitan dengan itu, Siti Sundari
pencegahan pencemaran perusakan dan Rangkuti menulis, bahwa kebijakan perizinan
kerusakan lingkungan hidup. Salah satunya lingkungan dan pemerintah (termasuk
adalah izin lingkungan yaitu “izin yang Pemerintah Daerah) yang kemudian tertuang
diberikan kepada setiap orang yang dalam hukum positif adalah upaya pencegahan
melaksanakan usaha dan atau kegiatan yang terjadinya degradasi lingkungan hidup.

10Andi Hamzah, 2008, Penegakan hukum Lingkungan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059) jo.
Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 83. Pasal 1 butir 1 PP No. 27 Tahun 2012tentang Izin
11Op.cit., hlm. 4.
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
12
Pasal 1 butir 35 UUPLH (Lembaran Negara Republik Tahun 2013 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Republik Indonesia Nomor 5285)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
942 Vol.2 No.3 Agustus 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Selanjutnya izin tertulis diberikan dalam bentuk semua izin ini termasuk di dalam kategori
penetapan (beschikking) penguasa. Pemberian “Perizinan Lingkungan”. Ketika itu tidak ada
izin yang keliru dan tidak memperhitungkan izin lingkungan sebagai nama dari izin tersebut.
serta mempertimbangkan kepentingan Kini dalam UUPPLH ada “Izin Lingkungan”
lingkungan akan menimbulkan adanya yang berbeda dari izin-izin yang disebutkan.
gangguan keseimbangan ekologis yang sulit Meskipun demikian, semua izin tersebut
pulih. Perizinan lingkungan adalah instrumen meskipun tidak disebut sebagai “Izin
kebijakan lingkungan yang sangat penting. Lingkungan” berhubungan erat dengan izin
Posisi ini sebenarnya bukan hanya lingkungan.
perihal gagasan kebijakan yang lantas menjadi Kebijakan lingkungan terdiri dari
logika hukum lingkungan, melainkan praktek kebijakan lingkungan secara umum dan bidang
ekologis. Dengan kata lain, perizinan tidak perizinan lingkungan. Kebijakan (Policy) secara
berhenti pada kebijakan, melainkan pada leksikal adalah: a) a guiding principle or course
konsistensi pengawasan dan pelaksanaanya. oc actiom adapted toward an objective or
Sebab itu, masalah lingkungan hidup tidak objectives; dan b) prudence or practical
dapat diartikan sebagai kegiatan ekonomi atau wisdom. Kebijakan adalah pedoman atau prinsip
akibat teknologi maju, melainkan masalah bagi tindakan yang memiliki tujuan tertentu.
kebijakan yang terwujud nyata dalam perilaku Kebijakan lingkungan hidup termasuk dalam
dan pengawasannya. Dalam hal ini, izin kebijakan lingkungan hidup, karena
lingkungan bermain pada keputusan yang fatal menyangkut umum (bukan hanya kepentingan
dan tidak bagi lingkungan hidup. Bahwa izin Pemerintah dan Pengusaha). Secara teoretis,
(Genehmigung) lingkungan hidup bersifat kebijakan publik berhubungan dengan apa yang
represif (tindakan pemerintah terhadap para dipilih Pemerintah untuk dilakukannya (juga
pelaku usaha atau kegiatan) dan preventif tidak dilakukan). Menurut Harold D. Lesswell
(pencegahan pencemaran, perusakan dan dan Abraham Kaplan, kebijakan adalah “a
kerusakan lingkungan hidup). projected program of goal, value and
Keempat, dari pengertian izin practices”. Ketika pemerintah megeluarkan
lingkungan menyebutkan pentingnya izin kebijakan lingkungan, pasti terdapat maksud
lingkungan dan merupakan syarat pemberian dan tujuan yang hendak dicapai dengan
izin usaha. Oleh karena itu izin lingkungan menjunjung tinggi nilai kelestarian fungsi
bukan izin terakhir, melainkan “izin syarat” bagi ekologis bagi kemaslahatan bersama.
izin usaha. Usaha yang diberikan izin diartikan Sementara itu, menurut Carl Joachim
sebagai usaha legal dan terutama tidak Friederick kebijakan adalah “serangkaian
melakukan pencemaran dan perusakan tindakan yang diusulkan oleh seseorang,
lingkungan, karena didahului dengan kajian kelompok atau pemerintah dalam suatu
AMDAL atau UKL-UPL. Jika dilihat dari urut- lingkungan tertentu dengan menunjukkann
urutannya, maka pertama–tama dari AMDAL hambatan-hambatan dan kesempatan-
atau UKL-UPL kemudian keputusan kelayakan kesempatan terhadap pelaksanaan usulan
lingkungan (Pasal 32 jo Pasal 36 ayat (2)), izin kebijakan tersebut dalam rangka mencapai
lingkungan dan izin usaha. tujuan tertentu” istilah yang dipakai dalam
Selain izin lingkungan ada izin-izin tulisan ini adalah kebijakan (Policy), bukan
yang lain seperti HO, IMB, Izin Usaha Industri, kebijaksanaan. Sebagaimana disinggung diatas,
Izin Lokasi, Izin Usaha Pertambangan, Izin konteks kebijakan disini adalah kebijakan
Pemanfaatan Hasil Hutan, Izin Pembuangan Pemerintah (yang dalam literatur disebut juga
Limbah, termasuk Bahan Beracun dan dengan istilah kebijakan negara). Tulisan ini
Berbahaya (B3) dan lain-lain. Pada masa menggunakan istilah Kebijakan Pemerintah
berlakunya UU No. 23 Tahun 1997 (UUPLH),

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.3 Agustus 2021 943
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
untuk menunjuk subyek yang membuat keselamatan, mengganggu ketertiban atau
kebijakan bukan seluruh unsur negara. keamanan serta merugikan lingkungan hidup.
Menurut Hoogerwerf dalam Sjahrir Kelima, kebijakan pemerintah berlandaskan
menyatakan bahwa pada hakekatnya pengertian pada peraturan perundang-undangan (hukum
kebijakan merupakan semacam jawaban positif) yang berlaku.
terhadap suatu permasalahan, yaitu berupa Kebijakan lingkungan hidup mengikuti
upaya untuk mengurangi, memecahkan, serta teori seperti disebutkan. Pertama, pemerintah
mencegah suatu masalah dengan cara tertentu, secara nasional mengadopsi konsep global
yaitu dengan tindakan yang terarah.13 mengenai pembangunan berkelanjutan
Sementara James E. Anderson (sustainable development) yang berwawasan
memberikan rumusan kebijakan sebagai lingkungan dan dimasukkan juga sebagai
perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, ketentuan UU, yaitu tentang kajian Lingkungan
kelompok, instansi pemerintah) atau Hidup Strategis atau KLHS (Pasal 15 UUPPLH
serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan Jo. Permen LH NO. 9 Tahun 2011). Menurut
tertentu. ketentuan UU, KLHS wajib dibuat oleh
Kebijakan Pemerintah merupakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan
kebijakan yang diciptakan atau dibuat oleh dimasukkan ke dalam penyusunan Rencana
pejabat dan lembaga pemerintahan. Menurut Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana
George C. Edward III dan Ira Sharkansky, Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi,
kebijakan pemerintah adalah apa yang kabupaten dan kota. Dengan demikian dari sisi
dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan performatif dan normatif kebijakan pemerintah
oleh pemerintah. Kebijakan negara itu adanya melalui KLHS ini.
sasaran atau tujuan program pemerintah. Tujuan dari kebijakan tersebut ialah
berkaitan dengan lingkungan hidup, kebijakan untuk mencegah terjadinya pencemaran,
tersebut berorientasi pada tujuan perlindungan perusakan dan kerusakan lingkungan hidup.
dan pengelolaan lingkungan hidup.14 Dalam ketentuan KLHS disebutkan mengenai
Selanjutnya menurut J.E.Anderson, perhatian pemerintah daerah terhadap ekosistem
implikasi dari pengertian kebijakan pemerintah (daerah yang bersangkutan). Selain itu, dalam
adalah: Pertama, kebijakan berorientasi pada melakukan kajian, pemerintah harus
tujuan. Dalam lingkup lingkungan hidup, menggunakan prinsip-prinsip seperti kehati-
tujuannya adalah pelestarian fungsi terhadap hatian (precautionary principle). Ini adalah
lingkungan hidup. Kedua, kebijakan berisi pola prinsip penting yang berarti bahwa pemerintah
tindakan pemerintah. Ketiga, kebijakan itu daerah harus cermat dan hati-hati dalam
merupakan hal yang dilaksanakan secara mengeluarkan kebijakan perizinan bagi suatu
konsisten oleh pemerintah, bukan karena kegiatan atau usaha.15
pemerintah untuk melakukan sesuatu. Di samping itu ada pula prinsip self-
Keempat, kebijakan pemerintah harus bersifat assesment (penilaian diri sendiri) atau sadar
positif, yaitu untuk mengatasi permasalahan terhadap lingkungan. artinya kesadaran akan
tertentu.hal ini berkaitan dengan keputusan
pemerintah mengenai tidak diizinkannya karena
pertimbangan tertentu adanya bahaya bagi

13Agus Dimyati, Kajian Kritis Dampak Kebijakan Izin Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Pantura Jakarta,
Usaha Ritel (Minimarket) Terhadap Keberlangsungan Hukum Pidana Dan Pembangunan Hukum, Vol 1 No
Pembangunan Ekonomi Kerakyatan, Hukum Responsif 1, 2018, Hlm. 15
Volume 05 2018, hlm. 26. 15Agus Dimyati, Kajian kritis dampak kebijakan izin
14 Trubus Rahardiansah, Konflik Kebijakan Dalam usaha ritel (minimarket) terhadap
Pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta: Analisis keberlangsunganpembangunan ekonomi lerakyatan,
Kebijakan Pergub Nomor 58 Tahun 2018 Tentang Hukum Responsif Volume 05, 2018, hlm. 26
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Badan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
944 Vol.2 No.3 Agustus 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
daya tampung dan daya dukung lingkungan tersebut juga tidak mempengaruhi jumlah
(berdasarkan data akurat dari pemerintah).16 produksi beras di klaten yang terus mengalami
Kedua, kebijakan pemerintah di bidang surplus setiap tahunnya hingga 120 ton. Lahan
lingkungan hidup, khususnya di sini adalah sawah lestari dengan luasan 32.451 hektare
pemerintah daerah, mengacu kepada ketentuan sudah sama sekali tidak bisa dialihfungsikan,
UUPPLH Pasal 63 ayat (3) UU ini menyatakan, termasuk permukiman masyarakat.
bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan Sawah lestari baru dialihfungsikan
lingkungan hidup, pemerintah kabupaten atau ketika lahan tersebut dipergunakan untuk
kota memiliki beberapa kewenangan, antara lain kepentingan publik. Tetapi tentu harus melewati
menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat perizinan dan kajian yang mendalam sebelum
kabupaten atau kota dan menetapkan serta lahan tersebut digunakan untuk pendirian
melakukan kebijakan mengenai rencana bangunan.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Sementara itu, Kasubid Fasilitasi
Hidup (RPPLH) kabupaten atau kota. Pembentukan Produk Hukum, Kemenkumham
Ada beberapa izin yang ditangani oleh Provinsi Jawa Tengah Tri Juanianto
pemerintah daerah klaten diantaranya izin IMB, memandang Pemkab Klaten perlu menyiapkan
izin mendirikan pabrik dan lain-lain. Pemohon regulasi tentang perumahan dan permukiman
izin kepada pemerintah daerah klaten kumuh. Terdapat 13 titik perumahan dan
mengalami peningkatan, hal tersebut permukiman kumuh di klaten sekitar 236
dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang selalu hektare. Tarrgetnya adalah pada tahun 2020
meningkat serta jumlah permukiman yang kian bebas dari permukiman kumuh sesuai cita-cita
sempit. Selain sasaran pendirian pemukiman pemerintah pusat. Oleh sebab itu, penyusunan
atau pendirian pabrik ataupun bidang lainnya rancangan perda mengenai pencegahan dan
adalah lahan persawahan yang dapat digunakan peningkatan kualitas perumahan dan
untuk mendirikan bangunan. Berdasarkan data pemukiman kumuh serta regulasi tentang
dari Dinas Pertanian (dispertan) Klaten luas perizinan perlu diperketat.
persawahan wilayah sampai 2015 tinggal Untuk meningkatkan kemakmukan dan
33.111 hektare. Tetapi yang masih kesejaheraan, lahan pertanian adalah salah satu
dipergunakan atau dialihfungsikan untuk sumber pendapatan rakyat, terutama rakyat
kegiatan properti tinggal 1.000 hektare. petani dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
Rata-rata sekitar 39 hektare lahan pangan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan
persawahan di klaten menyusut setiap tahun strategis dan menjadi sumber daya alam, di
tetapi penyusutan tersebut masih diluar sawah dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
lestari yang dipertahankan seluas 32.451 Indonesia telah mengamanahkan di Pasal 33
hektare karena mengacu Perda RTRW. Wahyu ayat (3) yang pada intinya menegaskan bahwa
Hariyadi selaku Kepala Bidang Perencanaan sumber daya alam termasuk tanah atau lahan
Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan untuk kegiatan ekonomi itu yang dikuasai oleh
Daerah (Bappeda) menyatakan bahwa negara, maka dapat dimanfaatkan untuk
penyusutan lahan persawahan di klaten tidak sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil
hanya untuk didirikan permukiman saja, tetapi dan bijaksana. Hal ini menyatakan bahwa di
di pabrik dan industri. Meskipun begitu, masa yang akan datang ketahanan pangan masih
pengalihan fungsi persawahan tetap didominasi dirasa stabil untuk kebutuhan pangan rakyat,
untuk perumahan serta penyusutan lahan serta adanya perlindungan hukum untuk

16Pengertiandaya tampung ada pada pasal 1 angka 8 dukung ialah kemampuan lingkungan hidup untuk
UUPPLH: “Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup
menyerap zat, energy, dan atau komponen lain yang lain dan kesinambungan antar keduanya (Pasal 1 angka
masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Sedang daya 7).
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.3 Agustus 2021 945
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kebutuhan-kebutuhan lahan pertanian penting 2. Perubahan Pola
bagi rakyat petani, sehingga pangan di kawasan Penggunan
daerah baik di kota maupun kabupaten harus Tanah
tetap dipertahankan. Apabila melihat lebih jauh Pola penggunaan tanah didapat dari
mengenai perubahan paradigma lahan pertanian bagaimana masyarakat dan pihak lain
sekarang merupakan cara berpikir tentang yang memanfatkan sumber daya
semakin sempitnya ruang dan tata kelola agraria. Konversi lahan dapat
wilayah termasuk lahan pertanian yang menyebabkan pergeseran tenaga kerja,
bermanfaat bagi lahan investasi maupun khususnya terhadap tenaga kerja
pemukiman. wanita. Berkurangnya kesempatan kerja
Lahan pertanian yang subur kemudian di sektor pertanian dipengaruhi oleh
dikonversi menjadi perumahan, industri, dan konversi lahan. Selain itu, dapat
prasarana yang luasnya jauh lebih besar menyebabkan perubahan pada
dibandingkan dengan luas sawah baru. Hal pemanfaatan tanah dengan pertanian
tersebut menyebabkan adanya penyusutan yang yang semakin tinggi. Keterlibatan
cukup besar.Pertumbuhan penduduk yang keberlangsungan perubahan ini adalah
sangat cepat, serta adanya intensitas dengan dimanfaatkannya lahan,
pembangunan yang berkembang dalam khususnya untuk tanah sawah.
berbagai bidang tertentu akan mennimbulkan 3. Perubahan Pola
peningkatan dalam permintaan lahan. Nafkah
Permintaan akan lahan pertanian akan Nafkah didapat berdasarkan sistem
bertambah, sedangkan kita mengetahui bahwa mata pencaharian masyarakat dari hasil
lahan pertanian yang ada jumlahnya terbatas. produksi pertanian dibandingkan
Hal tersebut dapat mendorong terjadinya dengan hasil non pertanian.
konversi lahan pertanian ke non-pertanian atau keterdesakan ekonomi rumah tangga
industri. dan keterbatasan lahan menyebabkan
Konversi lahan pertanian pada pergeseran sumber mata pencaharian
umumnya berdampak sangat besar pada bidang dari sektor pertanian ke sektor non
sosial dan ekonomi. Hal tersebut dapat terlihat pertanian.
dari adanya perubahan fungsi lahan. Menurut Faktor penyebab terjadinya alih fungsi
Somaji, konversi lahan berdampak pada lahan pertanian menjadi non pertanian adalah
penurunan porsi dan pendapatan sektor non- sebagai berikut:
pertanian. a. Nilai Jual Tanah Tinggi
Konversi lahan berdampak pada perubahan Nilai jual Tanah adalah faktor yang
struktur. Adapun perubahan yang terjadi, yaitu: sangat berpengaruh terhadap alih fungsi
1. Perubahan Pola Penguasaan Lahan lahan. Faktor tersebut membuat petani
Pola penguasaan tanah dapat ditemukan lebih memilih menjual lahannya dari
dari pemilikan dan bagaimana tanah pada mengelola tanah tersebut sebagai
tersebut dapat diakses oleh orang lain. tempat bercocok tanam.
Perubahan yang terjadi akibat konversi b. Debit Air yang menurun
karena terjadinya perubahan jumlah Debit air yang menurun sehingga lahan
penguasaan atas tanah. Dalam hal pertanian terutama dihilir yang sering
tersebut menyatakan bahwa petani tidak terdistribusi irigasi air subak.
pemilik berubah menjadi penggarap dan c. Mahalnya Biaya Penyelenggaraan
petani penggarap berubah menjadi Pertanian.
buruh tani. Implikasi dari perubahan ini Untuk mengolah lahan atau sawah
yaitu buruh tani sulit mendapatkan pertanian dari lapisan tanah agar memperoleh
lahan. hasil yang optimal tentu saja membutuhkan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
946 Vol.2 No.3 Agustus 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
modal yang tidak sedikit, belum lagi jika menyelesaikan dokumen lingkungan. Standar
barang-barang pertanian tersebut mengalami usulan perubahan pasal yaitu: Standar
kenaikan seperti pada saat naik harga bahan pengelolaan lingkungan berdasarkan risiko
bakar minyak, maka harganya dapat naik dampaknya terhadap lingkungan (penting,
menjadi dua kali lipat. Kenaikan harga pupuk, sedang, maupun rendah). Usaha berdampak
benih pertanian, biaya irigasi, sampai sewa penting terhadap lingkungan membutuhkan
tenaga petani membuat petani yang memiliki mekanisme penilaian (assessment) atas kajian
sawah harus dipertimbangkan untuk menjual kelayakan pengelolaan lingkungan yang
sawah atau mengalihfungsi lahan menjadi dilanjutkan dengan persetujuan sehingga
bangunan atau tempat wirausaha.17 diterbitkan izin lingkungan. Usaha dari dampak
Insentif yang diberikan kepada Petani lingkungan menggunakan mekanisme
berupa keringanan pajak bumi dan bangunan, pernyataan pemenuhan standar pengelolaan
pengembangan infrastruktur pertanian, dampak lingkungan sebagaimana yang telah
pembiayaan penelitian dan pengembangan ditetapkan oleh pemerintah. Mekanisme
benih serta varietas unggul, kemudahan dalam dilaksanakan sepanjang ditetapkannya standar
mengakses informasi dan teknologi, penyediaan pengelolaan dampak lingkungan per-usahanya.
sarana dan prasarana produksi pertanian, Usaha dengan dampak lingkungan yang rendah
jaminan penerbitan pada lahan pertanian pangan menggunakan mekanisme pernyataan
berkelanjutan melalui pendaftaran tanah secara pengelolaan lingkungan atas usaha dan/atau
sistematik dan sporadik, serta penghargaan bagi kegiatan yang telah dilakukan.19
petani yang berprestasi tinggi.
Petani yang menerima insentif PENUTUP
mempunyai kewajiban untuk memanfaatkan Kesimpulan
tanah sesuai dengan kebutuhannya sebagai Untuk dapat mendirikan suatu bangunan
Lahan Pertanian Berkelanjutan, mencegah atau kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
adanya kerusakan irigasi, menjaga dan lingkungan hidup diperlukan suatu perizinan
meningkatkan efektifitas kesuburan tanah, yang berkaitan dengan apa yang dimohonkan
mencegah kerusakan lahan, serta memelihara oleh pemohon izin seperti izin IMB, izin
lingkungan. Pemberian Insentif terhadap Petani mendirikan bangunan, izin pembuangan limbah,
yaitu suatu upaya untuk menambah kualitas izin AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
sumber daya manusia pertanian. Sumber daya Lingkungan) dan lain-lain. Apabila suatu
manusia pertanian perlu dilakukan guna perizinan tidak dilakukan maka izin usaha atau
meningkatkan hasil dan mutu produksi izin pendirian bangunan akan dicabut. Perlu
pertanian. Dengan adanya sumber daya manusia adanya kebijakan oleh pemerintah terkait
pertanian maka Petani dapat berinovasi dengan perizinan diantaranya memperketat
menciptakan teknologi pertanian yang mampu regulasi atau aturan yang berhubungan dengan
menghasilkan produk pertanian yang perizinan yang memiliki dampak terhadap
berkualitas juga dalam kuantitas yang tinggi.18 lingkungan hidup.
Dalam pelaksanaannya, usaha yang Perizinan di daerah klaten memberikan
wajib amdal ataupun UKL-UPL membutuhkan ruang khusus kepada pemohon izin karena
waktu ataupun biaya yang cukup besar guna faktor menyempitnya area lahan pemukiman

17NiLuh Budhi Arsini dan I Gede Surata, Akibat Hukum Dari Lingkungan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pemukiman Di
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Hukum Magnum Opus Volume 4
Terhadap Penguasaan Dan Pemilikan Tanah Pertanian Di Nomor 1 Februari 2021, hlm. 96.
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Jurnal Hukum 19 Roni Sulistyanto Luhukay , Penghapusan Izin Lingkungan
Vol. 8 No. 1 Agustus 2020, hlm. 7. Kegiatan Usaha Dalam Undang Undang Omnibus Law Cipta
18 Tarkit Erdianto, Perlindungan Hukum Terhadap Alih
Kerja, Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021, hlm.
Fungsi Perizinan Dalam Tata Kelola Pembangunan 111.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.3 Agustus 2021 947
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
maka menempatkan lahan persawahan sebagai [7] Agus Dimyati, (2018). Kajian Kritis
opsi lain. Selain untuk area lahan permukiman Dampak Kebijakan Izin Usaha Ritel
lahan persawahan digunakan untuk kepentingan (Minimarket) Terhadap Keberlangsungan
pendirian pabrik dan industri serta kepentingan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan.
umum lainnya dengan melihat dan mengkaji Hukum Responsif Volume 05 2018.
sebelum lahan persawahan tersebut digunakan. [8] Chintya Mellysa Takumansang, (2013),
Dari pendirian bangunan yang telah Implemtasi Kebijakan Pelayanan Izin
melewati administrative perizinan tidak dapat Mendirikan Bangunan (Imb) Di Badan
dipungkiri bahwa pendirian bangunan atau Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
kegiatan lain diatas lahan persawahan memiliki Manado Journal Volume II. No. 4. Tahun
beberapa dampak seperti: produksi beras yang 2013.
tidak menentu karena menyempitnya lahan [9] Fadhila Shaffa Luthfie, (2020). Dampak
persawahan tersebut, pendapatan petani yang Keputusan Pemberian Izin Lingkungan
tidak menentu karena lahan sawah telah diambil oleh Pejabat Pemberi Izin terhadap
oleh bangunan properti dan lain-lain. Pembangunan Lingkungan Hidup yang
Saran Berkelanjutan. Padjadjaran Law Review
Pemerintah daerah harus memperketat Volume 8, Nomor 2, 2020
suatu perizinan terhadap pembangunan dalam [10] Fandy Sondakh, (2019), Kebijakan
bentuk peraturan daerah melalui kebijakan Pemerintah Terkait Perizinan
bupati seperti pendirian properti atau kegiatan Pembangunan Sarana Telekomunikasi,
usaha lainnya, pendirian pabrik maupun Jurnal Politico, 2019
industri. [11] Ni Luh Budhi Arsini dan I Gede Surata,
Selain itu, untuk mengontrol terhadap (2020). Akibat Hukum Dari Alih Fungsi
pemohon izin terhadap lingungan hidup agar Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
seimbang dengan berjalannya pembangunan Terhadap Penguasaan Dan Pemilikan
didaerah klaten sesuai dengan Undang-Undang Tanah Pertanian Di Kecamatan Buleleng,
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Kabupaten Buleleng. Jurnal Hukum Vol.
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) 8 No. 1 Agustus 2020
secara eksplisit menyebut perizinan sebagai [12] Rhiti dan Pudyatmoko, (2016). Kebijakan
bagian dari instrumen pencegahan pencemarann Perizinan Lingkungan Hidup di Daerah
perusakan dan kerusakan lingkungan hidup. Istimewa Yogyakarta, Mimbar Hukum
Volume 28, Nomor 2, Juni 2016.
DAFTAR PUSTAKA [13] Roni Sulistyanto Luhukay, (2021).
[1] Andi Hamzah, 2008. Penegakan hukum Penghapusan Izin Lingkungan Kegiatan
Lingkungan. Sinar Grafika, Jakarta. Usaha Dalam Undang Undang Omnibus
[2] Hamzah, Andi, 2008, Penegakan hukum Law Cipta Kerja. Jurnal Meta-Yuridis
Lingkungan. Sinar Grafika, Jakarta. Vol (4) No.1 Maret 2021
[3] Muhjad, Hadin H.M. 2015, Hukum [14] Sutrisno, (2011). Politik Hukum
Lingkungan. Sebuah Pengantar untuk Perlindungan dan Pengelolaan
Konteks Indonesia, Genta Lingkungan Hidup. Jurnal hukum no. 3
Publishing,Yogyakarta. vol. 18 juli 2011
[4] Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010. [15] Tarkit Erdianto, (2021). Perlindungan
Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Hukum Terhadap Alih Fungsi Perizinan
Empiris. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Dalam Tata Kelola Pembangunan
[5] Takdir Rahmadi, 2011. Hukum Lingkungan Lahan Pertanian Menjadi
Lingkungan di Indonesia. Raja Grafindo Lahan Pemukiman Di Kabupaten
Persada Jakarta Sidoarjo. Jurnal Hukum Magnum Opus
[6] Jurnal Volume 4 Nomor 1 Februari 2021

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
948 Vol.2 No.3 Agustus 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[16] Trubus Rahardiansah, (2018). Konflik
Kebijakan Dalam Pembangunan
Reklamasi Teluk Jakarta: Analisis
Kebijakan Pergub Nomor 58 Tahun 2018
Tentang Pembentukan Organisasi Dan
Tata Kerja Badan Koordinasi Pengelolaan
Reklamasi Pantura Jakarta, Hukum
Pidana Dan Pembangunan Hukum, Vol 1
No 1, 2018
[17] Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolahan
Lingkungan Hidup
[18] PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai