Anda di halaman 1dari 18

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PADA PENGELOLAAN

AIR LIMBAH RUMAH SAKIT


(Studi Kasus RSUD Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
Meiti Rosilawati
Abstrak
Kota Pontianak adalah kota yang berada di tepi Sungai Kapuas. Sungai ini merupakan
urat nadi kehidupan masyarakat kota, karena selain digunakan untuk transportasi, juga digunakan
untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, perikanan air tawar, dan sebagai bahan baku
air bersih. Kota Pontianak tidak memiliki saluran air limbah yang terpisah, sehingga seluruh air
limbah yang berasal dari rumah-rumah penduduk, pasar, industri, rumah sakit, dan lain-lain, akan
mengalir ke parit-parit yang menuju ke Sungai Kapuas. Air limbah rumah sakit merupakan salah
satu sumber pencemar yang berbahaya karena mengandung senyawa organik yang cukup tinggi,
senyawa-senyawa kimia berbahaya serta mikro-organisme patogen yang dapat mengakibatkan
penyakit bagi masyarakat sekitarnya dan merusak ekosistem sungai. Oleh karena itu setiap rumah
sakit diharuskan untuk memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Akan tetapi pada
kenyataannya masih sangat sedikit rumah sakit yang telah memiliki IPAL yang memadai, sehingga
air limbah tersebut telah mencemari badan-badan air yang pada akhirnya ikut mencemari sungai
Kapuas.
Untuk mencapai manajemen pengelolaan air limbah yang menyeluruh dan terpadu maka
diterapkan suatu sistem yang dikenal dengan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Manajemen
pengelolaan air limbah mencakup kebijakan lingkungan yang ditetapkan oleh rumah sakit, seperti
prosedur operasional standar atau peraturan-peraturan tentang limbah yang berlaku di rumah sakit,
dan juga mencakup sumber daya manusia, dokumentasi, operasional dan pemeliharaan, hingga
proses pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan air limbah. Studi kasus di dalam tesis ini
dilakukan pada dua rumah sakit besar di kota Pontianak, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Soedarso dan Rumah Sakit Umum Santo Antonius. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner,
wawancara, pemeriksaan dokumen, pengamatan kegiatan, pengamatan kondisi kerja, data
pengujian, data pemantauan, dan catatan-catatan lainnya. Analisis data kualitatif menggunakan
analisis Sistem Manajemen Lingkungan yang merupakan faktor internal di dalam analisis SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, threats).
Kesimpulan kesesuaian dengan peraturan tentang baku mutu limbah cair bagi fasilitas
pelayanan kesehatan untuk hasil olahan IPAL RSUD Dr. Soedarso yang memenuhi persyaratan
adalah 42,86 % sedangkan RSU St. Antonius 71,43 %. Pengaruh komponen-komponen SML
berturut-turut mulai dari yang terbesar adalah Dukungan Manajemen, Perencanaan, Pelaksanaan,
Tindakan, dan Pemeriksaan. Hasil penilaian akhir dengan analisis SWOT adalah RSUD Dr.
Soedarso menempati kuadran IV sedangkan RSU St. Antonius menempati kuadran I pada matrik
kuadran SWOT, yang artinya bahwa RSUD Sr. Soedarso harus segera memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang ada dan mengendalikan kinerja internal untuk menghadapi tantangan besar,
sementara RSU St. Antonius berada pada kondisi prima dan mantap, sehingga dimungkinkan
terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan maksimal.
Kata-kata kunci: instalasi pengolahan air limbah rumah sakit, sistem manajemen lingkungan

1
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

1. PENDAHULUAN tentang Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Rumah Sakit, setiap fasilitas
Air limbah yang tidak diolah terlebih pelayanan kesehatan diwajibkan
dahulu akan mencemari sungai, yang memiliki Instalasi Pengolahan Air
akan merugikan bagi masyarakat Limbah (IPAL). Hasil pengolahan dari
pengguna air sungai, karena akan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
mendatangkan penyakit, merusak dari rumah sakit harus memenuhi baku
ekosistem sungai dan banyak spesies mutu air limbah, yang mengacu pada
hewan maupun tumbuhan yang akan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
punah. Air sungai Kapuas adalah sumber Republik Indonesia Lampiran XLIV
air bersih bagi banyak penduduk karena Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
air dari PDAM tidak dapat menjangkau Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
seluruh penduduk kota Pontianak. Parit- Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
parit di kota Pontianak digunakan bagi
Adapun rumusan masalah pada penelitian
penduduk untuk mandi dan mencuci,
ini adalah:
sementara air limbah yang belum diolah
1. Apakah manajemen pengelolaan air
masuk dan mencemari parit-parit ini.
limbah rumah sakit telah sesuai
Dari semua sumber pencemar air di kota dengan kebijakan lingkungan dan
Pontianak, air limbah rumah sakit regulasi yang ada?
merupakan salah satu sumber pencemar 2. Berapakah besarnya pengaruh
yang berbahaya. Menurut Suharto komponen-komponen penting dalam
(2011:69), limbah rumah sakit mencapai kinerja pengelolaan air
memerlukan penanganan dengan standar limbah dari sistem manajemen
yang tinggi, karena limbah rumah sakit pengelolaan air limbah?
termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya 3. Bagaimana penilaian yang diberikan
dan Beracun). Air limbah yang berasal untuk pengelolaan air limbah di
dari limbah rumah sakit merupakan salah RSUD Dr. Soedarso dan RSU St.
satu pencemar air yang sangat potensial. Antonius?
Hal ini disebabkan karena air limbah 4. Tindakan perbaikan apa saja yang
rumah sakit mengandung senyawa mungkin dapat dilakukan untuk
organik yang cukup tinggi juga meningkatkan kinerja dan pelayanan
kemungkinan mengandung senyawa- pada proses pengelolaan air limbah
senyawa kimia lain serta mikro- di kedua rumah sakit tersebut?
organisme patogen yang dapat
mengakibatkan penyakit bagi masyarakat Tujuan penelitian ini adalah :
sekitarnya. 1. Memastikan kesesuaian manajemen
pengelolaan air limbah rumah sakit
Potensi dampak air limbah rumah sakit
terhadap lingkungan maupun kesehatan dengan kebijakan lingkungan dan
regulasi yang ada.
masyarakat sangat besar maka
2. Menentukan besarnya pengaruh
berdasarkan Keputusan Menteri
komponen-komponen penting dalam
Kesehatan nomor 1204 tahun 2004
2
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
mencapai kinerja pengelolaan air memelihara kebijakan lingkungan
limbah dari sistem manajemen (Suharto, 2011:43). Menurut Adisasmito
pengelolaan air limbah. (2009:8), konsep pengelolaan lingkungan
3. Memberikan penilaian kondisi yang memandang pengelolaan
pengelolaan air limbah di di RSUD lingkungan sebagai sebuah sistem dengan
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius. berbagai proses manajemen didalamnya
4. Memberikan rekomendasi perbaikan yang dikenal sebagai Sistem Manajemen
yang mungkin dapat dilakukan Lingkungan (Environment Management
untuk meningkatkan kinerja dan System).
pelayanan pada sistem manajemen
Komponen-komponen penting dalam
pengelolaan air limbah dikedua
sistem manajemen lingkungan rumah
rumah sakit.
sakit menurut Adisasmito (2009) antara
lain sebagai berikut :
Ruang lingkup penelitian adalah studi 1. Dukungan Manajemen
dan evaluasi pada sistem manajemen 2. Perencanaan
lingkungan khusus pada pengelolaan air 3. Pelaksanaan
limbah di RSUD Dr. Soedarso dan RSU 4. Pemeriksaan
St. Antonius, yang meliputi : 5. Tindakan
Kebijakan pengelolaan air limbah Pengertian limbah menurut Undang-
rumah sakit. Undang RI no. 32 tahun 2009 adalah sisa
SDM yang menangani pengelolaan suatu usaha dan/atau kegiatan. Pengertian
air limbah rumah sakit. air limbah menurut Peraturan Pemerintah
Metode pengelolaan air limbah RI no. 82 tahun 2001 adalah sisa suatu
rumah sakit usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
Operasional dan pemeliharaan cair. Sementara pengertian limbah cair
fasilitas pengelolaan air limbah menurut Keputusan Menteri Negara
Pemantauan, pengukuran dan Lingkungan Hidup no. 58 tahun 1995
evaluasi pada manajemen adalah semua bahan buangan yang
pengelolaan air limbah berbentuk cair yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme pathogen,
2. TINJAUAN PUSTAKA bahan kimia beracun, dan radioaktivitas.
Baku mutu air limbah adalah ukuran
Sistem Manajemen Lingkungan adalah batas atau kadar unsur pencemar
bagian dari seluruh sistem manajemen
dan/atau jumlah unsur pencemar yang
dalam organisasi perusahaan atau
industri atau instansi termasuk struktur ditenggang keberadaannya dalam air
organisasi, perencanaan kegiatan, limbah yang akan dibuang atau
tanggung jawab, praktik, prosedur, dan dilepas ke dalam media air dari suatu
sumber daya untuk mengembangkan, usaha dan/atau kegiatan menurut
menerapkan, mencapai sasaran, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
merangkum,dan melestarikan dan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

3
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

2014 Tentang Baku Mutu Air


Limbah. Air limbah yang berupa pelarut yang
bersifat B3 (Bahan Berbahaya dan
Tabel 2.1. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Beracun) antara lain chloroform,
Kegiatan Rumah Sakit antiseptic, asam, obat/bahan kimia
(PERMENLH/5/2014) kadaluarsa, dan lain-lain, dilakukan
NO. Parameter Kadar Maksimum dengan cara pembakaran pada suhu
1. Suhu 38oC tinggi dengan insinerator atau dapat
2. pH 6-9 dilakukan dengan cara dikirim ke tempat
3. BOD 50 mg/L pengolahan limbah B3. Khusus dari
4. COD 80 mg/L laundry sebaiknya diberikan pre
5. TSS 30 mg/L treatment basin untuk mereduksi
detergen dengan cara pembuatan bak
6. NH3 10 mg/L
pretreatment atau dengan mixing
7. Total coliform 5.000 MPN/100mL
langsung dalam mesin cuci. Air limbah
8. TDS 2000 mg/L
dari ruang isolasi sebaiknya didesinfeksi
9. MBAS 10 mg/L terlebih dahulu dengan proses klorin.
10. Minyak dan 10 mg/L Sebaiknya saluran air hujan dan saluran
Lemak limbah dipisahkan agar proses
Menurut Waluyo (2009), untuk air pengolahan air limbah dapat berjalan
limbah yang berasal dari dapur, laundry, secara efektif (Kemenkes RI, 2011).
kantor, ruang rawat inap, ruang operasi,
air limpasan tangki septik umumnya Regulasi tentang pengelolaan air limbah
mengandung polutan senyawa organik rumah sakit diantaranya adalah :
yang cukup tinggi sehingga proses 1. UU RI nomor 32 tahun 2009 tentang
pengolahannya dapat dilakukan dengan Perlindungan dan Pengelolaan
proses biologis. Untuk limbah cair Lingkungan Hidup
rumah sakit yang berasal dari 2. PP No.82/2001 tentang Pengelolaan
laboratorium biasanya banyak Kualitas Air dan Pengendalian
mengandung logam berat yang mana bila Pencemaran Air
air limbah tersebut dialirkan ke dalam 3. UU 44 tahun 2009 tentang sarana
proses pengolahan secara biologis, logam prasarana rumah sakit
berat tersebut dapat mengganggu proses 4. Lamp XLIV PerMenLH No.5 Thn
pengolahannya. Oleh karena itu untuk 2014 tentang Baku Mutu Air
pengelolaan limbah cair rumah sakit yang Limbah bagi Fasilitas Pelayanan
berasal dari laboratorium dilakukan Kesehatan
dengan cara dipisahkan dan ditampung, 5. Kep. Men. Kes
kemudian diolah secara kimia-fisika, No.1204/Menkes/X/2004 tentang
selanjutnya air olahannya dialirkan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
bersama-sama dengan air limbah yang Rumah Sakit
lain, dan selanjutnya diolah dengan
proses pengolahan secara biologis.

4
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
6. Permenkes RI NOMOR: Pontianak. Penelitian terutama pada
340/MENKES/PER/III/2010 tentang sistem pengelolaan air limbah pada kedua
Klasifikasi Rumah Sakit rumah sakit di atas.
7. PP 101/2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3 Teknik pengumpulan data menggunakan
sistem kuesioner, yaitu :
3. METODOLOGI PENELITIAN 1. Kuesioner petugas pengelola IPAL
2. Kuesioner pimpinan manajemen
Waktu penelitian adalah dimulai dari rumah sakit
bulan Mei 2014 hingga Desember 2014. 3. Kuesioner masyarakat terhadap
Untuk IPAL baru sebagai tindakan aspek lingkungan akibat limbah
perbaikan di RSUD Dr. Soedarso dimulai rumah sakit
dari bulan Januari 2015 hingga Maret
2015. Selain itu, menurut Adisasmito
(2009:127) teknik pengumpulan data
Tempat Penelitian adalah Rumah Sakit dalam sistem manajemen rumah sakit
Umum Daerah Dokter Soedarso, di jalan adalah dengan menggunakan metode :
Dokter Sudarso no. 1 Pontianak dan Wawancara dengan personal,
Rumah Sakit Umum St. Antonius, di pemeriksaan dokumen, pengamatan
jalan KHW. Hasyim no. 249 Sui Jawi kegiatan, pengamatan kondisi kerja, data

Gambar 2.1. Diagram Proses Pengelolaan Limbah Rumah Sakit


(Kemenkes RI, 2011)

5
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

pengujian, data pemantauan dan catatan Pada RSU St. Antonius kebijakan
lainnya pengelolaan air limbah dikeluarkan
melalui Surat Keputusan Direktur Rumah
Analisis data kualitatif dengan teknik Sakit yang dapat dilihat pada bagian
analisis data sebagai berikut Kesling, yaitu :
1.Checklist Audit Internal ISO 14001 1. Prosedur Tetap Nomor
2.Analisis persamaan linier 1945/1.1/Dir/RSSA/VI/2011 tanggal
3.Analisis SWOT 1 Juni 2011 Tentang Pengolahan
Limbah Cair
4. PENGELOLAAN AIR LIMBAH 2. Standar Prosedur Operasional
RUM Nomor
4.1. Kebijakan Pengelolaan Air 16/KES/RSSA/SPO/VIII/2014
Limbah Rumah Sakit tanggal 28 Agustus 2014 Tentang
Pengolahan Limbah Cair
Pada RSUD Dr. Soedarso kebijakan 3. Standar Prosedur Operasional
pengelolaan air limbah dikeluarkan Nomor
melalui Surat Keputusan Direktur RSUD 21/KES/RSSA/SPO/VIII/2014
Dr. Soedarso yang terangkum pada tanggal 28 Agustus 2014 Tentang
Kumpulan Prosedur Tetap tentang Pembersihan Kolam Indikator
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4. Sasaran Mutu Kesling, yaitu Baku
Rumah Sakit (K3RS) yaitu : Mutu Limbah Cair dengan target
1. SOP 12.K3.2.2.28. Prosedur Tetap pencapaian 100 %
Pemeliharaan Bak Equalisasi IPAL
2. SOP 12.K3.2.2.29. Prosedur Tetap 4.2. Proses IPAL di RSUD Dr.
Pengolahan Limbah Cair Soedarso
3. SOP 12.K3.2.2.32. Prosedur Tetap
Menguras Saluran Induk Limbah Jaringan perpipaan pembuangan air
4. SOP 12.K3.2.2.34. Prosedur Tetap limbah beserta dengan instalasi IPAL di
Aliran Air Limbah di Saluran RSUD Dr. Sudarso dibangun pada tahun
5. SOP 12.K3.2.2.35. Prosedur Tetap 2005. Karena seringnya terjadi
Membersihkan Saluran Induk kerusakan pada pompa, akibat masuknya
Limbah bahan-bahan padat di bak pengumpul,
6. SOP 12.K3.2.2.36. Prosedur Tetap maka pada tahun 2012, proses pengaliran
Membersihkan Sarana IPAL limbah terhenti hanya sampai di bak
7. SOP 16.K3.2.2.56. Prosedur Tetap pengumpul, dimana air limbah yang
Pengelolaan Limbah Cair menuju ke bak pengumpul ini mengalir
8. SOP 16.K3.2.2.58. Operasional dari septictank secara gravitasi.
Instalasi Pengolahan Air Limbah
9. SOP 16.K3.2.2.59. Pemeliharaan Dengan tidak berfungsinya semua pompa
Instalasi Pengolahan Air Limbah maka instalasi IPAL praktis tidak
digunakan sama sekali. Jika endapan

6
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
lumpur di bak pengumpul telah banyak ikan yang sensitif terhadap
maka dilakukan penyedotan dari luar perubahan lingkungan. Pada IPAL I
bak. ini tidak ditemukan ikan di dalam
bak indikator. Fungsi dari kolam
Sebagai tindakan perbaikan pada bulan indikator adalah sebagai
Desember 2014 diadakan penggantian bioindikator effluent IPAL
jaringan pipa yang baru pada sebagian
jaringan, pembangunan IPAL baru di Proses pada IPAL II adalah :
lokasi IPAL lama (IPAL I), dan rehab 1. Bak Ekualisasi
pada IPAL II. Sistem IPAL yang 2. Bak Aerasi
digunakan adalah Membrane Bioreactor. 3. Biomedia Filtration Technology
Proses pengolahan secara Anaerob aerob 4. Bak Khlorinasi
dan ultrafiltrasi membran. 5. Bak pembuangan akhir

Proses pada IPAL I adalah sebagai 4.3. Proses IPAL di RS St.Antonius


berikut :
1. Bak Ekualisasi Instalasi pengolahan air limbah di RSU
2. Bak Filtrasi St. Antonius menggunakan sistem
3. Bio Strain Reaktor Desentralize Waste Water Treatment
Setelah mengalami penyaringan di System (DEWATS). Penggunaan IPAL
bak filtrasi, air limbah dialirkan ke pertama kali pada tahun 2002 sejak
unit Bio Strain Reaktor untuk berfungsinya bangunan Rumah Sakit
diproses secara biologis baru, hingga sekarang masih berfungsi
menggunakan jasa mikroba (bakteri) dengan baik, walau pun dalam
aerobic pendegradasi polutan. pelaksanaannya terdapat beberapa kali
Mikroba (bakteri) pendegradasi perubahan dari perencanaan awal.
limbah kemudian
ditumbuhkembangkan pada packing Proses pengolahan air limbah di RSU
media khusus untuk optimalisasi St.Antonius adalah sebagai berikut :
aktifitas dalam limbah cair. 1. Air limbah yang berasal dari
4. Bak Khlorinasi wastafel, kamar mandi/WC, dan
Pada IPAL I ini mulai dari limbah organik pasca operasi
pengoperasian pertama kali, alat dialirkan melalui pipa PVC ukuran
pengatur pemakaian khlorin (Dosing 2” dan 4” menuju ke pipa induk
pump) telah mengalami kerusakan, ukuran 8” yang dihubungkan ke
sehingga proses khlorinasi tidak bak pengumpul.
pernah dilakukan. 2. Di dalam bak pengumpul ini terjadi
5. Kolam Indikator proses sedimentasi dan pembersihan
Setelah melalui bak khlorinasi, air sampah-sampah seperti tysue dan
limbah yang telah diolah masuk ke bahan padat lainnya yang tersaring,
dalam kolam indikator yang berisi kemudian diambil secara manual.
Apabila sedimen yang ada sdh
7
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

terlalu banyak maka dilakukan menyebabkan koloid dan partikel


penyedotan sedimen (lumpur). yang tersuspensi berkumpul dan
3. Air limbah yang sudah tersaring membentuk partikel yang lebih
kemudian mengisi Baffle Reactor berat/flok yang mudah di pisahkan
yang didesain dengan menggunakan dengan pengendapan atau
baffle vertikal yang mendorong air penyaringan.
limbah mengalir dengan aliran ke Pada bak terakhir dilakukan
atas (upflow) melalui lumpur aktif pencampuran air limbah dengan
sehingga terjadi kontak antara oksigen yang dihembuskan melalui
mikroorganisme dengan air limbah. mesin root blower yang fungsinya
4. Kemudian air limbah masuk ke bak untuk menggantikan cairan
anaerobik filter yang berisi batuan klorin/kaporit untuk menghilangkan
berpori (batu apung), sehingga bau/amoniak (NH3) dengan
terjadi penyaringan secara menghembuskan oksigen melalui
anaerobik. Pada awal pengoperasian diffusser ke dalam air limbah.
IPAL, terdapat 6 bak anaerobik 6. Air hasil olahan kemudian dialirkan
filter, kemudian karena effluent keluar menuju ke kolam di samping
belum memenuhi baku mutu RSU St. Antonius, ukuran 33m x 6m
lingkungan, untuk penyempurnaan x3,47m, tidak ada aliran ke luar
tiga bak anaerobik filter badan air di lingkungan dari kolam
dikosongkan, kemudian digunakan ini.
sebagai bak kimia.
5. Air limbah yang sudah tersaring di 4.4. Keadaan Lingkungan
bak anaerobik filter kemudian Masyarakat Sekitar Rumah
disedot ke bak kimia. Di dalam bak Sakit
kimia ini, terjadi proses kimia antara 4.4.1. Keadaan Lingkungan
air limbah dengan larutan kimia Masyarakat Sekitar RSUD Dr.
yang berasal dari tangki di atasnya. Soedarso
Dua tangki tersebut berisi reagen
PAC dan kaustik soda yang Sebagian besar masyarakat di sekitar
diencerkan dengan air melalui RSUD Dr. Soedarso tidak mengetahui
proses pengadukan. Poly Aluminium apakah rumah sakit di sekitarnya telah
Chloride ( PAC ) adalah zat berupa memiliki instalasi pengolahan air limbah
serbuk yang aman dan mudah larut sebelum dilepaskan ke lingkungan.
dalam air yang di gunakan pada Masyarakat tidak mendapatkan informasi
proses penjernihan air. Pada dari rumah sakit tentang IPAL maupun
pengolahan air tujuan proses tentang kesehatan lingkungan. Tetapi
koagulasi adalah untuk memisahkan masyarakat merasa memerlukan sistem
kontamin seperti cemaran padat pengolahan air limbah yang benar agar
yang sulit di pisahkan dengan proses terbebas dari akibat negatif yang
Filtrasi. Proses Koagulasi ditimbulkan.

8
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
Masyarakat di sekitar RSUD Dr. menggunakan air parit atau sungai di
Soedarso telah menggunakan air PDAM sekitar rumah sakit untuk mandi dan
sebagai sumber air bersih, tetapi untuk mencuci. Untuk para pedagang dan
para pedagang yang berada di ruko di pengusaha tempe di sekitar rumah sakit
depan rumah sakit masih menggunakan sangat bergantung pada air parit atau
air parit untuk kegiatan sehari-hari seperti sungai untuk kegiatan usaha mereka.
mandi dan mencuci.
5. ANALISIS DATA
4.4.2. Keadaan Lingkungan 5.1. Analisis Komponen-Komponen
Masyarakat Sekitar RSU St. Sistem Manajemen Lingkungan
Antonius
Komponen-komponen dalam Sistem
Sebagian besar masyarakat di sekitar Manajemen Lingkungan ada 5
RSU St. Antonius tidak mengetahui komponen, yaitu :
apakah rumah sakit di sekitarnya telah 1. Kebijakan Lingkungan
memiliki instalasi pengolahan air limbah 2. Perencanaan
sebelum dilepaskan ke lingkungan. Pihak 3. Pelaksanaan
RSU St. Antonius telah melakukan 4. Pemeriksaan
survey tentang ada atau tidaknya keluhan 5. Tindakan
masyarakat terhadap pembuangan air
limbah dan hasilnya masyarakat Setiap komponen dijabarkan menjadi
menerima dan mengerti atas informasi beberapa sub komponen, nomor setiap
yang disampaikan. Masyarakat merasa komponen dan sub komponen merupakan
memerlukan sistem pengolahan air nomor klausul di dalam Sistem
limbah yang benar agar terbebas dari Manajemen Lingkungan.
akibat negatif yang ditimbulkan.
Setiap komponen dinilai dan digolongkan
Badan air di sekitar RSU St. Antonius menjadi 4 kategori yaitu :
banyak digunakan masyarakat untuk 1. OK (No abnormality)
keperluan sehari-hari seperti mandi dan Bila tidak ada perbedaan, skor 3
mencuci. Masyarakat merasakan 2. NC MN (Minor non conformance)
gangguan akibat pencemaran air seperti Bila terdapat ketidaksesuaian minor,
air yang berbau dan gatal-gatal ketika diberi skor 1
digunakan untuk mandi. 3. NC MJ (Major non conformance)
Bila terdapat ketidaksesuaian mayor,
Sebagian besar masyarakat di sekitar diberi skor 0
RSU St. Antonius telah menggunakan air 4. O (observation)
PDAM sebagai sumber air bersih, tetapi Bila terdapat sedikit
untuk masyarakat yang tidak terlayani air ketidaksesuaian, diberi skor 2
PDAM yang disebabkan masalah
ekonomi atau masalah yang lain, masih

9
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

Tabel 5.1. Rekapitulasi pencapaian tiap dari bulan Juni, Juli, Agustus, September,
komponen SML dan Oktober 2014 adalah sebagai berikut:
RS C1 C2 C3 C4 C5
1. 58,33 47,92 35,29 14,10 22,22 Tabel 5.2. Rekapitulasi hasil uji rerata
2. 100 97,92 88,89 87,18 88,89 hasil olahan IPAL di RSUD Dr.Soedarso
Kadar Rata-rata
Memenu
Parameter Hasil
hi Syarat
Keterangan : Maks. Pemeriksaan
RS 1. : RSUD Dr.Soedarso Suhu 38oC 26,475 Ya
RS 2. : RSU St.Antonius pH 6-9 6,14 Ya
C1 : Dukungan manajemen BOD 50 mg/L 45 Ya
C2 : Perencanaan COD 80 mg/L 85,25 Tidak
C3 : Pelaksanaan TSS 30 mg/L 134 Tidak
C4 : Pemeriksaan NH3 1 mg/L 1,605 Tidak
C5 : Tindakan PO4 - 1,63 -
Total
coliform
5.000 18.366 Tidak
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
komponen Dukungan Manajemen adalah Total
- 184,6 -
komponen yang paling besar colitinja
pencapaiannya untuk kedua rumah sakit.
Komponen berikutnya yang menempati Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
urutan kedua, ketiga, keempat dan kelima untuk parameter COD, TSS, NH3 dan
adalah Perencanaan, Pelaksanaan, Total Coliform berada di atas kadar
Tindakan dan Pemeriksaan. maksimum yang ditetapkan berdasarkan
lampiran XLIV Peraturan Menteri
5.2. Analisis Kinerja Lingkungan Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku
Kinerja lingkungan adalah hasil yang Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
terukur dari manajemen organisasi Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
terhadap aspek lingkungannya. Hasil
yang terukur adalah hasil pengujian Persentase parameter yang memenuhi
terhadap olahan IPAL dari kedua rumah syarat : 3/7 x 100% = 42,86 %
sakit, yang merupakan hasil akhir dari Rekapitulasi hasil uji rerata terhadap
keseluruhan proses manajemen hasil olahan IPAL di RSU St. Antonius
lingkungan rumah sakit. Hasil yang pada bulan Agustus, September,
terukur diambil dari hasil uji Oktober, November dan Desember 2014
laboratorium rerata terhadap hasil olahan adalah sebagai berikut :
IPAL di kedua rumah sakit.

Rekapitulasi hasil uji rerata terhadap


hasil olahan IPAL di RSUD Dr. Soedarso

10
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
Tabel 5.3. Rekapitulasi hasil uji rerata sementara hasil olahan IPAL di kedua
hasil olahan IPAL di RSU St. Antonius rumah sakit dianggap sebagai variabel
Kadar Rata-rata dependen atau variabel terikat (Y)
Memenu
Parameter Hasil
hi Syarat
Maks. Pemeriksaan
Suhu 38oC 26,64 Ya Untuk mengetahui pengaruh dari masing-
pH 6-9 7,488 Ya masing variabel, maka dibuatlah suatu
BOD 50 mg/L 13 Ya persamaan linier dimana besar gradien
COD 80 mg/L 42 Ya atau kemiringan grafik menentukan
TSS 30 mg/L 8,8 Ya berapa besar pengaruh masing-masing
komponen.
NH3 1 mg/L 12 Tidak
PO4 - 6,65 -
Maka didapat persamaan linier untuk
Total
coliform
5.000 2.134.033 Tidak masing-masing komponen di dalam
Total Sistem Manajemen Lingkungan sebagai
- 213.580 - berikut :
colitinja
1. C1 : Dukungan manajemen
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Persamaan liniernya :
untuk parameter NH3 dan Total Y = 0,685 X + 2,867
Coliform berada di atas kadar maksimum Gradien : 0,685
yang ditetapkan berdasarkan lampiran 2. C2 : Perencanaan
XLIV Peraturan Menteri Lingkungan Persamaan liniernya :
Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Y = 0,571 X + 15,47
Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Gradien : 0,571
Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan 3. C3 : Pelaksanaan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Persamaan liniernya :
Y = 0,533 X + 24,05
Sedangkan parameter yang memenuhi Gradien : 0,533
syarat adalah 5 parameter dari 7 4. C4 : Pemeriksaan
parameter yang ditetapkan, yaitu Suhu, Persamaan liniernya :
pH, BOD, COD dan TSS. Y = 0,390 X + 37,34
Persentase parameter yang memenuhi Gradien : 0,390
syarat : 5/7 x 100% = 71,43 % 5. C5 : Tindakan
Persamaan liniernya :
Nilai persentase pencapaian untuk tiap- Y = 0,428 X + 33,33
tiap komponen dalam Sistem Manajemen Gradien : 0,428
Lingkungan akan mempengaruhi hasil
kinerja manajemen yaitu berupa hasil Besarnya pengaruh komponen-komponen
olahan IPAL di kedua rumah sakit. tersebut diurutkan dan diberi bobot.
Maka nilai persentase pencapaian (C1 – Bobot terbesar adalah komponen yang
C5) dianggap sebagai variabel paling besar pengaruhnya, sedangkan
independen atau variabel bebas (X), bobot terkecil adalah yang paling

11
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

kecil pengaruhnya. Nilai bobot Tabel kelemahan (weaknesses) pada


digunakan dalam pembobotan pada pengelolaan air limbah di RSUD
analisis SWOT. Dr.Soedarso adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Rekapitulasi pengaruh dan Tabel 5.5. Kelemahan (weaknesses) pada
bobot komponen dalam Sistem pengelolaan IPAL di RSUD Dr.Soedarso
Manajemen Lingkungan No
UNSUR Nilai Akhir
Komponen .
No. Pengaruh Bobot 1. Sumber Daya, - 3,00
dalam SML
1. Dukungan Peranan,
0,685 5 Tanggung Jawab
Manajemen
2. Perencanaan 0,571 4 dan Wewenang
3. Pelaksanaan 0,533 3 2. Pelatihan, - 3,00
Kepedulian dan
4. Pemeriksaan 0,390 1
Kompetensi
5. Tindakan 0,428 2
3. Kesiapsiagaan - 3,00
dan Tanggap
5.4. Analisis SWOT
Darurat
5.4.1. Analisis SWOT pada
4. Objektif, Target - 2,86
Pengelolaan Air Limbah RSUD
dan Program
Dr. Soedarso
Tabel kekuatan (strengths) pada 5. Tinjauan - 2,33
pengelolaan air limbah di RSUD Manajemen
Dr.Soedarso adalah sebagai berikut : 6. Pengendalian - 2,00
Dokumen
Tabel 5.5. Kekuatan (strengths) pada 7. Evaluasi - 2,00
pengelolaan IPAL di RSUD Dr.Soedarso Kesesuaian
No. UNSUR Nilai Akhir 8. Audit - 2,00
Identifikasi Lingkungan
Peraturan Hukum Internal
1. 1,60 9. Ketidaksesuaian, - 1,25
dan Persyaratan
Lainnya Tindakan Koreksi
Kebijakan dan Pencegahan
2. 1,25 10. Pengendalian - 1,23
Lingkungan
Identifikasi Aspek Operasional
3. dan Dampak 1,00 11. Dokumentasi - 1,20
Lingkungan 12. Komunikasi - 1,00
TOTAL 3,85 13. Pemantauan dan - 1,00
Pengukuran
Skor Total Kekuatan (Strengths) = TOTAL - 25,87
3,85/3 = 1,28

12
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
Skor Total Kelemahan (Weaknesses) = - Peraturan/Kebijakan Pemerintah
- 25,87/13 = - 1,99 RSUD Dr. Soedarso adalah sebuah
rumah sakit pemerintah yang pada
Peluang-peluang (opportunities) dan saat penelitian justru mengalami
ancaman-ancaman (threats) yang kerusakan bahkan tidak beroperasi
mempengaruhi dalam pengelolaan IPAL IPAL selama 2 tahun. Maka dapat
RSUD Dr.Soedarso adalah sebagai disimpulkan penerapan kebijakan
berikut : dan peraturan pemerintah adalah
- Kualitas Air di Lingkungan kurang mendapat perhatian.
Rumah Sakit - Sanksi Hukum
Sungai Raya adalah sungai di sekitar Peraturan tentang kewajiban
RSUD Dr. Soedarso. Sungai Raya pengelolaan limbah di rumah sakit
merupakan sungai yang telah telah banyak dibuat, tetapi sanksi
mengalami pencemaran sehingga hukum belum ditegakkan. Sanksi
tidak layak diperuntukkan bagi yang dijatuhkan bagi pengelolaan
masyarakat sekitar sebagai sarana limbah yang tidak sesuai peraturan
air bersih (Saputri, 2014:69). adalah berupa teguran tertulis,
Pembuangan hasil olahan IPAL penghentian sementara dan
RSUD Dr. Soedarso ke pencabutan izin melakukan usaha
lingkungan turut memberikan atau kegiatan (PP RI nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan
sumbangan terhadap
Kualitas Air dan Pengendalian
tercemarnya air di Sungai Raya, Pencemaran Air pasal 48)
selain sumber-sumber limbah - Sumber Daya Pengelolaan
yang lain. Limbah Rumah Sakit
Dari tabel perbandingan kualitas air Sumber daya pengelolaan limbah
Sungai Raya pada saat pasang dan rumah sakit yang dimaksudkan
pada saat surut dengan kualitas air dalam poin ini adalah sumber daya
hasil olahan IPAL dapat yang berasal dari luar (eksternal)
disimpulkan bahwa air Sungai Raya berupa SDM, sumber dana dan
telah mengalami pencemaran teknologi pengolahan air limbah.
terutama pada kualitas DO dan BOD Kurangnya SDM yang benar-benar
bahkan tidak memenuhi standar menguasai manajemen pengelolaan
minimal mutu air kelas IV yang IPAL, sementara dukungan dana
digunakan untuk pertanaman. Hasil untuk pembangunan IPAL yang
buangan IPAL ke lingkungan yang memadai dari pemerintah sangat
tidak memenuhi syarat turut kurang. Dana untuk perawatan dan
memberikan sumbangan operasional juga tidak memadai
tercemarnya air Sungai Raya dengan dibanding besarnya daerah
melihat parameter BOD yang tinggi pelayanan rumah sakit.
di atas baku mutu yang disyaratkan.

13
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

- Kompetisi Antar Rumah Sakit Rekomendasi strategi yang diberikan


Banyaknya rumah sakit yang ada di adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
kota Pontianak menyebabkan setiap internal organisasi berada pada pilihan
rumah sakit harus berusaha dilematis.
meningkatkan pelayanan dan
meningkatkan sarana dan prasarana
rumah sakit. Isu lingkungan hidup Oleh karenanya organisasi disarankan
menjadi hal yang penting untuk untuk menggunakan strategi bertahan,
meningkatkan citra sebuah rumah mengendalikan kinerja internal agar tidak
sakit. Rumah sakit yang memiliki semakin terperosok. Strategi ini
IPAL yang memadai akan dipertahankan sambil terus berupaya
mengeluarkan limbah yang telah membenahi diri.
diolah yang aman bagi lingkungan.
Jika isu ini diangkat ke permukaan 5.4.2. Analisis SWOT pada
maka akan memberikan citra yang Pengelolaan Air Limbah RSU
baik di masyarakat. St.Antonius

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari
analisis internal dan eksternal, hasilnya analisis internal dan eksternal, hasilnya
dapat dirangkum sebagai berikut : dapat dirangkum sebagai berikut :
Skor Total Kekuatan = 1,28 Skor Total Kekuatan = 4,50
Skor Total Kelemahan = 1,99 Skor Total Kelemahan = 0,00
Skor Total Peluang = 1,70 Skor Total Peluang = 2,17
Skor Total Ancaman = 2,24 Skor Total Ancaman = 1,88
Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari
dengan cara sebagai berikut : dengan cara sebagai berikut :
• Koordinat Analisis Internal • Koordinat Analisis Internal
(Skor total Kekuatan – Skor Total (Skor total Kekuatan – Skor Total
Kelemahan) = 1,28 – 1,99 = -0,71 Kelemahan) = 4,50 – 0,00 = 4,50
• Koordinat Analisis Eksternal • Koordinat Analisis Eksternal
(Skor total Peluang – Skor Total (Skor total Peluang – Skor Total
Ancaman) = 1,70 – 2,24 = - 0,45 Ancaman) = 2,17 – 1,88 = 0,29
• Jadi titik koordinatnya terletak pada • Jadi titik koordinatnya terletak pada
(-0,71 ; - 0,45) (4,50 ; 0,29)

Dari gambar Matrik Kuadran SWOT Dari gambar Matrik Kuadran SWOT
untuk pengelolaan IPAL RSUD Dr. untuk pengelolaan IPAL RSU St.
Soedarso berada pada kuadran IV Antonius berada pada kuadran I (positif,
(negatif, negatif). Posisi ini menandakan positif). Posisi ini menandakan sebuah
sebuah organisasi yang lemah dan organisasi yang kuat dan berpeluang,
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Progresif, artinya organisasi

14
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
dalam kondisi prima dan mantap Rekomendasi untuk perbaikan bagi
sehingga sangat dimungkinkan untuk pengelolaan air limbah di RSUD Dr.
terus melakukan ekspansi, memperbesar Soedarso adalah memperbaiki SDM baik
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara kualitas maupun kuantitas,
secara maksimal. membuat target, program, visi dan misi
dalam pengelolaan air limbah dan
Perumusan siasat/strategi untuk mengevaluasi pelaksanaannya secara
pengelolaan air limbah di RSU St. periodik, memastikan keterlaksanaan
Antonius adalah siasat SO, yaitu operasional sesuai dengan prosedur yang
memperbesar kekuatan untuk telah dibuat, lebih memperhatikan
memanfaatkan peluang. pembuangan limbah B3 yang harus
melalui perlakuan khusus sebelum masuk
6.1. Kesimpulan ke sistem IPAL, memperbaiki sistem
pengumpulan agar tidak ada limbah yang
Kesesuaian dengan peraturan tentang lepas ke lingkungan sebelum diolah
baku mutu limbah cair bagi fasilitas terlebih dahulu, memperhatikan
pelayanan kesehatan Lampiran XLIV pemeliharaan peralatan dan mesin-mesin
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup untuk kelancaran operasional IPAL dan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 membuat jadwal perawatan secara
untuk hasil olahan IPAL RSUD Dr. periodik, mempunyai prosedur untuk
Soedarso yang memenuhi persyaratan menerima dan merespon informasi dan
adalah 42,86 % sedangkan RSU St. keluhan dari luar, melakukan monitoring
Antonius yang memenuhi persyaratan dan evaluasi terhadap kualitas air limbah
adalah 71,43 %. Ketidaksesuaian terbesar yang dihasilkan dan melakukan tindak
menurut analisis Sistem Manajemen lanjut sebagai perbaikan.
Lingkungan pada RSUD Dr. Soedarso
adalah pada komponen Pemeriksaan Rekomendasi untuk perbaikan bagi
85,90% dan yang terkecil pada pengelolaan air limbah di RSU St.
Dukungan Manajemen 41,67%. Antonius adalah memiliki visi dan misi
Sedangkan ketidaksesuaian terbesar pada yang jelas dalam hal pengelolaan
RSU St. Antonius adalah pada komponen lingkungan khususnya tentang
Pemeriksaan 12,82% dan ketidaksesuaian pengelolaan limbah, lebih
terkecil pada komponen Dukungan memperhatikan pembuangan air limbah
Manajemen 0%. yang tergolong B3, yang harus melalui
perlakuan khusus sebelum masuk ke
Pengaruh komponen-komponen dalam sistem IPAL, melakukan pengolahan
Sistem Manajemen Lingkungan dari terhadap air limbah dari dapur dan
yang terbesar hingga terkecil adalah laundry, sebelum dibuang ke kolam
Dukungan Manajemen, Perencanaan, pembuangan akhir, menyingkirkan
Pelaksanaan, Tindakan, dan dokumen yang kadaluarsa, manajemen
Pemeriksaan. puncak sebaiknya menunjuk manajemen

15
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

representatif yang mempunyai peran dan Adawiyah, Rabiatul ; Thamrin ; Lukman


tanggung jawab untuk memastikan Djafar. 2012. Evaluasi Pelayanan
bahwa persyaratan sistem manajemen yang Diberikan oleh Perawat pada
lingkungan ditetapkan, dijalankan, dan Ruang Kelas III Rumah Sakit
dipelihara sesuai dengan ISO 14001. Umum Daerah Dokter Soedarso.
Jurnal Tesis PMIS-UNTAN – IAN
6.2. Saran – 2012. Pontianak
Badan Standar Nasional . 2004. SNI 06-
Sudah saatnya seluruh rumah sakit 6989.3-2004 Air dan Limbah-
melakukan pengelolaan air limbah Bagian 3: Cara Uji Padatan
dengan pendekatan Sistem Manajemen Tersuspensi Total (Total
Lingkungan pada pengelolaan air Suspended Solid TSS) Secara
limbahnya. Dengan sistem ini, Gravimetri
pengelolaan seharusnya bukan hanya Badan Standar Nasional . 2004. SNI 06-
meliputi pengolahan limbah secara by 6989.11-2004 Air dan Limbah-
product (out put), tetapi juga Bagian 11: Cara Uji Derajat
mengembangkan strategi-strategi Keasaman (pH) Dengan
manajemen khususnya 5R (rethink, Menggunakan Alat pH Meter
reduce, reuse, recycle, recovery), dengan Badan Standar Nasional. 2005. SNI 19-
pendekatan yang sistematis untuk 14001-2005 Sistem Manajemen
meminimalkan limbah dari sumbernya, Lingkungan-Persyaratan dan
meningkatkan efisiensi pemakaian Panduan Penggunaan
sumber daya alam sehingga mampu Dharma, Surya. 2008. Pendekatan, Jenis,
mencegah pencemaran dan meningkatkan dan Metode Penelitian Pendidikan.
performa lingkungan. Hal ini berarti Direktorat Jenderal Peningkatan
dapat menghemat biaya untuk Mutu Pendidik dan Tenaga
pengolahan limbah, pembelian bahan Kependidikan Departemen
baku, dan menghemat biaya untuk Pendidikan Nasional. Jakarta
remediasi pencemaran lingkungan serta Direktorat Bina Pelayanan Penunjang
dapat membawa perubahan positif dan Medik dan Sarana Kesehatan.
lebih berarti dalam jangka waktu Kementrian Kesehatan RI. 2011.
panjang. Pedoman Teknis Instalasi
Pengolahan Air Limbah Dengan
DAFTAR PUSTAKA Sistem Biofilter Anaerob Aerob
Adisasmito, Wiku. 2008. Audit pada Fasilitas Pelayanan
Lingkungan Rumah Sakit. Rajawali Kesehatan. Jakarta
Pers. Jakarta Djaya, I Made ; Dwi Manik Sulistya.
Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem 2006. Gambaran Pengelolaan
Manajemen Lingkungan Rumah Limbah Cair di Rumah Sakit X
Sakit. Rajawali Pers. Jakarta Jakarta Februari 2006. Jurnal.

16
Sistem Manajemen Lingkungan Pada Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit (Studi Kasus RSUD
Dr. Soedarso dan RSU St. Antonius)
(Meiti Rosilawati)
Makara Kesehatan, Vol.10 No.2, Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
Desember 2006: 60-63 Tentang Perlindungan dan
Emilia, Emi. 2008. Menulis Tesis dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Disertasi. Alfabeta. Bandung Jakarta
Ginting, Perdana. 2008. Sistem Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Pengelolaan Lingkungan dan Republik Indonesia. 2009.
Limbah Industri. Yrama Widya. Undang-Undang Republik
Bandung Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Handoko, T.Hani. 1996. Manajemen Tentang Rumah Sakit. Jakarta
Personalia dan Sumber Daya Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Manusia. Yogyakarta BPFE 2010. Peraturan Menteri
Idawati, Desi Erika ; Medyawati, Henny. Kesehatan Republik Indonesia
2011. Evaluasi Sistem Manajemen Nomor
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit 340/MENKES/PER/III/2010
(Studi Kasus pada RSUP Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Persahabatan). Proceeding Jakarta
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Menteri Pekerjaan Umum Republik
Sastra, Arsitektur & Sipil) Indonesia. 2011. Peraturan
Universitas Gunadarma-Depok 18- Menteri Pekerjaan Umum Nomor
19 Oktober 2011. Vol. 4 Oktober 06/PRT/M/2011 Tentang Pedoman
2011. Penggunaan Sumber Daya Air.
Kusnandar, Dadan. 2003. Metode Jakarta
Statistik dan Aplikasinya dengan Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen
MINITAB dan Excel. Madyan Strategik dan Kebijakan
Press. Yogyakarta Perusahaan. Penerbit Mitra
Kearns, Kevin P. 1992. From Wacana Media. Jakarta
Comparative Advantage to Pengestu, Dini. 2012. Pemilihan Lokasi
Damage Control : Clarifying dan Perencanaan Sistem Intake
Strategic Issues Using SWOT Air Baku di Sungai Jawi
Analysis. Nonprovit Management Kecamatan Sungai Kakap
and Leadership 3, no.1. Kabupaten Kubu Raya. Skripsi.
Menteri Negara Lingkungan Hidup Program Studi Teknik Lingkungan
Republik Indonesia. 1995. Fakultas Teknik Universitas
Keputusan Menteri Negara Tanjungpura. Pontianak
Lingkungan Hidup Nomor 58 Pokja Sanitasi Kota Pontianak.
Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Pemerintah Kota Pontianak. 2010.
Limbah Cair Bagi Kesehatan Buku Putih Sanitasi Kota
Rumah Sakit. Jakarta Pontianak. Pontianak
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Saputri, Anita. 2014. Analisis Sebaran
Republik Indonesia. 2009. Oksigen Terlarut Pada Sungai
Undang-Undang Republik Raya. Skripsi. Program Studi

17
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN

Teknik Lingkungan Fakultas


Teknik Universitas Tanjungpura.
Pontianak
Sekretaris Negara Republik Indonesia.
2001. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian
Sumber Daya Air. Jakarta
Suharto. 2011. Limbah Kimia Dalam
Pencemaran Udara dan Air.
Penerbit Andi. Yogyakarta
Slamet, Juli Sumirat. 2007. Kesehatan
Lingkungan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
Rajawali Pers. Jakarta
Widayat, Wahyu ; Nusa Idaman Said.
2005. Rancang Bangun Paket
IPAL Rumah Sakit dengan Proses
Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas
20-30 m3 per Hari. Jurnal
Anestesiologi Indonesia Volume 1
Nomor 1 Tahun 2005. Semarang
Waluyo, Prihadi . 2009. Kajian
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Rumah Sakit dan SNI Terkait.
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2009.
Semarang

18

Anda mungkin juga menyukai