A. LATAR BELAKANG
Air limbah adalah seluruh air buangan yang berasal dari hasil proses kegiatan sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi : air limbah domestik (air buangan kamar mandi, dapur,
air bekas pencucian pakaian), air limbah klinis ( air limbah yang berasal dari kegiatan klinis
rumah sakit, misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dll), air limbah laboratorium dan
lainnya.
Air limbah yang berasal dari buangan domestik maupun buangan limbah cair klinis
umumnya mengandung senyawa pencemar organik yang cukup tinggi dan dapat diolah
dengan proses pengolahan secara biologis. Air limbah yang berasal dari laboratorium
biasanya banyak mengandung logam berat yang apabila dialirkan ke dalam proses
pengolahan secara biologis dapat mengganggu proses pengolahannya., sehingga perlu
dilakukan pengolahan awal secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya dialirkan ke
instalasi pengolahan air limbah.
B. PENGERTIAN
1. Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas
(Kepmen LH No 58 Tahun 1995)
2. Baku mutu limbah cair rumah sakit adalah batas maksimal limbah cair yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari suatu kegiatan rumah sakit. Sistem jaringan
saluran air limbah adalah bagian / sub sistem pengelolaan air limbah dimana air limbah
dari tiap sumbernya terhubung melalui jaringan pengumpul dalam bentuk saluran
tertutup, yang untuk kemudian disalurkan menuju instalasi pengolahan air limbah.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengelolaan limbah cair yang ada di UPT Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi meliputi semua kamar perawatan, IGD, ICU, Radiologi, Laboratorium, Poli Gigi,
Poli KB, OK, Farmasi, Dapur, Loundry. Dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat dan
lingkungan dari pengelolaan limbah yang tidak aman dan benar maka diperlukan adanya
peraturan perundangan yang dapat menjadi acuan dalam pengelolaan limbah cair. Tujuan dari
pengelolaan limbah tersebut adalah terwujudnya pengelolaan limbah medis cair secara aman
dan benar sesuai persyaratan kesehatan bagi masyarakat baik di dalam maupun disekitar Rumah
sakit.
BAB III
TATA LAKSANA
Dengan menggunakan proses biofilter anaerob-aerob maka akan dapat dihasilkan air
olahan dengan kualitas yang baik dengan menggunakan konsumsi energi yang lebih
rendah.
B. MONITORING
Monitoring merupakan sistem pengawasan yang dilakukan secara periodik terhadap
berbagai aspek kegiatan pengelolaan limbah medis dan non medis untuk mengetahui
kondisi pelaksanaan dan hasil kerja agar dapat mengetahui secara dini berbagai masalah
yang dihadapi agar dilakukan pengambilan langkah pemecahannya yang efisien dan
efektif.
Tujuan Monitoring
• Untuk mengetahui data keluaran (output) kegiatan pengelolaan limbah medis di rumah
sakit
• Untuk mengetahui penggunaan sumber daya pengelolaan limbah medis di rumah sakit
• Untuk mengetahui kinerja operasional dan pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah
medis
• Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pengelolaan limbah
Kegiatan monitoring IPAL rumah sakit secara teknis dan manajemen pengelolaan meliputi :
• Pengambilan sampel harus sesuai dengan Standar yang berlaku atau SOP
pengambilan sampel limbah cair (untuk memudahkan komparasi dan perhitungan
efesiensi).
• Gunakan parameter standar limbah RS secara nasional atau yang berlaku di daerah
setempat.
• Monitoring kualitas air limbah ada dua jenis yaitu monitoring berkala dan rutin.
Monitoring yang dimaksud adalah melakukan pengukuran lapangan (in situ) setiap
hari pada kualitas air limbah yang bertujuan untuk memonitoring kinerja sistem IPAL guna
memudahkan melakukan tindakan dini (early warning) dalam perbaikan sistem tersebut.
Parameter yang dipantau biasanya pH, suhu, dan debit air limbah dengan frekuensi
harian. Lokasi monitoring pada outlet, inlet dan pada tangki aerasi. Secara umum
monitoring rutin ini dapat menjaga agar sistem tetap berjalan secara optimal.
C. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan pengambilan air sampel Inlet dan Outlet pada
masing-masing IPAL Rumah Sakit Umum Danau Salak lalu dibawa dan diuji di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan 6 parameter yaitu Total Suspended Solid
(TSS), Amonia (NH3), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemycal Oxygen Demand
(COD), Minyak dan lemak, dan pH. Hasil uji sampel dari inlet dan outlet tersebut kemudian
di bandingkan dengan batas maksimum pencemaran yang ada pada peraturan menteri
lingkungan hidup dan kehutanan RI No.P 68 /MenLHK/Setjen/Kum.1/8/2016 mengenai
Pelaksanaan evaluasi kinerja IPAL sistem anaerobik aerobik biofilter dapat dilakukan
terhadap sistem, kondisi dan fungsi peralatan.
Analisis kecenderungan atas fluktuasi debit, efisiensi, beban cemaran dan satuan
produksi air limbah
Fasilitas pelayanan kesehatan dapat menghasilkan air limbah/limbah cair dan juga limbah
padat medis serta klinis yang sebagian bersifat infeksius. Upaya pengelolaan air limbah/limbah
cair khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia dengan berbagai proses
pengolahan bertujuan agar limbah yang dibuang (efluen) dapat memenuhi persyaratan.