Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Limbah cair Rumah Sakit merupakan salah satu sumber pencemar yang cukup besar apabila
tidak diolah dengan baik, sehingga dapat mencemari Rumah Sakit dan lingkungan yang ada
disekitarnya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran-pencemaran yang akan terjadi, maka upaya
pengolahan limbah cair Rumah Sakit merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka
penyehatan lingkungan Rumah Sakit.
Pengolahan limbah cair yang baik dan benar, perlu didukung oleh Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang dipergunakan untuk mengolah
limbah cair Rumah Sakit. Peralatan-peralatan ini perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharaan
secara berkesinambungan sehingga alat-alat tersebut dapat berfungsi secara optimal.
Hasil akhir dari setiap proses yang dilakukan Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang
ke lingkungan, harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun materiial
sebagai bentuk kontribusi Rumah Sakit dalam melestarikan lingkungan hidup.
Instalasi Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda merupakan unit pelaksana teknis di
dalam struktur organisasi RSIA Harapan Bunda dan sebagai unit pelaksana teknis maka Instalasi
Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda harus memiliki pedoman pengorganisasian
instalasi yang akan mengimplementasikan Kebijakan Pelayanan Pengolahan Air Limbah.

B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman Pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah dibuat agar pelayanan pengolahan air
limbah memiliki acuan atau standar dalam melakukan pelayanan, sehingga tercapai standar
baku mutu lingkungan dalam rangka memelihara dan meningkat derajat kesehatan masyarakat
di lingkungan Rumah Sakit.

C. RUANG LINGKUP
Instalasi Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda melaksanakan pelayanan pengolahan
limbah cair non toksik, seperti: WC, KM, dapur dan limbah cair toksik, seperti: laundry,
spolhoek, radiologi dan laboratorium.
Hasil akhir buangan air limbah yang telah melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah,
dilakukan pemeriksaan harian dengan menggunakan beberapa parameter fisika- kimia.
Sebagai kontrol proses Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda, maka dilakukan pengujian
berkala kualitas buangan air limbah setiap 3 bulan sekali yang dikirim ke dinas/badan
pemerintah/badan swasta yang ditunjuk pemerintah sebagai bahan evaluasi dan rencana
tindak lanjut/perbaikan proses IPAL.

D. BATASAN OPERASIONAL
Instalasi Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda beroperasi selama 24 jam sehari, 7 hari

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 1


seminggu dan melakukan proses pengolahan semua air limbah yang ada di RSIA Harapan
Bunda.
Parameter pemeriksaan harian, pengawasan sistem operasional IPAL dan pengawasan sistem
operasional penunjang IPAL, dikerjakan secara independent oleh petugas intern.
Sebagai uji petik/kontrol kualitas proses IPAL dan hasil akhir proses IPAL, maka dilakukan
pengiriman contoh sampel air limbah setiap 3 bulan sekali ke dinas/badan pemerintah/swasta
resmi yang telah ditunjuk pemerintah.

E. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan kegiatan pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda
didasarkan pada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 875/Menkes/SK/ PER/VII/2001
tentang penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 876/Menkes/SK/ PER/VII/2001
tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/ PER/XI/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
10.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 373/Menkes/SK/PER/ III/2007 tentang
Standar Profesi Sanitarian.
11.Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Departamen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2002.

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 2


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
1. KEPALA BAGIAN SMA/Sekolah Kursus 1
PEMELIHARAAN SARANA Kejuruan Perbengkelan

2. OPERATOR IPAL STM Mesin Menguasai Mesin 1


Diesel
3. KESEHATAN LINGKUNGAN D3 Kesehatan Menguasai 1
Lingkungan Managemen
Limbah

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No. Nama Jabatan Kualifikasi Waktu Kerja Jumlah
Formal dan SDM
Informal
1 KEPALA BAGIAN SMA/Sekolah Senin – Sabtu 1
PEMELIHARAAN SARANA Kejuruan 07.00 s/d 14.00
2 OPERATOR IPAL STM Mesin Senin – Jumat 2
07.00 s/d 15.30
3 KESEHATAN LINGKUNGAN D3 Kesehatan Senin – Jumat 1
Lingkungan 07.00 s/d 15.30

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 3


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
(Ada Pada Lampiran)
B. STANDAR FASILITAS
a) Adanya ruang untuk aktifitas.
b) Adanya sarana/peralatan yang dipakai.
Untuk mendukung kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbah, diperlukan fasilitas sebagai
berikut :

No. Jenis Kelengkapan Jumlah


1 Ruang kerja Ada
2 Computer 1 (ada)
3 Mesin Blower 1 (ada)
4 Mesin Pompa Air 1 (ada)
5 Mesin Mixer Air 1 bh
6 pHmeter 1 bh
7 Conduktivitymeter 1 bh
8 Termometer 1 bh
9 Imbohh cone 1 bh
10 Chlor Test Kit 1 bh

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 4


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


1. Pengolahan Primer
a. Pipa air kotor
Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari kamar mandi, WC, peturasan,
pengering lantai dan bak cuci tangan.
Pemeliharaan :
1) Pembersihan :
Pembersihan terhadap kotoran pada pengering lantai dilakukan bila terjadi
penyumbatan laju aliran air bekas.
Bila terjadi penyumbatan pada pipa maka perlu ditekan dengan alat kompresi atau
diberikan bahan kimia penghancur.
2) Penyetelan
Apabila air aliran kotor tidak lancar, harus dilakukan penyetelan terhadap
kemiringan pipa.
b. Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap bulan yang berupa :
1) Penggelontoran air
2) Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
3) Pengambilan endapan.
c. Lubang Pemeriksa (Bak Control/Man Hole).
Pemeliharaan lubang pemeriksa, dilakukan 2 minggu sekali dan insidental jika ada
laporan kebuntuan.
d. Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia.
Penggelontoran kotoran, dilakukan dengan menggunakan air yang lebih banyak.
Pembersihan dilakukan setiap hari.
e. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras endapan.
Hal ini dilakukan minimal 1 (satu) tahun dan maksimal 4 (empat) tahun. Bila limbah
cair banyak mengandung lemak/minyak maka tangki septic dilengkapi dengan alat
penangkap lemak.
e. Pre treatment (Gestrep/Biointerstrep)
Pemeliharaan pre treatment ini, dilakukan setiap 2 hari sekali yaitu pengangkatan
lemak, minyak dan buih-buih busa yang kemudian kotoran ini dibakar di incenerator.

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 5


2. Pengolahan Sekunder
a. Bak Screen
Pembersihan bak screen dilakukan sehari 2x untuk menghindari sumbatan-sumbatan
yanag akan mengganggu proses pengolahan air limbah.
b. Bak Pengumpul
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpul sehingga aliran air tidak lancar. Pembersihan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan air ke semua permukaan yang kotor.
c. Bak Equalisasi (tanpa alat mixing)
Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengatur katup – katup sehingga udara yang
lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan menutup katup deretan diffuser
lainnya.
Bila pelampung tersumbat, bersihkanlah.
Pengendapan pada pipa transfer, masukkan selang air kedalam pelampung dan
semprotkan air sekuat-kuatnya.
d. Bak Pengendapan (Pimer & Sekunder)
Pemeliharaan bak pengendapan primer ini adalah dengan membersih-kan
mengangkat lumpur ke permukaan dan membersihkan kotoran/ lumut yang
menempel pada dinding.
Pembersihan dilakukan setiap 1 bulan.
e. Bak Pengering Lumpur.
Pemeliharaan :
1. Lumpur dikeringan lalu dbakar di incenerator/diberi obat desinfektan untuk
membunuh kuman, telur cacing, dll.
2. Lumpur di lanfiil setiap 3 (tiga) bulan.
f. Bak Aerasi.
Pemeliharaan:
1) Memeriksa blower termasuk keadaan oli setiap blower dan
mengganti/manambahnya bilamana dianggap perlu.
2) Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang satu ke unit yang
lainnya kecuali apabila diatur secara otomatis.
3) Membersihkan intake filter
4) Memeriksa keadaan ven-belt dan tegangannya
5) Memeriksa system operasi dari motor blower termasuk diffuser.
6) Memeriksa switchboard.
7) Memeriksa comminutor termasuk keadaan oli comminutor dan
mengganti/menambahnya bilamana dianggap perlu.
8) Memeriksa komponen – komponen pemotong comminutor
9) Membersihkan bagian – bagian lain yang dianggap perlu.
10) Memeriksa system pengembalian lumpur termasuk pembersih-annya

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 6


11) Membersihkan serta membuang lumut atau kotoran lain yang ada pada unit
Sewage Treatment Plant termasuk juga didalam ruang pompa
12) Memeriksa dan membersihkan pompa – pompa sewage.
13) Memeriksa pertumbuhan bakteri dengan mengukur jumlah lumpur aktif.
14) Menambahkan sejumlah bakteri (biofecta/NS206) setiap 1 minggu sekali (selama
aerasi belum berjalan 24 jam), supaya proses pengolahan air limbah berjalan
dengan baik.
h. Bak Filtrasi
Pemeliharaannya adalah dengan melakukan pembersihan/pencucian dan
penggantian media filtrasi minimal 1 bulan sekali dan maksimal 3 bulan sekali.
i. Bak Kaporisasi.
Pemeliharaan :
1) Pembersihan secara periodic endapan sisa kaporit.
2) Saluran pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit menjadi lancar.
3) Mengukur dosis kaporitisasi dengan tepat
4) Mengukur kadar klorin bebas sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 7


BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik Instalasi Pengolahan Air Limbah diadakan melalui permintaan barang sesuai SPO
Logistik RS :
A. Administrasi.

No Nama Barang
1 Kertas folio
2 Tinta printer
3 Buku ekspedisi
4 Buku folio
5 Map
6 Pensil
7 Penggaris
8 Staples
9 Isi staples
10 Stipo
11 Bollpoint

B. Pemeliharaan Bangunan IPAL

No Nama Barang
1 Pasir
2 Semen
3 Koral
4 Batu bata
5 Plamir tembok
6 Lem rajawali putih
7 Kertas gosok
8 Calcium
9 Pensil kayu
10 Plamir kayu
11 Pernes
12 Kayu
13 Triplek
14 Laberkol
15 Cat tembok
16 Cat kayu

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 8


C. Pemeliharaan Perpipaan

No Nama Barang
1 Pasir
1 Pipa besi ½”
2 Pipa besi ¾”
3 Pipa besi 1”
4 Pipa besi 1 ½”
5 Pipa besi 2”
6 Tba
7 Pipa pvc ½”
8 Pipa pvc ¾”
9 Pipa pvc 1”
10 Pipa pvc 1 ¼”
11 Pipa pvc 1 ½”
12 Pipa pvc 2”
13 Pipa pvc 2 ½”
14 Pipa pvc 4”
15 Pipa pvc 6”
16 Pipa pvc 8”
17 Kran wastafel
18 Stop kran
19 Flexible
20 Gasket

D. IPAL

No Nama Barang
1 Clorin
2 Abate
3 pHmeter
4 Chlor test kit
5 Condutivitymeter
6 Imbohh cone
7 Termometer
8 Mixer air
9 Blower air
10 Bifecta/NS206

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 9


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Program Keselamatan Kerja di Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Komunikasi efektif (sesuai
panduan komunikasi SBAR).

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 10


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang – Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan. Kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk kategori tersebut diatas, berarti wajib menerapkan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Program keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan guna melindungi karyawan dan kemungkinan
terjadinya kecelakaan di dalam atau di luar Rumah Sakit.
Dalam Undang – Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada dalam kondisi
sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai
dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap
pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari Rumah Sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
akan meningkatkan produktifitas pegawai dan meningkatkan produktifitas Rumah Sakit.
Undang – Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan
selamat.
b. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.

Faktor–faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada tiga
kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi
bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
b. Alat–alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin.
d. Tidak tersedia alat–alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain–lain.

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 11


Program Keselamatan kerja di Instalasi Pengolahan Air Limbah :
a. Peraturan keselamatan harus jelas dan dimengerti oleh setiap karyawan.
b. Harus dicegah jangan sampai terjadi pegawai terjatuh.
c. Ruang gerak bebas.
d. Ruangan kantor mempunyai ventilasi udara yang cukup.
e. Penerangan lampu yang baik, menghindarkan kelelahan penglihatan pegawai.
f. Harus tersedia locker untuk penyimpanan alat – alat tugas.
g. Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan, debu dan pencegahan
kebakaran.
h. Ketika melakukan tugas harus selalu mengutamakan keselamatan kerja(memakai masker waktu
berada di area IPAL, memakai sarung tangan waktu mengambil sampel, memakai sepatu boot waktu
melakukan pengurasan, dll).

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 12


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

IPAL Rumah Sakit Input 1. Adanya Penanggung Jawab SK Direktur


IPAL
2. Ketersediaan IPAL kerja Tersedia
Proses 3. Waktu tanggap kegagalan ≥ 80 %
proses
4. Ketepatan waktu 100 %
pemeliharaan
peralatan sesuai jadwal
5. Ketepatan waktu pemeriksaan 100 %
sampel air limbah
Output 6. Alat ukur dan alat IPAL yang 100 %
dikalibrasi tepat waktu

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 13


BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah RSIA Harapan Bunda ini telah diusahakan disusun
dengan sebaik – baiknya. Namun demikian tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunannya yang perlu mendapatkan perhatian guna penyempurnaannya.

Tanggapan dari pembaca yang berkepentingan dengan pedoman ini sangat kami harapkan untuk menjadi
bahan pertimbangan guna penyempurnaan penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Pengolahan Air
Limbah RSIA Harapan Bunda dikemudian hari.

Pedoman Pelayanan IPAL RSIA Harapan Bunda 14

Anda mungkin juga menyukai