Anda di halaman 1dari 14

BAB I

DEFINISI

1.1 Definisi Air Limbah

Air Limbah adalah cairan yang dianggap tidak lagi bermanfaat bagi
pengguna dan dibuang kembali ke lingkungan air. Secara umum ada kegiatan
yang menjadi sumber Air Limbah yaitu antara lain kegiatan penduduk di
perkotaan/pedesaan (domestik), industri, pertanian, dan pertambangan. Air
Limbah domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat
perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat-tempat umum,
lalulintas, dll. Limbah Rumah Sakit mengandung bermacam-macam
mikroorganisme bergantung pada jenis Rumah Sakit dan tingkat pengolahannya
sebelum dibuang.

1.2 Air Limbah Rumah Sakit

Air Limbah yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak
mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat
membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. Dari
sekian banyak sumber limbah di rumah sakit,limbah dari laboratorium paling
perlu diwaspadai. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses uji
laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan aerasi atau activated sludge. Bahan-
bahanitu mengandung logam berat dan infeksius, sehingga harus disterilisasi atau
dinormalkan sebelum ´dilempar´ menjadi limbah tak berbahaya. Untuk foto
rontgen misalnya, ada cairan tertentu yang mengandung radioaktif yang cukup
berbahaya.

1.3 Jenis Air Limbah Rumah Sakit

a. Air Limbah Medis


Air Limbah medis adalah Air Limbah yang mengandung zat beracun, seperti
bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan
ruang bedah dan otopsi apabi la tidak dikelola dengan baik atau Iangsung
dibuang ke saluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap serta mencemari lingkungan.

1
b. Air Limbah Non Medis
Air Limbah nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang berupa:
1. Kotoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari closet dan
peturasan di dalam toilet atau kamar mandi.
2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, ataufloor drain
dari ruangan-ruangan di rumah sakit.

1.4 Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ialah sistem pengolah yang


mampu menurunkan kandungan pencemar air limbah yang berpotensi mencemari
lingkungan sampai batas yang disyaratkan pemerintah. Tujuannya, mengurangi
dampak buruk polutan di dalam air limbah dan mengendalikan pencemaran
lingkungan.
Upaya pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berlandaskan
pada UU No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (pasal 17) yang
bunyinya “Setiap orang atau badan yang membuang Air Limbah wajib menaati
baku mutu Air Limbah sebagaimana ditentukan dalam izin pembuangan Air
Limbah yang ditetapkan baginya.” Peraturan lain yang berkaitan dengan
pengelolaan air limbah rumah sakit ialah Undang-Undang Republik Indonesia
No. 23/1992 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
No.173/Menkes/Per/VIII/1997, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan
Air untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan, Keputusan
Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular (PPM) dan Penyehatan
Lingkungan pemukiman (PLP) No. HK.00.06.6.44 tentang Persyaratan &
Petunjuk Teknis Tatacara Penyehatan Lingkungan. Undang-undang yang
mewajibkan rumah sakit memiliki Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL)
adalah UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes No. 147 tahun 2010
tentang Perizinan Rumah Sakit dan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan International organization
for Standardization (ISO) 14001, diterapkan sebagai persyaratan Keamanan
Lingkungan. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah instalasi
pengolahan air limbah yang merepresentasikan telah terkelolanya lingkungan
yang sehat. Pengelolaan Air Limbah saat ini menggunakan berbagai macam
sistem pengolahan (unit proses dan unit operasi). Sistem pengolahan Air limbah
yang digunakan berupa pengolahan secara fisik maupun pengolahan secara

2
biologis. Proses pengolahan Air limbah secara biologis yang digunakan pada
beberapa Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) tersebut berupa proses aerob
dan anaerob. Sistem pengolahan secara fisik yang telah ada menggunakan proses
penyaringan (filtrasi). Unit operasi dengan proses filtrasi yang telah digunakan
berupa membrane clear box unit (MCB), vacuum rotation membrane (VRM),
dan saringan pasir. Proses penyaringan dilakukan dengan media membrane dan
pasir. Sistem pengolahan secara biologis yang telah ada menggunakan proses
aerob dan anaerob. Proses pengolahan Air limbah secara aerob menggunakan
unit operasi berupa tangki aerasi, rotating biological contactor, dan biofilter.
Sementara itu, pengolahan secara anaerob menggunakan unit operasi berupa
tangki kontak dan biofilter.

 INSTALASI PENGIOLAHAN AIR LIMBA (IPAL) BIOFILTER


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bio Filter hadir menjadi solusi
modern untuk persoalan pembuangan dan instalasi pengolahan air limbah.
Perkembangan jaman dan perubahan pola hidup telah memberi konsekuensi
bagi kehidupan manusia pula. Teknologi terus berkembang membawa
manusia pada gaya hidup yang kian praktis. Kelanggengan alam dan
lingkungan hidup sekitar juga tak luput dari perhatian manusia.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bio Filter adalah septictank
dengan sistem anaerob yang didalamnya terdapat Bio kontak yang dirancang
khusus sebagai media pengurai Mikroorganisme. Dan didalam
penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan sehingga hasil
pengolahannya tidak mencemari lingkungan.

Air Limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar yang
cukup besar apabila tidak diolah dengan baik, sehingga dapat mencemari
rumah sakit dan lingkungan yang ada disekitarnya. Untuk mencegah
terjadinya pencemaran-pencemaran yang akan terjadi, maka upaya pengolahan
Air Limbah rumah sakit merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka
penyehatan lingkungan rumah sakit.

Pengolahan Air Limbah yang baik dan benar, perlu didukung oleh
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dilengkapi dengan peralatan-
peralatan yang dipergunakan untuk mengolah Air Limbah rumah sakit.
Peralatan-peralatan ini perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharaan secara
berkesinambungan sehingga alat-alat tersebut dapat berfungsi secara

3
optimal. Hasil akhir dari setiap proses yang dilakukan Instalasi Pengolahan
Air Limbah sebelum dibuang ke lingkungan, harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun materiial sebagai bentuk
kontribusi rumah sakit dalam melestarikan lingkungan hidup.

Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Umum Daerah Tgk.


Chik Ditiro Sigli merupakan unit pelaksana teknis di dalam struktur
organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli dan sebagai
unit pelaksana teknis maka Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli harus memiliki pedoman instalasi yang
akan mengimplementasikan Kebijakan Pelayanan Pengolahan Air Limbah.

4
BAB II

RUANG LINGKUP

Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro
Sigli melaksanakan pelayanan pengolahan Air Limbah seperti: Water Closet,
Kamar Mandi, dapur, laundry, radiologi dan laboratorium. Hasil akhir
buangan air limbah yang telah melalui proses Pengolahan Air Limbah,
dilakukan pemeriksaan harian dengan menggunakan beberapa parameter
fisika- kimia. Sebagai kontrol proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli, maka dilakukan pengujian berkala
kualitas buangan air limbah setiap 3 bulan sekali yang dikirim ke
dinas/badan pemerintah/badan swasta yang ditunjuk pemerintah sebagai bahan
evaluasi dan rencana tindak lanjut/perbaikan proses Pengolahan Air Limbah.

5
BAB III

TATALAKSANA PELAYANAN

3.1 Proses Pengolahan Air Limbah

1. Keseluruhan air limbah dari ruangan masuk kekolam penampungan awal (


inlet) dengan bak penyaringan kasar dan penyaringan halus.Selanjutnya air
dipompa untuk menyedot air limbah yang ada didalam bak awal (inlet) ke bak
aerasi (kolam reaktor I dan II).
2. Pada kolam reaktor I dan II terjadi pengolahan air limbah dengan
penambahan bakteri pengurai ( Bakteri Anaerob ) dengan penambahan
oksigen dalam kolam menggunakan pompa submersible yang bekerja selama
24 jam menggunakan 2 mesin yang saling bergantian.
3. Proses selanjutnya dengan pemasangan lamela untuk penyaringan air dan
untuk berkembang biaknya bakteri aerob.
4. Pengolahan air limbah sudah bersih dan tenang dilakukan untuk memisahkan
antara air dan lumpur.
5. Kemudian air yang sudah bersih dipompakan oleh mesin ozon ke tangki
reaktor dengan sistem AOPs (Advanced Oxydator Proses System) dan
Ultraviolet dengan kapasitas 3 meter kubit .
6. Setelah melewati proses melalui lampu UV untuk membunuh bakteri bila
masih ada yang lolos.
7. Kemudian air limbah masuk ke tabung penyaringan (filter I) yang berisikan
karbon untuk menghilangkan bau.
8. Air masuk kepenampungan tangki reaktor lalu dialirkan kefilter II,
Selanjutnya dari filter II yang berisikan pasir silika untuk penjernihan.
9. Air yang telah dilakukan pengolahan selanjutnya dialirkan kekolam ikan
( kolam biologis) dan kemudian dialirkan kekolam klorin sebelum dibuang
kedrainase atau badan air.

3.2 PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH.

1. Pengolahan Primer

a. Pipa air kotor

Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari kamar mandi,
Water Closet, pengering lantai dan bak cuci tangan.

6
Pemeliharaan :

1. Pembersihan :

Pembersihan terhadap kotoran pada pengering lantai


dilakukan bila terjadi penyumbatan laju aliran air bekas. Bila
terjadi penyumbatan pada pipa maka perlu ditekan dengan
alat kompressi atau diberikan bahan kimia penghancur.

2. Penyetelan

Apabila air aliran kotor tidak lancar, harus dilakukan


penyetelan terhadap kemiringan pipa.

b. Saluran.

Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap bulan


yang berupa :

1. Penggelontoran air

2. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi

3. Pengambilan endapan.

c. Lubang Pemeriksa ( Bak kontrol/Man Hole).

Pemeliharaan lubang pemeriksa, dilakukan 1 minggu sekali dan


isidentil jika ada laporan kebuntuan.

d. Pemeliharan Kloset.

Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia.


Penggelontoran kotoran, dilakukan dengan menggunakan air
yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan setiap hari.

e. Tangki Septik.

Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras endapan.


Hal ini dilakukan minimal 3 (tiga) bulan sekali dan tergantung
cuaca/iklim. Bila Air Limbah banyak mengandung lemak/minyak
maka tangki septic dilengkapi dengan alat penangkap lemak.

f. Pre treatmen (Gestrep/Penangkap lemak)

7
Pemeliharaan pre treatment ini, dilakukan setiap 2 hari sekali yaitu
pengangkatan lemak, minyak dan buih-buih busa.

2. Pengolahan
Sekunder
a. Bak Kontrol

Pembersihan bak kontrol dilakukan seminggu 2x untuk


mengindari sumbatan-sumbatan yanag akan mengganggu proses
pengolahan air limbah.

b. Bak Pengumpul/Inlet

Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi


pengendapan di dalam bak pengumpul sehingga aliran air tidak
lancar. Pembersihan ini dilakukan dengan cara mengangkat
sampah yang menyangkut ke permukaan.

c. Bak Aerasi.

Pemeliharaan:
1. Memeriksa blower termasuk keadaan oli setiap blower dan
mengganti/manambahnya bilamana dianggap perlu.

2. Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang


satu ke unit yang lainnya kecuali apabila diatur secara
otomatis.

3. Membersihkan intake filter

4. Memeriksa keadaan ven-belt dan tegangannya

5. Memeriksa system operasi dari motor blower termasuk


diffuser.

6. Memeriksa switchboard.

7. Memeriksa comminutor termasuk keadaan oli comminutor


dan mengganti/menambahnya bilamana dianggap perlu.

8. Memeriksa komponen – komponen pemotong comminutor

9. Membersihkan bagian – bagian lain yang dianggap perlu.

8
10. Memeriksa system pengembalian lumpur termasuk
pembersihannya

11. Membersihkan serta membuang lumut atau kotoran lain


yang ada pada unit Sewage Treatment Plant termasuk juga
didalam ruang pompa

12. Memeriksa dan membersihkan pompa – pompa sewage.

13. Memeriksa pertumbuhan bakteri dengan mengukur jumlah


lumpur aktif.

14. Menambahkan sejumlah bakteri (biofecta/NS206) setiap 1


minggu sekali (selama aerasi belum berjalan 24 jam),
supaya proses pengolahan air limbah berjalan dengan baik.

9
Skema Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro

BAK BAK
KLORIN INLET
DRAINASE

BAK
AERASI I
BAK
BIOLAGIS

BAK
AERASI II

MESIN PENGOLAHAN
SISTEM AOPs
(Advanced Oxydator BAK
Proses System) AERASI II

BAK BAK
TENANG I TENANG II

10
BAB IV

DOKUMENTASI

4.1 KEGIATAN PADA MESIN PENGOLAHAN AIR LIMBAH

 2 Tabung Filter sebelum dibuka dan Pembukaan Filter 1 untuk


pergantian Karbon aktif

11
 Pengeluaran Karbon dari tabung Filter 1 dan Pemasukan Filter 1 Untuk
Karbon Aktif

 2 Tabung Filter sebelum dibuka dan


Pembukaan Filter 2 untuk pergantian
Pasir Silika

 Pengeluaran Pasir Silika dari tabung


Filter 2 dan Pemasukan Filter 2
Untuk Pasir Silika

12
4.2. KEGIATAN PEMELIHARAAN SALURAN PEMBUANGAN AIR
LIMBAH

13
14

Anda mungkin juga menyukai