Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar yang cukup besar
apabila tidak diolah dengan baik, sehingga dapat mencemari rumah sakit dan lingkungan
yang ada disekitarnya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran-pencemaran yang akan
terjadi, maka upaya pengolahan limbah cair rumah sakit merupakan bagian yang sangat
penting dalam rangka penyehatan lingkungan rumah sakit.

Pengolahan limbah cair yang baik dan benar, perlu didukung oleh Instalasi
Pengolahan Air limbah (IPAL) yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang
dipergunakan untuk mengolah limbah cair rumah sakit. Peralatan-peralatan ini perlu
dilakukan pengecekan dan pemeliharaan secara berkesinambungan sehingga alat-alat
tersebut dapat berfungsi secara optimal. Hasil akhir dari setiap proses yang dilakukan
Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang ke lingkungan, harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun materiial sebagai bentuk kontribusi
rumah sakit dalam melestarikan lingkungan hidup.

Pengolahan Air Limbah di Rumah Sakit Utama Husada merupakan Program


Pengendalian Infeksi yang harus dilakukan pemeriksaan harian dengan menggunakan
beberapa parameter fisika- kimia. Sebagai kontrol proses Pengolahan Air Limbah Rumah
Sakit Utama Husada, maka dilakukan pengujian berkala kualitas buangan air limbah
setiap 3 bulan sekali yang dikirim ke dinas/badan pemerintah/badan swasta yang ditunjuk
pemerintah sebagai bahan evaluasi dan rencana tindak lanjut/perbaikan proses IPAL. Oleh
karena itu, perlu dibuat Program Kerja Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Utama
Husada.
BAB II

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

2.1 TUJUAN UMUM

Pedoman Pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah dibuat agar pelayanan


pengolahan air limbah memiliki acuan atau standar dalam melakukan pelayanan, sehingga
tercapai standar baku mutu lingkungan dalam rangka memelihara dan meningkat derajat
kesehatan masyarakat di lingkungan rumah sakit.

2.2 TUJUAN KHUSUS


1. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi Rumah Sakit melalui pengolahan air
limbah
2. Meningkatkan kegiatan surveilance infeksi di Rumah Sakit Utama Husada
3. Memonitor dan mengevaluasi proses pengolahan air limbah di Rumah Sakit Utama
Husada.

BAB III
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

3.1 PEMELIHARAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH.


a. Pengolahan Primer
1. Pipa air kotor
Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari kamar mandi, WC, peturasan,
pengering lantai dan bak cuci tangan.
Pemeliharaan :
1) Pembersihan :
Pembersihan terhadap kotoran pada pengering lantai dilakukan bila terjadi
penyumbatan laju aliran air bekas. Bila terjadi penyumbatan pada pipa maka
perlu ditekan dengan alat kompressi atau diberikan bahan kimia penghancur.
2) Penyetelan
Apabila air aliran kotor tidak lancar, harus dilakukan penyetelan terhadap
kemiringan pipa.
2. Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap bulan yang berupa :
1) Penggelontoran air
2) Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
3) Pengambilan endapan.
3. Lubang Pemeriksa ( Bak Control/Man Hole)
Pemeliharaan lubang pemeriksa, dilakukan 2 minggu sekali dan isidentil jika ada
laporan kebuntuan.
4. Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia. Penggelontoran kotoran,
dilakukan dengan menggunakan air yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan
setiap hari.

5. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras endapan. Hal ini
dilakukan minimal 1 tahun dan maksimal 4 tahun. Bila limbah cair banyak
mengandung lemak/minyak maka tangki septik dilengkapi dengan alat penangkap
lemak.

6. Pre treatmen (Gestrep/Biointerstrep)

Pemeliharaan pre treatment ini, dilakukan setiap 2 hari sekali yaitu pengangkatan
lemak, minyak dan buih-buih busa yang kemudian kotoran ini dibakar di
incenerator.

b. Pengolahan Sekunder
1. Bak Screen
Pembersihan bak screen dilakukan sehari 2x untuk mengindari sumbatan-sumbatan
yanag akan mengganggu proses pengolahan air limbah.
2. Bak Pengumpul
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpul sehingga aliran air tidak lancar. Pembersihan ini dilakukan dengan
cara menyemprotkan air ke semua permukaan yang kotor.

3. Bak Equalisasi (tanpa alat mixing)


Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengatur katup – katup sehingga udara
yang lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan menutup katup deretan
diffuser lainnya. Bila pelampung tersumbat, bersihkanlah. Pengendapan pada pipa
transfer, masukkan selang air kedalam pelampung dan semprotkan air sekuat-
kuatnya.
4. Bak Pengendapan (Pimer & Sekunder)
Pemeliharaan bak pengendapan primer ini adalah dengan membersihkan
mengangkat lumpur ke permukaan dan membersihkan kotoran/lumut yang
menempel pada dinding. Pembersihan dilakukan setiap 1 bulan.
5. Bak Pengering Lumpur.
Pemeliharaan :
1) Lumpur dikeringkan lalu dibakar di incenerator/diberi obat desinfektan untuk
membunuh kuman, telur cacing, dll.
2) Lumpur di lanfiil setiap 3 (tiga) bulan.
6. Bak Aerasi.
Pemeliharaan:
1) Memeriksa blower termasuk keadaan oli setiap blower dan
mengganti/manambahnya bilamana dianggap perlu
2) Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang satu ke unit yang
lainnya kecuali apabila diatur secara otomatis
3) Membersihkan intake filter
4) Memeriksa keadaan ven-belt dan tegangannya
5) Memeriksa system operasi dari motor blower termasuk diffuser
6) Memeriksa switchboard
7) Memeriksa comminutor termasuk keadaan oli comminutor dan
mengganti/menambahnya bilamana dianggap perlu
8) Memeriksa komponen – komponen pemotong comminutor
9) Membersihkan bagian – bagian lain yang dianggap perlu
10) Memeriksa system pengembalian lumpur termasuk pembersihannya
11) Membersihkan serta membuang lumut atau kotoran lain yang ada pada
unit Sewage Treatment Plant termasuk juga didalam ruang pompa
12) Memeriksa dan membersihkan pompa – pompa sewage
13) Memeriksa pertumbuhan bakteri dengan mengukur jumlah lumpur aktif
14) Menambahkan sejumlah bakteri (biofecta/NS206) setiap 1 minggu sekali
(selama aerasi belum berjalan 24 jam), supaya proses pengolahan air
limbah berjalan dengan baik.
7. Bak Filtrasi
Pemeliharaannya adalah dengan melakukan pembersihan/pencucian dan
penggantian media filtrasi minimal 1 bulan sekali dan maksimal 3 bulan sekali.
8. Bak Kaporisasi.
Pemeliharaan :
1) Pembersihan secara periodic endapan sisa kaporit
2) Saluran pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit menjadi lancer
3) Mengukur dosis kaporitisasi dengan tepat
4) Mengukur kadar klorin bebas sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai