Anda di halaman 1dari 11

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN

SISTEM BIOFILTER ANAEROB (Aliran Up Flow) DAN FITOREMEDIASI


MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia Crassipes) (Studi Kasus Rumah
Sakit Tk. IV Dr. R. Ismoyo di Kota Kendari)

Supardin1), Muh. Dikman Maheng2), Satya Darmayani2)


1)
Mahasiswa Prog. Studi Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Kendari
2)
Dosen Prog. Studi Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Kendari
Ringkasan
Rumah Sakit Tk. IV Dr. R. Ismoyo Kota Kendari merupakan rumah sakit milik
instansi militer TNI Angkatan Darat dengan tugas pokoknya melayani personel TNI, PNS
dan keluarganya yang berada di wilayah Korem 143/Ho. Namun dalam
perkembangannya diberikan kebijakan untuk melayani masyarakat umum dan lain-lain.
Rumah Sakit Tk. IV Dr. R Ismoyo saat ini belum memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), sehingga air limbah yang dihasilkan dalam proses operasional dan
kegiatannya masih dibuang pada saluran umum draenase perkotaan. Untuk itu dengan
mempertimbangkan dampak dan pencemaran yang ditimbukannya maka akan
direncanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada rumah sakit tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui kualitas (parameter) air limbah di
rumah sakit Dr. R Ismoyo, (2) menentukan model desain IPAL Rumah Sakit, (3)
menghitung dimensi desain IPAL, (4) menghitung efisiensi pengolahan model desain
IPAL menggunakan media Biofilter Anaerob. Adapun metode yang digunakan dalam
penetian ini yaitu observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Dari penelitian yang
dilakukan dapat ditentukan sistem pengolahan yang digunakan yaitu sistem Biofilter
Anaerob dan Fitoremediasi. Kapasitas IPAL yang direncanakan yaitu 87,6 m3/hari, yang
mana unit-unit pengolahannya terdiri dari bak pemisah lemak, bak ekualisasi, bak
pengendapan awal, reaktor biofilter anaerob, (sarang tawon dan batu pecah), bak
penyaringan pasir lambat, bak evapotranspirasi (fitoremediasi) dan bak pengendapan
akhir/desinfektan. Diharapkan output dari penelitian ini yaitu menghasilkan gambar
desain dan dimensi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah rumah sakit Dr. R. Ismoyo.

Kata kunci : IPAL, Biofilter Anaerob, Fitoremediasi.

Abstract

As in the jurisdiction of Indonesian Army, Dr. R. Ismoyo Hospital under Korem


143/Halu Oleo district, not only serve Indonesian Army personnel and family mainly, but
also open for public service. Yet, the hospital it self hasn’t provided the Waste
Manufacturing Installation (IPAL).
This research is aimed to; 1) determine the quality og the waste, 2) establish the IPAL
design model, and 3) calculate the dimension and efficiency of IPAL design model
manufacturing by Biofilter Anaerob.
Observation, interview and document of study are used as the research methodology.
The IPAL capacity planned is 87,6 m3/day, consists of fat isolation container,
equalization container, first precipitation container, biofilter anaerob reactor, bee lain and
gravel, slow sand filter container, evapotranspiration container, and final precipitation
container.
The output of this research is to produce the design and dimension of the Waste
Manufacturing Installation of Dr. R. Ismoyo Hospital.

Key words : IPAL, Biofilter Anaerob,Fitoremediation

1. PENDAHULUAN pasien dan pengunjung Rumah Sakit


1.1 Latar Belakang (Massrouje, 2001).
Peningkatan aktivitas perkotaan Berdasarkan Peraturan Menteri
yang disebabkan oleh laju pertumbuhan Negara Lingkungan Hidup Republik
penduduk dan perkembangan ekonomi Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Lampiran
masyarakat saat ini menimbulkan XLIV Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
permasalahan yang serius terhadap kualitas Usaha dan/atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan
lingkungan. Semakin meningkatnya nilai Kesehatan, mewajibkan setiap Rumah Sakit
ekonomi dan kebutuhan hidup masyarakat untuk mengolah air limbahnya sesuai dengan
menuntut pemerintah untuk berperan aktif aturan baku mutu yang ditetapkan. Air
dalam menunjang dan mengatur ketersediaan limbah Rumah Sakit dapat dikendalikan
fasilitas dan sumber daya yang ada. melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
Beberapa hal yang menjadi prioritas (IPAL), sehingga menjadi sebuah kewajiban
penyebab terjadinya penurunan kualitas oleh instansi pelayanan kesehatan untuk
lingkungan yang menjadi perhatian memiliki IPAL dalam menangani limbah
pemerintah saat ini yaitu pencemaran limbah cairnya. Namun, sejauh ini pengelolaan air
di bidang industri pabrik, perdagangan, limbah medis Rumah Sakit di Indonesia
perhotelan, maupun pelayanan kesehatan masih dibawah standar professional belum
masyarakat. Rumah Sakit sebagai salah satu sepenuhnya benar dan aman, sehingga
fasilitas umum yang menyediakan pelayanan berpotensi mencemari lingkungan sekitar
kesehatan pada masyarakat, saat ini telah Rumah Sakit. Bahkan banyak Rumah Sakit
banyak dijumpai di perkotaan. yang membuang dan mengolah limbah medis
Rumah Sakit merupakan sarana secara sembarangan (Suryandari, 2010).
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Selain Rumah Sakit Angkatan Darat Tk.
membawa dampak positif, Rumah Sakit juga IV Dr. R. Ismoyo Kota Kendari merupakan
membawa dampak negatif yaitu salah satu rumah sakit umum dikota kendari
menghasilkan limbah medis baik padat yang belum memiliki Instalasi Pengolahan
maupun cair. Air Limbah (IPAL), berdasarkan hal itu
Limbah Rumah Sakit adalah limbah penelitian ini dilakukan untuk mengatasi
yang mencakup semua buangan yang berasal dan memberikan solusi terhadap pengolahan
dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, limbah cair Rumah Sakit tersebut.
dan laboratorium. Limbah medis yang
dihasilkan dari pelayanan kesehatan hanya 1.2 Tujuan Penelitian
10 sampai 25% saja, sedangkan sisanya Adapun penelitian ini bertujuan
sebesar 75 - 90% dihasilkan oleh limbah untuk, (1) Mengetahui Kualitas (parameter)
domestik (Prüss, Giroult, & Rushbrook, air limbah klinis dan domestik di Rumah
2005). Walaupun jumlah limbah medis yang Sakit Dr. R. Ismoyo Kota Kendari. (2)
dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan Menentukan model dan dimensi desain
limbah domestik, namun limbah medis Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah
berpotensi besar dalam menimbulkan resiko Sakit Dr. R. Ismoyo Kota Kendari
terhadap kesehatan apabila tidak ditangani
dengan baik. Selain itu, akan memicu resiko 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
terjadinya kecelakaan kerja dan penularan Dalam penulisan penelitian ini
penyakit baik bagi para dokter, perawat, penulis dapat menggambarkan ruang
teknisi, dan semua yang berkaitan dengan lingkup dan batasan masalah sebagai berikut:
pengelolaan Rumah Sakit maupun perawatan
1. Ruang Lingkup penelitian ini yaitu tersebut dapat mengganggu proses
merencanakan model desain Instalasi pengolahannya.
Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
Rumah Sakit Dr. R. Ismoyo Kota 2.3 Parameter dan Baku Mutu Limbah Cair
Kendari Rumah Sakit
2. Batasan masalah yang diteliti dalam Parameter limbah cair Rumah Sakit,
penelitian ini meliputi, menghitung debit hampir sama dengan limbah cair domestik,
air limbah, menguji kandungan parameter hanya yang membedakannya adalah adanya
air limbah klinis dan domestik, kandungan limbah infeksius dan
menentukan model desain dan dimensi kimia/toksik/antibiotik. Limbah Rumah Sakit
Instalasi Pengolahan Air Limbah bisa mengandung bermacam-macam
menggunakan Biofilter dan Fitoremediasi. mikroorganisme tergantung pada jenis
Rumah Sakit, tingkat pengolahan yang
2. TINJAUAN PUSTAKA dilakukan sebelum dibuang.
2.1 Air Limbah Contoh beberapa parameter yang
Air limbah adalah cairan buangan sering digunakan dalam Pengukuran
yang berasal dari rumah tangga, industri, dan parameter baku mutu air limbah Rumah
tempat-tempat umum lainya yang Sakit berdasarkan Peraturan Menteri
mengandung bahan-bahan atau zat yang Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2014
dapat membahayakan kehidupan manusia Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
serta mengganggu kelestarian lingkungan dan/atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan
(Sugiharto, 1987). Sedangkan Limbah cair Kesehatan dapat dilihat yaitu seperti tabel
Rumah Sakit adalah semua bahan buangan berikut :
yang berbentuk cair yang berasal dari Rumah Tabel 2.2 Parameter dan Baku Mutu
Sakit yang kemungkinan mengandung Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
mikroorganisme pathogen, bahan kimia Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
beracun, dan radioaktivitas (KepmenLH,
Parameter Satuan Baku
1995)
Parameter (s) Unit (s) Mutu
2.2 Limbah Cair Rumah Sakit Suhu ºC 38
Air limbah Rumah Sakit adalah
pH - 6-9
seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan Rumah Sakit yang TSS mg/L 30
meliputi: limbah domestik cair yakni
COD mg/L 80
buangan kamar mandi, dapur, air bekas
pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni BOD5 mg/L 50
air limbah yang berasal dari kegiatan klinis
NH3 Bebas mg/L 1
Rumah Sakit misalnya air bekas cucian luka,
cucian darah; Air limbah laboratorium; dan MBAS mg/L 10
lainnya. Air limbah Rumah Sakit yang
Klorin bebas (Cl2 ) mg/L 1
berasal dari buangan domestik maupun
buangan limbah cair klinis umumnya Nitrat (NO3 -N) mg/L 20
mengandung senyawa polutan organik yang Nitrit (NO2 -N) mg/L 1
cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses 3.

(sumber : PERMENLH NO. 5 TAHUN 2014)


pengolahan secara biologis, sedangkan untuk
air limbah Rumah Sakit yang berasal dari
laboratorium biasanya banyak mengandung 3.1 Teknologi Bioremediasi
logam berat yang mana bila air limbah Bioremediasi adalah suatu teknik
tersebut dialirkan ke dalam proses dengan menggunakan mikroorganisme atau
pengolahan secara biologis, logam berat tumbuhan untuk detoksifikasi kontaminan
(Melethia, 1996). Detoksifikasi kontaminan
bisa dengan cara transformasi senyawa dari 2. Fitoremediasi
senyawa toksik menjadi senyawa non toksik Fitoremediasi salah satu metode
atau dengan cara degradasi kontaminan remediasi dengan mengandalkan pada
menjadi karbondioksida dan air. Proses peranan tumbuhan untuk menyerap,
biologi yang terjadi merupakan proses mendegradasi, mentransformasi dan
pemulihan komponen lingkungan secara mengimobilisasi bahan pencemar air limbah.
biologis (Backer dan Herson, 1994) dengan Tanaman juga mempunyai kemampuan
cara mengekslopitasi kemampuan katalitik mengakumulasi logam berat yang bersifat
sifat organisme untuk meningkatkan laju esensial untuk pertumbuhan dan
perombakan suatu polutan ( Sheehan, 1997). perkembangannya. (Hardiani, 2009)
Model teknologi Bioremediasi Salah satu tumbuhan yang sering
dapat diaplikasikan melalui penggunaan digunakan dalam metode fitoremediasi
Biofilter sarang tawon/batu pecah dan adalah Eceng gondok. Tumbuhan ini
penggunaan tanaman eceng gondok sebagai merupakan gulma air yang berasal dari
media dalam teknologi fitoremediasi. Amerika Selatan. Tumbuhan Eceng gondok
Penggunaan teknologi tersebut dapat di mempunyai daya regenerasi yang cepat
uraikan sebagai berikut : karena potongan-potongan vegetatifnya yang
1. Biofilter aliran "Up Flow" terbawa arus air akan terus berkembang
Proses pengolahan air limbah menjadi eceng gondok dewasa. Eceng
dengan biofilter "up flow" ini terdiri dari bak gondok sangat peka terhadap keadaan yang
pengendap, ditambah dengan beberapa bak unsur haranya di dalam air kurang
biofilter yang diisi dengan media sarang mencukupi tetapi mempunyai respon
tawon dan batu pecah. Penguraian zat-zat terhadap konsentrasi unsur hara yang tinggi.
organik yang ada dalam air limbah dilakukan (Zaman, dan Sutrisno. 2006)
oleh bakteri anaerobik atau facultatif
aerobik. Bak pengendap terdiri atas 2
ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak
pengendap pertama, sludge digestion
(pengurai lumpur) dan penampung lumpur
sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai
pengendap kedua dan penampung lumpur
yang tidak terendapkan di bak pertama, dan
air luapan dari bak pengendap dialirkan ke
media filter dengan arah aliran dari bawah ke
atas. Gambar 2.6 Tanaman Enceng Gondok
(Eichornia crassipes)

3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Dr. R Ismoyo Kota Kendari

3.2 Tahapan Pelaksanaan Perencanaan


Perencanaan dilakukan dengan
mengumpulkan data, kemudian data yang
Gambar 2.5 Diagram proses pengolahan
diperoleh akan dianalisa sehingga
air limbah dengan biofilter Anaerobic “Up
mendapatkan kesimpulan.
Flow”.
(Sumber : Nusa Idaman Said dkk, 2011. Kelompok
1. Tehnik Pengumpulan data
Pengkajian Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Adapun sumber data dalam
Limbah Cair. BPPT. Jakarta) perencanaan ini adalah :
a. Data Primer pada saat perawatan maupun operasi
Diperoleh dengan mengadakan pasien yang menghasilkan air limbah.
kunjungan langsung ke lokasi penelitian, Sampel air limbah yang telah diambil
sehingga diperoleh kondisi eksisting kemudian dibawa ke Balai Laboratorium
pengolahan air limbah serta sistem Dinas Kesehatan Kendari untuk
penyaluran air buangan yang ada. kemudian di analisis kandungan
Pengumpulan data primer ini dilakukan parameternya.
dengan mengukur langsung (observasi)
dan wawancara kepada petugas. 4. PEMBAHASAN
b. Data sekunder 4.1 Karakteristik Sampel Air Limbah
Data sekunder yang dipakai Adapun karakteristik air limbah
dalam penelitian ini bersumber dari rumah sakit Dr. R Ismoyo dapat dilihat pada
literatur yang berkaitan, data-data dari tabel dibawah ini :
rumah sakit dan literatur yang Hasil uji air limbah
berhubungan dengan studi ini. Parameter Satuan
Domestik Klinis
2. Pengolahan dan Analisis data Suhu ºC 27,2 27,1
Data yang diperoleh kemudian pH - 6,57 5,99
diolah dan dianalisis agar diketahui
kualitas (parameter) dan kuantitas TSS mg/L 287 110
(debit) air limbah yang dihasilkan COD mg/L 38,5 45
selama kegiatan aktivitas rumah sakit.
Analisis parameter limbah cair BOD5 mg/L 96 78
dilakukan di Balai Laboratorium Dinas NH3 Bebas mg/L 27 38
Kesehatan Kendari. Setelah dilakukan
MBAS mg/L 142 0,526
analisis data untuk selanjutnya
dilakukan evaluasi berkaitan dengan Klorin (Cl2 ) mg/L 0,145 0,356
metode pengolahan limbah cair yang
Nitrat mg/L 1,60 2,50
sesuai, dimensi dan desain bangunan
IPAL, kualitas dan standar parameter air Nitrit mg/L 0,02 1,00
limbah rumah sakit yang berlaku, serta
model dan proses pengolahan IPAL Ket : = Nilai diatas baku mutu
yang disesuaikan dengan data
kepustakaan serta standar yang berlaku = Nilai dibawah baku mutu
dalam penelitian ini.
Berdasarkan dari laporan hasil
3.2 Prosedur Pengambilan Sampel pengujian parameter air limbah domestik dan
Sampel air limbah diambil di air limbah klinis yang di analisis di Balai
lokasi perencanaan yaitu Rumah Sakit Laboratorium Kesehatan Kendari, dapat
Dr. R Ismoyo Kota Kendari tepatnya dilihat bahwa terdapat beberapa parameter
pada saluran pembuangan air limbah. yang dominan melebihi baku mutu,
Sebelumnya peneliti menyiapkan diantarannya TSS, BOD5 , NH3 , dan
peralatan pengambilan sampel dan Deterjen.
penentuan titik pengambilan sampel.
Titik pengambilan sampel yaitu pada 4.2 Kuantitas Limbah Cair
output penyaluran yang mana air limbah Sebelum menentukan dimensi unit-
belum masuk ke dalam tahap unit pengolahan yang akan direncakan,
pengolahan. Adapun waktu pengambilan terlebih dahulu dihitung debit air limbah
sampel dilakukan pada saat kegiatan rumah sakit. Adapun perhitungan debit air
aktivitas rumah sakit berlangsung seperti limbah rumah sakit Dr. R Ismoyo
berdasarkan standar pemakaian air bersih  Volume bak : Q . td
rumah sakit kelas C yaitu sebagai berikut : : 3,6 m3/jam x 1 Jam
= 3,6 m3
Perhitungan debit (Q) :  Dimensi bak :
Q1 = 500 L/Bed/hari . 80% . 100 Bed Panjang : 2 m
= 40.000 L/hari Lebar : 1 m
Q2 = 120 L/org/hari . 80% . 230 org Kedalaman Air : 1,8 m
= 22.080 L/hari Tinggi Ruang Bebas : 0,3 m
Q3 = 160 L/org/hari. 80% x 2 org x 100 Bed Volume bak : 4,2 m3
= 25.600 L/hari Volume air : 3,6 m3
3
Q total = Q1 + Q2 + Q3 = 87.680 L/hari 3,6 m
Chek waktu tinggal = = 1 jam
Keterangan : 3,6 m3/jam
 Jumlah Bed 100 buah (standar jumlah
Bed rumah sakit kelas C)
 Pegawai/karyawan rumah sakit Dr. R.
Ismoyo berjumlah 230 orang
 Jumlah keluarga pasien yang menginap
2 orang/Bed
Q1 = Air limbah pasien (pemakaian air
bersih 500 L/Bed/hari)
Q2 = Air limbah pegawai (pemakaian air
bersih 120 L/org/hari)
Q3 = Air limbah keluarga pasien (pemakaian
air bersih 160 L/org/hari)
80% = Asumsi dari pemakaian air bersih
akan menjadi air limbah
(Sumber, Morimura dan Soufyan)

4.3 Kriteria IPAL yang direncanakan


Kriteria perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan
Biofilter Anaerob dan Fitoremediasi Gambar 1 Bak Pemisah Lemak
meliputi kriteria perencanaan bak
pemisah lemak, bak ekualisasi, bak 2. Bak Ekualisasi
pengendap awal, reaktor biofilter Bak ekualisasi yang direncanakan
anaerob (sarang tawon dan batu pecah), adalah tipe gravitasi yang dilengkapi dengan
bak penyaringan pasir lambat dan bak pompa jenis pompa celup untuk
evapotranspirasi (fitoremediasi) serta memindahkan air limbah ke bak pengolahan
bak pengendap akhir. selanjutnya.
Kapasitas Debit puncak (Q) = 87,6 m3/hari
4.4 Perhitungan Desain IPAL 3,6 m3/jam
1. Bak Pemisah Lemak  Peak faktor ditentukan = 1,7
Bak pemisah lemak (grase removal) Kriteria rencana Retention Time 6 jam
yang direncanakan adalah tipe gravitasi  Volume bak : Q . td. f
sederhana. Bak terdiri dari dua buah : 3,6 m /jam x 6 jam x 1,7 = 36,7 m3
3

ruangan.  Dimensi bak :


 Kapasitas Debit puncak (Q) = 87,6 Panjang : 6 m
m3/hari → 3,6 m3/jam Lebar : 3 m
 Kriteria rencana Retention Time 60 menit. Kedalaman Air : 2 m
Tinggi Ruang Bebas : 0,3 m
Volume bak : 41,4 m3
Volume air : 36 m3
36 m3
Chek waktu tinggal = = 10 jam
3,6 m3/jam

Gambar 3 Bak Pengendap Awal

4. Reaktor Biofilter Anaerob


 Kapasitas rencana : 43,8 m3/hari
Gambar 2 Bak Ekualisasi = 1,8 m3/jam
 BOD masuk : 200 mg/L
3. Bak Pengendap Awal
 Efisiensi pengolahan : 80 %
Bak pengendapan awal ini
 BOD keluar : 40 mg/L
dirancang untuk menerima/menampung debit
Untuk pengolahan air limbah
rata-rata (konstan) dari debit puncak
dengan proses biofilter standar Beban BOD
maksimal pada bak ekualisasi yang di alirkan
pervolume media 0,4 - 4,7 kg BOD/m3.hari
melalui bantuan pompa. Debit rata-rata
(Metcalf & Eddy, 2004)
ditentukan ½ dari debit puncak.
Beban BOD masuk = 200 mg/L
 Kapasitas Debit rata-rata (Qr) = Q x ½
Beban BOD di dalam air limbah
= 87,6 m3/hari x ½
= 43,8 m3/hari × 200 g/m3
= 43,8 m3/hari = 1,8 m3/jam
= 8.760 g/hari = 8,76 kg/hari
 Kriteria rencana Retention Time 3 jam. Jumlah BOD yang dihilangkan
 Volume bak : Qr . td = 0,8 x 8,76 kg/hari = 7,0 kg/hari.
: 1,8 m3/jam x 3 jam = 5,4 m3 Ditetapkan beban BOD pengolahan
 Dimensi bak : digunakan
Panjang : 1,4 m = 1,0 kg BOD/m3.hari.
Lebar : 2 m 8,76 kg/hari
Kedalaman Air : 2 m Volume media = = 8,76 m3
Tinggi Ruang Bebas : 0,3 m 3
1 kg/m .hari
Volume bak : 6,4 m3 Pembagian volume media sarang tawon dan
Volume air : 5,6 m3 batu pecah masing-masing = 8,76 m3 : 2
5,6 m3 = 4,38 m3
Chek waktu tinggal = = 3,1 jam Volume media masing-masing reaktor
3
1,8 m /jam = 50 % dari volume reaktor, volume masing-
masing reaktor yang diperlukan
= 100/50 × 4,38 m3 = 8,76 m3
 Volume Bed media biofilter sarang tawon
: 4,38 m3
Panjang : 1,7 m
Lebar :2m
Tinggi Bed : 1,3 m
Volume bed : 4,4 m3
8,76 m3
Waktu tinggal = = 4,8 jam
1,8 m3/jam
 Volume Bed media biofilter batu pecah
: 4,38 m3
Panjang : 1,7 m
Lebar :2m
Tinggi Bed : 1,3 m
Volume bed : 4,4 m3
8,76 m3
Waktu tinggal = = 4,8 jam
1,8 m3/jam

Total volume bak biofilter Anaerob :


8,76 m3 + 8,76 m3 = 17,52 m3
Dimensi bak : Gambar 4 Reaktor Biofilter Anaerob
Panjang : 4,4 m
Lebar : 2 m 5. 5. Bak Penyaringan Pasir Lambat
Kedalaman Air : 2 m Desain bak penyaringan pasir lambat
Tinggi Ruang Bebas : 0,3 m Debit (Q) = 43,8 m3/hari = 1,8 m3/jam.
Volume bak : 20,24 m3 Kriteria perencanaan Retention Time 2 jam.
Volume air dalam bak : 17,6 m3 Volume bak : Q . td
Jumlah ruang : 2 ruangan = 1,8 m3/jam x 2 jam = 3,6 m3
17,6 m3 Dimensi bak :
Chek waktu tinggal = = 9,7 jam Panjang : 1,5 m
3 Lebar : 2 m
1,8 m /jam
Waktu tinggal rata-rata : 4,8 jam Tinggi : 1,2 m
Tinggi ruang lumpur : 0,25 m Ruang bebas : 0,3 m
Tinggi Bed media : 1,3 m Ruang kontrol : 0,3 m
Tinggi air di atas media : 0,2 m Volume media : 3,6 m3
BOD Loading pervolume media Pembagian lapisan saringan pasir lambat :
8,76 kg BOD/hari Suplit : 0,3 m
= = 0,99 Kg BOD/m3.hari Pasar kasar : 0,2 m
3 Pasir : 0,4 m
(3,4 × 2 × 1,3) m
Tanah humus : 0,3 m
3
Standar high rate trickling filter : 0,4 – 4,7 3,6 m
kg BOD/m2.hari. (Metcalf & Eddy, 2004) Chek waktu tinggal = = 2 Jam
3
6. 1,8 m /jam
7.
8.

9.
Kadar Klor dalam kaporit : 70 %
Volume bak : Q . td = 1,8 m3/jam x 0.5 jam
= 0,9 m3
Dimensi bak :
Panjang : 1,5 m
Lebar : 1 m
Tinggi : 0,6 m
Tinggi Ruang bebas : 0,3 m
Volume air` : 0,9 m3
 Kebutuhan klor : Debit x Dosis klor
: 43,8 m /hari x 0,0008 kg/m3
3

: 0,0350 kg/hari
Berat klor
 Kebutuhan kaporit dalam larutan = Kadar klor
0,0350 kg/hari
Gambar 5 Penyaringan Pasir Lambat = = 0,050 kg/hari
0,7

5. Bak Evapotranspirasi
Desain bak pengembangbiakan
tanaman eceng gondok.
Debit (Q) = 43,8 m3/hari = 1,8 m3/jam
Kriteria perencanaan Retention Time 2 jam.
Volume bak: Q . td
: 1,8 m3/jam x 2 jam = 3,6 m3
Dimensi bak : Gambar 6 Pengendapan Akhir
Panjang : 4 m
Lebar : 2 m 5. PENUTUP
Tinggi : 0,5 m 5.1 Kesimpulan
Tinggi Ruang bebas : 0,3 m Berdasarkan hasil penelitian dan
Volume air : 4 m3 pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
4 m3 sebagai berikut :
Chek waktu tinggal = = 2,2 jam 1. laporan hasil pengujian parameter air
1,8 m3/jam limbah domestik dan air limbah klinis
yang di analisis di Balai Laboratorium
Kesehatan Kendari, dapat dilihat bahwa
terdapat beberapa parameter yang
dominan melebihi baku mutu, diantaranya
yaitu BOD5 = 78-96 mg/L , TSS = 110-
287 mg/L, NH3 , = 27-38 mg/L dan
Deterjen = 142 mg/L.
2. Model desain teknologi pengolahan air
limbah Rumah Sakit Dr. R. Ismoyo yang
direncanakan yaitu menggunakan
Gambar 5 Penyaringan Pasir Lambat
teknologi Bioremediasi, diantaranya
penggunaan Biofilter Sarang Tawon dan
6. Bak pengendapan akhir (Desinfeksi)
Batu Pecah serta Fitoremediasi
Kapasitas rencana : 43,8 m3/hari
(menggunakan eceng gondok) yang
= 1,8 m3/jam
dilengkapi dengan media penyaringan
Dosis klor yang dibutuhkan : 0,8 mg/L
pasir lambat.
Waktu kontak : 15 - 45 menit (dipakai 30
menit)
3. Dimensi Instalasi Pengolahan Air Limbah governorates. Eastern Mediterranean
Rumah Sakit Dr. R. Ismoyo dapat Health Journal, 7(6), 1017-1024. 6
diuraikan sebagai berikut : Oktober
Unit Pengolahan Dimensi (m) 2011.http://easternhealth.journal/7/6/
No 1017-1024
(Bak) P L T. air
1 Pemisah lemak 2 1 1,8 Melithia, C. L.A. Jhonson, dan W. Amber.
2 Ekualisasi 6 3 2 1996. Ground Water Polution: In situ
3 Pengendap awal 1,4 2 2 Biodegradation. Down loading,
4 Biofilter anaerob 4,4 2 2 avaliable at http:www.
5 Slow Sand Filter 1,5 2 1,2 eee.vt.edu/program_areas/environme
6 Evapotranspirasi 4 2 0,5 ntal teach/ gwprimer/group 1
7 Pengendap akhir 1,5 1 0,6 /ind/ex/html
Metcalf & Eddy, Inc., Tchobanoglous, G.,
5.2 Saran
Burton, F.L., & Stensel, H.D. (2004).
1. Perlu ditambahkan rencana sistem
Wastewater Engineering Treatment
penyaluran air limbah menggunakan
and Reuse (4th ed.). Singapore: Mc.
saluran tertutup (perpipaan) untuk
Graw Hill
memaksimalkan pengelolaan air limbah di
Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air
Rumah Sakit Dr. R. Ismoyo.
Limbah Rumah Sakit dengan Sistem
2. Untuk pengolahan air limbah
Biofilter Anaerob-aerob pada fasilitas
laboratorium yang ada dirumah sakit
pelayanan kesehatan. Kementrian
sebaiknya dilakukan proses pengolahan
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
secara fisika dan kimia terlebih dahulu
Bina Upaya Kesehatan. Jakarta. 2011.
sebelum akhirnya disalurkan menuju
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
IPAL
Ibukota Jakarta Nomor 122 Tahun
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
2005 Tentang Pengelolaan Air
agar melakukan penelitian lanjutan untuk Limbah Domestik di Provinsi Daerah
mengetahui efisiensi pengolahan IPAL Khusus Ibukota Jakarta
rumah sakit Dr. R Ismoyo yang Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI,
direncanakan terhadap penurunan COD, Nomor 5 Tahun 2014 , Tentang Baku
TSS, NH3 , dan deterjen. Mutu Air Limbah bagi usaha dan/atau
kegiatan Fasilitas pelayanan
Daftar Pustaka kesehatan
Prüss, A., Giroult, E., & Rushbrook, P.
Anonim, 2010. Eceng Gondok. [online]. (2005). Pengelolaan Aman Limbah
Tersedia Layanan Kesehatan (Penerjemah:
:http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_g Munaya Fauziah, Mulia Sugiarti, &
ondok-diakses-12-Maret-2015 Ela Laelasari) . Jakarta. EGC.
Backer, C dan Herson, D. 1994. Said Nusa Idaman, (2011). Kelompok
Bioremediation. USA. Megraw Hill. Pengkajian Teknologi Pengelolaan
Inc Air Bersih dan Limbah
Hardiani, H. 2009. Potensi Tanaman dalam Cair. Direktorat Teknologi
Mengakumulasi Logam Cu pada Lingkungan. Kedeputian Bidang
Media Tanah Terkontaminasi Limbah Informatika, Energi dan Material.
Padat Industri Kertas. Jurnal BPPT. Jakarta
Penelitian. Vol. 44, No. 1, Hal 27 – Sheehan, D. 1997. Bioremediation Protocol.
40 Humana Press. Totowa. New Jersey.
Massrouje, H.T.N. (2001). Medical waste
and health workers in Gaza
Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengolahan
Air Limbah. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Suryandari, Siswantini. (2010, Agustus 6).
Pengolahan Limbah Medis belum
Berstandar. Media Indonesia, p. 20.
Zaman dan Sutrisno. 2006. Kemampuan
penyerapan eceng gondok terhadap
amoniak dalam limbah Rumah Sakit
berdasarkan umur dan lama Kontak
(studi kasus: rs panti wilasa,
semarang). Jurnal
PRESIPITASI Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai