Anda di halaman 1dari 5

Draft Rencana Penelitian Thesis

Analisis Efektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Kualitas Limbah Cair
Puskesmas di Kabupaten Soppeng

PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian
Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan
masyarakat. Upaya kesehatan perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan pelayanan yang
ditujukan untuk untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah
menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan penyakit dan pencemaran.
Permasalahan kualitas lingkungan di Indonesia belakangan ini semakin meningkat.
Penurunan kualitas lingkungan ini salah satunya disebabkan oleh proses kegiatan yang ada di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan termasuk Puskesmas yang menghasilkan limbah yang dibuang
tanpa pengolahan yang benar. Limbah yang dihasilkan rumah sakit dan puskesmas dapat
mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit, dapat menimbulkan dan
membahayakan kesehatan masyarakat. Limbah rumah sakit dan puskesmas yaitu limbah
berupa virus dan kuman yang berasal dari Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi yang
sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk dideteksi.
Limbah cair dan limbah padat yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas dapat
menjadi media penyebaran penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakat.
Gangguan tersebut dapat berupa pencemaran udara, pencemaran air, tanah, pencemaran
makanan dan minuman. Selain itu, limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad
renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis
sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan.
Diperkirakan secara nasional produksi limbah medis sebesar 376.089 ton/hari dan
produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari. Dengan besarnya angka limbah padat dan cair yang
dihasilkan dapat dibayangkan betapa besar kemungkinan potensi limbah medis mencemari
lingkungan, dalam menyebabkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit jika tidak dikelola
dengan baik.
Berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL
Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari 1.476 rumah sakit yang ada, yang
memiliki insinerator baru 49% dan yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas limbah cair yang telah melalui proses
pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52%. Selanjutnya Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Badan Riset Universitas Indonesia Tahun 2007 pengolahan limbah rumah
sakit di Indonesia menunjukan hanya 53,4% rumah sakit yang melaksanakan pengelolaan
limbah cair dan dari rumah sakit yang mengelola limbah tersebut 51,1% melakukan dengan
instalasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan septic tanc (tangki septik). Pemeriksaan
kualitas limbah hanya dilakukan oleh 57,5% rumah sakit dan dari rumah sakit yang
melakukan pemeriksaan tersebut sebagian besar telah melakukan pemeriksaan tersebut
sebagian besar telah memenuhi syarat baku mutu 63%. Jenis limbah rumah sakit juga
memeliki rentang dari berbagai bahan organik, bahan berbahaya, radioaktif bahkan bakteri
atau mikroba patogenik. Salah satu penyakit yang ditimbulkan akibat limbah cair puskesmas
adalah infeksi nosokomial. Limbah rumah sakit dan puskesmas seperti halnya limbah lain
akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat
ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TSS, PO4, pH,
temperatur, dan NH3 bebas atau amoniak.
Kabupaten Soppeng merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki
17 Puskesmas terdiri dari 6 Puskesmas Rawat inap dan 11 Puskesmas Non Rawat Inap.
Sehubungan dengan limbah cair, di Kabupaten Soppeng sudah ada 6 (Enam) Puskesmas yang
memiliki IPAL. Keenam puskesmas ini yaitu Puskesmas Tanjonge, Puskesmas Takalala,
Puskesmas Cangadi, Puskesmas Pacongkang, Puskesmas Cabenge dan Puskesmas Batu –
Batu. Pengolahan limbah yang sudah ada tersebut tentunya harus dikelola dengan baik dan
dipelihara secara rutin. Ini juga memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait terutama
pemerintah, Dinas Kesehatan serta Puskesmas. Hal ini penting agar proses pengolahan limbah
tetap berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal.
Hal seperti inilah yang penting untuk diperhatikan mengingat pencemaran lingkungan
sangat erat kaitannya dengan manusia dan lingkungan itu sendiri. Sehubungan dengan
permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian pada Puskesmas yang
telah memiliki IPAL di Kabupaten Soppeng dengan judul “Analisis Efektifitas Instalasi
Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Puskesmas di Kabupaten Soppeng”.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kualitas limbah cair di bagian inlet dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
Puskesmas di Kabupaten Soppeng?
2. Bagaimana kualitas limbah cair di bagian Outlet dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
Puskesmas di Kabupaten Soppeng?
3. Bagaimana efektifitas dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas di Kabupaten
Soppeng ditinjau dari penurunan parameter BOD, COD, pH, temperatur, NH3 bebas dan
MPN Koliform.

METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menjelaskan tempat atau lokasi penelitian dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian, (Notoadmodjo, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan pada Puskesmas Rawat Inap (Perawatan) dan telah memiliki
IPAL di Kabupaten Soppeng yaitu Puskesmas Tanjonge, Puskesmas Takalala, Puskesmas
Cangadi, Puskesmas Pacongkang, Puskesmas Cabenge dan Puskesmas Batu – Batu.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua air limbah yang berasal dari hasil kegiatan
Puskesmas di Kabupaten Soppeng.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditekankan pada dua titik yaitu titik I pada Inlet instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) yang merupakan hasil gabungan berbagai jenis air
limbah pada tiap-tiap ruangan yang melakukan kegiatan di Puskesmas dan titik II
Outlet yang merupakan hasil buangan dari instalasi pengolahan air limbah di tiap –
tiap puskesmas yang memiliki IPAL.
4. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat 2 (Dua) variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas, sedangkan variabel
terikatnya yaitu limbah cair pada bagian inlet dan outlet pada IPAL Puskesmas dimana
menggunakan parameter yang sudah ditetapkan yaitu BOD5, COD, pH, Suhu, NH3 bebas
dan MPN Koliform..
5. Metode Pengambilan Sampel
Sampel diambil pada dua titik yaitu titik I pada Inlet dan titik II Outlet Instalasi
Pengolahan Air Limbah di tiap – tiap puskesmas. Sampel diambil setiap 1 (satu) minggu
sekali dengan pengulangan sebanyak 4 (empat) kali.
6. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Untuk mendapatkan data primer ini dilakukan dengan pemeriksaan sampel di
laboratorium kesehatan terhadap parameter BOD5, COD, pH, Suhu, NH3 bebas dan
MPN Koliform. Serta melakukan wawancara dengan pihak puskesmas terkait dengan
kendala – kendala yang dihadapi dalam pengolahan limbah cair puskesmas serta hal –
hal yang terkait dengan biaya operasional dan pemeliharaan IPAL.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pengumpulan informasi yang berkaitan dengan
penelitian guna untuk mendukung penulisan laporan.
7. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Laporan hasil uji laboratorium untuk masing – masing parameter kemudian ditabulasi
lalu data – data tersebut diolah dengan menggunakan computer. Dan untuk analisis data
sebagai berikut :
a. Analisis data inlet dievaluasi dengan cara membandingkan kualitas limbah cair di
bagian inlet untuk masing – masing parameter kunci dengan baku mutu limbah cair
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
b. Analisis data outlet dievaluasi dengan cara membandingkan kualitas limbah cair di
bagian inlet untuk masing – masing parameter kunci dengan baku mutu limbah cair
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Analisis untuk efektifitas IPAL Puskesmas tersebut akan dievaluasi berdasarkan
persen (%) penurunan parameter BOD5, COD, pH, Suhu, NH3 bebas dan MPN
Koliform di bagian inlet dan outlet IPAL tersebut.
Rumus yang digunakan yaitu :
Inf −Efl
E= x 100%
Inf
E : Efektifitas pengolahan air limbah (IPAL)
Inf : Kualitas influent (inlet) air limbah meliputi BOD5, COD, pH, Suhu, NH3
bebas dan MPN Koliform
Efl : Kualitas enffluent (Outlet) air limbah meliputi BOD5, COD, pH, Suhu,
NH3 bebas dan MPN Koliform
8. Penyajian Data
Penyajian data yang digunakan adalah data yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium, dianalisis secara deskritif kemudian disajikan dengan menggunakan tabel
dan diuraikan dalam bentuk narasi.

HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Mengetahui kualitas limbah cair di bagian inlet dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
Puskesmas di Kabupaten Soppeng
2. Mengetahui kualitas limbah cair di bagian Outlet dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
Puskesmas di Kabupaten Soppeng
3. Mengetahui Efektifitas dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas di Kabupaten
Soppeng ditinjau dari penurunan parameter BOD, COD, pH, temperatur, NH3 bebas dan
MPN Koliform.

Anda mungkin juga menyukai