Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN LOGAM BERAT (ARSENIK DAN

MERKURI) DI PESISIR PANTAI KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN


INDONESIA

Dian Fatriani Indah Saputri1, Marhama2, Rusydi Indra3

Kesehatan Lingkungan Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


Hassanuddin, Makassar, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis risiko kesehatan masyarakat yang terpajan logam
berat Merkuri (Hg) dan arsen (AS) dalam air, sedimen dan biaota laut (kerang) di pesisir pantai
Kecamatan Bangkala dan Kecamatan Tarowang Kabupten Jeneponto. penelitian ini di lakukan
selama 6 bulan yaitu bulan April hingga September 2017. Adapun lokasi yang menjadi lokasi
penelitian ditentukan berdasarkan terjadinya kasus keracunan masyarakat yang mengkonsumsi
kerang yaitu di Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, dan Desa Bonto Ujung, kecamatan
Tarowang Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan secara
porposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu.
Hasil pemeriksaan kandungan logam berat pada sedimen didapatkan hasil yang bervariasi setiap
titik pengambilan sampel As pada titik 18 konsentrasi 22.160mg/kg, Hg tidak terdeteksi. Tidak
ada hubungan antara kandungan Merkuri (Hg) dalam air laut dengan kandungannya dalam
sedimen, tetapi Arsen (As) terdapat hubungan yang signifikan. Terdapat hubungan antara
kandungan Arsen dalam sedimen dengan kandungannya dalam kerang.

Kata Kunci : Penilaian Resiko, Mercury, Arsen

PENDAHULUAN

Logam berat menjadi perhatian global yang meningkat karena kegigihan mereka di
lingkungan, efek pada daur ulang biogeokimia, dan risiko ekologis (Gao dan Chen, 2012; Gu et
al., 2012b; Zhou et al., 2007). Logam berat dikategorikan sebagai berpotensi toksik (mis., Cd,
Pb, Ni) dan esensial (mis., Cu, Zn, Fe, dan Mn). Bahkan pada konsentrasi rendah, logam beracun
bisa sangat berbahaya bagi kesehatan manusia ketika tertelan dalam jangka waktu yang lama.
Logam esensial juga dapat menghasilkan efek toksik dengan asupan berlebihan. (Huang H,
2015)

Arsen (As) merupakan salah satu logam berat yang digunakan dalam kehidupan manusia.
Risiko kesehatan yang mungkin bisa terjadi apabila telah terkontaminasi kandungan logam berat
As dan terakumulasi dalam tubuh dalam waktu yang lama antara lain, iritasi usus dan lam-bung,
penurunan produktivitas sel darah putih dan darah merah, perubahan kulit dan iritasi paru-paru,
As juga memberikan kesempatan kanker berkembang lebih cepat (Agustina. 2014 dalam
Maddusa et al., 2017)

Merkuri (Hg) merupakan salah satu unsur logam berat yang mendapat perhatian utama
dalam segi kesehatan karena bersifat toksik terhadap manusia. Toksisitas kronis akibat merkuri
yang pernah terjadi di dunia adalah kasus keracunan di Irak pada tahun 1961, kasus keracunan di
Pakistan Barat pada tahun 1963, kasus keracunan di Guatemala pada tahun 1966 dan kasus
keracunan di Nigata Jepang pada tahun 1968 (Asiah, dkk, 2015). Pencemaran merkuri (Hg) yang
pernah diidentifikasi bersumber dari pabrik plastik dengan bahan baku vinylklorida dan
asetaldehida yang membuang limbah merkuri ke Teluk Minamata, kemudian merkuri juga
masuk pula ke sungai Minamata. Ikan yang ada di perairan tersebut mengandung 27-102 ppm
berat kering merkuri (Soemirat dan Ariesyadi, 2015). Kasus-kasus pencemaran merkuri (Hg)
yang pernah terjadi di Indonesia antara lain di Pongkor Jawa Barat, dilaporkan bahwa
konsentrasi merkuri (Hg) di sedimen sungai berkisar antara 0-2.688 ppm, sedangkan di tanah
diperoleh konsentrasi sebanyak 1-1.300 ppm (Soemirat dan Ariesyadi, 2015). Tahun 1996
perairan Teluk Buyat Provinsi Sulawesi Utara ditenggarai telah dijadikan sebagai tempat
pembuangan limbah tambang emas oleh PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR). Efek dari
aktivitas tersebut diduga bukan hanya terjadi pada teluk itu sendiri tetapi pada daerah sekitar
yaitu Teluk Totok dan Kotabunan. (Latuconsina et al, 2018)

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 6bulan yaitu bulan April hingga September 2017.
Adapun lokasi yang menjadi lokasi penelitian ditentukan berdasarkan terjadinya kasus
keracunan masyarakat yang mengkonsumsi kerang yaitu di Desa Mallasoro, Kecamatan
Bangkala, danDesa Bonto Ujung, kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto Sulawesi
Selatan. Peta Kabupaten Jeneponto disajikan pada Gambar 1.

Sumber : Anwar Daud, 2017

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang berupa pengamatan pada sampel sampel untuk mengetahui
gambaran tentang variabel yang diteliti yaitu paparan logam berat merkuri (Hg) dan Arsen (As)
terhadap masyarakat yang tinggal diwilayah pesisir pantai.

Variabel yang Diamati

Variable yang diteliti pada tahap I adalah variable lingkungan yaitu Konsentrasi merkuri
(Hg) dan Arsen (As) dalam air, sedimen, kerang, dan karakteristik penduduk (umur, berat badan,
tinggi badan, dan pola konsumsi dan pola aktivitas sehari-hari) dan pada tahap II (tahun ke 2 )
variable yang diamati adalah konsentrasi logam berat merkuri (Hg) dan Arsen (As) dalam urine
dan darah penduduk serta (umur, berat badan, tinggi badan, dan pola konsumsi dan pola aktivitas
sehari-hari).

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penduduk dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di kecamatan Bangkala
dan Tarowang di Kabupaten Jeneponto. Populasi air laut dalam penelitian ini adalah seluruh air
laut di seluruh pesisir Bangkala dan Tarowang di Kabupaten Jeneponto. Populasi sedimen dalam
penelitian ini adalah seluruh sedimen yang teradapat di perairan pesisir Bangkala dan Tarowang
di Kabupaten Jeneponto. Populasi kerang dalam penelitian ini adalah kerang yang ada di perairan
pesisir Bangkala dan Tarowang di Kabupaten Jeneponto. Pengambilan sampel dilakukan secara
porposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi alamat, umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, pekerjaan, kebiasaan mengkonsumsi kerang hijau (status konsumsi,
frekuensi, jumlah dan lama konsumsi), tempat memperoleh kerang hijau, lama tinggal, kebiasaan
merokok (status merokok, lama dan jumlah konsumsi rokok) dan gangguan kesehatan.

1) Alamat Responden
sebanyak 37 (37,0%) orang responden bertempat tinggal di Dusun Bungung Pandang dan
23 (23,0%) orang bertempat tinggal di Dusun Kampung Beru, 21 (21,0 %) bertempat
tinggal di dusun Ujung Barat dan 19 (19,0%) bertempat tinggal di Ujung Timur.
2) Umur dan Jenis Kelamin
responden terbanyak berada pada kelompok umur ≥ 50 tahun sebanyak 29 (29,0%) orang
dan paling sedikit pada kelompok umur antara 15 – 19 tahun sebanyak 7 (7,0%) orang.
jenis kelamin laki-laki sebanyak 43 (43,0%) orang dan perempuan sebanyak 57 (57,0%)
orang.
3) Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan
paling banyak responden dengan pendidikan terakhir SD yakni 33 (33,0%) orang dan
paling sedikit 7 (7,0%) orang dengan pendidikan terakhir sarjana. paling banyak
responden bekerja sebagai petani yakni 37 (37,0%) orang dan paling sedikit 4 (4,0%)
orang dengan pekerjaan sebagai pegawai Negeri Sipil.
4) Kebiasaan Mengkonsumsi Kerang
Kebiasaan mengkonsumsi kerang hijau dapat dilihat dari status konsumsi, frekuensi dan
jumlah konsumsi per minggu serta lama konsumsinya. Distribusi responden berdasarkan
status konsumsi kerang menunjukkan bahwa seluruh responden (100,0%) mengkonsumsi
kerang hijau sebagai lauk. Distribusi responden berdasarkan frekuensi konsumsi kerang
hijau per minggu menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi kerang hijau ≤5
kali/minggu yaitu sebanyak 90 (90,0%) orang dan 10 (10,0%) orang dengan frekuensi
konsumsi > 5 kali/minggu. responden yang mengkonsumsi kerang hijau ≤100
gram/minggu yakni sebanyak 63 (63,0%) orang dan 37 (37,0%) orang dengan jumlah
konsumsi >100 gram/minggu dan seluruh (100,0%) responden mengkonsumsi kerang
hijau dengan lama konsumsi >5 tahun. seluruh (100,0%) responden memiliki lama
tinggal > 5 tahun.
5) Kebiasaan Merokok
responden yang tidak merokok yaitu sebanyak 60 (60,0%) orang dan yang merokok
sebanyak 40 (40,0%) orang. dari 40responden yang merokok keseluruhannya (100,0%)
memiliki lama merokok >5 tahun.

Konsentrasi Arsen (As) dan Merkuri (Hg) dalam Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis)
di Pesisir Kabupaten Jeneponto

Tabel 1. Hasil Analisis Pada Sedimen Laut di Pesisir Kabupaten Jeneponto

Nomor Kode Sampel Hasil Analisis Pada Sedimen Laut


Merkuri (Hg) Arsen (As)
1 Titik 1 0.000 12.980
2 Titik 2 0.000 9.670
3 Titik 3 0.000 9.810
4 Titik 4 0.000 12.380
5 Titik 5 0.000 12.080
6 Titik 6 0.000 12.200
7 Titik 7 0.000 11.510
8 Titik 8 0.000 14.540
9 Titik 9 0.000 13.620
10 Titik 10 0.000 17.330
11 Titik 11 0.000 16.980
12 Titik 12 0.000 16.520
13 Titik 13 0.000 13.910
14 Titik 14 0.000 18.250
15 Titik 15 0.000 17.500
16 Titik 16 0.000 19.540
17 Titik 17 0.000 19.700
18 Titik 18 0.000 22.160
Mean 0.000 15.038
Minimum 0.000 9.670
Maximum 0.000 22.160
SD 0.000 3.602

Sumber : Anwar Daud, 2017

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di peisisir Desa Mallasoro Kecamatan


Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan melakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan
kandungan As, Hg, dalam Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Pesisir Kabupaten
Jeneponto yang telah diuraikan pada tabel 4.5 dan 4.6. Sampel sedimen dan kerang hijau yang
diteliti adalah sampel yang berasal dari perairan pesisir Desa Mallasoro dan desa Bonto Ujung
yang terdiri dari 18 titik sampel. Hasil pemeriksaan kandungan logam berat pada sedimen
didapatkan hasil yang bervariasi setiap titik pengambilan sampel As pada titik 18 konsentrasi
22.160mg/kg, Hg tidak terdeteksi.

Tabel 2. Hasil Analisis Pada Kerang Hijau di Pesisir Kabupaten Jeneponto

Nomor Kode Sampel Hasil Analisis Pada Kerang Hijau


Merkuri (Hg) Arsen (As)
1 Titik 1 0.000 3.490
2 Titik 2 0.000 2.070
3 Titik 3 0.000 1.270
4 Titik 4 0.000 2.590
5 Titik 5 0.000 0.590
6 Titik 6 0.000 0.680
7 Titik 7 0.000 3.560
8 Titik 8 0.000 5.170
9 Titik 9 0.000 3.820
10 Titik 10 0.000 5.830
11 Titik 11 0.000 5.030
12 Titik 12 0.000 5.040
13 Titik 13 0.000 3.090
14 Titik 14 0.000 3.880
15 Titik 15 0.000 4.200
16 Titik 16 0.000 4.430
17 Titik 17 0.000 3.360
18 Titik 18 0.000 7.370
Mean 0.000 3.637
Minimum 0.000 0.590
Maximum 0.000 7.370
SD 0.000 1.776
Sumber : Anwar Daud, 2017

Berdasarkan hasil pemeriksaan kerang hijau (Perna viridis) di pesisir Desa Mallasoro dan
desa Bonto Ujung didapatkan hasil kandungan Untuk parameter Pb didapatkan tertinggi pada
titik 2 dengan konsentrasi 13.910mg/kgyang merupakan lokasi buangan limbah PLTU Bosowa,
Cd kandungan tertinggi didapatkan pada titik 16 yaitu, As pada titik 18 konsentrasi 7.370 mg/kg,
Hg tidak terdeteksi. Hal ini sesuai dengan karakteristik pada pesisir Jenepontoyang menyebabkan
banyaknya kerang hijau dan kerang anadara di daerah tersebut.

Kontaminasi As di lingkungan perairan laut memberikan dampak yang merugikan, terutama


di daerah di mana kegiatan industri yang membuang limbahnya yang mengandung As jenis
arsenous oxide/arsenite yang secara akut dan kronis beracun terhadap kehidupan perairan laut
(UNEP, 1988). Selanjutnya, karena senyawa As dalam jumlah yang signifikan ditemukan pada
organisme perairan laut; hal ini menimbulkan tanda tanya mengenai risikonya terhadap manusia
manakala mengkonsumsi makanan dari laut. (Lasut, Kawung, & Lasut, 2016)

Spesies kerang hijau (Perna viridis) yang bersifat filter feeder akan lebih mudah
mengakumulasi logam berat, dikarenakan memiliki mobilitas rendah sehingga dengan mudah
mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya. Selain itu, kerang hijau juga memakan benda-
benda kecil yang terdapat didasar perairan dan yang terdapat di lingkungan air melalui pakan
yakni fitoplankton, zooplankton dan tumbuhan renik yang sudah terakumulasi timbal dan akan
terikat pada jaringan tubuhnya. Peningkatan kadar logam berat dalam biota laut melalui rantai
makanan akan menimbulkan keracunan akut dan kronik, bahkan bersifat karsinogenik pada
manusia yang mengkonsumsi hasil laut (Safitri, 2015, Leung,HM, et al, 2014, Harikrishnan, et
al, 2017).

Analisis Risiko

Analisis risiko adalah salah satu metode yang digunakan untuk memprakirakan terjadinya
suatu efek kesehatan akibat adanya suatu agen penyakit tertentu yang terdapat di lingkungan.
Menurut Daud,A & Arif (2013) risiko kesehatan manusia didefenisikan sebagai kebole hjadian
kerusakan kesehatan seseorang yang disebabkan oleh pemajanan atau serangkaian pemajanan
bahaya lingkungan. Sedangkan Daud, Anwar (2009) mendefenisikan risikosebagai peluang bagi
perkembangan suatu efek pada suatu organisme, sistem atau sub populasi yang disebabkan oleh
gangguan spesifik akibat paparan dari suatu agen.

Kajian analisis risiko dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu melalui pendekatan
disease oriented dan agent oriented. Metode kajian analisis risiko dengan pendekatan disease
oriented mengkaji risiko berdasarkan efek yang telah muncul atau nampak. Metode ini umumnya
dikenal dengan studi epidemiologi kesehatan lingkungan. Sedangkan pendekatanagent oriented
tidak memperhitungkan efek yang telah terjadi, tetapi analisis risiko dapat dilakukan cukup
dengan adanya suatu agen yang memapari manusia baik melalui inhalasi, oral maupun dermal
untuk memprediksi efek yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. (Anwar Daud, 2017)

Tingkat Risiko

Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan terhadap responden diperoleh bahwa penduduk
yang mengkonsumsi kerang dengan kadar menunjukkan bahwa asupan Pb pada kerang rata-rata
Asupan As pada kerang rata-rata; 0,199 mg/kg/hari RQ ; 66,2607, Laju asupan yang
diperbolehkan 0,0495 mg/hari, rata-rata munculnya penyakit 0,495 tahun dan manajemen
risikonya 0,0564mg/kg. Asupan Hg pada kerang rata-rata; 0,000mg/kg/hari RQ ; 0,000, Laju
asupan yang diperbolehkan 0,000 mg/hari, rata-rata munculnya penyakit 0, 0000 tahun dan
manajemen risikonya 0,0188 mg/kg.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut :

1. Rata-rata Konsentrasi dalam air, As = 0.05083 mg/l, Hg = 0.09928 mg/l,


2. Rata-rata Konsentrasi dalam sedimen, As = 15.0378 mg/l, Hg = 0.0000 mg/l
3. Rata-rata Konsentrasi dalam Kerang As; 3.6372 mg/kg, Hg; 0.0000 mg/kg
4. Tidak ada hubungan antara kandungan Merkuri (Hg) dalam air laut dengan
kandungannya dalam sedimen, tetapi Arsen (As) terdapat hubungan yang signifikan.
5. Terdapat hubungan antara kandungan Arsen dalam sedimen dengan kandungannya dalam
kerang.
6. Rata-rata asupan (intake) pada kerang adalah As; 0,199 mg/kg/hari, Hg; 0,000 mg/kg/hari
7. Rata-rata RQ (Risk Qotient) pada kerang As; 66,2607 (berisiko), Hg; 0,000 (tidak
berisiko).

SARAN
Saran untuk Pemerintah, Pemerintah perlu melakukan penyuluhan kesehatan kerja
terpadu secara berkesinambungan tentang materi bahaya merkuri bagi kesehatan dan
penatalaksanaan masyarakat, misalnya dengan penyebaran brosur dan pamphlet tentang bahaya
merkuri dan arsen serta melakukan pertemuan antara pimpinan daerah dan tokoh masyarakat
penambangan untuk menyampaikan informasi mengenai bahaya atau efek logam berat seperti
merkuri dan arsen.
Saran untuk masyarakat, Peran serta masyarakat dalam upaya mengurangi dampak dari
pemaparan yang mengakibatkan keracunan merkuri dan arsen dengan pola hidup bersih dan
sehat, misalnya dengan memberikan larangan pembuangan tailing dari proses amalgamasi yang
langsung ke pantai dan sungai.

Anda mungkin juga menyukai