Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd)

PADA TUMBUHAN MANGROVE


Penulis
Prodi, Fakultas, Univ
E-mail:

ABSTRAK
Kandungan logam berat jenis Pb (Timbal) dan Cd (Kadmium) banyak ditemukan
pada ekosistem mangrove terutama yang berlokasi berdekatan dengan aktivitas pelabuhan
dan aktivitas perumahan. Pada analisis kandungan logam Pb dan Cd penelitian ini
mendapakan hasil dimana pada ketiga stasiun pengambilan data telah tercemar adanya logam
berat Pb dan Cd karena akibat aktivitas Pelabuhan dan menyebar melalui muara sungai ke
anak sungai hingga menuju ekosistem mangrove. Pada penelitian ini nilai menunjukkan
bahwa melebihi Standar Baku Mutu sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem mangrove
mengalami pencemaran logam berat Cd dan Pb. Pada bagian tumbuhan mangrove yang
memiliki nilai pencemaran yang tinggi adalah pada bagian batangnya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa ekosistem mangrove mampu menjadi bioindikator pencemaran lingkungan.
Kata kunci: Pb (Timbal), Cd (Kadmium), Mangrove

I. PENDAHULUAN
Mangrove merupakan tumbuh yang dapat hidup dan tumbuh pada habitat dengan
jenis tanah yang berlumpur dengan kondisi lingkungan yang tenang serta dipengaruhi oleh
pasang surut air laut namun tidak terpengaruh oleh iklim. Mangrove juga merupakan salah
satu habitat dari berbagai biota yang merupakan tempat tinggal dari penempatan telur hingga
penetasan. Manfaat mangrove bagi biota yakni memiliki fungsi sebagai penyedia makanan
bagi banyak biota seperti gastropoda, bivalvia dan lainnya. Menurut Harahab (2009)
menyatakan bahwa biota yang tinggal pada habitat mangrove sangat bergantung terhadap
keberhasilan dan keberlangsungan kesehatan mangrove karena merupakan sumber utama
penyedia makanan (produsen). Pada saat ini sangat banyak sekali kawasan hutan mangrove
yang sudah menjadi perumahan atau lingkungan rumah masyarakat. Hal tersebut dapat
menyebabkan adanya ekosistem mangrove tidak stabil dan banyak senyawa kimia berbahaya
yang masuk. Karena pada dasarnya kegiatan aktivitas manusia seperti kegiatan rumah adalah
penyumbang limbah berupa senyawa logam berat berbahaya seperti senyawa timbal (Pb),
tembaga (Cu), seng (Zn) dan senyawa logam berat lainnya (Farhan & Razif, 2017). Menurut
Khairuddin, et.al., (2018) limbah dan pencemaran yang ada di laut dan mangrove dapat
berupa logam berat yang biasanya berasal dari pupuk, pestisida, limbah cair, sampah dan
deterjen pembersih.
II. METODE PENELITIAN
II.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lan adalah AAS (Atomic
Absorption Spectrometry), Oven, Cawan Porselen, Gelas Beker 100ml, Hotplate.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah sedimen dan
sample mangrove, HNO3, HClO4, aquades (Natsir, et.al., 2019).

II.2 Metode Penelitian


Terdapat beberapa tahapan metode penelitian ini berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh (Natsir, et.al., 2019) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sample sedimen dan sample mangrove dikeringkan
2. Menghaluskan sampel menggunakan cawan porselen
3. Menimbang 2gr sampel halus ditambah dengan 100ml dalam geles beker,
ditambahkan HNO3 sebanyak 10ml dan dipanaskan
4. Menambahkan HNO3 dan HClO4 sebanyak 10ml
5. Menghomogenkan larutan menggunakan horplate hingga uap HClO4 menghilang
6. Larutan yang jernih ditambahkan dengan 100ml aquades dan melakukan
pengenceran
7. Menyaring menggunakan kertas saring 0,45 µm dan dilakukan analisa
menggunakan AAS.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kandungan logam berat Pb dan Cd
yang berada pada bagian akar, batang dan daun mangrove telah disajikan pada Tabel 3.1
dibawah ini

Tabel 3.1 Perbandingan Kandungan Logam Berat Pb dan Cd pada Bagian Mangrove
Titik Akar Batang Daun
Lokasi
Sampling Pb Cd Pb Cd Pb Cd
Sandar 1,16895 4,29034 1,00867 0,19261
1 2,509627 0,59704
Kapal 7 6 9 1
Pelabuha 0,19818 2,68842 0,38627 0,95619 0,12059
2 1,568149
n 1 1 4 2 6
Muara 0,14723 0,28515 0,47381 0,09092
3 1,168957 2,00927
Sungai 4 8 6 2
Rata-rata 1,748911 0,21953 2,99601 0,42282 0,81289 0,13471
Baku Mutu 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pada bagian
mangrove yang mengandung logam berat jenis Pb dan Cd. Nilai kandungan logam berat
paling tinggi berada pada batang mangrove. Selain itu, rata-rata pada bagian mangrove
tersebut dikategorikan sangat melebihi baku mutu. Singh, et.al., (2020) menjelaskan bahwa
penyebab dengan tingginya kandungan Pb dan Cd pada ekosistem mangrove terutama yang
berada dekat dengan aktivitas Pelabuhan sangat dipengaruhi karena biasanya pada aktivitas
Pelabuhan sangat rentan dengan tumpahan minyak sehingga kandungan Pb dan Cd
mengalami peningkatan hingga melebihi ambang batas. Pernyataan tersebut juga didukung
dengan penelitian (Choudhury, et.al., 2021) bahwa tumpahan minyak adalah salah satu
kejadian yang sudah banyak terjadi pada aktivitas kapal atau Pelabuhan. Kandungan logam
berat ditemukan ketika tumpahan minyak telah terjadi dan menyebar disegala ekosistem yang
disalurkannya seperti muara sungai dan ekosistem mangrove. Beberapa logam berat yang
terbawa karena adanya pencemaran tumpahan minyak yang sangat berbahaya bagi ekosistem
mangrove diantaranya adalah Pb, Cd, Cr, Co, Cu, Ni, Fe, As, Hg, Mn, Zn, Ca, Mg, Na dan K.

Gambar 3.1 Kandungan Logam Berat pada Mangrove

Diagram tersebut menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cd paling besar


terdapat pada lokasi pengambilan sampel yang pertama yaitu berada di Sandar Kapal. Hal
tersebut dapat disebabkan karena pada lokasi pertama adalah tempat bersandarnya kapal dan
juga terdapat adanya kapal nelayan. Limbah tersebut dapat dipengaruhi karena adanya
pembuangan ikan-ikan yang dilakukan oleh nelayan dan selain itu dapat dipengaruhi karena
adanya limbah pembuangan dari kapal (Jannah & Haryo, 2020). Selain itu, dalam data
penelitian terdapat nilai logam berat jenis Cd (Kadmium) pada keseluruhan titik lokasi
menunjukkan melebihi standar baku mutu, hal tersebut dapat disebabkan karena logam berat
Cd memiliki sifat yang mampu dengan mudah bereaksi dan membentuk senywa organic
maupun senyawa anorganik sehingga dapat mencemari ekosistem mangrove (Rijal, et.al.,
2014). Menurut Nowrouzi, et.al., (2012) dalam penelitiannya biota memiliki tingkatan dalam
sistem rantai makanan dan juga menentukan jumlah logam berat jenis Cd yang terakumulasi.
Namun, dengan kandungan logam berat jenis Cd maupun Pb yang terlalu tinggi hingga
melebihi standar baku mutu yang ditentukan maka ekosistem maupun biota didalamnya akan
mengalami kematian. Namun, menurut pendapat (Mulyadi, et.al., 2017) bahwa terdapat
upaya penanggulanggan terhadap pencemaran logam berat yang ada di ekosistem mangrove
diantaranya adalah melemahkan racun dengan cara dilusi atau pengenceran, dimana hal
tersebut dilakukan dengan menyimpan banyak kandungan air untuk mengencerkan logam
berat yang ada dalam tubuh organisme agar kandungan logam berat dalam jaringan tubuh
berkurang.

IV. KESIMPULAN
Penelitian ini dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Kandungan logam berat jenis Pb (Timbal) dan Cd (Kadmium) melebihi Standar Baku
Mutu (SBM) yang telah ditentukan
2. Kandungan logam berat yang paling tinggi berada pada bagian batang tanaman
mangrove
3. Tanaman mangrove dapat digunakan sebagai bioindicator tingkat pencemaran logam
berat pada ekosistem akuatik

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak/Ibu selaku Dosen Pembimbing saya
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penugasan “Review Jurnal Penelitian” hingga
dapat terselesaikan dengan tepat waktu seperti saat ini.

REFERENSI
Choudhury, T. R., Thamina, A., Nizam, U., Masud, K., AM, Sawaruddin, C., & M Safiur
Rahman. (2021). Heavy Metals Contamination of River Water and Sediments in The
Mangrove Forest Ecosystems in Bangladesh: A Consequence of Oil Spill Incident.
Environmental Nanotechnology, Monitoring & Management. 16(1-24).
Farhan, I & Razif, M. (2017). Penyisihan Konsentrasi Logam Zn Menggunakan Mangrove
Avicennia marina. Jurnal Teknik ITS. 6 (2), 223-227.
Harahab, N. (2009). Pengaruh ekosistem hutan mangrove terhadap produksi perikanan
tangkap (studi kasus di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Jurnal Perikanan
Universitas Gadjah Mada, 11(1), 100-106.
Jannah, R., & Haryo, T. (2020). Analisis Kandungan Timbal (Pb) Udang Rebon (Acetes sp)
Hasil Tangkapan di Perairan Socak Kabupaten Bangkalan. Juvenil. 1(4), 540-547.
Khairuddin., Yamin, M & Syukur, A. (2018). Analisis Kandungan Logam Berat pada
Tumbuhan Mangrove sebagai Bioindikator di Teluk Bima. Jurnal Biologi Tropis. 18
(1), 69-79.
Mulyadi, E, Laksmono, R & Aprianti, D. (2017). Fungsi Mangrove Sebagai Pengendali
Pencemar Logam Berat. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 1 (1), 24- 35.
Natsir, N. A., Yusrianti, H., Muhammad, R., & Suhaedir B. (2019). Kandungan Logam Berat
Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Organ Mangrove di Perairan
Tulchu. Jurnal Biology Science & Education. 8(2), 149-159.
Nowrouzi M, Pourkhabbaz A, & Rezaei M. (2012). Bioaccumulation and Distributionof
Metals in Sediments and Avicenna marina Tissues in The Hara Biosphere Reserve,
Iran. Bull Environ ContamToxicol. 89(4), 799-804.
Rijal, M., Rosmawati, T., Alim, N., & Amin, M. (2014). Bioakumulation Heavy Metals Lead
(Pb) and Cadmium (Cd) Seagrass (Enhalus acroides) in Waai and Galala Island
Ambon. IJSBAR. 16(2), 349-356.
Singh, J. K., Pankaj, K., & Ramesh, K. (2020). Ecological Risk Assessment of heavy Metal
Contamination in Mangrove Forest Sediment of Gulf of Khambhat Region, West
Coast of India. SN Applied Sciences. 2, (1-11).

Anda mungkin juga menyukai