Anda di halaman 1dari 12

PENCEMARAN DI SUNGAI JENEBERANG

Oleh :
Tenri Dendra Batara Yuswanda
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Ketersediaan logam berat di lingkungan akuatik mempunyai


kecenderungan untuk berikatan dengan bahan partikulat dan merupakan
penyusun terbesar dari proses pembentukan sedimen yang berpotensi
sebagai sumber polusi sekunder ke kolom air. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis kadar logam berat Hg, Zn, Cu, Cd pada sedimen di muara
Sungai Jeneberang dan menganalisis perbandingan hasil kadar logam
berat dengan baku mutu sedimen menggunakan metode storet. Metode
dalam pengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling.
Selanjutnya pengambilan lima sampel sedimen sesuai titik yang
ditentukan menggunakan GPS. Hasil pengujian sampel menunjukkan
bahwa logam berat Hg, Zn, Cu, Cd masing-masing memiliki nilai rata-rata
sebesar 0,094 ppm, 1,802 ppm, 2,543 ppm, 0,167 ppm. Berdasarkan hasil
analisis pengujian sampel pada sedimen di Muara Sungai Jeneberang
dengan parameter logam berat: raksa (Hg), seng (Zn), kadmium (Cd), dan
tembaga (Cu) pada 5 stasiun tidak ada satupun parameter yang melebihi
baku mutu logam berat pada sedimen sesuai perbandingan kadar logam
dengan baku mutu sedimen menggunakan metode Storet.

Kata Kunci: Sedimen, logam berat, Muara Sungai Jeneberang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sungai Jeneberang merupakan salah satu sungai besar di

Sulawesi Selatan yang mengalir dari Gunung Bawakaraeng (2760 m)

hingga ke Selat Makassar dan bermuara di perairan pantai. Menurut CTI

Engineering Co.Ltd,1978, hasil penelitian terhadap jumlah sedimen yang

disuplai oleh Sungai Jeneberang dan dimuntahkan ke perairan pantai


melalui dua muara sungai, yaitu muara Utara dan muara Selatan. Sekitar

60%, suplai sedimen berjumlah 600.000 m 3 dimuntahkan di muara Utara,

sedangkan 40% suplai sedimen yang berjumlah 400.000 m 3 dimuntahkan

di muara Selatan.

Berdasarkan data dari BLHD Sulsel per akhir 2013, mutu air Sungai

Jeneberang berada pada tingkat cemar berat. Parameternya mengacu

pada hasil uji TSS1, BOD2, NO2, H2S, dan CI yang berada di atas baku.

Kondisi ini diperparah dengan lahan hutan di sekitar Sungai Jeneberang

yang luasnya sekitar 2.462 hektare, tergolong kritis. Selain itu, masalah

lain yang dihadapi adalah aktivitas masyarakat di sekitar sungai yang

berakibat pada pencemaran sungai sepanjang 73 kilometer itu. Misalnya

pertanian, limbah rumah tangga, hotel, dan tempat wisata.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diteliti adalah: Bagaimana gambaran

kualitas air sungai Jeneberang ditinjau dari logam berat Hg, Zn, Cu, Cd ?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran kualitasair sungai Jeneberang ditinjau dari

logam berat Hg, Zn, Cu, Cd.

1
TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur.
2
BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri
TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran Logam Berat

Menurut Connell dan Miller (1995), logam berat adalah suatu logam

dengan berat jenis lebih besar. Logam ini memiliki karakter seperti

berkilau, lunak atau dapat ditempa, mempunyai daya hantar panas dan

listrik yang tinggi serta bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan

reaksi dengan asam. Selain itu, logam berat adalah unsur yang

mempunyai nomor atom lebih besar dari 21 dan terdapat di bagian tengah

daftar periodik.

Logam berat adalah istilah yang digunakan secara umum untuk

kelompok logam dan metaloid dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm3,

terutama pada unsur seperti Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb dan Zn. Berbeda

dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek khusus

pada makhluk hidup. Logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan

meracuni tubuh makhluk hidup, tetapi beberapa jenis logam masih

dibutuhkan oleh makhluk hidup, walaupun dalam jumlah yang sedikit

(Palar, 2008).

Pencemaran logam berat terhadap lingkungan terjadi karena adanya

proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut

dalam kegiatan manusia, dan secara sengaja maupun tidak sengaja

membuang berbagai limbah yang mengandung logam berat ke

lingkungan. Toksisitas pada spesies biota dibedakan menurut kriteria

sebagai berikut : biota air, biota darat, dan biota laboratorium. Sedangkan
toksisitas menurut lokasi dibagi menurut kondisi tempat mereka hidup,

yaitu daerah pencemaran berat, sedang, dan daerah nonpolusi. (Palar,

1994).

1. Logam Berat dalam Perairan

Banyak logam berat yang bersifat toksik maupun esensial terlarut

dalam air dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran

ini banyak berasal dari pertambangan, peleburan logam dan jenis industri

lainnya, dan juga dapat berasal dari lahan pertanian yang menggunakan

pupuk atau anti hama yang mengandung logam (Darmono, 2001).

2. Logam Berat dalam Sedimen

Menurut Widowati (2008), Sedimen berasal dari kerak bumi yang

diangkut melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat lain, baik

secara vertikal ataupun horizontal. Bahan anorganik umumnya berasal

dari pelapukan batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas :

kerikil, pasir, lumpur dan liat. halus banyak di perairan dalam atau perairan

yang relatif tenang.

Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas (NAB) Logam Berat pada Sedimen
NILAI AMBANG
NO PARAMETER BATAS (NAB)
(ppm)
1 Raksa (Hg) 0,13

2 Kadmium (Cd) 0,7


Tembaga
3 (Cu) 18,7

4 Zeng (Zn) 124


Sumber : Canadian Council of Minister of the Environment CCME, 2001
3. Logam Berat dalam Organisme Air

Organisme air sangat dipengaruhi oleh keberadaan logam berat di

dalam air, terutama pada konsentrasi yang melebihi batas normal.

Organisme air mengambil logam berat dari badan air atau sedimen dan

memekatkannya ke dalam tubuh hingga 100-1000 kali lebih besar dari

lingkungan. Akumulasi melalui proses ini disebut bioakumulasi.

Kemampuan organisme air dalam menyerap (absorpsi) dan

mengakumulasi logam berat dapat melalui beberapa cara, yaitu melalui

saluran pernapasan (insang), saluran pencernaan dan difusi permukaan

kulit (Darmono, 2001).

METODE PENELITIAN

Pada pembuatan karya ilmiah ini, metode yang digunakan dalam

pengumpulan informasi mengenai karya ilmiah ini, yaitu dari data internet

dan buku.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suhu

Hasil pengukuran pemeriksaan suhu air Muara Sungai Jeneberang pada

lokasi penelitian secara keseluruhan tidak memperlihatkan variasi yang

besar, bahkan relatif stabil yaitu berkisar antara 26°C dan 27°C suatu

kisaran suhu yang umum dijumpai didaerah tropis. Pada stasiun 1, 2 dan

3 suhu berkisar 26°C pada stasiun 4, dan 5 berkisar 27°C. Sedangkan


suhu rata-rata dari ke 5 stasiun pengambilan sampel diperoleh 26 0C. Suhu

yang diperoleh sesuai dengan temperatur normal untuk klasifikasi air

alam. Dengan suhu ini maka aktifitas-aktifitas kimiawi dan biologis dapat

berlangsung dengan baik. Peta penyebaran nilai suhu pada Muara Sungai

Jeneberang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar 1: Hasil Uji Suhu Air Muara Sungai Jeneberang

PH

Nilai hasil uji pH pada Muara Sungai Jeneberang disajikan pada

gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 2: Hasil Uji Suhu Air Muara Sungai Jeneberang


Cd

Nilai hasil uji sedimen dengan parameter Kadmium (Cd) pada

Muara Sungai Jeneberang disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3: Hasil Uji Kadmium (Cd) di Muara Sungai Jeneberang

Hasil uji pengukuran kadar logam berat pada sedimen dengan parameter

kadmium (Cd) di lima titik stasiun berkisar 0,010 – 0,275 ppm. Kadar

kadmium (Cd) terendah pada stasiun 1 yaitu 0,010 ppm dan kadar

kadmium (Cd) tertinggi pada stasiun 3 yaitu 0,275 ppm. Sedangkan kadar

Cd rata-rata dari ke 5 stasiun pengambilan sampel diperoleh 0,167 ppm.

Berdasarkan kadar logam berat kadmium pada sedimen dari kelima titik

pengukuran tidak ada yang melebihi baku mutu kadmium di sedimen

sesuai standar baku mutu Canadian Council of Minister of the

Environment (CCME, 2001).

Tembaga (Cu)

Nilai hasil uji sedimen dengan parameter tembaga (Cu) pada Muara

Sungai Jeneberang disajikan pada gambar 4.7 di bawah ini.


Gambar 4: Hasil Uji Tembaga (Cu) di Muara Sungai Jeneberang

Hasil uji pengukuran kadar logam berat pada sedimen dengan parameter

tembaga (Cu) di lima titik stasiun berkisar 2,114 – 2,849 ppm. Kadar

tembaga (Cu) terendah pada stasiun 4 yaitu 2,114 ppm dan kadar

tembaga (Cu) tertinggi pada stasiun 3 yaitu 2,849 ppm. Sedangkan kadar

Cu rata-rata dari ke 5 stasiun pengambilan sampel diperoleh 2,543 ppm.

Dari hasil yang didapatkan dari kelima stasiun tersebut terlihat bahwa

logam berat tembaga masih jauh di bawah baku mutu yang ditetapkan

sesuai standar baku mutu Canadian Council of Minister of the

Environment (CCME, 2001).

Zink (Zn)

Nilai hasil uji sedimen dengan parameter seng (Zn) pada Muara

Sungai Jeneberang disajikan pada gambar di bawah ini.


Gambar 5: Hasil Uji Seng (Zn) di Muara Sungai Jeneberang

Hasil uji pengukuran kadar logam berat pada sedimen dengan parameter

seng (Zn) di lima titik stasiun berkisar 0,496 – 3,125 ppm. Kadar seng (Zn)

terendah pada stasiun 1 yaitu 0,496 ppm dan kadar seng (Zn) tertinggi

pada stasiun 2 yaitu 3,125 ppm. Sedangkan kadar Zn rata-rata dari ke 5

stasiun pengambilan sampel diperoleh 1,802 ppm. Dari kelima stasiun

pengukuran masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan sesuai standar

baku mutu Canadian Council of Minister of the Environment (CCME,

2001).

Raksa (Hg)

Nilai hasil uji parameter logam berat raksa (Hg) pada sedimen di

Muara Sungai Jeneberang, disajikan pada Gambar di bawah ini :

Gambar 6: Hasil Uji logam berat Hg pada sedimen di Muara Sungai

Jeneberang

Hasil uji pengukuran kadar logam berat pada sedimen dengan parameter

raksa (Hg) di lima titik stasiun berkisar 0,070 – 0,091 ppm. Kadar raksa

(Hg) terendah pada stasiun 3 yaitu 0,070 ppm dan kadar raksa (Hg)
tertinggi pada stasiun 5 yaitu 0,091 ppm. Sedangkan kadar Hg rata-rata

dari ke 5 stasiun pengambilan sampel diperoleh 0,094 ppm. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar logam berat merkuri pada sedimen di kelima

titik sampel masih di bawah baku mutu sesuai standar baku mutu

Canadian Council of Minister of the Environment (CCME, 2001).

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan

analisis kadar logam berat di Muara Sungai Jeneberang adalah sebagai

berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis pengujian sampel pada sedimen di Muara

Sungai Jeneberang dengan parameter logam berat: raksa (Hg), seng

(Zn), kadmium (Cd), dan tembaga (Cu) pada 5 stasiun tidak ada

satupun parameter yang melebihi baku mutu logam berat pada

sedimen sesuai standar baku mutu yang ditetapkan Canadian Council

of Minister of the Environment.

2. Dari hasil kadar keempat logam berat Hg, Zn, Cu, dan Cd pada

sedimen di Muara Sungai Jeneberang tingkat pencemaran sedimen

dengan analisis metode storet menghasilkan nilai 0 yang berarti tidak

tercemar. Namun perlu perhatian masyarakat menjaga agar tidak

terjadi peningkatan kadar logam di sekitar muara sungai dengan tidak

membuang limbah ke badan air.


DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D. G. 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut


Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan. Institut Pertanian Bogor.

Connel, D.W and. G. J. Miller. 1995. Chemistry and Ecotoxicology of


Pollution. 520 p.

Darmono. 1999. Kadmium (cd) dalam lingkungan dan pengaruhnya


terhadap kesehatan dan produktivitas ternak. Wartazoa vol 8 no.1 th.
1999.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya


dengan

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit


Universitas Indonesia, Jakarta.

Darmono. 2008. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya


dengan Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksiklogi Logam Berat. Rineke Cipta,


Jakarta. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.
Rineka

Wiyanto, K. 1992. Krom dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit


Universitas Indonesia, Jakarta.

Soemarto, C. D., 1995. Hidrologi Teknik Edisi ke-2. Erlangga, Jakarta.

Widowati, W., dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Penerbit Andi. Hal. 109-110,
119-120, 125-126 : Yogyakarta.
Pickard, G. L. 1967. Descriptive Physican Oceanography Second Edition.
Massachussets : Jones and Bartelett Publisher.

Anda mungkin juga menyukai