Abstract: A research has been done to determine the quantitative of mercury (Hg), lead (Pb),
and cadmium (Cd) in meat of crab which was taken from TPI Gabion Belawan. The
determination of the metals was done by qualitative and quantitative methods. Qualitative
analysis by using Na2S 10% b/v and dithizone 0,005% b/v reagent at the diffrent pH. The
reaction with Na2S 10% b/v reagent will occur turbidity to the metals, where as with the
dithizone 0,005% b/v reagent for Hg is not give a change of colour chinese red at pH 4,5, for Pb
is give a bright red colour at pH 8,5 and for Cd is give a pink colour at pH 6,5. Quantitative
analysis of the metals was done by using Atomic Absorbtion Spectroscopy method. The mercury
was analyzed by Flameless Atomic Absorbtion Spectroscopy method at 253,d nm is while lead
and cadmium by flame Atomic Absorbtion Spectroscopy at 283,3 nm for lead and at 228,8 nm
for cadmium. From the analysis results which obtained the concentration of mercury was not
detected by appliance, for lead were 1,5084 mg/kg, and cadmium 0,2144 mg/kg. The
concentration of the mercury and lead was result from the experiment still under maximum
concentration which was specified by Ditjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 were 0,5 mg/kg
for the mercury and 2,0 mg/kg for the lead, but cadmium was passed maximum concentration
which was specied were 0,2 mg/kg.
Keyword: mercury, lead, cadmium
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara39
Karangan Asli
kebutuhan hidupnya. Kecendrungan menjadi salah satu sumber makanan laut yang
pembangunan pabrik-pabrik di sepanjang beredar di Medan dan sekitarnya.
Daerah Aliran Sungai (DAS) di mana hampir Rajungan adalah biota laut yang hidupnya
secara keseluruhan pabrik-pabrik tersebut berada di dasar laut yang berlumpur di mana
membuang limbahnya ke sungai yang pada malam hari ia akan berenang ke
bermuara di laut, hal ini telah menimbulkan permukaan air untuk mencari makanan. Hal
kekhawatiran yang sangat besar akan ini memungkinkan biota laut ini
terjadinya suatu perubahan nilai dari perairan terkontaminasi oleh logam berat, dari air laut
tersebut, baik kualitas maupun kuantitasnya maupun melalui makanan. Rajungan yang
sehingga dapat dianggap terjadi pencemaran berada di pasaran Kota Medan dan sekitarnya
air laut. Pencemaran air laut ini berdampak sebagian berasal dari perairan Pelabuhan
sangat serius bagi manusia terutama yang Belawan di mana kawasan perairan ini
mengkonsumsi biota laut yang berasal dari menurut laporan PT (Persero) Pelindo I di
1
kawasan perairan yang tercemar. atas telah tercemar oleh logam berat.
Banyak laporan yang memberikan fakta Adanya pencemaran perairan Pelabuhan
betapa berbahayanya pencemaran lingkungan Belawan dan juga lumpurnya yang merupakan
terutama oleh logam berat pada kawasan ekosistem rajungan yang di konsumsi oleh
perairan, baik akibat penggunaan airnya untuk masyarakat Kota Medan dan sekitarnya
kebutuhan sehari-hari maupun konsumsi biota menimbulkan keinginan penulis untuk
laut yang hidup di perairan tercemar tersebut. memeriksa kandungan logam berat pada
Kasus yang dilaporkan pertama kali di Jepang, rajungan. Biasanya kandungan logam berat
timbulnya penyakit itai-itai (1974) dan dalam biota air ini akan selalu bertambah dari
minimata (1956) yang oleh pemerintah waktu ke waktu karena sifat logam berat yang
Jepang kemudian secara resmi menyatakan bioakumulatif sehingga dapat digunakan
bahwa kadmium sebagai penyebab penyakit sebagai indikator terhadap pencemaran logam
itai-itai dan merkuri sebagai penyebab dalam lingkungannya.
2
penyakit Minimata. Di daerah perairan Pada pemeriksaan ini sampel yang dipilih
Pelabuhan Belawan yang merupakan pertemuan adalah rajungan, karena merupakan salah satu
Sungai Deli dan Sungai Belawan, menurut jenis biota laut yang menjadi hasil tangkapan
laporan PT (Persero) Pelindo I tahun 2004, laut di perairan Pelabuhan Belawan yang
kualitas air lautnya telah mengalami banyak dikonsumsi oleh masyarakat Kota
pencemaran oleh logam timbal, kadmium, Medan. Logam berat yang dipilih untuk
kromium, merkuri, selenium, seng, timah, pemeriksaan adalah Merkuri (Hg), Timbal
perak, arsen, nikel, dan tembaga. Demikian (Pb) dan Kadmium (Cd), karena ke tiga logam
juga hasil analisa parameter lumpurnya juga ini memiliki toksisitas yang sangat tinggi dan
menunjukkan kandungan logam berat seperti banyak dihasilkan sebagai limbah industri yang
kadmium, kromium, timbal, merkuri, seng, berada di sepanjang DAS Sungai Deli dan
tembaga, arsen, dan nikel. Prediksi keberadaan Sungai Belawan yang bermuara pada perairan
logam berat ini adalah akibat pembuangan Pelabuhan Belawan. Dalam Surat Keputusan
limbah dari industri yang banyak berdiri di Ditjend POM No.03725/B/SK/VII/1989
sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) disebutkan bahwa batas maksimum cemaran
Sungai Deli dan Sungai Belawan. Limbah juga logam merkuri yang masih diperbolehkan
dapat berasal dari industri serta kegiatan di dalam makanan hasil laut adalah sebesar 0,5
Pelabuhan Belawan sendiri. mg/kg, logam timbal sebesar 2,0 mg/kg
Menghadapi kenyataan di atas, tidak sedangkan logam kadmium sebesar 0,2
3
berlebihan timbul kekhawatiran bahwa mg/kg.
pencemaran di kawasan DAS Sungai Deli dan Untuk pemeriksaan logam secara
Sungai Belawan serta perairan Pelabuhan kuantitatif dilakukan dengan metode
Belawan akan berpengaruh pula pada Spektrofotometri Serapan Atom karena
kesehatan masyarakat yang tinggal di kawasan metode ini tidak memerlukan pemisahan
ini. Hal ini mengingat bahwa selain unsur-unsur logam dalam cuplikan dan cocok
penggunaan air sungai untuk kebutuhan untuk pengukuran sampel dengan konsentrasi
4
sehari-hari, hasil tangkapan biota lautnya juga yang rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Larutan Asam Nitrat 10% V/V. Larutan
mengetahui kandungan logam merkuri (Hg), Asam Nitrat 65% sebanyak 10 ml diencerkan
Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam daging dengan air suling hingga 100 ml.
rajungan segar yang berasal dari perairan
pelabuhan Belawan dan membandingkannya Larutan Asam Nitrat 5N. Larutan HNO3
dengan batas maksimum cemaran logam 65% sebanyak 346 ml diencerkan dengan air
dalam makanan yang ditetapkan oleh Ditjen suling hingga 1000 ml.
POM dalam surat Keputusan Ditjen POM
No. 03725/B/SK/VII/1989. Larutan Dithizon 0.005% B/V. Dithizon
98% sebanyak 5 mg ditimbang dan dilarutkan
METODOLOGI PENELITIAN dalam 100 ml kloroform.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Badan Larutan Hidroksilamin Hidroklorida 10 %
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah B/V. Hidroksilamin Hidroklorida 99%
Propinsi Sumatera Utara, Laboratorium sebanyak 10 g dilarutkan dalam 100 ml air.
Lingkungan, Jalan H. M. Said No 25 Medan.
Larutan Kalium Permanganat 5% B/V.
Bahan Kalium Permanganat 99,5% sebanyak 5 g
Semua bahan yang digunakan dalam dilarutkan dalam 100 ml air.
penelitian ini, kecuali dinyatakan lain adalah
berkualitas pro analisis keluaran PT. E. Merck Larutan Natrium Sulfida 10% B/V. Natrium
yaitu amonium hidroksida, asam nitrat, asam Sulfida 35% sebanyak 10 g dilarutkan dalam
sulfat, ditizon, hidroksilamin hidroklorida, 100 ml air suling.
natrium sulfida, kalium permanganat,
kloroform, kristal kalium sianida, timah Larutan Stano Klorida 10 % B/V. Stano
klorida, larutan standar merkuri, larutan Klorida 98% sebanyak 10 g dilarutkan dalam
standar timbal,dan larutan standar kadmium, 20 ml asam klorida 37% dan air secukupnya
air suling (Laboratorium Bapedalda). Sampel hingga 100 ml.
yang diperiksa dalam penelitian ini adalah
daging Rajungan (Portunus pelagicus) segar Prosedur Pengambilan Sampel
yang berasal dari tempat Pelelangan Ikan Sampel rajungan yang akan diperiksa
(TPI) Gabion. diambil dari tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Gabion Belawan dengan metode sampling
Alat purfosif yaitu sampel diambil secara acak
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian (random) dari populasinya dan dianggap
ini adalah Neraca Analitik (Shimadzu AW- sebagai sampel yang representatif dan
220), Tanur (Sibata Acs-AN), Hot Plate (Lab memiliki sangkut paut yang erat dengan ciri-
Companion HP-3000), Spektrofotometer ciri dan sifat-sifat populasi yang sudah
7
Serapan Atom (Shimadzu AA-6200) yang diketahui sebelumnya .
dilengkapi dengan komputer, Mercury
Vaporise Unit (MVU) (Shimadzu A-1), Penyiapan Sampel
Blender (Philips Cucina HR-1799) dan Sampel dicuci bersih, lalu diambil isi
peralatan gelas lain yang digunakan dalam bagian dalamnya. Isi bagian dalam ini
laboratorium. dihaluskan dengan blender. Sampel yang telah
halus dimasukkan ke dalam beaker gelas dan
PROSEDUR sampel siap untuk ditimbang.
5,6
Pembuatan Pereaksi
Larutan Amonium Hidroksida 1N. Sebanyak Proses Destruksi
7,48 ml Amonium Hidroksida 25% dilarutkan Proses Destruksi untuk Analisis Merkuri
dalam air suling hingga 100ml. Prosedur yang digunakan dalam destruksi
sampel diambil dari laboratorium Bapedalda
Provinsi Sumatera Utara, yaitu: Sampel yang
telah halus ditimbang seksama 25 g, dimasukkan
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara41
Karangan Asli
ke dalam labu alas bulat 500 ml, lalu dimasukkan dikocok dan diamati. Bila terjadi
9
magnetic bar ke dalam labu. Ditambahkan kekeruhan larutan ini mengandung logam.
berturut-turut 10 ml HNO3 65%, 10 ml HClO4 b. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml
70-72%, 25 ml H2SO4 95-97% secara perlahan sampel, atur pH = 4,5 dengan
melalui dinding labu dan 5 ml akuades. penambahan ammonium hidroksida 1N,
Kemudian labu dihubungkan dengan pendingin. ditambahkan 5 ml larutan ditizon 0,005%
Setelah itu, dipanaskan diatas hot plate pada b/v, dikocok kuat selama 1 menit,
o
suhu 100 C selama 2 jam, kemudian dibiarkan dibiarkan kedua lapisan yang terbentuk
labu menjadi dingin pada suhu kamar. Hasil memisah, bila lapisan ditizon bewarna
destruksi dipindahkan ke dalam labu ukuran 250 merah jingga berarti sampel mengandung
9
ml, bilas labu dengan air suling sebanyak 3 kali merkuri.
dan dijadikan satu dengan larutan sebelumnya.
Larutan hasil destruksi diencerkan dengan Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium
akuades sampai garis tanda, lalu disaring dengan a. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml
sampel, ditambahkan 1ml Na2S 10% b/v,
membuang 10 tetes pertama hasil penyaringan
dikocok dan diamati. Bila terjadi
untuk menjenuhkan kertas saring. Larutan hasil 9
kekeruhan larutan ini mengandung logam.
penyaringan selanjutnya digunakan untuk analisis
b. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml
kualitatif dan analisis kuantitatif logam merkuri.
sampel, atur pH = 6,5 dengan
penambahan amonium hidroksida 1N,
Proses Destruksi untuk Analisis Timbal dan ditambahkan 5 ml larutan ditizon 0,005%
Kadmium b/v, dikocok kuat, dibiarkan kedua lapisan
Sampel yang telah halus ditimbang yang terbentuk memisah, bila lapisan
seksama 25 g dalam cawan porselen, ditizon bewarna merah muda berarti
kemudian sampel diarangkan diatas hot plate, sampel mengandung kadmium.
9
lalu dimasukkan ke dalam tanur. Suhu tanur c. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml
o
diatur 250 C, lalu perlahan-lahan suhunya sampel, atur pH = 8,5 dengan
o
dinaikkan menjadi 350 C dengan setiap penambahan ammonium hidroksida 1N,
o
kenaikan 50 C. Suhu dinaikkan menjadi dimasukkan kristal kalium sianida,
o o
500 C dengan setiap kenaikkan 75 C setelah ditambahkan 5 ml larutan ditizon 0,005%
itu sampel diabukan selama 16 jam. Tanur b/v, dikocok kuat, dibiarkan kedua lapisan
dimatikan, dibiarkan menjadi dingin selama yang terbentuk memisah, bila lapisan
30 menit, Cawan porselen dikeluarkan dari ditizon berwarna merah tua berarti sampel
9
dalam tanur dan dibiarkan menjadi dingin mengandung timbal.
dalam deksikator. Abu dilarutkan dalam 5 ml
HNO3 5N kemudian dikeringkan di atas hot Analisa Kuantitatif
plate. Pada residu ditambahkan lagi 5 ml Analisa kuantitatif dilakukan dengan
HNO3 5N dan dilarutkan. Residu yang telah metode Spektrofotometri Serapan Atom.
larut dimasukkan dalam labu ukur 50 ml. Untuk logam merkuri kepekaan alat minimal
Pencucian residu diulangi dengan air suling 0,001 mcg/1, timbal 0,010 mcg/ml dan
sebanyak 3 kali dan dijadikan satu dengan kadmium 0,004 mcg/ml.
larutan sebelumnya, diencerkan sampai garis
tanda dengan air suling. Kemudian larutan Pembuatan Kurva Kalibrasi
disaring, dengan membuang 10 tetes larutan 1. Logam Merkuri
pertama hasil penyaringan untuk Larutan Standar Merkuri
menjenuhkan kertas saring. Larutan hasil Dari larutan standar merkuri dengan
penyaringan selanjutnya digunakan untuk konsentrasi 1000 mcg/ml dipipet sebanyak 10
analisis kualitatif dan kuantitatif logam timbal ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
8 dan ditepatkan sampai garis tanda dengan
dan kadmium.
larutan HNO3 10% V/V. Dikocok homogen
sehingga diperoleh larutan merkuri dengan
Analisis Kualitatif
konsentrasi 100 mcg/ml.
Analisis Kualitatif Merkuri
Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan
a. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml
Standar Merkuri
sampel, ditambahkan 1 ml Na2S 10% b/v,
Larutan kerja untuk pembuatan kurva ditepatkan sampai garis tanda dengan air
kalibrasi logam merkuri dibuat dengan suling (Konsentrasi 10 mcg/ml).
memipet 0,0 ml; 0,25 ml; 0,50 ml; 0,75 ml;
1,00 ml; 1,25 ml larutan induk 100 mcg/ml Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan
lalu masing-masing dimasukkan ke dalam labu Standar Kadmium
ukur 100 ml. Kemudian ditambahkan 50 ml Larutan kerja untuk pembuatan kurva
akuades bebas merkuri, ditambah 20 ml kalibrasi logam timbal dibuat dengan memipet
H2SO4 95-97% dan 20 ml KMnO4 5% b/v. 0,0 ml; 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml dan 2,5
Setelah itu ditambahkan hidroksilamin ml larutan baku 10 mcg/ml, dimasukkan ke
hidroklorida 10% tetes demi tetes hingga dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan 10 ml
warna ungu dari permanganat hilang. Larutan HNO3 5N, ditepatkan dengan air suling
ditepatkan sampai garis tanda dengan air sampai garis tanda (larutan kerja ini
suling, lalu dikocok hingga homogen (larutan mengandung 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5
kerja ini mengandung 0; 0,25; 0,50; 0,75; mcg/ml kadmium). Kemudian masing-masing
1,00; 1,25 mcg/ml merkuri). Kemudian larutan diukur pada panjang gelombang 228,8
masing-masing larutan diukur serapannya nm dengan Spektrofotometri Serapan Atom.
pada panjang gelombang 253,6 nm dengan Masing-masing larutan kerja dari ke tiga
Spektrofotometri Serapan Atom. logam yakni merkuri, timbal dan kadmium
diukur sebanyak 3 kali. Lalu dibuat kurva
2. Logam Timbal kalibrasi (absorbansi versuskonsentrasi) untuk
Larutan Standar Timbal larutan standar dari ketiga logam.
Larutan standar timbal (1000 mcg/ml)
dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam ANALISIS LOGAM DALAM SAMPEL
labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 1. Logam Merkuri
ml HNO3 5N, ditepatkan sampai garis tanda Larutan sampel yang berasal dari hasil
dengan air suling (Konsentrasi 100 mcg/ml) destruksi daging rajungan dimasukkan dalam
tabung tertutup pada MVU yang dilengkapi
Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan penghisap, kemudian ditambahkan 5 ml SnCl2
Standar Timbal 10% b/v dan diukur serapannya dengan
Larutan kerja untuk pembuatan kurva Spektrofotometri Serapan Atom tanpa nyala
kalibrasi logam timbal dibuat dengan memipet pada panjang gelombang 253,6 nm.
0,0 ml; 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml dan 2,5 Konsentrasi merkuri dalam sampel ditentukan
ml larutan baku 100 mcg/ml, dimasukkan ke berdasarkan persamaan garis regresi linier dari
dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan 10 ml kurva kalibrasi. Kadar merkuri sebenarnya
HNO3 5N, ditepatkan dengan air suling dapat dihitung dari konsentrasi tersebut,
sampai garis tanda (larutan kerja ini menurut rumus di bawah ini:
mengandung 0,0; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0
mcg/ml timbal). Kemudian masing-masing Kadar merkuri (mg / kg) =
larutan diukur serapannya pada panjang Konsentrasi merkuri ( mg / ml)
x Volume laru tan sampel (ml)
gelombang 283,3 nm dengan Spektrofotometri Berat sampel ( kg)
Serapan Atom.
2. Logam Timbal
3. Logam Kadmium Larutan sampel yang berasal dari hasil
Larutan Standar Kadmium destruksi daging rajungan diukur
Larutan standar kadmium (1000 mcg/ml) absorbansinya dengan Spektrofotometri
dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam Serapa Atom pada panjang gelombang 283,3
labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 nm. Konsentrasi timbal dalam sampel
ml HNO3 5N, ditepatkan sampai garis tanda ditentukan berdasarkan persamaan garis
dengan air suling (Konsentrasi 100 mcg/ml). regresi linier dari kurva kalibrasi. Kadar timbal
Dari larutan tersebut dipipet sebanyak 10 ml, sebenarnya dapat dihitung dari konsentrasi
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tersebut, menurut rumus:
kemudian ditambahkan 10 ml HNO3 10%
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara43
Karangan Asli
Tabel 2.
Hasil analisa kualitatif logam merkuri, timbal, dan kadmium dengan pereaksi Na2S 10% B/V
Warna Larutan Sampel
Logam Yang
No Kesimpulan
Dianalisis Sebelum Penambahan Setelah Penambahan
Na2S 10% b/v Na2S 10% b/v
1 Merkuri Jernih Kuning Lemah Kuning Keruh +
2 Timbal Jernih Kuning Lemah Kuning Keruh +
3 Kadmium Jernih Kuning Lemah Kuning Keruh +
Keterangan : + = Larutan sampel mengandung logam
Tabel 3.
Hasil analisis kualitatif logam merkuri, timbal, dan kadmium dengan pereaksi ditizon 0,005% b/v
Warna Larutan Sampel
Logam Yang
No. Dianalisis pH Sebelum Setelah Kesimpulan
Penambahan Ditizon Penambahan Ditizon
0,005% b/v 0,005% b/v
1 Merkuri 4.5 Jernih Kuning Lemah Jernih Kuning Lemah -
2 Timbal 6.5 Jernih Kuning Lemah Merah Muda +
3 Kadmium 8.5 Jernih Kuning Lemah Merah Tua +
Keterangan: + = Mengandung logam dimaksud
- = Tidak terdeteksi logam dimaksud
Analisis Kualitatif
Kurva Kalibrasi Logam Merkuri
Kurva-kalibrasi logam merkuri dari Berdasarkan kurva kalibrsi di atas
pengukuran absorbansi larutan standar diperoleh persamaan garis regresi yang linier
merkuri dalam berbagai konsentrasi dapat yaitu Y = 0,0091X + 00005 dengan nilai r
dilihat pada gambar berikut: (koefisien korelasi) sebesar 0,9997. Nilai
koefisien korelasi ini menunjukkan adanya
korelasi positif antara konsentrasi dengan
absorbansi yang berarti meningkatnya
konsentrasi berbanding lurus dengan nilai
absorbansi.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara45
Karangan Asli
Berdasarkan kurva kalibrasi di atas diperoleh makanan yang diperbolehkan dalam Surat
persamaan garis regresi yang linier yaitu Y = Keputusan Ditjend POM No. 03725/B/SK/
0,1262X + 0,0001 dengan nilai r (koefisien VII/1989 untuk merkuri dan timbal masih
korelsi) sebesar 0,9998. Nilai koefisien berada di bawah kadar maksimum yang
korelasi ini menunjukkan adanya korelasi diperbolehkan, sedangkan untuk kadmium
positif antara konsentrasi dengan absorbansi kadarnya berada di atas batas kadar
yang berarti meningkatnya konsentrasi maksimum yang diperbolehkan, yaitu merkuri
berbanding lurus dengan nilai absorbansi. 0,5 mg/kg, logam timbal sebesar 2,0 mg/kg
sedangkan logam kadmium sebesar 0,2 mg/kg.
Perhitungan Kadar Logam Merkuri, Timbal Adanya cemaran logam berat ini pada
dan Kadmium dalam Sampel bahan makanan yang berasal dari perairan di
Hasil analisis kadar merkuri, timbal dan sekitar Pelabuhan Belawan membuktikan
kadmium dalam sampel dapat dilihat pada bahwa memang telah terjadi pencemaran di
Tabel 3. Kadar rata-rata ketiga logam perairan tersebut dan ini mungkin disebabkan
merupakan hasil uji Q dari tiga kali perlakuan oleh polutan yang merupakan limbah dari
sampel. industri yang berada disekitar Pelabuhan
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kadar Belawan, industri yang beroperasi di sepanjang
logam timbal paling tinggi diantara ketiga Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Deli dan
logam yang diperiksa menyusul kadar logam Sungai Belawan yang bermuara di perairan
kadmium sedangkan logam merkuri tidak Belawan. Hal ini sesuai dengan laporan hasil
terdeteksi oleh alat. pemantauan yang dilakukan PT (Persero)
Kadar yang diperoleh ini berdasarkan Pelindo I tahun 2004.
batas kadar maksimum cemaran logam dalam
Tabel 3.
Hasil analisa merkuri, timbal dan kadmium dalam daging rajungan
1. Merkuri (Hg)
No Konsentrasi Kadar
Berat Sampel (g) Absorbansi Q Kadar Rata-rata
(mcg/ml) (mg/kg)
1 25,0122 - 0,0002 tt tt
2 25,0127 - 0,0003 tt tt tt tt
3 25,0124 - 0,0000 tt tt
Keterangan : tt = tidak terdetesi oleh alat
2. Timbal (Pb)
No Konsentrasi Kadar
Berat Sampel (g) Absorbansi Q Kadar Rata-rata
(mcg/ml) (mg/kg)
1 25,0127 - 0,0072 0,7363 1,4718
2 25,0131 - 0,0076 0,7802 1,5596 0,75 1,5084
3 25,0129 - 0,0073 0,7473 1,4937
3. Kadmium (Cd)
No Konsentrasi Kadar
Berat Sampel (g) Absorbansi Q Kadar Rata-rata
(mcg/ml) (mg/kg)
1 25,0131 - 0,0134 0,1054 0,2107
2 25,0135 - 0,0136 0,1070 0,2138 0,60 0,2144
3 25,0138 - 0,0139 0,1094 0,2186
Kadar rata-rata ketiga logam tersebut dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4.
Kadar rata-rata logam merkuri, timbal dan kadmium dalam sampel
Kadar Maksimum yang Diizinkan
No. Nama Logam Kadar Rata-Rata (mg/kg)
Ditjen POM (mg/kg)
1 Merkuri tt 0,5
2 Timbal 1,5084 2,0
3 Kadmium 0,2144 0,2
Keterangan: tt = tidak terdeteksi oleh alat
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara47