PENENTUAN KADAR LOGAM TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) PADA SUMBER AIR DI
KAWASAN GUNUNG SALAK KABUPATEN SUKABUMI DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
Lisna Dewi, Ginayanti Hadisoebroto, Khoirul Anwar
Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Al-Ghifari
ABSTRAK
Air adalah bagian terbesar penyusun tubuh makhluk hidup. Tubuh mengandung air lebih dari 60%. Sumber air
dari alam terkadang dicemari oleh sampah, limbah dan logam berat yang berasal dari kegiatan pertanian,
perindustrian dan pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam timbal (Pb) dan
tembaga (Cu) pada sumber air di kawasan Gunung Salak dari hulu sampai ke hilir dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Penetapan kadar logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) dilakukan
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang λspesifik 283,3 nm untuk logam
timbal (Pb) dan λspesifik 324,8 nm untuk logam tembaga (Cu). Pengambilan sampel pada satu titik yaitu di tepi
sungai, sampel diambil pada 10 lokasi dengan jarak ±500 m antar lokasi sehingga terdapat 10 titik. Setiap titik
lokasi pengambilan sampel dicatat koordinatnya menggunakan Global Possitioning System. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa kadar tertinggi logam timbal (Pb) adalah 0,202 mg/L pada titik koordinat 6º48´49.8"S 106º45
´12.9"E, kadar tersebut melewati batas maksimum yang diperbolehkan sebesar 0,03 mg/L berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001, Sedangkan kadar tertinggi logam tembaga (Cu) adalah 0,018 mg/L pada titik
koordinat 6º46´34.9"S 106º44´07.6"E, kadar tersebut tidak melewati batas maksimum yang diperbolehkan sebesar
0,02 mg/L. Hasil verifikasi metode menunjukkan bahwa uji linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ semua
memenuhi syarat.
Kata kunci : Air, Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Spektrofotometri Serapan Atom
ABSTRACT
Water is the largest part of the body of living things. The body contains more than 60% water. Natural water
sources are sometimes polluted by garbage, waste and heavy metals from agricultural, industrial and mining
activities. This study aims to determine the content of lead (Pb) and copper (Cu) in water sources in the Mount
Salak area from upstream to downstream using the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method.
Determination of lead (Pb) and copper (Cu) levels was carried out using an Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) at a specific wavelength of 283.3 nm for lead metal (Pb) and 324.8 nm for specific λ for
copper metal (Cu). Taking samples at one point, namely on the river bank, samples were taken at 10 locations
with a distance of ± 500 m between locations so that there were 10 points. The coordinates of each sampling point
were recorded using the Global Possitioning System. The results showed that the highest level of lead metal (Pb)
was 0.202 mg/ L at the coordinate point of 6º48´49.8 "S 106º45´12.9" E, this level exceeded the maximum
allowable limit of 0.03 mg/L based on Government Regulation No. 82 of 2001, while the highest level of copper
metal (Cu) was 0.018 mg /L at the coordinate point 6º46´34.9 "S 106º44´07.6" E, the level did not exceed the
maximum allowable limit of 0.02 mg/L. The results of the method verification show that the linearity, accuracy,
precision, LOD and LOQ tests all meet the requirements.
16
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
takar 25 mL, lalu diencerkan dengan aquadest uji yang digunakan dalam pengujian cemaran logam
sampai garis batas dan dihomogenkan. dalam sumber air di kawasan Gunung Salak
Kabupaten Sukabumi apakah mempunyai kesesuaian
Pembuatan Kurva Standar Tembaga (Cu) dalam penggunaannya yang dimaksud atau belum
Larutan blanko (0,0) mg/L diukur mempunyai kesesuaian. Adapun parameter verifikasi
absorbansinya dengan menggunakan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah
spektrofotometri serapan atom pada λspesifik linieritas, presisi (keseksamaan), akurasi (kecermatan),
324,8 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. batas deteksi (Limit Of Detection/LOD) dan batas
Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri kuantifikasi (Limit Of Quantification/LOQ).
standar tembaga (Cu) 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1; dan
1,2 ppm. Uji Linearitas
Pembuatan Larutan Standar Timbal (Pb) 100 Penentuan linearitas dilakukan dengan larutan
ppm deret standar yang telah dibuat dengan konsentrasi 0;
0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1: dan 1,2 ppm diukur menggunakan
Sebanyak 10 mL larutan standar timbal Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λspesifik
(Pb) 100 ppm dimasukkan ke dalam labu takar 324,8 nm untuk logam tembaga (Cu) dan λspesifik
100 mL kemudian diencerkan dengan aquadest 283,3 nm untuk logam timbal (Pb). Sehingga
sampai garis batas dan dihomogenkan. diperoleh kurva standar (absorbansi terhadap
konsentrasi) dan persamaan regresi yang dinyatakan
Pembuatan Larutan Standar Timbal (Pb) 10 dengan y = ax + b.
ppm
Sebanyak 10 mL larutan standar timbal Keterangan : y = absorbansi larutan standar a =
(Pb) 10 ppm dimasukkan ke dalam labu takar kemiringan (slope) x = konsentrasi sampel b = titik potong
100 mL kemudian diencerkan dengan aquadest pada sumbu y (intercept) Uji linearitas dikatakan baik jika
sampai garis batas dan dihomogenkan. nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh mendekati 1.
Keterangan :
Q = Limit deteksi atau limit kuantitasi
SD = Standar deviasi
SI = Kemiringan kurva linear (slope)
K = Tetapan (3,3 untuk LOD dan 10 untuk LOQ)
1 6º45´11.5"S 106º43´25.9"E
2 6º45´25.0"S 106º43´38.5"E
3 6º45´52.4"S 106º43´37.3"E
4 6º46´34.9"S 106º44´07.6"E
5 6º47´16.9"S 106º44´21.9"E
18
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.2 15-24 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
0,2 R² = 0.9985
0
0 0,5 1 1,5
Konsentrasi (ppm)
19
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.2 15-24 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
0,0042
Kurva Standar Timbal (Pb)
2 0,01 0,040 0,040 ± 0,008
0,0005
0,03
Absorbansi y = 0.0208x + 0.0012 3 0,011 0,050 0,050 ± 0,010
0,025
R² = 0.9936 0,0021
0,02
0,015 4 0,018 0,091 0,091 ± 0,018
0,01 0,0020
0,005 5 0,011 0,050 0,050 ± 0,01
0 0,0027
0,0 0,5 1,0 1,5 6 0,011 0,050 0,050 ± 0,010
0,0040
Konsentrasi (ppm)
7 0,012 0,053 0,053 ± 0,010
0,0013
Gambar 3 : Grafik Kurva Standar Timbal 8 0,010 0,042 0,042 ± 0,008
(Pb) 0,0011
9 0,014 0,063 0,063 ± 0,012
Tabel 4. Hasil Kurva Standar Timbal (Pb) 0,0009
Kons. Ratarata 10 0,009 0,034 0,034 ± 0,006
No A1 A2 A3
(ppm) 0,0009
1 0 0,0011 0,0003 0,0010 0,0001 Ket : Konsentrasi sampel yang sebenarnya
diperoleh dari perhitungan sebelum air didistruksi
2 0,2 0,0066 0,0058 0,0049 0,0058
Berdasarkan hasil Tabel 5 di atas,
3 0,4 0,0105 0,0101 0,0087 0,0098
didapatkan konsentrasi tembaga (Cu) pada
4 0,6 0,0141 0,0142 0,0137 0,0140 sampel. Dengan konsentrasi tembaga (Cu)
5 0,8 0,0186 0,0192 0,0184 0,0187 tertinggi pada sampel 4 sebesar 0,018 mg/L.
6 1 0,0219 0,0210 0,0215 0,0215 Untuk logam tembaga (Cu)
7 1,2 0,0254 0,0251 0,0257 0,0254 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 telah melewati ambang batas
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat maksimum apabila lebih dari 0,02 mg/L.
bahwa kurva kalibrasi dengan persamaan Dari hasil data yang diperoleh pada 10 titik
regresi untuk absorbansi standar timbal (Pb) pengambilan sampel, kadar logam tembaga
pada konsentrasi 0 ; 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1 (Cu) tidak melewati batas maksimum yang
dan diperbolehkan. Konsentrasi tembaga (Cu)
1,2 ppm. sebesar y = 0.0208x + 0.0012 tertinggi pada sampel 4 sebesar 0,018 mg/L
dengan nilai koefisien korelasi sebesar kemungkinan disebabkan oleh tercemarnya
0,9936. Nilai (r) ini mendekati angka 1 yang lokasi pengambilan sampel dari aktivitas
menunjukkan bahwa peramaan regresi yang dilakukan oleh manusia yang
tersebut linier. menghasilkan limbah-limbah yang
Hasil Penentuan Kadar Logam Tembaga mengandung cat dan berbahan metal serta
(Cu) dengan Spektrofotometri Serapan dari korosi pipa-pipa air, aktivitas pertanian
Atom (SSA) dan perkebunan dalam menggunakan pupuk
atau pestisida yang berlebih dan adanya
Penentuan kadar logam tembaga (Cu) aktivitas penambangan pasir di dekat titik
pada sampel dengan Spektrofotometri koordinat nomor 4.
Serapan Atom (SSA) didapatkan hasil
sebagai berikut : Logam berat tembaga (Cu)
digolongkan ke dalam logam berat esensial
Tabel 5. Hasil Penentuan Kadar Logam dalam konsentrasi yang sangat kecil, akan
Tembaga (Cu) dengan Spektrofotometri
tetapi bila pada konsentrasi tinggi logam
Serapan Atom (SSA)
tembaga (Cu) akan menjadi racun bagi
No Kons. organisme hidup. Toksisitas yang dimiliki
Kons. Sampel
Abs. Kons. oleh tembaga (Cu) baru akan bekerja dan
Sampe yang
Ratarat Ratarat
l Sebenarny memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini
a a telah masuk ke dalam tubuh organisme
± SD a
(mg/L) dalam jumlah besar atau melebihi nilai
1 0,010 0,042 0,042 ± 0,008 toleransi organisme tersebut (Palar, 2004).
20
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.2 15-24 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
2 0,0009 6x10-6 - -
21
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.2 15-24 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
Pada penelitian kali ini dilakukan Uji Pada penelitian kali ini penentuan
akurasi (ketepatan) dilakukan dengan LOD dan LOQ dilakukan dengan mengukur
pengukuran larutan standar 0,2; 0,4; 0,6 deret standar sebanyak 7 serial standar yang
ppm untuk logam tembaga (Cu) dan untuk diukur sebanyak 3 kali ulangan. Dari 7 serial
logam timbal (Pb). Pengukuran dilakukan standar tersebut, didapatkan intersep dan
sebanyak 3 kali ulangan. Sehingga diperoleh slope pada masing-masing persamaan garis.
% recovery dari masing-masing Selanjutnya dilakukan pengukuran larutan
pengukuran. Didapatkan hasil sebagai standar 0,8 ppm yang diukur sebanyak 20
berikut : kali ulangan, didapatkan standar deviasi.
Didapatkan hasil nilai batas deteksi untuk
Tabel 9. Hasil Uji Akurasi Tembaga (Cu) logam tembaga (Cu) sebesar 0,5430 dan
Kons. % batas kuantifikasi sebesar 1,6455 dengan
Kons.
Hasil Abs. Perolehan nilai SD 0,0279 dan nilai b 0,1699.
(ppm)
Pengukuran Kembali Sedangkan nilai batas deteksi untuk logam
0,1905 0,0309 95,25 % timbal (Pb) sebesar 5,4807 dan batas
0,2 0,2026 0,0324 101,3 % kuantifikasi 16,6083 dengan nilai SD 0,0345
0,2324 0,0361 116,2 %
dan nilai b 0,0208.
0,3895 0,0556 97,37 %
0,4 0,3847 0,0550 96,17 %
SIMPULAN
0,3943 0,0562 98,57 %
0,6021 0,0820 100,35 % Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka
0,6 0,5876 0,0802 97,93 % dapat diambil kesimpulan bahwa:
0,5965 0,0813 99,41 %
a. Semua sampel air mengandung logam
Tabel 10. Hasil Uji Akurasi Timbal (Pb)
tembaga (Cu) dan hanya sampel nomor
Kons. % 310 saja yang mengandung logam
Kons.
Hasil Abs. Perolehan
(ppm) timbal (Pb).
Pengukuran Kembali
b. Kadar logam tembaga (Cu) tertinggi
0,1743 0 87,15 % pada sampel nomer 4. Kadar logam
0,2 0,1896 0,0001 94,8 % tersebut tidak melewati batas maksimum
0,1743 0 87,15 % yang diperbolehkan, sedangkan kadar
0,3647 0,0008 91,17 % logam timbal (Pb) tertinggi pada sampel
nomer 7. Kadar logam tersebut melewati
22
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.2 15-24 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
batas maksimum yang diperbolehkan Eldrin, N. E. H., Puryanti, D., Budiman, A.,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2019., Identifikasi
82 Tahun 2001. Kandungan
c. Hasil uji verifikasi metode yaitu Timbal (Pb), Tembaga (Cu) dan
linearitas, akurasi, presisi, LOD dan Kadmium (Cd) pada Air Sungai
LOQ semua memenuhi syarat. Dengan Malakutan Kota Sawahlunto.
nilai % perolehan kembali berkisar Jurnal Fisika Unand. Vol.8 No. 1.
87,15%106,97% untuk logam timbal
Gandjar, I. G. dan Rohman, A. 2007. Kimia
(Pb) dan
Farmasi Analisis. Yogyakarta :
95,25%-116,2% untuk logam tembaga
Pustaka Pelajar.
(Cu). % RSD yang sebesar 5,0810%
Harmita., 2004., Petunjuk Pelaksanaan
untuk logam timbal (Pb) dan 2,3053%
untuk logam tembaga (Cu). Limit Validasi Metode dan Cara
deteksi dan limit kuantifikasi berturut- Perhitungannya. Majalah Ilmu
turut sebesar 5,4807 dan 16,6083 untuk Kefarmasian, Vol. I, No.3
logam timbal (Pb) dan sebesar 0,5430 McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer,
dan 1,6455 untuk logam tembaga (Cu). L., 1979., Water Quality Source
Book, A Guide to Water Quality
Parameter. Di dalam : Effendi, H.
DAFTAR PUSTAKA Telaah Kualitas Air. Yogyakarta :
Kanisius
Agustina, Y., Amin, B., Thamrin., 2012.,
Analisis Beban Dan Indeks Moore, J.W. 1991., Inorganic
Pencemar Ditinjau dari Contaminants of Surface Water. Di
Parameter Logam Berat di dalam : Effendi, H. Telaah Kualitas
Sungai Air. Yogyakarta : Kanisius
Siak Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu
Novonty, V. and Olem, H., 1994., Water
Lingkungan 6 (2)
Quality, Prevention, Identification,
Agustina, T., 2014., Kontaminasi Logam and Management of
Berat pada Makanan dan Diffuse Pollution. Di dalam :
Dampaknya Pada Kesehatan. Effendi, H. Telaah Kualitas Air.
TEKNOBUGA Volume 1 No.1 Yogyakarta :
Kanisius
Ahuja S and Dong MW., Handbook of Palar, H., 1994., Pencemaran Dan
Pharmaceutical Analysis Toksikologi Logam Berat. Jakarta:
by Rineka Cipta
HPLC, Elsevier Inc., 2005 Palar, H., 2004., Pencemaran Dan
Arifin, B., Deswati., Loekman, U., 2012., Toksikologi Logam Berat. Jakarta:
Analisis Kandungan Logam Cd, Rineka Cipta
Cu, Cr dan Pb dalam Air Laut di
Sekitar Perairan Bungus Teluk Purwanto dkk. 2007. Validasi pengujian
Kabung Kota Padang. Jurnal Cr,
Teknik Lingkungan Unand 9 (2) : Cu dan Pb dengan metode
116-122 Spektrometri serapan atom.
151158.
Brass, G. M. and W. strauss., 1981., Air
Pollution Control. New York : Pohan, D. A. S, Budiyono., Syafrudin.,
John Willey & Sons 2016.,
Analisis Kualitas Air Sungai
Buckle, K. A., 2013., Ilmu Pangan., Guna Menentukan Peruntukan
Diterjemahkan oleh: Hari Ditinjau Dari Aspek Lingkungan.
Purnomo., UI-Press., Jakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 14 (2)
63-71
Effendi, H., 2003., Telaah Kualitas Air.
Yogyakarta : Kanisius Razak, R., Masyitah, S., 2013., Analisis
Kandungan Logam Berat Timbal
23
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 9 No.2 15-24 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
24