PENDAHULUAN
Logam berat adalah unsur-unsur yang mempunyai daya hantar panas dan
daya hantar listrik yang tinggi serta mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3.
Logam berat biasanya bernomor atom 22-29 dan periode 3 sampai 7 dalam
susunan berkala unsur-unsur kimia. Beberapa unsur logam berat tersebut antara
lain Hg, Pb, Cd, Cr, Zn, dan Cu. Pada umumnya semua logam berat tersebar di
seluruh permukaan bumi baik di tanah, air, dan udara. Logam berat ini dapat
(Hutagalung,1997). Salah satu logam berat yang terdapat pada sedimen dan
bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan. Tembaga
termasuk ke dalam kelompok logam esensial, dimana dalam kadar yang rendah
sifat racunnya baru muncul pada kadar yang tinggi (Rochayatun dkk., 2006) Sifat
fisika kimia senyawa Hg, Pb, Cd, Cu, dan Zn yang relatif sukar didegradasi,
waktu yang relatif lama, dan afinitasnya yang besar terhadap gugus protein
organisme hidup, maka logam tersebut akan mudah diabsorbsi dan terakumulasi
pada organisme air, dan ikan kemudian mengalami peredaran seterusnya (secara
Logam berat yang masuk ke perairan akan tersebar sebagian lagi akan
terikat pada partikel tersuspensi dan akan mengendap ke dasar perairan. Menurut
1
Amin (2002), bahwa tipe sedimen dapat mempengaruhi kandungan logam berat
dalam sedimen, dengan kategori kandungan logam berat dalam lumpur ˃ lumpur
pasir ˃ berpasir. Proses sedimentasi logam berat menyebabkan logam berat akan
Nurhamiddin dan Zam 2013). Dengan konsentrasi yang tinggi keberadaan logam
Logam berat Hg, Pb, dan Zn selain sangat berbahaya karena sifat
tubuh organisme dalam jangka waktu lama sebagai racun terakumulasi, juga dapat
Sungai merupakan tempat yang mudah untuk membuang limbah, baik padat
maupun cair, sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga, perbengkelan, dan usaha
perairan, akan menyebabkan semakin berat beban yang diterima oleh sungai
tersebut (Budiastuti dkk., 2016). Sungai yang telah tercemar akan menyebabkan
logam berat mengendap dan tertahan lama di sungai. Penelitian Riruma (2012)
pada muara Wai Ruhu (Galala) dan Wai Rikan (Lateri) menyatakan berdasarkan
2
pipa pembuangan menuju ke sungai sehingga terakumulasi di sekitar muara
sungai Wai Ruhu dengan kadar sebesar 24,18 ppm. Tanewa, (2018) meneliti
tentang karakterisasi mineral logam berat dan analisis kadar timbal (Pb) pada
sedimen sungai Wai Ruhu untuk kadar Pb berkisar antara 9,56-138,4 mg/kg.
Sungai Wai Ruhu merupakan sungai yang berada pada Desa Hative Kecil
yang padat akan penduduk. Sungai ini telah menjadi tempat aktivitas dari warga
kayu dan lain sebagainya yang berada di sekitar pemukiman sehingga perlu
di sepanjang sungai Wai Ruhu. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna air
sungai Wai Ruhu yang awalnya jernih menjadi keruh akibat limbah rumah tangga
pada Sedimen Sungai Wai Ruhu Desa Hative Kecil Kecamatan Sirimau
Kota Ambon”.
1. Berapa kadar dan distribusi logam Cu pada sedimen Sungai Wai Ruhu?
2. Bagaimana jenis dan komposisi kimia dari sedimen Sungai Wai Ruhu?
3
I.3 Tujuan Penelitian
Ruhu.
2. Menentukan jenis dan komposisi kimia pada sedimen sepanjang Sungai Wai
Ruhu.
Wai Ruhu.