Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Logam berat adalah unsur-unsur yang mempunyai daya hantar panas dan

daya hantar listrik yang tinggi serta mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3.

Logam berat biasanya bernomor atom 22-29 dan periode 3 sampai 7 dalam

susunan berkala unsur-unsur kimia. Beberapa unsur logam berat tersebut antara

lain Hg, Pb, Cd, Cr, Zn, dan Cu. Pada umumnya semua logam berat tersebar di

seluruh permukaan bumi baik di tanah, air, dan udara. Logam berat ini dapat

berbentuk organik, anorganik terlarut atau terikat dalam suatu partikel

(Hutagalung,1997). Salah satu logam berat yang terdapat pada sedimen dan

perairan yaitu logam tembaga (Cu).

Keberadaan unsur tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam

bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan. Tembaga

termasuk ke dalam kelompok logam esensial, dimana dalam kadar yang rendah

dibutuhkan oleh organisme sebagai koenzim dalam proses metabolisme tubuh,

sifat racunnya baru muncul pada kadar yang tinggi (Rochayatun dkk., 2006) Sifat

fisika kimia senyawa Hg, Pb, Cd, Cu, dan Zn yang relatif sukar didegradasi,

waktu yang relatif lama, dan afinitasnya yang besar terhadap gugus protein

organisme hidup, maka logam tersebut akan mudah diabsorbsi dan terakumulasi

pada organisme air, dan ikan kemudian mengalami peredaran seterusnya (secara

ekologis) (Mokoagouw, 2008 dalam Batlayar, 2018).

Logam berat yang masuk ke perairan akan tersebar sebagian lagi akan

terikat pada partikel tersuspensi dan akan mengendap ke dasar perairan. Menurut

1
Amin (2002), bahwa tipe sedimen dapat mempengaruhi kandungan logam berat

dalam sedimen, dengan kategori kandungan logam berat dalam lumpur ˃ lumpur

pasir ˃ berpasir. Proses sedimentasi logam berat menyebabkan logam berat akan

terakumulasi di dalam sedimen sehingga akan menimbulkan dampak ekologis

yang membahayakan lingkungan dan organisme pada khususnya (Clark, dalam

Nurhamiddin dan Zam 2013). Dengan konsentrasi yang tinggi keberadaan logam

akan meningkatkan daya toksisitas, persistensi, dan biokakumulasi di lingkungan

air maupun sedimen (Lindsey,dkk., 2004).

Logam berat Hg, Pb, dan Zn selain sangat berbahaya karena sifat

biomagnifikasinya yang berarti dapat terakumulasi dan tinggal dalam jaringan

tubuh organisme dalam jangka waktu lama sebagai racun terakumulasi, juga dapat

mengakibatkan keracunan yang biasanya terikat dengan protein sebagai

metalotionin yaitu protein yang mengandung banyak sulfur dan mengikat

kadmium (Darmono, 1995).

Sungai merupakan tempat yang mudah untuk membuang limbah, baik padat

maupun cair, sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga, perbengkelan, dan usaha

lainnya. Dengan adanya pembuangan berbagai jenis bahan pencemaran ke badan

perairan, akan menyebabkan semakin berat beban yang diterima oleh sungai

tersebut (Budiastuti dkk., 2016). Sungai yang telah tercemar akan menyebabkan

logam berat mengendap dan tertahan lama di sungai. Penelitian Riruma (2012)

tentang analisis surfaktan anionik Sodium Dodecylbenzene Sulfonate (SDBS)

pada muara Wai Ruhu (Galala) dan Wai Rikan (Lateri) menyatakan berdasarkan

konsentrasi waktu pagi dikarenakan banyaknya aktivitas penduduk setempat yang

menghasilkan limbah domestik di malam hari, yang kemudian dialirkan melalui

2
pipa pembuangan menuju ke sungai sehingga terakumulasi di sekitar muara

sungai Wai Ruhu dengan kadar sebesar 24,18 ppm. Tanewa, (2018) meneliti

tentang karakterisasi mineral logam berat dan analisis kadar timbal (Pb) pada

sedimen sungai Wai Ruhu untuk kadar Pb berkisar antara 9,56-138,4 mg/kg.

Sungai Wai Ruhu merupakan sungai yang berada pada Desa Hative Kecil

yang padat akan penduduk. Sungai ini telah menjadi tempat aktivitas dari warga

setempat sebagai lokasi pembuangan limbah rumah tangga, industri pengolahan

kayu dan lain sebagainya yang berada di sekitar pemukiman sehingga perlu

dilakukan penelitian dengan beberapa metode.

Pemukiman padat penduduk mengakibatkan terjadinya pencemaran sedimen

di sepanjang sungai Wai Ruhu. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna air

sungai Wai Ruhu yang awalnya jernih menjadi keruh akibat limbah rumah tangga

seperti pembuangan sampah pada sungai. Berdasarkan uraian tersebut maka

dilakukan penelitian tentang “Analisis Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu)

pada Sedimen Sungai Wai Ruhu Desa Hative Kecil Kecamatan Sirimau

Kota Ambon”.

I.2 Rumusan Masalah

Permasalah dari penelitian ini adalah :

1. Berapa kadar dan distribusi logam Cu pada sedimen Sungai Wai Ruhu?

2. Bagaimana jenis dan komposisi kimia dari sedimen Sungai Wai Ruhu?

3
I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan kadar logam berat Cu pada sedimen sepanjang Sungai Wai

Ruhu.

2. Menentukan jenis dan komposisi kimia pada sedimen sepanjang Sungai Wai

Ruhu.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberi informasi ilmiah mengenai karakteristik sedimen sepanjang Sungai

Wai Ruhu.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai sifat pencemaran logam

berat tembaga (Cu) pada Sungai Wai Ruhu.

Anda mungkin juga menyukai