PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan pesisir merupakan area yang memiliki andil yang sangat penting
dan strategis untuk Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 2007
tentang pemberdayaan area pesisir dan pulau kecil adalah daerah transisi antara
ekosistem yang berada di darat dan di laut yang diakibatkan oleh peralihan di
darat dan di laut. Sumberdaya kawasan pesisir dan pulau kecil antara lain adalah
sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati, sumberdaya buatan. Sumberdaya
pesisir yang dimiliki Indonesia yaitu berupa sumberdaya perikanan, sumberdaya
hayati antara lain hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, serta
sumberdaya mineral, minyak bumi serta gas alam termasuk bahan tambang yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Secara geografis, Kabupaten Morowali Utara terletak pada 1°31′ - 3°04′
Lintang Selatan dan 121°02′ - 123°15′ Bujur Timur. Topografi wilayahnya mulai
dari pesisir, dataran rendah, hingga pegunungan yang merupakan bagian dari
Pegunungan Pompangeo, Paa-Tokala, Peleru dan Pegunungan Rerende dengan
ketinggian wilayah antara 0 - 2.500 meter diatas permukaan air laut (mdpl).
Wilayahnya termasuk beberapa pulau kecil di Teluk Towuri dan Teluk Tolo di
Laut Banda seperti Pulau Pangia, Pulau Tokonanaka, Pulau Tokobae dan lain-
lain. Kabupaten Morowali Utara mempunyai luas sebesar 10.004,28 km².
Masyarakat morowali utara khususnya masyarakat kecamatan Petasia mempunyai
mata pencaharian sampingan seperti berkebun, berternak dan melaut, selain itu
pula memilih menjadi buruh pabrik.
Sulawe Tengah terkenal dengan daerah Industri dengan pemurnian Nikel,
salah satunya adalah Kabupaten Morowali dan Morowali Utara. Hal ini yang
memicu benyaknya IUP pertambangan yang terdapat di daerah tersebut, termasuk
Morowali Utara. Kegiatan penambangan yang banyak dilakukan didaerah tersebut
tanpa memperhatikan Amdalnya sehingga menyebapkan terjadinya pencemaran
lingkungan, seperti terjadinya sedimentasi yang berlebihan, pencemaran air laut
dan lain sebagainya.
Kegiatan Penambangan nikel laterit yaitu merupakan suatu kegiatan
pertambangan terbuka untuk memperoleh bijih nikel (Ni). Bijih Ni ini umumnya
berasosiasi dengan logam berat lainnya seperti tembaga (Cu), Cadmium (Cd),
arsenik (As), besi (Fe), dan platina (Pt), timbal (Pb), raksa (Hg), kromium (Cr)
dan Zn (Seng). Limbah logam berat ini berpeluang besar masuk ke perairan di
sekitar kawasan pertambangan melalui aliran sungai. Aliran air ini akan menuju
ke laut untuk melanjutkan siklus hidrologi dengan membawa beberapa unsur
kimia terlarut yang akan terakumulasi di perairan. Kemudian akan menimbulkan
pencemaran lingkungan dan efek racun bagi biota makhluk hidup lainnya.
Hal tersebut yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini, guna
mengetahui seberapa tinggi pencemaran yang disebapkan oleh kegiatan
penambangan di sekitaran Desa Ganda-Ganda, Kecamatan Petasia. Yang menjadi
parameter penelitian ini yaitu difokuskan pada 8 kandungan logam berat yang
memiliki indikasi pencemaran yang tinggi yaitu Hg, Cr, As, Cd, Cu, Pb, Zn, dan
Ni. Sehingga diperlukan pengambilan sampel air laut di daerah yang diduga
tercemar logam berat dan kemudian dilakukan analisis logam berat, di
laboratorium dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption
Spectrometer), untuk mendapatkan tingkat kosentrasi dari logam berat yang akan
diuji.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Kepmen LH nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
Laut, maka dapat ditentukan rumusan masalah yang dapat diajukan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana status mutu air laut di daerah penelitian,
2. Seberapa tinggi tingkat kontaminasi (CF) air laut di daerah penelitian, dan
3. Bagaimana indeks beban pencemaran (PLI) di daerah penelitian.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui status mutu air laut daerah penelitian.
2. Mengetahui tinggi tingkat kontaminasi (CF) air laut di daerah penelitian,
dan
3. Mengetahui indeks beban pencemaran (PLI) di daerah penelitian.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh dibangku perkuliahan pada lingkungan tempat bekerja, dapat
memberitikan informasi bagi peneliti dan bagi pembaca, serta dapat memberikan
informasi dan manfaat bagi Nelayan disekitar daerah penelitian tentang “Pengaruh
Kegiatan Penambangan Nikel Laterit Terhadap Kualitas Air Laut Di Wilayah
Pesisir Desa Ganda-Ganda Kacamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara” dan
sebagai bahan pertimbangan bagi nelayan setempat dalam melakukan aktifitas
penangkapan ikan (fishing ground).
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan,
pengumpulan data dan uji laboratorium dengan menggunakan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrometer). Data yang diambil berupa parameter kualitas
perairan, yang terdapat penambangan nikel aktif. Hasil uji kandungan logam berat
dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan Kep
51/MENLH/2004, tentang batas cemaran logam berat. Adapun metodologi
penelitian mancakup sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini antara lain :
1. Kerusakan lingkungan : Kualitas air (suhu, kecerahan, TSS, Salinitas, PH,
DO).
2. Kandungan (Hg, Cr, As, Cd, Cu, Pb, Zn, dan Ni) air laut.
Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini antara lain :
1. Jumlah perusahaan tambang Nikel yang beroperasi disekitar daerah
penelitian dalam 5 tahun terakhir.
2. Proses Penambangan Nikel pada daerah penelitian.
3. Dan informasi-informasi lain.
2. Penentuan Stasiun
Pada daerah penelitian terdapat kegiatan penambangan, yaitu aktifitas
penambangan Nikel.Untuk penentuan stasiun pengambilan sample air laut adalah
Purposive Sampling di mana penelitian ini terfokus pada target, artinya bahwa
penentuan stasiun pengambilan sample air laut mempertimbangkan kriteria
tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengambilan sample langsung di lokasi penelitian yang merupakan daerah
penambangan aktif sepanjang tahun dan menjadi fishing ground kegiatan
penangkapan ikan oleh nelayan.
3. Metode Pengambilan Air Laut
Pengambilan sampel air laut diambil pada setiap stasiun penelitian sesuai
dengan peta lokasi penelitian. Dengan cara botol sampel dimiringkan, sehingga air
tidak akan kemasukan udara. Selanjutnya botol tersebut dimasukkan ke dalam
cool box. Sampel yang diperoleh dibawa ke laboratorium untuk dianalisis
kandungan logam berat yang terkandung didalamnya.
4. Lokasi Penelitian
Daftar pustaka