Anda di halaman 1dari 4

NAMA : HAIRUL MURSALIN

NIM : M1D119005
PRODI : TEKNIK LINGKUNGAN
MATAK KULIAH : METODE PENULISAN ILMIAH
DOSEN PENGAMPU : ZULI RODHIYAH., S.Si., M.T
Kandungan Logam Berat Pada Sedimen Sungai Pengabuan Tanjung Jabung Barat

1 Latar Belakang
Sungai merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, hal ini disebabkan karena sungai
memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup. Di antara manfaat sungai itu sendiri adalah
sebagai sumber air bersih, mencuci, mandi, pertanian, perikanan, industri, rekreasi dan
transportasi. Namun disamping itu, sungai dijadikan sebagai tempat untuk membuang air limbah
dari berbagai aktifitas.
Sungai Pengabuan mempunyai panjang lebih dari 120 km yang memanjang dari
Kecamatan Merlung, Renah Mendaluh, Batang Asam, Tungkal Ulu, Senyerang, Tebing Tinggi,
dan bermuara di Kecamatan Tungkal Ilir menuju Selat Karimata Laut Cina Selatan dengan lebar
muara mencapai 841 meter. Tidak hanya sebagai jalur transportasi penting, Sungai Pengabuan,
yang merupakan sungai terpanjang kedua di Provinsi Jambi setelah Sungai Batanghari, menjadi
urat nadi kehidupan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat di berbagai sektor.
Logam berat ini selain mempengaruhi kualitas air sehingga mengakibatkan kondisi
lingkungan tidak sesuai lagi dengan peruntukannya, juga akan berpengaruh pada sumberdaya
hayati perairan, karena sifat logam berat yang akumulatif pada tubuh biota. Menurut Darmono
(1995) akumulasi terjadi karena adanya proses absorbsi logam berat yang masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Proses ini semakin lama menyebabkan
peningkatan logam berat dalam jaringan tubuh organisme perairan dan dapat menyebabkan
kematian organisme. (Barus, 2017)
Aktivitas manusia di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) menghasilkan bahan
pencemar yang berbahaya bagi lingkungan yang mengikuti aliran sungai dan terakumulasi di
muara. Semakin tinggi aktivitas penduduk di sepanjang DAS semakin tinggi pula kemungkinan
pencemar skala besar. Pb dan Hg merupakan logam yang dalam konsentrasi kecil bersifat toksik
bagi lingkungan maupun ekosistem yang ada di aliran sungai tersebut. Pencemar yang berada
dalam perairan dapat berupa senyawa organik maupun anorganik. Komponen anorganik dapat
berupa logam berat seperti Pb, Cu, Zn, Cr, Ni, Hg, dan lain- lain. (Henu Sumekar, 2015).
Dalam kegiatan pertambangan emas rakyat (artisanal mining), salah satu proses untuk
mendapatkan emas adalah proses amalgamasi, di mana proses amalgamasi adalah proses
percampuran antara emas dan merkuri (Hg). Teknik amalgamasi dilakukan dengan cara
mencampur batuan yang mengandung logam emas dan merkuri dengan menggunakan tromol
(Sualang, 2001). Dalam kegiatan tersebut dibutuhkan aliran air untuk memisahkan batuan halus
dan amalgam (campuran merkuri dan emas) yang dialirkan ke kolam penampungan limbah
(tailling).
Umumnya merkuri masuk ke perairan sungai dalam bentuk Hg unsur (Hgo) dengan
densitas yang tinggi. Merkuri ini akan tenggelam ke dasar perairan atau terakumulasi di sedimen
pada kedalaman 5-15 cm di bawah permukaan sedimen. Merkuri unsur tersebut dapat berubah
menjadi merkuri organik oleh aktivitas bakteri, yaitu menjadi metil merkuri (CH3Hg), yang
memiliki sifat racun dan daya ikat yang sangat kuat serta kelarutannya yang tinggi terutama
dalam tubuh hewan air misalnya ikan. (Kitong et al., 2012).
2 Kerangka Penelitian
Fungsi Sungai
- Transportasi
Aktivitas yang - Tambak
dilakukan masyarakat
maupun industri :
1. Pertambangan
2. Pertanian Pencemaran Sungai
3. Limbah
domestik
4. Kendaraan
bermotor
Pengambilan Sampel

Analisis sumber pencemar

Analisis kandungan yang Dampak Kesehatan


terdapat pada sungai yang Masyarakat
tercemar

Fisik, Bakteriologis, Kimia

Analisis pengelolaan sungai


untuk meminimalisir bahan
pencemar
DAFTAR PUSTAKA
Barus, B. S. (2017). Analisis Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Dan Merkuri (Hg) Pada
Air Dan Sedimen Di Perairan Muara Sungai Banyuasin. Maspari Journal, 9(1), 69–76.
Henu Sumekar. (2015). Kandungan Logam Pb Dan Hg Dalam Sedimen Di Muara Sungai
Matikabupaten Badung Bali. Cakra Kimia, 3(2), 45–49.
Kitong, M. T., Abidjulu, J., & Koleangan, H. S. (2012). Analisis Merkuri (Hg) dan Arsen (As) di
Sedimen Sungai Ranoyapo Kecamatan Amurang Sulawesi Utara. Jurnal MIPA, 1(1), 16.
https://doi.org/10.35799/jm.1.1.2012.425

Anda mungkin juga menyukai