Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Volume 18, Nomor 1, Februari 2021


1819-796X (p-ISSN); 2541-1713 (e-ISSN)

Analisis Logam Berat Pada Sedimen Sungai Martapura,


Kalimantan Selatan
Sudarningsih Sudarningsih
Program Studi Fisika, Universitas Lambung Mangkurat
Email korespodensi : sudarningsih@ulm.ac.id

DOI: https://doi.org/10.20527/flux.v18i1.7089
Submited: 15 September 2019; Accepted: 27 April 2020

ABSTRAK- Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi logam berat pada sedimen
permukaan Sungai Martapura, Kalimantan Selatan. Penelitian ini penting dilakukan, mengingat Sungai
Martapura merupakan sumber air bersih untuk PDAM Bandarmasih (Perusahaan Daerah Air Minum
Banjarmasin), namun saat ini sungai Martapura sudah menunjukkan adanya pencemaran. Sampel sedimen
permukaan diambil dari sepanjang Sungai Martapura yang dimulai dari daerah Bincau Muara, Kabupaten
Banjar sampai Basirih, Kota Banjarmasin. Kandungan logam berat (Cu, Zn, Mn, Fe, dan Hg) dalam sampel
sedimen Sungai Martapura diukur menggunakan instrumen Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Hasil analisis
menunjukkan konsentrasi logam berat tertinggi sampai terendah adalah Fe (48.00068.800 ppm), Mn
(4942.142 ppm), Zn (79161 ppm), Cu (4082 ppm) dan Hg (0,0925,775 ppm). Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa sedimen permukaan Sungai Martapura ini tidak mengandung Cu dan Zn.

KATA KUNCI : sedimen, pencemaran, Banjarmasin, logam berat

Analysis of Heavy Metal Contents in Sediments from Martapura


River, South Kalimantan

ABSTRACT− Research has been conducted to determine the concentrations of heavy metals in the surface
sediments of the Martapura River in South Kalimantan. This research is important to do, considering that the
Martapura River is a source of clean water from the Bandarmasih PDAM (Banjarmasin Regional Water
Company), while currently it has been polluted. In this paper, Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
measurement was conducted on heavy metal element (Cu, Zn, Mn, Fe, and Hg) of surface sediment samples
systematically collected from nine stations along the Martapura River from the Bincau Muara area, Banjar
District to the Basirih area, the Banjarmasin City. The results of analysis showed that the highest concentrations
of Fe (48,00068,800 ppm), Mn (4942,142 ppm), Zn (79161 ppm), Cu (4082 ppm) and Hg (0.0925.775 ppm).
The surface sediments were unpolluted by Cu and Zn.
KEYWORDS : sediment; pollute; Banjarmasin; heavy metal

PENDAHULUAN lingkungan perairan dan dapat membantu


Studi tentang pencemaran logam berat penentuan kandungan logam berat dalam air
di lingkungan sungai terutama pada (Shukla & Sharma, 2009).
sedimennya telah banyak dilakukan (Hejabi & Pertambahan penduduk, industrialisasi
Basavarajappa, 2013; Horowitz, 2009; Kalender dan masalah urbanisasi merupakan pemicu
& Çiçek Uçar, 2013; Kang et al., 2012). Studi ini keberadaan logam berat sebagai polutan di
sangat penting dilakukan karena akan lingkungan perairan dan ini sudah menjadi
berkaitan dengan kualitas air (Thuong, permasalahan global. Ditambah lagi dengan
Yoneda, Ikegami, & Takakura, 2013; Varol & fakta bahwa logam berat merupakan polutan
Şen, 2012) yang mana sedimen merupakan yang keberadaannya tidak dapat terdegradasi,
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari beracun dan terus-menerus disertai

1
2 Volume 18, Nomor 1, Hal: 1-8, Februari 2021

konsekuensi ekologis yang serius terhadap Martapura berubah menjadi keasamannya. Hal
lingkungan perairan (Jumbe, 2010; Jumbe & ini berdasarkan hasil penelitian untuk menguji
Nandini, 2009). Pembuangan limbah rumah kualitas air dengan parameter Ph, BOD, COD,
tangga dan industri baik yang disengaja Nitrit, TDS, TSS, minyak dan lemak, diterjen
maupun tidak disengaja di lingkungan serta Total Coliform, yang sebagian besar hasilnya
perairan perkotaan akan mempengaruhi menunjukkan nilai diatas baku mutu air. Hasil
ekosistem lingkungan perairan tersebut penelitian ini menunjukkan bahwa sumber
(Sarika & Chandramohanakumar, 2008). pencemar pada Sungai Martapura tidak hanya
Kajian-kajian awal tentang keberadaan logam berasal dari permukiman di sepanjang aliran
berat pada sedimen akibat aktivitas manusia di sungai, tetapi juga berasal dari pasar, rumah
beberapa negara telah dilakukan oleh peneliti makan dan penginapan (Normasari, Budiastuti,
sebelumnya (Aloupi, & Angelidis, 2014). & Ramelan, 2016).
Sungai Martapura merupakan Sungai Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang terpanjang di Provinsi Kalimantan menganalisis tingkat pencemaran logam berat
Selatan. Sungai Martapura bersumber dari pada sedimen Sungai Martapura. Adapun
waduk Riam Kanan Kabupaten Banjar logam berat yang dimaksud meliputi besi (Fe),
Kalimantan Selatan. Sungai Martapura adalah mercury (Hg), copper (Cu), mangan (Mn) dan
warisan alam dan budaya sebagai simbol Zinc (Zn). Analisis dilakukan dengan
kebanggaan Banjarmasin yang merupakan menggunakan beberapa pedoman kualitas
merupakan anak Sungai Barito dan sedimen.
merupakan sumber air bersih. Tidak hanya
melewati Kota Martapura, Sungai Martapura METODE PENELITIAN
juga mengalir melalui kota Banjarmasin, Lokasi pengambilan sampel sedimen
ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. berada di sepanjang Sungai Martapura
Sungai ini mempunyai panjang Kalimantan Selatan (Gambar 1). Sampel
mencapai 80 km bermuara di Kota Banjarmasin sedimen diambil pada bulan Agustus 2018
dan hulunya berada di Kota Martapura. Namun dengan menggunakan sediment grab sebanyak
saat ini Sungai Martapura telah mengalami 9 titik. Titik sampel dipilih berdasarkan
permasalahan pencemaran, baik itu yang berasal keadaan lokasi sampel, diantaranya daerah
dari industri, sampah rumah tangga maupun dengan banyak pemukiman warga, daerah
dari daerah sekitarnya yang merupakan lahan pertanian, daerah dengan keadaan ramai lalu
gambut yang dapat menyebabkan air Sungai lintas sungai dan muara Sungai Martapura. Di

Gambar 1 Daerah pengambilan sampel sedimen Sungai Martapura (Dimodifikasi dari


Googlemaps)
Sudarningsih, S. Analisis Logam Berat pada Sedimen Sungai Martapura.... 3

laboratorium Geofisika FMIPA ULM tersebut dilihat bahwa logam berat yang
Banjarbaru, keseluruhan sampel dipreparasi mempunyai kandungan yang paling besar
dengan cara diayak dengan ayakan ukuran 325 terdapat pada logam Fe yaitu 68.800 ppm
mesh untuk mendapatkan ukuran yang dengan rata-rata 1.030,33 ppm dan kandungan
seragam, kemudian diangin-anginkan pada logam berat yang mempunyai nilai paling kecil
suhu kamar. Setelah kering, masing-masing terdapat pada logam Hg yaitu 5,775 ppm
sampel diukur kadar logam beratnya di dengan rata-rata 0,761 ppm.
Laboratorium Pusat Survei Geologi Bandung Gambar 2 memperlihatkan grafik
dengan metoda AAS (Atomic Absorption masing-masing kandungan logam berat per
Spectroscopy). sampel. Pada grafik terlihat sebaran kandungan
Hasil Analisis kandungan logam berat logam berat yang bervariasi dan seluruh logam
pada sampel sedimen Sungai Martapura ini berat di titik 9 mengalami penurunan jumlah
kemudian dianalisis kualitasnya kandungannya. Kecenderungan hampir di
menggunakan pedoman kualitas dari semua logam berat, kecuali Hg dan Mn,
beberapa sumber yaitu Kementerian Negara kandungan logam beratnya mengalami
Lingkungan Hidup (KMNLH, 2010), National penurunan dari titik 13, hal ini diduga karena
Sedimen Quality Survey US EPA (2004), adanya percabangan sungai yang memberikan
Sediment Quality Guideline Values for Metals and pasokan air dan juga pemukiman yang tidak
Associated Levels of Concern to be used in Doing terlalu padat, sehingga kandungan logam berat
Assessments of Sediment Quality (2003) dan yang mengendap di daerah ini berkurang
Nationald’ Observation/RN O, (Razak, 1986 dibandingkan titik sebelumnya. Kandungan
dalam Fajri, 2001). Cu, Zn dan Fe meningkat kembali pada titik
48, serta mengalami penurunan di titik 9.
HASIL DAN PEMBAHASAN Diketahui bahwa pada titik 45 merupakan
Tabel 1 memperlihatkan hasil daerah nelayan keramba ikan dan juga
pengukuran kandungan logam berat dalam merupakan daerah pertanian, sementara di
sampel sedimen Sungai Martapura titik 68 merupakan pemukiman padat dan
Kalimantan Selatan. Berdasarkan tabel titik 9 adalah daerah yang berbatasan dengan

Tabel 1 Kandungan Logam Berat (ppm) Sedimen Sungai Martapura


Sampel Konsentrasi Logam Berat (ppm)
Cu Zn Mn Fe Hg
1 69 113 921 61100 5,775
2 51 93 1299 58600 0,108
3 40 79 1026 48000 0,092
4 75 106 2142 68800 0,115
5 82 103 1786 63100 0,115
6 68 147 815 58600 0,205
7 72 131 991 64800 0,154
8 67 161 797 67300 0,169
9 43 110 494 50900 0,123
Rata-rata 63 115,88 1141,22 60133,33 0,761
Nilai Minimum 40 79 494 48000 0,092
Nilai Maksimum 82 161 2142 68800 5,775
Ambang Batas 108(a) 271(a) 248,77(b) 20(c) 0,02-0,35 (d)
(a) (KMNLH, 2010)
(b) National Sedimen Quality Survey US EPA (2004) (USEPA, 2004)
(c) Sediment Quality Guideline Values for Metals and Associated Levels of Concern to be used in Doing
Assessments of Sediment Quality (2003)(Solberg et al., 2003)
(d) Nationald’ Observation/RN O, oleh Razak dalam Fajri (2001) (Fajri, 2001)
4 Volume 18, Nomor 1, Hal: 1-8, Februari 2021

Sungai Barito dan daerah pelabuhan dengan (Mariyanto et al., 2019b, 2019a), juga tidak
banyak kapal-kapal besar bersandar. Hal ini menunjukkan tercemar.
diduga membuat kandungan Cu, Zn dan Fe Kandungan logam berat Zn yang
meningkat. didapatkan di lokasi penelitian berkisar antara
Kandungan logam berat Cu yang 79-161 ppm dengan rata-rata 115,88 ppm. Jika
didapatkan di lokasi penelitian berkisar antara dibandingkan dengan ambang batas Zn yang
4082 ppm dengan rata-rata 63 ppm. Jika mempunyai nilai 271 ppm dalam sedimen
dibandingkan dengan dengan ambang batas (Tabel 1), maka di seluruh titik pengambilan
logam Cu yang mempunyai nilai 108 ppm sampel yang dilakukan pada penelitian ini
dalam sedimen (Tabel 1), maka seluruh titik tidak tercemar oleh logam Zn. Sementara
pengambilan sampel yang dilakukan pada kandungan logam Zn sedimen sungai di
penelitian ini tidak tercemar oleh logam Cu. tempat lain seperti di Sungai Ombilin berkisar
Jika dibandingkan dengan Sungai Batang 140700 ppm dengan rata-rata 343 ppm (Putri
Ombilin Sumatera Barat yang memiliki & Afdal, 2017), menunjukkan telah melebihi
kandungan logam Cu 70230 ppm dengan nilai ambang ketercemaran sedimen dan
rata-rata 145 ppm (Putri & Afdal, 2017) maka Sungai Citarum dengan nilai kandungan Zn
sedimen di Sungai Batang Ombilin ini yang berkisar 117461 ppm dengan rata-rata
tergolong telah mengalami pencemaran. 283,93 ppm (Sudarningsih et al., 2017) yang
Penelitian terhadap kandungan Cu di Sungai juga menunjukkan telah melebihi ambang
Citarum menunjukkan nilai 83104 ppm batas ketercemaran sedimen.
dengan rata-rata 89,57 ppm (Sudarningsih, Kandungan logam berat Mn yang
Aliyah, Fajar, & Bijaksana, 2019; Sudarningsih didapatkan di lokasi penelitian berkisar antara
et al., 2017), juga menunjukkan tidak tercemar 4942.142 ppm dengan rata-rata 248,77 ppm.
(nilai rata-rata kandungan Cu masih di bawah Jika dibandingkan dengan ambang batas
ambang batar ketercemaran). Sementara logam Mn dalam sedimen (Tabel 1), maka
penelitian yang sama terhadap sedimen seluruh titik lokasi pengambilan sampel telah
Sungai Brantas diperoleh nilai Cu sebesar tercemar oleh logam Mn. Hal yang sama juga
2782 ppm dengan nilai rata-rata 49 ppm ditunjukkan pada Sungai Batang Ombilin

Gambar 2 Kandungan logam berat pada tiap sampel sedimen Sungai Martapura, a) Cu, b) Zn, c) Hg,
d) Mn dan e) Fe
Sudarningsih, S. Analisis Logam Berat pada Sedimen Sungai Martapura.... 5

Sumatera Barat yang mempunyai nilai berkisar 0,020,35 ppm (Tabel 1), maka seluruh
kandungan logam berat Mn berkisar titik pengambilan sampel memiliki kandungan
1.0104.040 ppm dengan rata-rata 1.897 ppm Hg di atas ambang batas ketercemaran
dan di Sungai Citarum dengan rentangan nilai sedimen. Kandungan Hg pada sedimen juga
kandungan Mn berkisar 8092285 ppm dengan terdeteksi di sedimen Sungai Citarum dengan
rata-rata 1.221,5 ppm. Tingginya nilai Mn ini kisaran 0,0630,641 ppm (Sudarningsih et al.,
dapat diakibatkan oleh sisa kegiatan 2017). Jika merujuk pada table 1, maka
pertambangan batubara, yang mana bahan- sedimen Sungai Citarum juga memiliki
bahan beracun yang ditinggalkan dari kandungan Hg di atas ambang ketercemaran.
pertambangan dan pengolahan batubara Tingginya kandungan logam Hg pada
mengandung logam berat salah satunya Mn sedimen sungai dapat diakibatkan dari limbah
(Putri & Afdal, 2017). Disamping berasal dari pembuatan amalgam, cat, baterai, komponen
pertambangan, Mn juga dapat dihasilkan dari listrik, perak, ekstraksi emas dan elektronik
proses pelapukan batuan pada cekungan serta sering juga dipakai sebagai pestisida
perairan atau adanya kegiatan gunung berapi (Bradl, 2005; Tchounwou, Paul B., Yedjou,
(Connel, 1995), berasal dari bahan zat aktif Clement G., Patlolla, Anita K., Sutton, 2012).
dimana batu baterai yang telah habis Keberadaan tambang emas di Kecamatan
digunakan dibuang ke sungai maupun pesisir Mataraman Kabupaten Banjar, Kalimantan
(Palar, 1994). Selatan diduga juga menyebabkan tingginya
Kandungan logam berat Fe pada sampel kandungan Hg di Sungai Martapura yang
sedimen Sungai Martapura berkisar antara mana aliran sungai dari daerah tersebut masuk
48.00068.800 ppm dengan rata-rata 60.133,33 ke Sungai Martapura(Willem, n.d.).
ppm. Jika dibandingkan dengan ambang
batasnya maka logam Fe di seluruh lokasi KESIMPULAN
pengambilan sampel telah berada di atas Keberadaan logam berat pada sedimen
ambang batas ketercemaran sedimen yaitu Sungai Martapura Kalimantan Selatan yang
68800ppm (Tabel 1). Kandungan logam berat telah melewati ambang batas ketercemaran
Fe pada sedimen di tempat lain seperti di sedimen diantaranya adalah Mn, Fe dan Hg.
Sungai Ombilin menunjukkan nilai yang Tingginya kandungan ketiga logam berat ini
berkisar 71.840111.900 ppm dengan rata-rata selain diduga berasal dari proses pelapukan
96.181 ppm (Putri & Afdal, 2017) yang telah batuan dasar, juga diduga disebabkan oleh sisa
melebihi ambang batas ketercemaran sedimen, proses penambangan batubara maupun emas
sementara di Sungai Citarum berkisar dan juga penggunaan pestisida di sekitar
44.90056.000 ppm (Sudarningsih et al., 2017) daerah penelitian.
menunjukkan masih di bawah ambang batas
ketercemaran sedimen. Tingginya kandungan UCAPAN TERIMA KASIH
Fe pada sedimen sungai dapat disebabkan oleh Penelitian ini didukung secara finansial
hasil pelapukan batuan dasar pada daerah ini, oleh dana penelitian dari Kementerian Riset,
yang mana diketahui bahwa Sungai Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Martapura berhulu di Pegunungan Bobaris Indonesia, serta izin dari Pemerintahan
yang salah satu batuan dasarnya adalah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
batuan beku ultrabasa (Khalida, Sudarningsih, pengambilan sampel.
& Sota, 2012; Sudarningsih, Wianto, &
Widiyastuti, 2012). DAFTAR PUSTAKA
Kandungan logam berat Hg yang Bradl, H. B. (2005). Heavy Metals in the
didapatkan di lokasi penelitian berkisar antara Environment. Elsevier Ltd, London.
0,0925,775 ppm dengan rata-rata 0,761 ppm. Evans, G., Howarth, R. J., & Nombela, M. A.
Hal ini jika dibandingkan dengan ambang (2003). Metals in the sediments of
batas logam Hg yang mempunyai nilai Ensenada de San Simón (inner Ría de
6 Volume 18, Nomor 1, Hal: 1-8, Februari 2021

Vigo), Galicia, NW Spain. Applied 4.024


Geochemistry, 18(7), 973–996. Khalida, S., Sudarningsih, S., & Sota, I. (2012).
https://doi.org/10.1016/S0883- Karakterisasi Mineral Magnetik Batuan
2927(02)00203-2 Peridotit Daerah Awang Bangkal
Fajri, N. E. (2001). Analisis Kandungan Logam Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Berat Hg, Cd, Pb dalam Air Laut, Sedimen Jurnal Fisika Flux, 9(2), 120–130.
dan Tiram (Carassostrea cucullata) di KMNLH. (2010). State Environment Minister’s
Perairan Pesisir Kecamatan Pedes, Kabupaten Decision Draft.
Karawang, Jawa Barat. Tesis Program Liaghati, T., Preda, M., & Cox, M. (2004).
Pascasarjana IPB, Bogor. Heavy metal distribution and controlling
Hejabi, A. T., & Basavarajappa, H. T. (2013). factors within coastal plain sediments,
Heavy metals partitioning in sediments of Bells Creek catchment, southeast
the Kabini River in South India. Queensland, Australia. Environment
Environmental Monitoring and Assessment, International, 29(7), 935–948.
185(2), 1273–1283. https://doi.org/10.1016/S0160-
https://doi.org/10.1007/s10661-012-2631-z 4120(03)00060-6
Horowitz, A. J. (2009). Monitoring suspended Mariyanto, M., Amir, M. F., Utama, W.,
sediments and associated chemical Hamdan, A. M., Bijaksana, S., Pratama,
constituents in urban environments: A., … Sudarningsih, S. (2019a).
Lessons from the city of Atlanta, Georgia, Environmental magnetism data of
USA water quality monitoring program. Brantas River bulk surface sediments,
Journal of Soils and Sediments, 9(4), 342–363. Jawa Timur, Indonesia. Data in Brief, 25,
https://doi.org/10.1007/s11368-009-0092-y 104092.
Jumbe. (2010). Heavy Metals Analysis and https://doi.org/10.1016/j.dib.2019.104092
Sediment Quality Values in Urban Lakes. Mariyanto, M., Amir, M. F., Utama, W.,
American Journal of Environmental Sciences, Hamdan, A. M., Bijaksana, S., Pratama,
5(6), 678–687. A., … Sudarningsih, S. (2019b). Heavy
https://doi.org/10.3844/ajessp.2009.678.68 metal contents and magnetic properties of
7 surface sediments in volcanic and tropical
Jumbe, A. ., & Nandini, N. (2009). Impact environment from Brantas River, Jawa
assessment of heavy metals pollution of Timur Province, Indonesia. Science of The
Vartur Lake, Bangalore. Journal of Applied Total Environment, 675, 632–641.
and Natural Sciences, 1, 53–61. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.04
Kalender, L., & Çiçek Uçar, S. (2013). .244
Assessment of metal contamination in Normasari, E. R., Budiastuti, S., & Ramelan, A.
sediments in the tributaries of the H. (2016). Mitigation of Martapura River
Euphrates River, using pollution indices in Banjarmasin using, 11(3), 825–832.
and the determination of the pollution Putri, D., & Afdal. (2017). Identifikasi
source, Turkey. Journal of Geochemical Pencemaran Logam Berat dan
Exploration, 134, 73–84. Hubungannya dengan Suseptibilitas
https://doi.org/10.1016/j.gexplo.2013.08.0 Magnetik pada Sedimen Sungai Batang
05 Ombilin Kota Sawahlunto. Jurnal Fisika
Kang, M., Wu, S., Zhang, L., Yang, Y., Liu, J., & Unand, 6(4), 341–347.
Chen, F. (2012). Comprehensive Sarika, P. R., & Chandramohanakumar, N.
assessment of heavy metal contamination (2008). Geochemistry of heavy metals in
in sediment of the Pearl River Estuary and the surficial sediments of mangroves of
adjacent shelf. Marine Pollution Bulletin, the south west coast of India. Chemistry
64(9), 1947–1955. and Ecology, 24(6), 437–447.
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2012.0 https://doi.org/10.1080/0275754080249131
Sudarningsih, S. Analisis Logam Berat pada Sedimen Sungai Martapura.... 7

2 A. (2012). Analisa Struktur dan


Sea, A., Aloupi, M., Aloupi, M., & Angelidis, Mineralogi Batuan dari Sungai Aranio
M. O. (2014). Geochemistry of natural and Kabupaten Banjar. Jurnal Fisika Flux, 9(1),
anthropogenic metals in the coastal 42–48.
sediments of the island of Geochemistry Tchounwou, Paul B., Yedjou, Clement G.,
of natural and anthropogenic metals in Patlolla, Anita K., Sutton, D. J. (2012).
the coastal, 113(May), 211–219. Molecular, Clinical and Environmental
https://doi.org/10.1016/S0269- Toxicology. National Institures of Health
7491(00)00173-1 Public Access, 101(August), 133–164.
Shukla, R., & Sharma, Y. K. (2009). Heavy Metal https://doi.org/10.1007/978-3-7643-8338-1
Toxicity in Environment. In: Environmental Thuong, N. T., Yoneda, M., Ikegami, M., &
Monitoring and Management,. (K. Trivedi, Takakura, M. (2013). Source
A., B. N. Jaiswal, Pandey;, & S. P. Trivedi, discrimination of heavy metals in
Eds.). Alfa Publications. sediment and water of to Lich River in
Solberg, T., Jr., J. T., Brien, G. O., Behnke, H. F., Hanoi City using multivariate statistical
Poulson, H. D., Ela, J. P., … Hassett, S. approaches. Environmental Monitoring and
(2003). Consensus-Based Sediment Quality Assessment, 185(10), 8065–8075.
Guidelines Recommendations for Use & https://doi.org/10.1007/s10661-013-3155-x
Application (Vol. 09). Madison, WI. USEPA. (2004). The Incidence and Severity of
Sudarningsih, S., Aliyah, H., Fajar, S. J., & Sediment Contamination in Surface Waters of
Bijaksana, S. (2019). Magnetic United States, National Sediment Quality
characterization and heavy metals Survey (2nd ed.). Washington D.C: U. S.
pollutions of sediments in Citarum River Enviromental Protection Agency.
, Indonesia Magnetic characterization and Varol, M., & Şen, B. (2012). Assessment of
heavy metals pollutions of sediments in nutrient and heavy metal contamination
Citarum River , Indonesia. IOP Conference in surface water and sediments of the
Series, 1204(012082). upper Tigris River, Turkey. Catena, 92, 1–
https://doi.org/10.1088/1742- 10.
6596/1204/1/012082 https://doi.org/10.1016/j.catena.2011.11.01
Sudarningsih, S., Bijaksana, S., Ramdani, R., 1
Hafidz, A., Pratama, A., Widodo, W., … Wellmitz, J., Helm, D., Lepom, P., Litheraty, P.,
Santoso, N. A. (2017). Variations in the Kube, P., & Woitke, P. (2003). Analysis
concentration of magnetic minerals and and assessment of heavy metal pollution
heavy metals in suspended sediments in suspended solids and sediments of the
from citarum river and its tributaries, river Danube. Chemosphere, 51(8), 633–642.
West Java, Indonesia. Geosciences https://doi.org/10.1016/s0045-
(Switzerland), 7(3). 6535(03)00217-0
https://doi.org/10.3390/geosciences703006 Willem, J. (n.d.). Polisi Tertibkan Tambang
6 Emas Ilegal Sepanjang Sungai Takuti di
Sudarningsih, S., Wianto, T., & Widiyastuti, D. Banjar.

Anda mungkin juga menyukai